Anda di halaman 1dari 18

PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA IBU HAMIL

Oleh :
A.A.N Andri Ginesthira
dr. Ida Bagus Gde Sujana,Sp.An.M.Si

SMF/BAGIAN ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
RSUP SANGLAH DENPASAR
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................. 2

2.1 Perubahan pada Homeostasis Cairan Tubuh.................................................. 2

2.2 Perubahan pada Sistem Kardio Vaskular ...................................................... 2

2.3 Perubahan pada Sistem Respiratori .............................................................. 5

2.4 Perubahan pada sistem gastrointestinal dan hepatobilier ................................ 7

2.5 Perubahan pada Sistem Genital dan Urinari .................................................. 9

2.6 Perubahan pada Hematologi dan Koagulasi .................................................. 11

2.7 Perubahan pada Sistem Endokrin ................................................................. 13

2.8 Perubahan pada Sistem Imunologi ............................................................... 15

BAB III. KESIMPULAN ................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan


ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional.
Kehamilan dibagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12
minggu, trimester kedua dalam 15 minggu ( minggu ke -13 hingga ke - 27) dan trimester
ketiga 13 minggu ( minggu ke - 28 hingga ke - 40). 1

Dalam masa kehamilan ditemukan berbagai perubahan fisiologis pada ibu


dimana perubahan ini sebagian besar sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus
berlanjut selama kehamilan. Hampir semua perubahan tersebut akan kembali normal
setelah proses persalinan dan menyusui selesai. Perubahan fisiologis tersebut disebabkan
oleh adaptasi tubuh dan dirancang untuk memberikan oksigen dan nutrisi yang adekuat
untuk ibu dan juga janinnya selama masa kehamilan untuk bertahan hidup. 1

Sangat sering perubahan fisiologis ini dapat menjadi sebuah kebingungan selama
pemeriksaan klinis dan laboratorium pada wanita hamil. Sebagai contoh, perubahan
biokimia yang terjadi pada darah wanita hamil menghasilkan interpretasi laboratorium
yang sangat berbeda bila dibandingakan dengan wanita yang tidak hamil. Mengetahui
secara mendalam tentang perubahan fisiologis pada ibu hamil juga dapat digunakan
sebagai bukti yang mengindikasikan bahwa wanita tersebut telah hamil. 1,2

Sangat perlu bagi kita untuk memahami perubahan fisiologis yang ada dalam
masa kehamilan, sehingga nantinya akan dapat mengenali atau mendeteksi lebih dini jika
ada keadaan pathologik atau kelainan yang akan di alami oleh ibu. Hal ini juga akan
menjadi sebuah landasan kuat untuk menentukan sebuah tindakan yang tepat dilakukan
kepada ibu hamil dan memperoleh luaran hasil yang optimal dari kehamilan dan
persalinan.1,2,3

Pada bab berikutnya akan dibahas secara lebih detail perubahan fisiologis yang
perlu kita ketahui pada ibu hamil.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perubahan pada Homeostasis Cairan Tubuh

Peningkatan volume total cairan tubuh adalah salah satu perubahan yang sangat
terlihat selama masa kehamilan berlangsung dan peningkatan didistribusikan dari tubuh
ibu ke janin. Pada masa kehamilan, total cairan tubuh akan meningkat kira kira sebanyak
6,5 sampai 8,5 liter. Volume total cairan pada fetus, plasenta dan cavitas amnion
terhitung 3,5 liter, darah ibupun juga meningkat sebanyak 1,5-1,6 liter dengan 1,2-1,3
liter adalah peningkatan volume plasma dan 0,3-0,4 liter adalah peningkatan volume sel
darah merah. Sisanya adalah peningkatan pada cairan ekstraseluler ibu.2

Segera setelah konsepsi peningkatan plasma akan dimulai. Perubahan ini akan
menurunkan osmolaritas. Pada minggu ke 12 usia kehamilan, osmolaritas serum menjadi
8 sampai 10 mOsm/kg lebih rendah dibandingkan dengan keadaan ibu saat sebelum masa
kehamilan. Selain itu, titik ambang terendah osmotik dan pelepasan antidiuretic hormone
akan menurun pada 10 mosmol, hal inipun akan berdampak pada peningkatan retensi dan
intake cairan. Pada seluruh masa kehamilan, 500-900 mmol natrium dan 350 mmol
kalium akan dipertahankan. Meskipun demikian rerata konsentrasi natrium dan sodium
menjadi lebih rendah (masing-masing 3-4 mEq/L(mmol/L) dan 0,2 mEq/L) setelah 12
minggu dibandingkan dengan saat sebelum kehamilan. Penurunan dalam konsentrasi
serum natrium dan kalium berhubungan dengan retensi air yang akan melebihi retensi
natrium dan kalium. 3

2.2 Perubahan pada Sistem Kardio Vaskular

Kehamilan dapat menyebabkan banyak perubahan pada sistem kardio vaskular.


Perubahan tersebut meliputi perubahan pada cardiac output, denyut jantung, tekanan
darah, tahanan vascular, kapasitas dan ukuran ventrikel. Banyak dari perubahan tersebut
disebabkan oleh faktor hormonal pada saat masa kehamilan dan mulai terjadi pada awal
kehamilan yaitu sejak minggu ke - 4 sampai 5 umur kehamilan. 4

Ibu akan mengalami peningkatan denyut jantung 10 sampai 20 kali permenit


pada awal trimester 3, bersamaan dengan adanya penigkatan stroke volume sebanyak
25% maka terjadi peningkatan cardiac output secara keseluruhan sebanyak 50%.

5
Kebanyakan dari perubahan ini bertujuan untuk menunjang suplai darah ke uterus,
plasenta dan payudara ibu. Uterus dan payudara akan menerima masing - masing 17 %
dan 2% dari cardiac output. Adanya peningkatan cardiac ouput adalah sebuah
kompensasi yang dikarenakan adanya peningkatan laju jantung, penurunan tahanan
vaskular dan peningkatan stroke volume. Penurunan tahanan vaskular akan sistemik terus
berlangsung hingga aterm, hal disebabkan oleh hormon progesteron yang menyebabkan
relaksasi pada otot polos dan berdampak pada vasodilatasi pada pembuluh darah.4

Saat persalinan dan masa nifas akan terjadi peningkatan cardiac ouput, dimana
peningkatan sebanyak 12 % terjadi pada kala 1 persalinan dan juga menjadi penyebab
utama meningkatnya stroke volume. Peningkatan ini diduga terjadi karena meningkatnya
preload pada saat setiap kontraksi uterus, fenomena ini sering disebut sebagai “uterine
autotransfusion”. Selama kala 2 berlangsung, cardiac output dapat meningkat mencapai
34%, dimana pada awalnya dimulai dari meningkatnya stroke volume lalu diikuti oleh
peningkatan cardiac output dan ditandai dengan meningkatnya denyut jantung. Segera
stelah persalinan ( 10-30 menit setelah bayi lahir) diperkirakan 300-500mL darah yang
sebelumnya mengalir ke uterus akan kembali mengalir ke sirkulasi vaskular ibu.
Peningkatan ini akan berperan dalam meningkatkan preload dan stroke volume lalu
selanjutnya akan juga meningkatkan cardiac output sebanyak 10-20%. Kejadian inilah
yang harus menjadi perhatian khusus pada pasien yang mempunya riwayat penyakit
jantung, karena dapat mengakibatkan oedem paru ataupun serangan jantung kongestif.
Cardiac output akan kembali seperti masa pra kehamilan dalam 2 minggu setelah
persalinan dan dalam 6 minggu setelah persalinan akan kembali seperti sebelum
kehamilan.3,4

Cardiac output juga terpengaruh pada posisi ibu pada saat masa kehamilan. Posisi
yang baik untuk masak kehamilan adalah knee –chest position atau posisi berbaring
miring. Ini disebabkan karena uterus akan menekan vena kava inferior pada posisi
supinasi (terlentang) dan akan menyebabkan venous return tersumbat kea rah ekstremitas.
Ditemukan 5-10 % ibu hamil akan merasa mual, sakit kepala atau bahkan mengalami
sinkope dikarenakan posisi berbaring terlentang. Tidur dengan posisi berbaring ke kiri
sangat disarankan untuk menangani hal seperti ini.3,4

Progesteron memiliki efek vasodilatasi dan akan membuat relaksasi pada otot
polos, maka dari itu terjadilah penurunan pada tahanan sistemik vaskular secara
signifikan. Kejadian ini berawal pada minggu ke 5 dan akan berkurang pada minggu ke
20 dan 32 umur kehamilan, setelah itu tahanan sistemik vaskular akan kembali meningkat

6
hingga umur kehamilan aterm. Penurunan tahanan vaskular ini akan bermanifestasi pada
penurnan tekanan darah. Tekanan diastolik dapat meningkat hingga 12 mmHg pada
pertengahan masa kehamilan, lalu diikuti dengan peningkatan secara bertahap sebanyak
10 mmHg sampai akhir kehamilan. Tekanan sistolik akan menunjukan perubahan yang
kecil sampai umur kehamilan 36 minggu. Oleh karena itu Mean Arterial Blood Preasure
(MAP) akan mencapai titik terendah pada masa pertengahan kehamilan dan akan
mencapai normal seperti masa sebelum kehamilan pada saat usia kehamilan aterm. 3,4

Karena adanya plasenta yang berfungsi seperti pintas arteri-venous dan


bersamaan juga dengan adanya faktor faktor vasodilatasi perifer seperti estrogen,
progesteron dan peningkatan sintesis endotel dari prostaglandin E2 dan prostasiklin. Hal
inipun akan mengakibatkan tekanan darah pada masa kehamilan akan menurun sebanyak
6-8%. Penurunan tekanan darah ini akan terjadi pada dua trimester awal masa kehamilan
dan akan kembali seperti sebelum adanya kehamilan pada saat usia kehamilan aterm.
Pada saat pemberian analgesik epidural tekanan darah dan cardiac ouput akan menurun
dan dalam posisi supinasi 70 % ibu akan mengalami penurunan tekanan darah yang
signifikan paling tidak sebanyak 10 %.3,4

Pada saat masa kehamilan, posisi jantung akan terdorong keatas dan terotasi ke
depan. Semua suara jantung akan terdengar lebih keras dan suara jantung satu akan
terdengar terpisah (split). Terdengarnya suara murmur pada ejeksi sistolik adalah normal
karena adanya turbulensi sekunder akibat dari peningkatan aliran darah pada katup yang
normal. Terkadang juga akan terdengar suara diastolic murmur.

Meskipun seluruh ruang pada jantung akan mengalami perubahan pada


bentuknya dari trimester pertama hingga rimester terakhir, hipertropi dan dilatasi pada
ventrikel kiri sangat signifikan. Peningkatan pada akhir diastolik ventrikel kiri dapat
terlihat mulai pada minggu ke 10 dan puncaknya pada trimester ke-3. Perubahan struktur
pada ventrikel kiri akan memiliki kemiripan dengan hipertropi pada jantung yang bekerja
keras seperti struktur yang biasanya terlihat pada orang dengan memiliki riwayat
hipertensi kronik. Keadaan inipun akan berdampak pada efisiensi dan kapasitas pompa
pada ventrikel kiri karena adanya peningkatan volum diastolik akhir. 3,4

2.3 Perubahan pada Sistem Respiratori

7
Selama masa kehamilan, fungsi paru, pola ventilasi dan pertukaran gas akan
terpengaruh pada perubahan biokimia dan juga mekanikal. Salah satu yang menjadi
penyebab utama dari perubahan ventilasi pada fungsi pernapasan adalah sistem kerja
hormon pada masa kehamilan.5

Hormon progesteron secara bertahap akan meningkat selama masa kehamilan,


dari 25 ng.mL pada 6 minggu pertama sampai 150 ng.mL pada 37 minggu kehamilan.
Dalam hal ini progesteron adalah sebuah pemicu utama pada pusat pernapasan menjadi
lebih sensitif terhadap karbondioksida karena alveolar menunjukan perubahan sensitifitas
yang signifikan terhadap karbondioksida. Progesteron mengubah struktur otot polos pada
jalan pernapasan dan menyebabkan efek bronkodilator. Maka dari itu hal ini akan
menjadikan adanya keadaan hyperaemia dan oedem pada permukaan mukosa yang juga
menyebabkan kongesti nasal. Selain itu kadar estrogen juga meningkat pada saat masa
kehamilan, hormon ini menjadi sebuah mediator terhadap reseptor progesteron. Hal ini
menyebabkan peningkatan sensitifitas terhadap reseptor progesteron pada hipotalamus
dan medulla yang fungsinya sebagai pusat dari saraf pernapasan. Hormon yang juga
mempunyai peran yang sangat penitng adalah prostaglandin, dimana hormon ini akan
menstimulasi otot polos pada uterus disaat masa persalinan. Prostaglandin akan selalu ada
di setiap trimester masa kehamilan. Prostaglandin F2a akan meningkatkan tahanan jalan
napas dengan memberikan efek konstriksi pada otot polos bronkus, sedangkan efek
bronkodilator dapat disebabkan oleh prostaglandin E1 dan E2.5

Adapun efek mekanikal yang juga menyebabkan adanya perubahan pada sistem
respiratori selama masa kehamilan. Perkembangan uterus yang progresif merupakan
penyebab utama dari adanya perubahan pada volume paru dan dinding dada selama
kehamilan. Hal ini meliputi penekanan pada diafragma dan perubahan bentuk toraks.
Perbesaran uterus meningkatkan tekanan akhir respiratori abdomen dan menyebabkan
diafragma tertekan keatas. Adapun dua konsekuensi terhadap kejadian ini, yang pertama
tekanan negatif pada pleura akan meningkat, lalu dapat menyebabkan penutupan dari
jalan nafas kecil akan lebih cepat dan mengakibatkan penurunan pada Funtional Residual
Capacity (FRC) dan expiratory reserve volume. Perubahan yang kedua terdapat pada
ukuran ketinggian dada akan lebih pendek namun pada sisinya akan meningkat untuk
mempertahankan kapasitas paru secara konstan. 5,6

Pada masa kehamilan diameter sisi anterior –posterior dan sisi melintang akan
meningkat lalu akan terus meningkat hingga 5-7 cm pada lingkar dinding dada.
Sedangkan costal angel akan melebar sebanyak 50 % dari 68 menjadi 103. Selanjutnya,

8
dalam keadaan istirahat posisi diafragma akan berubah menjadi 4-5 cm meningkat keatas.
Semua perubahan ini adalah dampak dari perkembangan uterus. Relaksasi pada ligament
juga akan menekan kosta dan menyebabkan perubahan awal terhadap bentuk dari ruang
dada. Perubahan ini akan mencapai puncaknya pada minggu ke 37 dan akan kembali
normal pada 24 minggu setelah persalinan. 5,6

Perubahan struktur pada ruang dada juga akan menyebabkan fungsi pernapasan
berubah. FRC akan menurun 300 sampai 500 mL dan penurunan ini berdampak langsung
terhadap peningkatan posisi istirahat dari diafragma. Perubahan FRC selanjutnya akan
terbagi kedalam expiratory reserve volume dan residual volume yang masing masing
mengalami penurunan 100-300 mL dan 200-300 mL. Penurunan ini seiring dengan
penurunan inspiratory capacity volume hingga 100-300mL.

Kebutuhan oksigen akan meningkat selama masa kehamilan hingga lebih dari
20% untuk memenuhi kebutuhan metabolik terhadap ibu agar janinnya berkembang
dengan baik. Dengan begitu pada keadaan kehamilan ganda akan menimbulkan
kebutuhan oksigen yang lebih. Disamping itu, pada saat persalinan kebutuhan oksigenpun
lebih tinggi hingga 60%. Peningkatan progesterone menstimulasi pusat pernapasan pada
medulla yang akan menyebabkan peningkatan pada jalannya pernapasan. Saat kehamilan
berusia 8 minggu, minute ventilation meningkat hingga 30-50% dan begitu juga pada
volume tidal meningkat sampai 40%. Peningkatan minute ventilation bersamaan dengan
penurunan kapasitas residual fungsional mengakibatkan peningkatan pada ventilasi
alveolar hingga 50-70% dan akan berdampak juga pada peningkatan tekanan oksigen
alveolar (PaO2), penurunan tekanan karbon dioksida arterial (PaCO2) dan sedikit
penurunan pH darah. PaCO2 yang rendah sangat penting untuk mengimbangi
carbondioksida yang di hasilkan dari janin ke ibu. Rendahnya PaCO2 akan menyebabkan
alkalosis respiratorik dan selanjutnya akan dikompensasi oleh ginjal dengan
meningkatkan eksresi bikarbonat. Dengan adanya peningkatan kebutuhan oksigen dan
penurunan kapasitas fungsional residual, ibu hamil akan lebih mudah mengalami apnea
khususnya pada saat dilakukan intubasi. 5,6

2.4 Perubahan pada sistem gastrointestinal dan hepatobilier

Masa kehamilan dan hormone – hormone yang berhubungan di dalamnya


mempengaruhi motilitas dan fungsi dari sistem gastrointestinal dan hepatobilier.

9
Perubahan fungsi ini dapat bermanifestasi menjadi sebuah sindrom klinis selama
kehamilan ataupun dapat merubah hasil dari beberapa pemeriksaan laboratorium.6

Mual dan muntah mungkin menjadi gejala yang sangat sering ditemui pada
sekitar lebih dari 70% ibu hamil. Gejala ini mengalami puncaknya pada minggu ke 9
dengan 60% kejadian biasanya hilang pada awal trimester ke 3 dan 90 % biasanya juga
hilang pada minggu ke 20. Meskipun mekanisme yang sebenarnya terhadap perubahan
fisiologi yang menyebabkan mual dan muntah belum diketahui, diperkirakan peningkatan
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) yang dapat menyebabkan peningkatan pada
produksi estrogen adalah penyebab dari munculnya gejala tersebut. Kebanyakan wanita
menanggapi hal ini sebagai hal yang biasa dan sedikit dari wanita hamil akan mengalami
hyperemesis gravidarum, yaitu sebuah kondisi dimana ditemukan mual dan muntah yang
persisten, dehidrasi berat, ketidak seimbangan elektrolit dan penurunan berat badan yang
akan membutuhkan perawatan rumah sakit.6

Sebagai proses terhadap kehamilan, banyak wanita mengalami gastroesophageal


reflux yang disebabkan karena bersamaan dengan adanya hubungan antara progesterone
yang mempengaruhi tonus sphincter dari gastroesophagal dan juga adanya tekanan
terhadap lambung yang disebabkan dari uterus yang semakin membesar. Progesterone
dan estrogen juga akan menurunkan motilitas dari gastrointestinal, tonus dan
pengosongan gall bladder. Hal ini menyebabkan perubahan mekanisme usus.6,7

Meskipun sedikit perubahan yang terdapat pada aliran darah ke hati pada masa
kehamilan, kemampuan sintesis dan aktivitas hati meningkat beberapa kali lipat. Sebagai
contohnya pada aka nada peningkatan terhadap produksi serum albumin, prealbumin, dan
total protein, sintesis hati terhadap fibrinogen, transferrin, ceruloplasmin dan ikatan
protein terhadap sex steroid, corticosteroid dan hormone tiroid. Estimasi albumin dapat
meningkat 15% sampai 123g pada 28 minggu masa kehamilan dibandingkan dengan
ditemukannya 107 g pada masa saat tidak hamil. Fosfat alkalin juga akan meningkat
setelah 24 minggu usia kehamilan yang berikutnya akan ikut berkaitan dengan isoenzyme
yang dihasilkan oleh plasenta. Sirkulasi estrogen dapat mempengaruhi produksi dan
sekresi asam empedu, hal ini akan menyebabkan cholestasis ringan. Namun hal ini tidak
berpengaruh terhadap kehamilan. 7

Bebrapa wanita dapat memperlihatkan manifestasi klinis dan hasil laboratorium


yang unik. Perubahan fisiologis yang terjadi pada masa kehamilan ini akan menghasilkan
tanda klinis yang mirip dengan penyakit liver. Contohnya seperti eritema palmaris dan

10
spider angiomata yang akan segera hilang pada saat setelah melahirkan. Hal ini diketahui
karena adanya penurunan serum albumin dan konsesntrasi protein total. Meskipun
konsentrasi serum albumin secara keseluruhan dan protein total akan meningkat pada
masa kehamilan, pengukuran terhadap volume plasma akan ditemukan lebih rendah.
Penurunan serum albumin akan terlihat pada pada pengukuran zat albumin terikat seperti
pada unconjugated bilirubin, kalsium dan zinc, meskipun pada sirkulasi juga dapat
terlihat lebih tinggi.8

Pada saat gejala mual dan muntah telah hilang, kebanyakan wanita akan
mengalami peningkatan nafsu makan dengan asupan kalori yang juga akan meningkat
sampai hampir 300 kcal/hari. Pica, yaitu kelainan pada kebiasaan memakan sesuatu yang
tidak seharusnya dimakan seperti besi, tanah, detergent atau es batu juga dapat
ditemukan. Peningkatan produksi saliva juga sering ditemukan pada beberapa wanita
hamil. Kondisi ini juga sering disebut dengan ptyalism yang dapat mengakibatkan
berkurangnya 1-2 L saliva perharinya dan akan menunjukan rasa mual pada wanita
karena harus banyak menelan saliva yang terus di produksi secara berlebihan tersebut.

Kolesterol dan trygliserin juga berubah selama kehamilan. Dalam 12 minggu


masa kehamilan, ditemukan adanya densitas yang tinggi terhadap kolesterol lipoprotein
mencapai 20 % jika dibandingkan dengan keadaan sebelum hamil dan akan terus
meningkat selama masa kehamilan berlangsung. Demikian pula pada densitas lipoprotein
yang rendah akan mulai meningkat pada usia 18 minggu lalu akan berlanjut selama masa
kehamilan. Trigliserid akan meningkat mencapai hampir 250% jika dibandingkan dengan
kondisi sebelum hamil.

Kuantitas yang adekuat terhadap vitamin dan mineral sangat perlu untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin. Semntara jumlah retinol ( Vitamin A) rendah pada
masa kehamilan,  tocopherol (Vitamin E) akan meningkat dalam kolesterol. Jumlah
keseluruhan pada 1,25 dihydroxyvitamin D akan meningkat dalam kehamilan namun, 25
hydroxyvitamin D tidak berubah. Konsentrasi sirkulasi mineral akan mempengaruhi
pembawa protein masing masing dan jumlah serum albumin. Dalam konteks ini
konsentrasi tembaga akan meningkat selama masa kehamilan karena adanya peningkatan
pada sintesis ceruloplasimn di hati. Penurunan kadar zinc berhubungan dengan adanya
penurunan pada kadar serum albumin. 7,8

2.5 Perubahan pada Sistem Genital dan Urinari

11
Sama seperti pada bagian sistem kardiovaskular dan respiratori, pada sietem
genitourinary juga akan mengalami beberapa perubahan pada anatomi dan juga fungsinya
selama kehamilan. Ukuran dan berat ginjal akan meningkat selama kehamilan yang
disebabkan karena adanya peningkatan volume intersisial, vaskular renal dan urinary
dead space. Adanya pelebaran pada renal calyx ,pelvis dan ureter yang akan
mengakibatkan urinary dead space. Pelebaran pada pelvis dan ureter mulai terjadi pada
minggu ke 8 dan akan mengalami puncaknya pada trimester ke 2, dimana diameter ureter
akan menjadi lebih dari 2 cm. pelebaran pada ureter kanan biasanya lebih besar dari pada
yang kiri. Terkadang pelebaran yang terjadi pada ureter dan juga pelvis akan
mengganggu hasil evaluasi pada saat melakukan pemeriksaan radiologis untuk
mengatahui adanya obstruksi terhadap urinary track. Pada kehamilan juga ditandai
dengan ditemukannya perubahan pada anatomi bladder, dimana perubahan itu mencakup
ketinggian pada trigone dan peningkatan vaskular yang berliku-liku pada bladder.
Perubahan ini adalah penyebab utama adanya hematuria mikroskopis. Selanjutnya ukuran
kapasitas bladder akan mengecil karena adanya perbesaran uterus, dimana hal inipun juga
akan menyebabkan peningkatan frekuensi urinary, urgensi dan mungkin juga bisa
menyebabkan inkontinensia. 8

Aliran plasma renal akan meningkat secara bertahap selama pertengahan


trimester pertama dan mencapai 60-80% lebih meningkat pada pertengahan kehamilan.
Pada saat masa kehamilan, aliran plasma renal 50% lebih banyak dibandingkan saat masa
tidak hamil. Demikian pula, Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) akan meningkat 40-50%
pada usia kehamilan ke 9-11 dan terus menerus akamn meningkat sampai usia kehamilan
36 minggu. Perubahan ini akan menyebabkan adanya penurunan terhadap hasil
pemeriksaan konsentrasi plasma kreatinin, asam urat, dan Blood Urea Nitrogen (BUN).
Jumlah creatinin clearence akan meningkat pada masa kehamilan hingga 150-200mL
bila dibandingkan dengan masa sebelum hamil yaitu 120mL. Konsentrasi serum kreatinin
dan BUN akan terjadi secara bersamaan. Konsentrasi serum asam urat akan menurun
pada masa awal kehamilan hal ini merupakan dampak dari adanya peningkatan pada LFG
dan akan mencapai titik rendahnya pada usia kehamilan minggu ke 24. Setelah masa
masa kehamilan konsentrasi asam urat akan segera meningkat.

Peningkatan aliran plasma pada renal dan LFG juga akan menyebabkan
peningkatan pada ekskresi terhadap glukosa, asam amino dan protein. Maka dari itu
wanita hamil sering mengalami glukosuria. Wanita hamil juga akan kehilangan asam
amino lebih dari 2 g perharinya. Demikian pula, ekskresi protein pada urin dan

12
mikroalbumin akan hampir berlipat ganda dengan batas tertinggi 300 mg untuk
proteinuria dan 30 mg untuk albuminuria. Ekskresi kalsium pada urin juga akan
meningkat secara perlahan sampai umur kehamilan aterm. Peningkatan ini dapat
mencapai 8,75 – 15,5 mmol/hari. Suatu hal yang akan menjadi sangat penting untuk
diketahui, perubahan ekskresi urin berhubungan dengan peningkatan volume perjalanan
dari distribusi obat selama kehamilan, pemberian obat dengan dosis yang lebih sangat di
anjurkan untuk menkompensasi adanya peningkatan ekskresi urin.8,9

2.6 Perubahan pada Hematologi dan Koagulasi

Selama kehamilan, beberapa perubahan yang terjadi pada sistem hematologi ibu
akan berguna untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan ibu maupun janinnya.
Volume total darah ibu hamil akan meningkat mencapai 1500 sampai dengan 1600 mL.
Jumlah peningkatan ini terdiri dari 1200 -1300 mL adalah volume plasma dan 300-400
adalah volume sel darah merah. Peningkatan volume darah ibu dimulai pada minggu ke 6
dan akan mencapai puncaknya pada minggu ke 30 dan 34. Peningkatan volume darah
pada ibu hamil akan lebih banyak terjadi pada kehamilan ganda dan multipara.
Sebaliknya, keadaan volume darah yang lebih rendah adalah suatu petanda yang
berhubungan dengan adanya penurunan pertumbuhan janin selama kehamilan seperti
misalnya pada pre-eklamsi.10

Kebutuhan terhadap sel darah merah akan meningkat secara nyata mengingat
adanya peningkatan kebutuhan fisiologis pada perkembangan ibu dan janinnya.
Mekanisme produksi sel darah merah sangat kompleks dan melibatkan mediator
hormonal seperti eritropoetin, human placental lactogen, estrogen dan juga progesteron.
Meskipun sel darah merah meningkat selama kehamilan, nilai peningkatanya berbeda
dengan peningkatan volume plasma. Akbat dari adanya peningkatan yang sangat cepat
dari volume plasma ibu pada awal kehamilan dan nantinya akan berlanjut pada
peningkatan sel darah merah, hematokrit akan menurun sebanyak 10 % pada awal
trimester ke 3 dan pada akhirnya akan stabil kembali pada usia kehamilan aterm. Keadaan
penurunan hemtokrit dan hemoglobin ini sering disebut sebagai “anemia fisiologis pada
kehamilan”.9,10

Setelah persalinan ibu akan mengalami kehilangan dara, namun volume darah ibu
tidak akan kembali seperti sebelum persalinan. Sebagai gantinya, akan terjadi diuresis
volume plasma selama periode post partum. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan

13
secara bertahap terhadap hematokrit pada ibu untuk menstabilkan keadaan volume darah.
Bila 5 sampai 7 hari setelah persalinan kadar hematokrit tetap jauh lebih rendah
dibandingkan dengan sebelum persalinan, maka mungkin ada kehilangan darah pada ibu
yang tidak terestimasi sebelumnya.

Pada kehamilan yang normal, jumlah sel darah putih perifer terhitung mulai
ditemukan meningkat pada pertengahan trimester pertama dan akan mengalami
puncaknya pada usia kehamilan ke – 30 minggu. Jumlah sel darah putih meningkat saat
persalinan dan dapat mencapai lebih dari 25 x 109 /L sampai 30 x 109 /L. Peningkatan
fisiologis pada sel darah putih ini terutama akibat dari peningkatan jumlah neutrofil dan
granulosit pada sirkulasi darah ibu. Sangat perlu di perhatikan bila peningkatan ini juga
dapat disebabkan oleh adanya suatu infeksi pada saat persalinan. Jumlah sel darah putih
akan kembali normal 1-2 minggub setelah persalinan.9

Bebrapa ahli sepakat bahwa jumlah trombosit pada kehamilan menurun menjadi
dibawah 150 x 109 /L. Pada trombositopeni gestasional akan ditemukan nilai trombosit
antara 70 sampai 150 x 109 /L. Nilai dibawah 70 x 109 /L ditemukan pada preeklamsi,
solusio plasenta atau heart syndrome.10

Perubahan anatomi dan fisiologis yang terjadi selama kehamilan akan


meningkatkan kemungkinan terjadinya tromboemboli 4-5 kali dibandingkan dengan
wanita yang tidak hamil. Hal ini disebabkan oleh sebuah fenomena yang dikenal dengan
Triad Virchow yaitu : trauma pada pembuluh darah, peningkatan venous statis,
hypercoagulability. Adanya tahanan terhdap pembuluh darah vena yang berada di
ekstremitas merupakan akibat dari adanya tekanan yang dibuat oleh perbesaran uterus
terhadap vena kava dan vena pelvis. Kehamilan juga mengubah keseimbangan aktivitas
pada procoagulant, anticoagulant dan fibrinolytic, hal ini akan berujung pada
hypercoagulability yang disebabkan oleh peningkatan faktor I (fibrinogen plasma), VII,
VIII, dan X, faktor II,V dan IX yang di temukan tidak berubah. Disamping itu kehamilan
juga menyebabkan adanya penurunan terhadap reaksi fibrinolytic melalui peningkatan
plasminogen activator inhibitor 1 dan 2. 9,10

2.7 Perubahan pada Sistem Endokrin

Beberapa perubahan biokimia dan mekanikal sangat berhubungan pada interaksi


protein dan hormon steroid selama kehamilan. Perubahan ini tidak hanya perlu terjadi

14
pada masa perkembangan awal embrio dan fetus tetapi juga hal ini menjadi sangat
penting terhadap mobilisasi energy dan nutrisi selama kehamilan. Berikut adalah
perubahan pada sistem endokrin yang ikut serta dalam pertumbuhan dan perkembangan
ibu dan janin.3

A. Kelenjar adrenal

Pada masa kehamilan akan terjadi suatu peningkatan pada konsentrasi serum
kortisol, kortisol bebas, aldosteron, deoxycorticosterone, corticosteroid binding globulin,
dan adrenocorticotropic hormone. Meskipun berat daripada kelenjar adrenal tidak
meningkat pada masa kehamilan, namun telah ditemukan adanya peningkatan zona
fasikulata. Pada trimester ke dua akan ditemukannya peningkatan pada corticosteroid
binding globulin dan akan meningkat dua kali lipat pada saat usia kehamilan aterm.
Konsentrasi kortisol bebas dan total akan meningkat pad awal trimester kedua. Pola
harian produksi kortisol sangat terjaga selama kehamilan dan akan ditemukan leih tinggi
pada pagi dibandingkan pada malam hari. Kelenjar adrenal akan menjadi lebih responsif
terhadap adrenocorticotropic hormone selama kehamilan, ini disebabkan karena adanya
peningkatan yang besar terhadap konsentrasi kortisol untuk menunjang dosis pada
adrenocorticotropic hormone. Meskipun demikian , ekskresi cathecolamines,
vanillymandelic acid dan metanephrines pada urin tidak akan berubah.

B. Pankreas

Pankreas akan menghasilkan keadaan hipoglikemi, hiperglikemi postprandial dan


hiperinsulinemia. Pada masa awal kehamilan, estrogen dan progesteron akan
menyebabkan sel islet semakin besar, hyperplasia pada sel beta, sekresi insulin dan
meningkatnya sensifisitas jaringan perifer terhadap insulin. Semua itu akan menyebabkan
keadaan anabolik dan akan berhubungan dengan adanya peningkatan penggunaan
terhadap glukosa, penurunan gluconeogenesis dan meningkatkan penyimpanan glikogen.
Setelah pertengahan masa kehamilan, meskipun adanya peningkatan pada progesteron,
kortisol, glucagon, human placental lactogen, dan prolactin yang bersamaan dengan
penurunan reseptor insulin akan ikut serta dalam adanya keadaan resisten terhadap
insulin. Setelah ibu mendapatkan makanan, resisten insulin akan mempertahankan
keadaan gula darah yang tinggi, dengan demikian hal ini akan meningkatkan
penghantaran glukosa untuk fetus. Keadaan seperti ini pada bebrapa wanita hamil bisa
saja akan menyebabkan diabetes gestasional.

15
C. Kelenjar Pituitari

Ukuran kelenjar pituitary akan membesar selama masa kehamilan dan hal ini
berhubungan dengan proliferasi estrogen pada produksi sel prolaktin. Perbesaran ini
mungkin akan berpengaruh pada kebutuhan darah terhadap kelenjar pituitary, terutama
mengingat tingginya risiko pada perdarahan yang banyak pada saat postpartum. Serum
prolaktin akan mulai meningkat pada awal trimester pertama dan akan sepuluh kali lipat
lebih tinggi pada usia kehamilan aterm. Pada wanita yang tidak menyusui, kadar prolaktin
akan menurun pada 3 bulan setelah persalinan. Kadar oksitosin akan meningkat selama
masa kehamilan dari 10 ng/L pada trimester pertama menjadi 30ng/L pada trimester ke
tiga dan 75 ng/L pada saat usia kehamilan aterm. Peningkatan inipun terlihat meningkat
secara perlahan dan akan mengalami puncaknya pada saat persalinan.

D. Kelenjar Tiroid

Pada kehamilan fungsi kelenjar tiroid akan tetap normal, meskipun aka nada
perubahan pada morfologi dan histolgi kelenjar tiroid selama kehamilan. Dengan adanya
intake iodine yang adekuat ukuran kelenja tiroid tidak akan berubah. Peningkatan
vaskular dan histological kelenjar tiroid akan ditemukan pada keadaan hyperplasia
folikular. Meskipun, perkembangan goiter bisa saja terjadi pada masa kehiman
bergantung pada kondisi yang abnormal dan seharusnya dapat di evaluasi sebelumnya.

Selama trimester pertama, total tiroksin dan triiodothironin akan mulai meningkat
dan puncaknya pada saat pertengahan masa kehamilan, terutama akan menghasilakan
peningkatan pada peningkatan thyroid binding globulin. Kadar tiroksin bebas selama
masa kehamilan tidak akan berubah, meskipun pada trimester kedua dan ketiga akan
adanya penurunan sebanyak 25%. Thyroid stimulating hormone sementara akan menurun
pada trimester pertama. Setelah penurunan ini, kadarnya akan meningkat seperti pada
keadaan sebelum hamil pada akhir trimester ketiga. Adanya penurunan Thyroid
stimulating hormone di mediasi dengan efek terhadap tirotopik pada human chorionic
gonadotropin yang terjadi bersamaan dengan peningkatan free thyroxine pada trimester
pertama.\

2.8 Perubahan pada Sistem Imunologi

Adaptasi yang terjadi pada imunologi dalam kehamilan terjadi sebagian antara
ibu dan janinnya sendiri, hal ini meliputi adanya mekanisme yang kompleks terjadi untuk

16
pertumbuhan fetus sementara juga mencegah ibu untuk menolak keberadaan janinnya.
Mekanisme ini disebabkan oleh faktor pada fetus sendiri seperti perubahan pada major
histocompatibility complex class I dan faktor pada ibu yaitu seperti uterine natural killer
cell, selanjutnya adanya perubahan pada T–helper tipe 1 yang dihubungkan dengan
imunitas selular menjadi tipe 2, hal inilah yang mungkin akan menjelaskan mengapa
wanita hamil akan rentan terkena infeksi virus.3

17
BAB III

KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam masa kehamilan begitu
banyak perubahan fisiologis yang akan terjadi pada tubuh ibu. Banyak keuntungan yang
akan diperoleh bila kita mengetahui perubahan yang akan terjadi pada ibu hamil. Salah
satu manfaat kita mengetahui perubahan fisiologis tersebut ialah kedepannya kita akan
dapat mendeteksi lebih dini kelainan yang akan terjadi pada ibu hamil dan maka dari itu
kita akan mampu memberikan perawatan dan terapi yang optimal untuk kesehatan ibu
dan janinnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Sarwono, Prawirohardjo.(2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka


2. Chandraharan E. (2012). Obstetric and Intrapartum Emergencies. New York.
Cambridge University Press.
3. Lisa EM, Nigel P. (2013). Physiological Changes of Pregnancy. New York.
Cambridge University Press
4. Monika S, John DR, (2014). Cardiovaskular Physiology of Pregnancy. American
Heart Association
5. Antonella LM, Andrea A. (2015). Respiratory Physiology of Pregnancy. Italy.
Politecnico di Milano.
6. David RG, Brenda AB. (2009). Obstetric Anesthesia. USA. Lippincott Williams and
Wilkins
7. Candice KS, Jack MC.(2007). Physiologycal Changes in Pregnancy Second Edition.
USA. Blackwell Publishing
8. Bernhard HH, John HM, (2003). Changes in Maternal Physiology During Pregnancy.
British Journal of Anesthesia
9. Datta S et al. (2010). Obstetric Anesthesia Handbook Fifth Edition. Springer
Science+Business Media
10. Surabhi C, Annil K. (2012) Physiologycal Changes in Hematologycal Parameters
During Pregnancy. India. Departement of Clinical Hematology and Medical
Oncology. CSM Medical University

19

Anda mungkin juga menyukai