TENTANG :
Oleh :
Vina Retha Delani
Dosen :
Desti Nataria, S.ST, M.Keb
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Fisiologi Kehamilan, Persalinan,
Nifas dan BBL”. Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah Fisiologi Kehamilan, Persalinan, Nifas dan BBL Kesehatan
Program Studi S1 Kebidanan Institut Kesehatan Prima Nusantara,
Bukitinggi.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak memperoleh
bantuan serta bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih . Penulis menyadari bahwa dalam
menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
sempurnanya laporan ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khsusunya dan bagi pembaca umumnya.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 Perubahan pada Homeostasis Cairan Tubuh..................................................3
2.2 Perubahan pada Sistem Kardio Vaskular.......................................................4
2.3 Perubahan pada Sistem Respiratori................................................................7
2.4 Perubahan pada sistem gastrointestinal dan hepatobilier...............................9
2.5 Perubahan pada Sistem Genital dan Urinari.................................................12
2.6 Perubahan pada Hematologi dan Koagulasi.................................................13
2.7 Perubahan pada Sistem Endokrin.................................................................16
2.8 Perubahan pada Sistem Imunologi...............................................................18
BAB III..................................................................................................................19
KESIMPULAN.....................................................................................................19
3.1 Kesimpulan...................................................................................................19
3.2 Saran.............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
fisiologis pada ibu dimana perubahan ini sebagian besar sudah terjadi
adaptasi tubuh dan dirancang untuk memberikan oksigen dan nutrisi yang
adekuat untuk ibu dan juga janinnya selama masa kehamilan untuk
bertahan hidup. 1
1
mendalam tentang perubahan fisiologis pada ibu hamil juga dapat
mengenali atau mendeteksi lebih dini jika ada keadaan pathologik atau
kelainan yang akan di alami oleh ibu. Hal ini juga akan menjadi sebuah
kepada ibu hamil dan memperoleh luaran hasil yang optimal dari
2
BAB II
PEMBAHASAN
kalium. 3
3
2.2 Perubahan pada Sistem Kardio Vaskular
Kehamilan dapat menyebabkan banyak perubahan pada sistem
kardio vaskular. Perubahan tersebut meliputi perubahan pada cardiac
output, denyut jantung, tekanan darah, tahanan vascular, kapasitas dan
ukuran ventrikel. Banyak dari perubahan tersebut disebabkan oleh faktor
hormonal pada saat masa kehamilan dan mulai terjadi pada awal
4
34%, dimana pada awalnya dimulai dari meningkatnya stroke volume lalu diikuti
oleh peningkatan cardiac output dan ditandai dengan meningkatnya denyut
jantung. Segera stelah persalinan ( 10-30 menit setelah bayi lahir)
diperkirakan 300-500mL darah yang sebelumnya mengalir ke uterus akan
kembali mengalir ke sirkulasi vaskular ibu. Peningkatan ini akan berperan
dalam meningkatkan preload dan stroke volume lalu selanjutnya akan juga
meningkatkan cardiac output sebanyak 10-20%. Kejadian inilah yang
harus menjadi perhatian khusus pada pasien yang mempunya riwayat
penyakit jantung, karena dapat mengakibatkan oedem paru ataupun
serangan jantung kongestif. Cardiac output akan kembali seperti masa pra
kehamilan dalam 2 minggu setelah persalinan dan dalam 6 minggu setelah
5
10 mmHg sampai akhir kehamilan. Tekanan sistolik akan menunjukan perubahan
yang kecil sampai umur kehamilan 36 minggu. Oleh karena itu Mean
Arterial Blood Preasure (MAP) akan mencapai titik terendah pada
masa pertengahan kehamilan dan akan mencapai normal seperti masa
6
dengan memiliki riwayat hipertensi kronik. Keadaan inipun akan
berdampak pada efisiensi dan kapasitas pompa pada ventrikel kiri karena
kehamilan.5
Hormon progesteron secara bertahap akan meningkat selama
masa kehamilan, dari 25 ng.mL pada 6 minggu pertama sampai 150
ng.mL pada 37 minggu kehamilan. Dalam hal ini progesteron adalah
sebuah pemicu utama pada pusat pernapasan menjadi lebih sensitif
terhadap karbondioksida karena alveolar menunjukan perubahan
sensitifitas yang signifikan terhadap karbondioksida. Progesteron
mengubah struktur otot polos pada jalan pernapasan dan menyebabkan
efek bronkodilator. Maka dari itu hal ini akan menjadikan adanya keadaan
hyperaemia dan oedem pada permukaan mukosa yang juga menyebabkan
kongesti nasal. Selain itu kadar estrogen juga meningkat pada saat masa
kehamilan, hormon ini menjadi sebuah mediator terhadap reseptor
progesteron. Hal ini menyebabkan peningkatan sensitifitas terhadap
reseptor progesteron pada hipotalamus dan medulla yang fungsinya
sebagai pusat dari saraf pernapasan. Hormon yang juga mempunyai peran
yang sangat penitng adalah prostaglandin, dimana hormon ini akan
menstimulasi otot polos pada uterus disaat masa persalinan. Prostaglandin
akan selalu ada di setiap trimester masa kehamilan. Prostaglandin F2a
akan meningkatkan tahanan jalan napas dengan memberikan efek
konstriksi pada otot polos bronkus, sedangkan efek bronkodilator dapat
7
Adapun efek mekanikal yang juga menyebabkan adanya perubahan
pada sistem respiratori selama masa kehamilan. Perkembangan uterus
yang progresif merupakan penyebab utama dari adanya perubahan pada
volume paru dan dinding dada selama kehamilan. Hal ini meliputi
penekanan pada diafragma dan perubahan bentuk toraks. Perbesaran uterus
meningkatkan tekanan akhir respiratori abdomen dan menyebabkan
diafragma tertekan keatas. Adapun dua konsekuensi terhadap kejadian ini,
yang pertama tekanan negatif pada pleura akan meningkat, lalu dapat
menyebabkan penutupan dari jalan nafas kecil akan lebih cepat dan
mengakibatkan penurunan pada Funtional Residual Capacity (FRC) dan
expiratory reserve volume. Perubahan yang kedua terdapat pada ukuran
ketinggian dada akan lebih pendek namun pada sisinya akan meningkat
persalinan. 5,6
Perubahan struktur pada ruang dada juga akan menyebabkan fungsi
pernapasan berubah. FRC akan menurun 300 sampai 500 mL dan
penurunan ini berdampak langsung terhadap peningkatan posisi istirahat
dari diafragma. Perubahan FRC selanjutnya akan terbagi kedalam
expiratory reserve volume dan residual volume yang masing masing
mengalami penurunan 100-300 mL dan 200-300 mL. Penurunan ini seiring
dengan penurunan inspiratory capacity volume hingga 100-300mL.
8
Kebutuhan oksigen akan meningkat selama masa kehamilan
9
awal trimester ke 3 dan 90 % biasanya juga hilang pada minggu ke 20.
Meskipun mekanisme yang sebenarnya terhadap perubahan fisiologi yang
menyebabkan mual dan muntah belum diketahui, diperkirakan
peningkatan Human Chorionic Gonadotropin (HCG) yang dapat
menyebabkan peningkatan pada produksi estrogen adalah penyebab dari
munculnya gejala tersebut. Kebanyakan wanita menanggapi hal ini sebagai
hal yang biasa dan sedikit dari wanita hamil akan mengalami hyperemesis
gravidarum, yaitu sebuah kondisi dimana ditemukan mual dan muntah
yang persisten, dehidrasi berat, ketidak seimbangan elektrolit dan
mekanisme usus.6,7
Meskipun sedikit perubahan yang terdapat pada aliran darah ke hati
pada masa kehamilan, kemampuan sintesis dan aktivitas hati meningkat
beberapa kali lipat. Sebagai contohnya pada aka nada peningkatan
terhadap produksi serum albumin, prealbumin, dan total protein, sintesis
hati terhadap fibrinogen, transferrin, ceruloplasmin dan ikatan protein
terhadap sex steroid, corticosteroid dan hormone tiroid. Estimasi albumin
dapat meningkat 15% sampai 123g pada 28 minggu masa kehamilan
dibandingkan dengan ditemukannya 107 g pada masa saat tidak hamil.
Fosfat alkalin juga akan meningkat setelah 24 minggu usia kehamilan yang
berikutnya akan ikut berkaitan dengan isoenzyme yang dihasilkan oleh
plasenta. Sirkulasi estrogen dapat mempengaruhi produksi dan sekresi
10
asam empedu, hal ini akan menyebabkan cholestasis ringan. Namun hal ini
11
selama masa kehamilan. Trigliserid akan meningkat mencapai hampir
250% jika dibandingkan dengan kondisi sebelum hamil.
Kuantitas yang adekuat terhadap vitamin dan mineral sangat perlu
12
dan peningkatan vaskular yang berliku-liku pada bladder. Perubahan ini
adalah penyebab utama adanya hematuria mikroskopis. Selanjutnya ukuran
kapasitas bladder akan mengecil karena adanya perbesaran uterus, dimana
hal inipun juga akan menyebabkan peningkatan frekuensi urinary, urgensi
13
kehamilan aterm. Peningkatan ini dapat mencapai 8,75 – 15,5
mmol/hari. Suatu hal yang akan menjadi sangat penting untuk diketahui,
perubahan ekskresi urin berhubungan dengan peningkatan volume
perjalanan dari distribusi obat selama kehamilan, pemberian obat dengan
dosis yang lebih sangat di anjurkan untuk menkompensasi adanya
pre-eklamsi.10
Kebutuhan terhadap sel darah merah akan meningkat secara nyata
mengingat adanya peningkatan kebutuhan fisiologis pada perkembangan
ibu dan janinnya. Mekanisme produksi sel darah merah sangat
kompleks dan melibatkan mediator hormonal seperti eritropoetin, human
placental lactogen, estrogen dan juga progesteron. Meskipun sel darah
merah meningkat selama kehamilan, nilai peningkatanya berbeda dengan
peningkatan volume plasma. Akbat dari adanya peningkatan yang sangat
cepat dari volume plasma ibu pada awal kehamilan dan nantinya akan
berlanjut pada peningkatan sel darah merah, hematokrit akan menurun
sebanyak 10 % pada awal trimester ke 3 dan pada akhirnya akan stabil
14
kembali pada usia kehamilan aterm. Keadaan penurunan hemtokrit dan
hemoglobin ini sering disebut sebagai “anemia fisiologis pada
kehamilan”.9,10
Setelah persalinan ibu akan mengalami kehilangan dara, namun
volume darah ibu tidak akan kembali seperti sebelum persalinan. Sebagai
gantinya, akan terjadi diuresis volume plasma selama periode post partum.
Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan secara bertahap terhadap
hematokrit pada ibu untuk menstabilkan keadaan volume darah. Bila 5
sampai 7 hari setelah persalinan kadar hematokrit tetap jauh lebih rendah
dibandingkan dengan sebelum persalinan, maka mungkin ada kehilangan
darah pada ibu yang tidak terestimasi sebelumnya.
Pada kehamilan yang normal, jumlah sel darah putih perifer
terhitung mulai ditemukan meningkat pada pertengahan trimester
pertama dan akan mengalami puncaknya pada usia kehamilan ke – 30
minggu. Jumlah sel darah putih meningkat saat persalinan dan dapat
akan ditemukan nilai trombosit antara 70 sampai 150 x 109 /L. Nilai
heart syndrome.10
Perubahan anatomi dan fisiologis yang terjadi selama kehamilan
15
dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil. Hal ini disebabkan oleh
sebuah fenomena yang dikenal dengan Triad Virchow yaitu : trauma pada
pembuluh darah, peningkatan venous statis, hypercoagulability. Adanya
tahanan terhdap pembuluh darah vena yang berada di ekstremitas
merupakan akibat dari adanya tekanan yang dibuat oleh perbesaran uterus
terhadap vena kava dan vena pelvis. Kehamilan juga mengubah
keseimbangan aktivitas pada procoagulant, anticoagulant dan fibrinolytic,
hal ini akan berujung pada hypercoagulability yang disebabkan oleh
peningkatan faktor I (fibrinogen plasma), VII, VIII, dan X, faktor II,V dan
IX yang di temukan tidak berubah. Disamping itu kehamilan juga
menyebabkan adanya penurunan terhadap reaksi fibrinolytic melalui
A. Kelenjar adrenal
Pada masa kehamilan akan terjadi suatu peningkatan pada
konsentrasi serum kortisol, kortisol bebas, aldosteron,
deoxycorticosterone, corticosteroid binding globulin, dan
adrenocorticotropic hormone. Meskipun berat daripada kelenjar adrenal
tidak meningkat pada masa kehamilan, namun telah ditemukan adanya
peningkatan zona fasikulata. Pada trimester ke dua akan ditemukannya
peningkatan pada corticosteroid binding globulin dan akan meningkat dua
16
kali lipat pada saat usia kehamilan aterm. Konsentrasi kortisol bebas dan
total akan meningkat pad awal trimester kedua. Pola harian produksi
kortisol sangat terjaga selama kehamilan dan akan ditemukan leih tinggi
pada pagi dibandingkan pada malam hari. Kelenjar adrenal akan menjadi
lebih responsif terhadap adrenocorticotropic hormone selama kehamilan,
ini disebabkan karena adanya peningkatan yang besar terhadap konsentrasi
kortisol untuk menunjang dosis pada adrenocorticotropic hormone.
Meskipun demikian , ekskresi cathecolamines, vanillymandelic acid dan
metanephrines pada urin tidak akan berubah.
B. Pankreas
Pankreas akan menghasilkan keadaan hipoglikemi, hiperglikemi
postprandial dan hiperinsulinemia. Pada masa awal kehamilan,
estrogen dan progesteron akan menyebabkan sel islet semakin besar,
hyperplasia pada sel beta, sekresi insulin dan meningkatnya sensifisitas
jaringan perifer terhadap insulin. Semua itu akan menyebabkan keadaan
anabolik dan akan berhubungan dengan adanya peningkatan
penggunaan terhadap glukosa, penurunan gluconeogenesis dan
meningkatkan penyimpanan glikogen. Setelah pertengahan masa
kehamilan, meskipun adanya peningkatan pada progesteron, kortisol,
glucagon, human placental lactogen, dan prolactin yang bersamaan dengan
penurunan reseptor insulin akan ikut serta dalam adanya keadaan
resisten terhadap insulin. Setelah ibu mendapatkan makanan, resisten
insulin akan mempertahankan keadaan gula darah yang tinggi,
dengan demikian hal ini akan meningkatkan penghantaran glukosa
untuk fetus. Keadaan seperti ini pada bebrapa wanita hamil bisa saja
akan menyebabkan diabetes gestasional.
C. Kelenjar Pituitari
Ukuran kelenjar pituitary akan membesar selama masa kehamilan
dan hal ini berhubungan dengan proliferasi estrogen pada produksi sel
prolaktin. Perbesaran ini mungkin akan berpengaruh pada kebutuhan darah
17
terhadap kelenjar pituitary, terutama mengingat tingginya risiko pada
perdarahan yang banyak pada saat postpartum. Serum prolaktin akan
mulai meningkat pada awal trimester pertama dan akan sepuluh kali lipat
lebih tinggi pada usia kehamilan aterm. Pada wanita yang tidak menyusui,
kadar prolaktin akan menurun pada 3 bulan setelah persalinan. Kadar
oksitosin akan meningkat selama masa kehamilan dari 10 ng/L pada
trimester pertama menjadi 30ng/L pada trimester ke tiga dan 75 ng/L
pada saat usia kehamilan aterm. Peningkatan inipun terlihat meningkat
secara perlahan dan akan mengalami puncaknya pada saat persalinan.
D. Kelenjar Tiroid
Pada kehamilan fungsi kelenjar tiroid akan tetap normal, meskipun
aka nada perubahan pada morfologi dan histolgi kelenjar tiroid selama
kehamilan. Dengan adanya intake iodine yang adekuat ukuran kelenja
tiroid tidak akan berubah. Peningkatan vaskular dan histological
kelenjar tiroid akan ditemukan pada keadaan hyperplasia folikular.
Meskipun, perkembangan goiter bisa saja terjadi pada masa
kehiman bergantung pada kondisi yang abnormal dan seharusnya dapat di
evaluasi sebelumnya.
Selama trimester pertama, total tiroksin dan triiodothironin akan
mulai meningkat dan puncaknya pada saat pertengahan masa kehamilan,
terutama akan menghasilakan peningkatan pada peningkatan thyroid
binding globulin. Kadar tiroksin bebas selama masa kehamilan tidak
akan berubah, meskipun pada trimester kedua dan ketiga akan adanya
penurunan sebanyak 25%. Thyroid stimulating hormone sementara akan
menurun pada trimester pertama. Setelah penurunan ini, kadarnya akan
meningkat seperti pada keadaan sebelum hamil pada akhir trimester
ketiga. Adanya penurunan Thyroid stimulating hormone di mediasi
dengan efek terhadap tirotopik pada human chorionic gonadotropin yang
terjadi bersamaan dengan peningkatan free thyroxine pada trimester
pertama.\
18
2.8 Perubahan pada Sistem Imunologi
Adaptasi yang terjadi pada imunologi dalam kehamilan terjadi
sebagian antara ibu dan janinnya sendiri, hal ini meliputi adanya
mekanisme yang kompleks terjadi untuk pertumbuhan fetus sementara
juga mencegah ibu untuk menolak keberadaan janinnya. Mekanisme ini
disebabkan oleh faktor pada fetus sendiri seperti perubahan pada major
histocompatibility complex class I dan faktor pada ibu yaitu seperti uterine
natural killer cell, selanjutnya adanya perubahan pada T–helper tipe 1
yang dihubungkan dengan imunitas selular menjadi tipe 2, hal inilah yang
mungkin akan menjelaskan mengapa wanita hamil akan rentan terkena
infeksi virus.3
19
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam masa
kehamilan begitu banyak perubahan fisiologis yang akan terjadi pada
tubuh ibu. Banyak keuntungan yang akan diperoleh bila kita mengetahui
perubahan yang akan terjadi pada ibu hamil. Salah satu manfaat kita
mengetahui perubahan fisiologis tersebut ialah kedepannya kita akan dapat
mendeteksi lebih dini kelainan yang akan terjadi pada ibu hamil dan maka
dari itu kita akan mampu memberikan perawatan dan terapi yang
optimal untuk kesehatan ibu dan janinnya.
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Kami sadar makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya.
Kami minta maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan dan isi makalah
ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
20
DAFTAR PUSTAKA
21