Nama Kelompok 5:
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudulkan “
Konsep persalinan normal, faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan, fisiologis
persalinan normal”. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
keperawatan maternitas II dan juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai “
persalianan normal”.
Terima kasih penulis ucapkan kapada kedua orang tua penulis yang telah memberikan
dukungan moril sehingga penulis dapat melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi
lagi,selanjutnya penulis ucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing mata kuliah
keperwatan maternitas II ibuk Yanti Puspita Sari, Ns, M.Kep telah membimbing penulis
dalam penyusunanan makalah ini..
Akhirnya penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis menerima kritik dan saran agar
penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu penulis ucapkam terima kasih
dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 3
BAB 1. PENDAHULUAN....................................................................................................... 4
1.1 . Latar Belakang.................................................................................................. 4
1.2 . Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
1.3 . Tujuan…………...........………….......................……………......................... 5
1.4 . Sasaran Pembelajaran………...........……….........…………............................ 5
BAB III.PENUTUP............................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Persalinan merupakan proses pengeluaran buah kehamilan atau hasil konsepsi atau janin
telah mencapai viabilitas (mampu hidup dunia luar kandungan), dengan kekuatan ibu sendiri,
tanpa intervensi penolong, berlangsung kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun bayinya (Hanifanh, 2004, hlm.145). Persalinan merupakan proses dimana bayi,
plasenta dan selaput ketuban keluar dari rahim ibu, persalinan di anggap normal jika
prosesnya terjadi pada usia cukup bulan/ setelah melalui 37 minggu tanpa adanya penyulit.
Proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Reeder
Martin,2012, hlm.592).
Persalinan normal yaitu proses lahirnya bayi dengan Letak Belakang Kepala (LBK)
dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat, serta tidak melukai ibu dan bayi,yang
umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan abnomal yaitu persalinan pervaginam
dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan operasi caesarea (Sofian,2012).
Persalinan normal dipengaruhi oleh 5 faktor penting yang dikenal dengan istilah 5P, yaitu
passenge (janin dan plasenta), passageway (jalan lahir), powers (kekuatan mendorong janin
keluar yang mencakup his/kekuatan uterus, kontraksi otot dinding perut, kontraksi diafragma,
dan ligamentum action), position (posisi ibu), dan psychologic (psikologis ibu bersalin).
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia pada tahun 2013, jumlah ibu bersalin sebanyak
4.975.636. Di Provinsi Jawa Timur jumlah ibu bersalin pada tahun 2013 sebanyak 611.344.
Berdasarkan profilkesehatan kabupaten jombang pada tahun 2013 jumlah ibu bersalin
sebanyak 22.380. Sedangkan data yang di dapat di BPM Yuni Widaryanti, Amd. Keb pada
tahun 2014 di peroleh data 277 ibu yang bersalin secara keseluruhan di Desa Semanding dan
di antaranya terdapat 257 dengan persalinan normal, sedangkan ibu yang bersalin yang di
rujuk karena adanya komplikasi saat persalinan berjumlah 20.
Hal tersebutlah yang mendasari kami membuat makalah ini untuk membahas tentang
persalinan normal pada ibu hamil. Bertujuan untuk menambah pengetahuan mengenai
konsep persalinan normal, faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan, fisiologis
persalinan normal.
4
1.2 Rumus masalah
1. Bagaimana konsep persalinan normal?
2. Bagaimana adaptasi fisiologis persalinan?
3. Bagaimana adaptasi psikologis persalinan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep persalinan normal.
2. Untuk mengetahui adaptasi fisiologis persalinan.
3. Untuk mengetahui Adaptasi psikologis persalinan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut sumapraja (1993), persalinan normal atau eutosia adalah proses kelahiran
janin pada usia cukup bulan ( 37-42 minggu) pada letak memanjang dan presentasi kepala
yang di susul dengan pengeluaran plasenta dan seluruh proses kelahiran itu berakhir dalam
waktu yang kurang dari 24 jam ( 12-18 jam) tanpa tindakan / pertolongan, dan tanpa
komplikasi.
Persalinan merupakan proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya, tetapi
persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu ataupun janin
sehingga memerlukan pertolongan, pengawasan dan pelayanan dengan fasilitas yang
memadai.
Terkadang pada wanita hamil terjadi kontraksi palsu atau kontraksi broxton hicks
yang merupakan kontraksi yang dapat terjadi pada uterus ibu pada kehamilan trimester
ketiga, tatapibukan merupakan tanda-tanda persalinan. Kontraksi ini merupakan
pengencangan otot-otot uterus dalam persiapan menuju proses persalinan yang berlangsung
kurang dari 1 menit namun dapat segera hilang jika posisi tubuh di ubah dan terjadi dengan
frekuensi yang teratur.
6
1. Estrogen
Berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas otot rahim dan memudahkan penerimaan
rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin,
rangsangan mekanis.
2. Progesteron.
Befungsi menurunkan sensitivitas otot rahim, menyulitkan penerimaan rangsangan
dari luar seperti oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis, dan
menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.
Pada kehamilan kedua hormon tersebut berada dalam keadaan yang seimbang,
sehingga kehamilan bisa dipertahankan. Perubahan keseimbangan kedua hormon tersebut
menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan oleh hipofise parst posterior dapat menimbulakan
kontraksi dalam bentuk Braxton Hicks. Kontraksi ini akan menjadi kekuatan yang dominan
pada saat persalianan dimulai, oleh karena itu makin tua kehamilan maka frekuensi kontraksi
semakin sering. Oksitosin diduga bekerja sama atau melalui prostaglandin yang makin
meningkat mulai umur kehamilan minggu ke 15 sampai aterm lebih-lebih sewaktu
partus/persalinan. Di samping faktor gizi ibu hamil dan keregangan otot rahim dapat
memberikan pengaruh penting untuk mulai nya kontraksi rahim. Dengan demikian dapat
dikemukakan beberapa teori yang memungkinankan terjadinya proses persalinan:
7
Prostaglandin banyak di hasilkan oleh lapisan dalam rahim yang di duga dapat
menyebabkan kontraksi rahim. Pemberian prostaglandin dari luar dapat merangsang
otot rahim berkontraksi dan terjadilah persalinan atau gugur kandung.
C. Tahapan persalinan
Persalian dibagi menjadi 4 tahap. Pada kala 1 serviks membuka dari 0-10 cm.
Kala 1 dinamakan juga kala pembukaan . Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran,
oleh karena kekuatan his dan kekutan mengedan, janin didorong sampai keluar sampai
lahir. Dalam kala III atau disebut kala urie, plasenta terlepas dari dinding uterus dan
dilahirkan. Kala IV mulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam kemudian. Dalam kala
tersebut diobservasi apakah terjadi pendarahan post partum.
1. Persalian kala I
Persalian kala I adalah kala pembuka yang berlangsung antara pembukaan nol
sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his kala pembuka berlangsung tidak begitu kuat
sehingga ibu masih dapat berjalan-jalan.Partus dapat dinyatakan mulai terjadi jika timbul
his dan wanita tersebut mengeluarakan lendir yang bersemu darah(bloody show) berasal dari
lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar.Darah berasal dari
pembuluh-pembuluh kapiler yang berada disekitar kanalis servikalis tersebut pecah karena
pergeseran –pergeseran ketika serviks membuka.
Prose ini berlangsung kurang lebih 18-24 jam,yang terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase
laten(8 jam ) dari pembukaan 0 cm sampai pembukaan 3 cm,dan fase aktif (7jam) dari
pembukaan serviks 3 cm sampai pembukaan 10 cm. Dalam fase aktif ini masih dibagi
menjadi 3 fase lagi yaitu :
8
Kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih sering pada fase aktif. Keadaan tersebut dapat
dijumpai baik pada primi gravida maupun multi gravida,akan tetapi pada multi gravida fase
laten ,fase aktif,fase deselarasi terjadi lebih pendek. Berdasarkan kurve Fridman
,diperhitungkan pembukaan pada pimigravida 1cm/jam dan pembukaan pada multi gravida 2
cm/jam. Dengan demikian waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan. Pada primigravida
ostium uteri internum akan membuka terlebih dahulu,sehingga serviks akan mendatar dan
menipis,kemudian ostium uteri esternum membuka. Pada multi gravida ostium uteri internum
sudah membuka sedikit,sehingga ostium uteri internum dan esternum serat penipisan dan
pendataran serviks terjadi dalam waktu yang bersamaan
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm)sampai bayi lahir. Proses ini berlangsung 2
jam pada primigravi dari 1 jam pada multigravida. Pada kala ini his menjadi lebih kuat dan
cepat,kurang lebih 2-3 menit sekali. Dalam kondisi yang normal pada kala ini kepala janin
sudah masuk dalam ruang panggul,maka saat his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar
panggul,yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasa adanya tekanan
pada rektum dan seperti akan buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan
menjadi lebar dengan membuaknya anus. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian
kepala janin tampak dalam vulva pada saat his. Jika dasar panggul sudah berelaksasi ,kapala
janin tidak masuk lagi diluar his. Dengan kekuatan his dan mengedan maksimal kepala janin
dilahirkan dengan suboksiput di bawah simisis dan dahi,muka,dagu melewati perineum.
Setelah his istirahat sebentar ,maka his akan mulai lagi untuk mengeluarkan anggota badan
bayi
9
3. Kala III(pelepasan uri)
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,yang berlangsung tidak
lebih 30 menit. Setelah bayi lahir uterus teraba keras dan fundus uteri agak diatas pusat.
Bebearpa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepas plasenta dari dindingnya.
4. Kala IV(observasi)
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum. Tujuan asuhan
persalinan adalah memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya
mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman ,dalam memperhatikan aspek sayang
ibu dan sayang bayi.
Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc.
10
Persalinan patut dicurigai jika setelah usia kehamilan 22 minggu keatas, ibu merasa
nyeri abdomen berulang yang disertai dengan cairan lendir yang mengandung darah atau
show. Agar dapat mendiagnosa persalinan, harus memastikan perubahan serviks dan
kontraksi yang cukup.
1. Perubahan serviks, kepastian persalinan dapat ditentukan hanya jika serviks secara
progresif menipis dan membuka.
2. Kontraksi yang cukup/adekuat, kontraksi dianggap adekuat jika :
a. Konstraksi terjadi teratur, minimal 3 kali dalam 10 menit, setiap kontraksi
beerlangsung sedikitnya 40 detik.
b. Uterus mengeras selama kontraksi, sehingga tidakbisa menekan uterus dengan
menggunakan jari tangan.
1. Menjelang minggu ke-36, pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala
janin sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan oleh kontraksi Braxton Hicks,
ketegangan dindidng perut, ketegangan ligamentum rotundum, dan gaya berat janin
sehingga kepala kearah bawah. Masuknya kepala janin ke pintu atas panggul dirasakan ibu
hamil dengan terasa ringan di bagian atas (rasa sesak mulai berkurang), terjadi kesulitan
saat berjalan, sering kencing. Gambaran penurunan bagian terendah janin tersebut sangat
jelas pada primigravida, sedangkan pada multigravida kurang jelas karena kepala janin
baru masuk pintu atas panggul menjelang persalinan.
2. Terjadinya his permulaan. Pada saat hamil mudah sering terjadi kontraksi Braxton Hicks.
Kontraksi ini dapat dikemukakan sebagai keluahan, karena dirasakan sakit dan
mengganggu. Kontraksi ini terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen dan
progesteron dan memberikan kesempatan rangsangan oksitosin. Dengan makin tua
kehamilan, maka pengeluaran estrogen dan progesteron makin berkurang, sehingga
oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering sebagai his palsu.
11
PERSALINAN SESUNGGUHNYA PERSALINAN SEMU
Serviks menipis dan membuka Tidak ada perubahan pada serviks
Rasa nyeri dan interval teratur Rasa nyeri tidak teratur
Interval antara rasa nyeri yang secara Tidak ada perubahan interval anatara rasa
perlahan semakin pendek nyeri yang satu dengan yang lain
Waktu dan kekuatan kontraksi semakin Tidak ada perubahan pada waktu dan
bertambah kekuatan kontraksi
Rasa nyeri terasa di bagian belakang, dan Kebanyakan rasa nyeri di bagian depan
menyebar ke depa
Dengan berjalan bertambah intensitas Tidak ada perubahan rasa nyeri dengan
berjalan
Ada hubungan antara tingkat kekuatan Tidak ada hubungan antara tingkat kekuatan
kontraksi dengan intensitas nyeri kontraksi uterus dengan intensitas rasa nyeri
Lendir darah sering tampak Tidak ada lendir darah
Ada penurunan bagian kepala janin Tidak ada kemajuan penurunan bagian
terendah janin
Kepala janin sudah terfiksasi di PAP Kepala belum masuk PAP walaupun ada
diantara kontraksi kontraksi
Pemberian obat penenang tidak Pemberian obat penenang yang efesien
menghentikan proses persalinan menghentikan rasa nyeri pada persalinan
sesungguhnya semu
12
Adapun gerakan-gerakan janin dalam persilangan/gerakan kardinal adalah sebagai berikut:
1. Engagement
2. Penurunan
3. Fleksi
4. Rotasi dalam
5. Ekstensi
6. Rotasi luar
7. Ekspulsi
13
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar panggul, vagina,
dan introitus (lubang luar vagina). Meskipun jaringan lunak khususnya lapisan-lapisan otot
dasar panggul ikut menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan
dalam proses persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir
yang relatif kaku (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004).
c. Powers(kekuatan mendorong janin keluar yang mencakup his/kekuatan uterus, kontraksi
otot dinding perut, kontraksi diafragma, dan ligamentum action)
His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks membuka dan
mendorong janin ke bawah. Pada presentasi kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala akan
turun dan mulai masuk ke dalam rongga panggul (Wiknjosastro dkk, 2005). Ibu
melakukan kontraksi involunter dan volunteer secara bersamaan (Bobak, Lowdermilk &
Jensen, 2004).
d. Position(posisi ibu)
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan. Posisi tegak memberi
sejumlah keuntungan. Mengubah posisi membuat rasa letih hilang, memberi rasa nyaman,
dan memperbaki sirkulasi. Posisi tegak meliputi posisi berdiri, berjalan, duduk dan
jongkok (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004).
e. Psychologic Respons(psikologis ibu bersalin).
Proses persalinan adalah saat yang menegangkan dan mencemaskan bagi wanita dan
keluarganya. Rasa takut, tegang dan cemas mungkin mengakibatkan proses kelahiran
berlangsung lambat (Depkes RI, 1999). Pada kebanyakan wanita, persalinan dimulai saat
terjadi kontraksi uterus pertama dan dilanjutkan dengan kerja keras selama jam-jam
dilatasi dan melahirkan kemudian berakhir ketika wanita dan keluarganya memulai proses
ikatan dengan bayi. Perawatan ditujukan untuk mendukung wanita dan keluarganya dalam
melalui proses persalinan supaya dicapai hasil yang optimal bagi semua yang terlibat.
Wanita yang bersalin biasanya akan mengutarakan berbagai kekhawatiran jika ditanya,
tetapi mereka jarang dengan spontan menceritakannya (Bobak, Lowdermilk &
Jensen,2004)
2.2 ADAPTASI FISIOLOGIS PERSALINAN NORMAL
14
mempengaruhi respon maternal, yait menurunkan kecemasan adn meningkatkan upaya
mengejan maternal
1. Kardiovaskuler
Selama persalinan curah jantung meningkat 40-50% di bandingkan sebelum persalinan. Hal
ini trejadi karena pelepsan katekolamin akibat nyeri dan kotraksi uterus. Seiring dengan
kontraksi uterus, sekitar 300 sampai 500 ml darah di pindahkan ke volume sentral.
Pengkajian paling akurat untuk mengkaji tanda-tanda vital maternal adalah di antara
kontraksi. Pengaturan posisi memiliki efek besar pada curah jantung. Mebalikkan posisi dari
miring ke telentang dapat menurunkan curah jantung 25-30 %.
2. Pernapasan
Dalam persalinan, ibu mengeluarkan lebih banyak CO2 dalam setiap nafas. Selama kontraksi
uterus kuat, frekuensi dan kedalaman pernapasan meningkat sebagai respon terhadap
peningkatan kebutuhan oksigen akibat pertambahan laju metabolisme. Menahan nafas saat
mengejan selama kala 2 dapat mengurangi pengeluaran co2. Masalah yang umum terjadi
adalah hiperventilasi maternal. Kondisi ini di manifestasikan dengan kesemutan pada tangan
dan kaki, kebas, dan pusing. Menejan yang berlebihan atau berkepajangan selama kala 2
dapat menyebabkan penurunan oksigen sebagai akibat sekunder dari menahan nafas.
3. Gastrointestinal
Motilitas dan absorbsi gastrointestinal menurun selama persalinan aktif dan waktu
pengosongan waktu berkurang. Efk ini akan lebih emburuk setelah pemberian narkotik.
Banyak wanita yang mengalami mual dan muntah selama berlangsungnya persalinan
khusunya dalam fase transisi pada kala 1 persalinan. Ketidak nyamanan ini melingkupi
dehidrasi dan bibir kering akibat bernapas melalui mulut. Karena resiko mual dan muntah,
beberapa fasilitas kesehatan membatasi asupan oral selama persalinan. Es batu biasanya dapat
mengurangi ketidaknyamanan akibat kekeringan mulut dan bibir.
4. Ginjal
Wanita bersalin mungkin tidak menyadari bahwa kandung kemihnya penuh karena intensitas
kontraksi uterus dan tekanan bagian presentasi janin atau efek anestesi lokal. Bagaimana pun
keadaan kandung kemih yang peuh dapat menahan penurunan kepala janin dan dapat memicu
15
trauma mukosa kandung kemih selama proses persalinan. Pencegahannya yaitu dengan selalu
mengingatkan ibu hamil untuk berkemih sepanjang pembukaan kala 1.
5. Hematopoietik
Persalinan bayi cukup bulan per vagina menyebabkan kehilangan darah rata-rata 500 ml,
sedangkan kelahiran sesar tanpa komplikasi menyebabkan kehilangan darah rata-rata 1.000
ml. Hipervolemia kehamilan membantu mengompensasi kehilangan darah ini. Selama
persalinan, waktu pembekuan darah sedikit menurun, tetapi kadar fibrinogen plasma
meningkat. Jumlah leukosit normalnya meningkat selama proses persalinan.
Kadar nartium dan kalium dalam plasma dapat menurun sebagai akibat dari penurunan
absorbsi gastrointerstinal , nafas cepat dan diaforesis (perspirasi) selama persalinan dan
kelahiran. Poliuria (sering berkemih) merupakan hal yang biasa terjadi.
7. Nyeri
Nyeri dalam persalian adalah bagian dari respon fisiologis yang normal terhadap beberapa
faktor. Selama kala 1, nyeri di sebabkan karena dilatasi erviks dan distensi segmen uterus
bawah. Pada kala 1 sensasi biasanya perlokasi di punggung bawah dan dapat menjalar ke
sekelilingnya sperti korset atau ikat pinggang hingga ke bagian anterior abdomen. Nyeri kala
II di sebabkan karena distensi dan kemungkinan gangguan pada bagian bawah vagina dan
perineum
Respon psikologis terhadap pengalaman persalinan sangat bervariasi dan di pengaruhi oleh
beberapa faktor. Salah satunya adalah latar belakang budaya wanita. Misalnya dalam
keyakinan yahudi orthodoks, kitab agama mengajarkan kesopanan sehingga pada saat istri
melahirkan, suami di larang melihat karena tidak sopan. Dalam budaya lain, pengguanan
sentuhan mungkin merupakan masalah yang menjadi perhatian contohnya wanita lain
menginginkan pasangannya untuk mendampinginya ketika persalinan sebagai perwujudan
rasa cinta mereka. Persiapan kelahiran sering kali bervariasi dan sering kali mempengaruhi
koping wanita bersalin dan pasangannya. Dukungan pasangan selama persalinan merupakan
prediktor utama terbentuknya presepsi yang postif terhadap pasangan.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Persalinan merupakan proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya, tetapi
persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu ataupun janin
sehingga memerlukan pertolongan, pengawasan dan pelayanan dengan fasilitas yang
memadai. Persalian dibagi menjadi 4 tahap. Pada kala 1 serviks membuka dari 0-10 cm. Kala
1 dinamakan juga kala pembukaan . Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran, oleh
karena kekuatan his dan kekutan mengedan, janin didorong sampai keluar sampai lahir.
Dalam kala III atau disebut kala urie, plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan.
Kala IV mulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam kemudian. Dalam kala tersebut
diobservasi apakah terjadi pendarahan post partum.
17
DAFTAR PUSTAKA
Anik Maryunani. 2010. Nyeri dalam Persalinan “Teknik dan Cara penanganannya”.
Jakarta : TIM
Sumarah, yani. 2009. Perawatan Ibu Bersalin ( asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin).
Yokyakarta : Fitramaya
Sharon, Leonide, Deborah. 2008. Keperawatan Maternitas Volume 1. Jakarta : EGC
18