ANGGOTA
Sarbaeni 20220303105
2022/202S3
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang memberikan kelimpahan nikmat dan
rahmat nya sehingga kita dapat menyelesaikan tugas bidang matakuliah farmakologi dengan
topik pembahasan “dampak obat terhadap system tubuh”
Tidak lupa juga kami haturkan kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi
dalam penyusunan karya ilmiah ini. Terutama ibu Ns. ERNALINDA ROSYA , S.Kep.,
M.Kep. selaku dosen pengampu dan juga pada teman sejawat yang turut serta berkontribusi
dalam penyusunan tugas analisis farmakologi.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dalam penulisan,
penyusunan, dan tata Bahasa penyampaian. Oleh karena itu kami dengan senang hati dan
berlapang dada menerima bentuk apapun masukan yang bersifat membangun.
Kami harap semoga kariyya ilmiah yang kami susun dapat memberikan manfaat dan
inspirasi bagi pembaca.
Penyusun,
Kelompok
3
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................5
2.1 Menguraikan fisiologi dan sistem tubuh kardiovaskular.............................................5
1. Perkembangan Sistem Kardiovaskuler........................................................................5
2.2 Menjelaskan pengertian obat-obat untuk sistem kardiovaskular...............................13
2.3 Menganalisis jenis-jenis penyakit..............................................................................14
2.4 Mekanisme kerja obat pada sistem tubuh kardiovaskular.........................................15
2.5 Asuhan keperawatan pada pasien yang mendapatkan terapi obat-obat untuk sistem
tubuh kardiovaskular............................................................................................................20
BAB III.....................................................................................................................................23
PENUTUP................................................................................................................................23
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................23
3.2 SARAN......................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................24
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam mata pelajaran farmakologi keperawatan, penting untuk memahami
dampak obat terhadap sistem tubuh kardiovaskular. Sistem kardiovaskular
merupakan sistem vital yang terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan darah. Obat-
obatan dapat memiliki efek langsung maupun tidak langsung terhadap sistem ini,
seperti menurunkan tekanan darah, mengatur irama jantung, menghambat
pembekuan darah, dan mempengaruhi aliran darah ke organ-organ. Para perawat
perlu memahami dampak ini agar dapat memberikan obat dengan aman dan
memantau respons tubuh pasien.
Dalam prodi keperawatan, mata pelajaran farmakologi keperawatan
memainkan peran penting dalam mempelajari dampak obat terhadap sistem tubuh
kardiovaskular. Contohnya, obat antihipertensi digunakan untuk menurunkan
tekanan darah tinggi, obat antiaritmia mengatur irama jantung yang tidak normal.
Pengetahuan ini membantu perawat dalam memberikan obat dengan tepat dan
memantau respons tubuh pasien terhadap terapi obat.
Pemahaman yang baik tentang dampak obat terhadap sistem tubuh
kardiovaskular sangat penting bagi perawat. Hal ini memungkinkan mereka untuk
mengamati efek samping atau interaksi obat yang dapat mempengaruhi kesehatan
kardiovaskular pasien.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Menguraikan fisiologi dan sistem tubuh kardiovaskular
Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari
jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan
mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan
dalam proses metabolisme tubuh. Sistem kardivaskuler memerlukan banyak
mekanisme yang bervariasi agar fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh,
salah satunya adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan
dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak di arahkan
pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang berfungsi memlihara dan
mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri.
6
membujur endotel berlapis saluran. Tabung-tabung membentuk untuk menjadi
jantung primordial. Jantung tubular bergabung dalam pembuluh darah di dalam
embrio yang menghubungkan tangkai, karian dan yolk sac membentuk sistem
kardivaskuler purba. Pada janin, proses peredaran darah melalui plasenta.
7
c. Letak diafragma: Jika terjadi penekanan diafragma keatas akan
mendorong bagian bawah jantung ke atas
d. Perubahan posisi tubuh: proyeksi jantung normal di pengaruhi oleh
posisi tubuh.
8
Permukaan jantung (fascies kordis) yaitu:
a. Fascies sternokostalis: permukaan menghadap kedepan berbatasan
dengan dinding depan toraks, dibentuk oleh atrium dekstra, ventrikel
dekstra dan sedikit ventrikel sinistra.
b. Fascies dorsalis: permukaan jantung menghadap kebelakang
berbentuk segiempat berbatas dengan mediastinum posterior,
dibentuk oleh dinding atrium sinistra, sebgain atrium sinistra dan
sebgain kecil dinding ventrikel sinistra.
c. Fascies diafragmatika: permukaan bagian bawah jantung yang
bebatas dengan stentrum tindinium diafragma dibentuk oleh dinding
ventrikel sinistra dan sebagian kecil ventrikel dekstra.
Ruang-ruang jantung
Jantung terdiri dari empat ruang yaitu:
1. Atrium dekstra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula di luar, bagian
dalamnya membentuk suatu rigi atau Krista terminalis.
9
1. Vena cava superior
2. Vena cava inferior
3. Sinus koronarius
4. Osteum atrioventrikuler dekstra
b. Sisa fetal atrium kanan: fossa ovalis dan annulus ovalis
c. Ventrikel dekstra: berhubungan dengan atrium kanan melalui
osteum atrioventrikel dekstrum dan dengan traktus pulmonalis
melalui osteum pulmonalis. Dinding ventrikel kanan jauh lebih
tebal dari atrium kanan terdiri dari:
a. Valvula triskuspidal
b. Valvula pulmonalis
2. Atrium sinistra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula
3. Ventrikel sinistra: Berhubungan dengan atrium sinistra melalui
osteum atrioventrikuler sinistra dan dengan aorta melalui osteum
aorta terdiri dari:
a. Valvula mitralis
b. Valvula semilunaris aorta
10
Aliran vena jantung: sebagian darah dari dinding jantung mengalir ke
atrium kanan melalui sinus koronarius yang terletak dibagian
belakang sulkus atrioventrikularis merupakan lanjutan dari vena.
2. Fisiologi Jantung
c. Fungsi umum otot jantung yaitu:
1. Sifat ritmisitas/otomatis: secara potensial berkontraksi tanpa adanya
rangsangan dari luar.
2. Mengikuti hukum gagal atau tuntas: impuls dilepas mencapai ambang
rangsang otot jantung maka seluruh jantung akan berkontraksi
maksimal.
4. Tidak dapat berkontraksi tetanik.
5. Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang awal otot.
11
1. Fase istirahat: Bagian dalam bermuatan negative(polarisasi) dan
bagian luar bermuatan positif.
2. Fase depolarisasi(cepat): Disebabkan meningkatnya
permeabilitas membrane terhadap natrium sehingga natrium
mengalir dari luar ke dalam.
3. Fase polarisasi parsial: Setelah depolarisasi terdapat sedikit
perubahan akibat masuknya kalsium ke dalam sel, sehingga
muatan positih dalam sel menjadi berkurang.
4. Fase plato(keadaan stabil): Fase depolarisasi diikiuti keadaan
stabil agak lama sesuai masa refraktor absolute miokard.
5. Fase repolarisasi(cepat): Kalsium dan natrium berangsur-angsur
tidak mengalir dan permeabilitas terhadap kalium sangat
meningkat.
Siklus jantung
Empat pompa yang terpisah yaitu: dua pompa primer atrium dan dua
pompa tenaga ventrikel. Periode akhir kontraksi jantung sampai kontraksi
berikutnya disebut siklus jantung.
12
1. Fungsi atrium sebagai pompa
2. Fungsi ventrikel sebagai pompa
3. Periode ejeksi
4. Diastole
5. Periode relaksasi isometric
Curah jantung
Normal, jumlah darah yang dipompakan ventrikel kiri dan kanan sama
besarnya. Jumlah darah yang dipompakan ventrikel selama satu menit
disebut curah jantung (cardiac output).
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi otot jantung:
1. Beban awal
2. Kontraktilitas
3. Beban akhir
4. Frekuensi jantung
Bunyi jantung
Tahapan bunyi jantung:
1. Bunyi pertama: lup
2. Bunyi kedua : Dup
3. Bunyi ketiga: lemah dan rendah 1/3 jalan diastolic individu muda
13
4. Bunyi keempat: kadang-kadang dapat didengar segera sebelum bunyi
pertama
14
Vasodilator bekerja dengan cara merelaksasi otot pembuluh darah. Jika
pembuluh darah melebar, aliran darah pun menjadi lebih lancar sehingga
beban kerja jantung dalam memompa darah dapat berkurang.
4. Lidocaine
Bentuk sediaan: Suntik
Merek dagang: Lidocaine Compositum, Lidocaine HCL, Lidocaine HCL
Monohydrate, Lidocaine Hydrochloride, Kifacaine, Lidox 2%, Lignovell
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan
buka laman obat lidocaine.
5. Furosemide
Furosemide merupakan obat untuk hipertensi yang termasuk dalam
golongan obat diuretik. Obat jenis ini bekerja dengan cara membuang
kelebihan air dan kadar natrium dalam tubuh, sehingga jumlah cairan dan
garam yang mengalir dalam pembuluh darah dapat menurun.
15
5. Hipertensi: Juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi, hipertensi adalah
kondisi di mana tekanan darah dalam arteri meningkat. Jika tidak
dikendalikan, hipertensi dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan
risiko terjadinya penyakit jantung koroner, stroke, dan gagal jantung.
16
metabolisasi sebelum mencapai sirkulasi sistemik. Metabolisme awal
terjadi di hati melalui enzim sitokrom P450 (CYP) menjadi bentuk
aktifnya.
Metabolisme: Pladogrel mengalami proses metabolisme hebat di hati.
Dalam hati, obat ini diubah menjadi bentuk aktif yang dikenal sebagai
metabolit aktif (active metabolite). Metabolit aktif ini bertanggung
jawab untuk efek antiplatelet pladogrel.
17
Efek antiplatelet dapat bertahan hingga 7-10 hari, karena platelet yang
baru dihasilkan akan menggantikan yang telah terpengaruh oleh obat.
3. Mekanisme kerja obat vasolidator
Vasodilator adalah jenis obat yang bekerja dengan memperluas atau
melebarkan pembuluh darah, yang mengakibatkan penurunan tekanan darah
dan peningkatan aliran darah ke jaringan-jaringan tubuh. Farmakokinetik dan
farmakodinamik obat vasodilator dapat bervariasi tergantung pada jenis obat
yang digunakan. Berikut adalah contoh umum farmakokinetik dan
farmakodinamik dari beberapa vasodilator:
Nitrat:
Farmakokinetik: Nitrat dapat diambil melalui mulut, diserap melalui
saluran pencernaan, dan kemudian mencapai aliran darah. Nitrat
dapat diberikan secara sublingual, oral, atau melalui jalur
transdermal. Beberapa nitrat juga tersedia dalam bentuk aerosol yang
dapat dihirup. Nitrat dapat memiliki waktu paruh yang singkat
(beberapa menit hingga beberapa jam), tergantung pada bentuk dan
dosisnya.
Farmakodinamik: Nitrat bekerja dengan menghasilkan oksida nitrat
(NO) di dalam tubuh. NO menyebabkan relaksasi otot polos
pembuluh darah, khususnya di arteri, sehingga mengakibatkan
pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) dan penurunan resistensi
vaskular perifer. Ini mengurangi beban kerja jantung dan
penurunan tekanan darah.
4. Mekanisme kerja obat lidocaine
Lidocaine adalah obat yang termasuk dalam kelas anestesi lokal.
Mekanisme kerja lidocaine berkaitan dengan kemampuannya untuk
menghambat konduksi sinyal saraf di sekitar area yang diaplikasikan. Berikut
adalah mekanisme kerja lidocaine:
18
terbuka, dan natrium masuk ke dalam sel. Hal ini menyebabkan depolarisasi
membran sel saraf yang memicu terjadinya konduksi sinyal. Lidocaine
mengikat dan memblokir saluran natrium, mencegah aliran natrium ke dalam
sel dan menghambat depolarisasi membran saraf. Akibatnya, konduksi sinyal
saraf terhambat, sehingga sensasi nyeri atau rangsangan tidak dapat
dihantarkan secara efektif.
Efek Lokal:
Lidocaine bekerja secara lokal pada daerah yang diaplikasikan. Ketika
lidocaine dioleskan atau disuntikkan pada kulit atau jaringan yang terkena, ia
menembus membran sel dan menyebar ke dalam jaringan di sekitarnya.
Lidocaine kemudian bekerja di dalam jaringan untuk menghambat konduksi
sinyal saraf di area tersebut, mengurangi rasa nyeri, dan memberikan efek
anestesi lokal.
Dalam aplikasi klinis, lidocaine sering digunakan sebagai anestesi lokal
untuk tindakan bedah kecil, prosedur invasif, atau untuk meredakan rasa sakit
pada kulit, jaringan, atau mukosa. Lidocaine juga dapat digunakan dalam
bentuk larutan untuk anestesi infiltrasi, blok saraf, dan anestesi regional.
Penting untuk dicatat bahwa penggunaan lidocaine harus sesuai dengan
petunjuk dokter atau petugas medis yang berkualifikasi, dan dosis yang tepat
harus disesuaikan dengan kondisi pasien.
Farmakokinetik Lidocaine:
Absorpsi: Lidocaine dapat diberikan melalui berbagai metode,
termasuk pemberian topikal, injeksi subkutan, dan injeksi intravena.
Absorpsi lidocaine tergantung pada metode pemberian dan area
aplikasi. Misalnya, lidocaine topikal umumnya memiliki absorpsi
lokal yang terbatas, sedangkan lidocaine yang diinjeksikan memiliki
absorpsi sistemik yang lebih cepat.
Distribusi: Lidocaine memiliki kemampuan penetrasi yang baik ke
dalam jaringan, termasuk kulit, otot, dan membran mukosa. Lidocaine
juga dapat menembus membran sel saraf untuk mencapai situs
kerjanya.
19
Metabolisme: Lidocaine mengalami metabolisme yang signifikan di
hati melalui enzim sitokrom P450, terutama CYP1A2 dan CYP3A4.
Metabolit utama lidocaine adalah monoetilglisin-xilidida (MEGX)
dan glikonida lidocaine.
Eliminasi: Lidocaine diekskresikan terutama melalui ginjal dalam
bentuk metabolit yang diekskresikan dalam urin. Setelah dosis
tunggal, eliminasi lidocaine biasanya memiliki waktu paruh yang
relatif pendek, sekitar 1-2 jam.
Farmakodinamik Lidocaine:
Mekanisme Aksi: Lidocaine bekerja dengan menghambat saluran
natrium voltase-dependen pada membran sel saraf. Dengan
menghambat aliran natrium ke dalam sel saraf, lidocaine menghambat
depolarisasi membran saraf yang diperlukan untuk konduksi sinyal
saraf. Akibatnya, lidocaine menghasilkan efek anestesi lokal dan
mengurangi sensasi nyeri.
Durasi Efek: Efek anestesi lidocaine tergantung pada dosis dan waktu
pemberian. Biasanya, lidocaine topikal memiliki durasi kerja yang
lebih pendek dibandingkan dengan lidocaine yang diinjeksikan.
Dalam aplikasi klinis, lidocaine biasanya digunakan untuk anestesi
lokal atau sebagai analgesik pada prosedur bedah kecil, tindakan
invasif, atau meredakan rasa sakit pada kulit, jaringan, atau mukosa.
5. Mekanisme kerja obat furosemide
Mekanisme kerja furosemide mengarah pada peningkatan produksi urine
yang signifikan, mengurangi volume darah dan cairan dalam tubuh, dan
menurunkan tekanan darah. Oleh karena itu, furosemide sering digunakan
dalam pengobatan tekanan darah tinggi (hipertensi), edema (penumpukan
cairan dalam jaringan), gagal jantung, gagal ginjal, dan kondisi medis lainnya
yang melibatkan retensi cairan. Penting untuk menggunakan furosemide
sesuai dengan petunjuk dan dosis yang ditentukan oleh dokter, serta
20
memantau elektrolit dan fungsi ginjal secara teratur selama
penggunaan obat ini.
Farmakokinetik Furosemide:
Absorpsi: Furosemide biasanya diberikan melalui jalur oral, tetapi
juga tersedia dalam bentuk injeksi intravena untuk penggunaan
segera. Setelah pemberian oral, furosemide cepat diserap dari saluran
pencernaan.
Distribusi: Furosemide tersebar luas ke dalam jaringan tubuh,
termasuk ginjal, hati, paru-paru, dan otot. Furosemide juga dapat
menembus sawar darah-otak dalam jumlah kecil.
Metabolisme: Furosemide mengalami sedikit metabolisme di hati,
dan sebagian besar dikeluarkan dalam bentuk obat yang tidak berubah
melalui ginjal.
Eliminasi: Furosemide diekskresikan terutama melalui ginjal. Karena
furosemide adalah diuretik kuat, obat ini menyebabkan peningkatan
ekskresi air dan elektrolit melalui urin.
Farmakodinamik Furosemide:
21
2.5 Asuhan keperawatan pada pasien yang mendapatkan terapi obat-obat untuk
sistem tubuh kardiovaskular
1. Asuhan Keperawatan Obat Antiplatelet
a. Monitor tanda-tanda perdarahan seperti perdarahan gusi, mimisan,
perdarahan kulit, atau urine berwarna gelap.
b. Pantau jumlah trombosit secara teratur melalui pemeriksaan
laboratorium.
c. Edukasi pasien tentang pentingnya mematuhi jadwal minum obat
secara teratur dan tidak menghentikan pengobatan tanpa persetujuan
dokter.
d. Ajarkan pasien tentang tanda-tanda perdarahan yang perlu segera
dilaporkan kepada tenaga medis.
22
perdarahan yang tidak normal atau efek samping lainnya yang
perlu dilaporkan.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam mata pelajaran farmakologi keperawatan, penting bagi mahasiswa
keperawatan untuk memahami dampak obat terhadap sistem tubuh kardiovaskular.
Obat-obatan memiliki efek yang bervariasi terhadap jantung, pembuluh darah, dan
aliran darah ke organ-organ. Pengetahuan ini membantu perawat dalam memberikan
obat dengan tepat, memantau respons tubuh pasien, dan mengurangi risiko efek
samping yang berpotensi merugikan pasien.
3.2 SARAN
Pelajarilah dengan seksama materi farmakologi keperawatan terkait dampak
obat terhadap sistem kardiovaskular. Pahami mekanisme kerja obat-obatan yang
umum digunakan dalam pengobatan penyakit kardiovaskular, serta efek samping yang
mungkin terjadi. Ini akan membantu Anda dalam memberikan perawatan yang aman
dan efektif kepada pasien.
Selalu lakukan pengkajian terhadap pasien sebelum memberikan obat,
terutama dalam hal riwayat penyakit kardiovaskular. Perhatikan tanda-tanda dan
gejala yang menunjukkan adanya perubahan pada sistem kardiovaskular. Jika terdapat
kekhawatiran atau perubahan yang signifikan, segera hubungi tim medis atau tenaga
medis yang lebih berpengalaman.
Perbarui pengetahuan Anda secara teratur mengenai obat-obatan yang
digunakan dalam pengobatan penyakit kardiovaskular. Tetap up-to-date dengan
informasi terkini tentang obat baru, perubahan dosis, dan perkembangan terapi.
24
Berpartisipasilah dalam program pengembangan profesional untuk menjaga
keterampilan dan pengetahuan farmakologi keperawatan Anda tetap terkini
DAFTAR PUSTAKA
25