Oleh :
Kelompok C
Anggota Kelompok :
Pusparini Anggita Ayuningtyas
Sali Zakiah Muslim
Serly Berlian
Meri Handayani
Yolanda Faradilla
Maharani
Minah Sari
Maulana Ifdatul
T. Rahmadani
Bismillaahirrohmaanirrohiim,
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Esi Afriyanti, S.Kp, M.Kes
kelompok C pada sikulus KDK ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada teman – teman sejawat yang berada pada kelompok C, yang sudah mau
dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan
dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................2
A. Latar Belakang.................................................................................2
B. Rumusan Masalah............................................................................3
C. Tujuan..............................................................................................3
A. Definisi.............................................................................................4
B.Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler.................................5
C. Etiologi Sistem Kardiovaskuler.......................................................26
D.Manifestasi klinis Sistem Kardiovaskuler........................................28
E.Gangguan Sistem Kardiovaskuler.....................................................34
F.Klasifikasi penyakit Sistem Kardiovaskuler.....................................46
G.WOC.................................................................................................48
H.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.................................................49
BAB V PENUTUP..........................................................................................83
Kesimpulan...........................................................................................83
Saran.....................................................................................................83
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................85
Sistem Kardiovaskuler |
BAB I
PENDAHULUAN
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler.
Cardiac yang berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah.
Dalam hal ini mencakup sistem sirkulasi darah yang terdiri dari jantung
komponen darah dan pembuluh darah. Pusat peredaran darah atau sirkulasi
darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah pompa berotot yang berdenyut
mengalir dari jantung, ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup yang
terdiri atas arteri, arteriol, dan kapiler kemudian kembali ke jantung melalui
metabolisme tiap-tiap sel dalam tubuh. Dalam hal ini, faktor perubahan
anatomi fisiologi yang ada pada jantung tersebut sehingga kita mampu
Sistem Kardiovaskuler |
kardiovaskuler yang berfungsi langsung dalam mengedarkan obat-obatan
1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien STEMI
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mengetahui teori terkait Mahasiswa mengetahui etiologi
terkait STEMI
b. Mahasiswa mengetahui manifestasi klinis terkait IMA
c. Mahasiswa mengetahui patofisiologi terkait IMA
d. Mahasiswa mengetahui WOC terkait IMA
e. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan penunjang terkait IMA
f. Mahasiswa mengetahui komplikasi terkait IMA
g. Mahasiswa mengetahui penatalaksanaan terkait IMA
h. Mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan IMA
i. Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien IMA
1.4 Manfaat
Makalah ini di buat oleh penulis agar meminimalisir kesalahan dalam
Sistem Kardiovaskuler |
BAB II
A. Definisi
dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di
aktivitas tubuh, salah satunya adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar
aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah tersebut,
lebih banyak di arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang
Sistem Kardiovaskuler |
Gambar : Jantung pusat kardiovaskuler Gambar : Sistem kardiovaskuler
1. Anatomi Jantung
inferior ICS –V) berada di atas. Pada basis jantung terdapat aorta, batang nadi
paru, pembuluh balik atas dan bawah dan pembuluh balik. Jantung sebagai
sebelah kiri yang terlindung oleh costae tepatnya pada mediastinum. Untuk
2 jari setelahnya. Berat pada orang dewasa sekitar 250-350 gram. Hubungan
Sistem Kardiovaskuler |
d) Belakang alat-alat mediastinum posterior, esophagus, aorta
tempat. Penyokong jantung utama adalah paru yang menekan jantung dari
masuk dari jantung sehingga jantung tidak mudah berpindah. Factor yang
Umur: Pada usia lanjut, alat-alat dalam rongga toraks termasuk jantung agak
turun kebawah
dan membulat
posisi tubuh
Sistem Kardiovaskuler |
Otot jantung terdiri atas 3 lapisan yaitu:
a) Luar/pericardium
minus dan di belakang korpus sterni dan rawan iga II- IV yang
mengganggu jantung.
b) Tengah/ miokardium
atria.
c) Dalam / Endokardium
Sistem Kardiovaskuler |
lender endokardium kecuali aurikula dan bagian depan sinus
vena kava.
tumpul.
Sistem Kardiovaskuler |
a. Margo dekstra: bagian jantung tepi kanan membentang mulai
apeks kordis.
Ruang-ruang jantung
c) Sinus koronarius
Sistem Kardiovaskuler |
2. Ventrikel dekstra: berhubungan dengan atrium kanan melalui
a. Valvula triskuspidal
b. Valvula pulmonalis
a. Valvula mitralis
valvulasemilunaris aorta.
Sistem Kardiovaskuler |
Peredaran darah jantung terdiri dari 3 yaitu:
kanan.
2. Fisiologi Jantung
berkontraksi maksimal.
Sistem Kardiovaskuler |
Seperti otot kerangka, otot jantung juga menggunakan
Sistem Kardiovaskuler |
3. Fase polarisasi parsial: Setelah depolarisasi terdapat sedikit
meningkat.
interventrikulare.
Siklus Jantung
Sistem Kardiovaskuler |
Empat pompa yang terpisah yaitu: dua pompa primer
3. Periode ejeksi
4. Diastole
Curah jantung
Sistem Kardiovaskuler |
1. Beban awal
2. Kontraktilitas
3. Beban akhir
4. Frekuensi jantung
1. Periode systole
2. Periode diastole
3. Periode istirahat
Bunyi Jantung
3. Bunyi ketiga: lemah dan rendah 1/3 jalan diastolic individu muda
bunyi pertama
Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah keseluruh tubuh.
Sistem Kardiovaskuler |
4. Aliran darah sistemi
1) Arteri
membawa darah keseluruh tubuh dan alat tubuh. Pembuluh darah terbesar
yang keluar dari ventrikel sinistra disebut aorta. Arteri terdiri dari 3 lapisan
yaitu:
a. Tunika Intima
b. Tunika Media
c. Tunika Eksterna
a) Aorta
a. Aorta Asenden
b. Arkus Aorta
c. Aorta desendes
Aorta torakalis
Aorta Abdominalis
Sistem Kardiovaskuler |
Disuplai oleh arteri komunis dekstra dan sinistra. Pada masing-masing sisi
a) A. tiroid superior
b) A. faringea asendes
c) A. lingualis
d) A. fasialis
e) A. aurikularis posterior
f) A. maskilaris
a) A. oftalmika
b) A. komunikan posterior
c) A. coroidea
d) A. serebri anterior
e) A. serebri media
f) A. nasalis
c. Arteri vertebralis
ke atas lalu kedepan medial medulla oblongata sampai di tepi bawah pons
vertebralis.
Sistem Kardiovaskuler |
d. Arteri basilaris
b. A. sirkumateriosus
a. A. aksilaris
b. A. brakhialis
c. A.ulnaris
d. A.radialis
g. A. digitalis
e. Aorta torakalis
a) A.intercostalis
b) A.perikardialis
Sistem Kardiovaskuler |
c) A.bronkialis
d) A.esofagialis
e) A. mediastinalis
b) Arteri subkostalis
Terdiri dari:
a. Arteri seliaka
b. A. splinika
c. A. mesenterika superior
d. A. renalis
f. A. mesenterika Inferior
g. A. marginalis
a. Prenikus inferior
b. Arteri subkostalis
c. Epigastrika superior
d. Arteri lumbalis
i. Rongga panggul
Sistem Kardiovaskuler |
Terdiri dari:
2) Vena
darah dari alat-alat tubuh kembali ke jantung. Vena terbesar adalah vena
Vena ke jantung
b. Vena retromadibularis
d. Vena supraskapularis
oksipitalis.
Sistem Kardiovaskuler |
Vena wajah: fasialis, profunda fasialis, transversa fasialis.
oftalmika.
Vena punggung
3) Kapiler
1. Kapiler arteri
2. Kapiler vena
Fungsi kapiler:
Sistem Kardiovaskuler |
Sistem pembuluh limfe merupakan suatu jalan tambahan tempat
limfa dapat mengangkut protein dan zat partikel besar, keluar ruang
pembuluh limfe.
LIMPA
Sistem Kardiovaskuler |
Terletak di sebelah kiri abdomen di daerah hipogastrium kiri
bawah dan pada iga ke -9, 10, dan 11, berdekatan dengan fundus abdomen
1. Pulpa Putih
2. Pulpa Merah
4) Fisiologi Vaskuler
kembali ke jantung.
Aliran Darah
Sistem Kardiovaskuler |
Gambar: darah
dan peredarannya
kedua ujung pembuluh darah. Pembuluh darah dan aliran arteri adalah:
3. Gelombang nadi.
3. Kurva denyut nadi: vena jugularis eksterna dengan cara non invasive
Mikrosirkulasi
Sistem Kardiovaskuler |
Tempat pertukaran zat CIS dan CES (interstitial) adalah kapiler. Dan
Tekanan Darah
sistolik 120 mmHg dan diastolic 80 mmHg maka tekanan nadi sama denga 40
mmHg. Tekanan darah tidak selalu sesuai karena salah satu factor yang
1. Sistem saraf
Sistem Kardiovaskuler |
2. Sistem humoral atau kimia: berlangsung local atau sistemik, misalnya
Cairan limfatik
Sistem Kardiovaskuler |
1. Faktor risiko yang tidak dapat diubah
a) Usia
b) Jenis kelamin
a) Merokok
Sistem Kardiovaskuler |
Aktivitas fisik yang kurang atau kurang dalam berolahraga adalah
dari 200 mg/dl. Kadar HDL-kolesterol bagi pria harus lebih besar
45 mg/dl.
e) Diabetes
Tubuh penderita diabetes tanpa insulin gula tidak dapat masuk ke aliran
f) Hipertensi
Jika timbul banyak resistensi, baik oleh darah maupun dinding arteri,
bearti lebih banyak tekanan, karena darah mengalir melalui arteri. Jika
arteri, bearti jantung anda harus bekerja lebih keras pada setiap
detaknya.
Sistem Kardiovaskuler |
Gejala pada penderita dengan gangguan jantung tergantung pada: (a) sifat
kerusakan jantung dan (b) akibat fisiologi gangguan sirkulasi. Kerja jantung
sangat berhubungan dengan aktivitas fisik dan perlu diketahui secara spesifik
1. Dyspnea
nyaman, maka dispnu merupakan gejala umum dari penyakit jantung dan
pada aktivitas yang lebih ringan dan akhirnya pada waktu istirahat
(soemantri, 2007:22).
2. Nyeri dada
Nyeri dada atau rasa tercekik yang disebabkan oleh iskemia (angina),
seperti dibakar, terjadi teruma pada aktivitas fisik dan sembuh dalam
tidak nyaman ini bisa menjalar kesalah satu lengan (paling sering sebelah
kiri), ke leher, dan rahang, atau melewati punggung atau perut. Serangan
punggung atau perut tanpa gejala pada dada (Gray, et.al., 2005:3).
Sistem Kardiovaskuler |
disebutiskemi), maka oksigen yang tidak memadai dan hasil metabolisme
perasaan sesak di dada atau perasaan dada diremas-remas yang timbul jika
Jenis dan beratnya nyeri atau ketidaknyamanan ini bervariasi pada setiap
orang. Beberapa orang yang mengalami kekurangan aliran darah bisa tidak
merasakan nyeri sama sekali (suatu keadaan yang disebut silent ischemia).
Jika darah yang mengalir ke otot yang lainnya (terutama otot betis) terlalu
robek atau pecah, penderita bisa merasakan nyeri tajam yang hilang timbul
3. Sesak nafas
Sesak nafas merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal jantung.
Pada stadium awal dari gagal jantung, penderita merasakan sesak nafas
Sistem Kardiovaskuler |
penyakit, sesak akan terjadi keti ka penderita melakukan aktivitas yang
Sesak nafas pada malam hari (nokturnal dispneu) adalah sesak yang terjadi
pada saat penderita berbaring di malam hari dan akan hilang jika penderita
duduk tegak. Sesak nafas tidak hanya terjadi pada penyakit jantung;
sistem saraf yang berperan dalam proses pernafasan juga bisa mengalami
Jika jantung tidak efektif memompa, maka aliran darah ke otot selama
lemah dan lelah. Gejala ini seringkali bersifat ringan. Untuk mengatasinya,
Sistem Kardiovaskuler |
Biasanya seseorang tidak memperhatikan denyut jantungnya. Tetapi pada
keadaan tertentu (misalnya jika seseorang yang sehat melakukan olah raga
berat atau mengalami hal yang dramatis), dia bisa merasakan denyut
Tenaga kesehatan bisa memperkuat gejala ini dengan meraba denyut nadi
Penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung yang abnormal
dan pingsan.
Gejala ini juga bisa disebabkan oleh penyakit otak atau saraf tulang
belakang, atau Bias tanpa penyebab yang serius. Emosi yang kuat atau
menyebabkan pingsan.
7. Sinkop
Sistem Kardiovaskuler |
berlangsung cepat (tidak seperti penyembuhan yang lambat pada
2011:10)
8. Edema
di vena kava inferior dan superior, dan keadaan ini paling berat pada
pergelangan kaki. Dapat juga di daerah sakral, bagi mereka yang terbaring
di tempat tidur. Edema terjadi bila tekanan onkotik plasma dilampaui oleh
2005:6).
9. Sianosis
10. Klaudikasio
Sistem Kardiovaskuler |
Merupakan nyeri pada kaki, biasanya otot betis, terjadi setelah beberapa
gerakan otot dan disebabkan iskemia otot skelet akibat penyakit vascular
1. Atherosklerosis
(Muttaqin, 2009:69).
2. Angina Pectoris
atau suatu perasaan tertekan, yang terjadi jika otot jantung mengalami
Sistem Kardiovaskuler |
(Stable Exertional) angina, Unstable (Crescendo/Pre-infarction)
(Udjianti, 2010:69).
3. Kardiomiopati
mengenai serabut otot jantung dan gangguan ini terjadi dalam tiga
untuk waktu yang singkat, jika otot jantung melemah maka tidak
Sistem Kardiovaskuler |
nekrosis otot yang permanen karena otot jantung kehilangan suplai
yang timbul karena suplai darah yang kurang akibat oklusi atau
Sistem Kardiovaskuler |
5) Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau
gangguan emosional), menetap selama beberapa jam atau hari,
dan tidak hilang dengan bantuan istirahat atau nitrogliserin
(NTG).
6) Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
7) Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin,
diaforesis berat, pening atau kepala terasa melayang dan mual
muntah.
8) Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri
yang hebat karena neuropati yang menyertai diabetes dapat
mengganggu neuroreseptor (mengumpulkan pengalaman nyeri).
Sistem Kardiovaskuler |
1) Provoking Incident : nyeri setelah beraktivitas dan tidak berkurang
setelah istirahat dan setelah diberikan nitrogliserin.
2) Quality of Pain : seperti apa nyeri yang dirasakan klien. Sifat nyeri
dapat seperti tertekan, diperas atau diremas.
3) Region : Radiation, Relief : lokasi nyeri didaerah substernal atau nyeri
diatas perikardium.penyebaran nyeri sampai meluas hingga ke
dada.Dapat terjadi nyeri dan ketidakmampuan menggerakkan
bahu dan tangan.
4) Severity (Scale) of Pain : klien ditanya dengan menggunakan rentang 0-
4 atau 0-10 (visual analogue scale-VAS) dan klien akan menilai
seberapa berat nyeri yang dirasakan.Biasanya pada saat angina
terjadi, skala nyeri berkisar antara 3-4 (0-4) atau 7-9 (0-10).
5) Time : biasanya gejala nyeri timbul mendadak.Lama timbulnya
umumnya dikeluhkan > 15 mnt.Nyeri infark oleh miokardium
dapat timbul pada waktu istirahat, nyeri biasanya dirasakan
semakin berat (progresif) dan berlangsung lama.
b. Pemeriksaan Laboratorium
1) CK (Kreatinin Fosfokinase)
dalam waktu 3-4 hari. Enzim ini juga banyak terdapat pada paru,
latihan otot.
Sistem Kardiovaskuler |
2) SGOT (Serum Glutamic Oxalo-acetic Transaminase)
puncaknya dalam 3-6 hari dan bisa tetap abnormal 1-3 minggu.
c. EKG
lead EKG. Selama fase awal miokard infark akut, EKG pasien yang
Sistem Kardiovaskuler |
berkembang menjadi gelombang Q. Sebagian kecil berkembang
oklusi total, maka tidak terjadi elevasi segmen ST. Pasien dengan
dapat terjadi pada infark miokard dengan daerah nekrotik kecil atau
detik. Namun hal ini tidak berlaku untuk gelombang Q di lead III,
aVR, dan V1, karena normalnya gelombang Q di lead ini lebar dan
dalam.
maka potensial yang positif akan terekam dalam bentuk elevasi segmen
area injury, maka terekam potensial yang negatif dan ditunjukkan dalam
depresi.
Sistem Kardiovaskuler |
Iskemik miokard memperlambat proses repolarisasi. Area iskemik
Sistem Kardiovaskuler |
Diagnosis STEMI ditegakkan jika ditemukan angina akut
EKG pasien Non STEMI beragam, bisa berupa depresi segmen ST,
Sistem Kardiovaskuler |
setengah jam dan jarang berhubungan dengan aktivitas serta tidak
vetrikel yang buruk pada keadaan iskemik akut. Nausea dan nyeri
inferior.
PATOFISIOLOGI IMA
ventrikel kiri naik dengan akibat tekanan atrium kiri juga naik.
Kompensasi ini jelas tidak akan memadai bila daerah yang bersangkutan
Sistem Kardiovaskuler |
juga mengalami iskemia atau bahkan sudah fibrotik. Bila infark kecil dan
yang harus berkompensasi sudah buruk akibat iskemia atau infark lama,
tekanan akhir diastolik ventrikel kiri akan naik dan gagal jantung terjadi.
ventrikel kiri dan tebal jantung ventrikel baik yang terkena infark
timbulnya aritmia.
IMA makin tenang fungsi jantung akan membaik walaupun tidak diobati.
hemodinamik jantung.
Sistem Kardiovaskuler |
rangsangan dan kepekaaan terhadap rangsangan. Sistem saraf otonom
2. Endokarditis
katup jantung, atau prosthesis jantung yang terjadi karena infeksi oleh
3. Miokarditis
Sistem Kardiovaskuler |
terjadi akibat infeksi virus pada miokardium, tetapi tetapi dapat juga
coxsackievirus.
1. Hipertensi
sebagai tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekana darah
diastolik ≥ 90 mmHg yang terjadi pada seorang klien pada tiga kejadian
terpisah.
dua tipe: hipertensi esensial (primer), yang paling sering terjadi, dan
Sistem Kardiovaskuler |
hipertensi sekunder, yang disebabkan oleh penyakit renal atau
arterial), elektrokardiogram (EKG), serta foto rontgen toraks atau siluet jantung
death), infark miokard akut, atau stroke (Syamsudin, 2011:43). Klasifikasi dari
(Udjianti, 2010:14).
Sistem Kardiovaskuler |
(New York Heart Association)
Kelas I Tidak ada keterbatasan pada aktivitas fisik.
Tidak ada gejala dengan aktivitas biasa.
Kelas II Sedikit keterbatasan pada aktivitas fisik.
Aktivitas biasa menyebabkan timbulnya gejala.
Kelas III Keterbatasan nyata pada aktivitas fisik.
Aktivitas dengan intensitas kurang dari biasa dapat
menimbulkan gejala.
Asimtomatik saat istirahat.
Kelas VI Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas fisik
apa pun tanpa ketidaknyamanan.
Gejala timbul saat istirahat.
Sumber: Ujdianti (2010:14)
Sistem Kardiovaskuler |
Kemampuan sintesa ATP scr
NON STEMI
Blok sebagian aerob berkurang
G. WOC Blok pada arteri
Modified Risk Factor STEMI Infark Miokard
koroner jantung Blok total
Non-Modified Risk Factor Produksi ATP Anaerob
Penimbunan trombosit
Inflamasi Sel pecah (lisis) Sel terisi ion Pompa natrium,
ATP yg dihasilkan As. Laktat
dan faktor pembekuan
natrium dan air kalium berhenti
sangat sedikit meningkat
Komplikasi: Gagal
Hipoksia meluas,
jantung, kematian.
Aktivasi saraf simpatis,
Parasimpatis
sistem iskemia meluas,
renin-angiotensin, peningkatan
berkurang infark meluas
Aliran darah ke perifer CRT di ekstremitas > 2 dt,
ADH, pelepasan hormon stress
semakin menurun pucat bahkan sianosis
(ACTH, Kortisol), peningkatan
HR dan TPR Beban jantung
prod. glukosa
Meningkat meningkat
Dx: Insufisiensi
Darah ke ginjal Produksi urin Volume plasma Aliran balik vena Perfusi Perifer
menurun menurun meningkat meningkat Sistem Kardiovaskuler |
G. Askep Gangguan Sistem Kardiovaskuler
A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan/Keperawatan
Keluhan Utama :
Nyeri dada
Sesak nafas
Edema
2. Riwayat Kesehatan
Digunakan untuk mengumpulkan data tentang kebiasaan yang mencerminkan
refleksi perubahan dan sirkulasi oksigen.
Nyeri lokasi, durasi, awal pencetus, kwalitas, kuantitas, factor yang
memperberat/memperingan, tipe nyeri.
Integritas neurovaskuler mengalami panas, mati rasa, dan perasaan geli.
Status pernafasan sukar bernafas, nafas pendek, orthopnoe, paroxysmal
nocturnal dyspnoe dan efek latihan pada pernafasan.
Gangguan sirkulasi peningkatan berat badan, perdarahan, pasien sudah
lelah.
Riwayat kesehatan sebelumnya penyekit yang pernah diderita, obat-obat
yang digunakan dan potensial penyakit keturunan.
Kebiasaan pasien diet, latihan, merokok dan minuman.
3. Riwayat Perkembangan
Struktur system kardiovaskuler berubah sesuai usia.
Efek perkembangan fisik denyut jantung.
Produksi zat dalam darah.
Tekanan darah
4. Riwayat Sosial
Cara hidup pasien.
Latar belakang pendidikan
Sumber-sumber ekonomi.
Agama.
Sistem Kardiovaskuler | 65
Kebudayaan dan etnik.
5. Riwayat Psikologis
Informasi tentang status psikologis penting untuk mengembangkan rencana
asuhan keperawatan.
Mengidentifikasi stress/sumber stress.
Mengidentifikasi cara koping, mekanisme dan sumber-sumber coping.
B. 11 Pola Kesehatan Fungsional (Gordon)
1. Pola persepsi kesehatan dan penanganan kesehatan : klien merasakan
kondisi kesehatan dan bagaimana cara menangani
2. Pola nutrisi/metabolik : gambaran pola makan dan kebutuhan
cairan b/d kebutuhan metabolik dan suplai nutrisi
3. Pola eliminasi gambaran pola fungsi pembuangan (BAB, BAK, melalui
kulit)
4. Pola aktifitas/olah raga : gambaran pola aktifitas, olahraga, santai,
rekreasi
5. Pola tidur-istirahat : gambaran pola tidur, istirahat, dan relaksasi
6. Pola kognitif dan perceptual : gambaran pola konsep diri klien dan
persepsi terhadap dirinya
7. Pola peran/hubungan :gambaran pola peran dalam berpartisipasi /
berhubungan dengan orang lain
8. Pola seksualitas/reproduksi :gambaran pola kenyamanan/tidak nyaman
dengan pola seksualitas dan gambaran pola reproduksi
9. Pola koping/toleransi stress : gambaran pola koping klien secara umum
dan efektifitas dalam toleransi terhadap stress
10. Pola nilai/keyakinan : gambaran pola nilai-nilai, keyakinan-keyakinan
(termasuk aspek spiritual),
dan tujuan yang dapat mengarahkan menentukan pilihan/keputusan.
A. Pengkajian Fisik Jantung
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan fisik umum dan khusus pada
jantung. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik khusus pada jantung, maka
penting terlebih dahulu melihat pasien secara keseluruhan/keadaan umum
Sistem Kardiovaskuler | 65
termasuk mengukur tekanan darah, denyut nadi, suhu badan dan frekuensi
pernafasan. Keadaan umum secara keseluruhan yang perlu dilihat adalah :
Bentuk tubuh gemuk/kurus
Anemis
Sianosis
Sesak nafas
Keringat dingin
Muka sembab
Oedem kelopak mata
Asites
Bengkak tungkai/pergelangan kaki
Clubbing ujung jari-jari tangan
Pada pasien khususnya penyakit jantung amat penting melakukan pemeriksaan
nadi adalah :
Kecepatan/menit
Kuat/lemah (besar/kecil)
Teratur atau tidak
Isi setiap denyut sama kuat atau tidak.
INSPEKSI
1. Lihat dan perhatikan impuls dari iktus kordis
Mudah terlihat pada pasien yang kurus dan tidak terlihat pada pasien yang
gemuk atau emfisema pulmonum. Yang perlu diperhatikan adalah Titik Impuls
Maksimum (Point of Maximum Impulse). Normalnya berada pada ruang
intercostals V pada garis midklavikular kiri. Apabila impuls maksimum ini
bergeser ke kiri berarti ada pembesaran jantung kiri atau jantung terdorong atau
tertarik kekiri.
2. Toraks/dada
Pasien berbaring dengan dasar yang rata. Pada bentuk dada “Veussure
Cardiac” dinding totaks di bagian jantung menonjolm menandakan penyekit
Sistem Kardiovaskuler | 65
jantung congenital. Benjolan ini dapat dipastikan dengan perabaan.
Vena Jugularis Eksterna (dileher kiri dan kanan), Teknik :
Posisi pasien setengah duduk dengan kemiringan ± 45º
Leher diluruskan dan kepala menoleh sedikit kekiri pemeriksa di kanan
pasien
Perhatikan vena jugularis eksterna yang terletak di leher ; apakah terisi
penuh/sebagian, di mana batas atasnya bergerak naik turun
Dalam keadaan normal vena jugularis eksterna tersebut kosong/kolaps
Vena jugularis yang terisi dapat disebabkan oleh :
1. Payah jantung kanan (dengan atau tanpa jantung kiri)
2. Tekanan intra toraks yang meninggi
3. Tamponade jantung
4. Tumor mediastinum yang menekan vena cava superior
PALPASI
Palpasi dapat mengetahui dan mengenal ukuran jantung dan denyut jantung.
Point of Maximum Impuls dipalpasi untuk mengetahui getaran yang terjadi ketika
darah mengalir melalui katup yang menyempit atau mengalami gangguan.
Dengan posisi pasien tetap terlentang kita raba iktus kordis yang kita amati
pada inspeksi. Perabaan dilakukan dengan 2 jari (telunjuk dan jari tengah) atau
dengan telapak tangan. Yang perlu dinilai adalah :
Lebar impuls iktus kordis
Kekuatan angkatnya
Normal lebar iktus kordis tidak melebihi 2 jari. Selain itu perlu pula dirasakan
(dengan telapak tangan) :
Bising jantung yang keras (thrill)
Apakah bising sistolik atau diastolic
Bunyi murmur
Friction rub (gesekan pericardium dengan pleura)
Sistem Kardiovaskuler | 65
Iktus kordis yang kuat dan melebar tanda dari pembesaran/hipertropi otot
jantung akibat latihan/atlit, hipertensi, hipertiroid atau kelainan katup jantung.
PERKUSI
Dengan posisi pasien tetap berbaring/terlentang kita lakukan pemeriksaan
perkusi. Tujuannya adalah untuk menentukan batas jantung (batas atas kanan
kiri). Teknik perkusi menuntut penguasaan teknik dan pengalaman, diperlukan
keterampilan khusus. Pemeriksa harus mengetahui tentang apa yang disebut
sonor, redup dan timpani
AUSKULTASI
1. Pemeriksaan auskultasi untuk menentukan denyut jantung, irama jantung,
bunyi jantung, murmur dan gesekan (rub).
2. Bunyi jantung perlu dinilai kualitas dan frekuensinya. Bunyi jantung
merupakan refleksi dari membuka dan menutupnya katup dan terdengar di
titik spesifik dari dinding dada.
3. Bunyi jantung I (S1) dihasilkan oleh penutupan katup atrioventrikuler
(mitral dan trikuspidalis).
4. Bunyi jantung II (S2) disebabkan oleh penutupan katup semilunar (aorta
dan pulmonal).
5. Bunyi jantung III (S3) merupakan pantulan vibrasi ventrikuler dihasilkan
oleh pengisian ventrikel ketika diastole dan mengikuti S2.
6. Bunyi jantung IV (S4) disebabkan oleh tahanan untuk mengisi ventrikel
pada diastole yang lambat karena meningkatnya tekanan diastole ventrikel
atau lemahnya penggelembungan ventrikel.
7. Bunyi bising jantung disebabkan oleh pembukaan dan penutupan katup
jantung yang tidak sempurna. Yang perlu diperhatikan pada setiap bising
jantung adalah :
• Apakah bising sistolik atau diastolic atau kedua-duanya.
Sistem Kardiovaskuler | 65
• Lokasi bising (yang maksimal).
Sistem Kardiovaskuler | 65
Gesekan (rub) adalah bunyi yang dihasilkan oleh parietal dan visceral oleh
perikarditis. Bunyi kasar, intensitas, durasi dan lokasi tergantung posisi klien.
PEMBULUH DARAH
Inspeksi
Pada pemeriksaan ini untuk mengobservasi warna, ukuran dan sirkulasi
perifer.
Palpasi
Untuk mengetahui suhu, edema dan denyutan. Pemeriksa dapat menekan
tempat tersebut dengan ketentuan :
+ 1 = cekung sedikit yang cepat hilang.
+ 2 = cekung menghilang dalam waktu 10-15 detik.
+ 3 = cekung dalam yang menghilang dalam waktu 1-2 menit.
+ 4 = bebas cekungan hilang dalam waktu 5 menit atau lebih.
Auskultasi
Pada pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mendengar bunyi arteri.
Sistem Kardiovaskuler | 65
6. (Risiko tinggi) Kelebihan volume cairan b/d penurunan perfusi ginjal;
peningkatan natrium/retensi air; peningkatan tekanan hidrostatik atau
penurunan protein plasma.
7. Kurang pengetahuan (tentang kondisi dan kebutuhan terapi) b/d kurang
terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi tentang fungsi
jantung/implikasi penyakit jantung dan perubahan status kesehatan yang
akan datang.
Sistem Kardiovaskuler | 65
Analgetik seperti morfin, meperidin Morfin atau narkotik lain dapat dipakai
(Demerol) untuk menurunkan nyeri hebat pada fase akut
atau nyeri berulang yang tak dapat
dihilangkan dengan nitrogliserin.
Penyekat saluran kalsium seperti Bekerja melalui efek vasodilatasi yang
verapamil (Calan), diltiazem (Prokardia). dapat meningkatkan sirkulasi koroner dan
kolateral, menurunkan preload dan kebu-
tuhan oksigen miokard. Beberapa di
antaranya bekerja sebagai antiaritmia.
Sistem Kardiovaskuler | 65
jantung.
6. Menggalang kerjasama tim
kesehatan dalam proses penyembuhan
klien.
Sistem Kardiovaskuler | 65
4. (Risiko tinggi) Penurunan curah jantung b/d perubahan frekuensi, irama dan
konduksi listrik jantung; penurunan preload/peningkatan tahanan vaskuler
sistemik; infark/diskinetik miokard, kerusakan struktuaral seperti aneurisma
ventrikel dan kerusakan septum.
Intervensi Keperawatan Rasional
1. Pantau TD, HR dan DN, periksa dalam 1. Hipotensi dapat terjadi sebagai akibat
keadaan baring, duduk dan berdiri (bila dari disfungsi ventrikel, hipoperfusi miokard
memungkinkan) dan rangsang vagal. Sebaliknya, hipertensi
juga banyak terjadi yang mungkin
berhubungan dengan nyeri, cemas,
peningkatan katekolamin dan atau masalah
vaskuler sebelumnya. Hipotensi ortostatik
berhubungan dengan komplikasi GJK.
Penurunanan curah jantung ditunjukkan oleh
denyut nadi yang lemah dan HR yang
meningkat.
2. Auskultasi adanya S3, S4 dan adanya 2. S3 dihubungkan dengan GJK,
murmur. regurgitasi mitral, peningkatan kerja
ventrikel kiri yang disertai infark yang berat.
S4 mungkin berhubungan dengan iskemia
miokardia, kekakuan ventrikel dan
hipertensi. Murmur menunjukkan gangguan
aliran darah normal dalam jantung seperti
pada kelainan katup, kerusakan septum atau
vibrasi otot papilar.
3. Krekels menunjukkan kongesti paru
3. Auskultasi bunyi napas. yang mungkin terjadi karena penurunan
fungsi miokard.
4. Berikan makanan dalam porsi kecil 4. Makan dalam volume yang besar dapat
dan mudah dikunyah. meningkatkan kerja miokard dan memicu
rangsang vagal yang mengakibatkan
Sistem Kardiovaskuler | 65
terjadinya bradikardia.
5. Kolaborasi pemberian oksigen sesuai 5. Meningkatkan suplai oksigen untuk
kebutuhan klien kebutuhan miokard dan menurunkan
iskemia.
6. Pertahankan patensi IV-lines/heparin- 6. Jalur IV yang paten penting untuk
lok sesuai indikasi. pemberian obat darurat bila terjadi disritmia
atau nyeri dada berulang.
7. Bantu pemasangan/pertahankan paten- 7. Pacu jantung mungkin merupakan
si pacu jantung bila digunakan. tindakan dukungan sementara selama fase
akut atau mungkin diperlukan secara
permanen pada infark luas/kerusakan sistem
konduksi.
Sistem Kardiovaskuler | 65
muntah, distensi abdomen dan konstipasi)
5. Pantau asupan caiaran dan haluaran 5. Asupan cairan yang tidak adekuat dapat
urine, catat berat jenis. menurunkan volume sirkulasi yang
berdampak negatif terhadap perfusi dan
fungsi ginjal dan organ lainnya. BJ urine
merupakan indikator status hidrsi dan fungsi
ginjal.
6. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium 6. Penting sebagai indikator perfusi/fungsi
(gas darah, BUN, kretinin, elektrolit) organ.
7. Kolaborasi pemberian agen terapeutik
yang diperlukan:
Hepari / Natrium Warfarin (Couma-din) Heparin dosis rendah mungkin diberikan
mungkin diberikan secara profilaksis pada
klien yang berisiko tinggi seperti fibrilasi
atrial, kegemukan, anerisma ventrikel atau
riwayat tromboplebitis. Coumadin
merupakan antikoagulan jangka panjang.
Simetidin (Tagamet), Ranitidin (Zantac), Menurunkan/menetralkan asam
Antasida. lambung, mencegah ketidaknyamanan akibat
iritasi gaster khususnya karena adanya
penurunan sirkulasi mukosa.
Trombolitik (t-PA, Streptokinase) Pada infark luas atau IM baru,
trombolitik merupakan pilihan utama (dalam
6 jam pertama serangan IMA) untuk
memecahkan bekuan dan memperbaiki
perfusi miokard.
Sistem Kardiovaskuler | 65
6. (Risiko tinggi) Kelebihan volume cairan b/d penurunan perfusi ginjal;
peningkatan natrium/retensi air; peningkatan tekanan hidrostatik atau penurunan
protein plasma.
INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL
1. Auskultasi bunyi napas terhadap 1. Indikasi terjadinya edema paru sekunder
adanya krekels. akibat dekompensasi jantung.
2. Pantau adanya DVJ dan edema 2. Dicurigai adanya GJK atau kelebihan
anasarka volume cairan (overhidrasi)
3. Hitung keseimbangan cairan dan 3. Penurunan curah jantung mengakibatkan
timbang berat badan setiap hari bila tidak gangguan perfusi ginjal, retensi natrium/air
kontraindikasi. dan penurunan haluaran urine.
Keseimbangan cairan positif yang ditunjang
gejala lain (peningkatan BB yang tiba-tiba)
menunjukkan kelebihan volume cairan/gagal
jantung.
4. Pertahankan asupan cairan total 2000 4. Memenuhi kebutuhan cairan tubuh orang
ml/24 jam dalam batas toleransi dewasa tetapi tetap disesuaikan dengan
kardiovaskuler. adanya dekompensasi jantung.
5. Kolaborasi pemberian diet rendah 5. Natrium mengakibatkan retensi cairan
natrium. sehingga harus dibatasi.
6. Kolaborasi pemberian diuretik sesuia 6. Diuretik mungkin diperlukan untuk
indikasi (Furosemid/Lasix, Hidralazin/ mengoreksi kelebihan volume cairan.
Apresoline, Spironlakton/ Hidronolak-
ton/Aldactone)
7. Pantau kadar kalium sesuai indikasi. 7. Hipokalemia dapat terjadi pada terapi
diuretik yang juga meningkatkan
pengeluaran kalium.
7. Kurang pengetahuan (tentang kondisi dan kebutuhan terapi) b/d kurang
terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi tentang fungsi
Sistem Kardiovaskuler | 65
jantung/implikasi penyakit jantung dan perubahan status kesehatan yang akan
datang.
INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL
1. Kaji tingkat pengetahuan klien/orang 1. Proses pembelajaran sangat dipengaruhi
terdekat dan kemampuan/kesiapan belajar oleh kesiapan fisik dan mental klien.
klien.
2. Berikan informasi dalam berbagai 2. Meningkatkan penyerapan materi
variasi proses pembelajaran. (Tanya jawab, pembelajaran.
leaflet instruksi ringkas, aktivitas
kelompok)
3. Berikan penekanan penjelasan tentang 3. Memberikan informasi terlalu luas tidak
faktor risiko, pembatasan diet/aktivitas, lebih bermanfaat daripada penjelasan ringkas
obat dan gejala yang memerlukan dengan penekanan pada hal-hal penting yang
perhatian cepat/darurat. signifikan bagi kesehatan klien.
4. Aktivitas ini sangat meningkatkan beban
4. Peringatkan untuk menghindari kerja miokard dan meningkatkan kebutuhan
aktivitas isometrik, manuver Valsava dan oksigen serta dapat merugikan kontraktilitas
aktivitas yang memerlukan tangan yang dapat memicu serangan ulang.
diposisikan di atas kepala.
Sistem Kardiovaskuler | 65
BAB III
Kasus :
Tn. D usia 50 tahun masuk Rumah Sakit dengan diagnosa medis STEMI inferior
onset 2 jam TIMI 1/14 tanpa revaskularisasi. Klien mengeluh nyeri dada khas
infark sejak 2 hari sebelum masuk Rumah Sakit, nyeri skala 6, tidak hilang
dengan istirahat keringat dingin (+), mual (-), muntah (-), sesak nafas (-).
76x/menit, Suhu 36.7oC. Klien mengatakan baru pertama kali masuk RS dan
dirawat, ia tidak tahu dengan penyakit yang ia alami, karena tidak memiliki
riwayat penyakit sebelumnya. Klien merupakan perokok berat dan bekerja sebagai
buruh.
durasi 0,04, St elevasi dan T inverted II, III, AvF, LVH (-), RVH (-). Hasil
laboratorium Na 136 mmol/l, K 3,9 mmol/l, Kalsium 7,9 mg/dl, Cl 108 mmol/l.
Penugasan :
Sistem Kardiovaskuler | 65
4. Apakah edukasi yang perlu diberikan perawat terkait kondisi dan hal-hal
yang perlu dilakukan pasien pasca operasi terkait kasus di atas?
5. Buatlah rencana keperawatan untuk Tn.D pada kasus di atas!
Jawaban :
1) Patofisiologi STEMI
Riwayat perjalanan penyakit pasien seperti data yang ada dikasus dapat
simpulkan dari kebiasaan merokok yang selama ini karena pasien
merupakan perokok berat. Kandungan zat-zat yang ada pada rokok
menyebabkan terjadinya atheroklerosis. Kebiasaan makan makanan yang
ditidak sehat dan kebiasaan serta gaya hidup yang tidak sehat
menyebabkan ternyadinya penumpukan lemak dan kolestrol bertimbun di
arteri besar. Timbunan ini menyebabkan plak akan menggangu absorbsi
nutrient oleh sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam
pembuluh darah. Pembuluh darah yang terkena menjadi nekrotik dan
menjadi jaringan parut membuat lapisan pelindung arteri perlahan-lahan
mulai menebal dan jumlah sel otot bertambah, sehimgga menjadi sempit
dan aliran darah terhambat. Infark terjadi jika plaque aterosklerosis
mengalami fisura, rupture atau ulserasi dan jika kondisi lokal atau
sistemik memicu trombogenesis sehingga mengakibatkan oklusi arteri
coroner. Lumen yang menyempit dan berdinding kasar akan terjadi
bekuan darah dan diikuti oleh penyakit tromboemboli yang merupakan
penyakit atherosklerosis. Hal ini berlangsung lama akan terhanyut dalam
darah dan menyumbat arteri koroner dan kapiler disebelah disak plak
yang pecah. Pada lokasi ruptur plaque, berbagai agonis (kolagen, ADP
epinefrin dan serotonin) memicu aktivasi trombosit, selanjutnya akan
memproduksi dan melepaskan tromboksan A2 (vasokontriktor lokal yang
poten). Aktifitas trombosit juga akan memicu terjadinya agregasi platelet
sehingga menkonversi protombin menjadi thrombin dan fibrinogen
menjadi fibrin. Pembentukan trombus pada kaskade koagulasi akan
menyebabkan oklusi oleh trombus sehinga menyebabkan aliran darah
berhenti secara mendadak dan mengakibatkan STEMI.
Sistem Kardiovaskuler | 65
2) Pengkajian lanjutan yang harus dilakukan perawat untuk melengkapi data
pengkajian pada kasus di atas
a. Riwayat Keperawatan
keluhan nyeri dada khas infark miokard sejak 2 hari sebelum masuk
dingin.
- Keluhan Utama
masuk Rumah Sakit dengan skala 6 yang tidak hilang dan berkeringat
menahun.
Sistem Kardiovaskuler | 65
1. Keadaan Umum : Klien terlihat meringis, lemas, lesu dan gelisah, pasien
2. BB/TB : 60 kg / 167cm
- N : 76 x/menit
- S : 36,7oC
- R : 20x/menit
a. Pola Nutrisi
Pasien tidur ± 6 jam. Biasanya pasien tidur mulai jam 22.00 malam dan
bangun jam 05.00 pagi. Dan pagi hari pasien tidur pada jam 10.00 dan bangun
c. Pola Eliminasi
Pola eliminasi pasien baik. BAK ±2x sehari, nya, berbau khas, warna urine
kuning. BAB ±2xsehari, konsistensi padat dan lembek, bau khas feses.
Sistem Kardiovaskuler | 65
d. Pola Aktifitas dan Latihan
Selama sakit pasien lebih banyak berbaring di tempat tidur karena merasakan
nyeri dada.
f. Pola peran
merasa stress.
g. Pola seksualitas
Klien mengatakan bahwa jika ia sedang stress ia lebih banyak berdoa dan
6. Head to Toe
1) Kepala
a. Lingkar kepala : Bentuk simetris, tidak ada benjolan, tidak ada lesi
b. Rambut :
- kebersihan : bersih
- warna : Hitam
- tekstur : Halus
Sistem Kardiovaskuler | 65
- distribusi rambut : Merata seluruh kepala
- kuat / mudah tercabut : kuat
c. Wajah : Bentuk simetris, kulit kering, tampak lemah dan pucat.
2) Mata
Simetris : Ya
Sklera : pucat
Konjungtiva : merah
3) Telinga
Simetris : simetris
Serumen : baik
Pendengaran : baik
4) Hidung
Sekret : normal
5) Mulut
Lidah : bersih
6) Leher
Sistem Kardiovaskuler | 65
7) Dada
8) Jantung: Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas kanan
ics 2 sternal kanan dan ics 5 axilla anterior kanan. perkusi dullness. Bj s1 & s2
tunggal, gallop tidak ada. capillary refill 2-3 detik
9) Abdomen
11) Ekstermitas
Reflek-reflek :
edema, tangan kanan terpasang Infus RL (20 Tpm), vaskularisasi hangat, tidak
vaskularisasi hangat.
Sistem Kardiovaskuler | 65
12) Genetalia : baik
13) Kulit :
Warna : pucat
Integritas : kering
b. EKG: HR: 80x/I, P wave interval, PR interval 0,08, QRS durasi 0,04 st
elevasi, T inverted II,III, AvF, LVH (-), RVH (-)
Sistem Kardiovaskuler | 65
Memberikan keputusan sepenuhnya kepada pasien dan keluarga terkait
pilihan yang akan diambil setelah memberikan informasi terkait manfaat
dan efek tindakan operasi nantinya
d. Informed Concent.
“informed consent” dapat didefinisikan sebagai persetujuan yang
diberikan oleh pasien dan atau keluarganya atas dasar penjelasan
mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya serta
resiko yang berkaitan dengannya. pasien dapat mengambil keputusan
untuk dilkukan tindakan tersebut atau tidak. Pasien juga mendapatkan
hak untuk mengetahui resiko dan manfaat dari tinndakan yang diberikan.
4) Edukasi yang perlu diberikan terkait kondisi dan hal-hal yang perlu dilakukan
pasien pasca operasi
a. Pasien diberitahu posisi berbaring datar dan tidak boleh menaikan posisi
kepala
b. Pasein diberitahu untuk menjaga posisi kali lurus saat berbaring yang
bertujuan untuk mencegah perdarahan di anjurakan posisi ini ke pasien
selama 2-6 jam paska operasi
c. Pasien penting diberitahukan untuk tidak duduk dan berdiri dulu
d. Pasien segera di edukasikan untuk diperbolehkan makan/minum dari diet
yang disediakan rumah sakit dan ajurkan untuk banyak minum untuk
menghilangkan kontras dari tubuh selama operasi
e. Beritahu pasien untuk melapor jika terasa nyeri dan adanya perdarahan
disekitar penusukan
f. Memberitahukan tindakan perawatan ini selama 3 hari kepada pasien dan
jika tidak ada keluhan yang dirasakan pada hari ketiga rawatan sudah
diperbolehkan pulang
Sistem Kardiovaskuler | 65
2. Nyeri akut
3. Intoleransi aktifitas
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
/TGL
DS: Perubahan faktor- Penurunan
-Pasien mengatakan nyeri tidak faktor listrik, curah jantung
hilang dengan isirahat penurunan
Data fokus tambahan karakteristik
- P : Nyeri dada akibat iskemi miokard
- Q : tertekanatau tertimpa
benda berat
- R : pada bagian dada
- S:6
- T : setiap waktu
DO:
-Gambaran EKG:
Perubahan pada
elektrokardiogram (EKG): ST
elevasi, T inverted II, III, Avf
(iskemia)
Sistem Kardiovaskuler | 65
- R : pada bagian dada
- S:6
- T : setiap waktu
Data fokus tambahan
-Ekspresi wajah meringis
-menunjukkan ekspresi gelisah
-Sikap melindungi area nyeri
-Perubahan posisi untuk
mengindari nyeri
Sistem Kardiovaskuler | 65
B. Intervensi Keperawatan (NOC-NIC)
Sistem Kardiovaskuler | 65
0401 takipneu, & ortopneu
Satus Sirkulasi - Anjurkan pasien untuk
Definisi : menurunkan stress.
Aliran darah yang searah dan tidak
terhambat dengan aliranyang tepat melalui Vital Sign Monitoring
pembuluh darah besar sirkuit sistemik dan Aktifitas:
paru - Monitor TD, nadi Suhu dan RR
Skala outcome - Catat adanya fluktuasi tekanan
1 = deviasi kisaran normal darah
5 = tidak ada deviasi - Monitor VS saat pasien berbaring,
Tekanan nadi duduk atau berdiri
1 2 3 4 5 - Auskultasi TD pada kedua lengan
Tekanan darah rata-rata dan bandingkan
1 2 3 4 5 - Monitor TD, nadi, suhu dan RR
Tekanan vena sentral sebelum dan sesduah aktivitas
1 2 3 4 5 - Monitor kualitas dari nadi
- Monitor adanya pulpus paradoksus
0802 - Monitor adanya pulpus alterans
Tanda-tanda vital - Monitor jumlah & irama jantung
Definisi : - Monitor bunyi jantung
Tingkat suhu, denyut nadi, respirasi, dan - Monitor frekuensi dan irama
tekanan darah berada dalam kisaran normal pernafasan
Skala outcome - Monitor adanya cushing triad
1 = deviasi kisaran normal (tekanan nadi yang meleba,
5 = tidak ada deviasi bradikardia, peningkatan sistolik).
Sistem Kardiovaskuler | 65
Suhu tubuh - Monitor suhu, warna, dan
1 2 3 4 5 kelembaban kulit.
Irama jantung apical - Identifikasi penyebab dadi
1 2 3 4 5 penurunan vital sign
Denyut jantung radial
1 2 3 4 5
Tingkat pernapasan
1 2 3 4 5
Irama pernapasan
1 2 3 4 5
1 000132 1605 2210
Nyeri Akut Kontrol Nyeri Pemberian analgesik
Definisi : Definisi : Definisi :
Pengalaman sensori dan emosional tidak Tindakan pribadi untuk mengontrol nyeri Penggunaan agen farmakologi untuk
menyenangkan yang muncul akibat Scala outcome mengurangi atau menghilangkan
kerusakan jaringan aktual atau potensial 1 = tidak pernah menunjukan nyeri
atau yang digambarkan sebagai 5 = secara konsisten menunjukkan Aktivitas :
kerusakan ; awitan yang tiba-tiba atau Mengenali kapan terjadi nyeri Tentukan lokasi, karakteristik,
lambat dari intensitas ringan hingga 1 2 3 4 5 kualitas dan keparahan nyeri
berat dengan akhir yang dapat Menggambarkan faktor penyebab nyeri sebelum mengobati
diantisipasi atau diprediksi 1 2 3 4 5 Cek printah pengobatan meliputi
Menggunakan jurnal harian untuk dosis, obat,dan frekuensi obat
memonitor gejala dari waktu ke waktu yang diberikan
1 2 3 4 5 cek riwayat alergi
Menggunaakan tindakan pencegahan evaluasi kemampuan berperan
1 2 3 4 5 serta dalam pemilihan analgesik
Melaporkan perubahan terhadap gejala
Sistem Kardiovaskuler | 65
nyeri pada profesional kesehatan pilih analgesik berdasarkan tipe
1 2 3 4 5 dan keparahan
Melaporkan gejala yang tidak terkontrol tentukan pilihan obat analgesik
pada profesional kesehatan pilih rute intravena
1 2 3 4 5 tinggalkan obat narkotik dan obat
Menggunakan sumber daya yang tersedia lain yang dibatasi
1 2 3 4 5 monitor tanda vital sebelum dan
Mengenali apa yang terkait tentang gejala sesudah pemberian
nyeri berikan kebutuhan nyaman dan
1 2 3 4 5 aktivitas lain
Melaporkan nyeri yang terkontrol
berikan analgesik sesuai waktu
1 2 3 4 5
paruh
susun harapan positif mengenai
keefektifan analgesik
pertimbangkan pengguanaan infus
terus-menerus
perbaiki kesalahan mitos/
pengertian yang dimiliki pasien
evalusasi keefektifan analgesik
dengan interval teratur
dkumentasi respon terhadap
analgesik dan efek samping
evaluasi dan dokumentasi tingkat
sedasi
lakukan tindakan menguragi efek
samping
kolaborasikan dengan dokter
Sistem Kardiovaskuler | 65
tentang pemberian analgesik
ajarkan tentabg penggunaan
analgesic
3. 00092 0005 Perawatan Jantung
Intoleransi aktifitas Toleransi terhadap aktivitas
Definisi : Definisi : Aktivitas :
Ketidakcukupan energi psikologis atau Respon fisiologis terhadap pergerakan - Pastikan tingkat aktivitas pasien
fisiologis untuk mempertahankan atau yang memerlukan energy dalam aktivitas yang tidak membahayakancurah
menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari jantung atau memprovokasi
sehari-hari yang harus atau yang ingin Skala outcome serangan jantung
dilakukan 1=sangat terganggu - Dorong peningkatan aktivitas
5=tidak terganggu bertahap ketika kondisi sudah
Tekanan darah sistolik saat aktivitas distabilkan (misalnya dorong
1 2 3 4 5 aktivitas yang lebih ringan atau
Tekanan darah diastolic saat aktivitas waktu yang lebih singkat denga
1 2 3 4 5 waktu istirahat yang sering dalam
Temuan/hasil EKG melakukan aktivitas).
1 2 3 4 5 - Intruksikan pasien tentang
Kemudahan dalam melakukan aktivitas pentingnya untuk segera
hidup harian (ADL) melaporkan bila merasakan nyeri
1 2 3 4 5 dada; evaluasi episode nyeri dada
Kemampuan untuk berbicara ketika (intensitas, lokasi, radiasi, durasi
melakukan aktivitas fisik dan faktor pemicu serta
1 2 3 4 5 meringankan nyeri dada).
- Monitor EKG, adakah perubahan
Sistem Kardiovaskuler | 65
segmen ST , sebagaimana
mestinya.
- Lakukan penilaian komprehensif
pada sirkulasi perifer (missal cek
nadi perifer, edema, pengisian
ulang kapiler, warna dan suhu
ekstremitas) secara rutin.
- Monitot TTV secara rutin.
- Monitor nilai laboraturium yang
tepat (enzim jantung dan nilai
elektrolit).
Sistem Kardiovaskuler | 65
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
bahwa Kardiovaskuler terdiri dari 2 kata yaitu jantung dan pembuluh darah dan
3 komponen yaitu salah satunya adalah hemoglobin dalam darah yang juga
system kardiovaskuler terbagi menjadi dua, yaitu yang tidak dapat diubah (usia,
jenis kelamin, dan riwayat keluarga dengan infark miokard) dan yang dapat
diubah (merokok, obesitas, kurang aktivitas fisik, kadar lemak yang tinggi,
B. Saran
kesehatan maupun ilmu alam lainnya penting sekali memahai anatomi sistem
kardiovaskuler secara tepat agar terhindar dari kelalaian baik itu dirumah sakit
Sistem Kardiovaskuler | 65
kurangnya aktifitas positif untuk memberikan kesehatan terhadap jantung
Sistem Kardiovaskuler | 65
DAFTAR PUSTAKA
Sistem Kardiovaskuler | 65