Anda di halaman 1dari 29

DOSEN : Rochfika S.Kep, Ns, M.Kes, Sp.KV, M.

Kep

MATA KULIAH : Sistem Kardiovaskuler

\
“MIOKARDITIS”

Oleh :
KELAS C NON REG.
KELOMPOK IV
MAYA SARI (21806086)
ARNILA (21806074)
SASMIRA (21806096)
GUSTIAWAN (21806077)
ANDI NURHAYATI AMIRUDDIN (21806070)
NURFADILLAH (21806091)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan


rahmat,  karunia serta kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “MIOKARDITIS” dalam waktu yang
telah ditentukan.
Penyusunan makalah ini bertujuan sebagai salah satu tugas dalam mata
kuliah sistem kardiovaskuler. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari pembaca demi tercapainya kesempurnaan makalah ini.
Saya berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak
dan perkembangan dunia kesehatan.

Makassar, November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I.................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1

B. Tujuan....................................................................................................................1

BAB II...............................................................................................................................2

PEMBAHASAN................................................................................................................2

A. Anatomi Fisiologi Miokarditis...............................................................................2

B. Definisi Miokarditis.............................................................................................11

C. Etiologi Miokarditis.............................................................................................12

D. Patofisiologi Miokarditis......................................................................................14

E. Manifestasi Klinis Miokarditis.............................................................................15

BAB III............................................................................................................................17

ASUHAN KEPERAWATAN..........................................................................................17

A. Diagnosa Keperawatan.........................................................................................17

B. Penyimpangan KDM............................................................................................24

BAB IV............................................................................................................................25

PENATALAKSANAAN.................................................................................................25

A. Penatalaksanaan Medis Miokarditis.....................................................................25

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Miocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. hal ini

disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, akan tetapi dapat sebagai akibat

reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan

radiasi. Umumnya miokarditis ini disebabkan oleh penyakit akan tetapi dapat

juga disebabkan oleh sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan serta

efek toksik bahan-bahan kimia radiasi dan infeksi. Miokarditis dapat

menyebabkan dilatasi jantung, thrombus dalam dinding jantung, infiltrasi sel

darah yang beredar disekitar pembuluh koroner, serabut otot dan degenerasi

serabut otot itu sendiri. Penyakit jantung diperkirakan akan menjadi penyebab

utama kematian diseluruh dunia, hal tersebut dimungkinkan dengan adanya

peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler secara cepat di negara maju

dan negara berkembang. Penyakit kardiovaskuler merupakan masalah

kesehatan yang utama. Dimana prevalensi dan insidensi penyakit ini di negara

berkembang cukup tinggi dan semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Penyakit kardiovaskuler adalah penyakit yang melibatkan jantung dan

pembuluh darah. Berdasarkan data WHO tahun 2013 penyakit kardiovaskuler

merenggut sekitar 17 juta kematian per tahun.

B. Tujuan

Untuk mengetahui pengertian, penyebab, diagnosa dan penyimpangan pada

penyakit miokarditis.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi Fisiologi Miokarditis

1. Anatomi Jantung (Muttaqin,Arif. 2009)

Jantung berbentuk seperti pir/kerucut seperti piramida terbalik

dengan apeks (superior-posterior:C-II) berada di bawah dan basis (

anterior-inferior ICS –V) berada di atas. Pada basis jantung terdapat

aorta, batang nadi paru, pembuluh balik atas dan bawah dan pembuluh

balik. Jantung sebagai pusat sistem kardiovaskuler terletak di sebelah

rongga dada (cavum thoraks) sebelah kiri yang terlindung oleh costae

tepatnya pada mediastinum. Untuk mengetahui denyutan jantung, kita

dapat memeriksa dibawah papilla mamae 2 jari setelahnya. Berat

pada orang dewasa sekitar 250-350 gram. Hubungan jantung dengan

alat sekitarnya yaitu:

a) Dinding depan berhubungan dengan sternum dan kartilago kostalis

setinggi kosta III-I.

b) Samping berhubungan dengan paru dan fasies mediastilais.

c) Atas setinggi torakal IV dan servikal II berhubungan dengan aorta

pulmonalis, brongkus dekstra dan bronkus sinistra.

d) Belakang alat-alat mediastinum posterior, esophagus, aorta

desendes, vena azigos, dan kolumna vetebrata torakalis.

e) Bagian bawah berhubungan dengan diafragma.

Jantung difiksasi pada tempatnya agar tidak mudah berpindah

tempat. Penyokong jantung utama adalah paru yang menekan

2
jantung dari samping, diafragma menyokong dari bawah, pembuluh

darah yang keluar masuk dari jantung sehingga jantung tidak mudah

berpindah. Factor yang mempengaruhi kedudukan jantung adalah:

1) Umur: Pada usia lanjut, alat-alat dalam rongga toraks termasuk

jantung agak turun kebawah

2) Bentuk rongga dada: Perubahan bentuk tora yang menetap (TBC)

menahun batas jantung menurun sehingga pada asma toraks melebar

dan membulat

3) Letak diafragma: Jika terjadi penekanan diafragma keatas akan

mendorong bagian bawah jantung ke atas

4) Perubahan posisi tubuh: proyeksi jantung normal di pengaruhi oleh

posisi tubuh.

2. Otot jantung terdiri atas 3 lapisan yaitu:

a) Luar/pericardium

Berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong

pembungkus jantung yang terletak di mediastinum minus dan di

belakang korpus sterni dan rawan iga II- IV yang terdiri dari 2

lapisan fibrosa dan serosa yaitu lapisan parietal dan viseral.

3
Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lender sebagai pelican

untuk menjaga agar gesekan pericardium tidak mengganggu

jantung.

b) Tengah/ miokardium

Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria.

Susunan miokardium yaitu:

1) Otot atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua

lapisan. Lapisan dalam mencakup serabut-serabut berbentuk

lingkaran dan lapisan luar mencakup kedua atria.

2) Otot ventrikuler: membentuk bilik jantung dimulai dari cincin

antrioventikuler sampai ke apeks jantung.

3) Otot atrioventrikuler: Dinding pemisah antara serambi dan bilik(

atrium dan ventrikel).

c) Dalam / Endokardium

Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membrane yang mengilat

yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender endokardium

kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena kava.

3. Bagian- bagian dari jantung:

a. Basis kordis: bagian jantung sebelah atas yang berhubungan dengan

pembuluh darah besar dan dibnetuk oleh atrium sinistra dan

sebagian oleh atrium dekstra.

b. Apeks kordis : bagian bawah jantung berbentuk puncak kerucut

tumpul.

4
4. Permukaan jantung (fascies kordis) yaitu:

a. Fascies sternokostalis: permukaan menghadap kedepan berbatasan

dengan dinding depan toraks, dibentuk oleh atrium dekstra, ventrikel

dekstra dan sedikit ventrikel sinistra.

b. Fascies dorsalis: permukaan jantung menghadap kebelakang

berbentuk segiempat berbatas dengan mediastinum posterior,

dibentuk oleh dinding atrium sinistra, sebgain atrium sinistra dan

sebgain kecil dinding ventrikel sinistra.

c. Fascies diafragmatika: permukaan bagian bawah jantung yang

bebatas dengan stentrum tindinium diafragma dibentuk oleh dinding

ventrikel sinistra dan sebagian kecil ventrikel dekstra.

5. Tepi jantung( margo kordis) yaitu:

a. Margo dekstra: bagian jantung tepi kanan membentang mulai dari

vena kava superior sampai ke apeks kordis

b. Margo sinistra: bagian ujung jantung sebelah tepi membentang dari

bawah muara vena pulmonalis sinistra inferior sampai ke apeks

kordis.

6. Alur permukaan jantung:

a. Sulkus atrioventrikularis: Mengelilingi batas bawah basis kordis

b. Sulkus langitudinalis anterior: dari celah arteri pulmonalis dengan

aurikula sinistra berjalan kebawah menuju apeks kordis.

c. Sulkus langitudinals posterior: dari sulkus koronaria sebelah kanan

muara vena cava inferior menuju apeks kordis.

5
7. Ruang-ruang jantung

Jantung terdiri dari empat ruang yaitu:

a) Atrium dekstra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula di

luar, bagian dalamnya membentuk suatu rigi atau Krista

terminalis.

1) Muara atrium kanan terdiri dari:

(a) Vena cava superior

(b) Vena cava inferior

(c) Sinus koronarius

(d) Osteum atrioventrikuler dekstra

2) Sisa fetal atrium kanan: fossa ovalis dan annulus ovalis

3) Ventrikel dekstra: berhubungan dengan atrium kanan melalui

osteum atrioventrikel dekstrum dan dengan traktus pulmonalis

melalui osteum pulmonalis. Dinding ventrikel kanan jauh lebih

tebal dari atrium kanan terdiri dari:

(a) Valvula triskuspidal

(b) Valvula pulmonalis

b) Atrium sinistra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula

c) Ventrikel sinistra: Berhubungan dengan atrium sinistra melalui

osteum atrioventrikuler sinistra dan dengan aorta melalui osteum

aorta terdiri dari:

1) Valvula mitralis

2) Valvula semilunaris aorta

6
8. Peredaran darah jantung

Vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan darah

ke atrium dekstra yang datang dari seluruh tubuh. Arteri pulmonalis

membawa darah dari ventrikel dekstra masuk ke paru-paru(pulmo).

Antara ventrikel sinistra dan arteri pulmonalis terdapat katup vlavula

semilunaris arteri pulmonalis. Vena pulmonalis membawa darah dari

paru-paru masuk ke atrium sinitra. Aorta (pembuluh darah terbesar)

membawa darah dari ventrikel sinistra dan aorta terdapat sebuah katup

valvulasemilunaris aorta.

9. Peredaran darah jantung terdiri dari 3 yaitu:

Arteri koronaria kanan: berasal dari sinus anterior aorta berjalan

kedepan antara trunkus pulmonalis dan aurikula memberikan cabang-

cabangke atrium dekstra dan ventrikel kanan.

a. Arteri koronaria kiri: lebih besar dari arteri koronaria dekstra

b. Aliran vena jantung: sebagian darah dari dinding jantung mengalir

ke atrium kanan melalui sinus koronarius yang terletak dibagian

belakang sulkus atrioventrikularis merupakan lanjutan dari vena.

10. Fisiologi Jantung (Muttaqin,Arif. 2009)

a) Fungsi umum otot jantung yaitu:

1) Sifat ritmisitas/otomatis: secara potensial berkontraksi tanpa

adanya rangsangan dari luar.

2) Mengikuti hukum gagal atau tuntas: impuls dilepas mencapai

ambang rangsang otot jantung maka seluruh jantung akan

7
berkontraksi maksimal.

3) Tidak dapat berkontraksi tetanik.

4) Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang awal otot.

11. Metabolisme Otot Jantung

Seperti otot kerangka, otot jantung juga menggunakan energy

kimia untuk berkontraksi. Energy terutama berasal dari metabolism

asam lemak dalam jumlah yang lebih kecil dari metabolisme zat gizi

terutama laktat dan glukosa. Proses metabolism jantung adalah aerobic

yang membutuhkan oksigen.

12. Pengaruh Ion Pada Jantung

a) Pengaruh ion kalium : kelebihan ion kalium pada CES

menyebabkan jantung dilatasi, lemah dan frekuensi lambat.

b) Pengaruh ion kalsium: kelebihan ion kalsium menyebabkan jantung

berkontraksi spastis.

c) Pengaruh ion natrium: menekan fungsi jantung.

13. Elektrofisiologi Sel Otot jantung

Aktifitas listrik jantung merupakan akibat perubahan permeabilitas

membrane sel. Seluruh proses aktifitas listrik jantung dinamakan

potensial aksi yang disebabkan oleh rangsangan listrik, kimia,

mekanika, dan termis. Lima fase aksi potensial yaitu:

a) Fase istirahat: Bagian dalam bermuatan negative(polarisasi) dan

bagian luar bermuatan positif.

b) Fase depolarisasi(cepat): Disebabkan meningkatnya permeabilitas

8
membrane terhadap natrium sehingga natrium mengalir dari luar ke

dalam.

c) Fase polarisasi parsial: Setelah depolarisasi terdapat sedikit

perubahan akibat masuknya kalsium ke dalam sel, sehingga muatan

positih dalam sel menjadi berkurang.

d) Fase plato(keadaan stabil): Fase depolarisasi diikiuti keadaan stabil

agak lama sesuai masa refraktor absolute miokard.

e) Fase repolarisasi(cepat): Kalsium dan natrium berangsur-angsur

tidak mengalir dan permeabilitas terhadap kalium sangat meningkat.

14. Sistem Konduksi Jantung

Sistem konduksi jantung meliputi:

a) SA node: Tumpukan jaringan neuromuscular yang kecil berada di

dalam dinding atrium kanan di ujung Krista terminalis.

b) AV node: Susunannya sama dengan SA node berada di dalam

septum atrium dekat muara sinus koronari.

c) Bundle atrioventrikuler: dari bundle AV berjalan ke arah depan pada

tepi posterior dan tepi bawah pars membranasea septum

interventrikulare.

d) Serabut penghubung terminal(purkinje): Anyaman yang berada pada

endokardium menyebar pada kedua ventrikel.

15. Siklus Jantung

Empat pompa yang terpisah yaitu: dua pompa primer atrium dan dua

pompa tenaga ventrikel. Periode akhir kontraksi jantung sampai

9
kontraksi berikutnya disebut siklus jantung.

16. Fungsi jantung sebagai pompa

Lima fungsi jantung sebagai pompa yaitu:

a) Fungsi atrium sebagai pompa

b) Fungsi ventrikel sebagai pompa

c) Periode ejeksi

d) Diastole

e) Periode relaksasi isometric

17. Curah jantung

Normal, jumlah darah yang dipompakan ventrikel kiri dan kanan sama

besarnya. Jumlah darah yang dipompakan ventrikel selama satu menit

disebut curah jantung (cardiac output).

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi otot jantung:

a) Beban awal

b) Kontraktilitas

c) Beban akhir

d) Frekuensi jantung

Periode pekerjaan jantung yaitu:

1. Periode systole

2. Periode diastole

3. Periode istirahat

10
18. Bunyi Jantung

Tahapan bunyi jantung:

a) Bunyi pertama: lup

b) Bunyi kedua : Dup

c) Bunyi ketiga: lemah dan rendah 1/3 jalan diastolic individu muda

d) Bunyi keempat: kadang-kadang dapat didengar segera sebelum

bunyi pertama

B. Definisi Miokarditis

Miocarditis adalah peradangan yang terjadi pada otot jantung atau

miokardium (Naga, S. S. 2013)

Miokarditis adalah suatu peradangan, nekrosis, atau miositolisis yang

mengenai miokardium oleh sebab apapun, baik oleh invasi langsung kuman,

toksinnya atau kompleks reaksi antigen antibodi dengan atau tanpa disertai

gejala sistemik dari suatu proses penyakit atau keterlibatan endokardium atau

perikardium. Miokarditis pada anak masih merupakan penyebab utama

morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Konsekuensi jangka panjang

utama dari miokarditis adalah terjadinya kardiomiopati dilatasi (Dilated

Cardiomyopathie) dengan gagal jantung (Suchyar, U, Y, dan Hariyanto, D.

2018).

Miokarditis adalah peradangan, nekrosis, atau miositolisis yang mengenai

miokardium oleh sebab apapun, baik oleh invasi langsung kuman, toksinnya

atau kompleks reaksi antigen antibodi dengan atau tanpa disertai gejala

11
sistemik dari suatu proses penyakit atau keterlibatan endokardium atau

pericardium (Rahayuningsih, S, E. 2011).

Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. Pada

umumnya miokarditis disebabkan penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat

dari reaksi alergi obat-obatan dan efek toksik bahan kimia radiasi. Penyakit ini

menyebabkan gangguan fungsi jantung dari ringan hingga berat dengan

berbagai gambaran patologis. Miokarditis akut menyebabkan inflamasi

miokardium baik fokal maupun difus. Sebagian besar penyebabnya adalah

infeksi, disebabkan oleh virus, bakteri, riketsia, spiroket, jamur atau parasit

lainnya, toksin, obat-obatan dan gangguan imunologis lainnya juga dapat

menimbulkan miokarditis. (Aspiani, R, Y. 2014)

C. Etiologi Miokarditis

Miokarditis dapat disebabkan infeksi, reaksi alergi, dan reaksi toksik.

(Aspiani, R, Y. 2014)

1. Infeksi, hampir semua penyakit infeksi dapat menyebabkan miokarditis :

a) Infeksi bakteri : streptococcus, staphylococcus, meningococcus,

hemophylus, salmonelosis.

b) Infeksi spiroket : sifilis, leptospirosis

c) Infeksi jamur : aspergilosis, candidiasis, criptococcus

d) Infeksi parasit : sistiserkosis tenia, trypanosomiasis, toksoplasmosis

e) Infeksi virus : coxsackie b virus, influenza, mumps, poliomyelitis,

rabies, varicella dan HIV.

f) Infeksi riketsia : rocky mountain spotted fever, scrub typhus.

12
2. Reaksi alergi, dapat berupa suatu miokarditis hipersentivitas yang

disebabkan obat-obatan :

a) Antibiotik : amifoterisin, penisilin, kloramfenikol, streptomisin

b) Sulfonamid : sulfadisin, sulfasoksazol

c) Anti konvulsan : fenitoin, karbamazepin

d) Hipersensitif terhadap reaksi imun, seperti demam reumatik akut dan

sindrom post-kardiotomi

e) Terapi radiasi dari pengobatan dosis tinggi terhadap kanker payudara

dan kanker paru

f) Anti tuberkulosis : isoniazid, paraaminosalisilat

g) Anti inflamasi : indometasin, fenil butazon

h) Lain-lain : amitriptilin, metildopa, TT, vaksin cacar/kolera

3. Reaksi toksik karena bahan tertentu, seperti :

a) Bahan kimia : arsenik, timah.

b) Anti neoplastik : interferon alfa, interleukin-2, siklofosfamid.

c) Bisa ular, laba-laba, kalajengking.

d) Keracunan bahan kimia, seperti peminum alcohol yang berat.

e) Lain-lain : radiasi, kokain.

Miokarditis dapat disebabkan oleh virus, bakteri, parasit, jamur,

protozoa, penyakit yang didasari oleh imun termasuk demam rematik dan

penyakit Kawasaki, dan penyakit vaskuler kolagen serta obat-obatan tertentu

(Suchyar, U, Y, dan Hariyanto, D. 2018).

13
Di Amerika Serikat, virus adalah penyebab terbanyak dari miokarditis,

yaitu yang tersering adalah adenovirus, coxsackie B, dan enterovirus. Virus

lain yang dapat menyebabkan miokarditis adalah poliomyelitis, mumps,

campak, rubela, CMV, HIV, arbovirus, herpes, mononukleosis infeksiosa,

dengue, dan influenza. Bakteri dapat disebabkan oleh Streptokokus,

Corynebacterium diphtheriae, dan Salmonella typhi. Miokarditis bakteri biasa

sebagai komplikasi dari endokarditis bakteri oleh stafilokokus aureus dan

enterokokus. Miokarditis difteri timbul pada lebih dari1/4 kasus penderita

difteri, dan hal ini merupakan komplikasi paling serius dan penyebab

kematian yang paling umum pada difteri. Parasit toksoplasmosis dan trikinosis

dapat menyebabkan miokarditis. Penyebab paling banyak pada anak adalah

adenovirus, coxsackievirus B, dan enterovirus lain (Rahayuningsih, S, E.

2011).

Etiolgi Miokarditis : demam reumatik akut (acute reumatic fever), infeksi

virus, bakteri, riketsia, jamur, dan parasit (Udijanti, W, J. 2013)

D. Patofisiologi Miokarditis

Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius ini dapat melalui tiga

mekanisme dasar : (Aspiani, R, Y. 2014)

1. Invasi langsung ke miokard.

2. Proses imunologis terhadap miokard.

3. Mengeluarkan toksin yang merusak miokard.

14
Patofisiologi Miokarditis : (Naga, S. S. 2013)

a) Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui tiga

mekanisme dasar, yaitu :

1) Invasi langsung ke miokard,

2) Proses immunologis terhadap miokard, dan

3) Pengeluaran toksin yang merusak miokardium.

b) Proses miokarditis viral dapat dibedakan menjadi dua tahap, yaitu :

1) Fase akut berlangsung kira-kira satu minggu, di mana terjadi invasi virus

ke miokard, replikasi virus, dan lisis sel. Kemudian, terbentuk

neutralizing antibody dan virus akan dibersihkan atau dikurangi

jumlahnya dengan bantuan makrofag dan natural killer cell (sel NK ).

2) Pada fase berikutnya, miokard diinfiltrasi oleh sel-sel radang dan system

imun akan diaktifkan, antara lain dengan terbentuknya antibodi terhadap

miokard, akibat perubahan permukaan sel oleh virus. Fase ini

berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang diikuti

adanya kerusakan miokard.

E. Manifestasi Klinis Miokarditis (Suchyar, U, Y, dan Hariyanto, D. 2018).

1. Letih

2. Dipsneu

3. Detak jantung tidak teratur

4. Demam

5. Menggigil

6. Anoreksia

15
7. Nyeri dada

Menurut Aspiani, R, Y. 2014 tanda dan gejala miokarditis adalah :

Klien biasanya memeriksakan diri beberapa hari sampai beberapa minggu

setelah awitan demam akut atau infeksi saluran napas atau dengan gagal

jantung tanpa gejala sebelumnya. Sering muncul nyeri dada pleuritik atau

perikardial. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan takikardia, irama gallop

dan bukti gagal jantung atau defek konduksi.

Manifestasi klinis miokarditis sangat bervariasi dari yang tanpa keluhan

hingga bentuk berat berupa payah jantung kongestif yang fatal. Sebagian besar

keluhan pasien tidak khas, mungkin didapatkan suhu tinggi, takikardia,

hipotensi biasanya rendah karena gangguan otot jantung, rasa lemah,

berdebar-debar, sesak napas, rasa tidak enak di dada, nyeri dada/perasaan

nyeri pada daerah jantung, jantung dapat membesar secara cepat, aritmia.

16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Diagnosa Keperawatan (Heather, H, T. 2018)

1. Nyeri akut

Definisi : Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan

berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang

digambarkan sebagai kerusakan (International Association for the study of

pain), awitan yang tiba-tiba atau lambat dengan intensitas ringan hingga

berat, dengan berakhirnya dapat diantisipasi atau diprediksi, dan dengan

durasi kurang dari 3 bulan.

Batasan karakteristik :

a. Perubahan selera makan

b. Perubahan pada parameter fisiologis

c. Diaforesis

d. Perilaku distraksi

e. Bukti nyeri dengan menggunakan nyeri/ perubahan aktifitas standar

daftar periksa nyeri untuk pasien yang tidak dapat mengungkapkanya

f. Perilaku ekspresif

g. Ekspresi wajah nyeri

h. Sikap tubuh melindungi

i. Putus asa

j. Fokus menyempit

k. Sikap melindungi area nyeri

l. Perilaku protektif

17
m. Laporan tentang perilaku

n. Dilatatasi pupil

o. Fokus pada diri sendiri

p. Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri

q. Keluhan tentang karaktertistik nyeri dengan menggunakan standar

instrumen nyeri

Faktor yang berhubungan :

a. Agens cedera biologis

b. Agens cedera kimiawi

c. Agens cedera fisik

2. Penurunan curah jantung

Definisi : Ketidakadekuatan volume darah yang dipompa oleh jantung

untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.

Batasan karakteristik :

Perubahan Frekuensi/Irama Jantung

a. Bradikardia

b. Perubahan elektrokardiogram (EKG)

c. Palpitasi jantung

d. Takikardia

Perubahan Preload

a. Penurunan tekanan vena sentral (central venous pressure, CVP)

b. Penurunan pulmonary artery wedge pressure (PAWP)

c. Edema

18
d. Keletihan

e. Murmur jantung

f. Peningkatan CVP

g. Peningkatan PAWP

h. Distensi vena jugular

i. Peningkatan berat badan

Perubahan Afterload

a. Perubahan warna kulit abnormal

b. Perubahan tekanan darah

c. Kulit lembap

d. Penurunan nadi perifer

e. Penurunan resistansi vaskular paru (pulmonary vascular resistance,

PVR)

f. Penurunan resistansi vaskular sistemik (systemic vascular resistance,

SVR)

g. Dispnea

h. Peningkatan PVR

i. Peningkatan SVR

j. Oliguria

k. Pengisian kapiler memanjang

Perubahan kontraktilitas

a. Bunyi napas tambahan

b. Batuk

19
c. Penurunan indeks jantung

d. Penurunan fraksi ejeksi

e. Penurunan left ventricular stroke work index (LVSWI)

f. Penurunan stroke volume index (SVI)

g. Ortopnea

h. Dispnea paroksismal nokturnal

i. Ada bunyi S3

j. Ada bunyi S4

Perilaku/Emosi

a. Ansietas

b. Gelisah

Faktor yang berhubungan

a. Akan dikembangkan

Kondisi terkait

a. Perubahan afterload

b. Perubahan kontraktilitas

c. Perubahan frekuensi jantung

d. Perubahan irama jantung

e. Perubahan preload

f. Perubahan volume sekuncup

20
3. Intoleransi aktivitas

Definisi : Ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk

mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan

sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan.

Batasan karakteristik :

a. Respons tekanan darah abnormal terhadap aktivitas

b. Respons frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas

c. Perubahan elektrokardiogram (EKG)

d. Ketidaknyamanan setelah beraktivitas

e. Dispnea setelah beraktivitas

f. Keletihan

g. Kelemahan umum

Faktor yang berhubungan :

a. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

b. Imobilitas

c. Tidak pengalaman dengan suatu aktivitas

d. Fisik tidak bugar

e. Gaya hidup kurang gerak

Populasi berisiko : Riwayat intoleran aktivitas sebelumnya

Kondisi terkait :

a. Masalah sirkulasi

b. Gangguan pernapasan

21
4. Hipertermia

Definisi : Suhu inti tubuh di atas kisaran normal diurnal karena kegagalan

termoregulasi.

Batasan karakteristik

a. Postur abnormal

b. Apnea

c. Koma

d. Kulit kemerahan

e. Hipotensi

f. Bayi tidak dapat mempertahankan menyusu

g. Gelisah

h. Letargi

i. Kejang

j. Kulit terasa hangat

k. Stupor

l. Takikardia

m. Takipnea

n. Vasodilatasi

Faktor yang berhubungan

a. Dehidrasi

b. Pakaian yang tidak sesuai

c. Aktivitas berlebihan

Populasi berisiko : Pemajanan suhu lingkungan tinggi

22
Kondisi terkait

a. Penurunan perspirasi

b. Penyakit

c. Peningkatan laju metabolisme

d. Iskemia

e. Agens farmaseutika

f. Sepsis

g. Trauma

23
B. Penyimpangan KDM

Infeksi langsung Toksin


Obat – obatan

Pemeriksaan Miokarditis
laboratorium EKG

SGOT , SGPT
Inflamasi Jantung Kontraktilitas Jantung Naik

Nekrosis Miokard
O2 dalam
MK : Nyeri darah turun Kongesti Pulmonali

Pengembangan paru Gagal Jantung


Hipoksia tidak optimal
Menejemen
Nyeri

Kelemahan Nyeri dada/perasaan nyeri pada


daerah jantung

MK : Intoleransi MK : Penurunan
Aktivitas Curah Jantung

24
Monitoring TTV 24
BAB IV
PENATALAKSANAAN
A. Penatalaksanaan Medis Miokarditis (Aspiani, R, Y. 2014)

1. Pengobatan infeksi.

2. kontrol gagal jantung.

3. Transplantasi jantung.

Semua klien dengan miokarditis sebaiknya dirawat untuk diobservasi.

Dianjurkan tirah baring/pembatasan aktivitas fisik/istirahat total yang

dimodifikasi dengan tujuan meringankan beban jantung serta mengurangi

komplikasi yang akan terjadi. Untuk infeksi pengobatan menggunakan

antibiotik/kemoterapi yang sesuai dengan penyebabnya.

Penataan Yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit ini adalah : (Naga,

S. S. 2013)

a) Dilakukan perawatan untuk tindakan observasi,

b) Pasien dibaringkan atau dibatasi aktivitasnya,

c) Pemberian antibiotik atau dilakukan kemoterapi,

d) Dilakukan pengobatan sistemik suportif yang ditujukan pada penyakit

infeksi sistemik,

e) Pemberian obat kortison, dan

f) Jika penyakit berkembang menjadi gagal jantung kongestif, maka perlu

dilakukan diuretik untuk mengurangi retensi cairan, digitalis untuk

merangsang detak jantung, dan pemberian obat antibeku untuk mencegah

pembentukan bekuan

25
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani, R, Y. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Kardiovaskuler. Jakarta : EGC.

Heather, H, T. 2018. NANDA-I Dignosis Keperawatan Defenisi dan Klasifikasi


2018-2020. Ed. 11, Jakarta: EGC

Muttaqin,Arif. 2009. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem


kardiovaskuler.Jakarta. Penerbit: Salemba Medika
Naga, S. S. 2013. Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam.

Rahayuningsih, S, E. 2011. Miokarditis Sebagai Penyebab Kardiomiopati


Dilatasi. https://www. Scribd. co. id diakses 06 November 2019.

Suchyar, U, Y, dan Hariyanto, D. 2018. Miokarditis Difteri. Jurnal Kesehatan


Andalas., https://jurnal.fk. Unand ac.id diakses 06 November 2019.

Udijanti, W, J. 2013. Keperawatan Kardiovaskuler. Cetakan Ketiga 1 Jil, 236


hlm, 19x26 cm. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai