Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM PERUBAHAN PADA KEHAMILAN

PERSALINAN DAN NIFAS

Disusun Oleh :

1. Dinda Agustia (40017001)


2. Ade Elza Safitri (40017002)
3. Agnes Monika Indrayani (40017003)
4. Aisah Maryanti (40017004)
5. Alima Haberna (40017005)
6. Anggun Krismala (40017006)

Dosen Pembimbing : Riska Marlin, SST., M.Kes

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TAHUN AKADEMIK 2017/2018

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr.Wb

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ Sistem Perubahan
Pada Kehamilan Persalinan Dan Nifas”

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

        Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

        Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Sistem Perubahan Pada Kehamilan
Persalinan Dan Nifas”dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...........................................................................................................1
B. TUJUAN.................................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
A. Perubahan Kardiovaskuler Pada Masa Kehamilan..........................................................2
I. Pengertian Sistem Kardiovaskuler..................................................................................2
II. Perubahan Pada Sistem Kardiovaskuler........................................................................2
B. PERUBAHAN SISTEM MUSKULOSKELETAL PADA MASA KEHAMILAN
6
I. Pengertian Sistem Muskuloskeletal.................................................................................6
II. Perubahan Sistem Muskuloskeletal.................................................................................7
C. PERUBAHAN SISTEM KARDIOVASKULER MASA NIFAS......................................9
BAB III..........................................................................................................................................13
PENUTUP.....................................................................................................................................13
A.   KESIMPULAN..................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu kesatuan
yang dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi,
pemeliharaan kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran
bayi dan persalinan dengan kesiapan untuk memelihara bayi.
Dalam menjalani proses kehamilan tersebut, ibu hamil mengalami perubahan-
perubahan anatomi pada tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya. Mulai dari trimester
I, sampai dengan trimester III kehamilan. Perubahan-perubahan anatomi tersebut
meliputi perubahan sistem pencernaan, perubahan sistem perkemihan, dan perubahan
sistem muskuloskeletal.
Dari masa kehamilan, persalinan dan nifas tentunya akan mengalami perbedaan
dan perubahan fisiologis pada sistem-sistem yang terjadi di dalamnya, salah satunya
adalah perubahan fisiologis masa kehamilan pada sistem musculoskeletal dan
kadiovaskuler. Mengingat adanya perubahan itulah maka penyusun membuat makalah
yang membahas tentang perubahan sistem kardiovaskuler dan musculoskeletal pada
masa kehamilan.

B. TUJUAN
 Mengetahui perubahan perubahan fisiologis yang terjadi pada system
muskuloskeletal dan kardiovaskuler ibu hamil.
 Mengetahui masalah sistem muskuloskeletal dan kardiovaskuler pada ibu hamil.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERUBAHAN KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN

I. PENGERTIAN SISTEM KARDIOVASKULER


Kardiovaskular adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan jantung dan
peredaran darah. Sistem peredaran darah, merupakan juga bagian dari kinerja jantung
dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini menjamin
kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh
dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh.
Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida
dalam arah yang berlawanan (lihat respirasi).
Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula
dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk
mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan.

II. PERUBAHAN PADA SISTEM KARDIOVASKULER


Ketika seorang ibu hamil memasuki usia minggu ke-5, maka salah satu organ
yang mengalami perubahan fungsi secara fisiologis adalah jantung. Pada saat itu
jantung mengalami perubahan yang komplek yang berefek pada perubahan fisiologi
tubuh lainnya. Perubahan itu antara lain :
1. Pada minggu ke 10-20 volume jantung mengalami peningkatan.
2. Volume Plasma juga mengalami peningkatan sejak usia kehamilan 6-8 minggu
sampai dengan usia 32 minggu maximal 4700-5200 ml (sekitar 45 %).
3. Peningkatan produksi sel darah merah (Red Blood Cell) sekitar 20-30 %
Peningkatan volume sirkulasi sekitar 45 %
4. Peningkatan volume darah pada akhir tekanan diastolik (Trimester II, awal
Trimester III)

Perubahan sistem kardiovaskuler terjadi selama masa kehamilan dan sangat


perlu dipahami bahwa perhatian pada wanita hamil normal sangatlah penting, sama
pentingnya dengan perhatian kepada wanita dengan kelainan kardiovaskuler saat
hamil.
2
Adaptasi sistem kardiovaskuler akan melindungi fungsi fisiologi normal
wanita, memenuhi kebutuhan metabolik tubuh saat kehamilan, dan menyuplai
kebutuhan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Hipertropi
atau dilatasi ringan jantung akan meningkatkan volume plasma darah dan curah
jantung. Diafragma akan terdorong ke atas, jantung terangkat ke atas dan berotasi
kedepan atau ke kiri. Peningkatan volume darah dan curah jantung menimbulkan
perubahan auskultasi yang terjadi pada masa hamil. Denyut jantung akan meningkat
secara perlahan hingga mencapai 10-15 kali/menit yang terjadi antara minggu ke-14
dan ke-20, kemudian menetap sampai aterm.
Berikut perubahan sistem kardiovaskuler yang terjadi pada masa kehamilan yaitu :
1. Tekanan darah
Tekanan darah arteri brakhialis akan bervariasi berdasarkan usia ibu. Adapun
faktor yang mempengaruhi yaitu posisi ibu pada saat pengukuran, kecemasan ibu dan
ukuran manset. Posisi ibu akan berpengaruh pada hasil pengukuran karena posisi
uterus dapat menghambat aliran balik vena, begitu juga dengan curah jantung dan
tekanan darah akan mengalami penurunan. Pada saat wanita duduk akan diperoleh
tekanan darah brakhialis yang tertinggi, ketika wanita berbaring dengan posisi
recumbent lateral kiri akan diperoleh hasil yang terendah, sedangkan ketika
mengambil posisi terlentang tekanan darah berada pada posisi tersebut.
Tekanan sistolik hampir konstan, tekanan diastolik menurun drastis pada
trimester satu, mencapai terendah pada usia kehamilan 16-20 minggu. Pada termin
berikutnya kembali pada tekanan yang sama seperti pada trimester satu. Pada saat
pertengahan semester perunahan pada tekanan darah dapat menyebabkan
ketidaksadaran/pingsan pada ibu hamil. Dengan berlanjutnya kehamilan, keadaan
yang tidak mendukung seperti posisi terlentang harus di hindarkan karena dapat
menyebabkan hip[ertensi yang terjadi pada 10% wanita hamil, dikenal juga dengan
sindrom hipotensif terlentang.
Pada kehamilan uterus menekan vena cava sehingga mengurangi darah vene
yang akn kembali ke jantung. Curah jantung mengalami pengurangan sampai 25-30%
dan tekanan darah busa turun 10-15% yang dapat membangkitkan pusing, mual, dan
muntah. Vena cava menjadi miskin oksigen pada akhir kehamian, sejalan dengan
meningkatnya distensi dan tekanan pada vena kaki, vulva, rektum, dan pelvis akan
menyebabkan edema di bagian kaki, vena dan hemoroid.

3
2. Komposisi dan volume darah
Pada masa kehamilan, anatomi pada sistem kardio vaskuler mengalami
perubahan , antara lain :
 Penebalan otot dinding ventrikel (trimester I)
 Terjadi dilatasi (pelebaran) secara fisiologis pada jantung, karena volume
rongga perut (abdomen) meningkat menyebabkan hipertropi jantung dan posisi
jantung bergeser ke atasdan ke kiri
 Pada fonokardiogram terdapat : splitting (bunyi jantung tambahan), murmur
sistolik dan Perubahan tekanan darah
Kadar bertambahnya volume darah bervariasi. Peningkatan volume darah
±1500 cc. Nilai normal 8,5%-9% dari berat badan. Peningkatan komposisis plasma
sebesar 1000 cc sedangkan sel darah merah 450 cc. Peningkatan aliran darah pada
kulit dan membran mukosa dan sebagian kaki dan tangan, mencapai maksimum 500
ml per menit pada kehamilan 36 minggu dan untuk membentuk ekstra panas untuk
metabolisme. Ini menerangkan tentang vaso dilatasi yang menyebabkan mengapa
wanita hamil merasakan panas dan selalu berkeringat setiap saat dan menderita nasal
kongesti.
Peningkatan Volume darah hanya sedikit yaitu sekitar 20% atau 100% atau
bervariasi bergantung pada ukuran tubuh wanita, paritas, primigravida, atau
multigravida. Volume darah Ibu akan meningkat secara progresif pada kehamilan 6 –
8 minggu dan akan mencapai maksimum pada kehamilan mendekati 32 – 34 minggu.
Peningkatan dimulai dari usia kehamilan 10 minggu dan secara progresif sampai
dengan kehamilan 30-34 minggu (peningkatan maksimum). Sirkulasi volume darah
yang tinggi diperlukan untuk:
 Persediaan aliran darah ekstra untuk plasenta di khori desidual
 Menyuplai kebutuhan metabolisme ekstra janin
 Persediaan untuk perkusi ekstra dari ginjal atau organ lain
 Sebagai pengimbangan dari arteri yang meningkat dan kapasitas vena
 Sebagai kompensasi hilangnya darah pada saat transportasi

Selama kehamilan terjadi peningkatan produksi sel darah merah sebesar 4-


5,5 juta/mm kubik (normal). Massa sel darah merah meningkat 30-33% pada
kehamilan matur dengan pemberian zat besi dan pada wanita yang tidak mendapat
suplemen zat besi sel darah merahnya hanya meningkat sebesar 17%. Walaupun
4
terjadi peningkatan sel darah merah tampak terjadi penurunan nilai hemoglobin
sebesar 12 hingga 16 gr/dl, dan nilai hematokrit 30-47%.
Apabila hemoglobin turun sampai 10 gr/dl atau kurang dan hematokrit
sampai 35% atau kurang, maka wanita tersebut diperkirakan mengalami anemia. Total
sel darah putih akan meningkat selama trimester kedua dan akan mencapai puncaknya
pada trimester ketiga. Delapan minggu setelah melahirkan, volume darah kembali
normal.
Peningkatan volume darah mempunyai beberapa fungsi penting :
1. Untuk memelihara kebutuhan peningkatan sirkulasi karena ada pembesaran
uterus dan unit foeto-plasenta.
2. Mengisi peningkatan resevoir vena.
3. Melindungi ibu terhadap perdarahan pada saat melahirkan.
4. Selama kehamilan ibu menjadi hiperkoagulopati.
Perubahan-perubahan tersebut mengakibatkan kebutuhan suplai Fe kepada
ibu hamil meningkat sekitar 500 mg/hari. Ibu hamil sering lebih cepat mengalami
kelelahan dalam beraktifitas, bengkak pada tungkai bawah, terjadinya anemia
fisiologis ( keadaan normal Hb 12 gr% dan hematokrit 35 %) dan 10% wanita hamil
mengalami hipotensi dan diaphoretic bila berada dalam posisi.
Walaupun begitu dalam keadaan normal, kesehatan wanita hamil tidak akan
terganggu. Namun pada ibu hamil denngan riwayat penyakit jantung, kondisi ini
memperburuk keadaan. Sehingga seorang wanita dengan penyakit atau gangguan pada
jantung sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum merencanakan
kehamilan.
Perubahan perubahan ini adalah untuk perlindungan terhadap perdarahan
katastropik tetapi juga akan merupakan predisposisi terhadap fenomena
tromboemboli. Karena plasenta kaya akan tromboplastin, maka bila terjadi Solusio
plasentae terdapat risiko terjadinya DIC.
3. Cardiac output
Curah jantung akan meningkat 40% pada usia kehamilan 12 minggu dan
50% pada kehamilan 34 minggu. Peningkatan yang terjadi tergantung dari individu.
Pada trimester ketiga, aliran pada curah jantung mengalami pengurangan karena ada
penekanan pada vena cava inferior oleh uterus. Adanya perubahan peningkatan aliran
atau tidak pada saat kehamilan sangat bersifat individual.

5
4. Sistem Koagulasi
Sistem pembekuan darah dan fiebrinogen mengalami akselerasi yang sangat
pesat pada saat kehamilan. Fibrinogen plasma faktor X meningkat dari 3 bulan
pertama kehamilan dan terus meningksat sedikit. Faktor VII,VII, IX, dan X semua
meningkat sejalan dengan konsumsi trobosit kapasitas pembekuan darah meningkat.
Hal ini kemungkinan merupakan persiapan untuk mencegah haemoragi pada
pelepasan plasenta, tapi merupakan resiko tinggi terjadinya trombosis, emboli, dan
adanya komplikasi

Perubahan-perubahan pada sistem kardiovaskuler akan berlangsung pada


kaum ibu yang sedang mengandung. Perubahan-perubahan itu sedikit banyak akan
berpengaruh pada janin dalam kandungan, apalagi bila kebetulan sang ibu menderita
penyakit jantung. Jantung seorang ibu hamil akan bekerja lebih berat, karena oksigen
yang sangat dibutuhkan janin, hanya dapat disuplai melalui darah sang ibu. Kondisi
demikian inilah, yang menyebabkan terjadinya perubahan- perubahan sistem
kardiovaskuler, meskipun masih dalam batas-batas fisiologik. Peningkatan volume
plasma masih berlangsung setelah 12 - 24 jam pasca-persalinan. Setelah proses itu
terlewati, volume plasma akan menurun kembali pada nilai volume plasma seperti
sebelum hamil.

Proses penyesuaian volume plasma ini, berlangsung hingga dua minggu


pascapersalinan. Semua ini merupakan perubahan alamiah, yang tidak akan
berpengaruh pada jantung normal. Tetapi jantung yang sakit, tentunya bakal
kewalahan.

B. PERUBAHAN SISTEM MUSKULOSKELETAL PADA MASA KEHAMILAN


I. PENGERTIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung
jawab terhadap pergerakan. Komponen utama system musculoskeletal adalah jaringan
ikat. Sistem ini terdiri dari :
o Muskuler/Otot : Otot, tendon,dan ligament
o Skeletal/Rangka : Tulang dan sendi

6
Otot adalah jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi
kimia menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang
terdiri dari tulang-tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap
dan posisi. Sebagai kerangka tubuh sistem muskuloskeletal memberi bentuk bagi
tubuh. Sebagai proteksi sistem muskuloskeletal melindungi organ-organ penting,
misalnya otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, jantung dan paru-paru terdapat
pada rongga dada (cavum thorax) yang dibentuk oleh tulang-tulang kostae (iga).
Perubahan sistem muskuloskeletal terjadi pada saat umur kehamilan semakin
betambah. Adaptasi ini mencakupi peningkatan berat badan, bergesernya pusat akibat
pembesaran rahim, relaksasi dan mobilitas. Namun demikian, pada saat post partum
system muskuloskeletal akan berangsur-angsur pulih kembali.

II. PERUBAHAN SISTEM MUSKULOSKELETAL


Perubahan sistem muskuloskeletal selama masa kehamilan adalah perubahan
tulang belakang yang menjadi lordosis yang progresif dan itu menjadi bentuk umum
pada masa kehamilan. Hal ini terjadi akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke
posisi anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang ke arah dua tungkai.
Sendi sakroiliaka, sakrokoksigis dan pubis akan meningkat mobilitasnya, yang
diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan
perubahan sikap ibu dan pada akhirnya menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian
bawah punggung terutama pada akhir kehamilan.
Adapun perubahan sistem muskuloskeletal pada masa kehamilan meliputi :

1. Dinding perut dan peritoneum


Peritoneum adalah membran berkilau yang melapisi semua organ perut.
Dengan mengeluarkan cairan peritoneal, membran ini memungkinkan isi perut
bergerak dengan lancar selama pengolahan makanan di usus. Luas permukaan
peritoneum sama besar dengan permukaan kulit, sekitar dua meter persegi.
Dinding perut akan longgar pasca persalinan. Keadaan ini akan pulih kembali
dalam 6 minggu. Pada saat wanita asthenis terjadi diastasis dari otot-otot rectus
abdonimis, sehingga sebagian dari dinding perut di garis tengah hanya terdiri dari
peritoneum, fasia tipis, dan kulit.

7
2. Kulit Abdomen
Abdomen adalah istilah yang digunakan untuk menyebut bagian dari tubuh
yang berada di antara thorax atau dada dan pelvis di hewan mamalia dan vertebrata
lainnya. Pada arthropoda, abdomen adalah bagian paling posterior tubuh, yang berada
di belakang thorax atau cephalothorax (sefalotoraks). Dalam bahasa Indonesia umum,
sering pula disebut dengan perut. Bagian yang ditutupi atau dilingkupi oleh abdomen
disebut cavitas abdominalis atau rongga perut.
Selama masa kehamilan, kulit abdomen akan melebar, melonggar dan
mengendur hingga berbulan-bulan. Otot-otot dari dinding abdomen dapat kembali
normal kembali dalam beberapa minggu pasca melahirkan dengan latihan post natal.

3. Striae
Striae adalah suatu perubahan warna seperti jaringan parut pada dinding
abdomen. Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang sempurna melainkan
membentuk garis lurus yang samar. Tingkat diastasis muskulus trektus abdominis
pada ibu post partum dapat dikaji melalui keadaan umum, aktivitas, paritas, dan jarak
kehamilan, sehingga dapat membantu menentukan lama pengembalian tonis otot
menjadi normal.

4. Perubahan Ligamen
Ligamen (ligamentum) adalah jaringan berbentuk pita yang tersusun dari
serabut-serabut liat yang mengikat tulang satu dengan tulang lain pada sendi
Setelah janin lahir, ligamen-ligamen, diafragma pelvis dan fasia yang
meregang sewaktu kehamilan dan partus berangsur-angsur menciut kembali seperti
sediakala. Tidak jarang ligametum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan
letak uterus menjadi retrofleksi.

5. Simpisis pubis
Pemisahan simpisis pubis jarang terjadi. Namun demikian, hal ini dapat
menyebabkan mordibitas maternal. Gejala dari pemisahan simpisis pubis antara lain :
nyeri tekan pada pubis disertai peningkatan nyeri saat bergerak di tempat tidur
ataupun waktu berjalan. Pemisahan simpisis dapat dipalapasi. Gejala ini dapat
8
menghilang setelah beberapa minggu atau bulan pasca meahirkan, bahkan ada yang
menetap.
C. PERUBAHAN SISTEM KARDIOVASKULER MASA NIFAS
Pada masa nifas, terjadi perubahan hebat yang melibatkan jantung dan
sirkulasi. Perubahan terpenting pada fungsi jantung terjadi dalam 8 minggu pertama
kehamilan. (cuningham : 2009 : hal 24-25).
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen,
volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan kadar
hemoglobin kembali normal pada hari ke-5.
Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar selama
masa nifas, namun kadarnya masih lebih tinggi daripada normal. Plasma darah tidak
begitu mengandung cairan dan dengan demikian daya koagulasi meningkat.
Pembekuan darah harus dicegah dengan penanganan yang cermat dan penekanan pada
ambulasi dini (Helen farrer : 2001 : hal 227)
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ
yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi
suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis).
Organ-organ penyusun sistem kardiovaskuler terdiri atas jantung sebagai alat
pompa utama, pembuluh darah, serta darah. Sistem kardiovaskuler yang sehat ditandai
dengan proses sirkulasi yang normal, apabila sirkulasi terhambat akibat keabnormalan
dari organ-organ penyusun sistem kardiovaskuler ini maka akan dapat menimbulkan
berbagai penyakit bahkan bisa mematikan.
Selama kehamilan volume darah normal digunakan untuk menampung aliran
darah yang meningkat, yang diperlukan oleh plasenta dan pembuluh darah uterin.
Penarikan kembali esterogen menyebabkan diuresis terjadi, yang secara cepat
mengurangi volume plasma kembali pada proporsi normal. Aliran ini terjadi dalam 2-
4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Selama masa ini ibu mengeluarkan banyak
sekali jumlah urin. Hilangnya progesteron membantu mengurangi retensi cairan yang
melekat dengan meningkatnya vaskuler pada jaringan tersebut selama kehamilan
bersama-sama dengan trauma selama persalinan.
 Pada persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar 300 – 400 cc. Bila
kelahiran melalui seksio sesarea, maka kehilangan darah dapat dua kali lipat.
Perubahan terdiri dari volume darah (blood volume) dan hematokrit

9
(haemoconcentration). Bila persalinan pervaginam, hematokrit akan naik dan pada
seksio sesaria, hematokrit cenderung stabil dan kembali normal setelah 4-6 minggu.
Setelah persalinan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu
relatif akan bertambah. Keadaan ini akan menimbulkan beban pada jantung, dapat
menimbulkan decompensation cordia pada penderita vitum cordia. Keadaan ini dapat
diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya haemokonsentrasi sehingga
volume darah kembali seperti sediakala, umumnya hal ini terjadi pada hari 3-5
postpartum.
Volume darah normal yang diperlukan plasenta dan pembuluh darah uterin,
meningkat selama kehamilan. Diuresis terjadi akibat adanya penurunan hormon
estrogen, yang dengan cepat mengurangi volume plasma menjadi normal kembali.
Meskipun kadar estrogen menurun selama nifas, namun kadarnya masih tetap tinggi
daripada normal. Plasma darah tidak banyak mengandung cairan sehingga daya
koagulasi meningkat.
Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Selama masa
ini ibu mengeluarkan banyak sekali jumlah urin. Hilangnya progesteron membantu
mengurangi retensi cairan yang melekat dengan meningkatnya vaskuler pada jaringan
tersebut selama kehamilan bersama-sama dengan trauma selama persalinan.
Kehilangan darah pada persalinan per vaginam sekitar 300-400 cc, sedangkan
kehilangan darah dengan persalinan seksio sesarea menjadi dua kali lipat. Perubahan
yang terjadi terdiri dari volume darah dan hemokonsentrasi. Pada persalinan per
vaginam, hemokonsentrasi akan naik dan pada persalinan seksio sesarea,
hemokonsentrasi cenderung stabil dan kembali normal setelah 4-6 minggu.
Pasca melahirkan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu relatif
akan bertambah. Keadaan ini akan menimbulkan dekompensasi kordis pada penderita
vitum cordia. Hal ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya
hemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti sediakala. Pada umumnya,
hal ini terjadi pada hari ketiga sampai kelima post patum.

Macam-Macam Perubahan Sistem Kardiovaskuler Masa Nifas


1. Volume darah
Perubahan volume darah tergantung pada beberapa faktor, misalnya
kehilangan darah selama melahirkan dan mobilisasi serta pengeluaran caira
ekstravaskuler (edema fisiologis). Kehilangan darah merupakan akibat penurunan
10
volume darah total yang cepat, tetapi terbatas. Setelah itu terjadi perpindahan normal
cairan tubuh yang menyebabkan volume darah menurun dengan lambat. Pada minggu
ke 3 dan ke 4 setelah bayi lahir volume darah biasanya menurun sampai mencapai
volume darah sebelum hamil.
Pada persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar 300-400 cc. bila
kehiran melalui seksio sesaria, maka kehilangan darah dapat dua kali lipat. Perubahan
terdiri dari volume darah dan hermatokrit (haemoconcentration). Bila perasalinan
pervaginan, hematokrit akan naik dan pada seksio sesaria, hemaktokrit cendrung stabil
dan kembali normal setelah 4-6 minggu.
Tiga perubahan fisiologi pascapartum yang melindungi wanita:
a. Hilangnya sirkulasi uteroplasenta yang mengurangi ukuran pembuluh darah
maternal 10% sampai 15%
b. Hilangnya fungsi endokrin plasenta yang menghilangkan stimulus vasolitasi
c. Terjadinya mobilisasi air ekstravaskuler yang disimpan selama wanita hamil
2. Curah Jantung
Denyut jantung, volume sekuncup, dan curah jantung meningkat sepanjang
msa hamil. Segera setelah wanita melahirkan, keadan ini meningkat bahkan lebih
tinggi selama 30 sampai 60 menit karena darah yang biasaya melintasi sikuir
uteroplasenta tiba-tiba kembali kesirkulasi umum. Nilai ini meningkat pada semua
jenis kelahiran.
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen,
volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan
hemoglobin kembali normal pada hari ke-5.
Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar selama
masa nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada normal. Plasma darah
tidak begitu mengandung cairan dan dengan demikian daya koagulasi meningkat.
Pembekuan darah harus dicegah dengan penanganan yang cermat dan penekanan pada
ambulasi dini.
Penarikan kembali esterogen menyebabkan diuresis terjadi, yang secara cepat
mengurangi volume plasma kembali pada proporsi normal. Aliran ini terjadi dalam 2-
4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Selama masa ini ibu mengeluarkan banyak
sekali jumlah urin. Hilangnya progesteron membantu mengurangi retensi cairan yang
melekat dengan meningkatnya vaskuler pada jaringan tersebut selama kehamilan
bersama-sama dengan trauma selama persalinan.
11
Setelah persalinan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu
relatif akan bertambah. Keadaan ini akan menimbulkan beban pada jantung, dapat
menimbulkan decompensation cordia pada penderita vitum cordia. Keadaan ini dapat
diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya haemokonsentrasi sehingga
volume darah kembali seperti sediakala, umumnya hal ini terjadi pada hari 3-5 post
partum.

3. Varises
Varises ditungkai dan disekitar anus (hemoroid) sering dijumpai pada wanita
hamil. Varises, bahkan varises vulva yang jarang dijumpai, dapat mengecil dengan
cepat setelah bayi lahir. Operasi varises tidak dipertimbangkan selama masa hamil.
Regresi total atau mendekati total diharapkan terjadi setelah melahirkan.

12
BAB III
PENUTUP

A.   KESIMPULAN
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu kesatuan yang
dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan
kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi dan
persalinan dengan kesiapan untuk memelihara bayi.
Masa nifas adalah masa setealah lahirnya hasil konsepsi sampai pulihnya organ
reproduksi seperti sebelium hamil, pada masa ini banyak terjadi perubahan yang di alami oleh
wanita postpartum pada sistem endokrin terjadi perubahan peningkatan dan penurunan
hormon–hormon, pada sistem kardiovaskuler terjadi perubahan pada volume darah dan curah
jantung
Perubahan-perubahan tersebut ada yang bersifat fisiologis dan patologis. Oleh karena
itu, tenaga kesehatan terutama bidan harus memehami perubahan-perubahan tersebut agar
dapat memberikan penjelasan dan intervensi yang tepat kepada pasien.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anisah, N., dkk. 2009. Perubahan Fisiologi Masa Nifas. Akademi Kebidanan Mamba’ul
‘Ulum Surakarta.
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Rukiyah, A., dkk. 2014. Asuhan Kebidanan III Nifas. Jakarta. Trans Info Media.

14

Anda mungkin juga menyukai