Anda di halaman 1dari 18

i

MAKALAH FISIOLOGI KEHAMILAN KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, dan


BBL

“ADAPTASI SISTEM KARDIOVASKULER PADA KEHAMILAN”

DISUSUN OLEH :
( KELOMPOK 3 )

1. Nur Aisyah Rahmawati (202005019)


2. Shinta Andhika Ayu Wulandari (202005037)
3. Mardiyah Umi Habibah (202005001)
4. Alvina Eka Maghfira (202005008)
5. Dewi Erma Natalia Walten (202005029)
6. Tri Sulistya Wardani (202005018)
7. Eka Yurniawati Putri (202005030)

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

S1 KEBIDANAN

TAHUN 2020 / 2021


ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini
tepat pada waktunya yang berjudul . kami sangat berharap karya tulis ini dapat membantu
kita untuk memahami pelajaran Konsep Kebidanan . Dalam penyusunan tugas atau materi ini,
tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam
menyusun materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan kerja sama kita semua,
sehingga kendala-kendala penulis dapat teratasi. Selain itu,dengan penyusunan dengan
penyusunan makalah ini juga dimaksudkan untuk menambah pemahaman, pengetahuan,sikap
dan keterampilan terus bertambah dan berkembang. Proses penyusunan makalah ini juga
mendapatkan kontribusi dari berbagai sumber yang relavan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Kami sadar bahwa
masalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kami berharap
mudah-mudahan pembaca dapat memberikan kritik maupun saran dalam pembuatan makalah
ini , selain itu semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca sekalian. Akhir kata
semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmatnya untuk kita semua.
iii

DAFTAR ISI

Kata pengantar.....................................................................................................................ii

Daftar isi..............................................................................................................................iii

BAB I...................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...............................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG.............................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN...........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................5

2.1 Kehamilan dan Fisiologi Kardiovaskuler................................................................5


2.2 Sistem Kardiovaskuler/Sirkulasi Darah...................................................................7
2.3 Gangguan Kardiovaskuler saat Kehamilan.............................................................9
BAB III PENUTUP.............................................................................................................17

A. Kesimpulan..............................................................................................................17
B. SARAN....................................................................................................................17

Daftar pustaka......................................................................................................................18
4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu kesatuan yang dimulai
dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan kehamilan,
perubahan sistem kardiovaskuler, integument dan metabolism sebagai persiapan
menyongsong kelahiran bayi dan persalinan dengan kesiapan untuk memelihara bayi. Dalam
menjalani proses kehamilan tersebut, ibu hamil mengalami perubahan-perubahan anatomi
pada tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai dengan
trimester III kehamilan.Perubahan-perubahan anatomi tersebut meliputi perubahan sistem
reproduksi, payudara, endokrin, kekebalan, perkemihan, pencernaan, muskuloskeletal,
kardiovaskuler, perubahan sistem integumen, perubahan sistem metabolisme, sistem
pernafasan, dan sistem persyarafan.

Memang adakalanya perubahan yang terjadi tidakbegitu nyaman dirasakan. Namun


demikian, selama sifatnya masih fisiologis atau memang normal terjadi dalam proses
kehamilan berlangsung ringan dan tak mengganggu aktivitas, dianggap normal. Sebaliknya
bila gejala-gejala tersebut mulai berlebihan dan menyebabkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari, seperti mengganggu aktivitas dan bahkan sampai dehidrasi tentu bukan hal yang
normal lagi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian fisiologi kehamilan dan fisiologi sistem kardiovaskuler?
2. Apa saja sistem kardiovaskuler dan bagaimana penjelasannya?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui bagaimana perubahan yang terjadi pada ibu hamil dalam sistem
kardiovaskuler,
5

BAB II

PEMBAHASAN

1. Kehamilan dan Fisiologi Kardiovaskuler

Adaptasi normal yang dialami seorang wanita yang mengalami kehamilan termasuk system
kardiovaskuler akan memberikan gejala dan tanda yang sukar dibedakan dari gejala penyakit
jantung. Keadaan ini yang menyebabkan beberapa kelainan yang tidak dapat ditoleransi pada
saat kehamilan.

a. Perubahan Hemodinamik

Pada wanita hamil akan terjadi perubahan hemodinamik karena peningkatan volume darah
sebesar 30% - 50% yang dimulai sejak trimester pertama dan mencapai puncaknya pada usia
kehamilan 32-34 minggu dan menetap sampai aterm. Sebagian besar peningkatan volume
darah ini menyebabkan meningkatnya kapasitas rahim, mammae, ginjal, otot polos dan
sistem vaskuler kulit dan tidak memberi beban sirkulasi pada wanita hamil yang sehat.
Peningkatan volume plasma (30% - 50%) relatif lebih besar dibanding peningkatan sel darah
(20% - 30%) mengakibatkan terjadinya hemodilusi dan menurunya konsentrasi hemoglobin.
Peningkatan volume darah ini mempunyai 2 tujuan yaitu pertama mempermudah pertukaran
gas pernafasan, nutrien dan metabolit ibu dan janin dan kedua mengurangi akibat kehilangan
darah yang banyak saat kelahiran. Perubahan hemodinamik juga berhubungan dengan
perubahan atau variasi dari cadiac output. Cadiac output adalah hasil denyut jantung dikali
stroke volume. Pada tahap awal terjadi kenaikan stroke volume sampai kehamilan 20
minggu. Kemudian setelah kehamilan 20 minggu stroke volume mulai menurun secara
perlahan karena obstruksi vena cava yang disebabkan pembesaran uterus dan dilatasi venous
bed. Denyut jantung akan meningkat secara perlahan mulai dari awal kehamilan sampai
akhir kehamilan dan mencapai puncaknya kira-kira 25% diatas tanpa kehamilan pada saat
melahirkan.

b. Distribusi Aliran Darah

Aliran darah pada wanita hamil tidak sepenuhnya diketahui. Distribusi aliran darah
dipengaruhi oleh resistensi vaskuler lokal. Renal blood flow meningkat sekitar 30% pada
trimester pertama dan menetap atau sedikit menurun sampai melahirkan. Aliran darah ke
kulit meningkat 40% - 50% yang berfungsi untuk menghilangkan panas. Mammary blood
flow pada wanita tanpa kehamilan kurang dari 1% dari cadiac output. Dan dapat mencapai
6

2% pada saat kehamilan aterm. Pada wanita yang tidak hamil aliran darah ke rahim sekitar

ml
100 (2% dari cadiac output) dan akan meningkat dua kali lipat pada kehamilan 28
menit

ml
minggu dan meningkat mencapai 1200 pada saat kehamilan aterm, mendekati jumlah
menit
nilai darah yang mengalir ke ginjalnya sendiri. Nilai semasa kehamilan pembuluh darah
rahim berdilatasi maksimal, aliran darah meningkat akibat meningkatnya tekanan darah
maternal dan aliran darah. Pada dasarnya wanita hamil selalu menjaga aliran darah ke
rahimnya, apabila redistribusi aliran darah total diperlukan oleh ibu atau jika terjadi
penurunan tekanan darah maternal dan cadiac output, maka aliran darah ke uterus menurun
dan tetap dipertahankan. Kelainan Katup Jantung pada Kehamilan Kelainan katup jantung
adalah salah satu penyakit jantung yang sering ditemukan pada saat kehamilan. Gangguan ini
dapat meningkatkan kejadian gagal jantung, morbiditas dan mortalitas pada ibu dan janin
yang dikandung. Jenis-jenis kelainan ini meliputi mitral stenosis yang disebabkan penyakit
jantung rematik, mitral dan aorta regurgitasi, kelainan katup tricuspidalis serta katup jantung
prostetik. Sudah diketahui bahwa pada kehamilan terjadi peningkatan volume darah
mencapai 30% hingga 50 % yang diikuti dengan meningkatnya curah jantung (cadiac
output). Hal ini muncul pada trimester pertama dan mencapai puncaknya pada 20-24 minggu
usia kehamilan. Setelah itu akan bertahan dan mulai menurun 3 hari setelah melahirkan.
Suara murmur dapat terdengar sebagai hal yang normal pada kehamilan. Biasanya lemah,
middiastolik dan terdengar sepanjang garis sternalis kiri. Intensitasnya meningkat seiring
dengan meningkatnya curah jantung, namun bila terdengar sangat keras serta berupa murmur
diastolik, murmur kontinus atau murmur sistolik yang kuat maka pemeriksaan ekokardiografi
sangat diperlukan. Risiko terjadinya komplikasi jantung pada ibu hamil akan menigkat pada
kasus dengan stenosis katup yang berat serta menurunkan fungsi sistolik ventrikel kiri
(stenosis aorta dengan area katup <1,5 cm² dan stenosis mitral dengan area katup < 2 cm²),
seperti stenosis mitral dengan hipertensi pulmonal, regurgitasi berat dengan gangguan fungsi
ventrikel kiri dan sindrom Marfan’s dengan aneurisma pada ascending aorta. Risiko juga
akan meningkat pada ibu yang memiliki riwayat penyakit jantung seperti: aritmia, gagal
jantung. Untuk itu peran konseling sebelum konsepsi sangat diperlukan. Semua kejadian
kelainan katup diharapkan dapat ditemukan sebelum kehamilan terjadi. Untuk mendapatkan
adanya kelainan katup diperlukan pemeriksaan fisik jantung yang tepat. Auskultasi jantung
yang benar tentu sangat membantu untuk menemukan kecurigaan terjadinya kelaina katup
7

jantung. Pemeriksaan penunjang utama adalah ekokardiografi untuk memastikan adanya


kelainan katup jantung tersebut. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah persiapan menjalani
kehamilan pada ibu yang menggunakan katup jantung prostetik. Untuk memprediksi
komplikasi pada nenonatal yang perlu diperhatikan adalah adanya gangguan pada fungsi
jantung dan obstruksi jantung kiri. Komplikasi yang dapat terjadi adalah lahir prematur,
intrauterine growth retardation, respiratory distress syndrome, hemoragik intraventrikel dan
kematian. Pada beberapa kasus kehamilan dengan kelainan katup jantung, penggunaan
antibiotika diperlukan untuk menghindari terjadinya (profilaksis) endokarditis.

2. Sistem Kardiovaskuler/Sirkulasi Darah

Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada, bagian kanan dan
kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium yang mengumpulkan darah
dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir
dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada
jalan keluar. (Sulistyawati,Ari.2009)

a) Fungsi sistem kardiovaskuler ( jantung )

Memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan organ tubuh
yang diperlukan dalam proses metabolisme. Secara normal setiap jaringan dan organ tubuh
akan menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup sehingga jaringan dan organ tubuh
menerima nutrisi dengan adekuat. Sistem kardiovaskular yang berfungsi sebagai sistem
regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam merespons seluruh aktivitas tubuh.
Salah satu contoh adalah mekanisme meningkatkan suplai darah agar aktivitas jaringan dapat
terpenuhi. Pada keadaan tertentu, darah akan lebih banyak dialirkan pada organ-organ vital
seperti jantung dan otak untuk memelihara sistem sirkulasi organ tersebut.
(Sulistyawati,Ari.2009)

b) Komponen Sistem Kardiovaskular Sistem kardiovaskular merupakan suatu sistem


transpor tertutup yang terdiri atas:

 Jantung, sebagai organ pemompa.


 Komponen darah, sebagai pembawa materi oksigen dan nutrisi.
 Pembululi darah, sebagai media yang mengalirkan komponen darah.

Perubahan anatomi dan fisiologi adaptasi pada ibu hamil kardiovaskuler


8

1. Trimester I

Sirkulasi darah itu dalam kehamilan dipengaruhi oleh sirkulasi ke plasenta, uterus yang
membesar pula, uterus yang membesar dengan pembuluh darah yang membesar pula,
mammae dan alat lain yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume
plasenta maternal mulai meningkat pada saat 10 minggu usia kehamilan dan terus menerus
meningkat sampai 30-34 minggu, sampai ia mencapai titik maksimum. Perubahan rata-rata
volume plasenta maternal berkisar antara 20%-100%. RBC meningkat 18% tanpa suplemen-
suplemen zat besi dan terjadi peningkatan yang lebih besar yaitu 30% jika ibu meminum
suplemen zat besi. Karena volume plasma meningkat rata-rata 50% sementara massa RBC
meningkat hanya 18% - 30%, maka terjadi penurunan hematokrit selama kehamilan normal
sehingga disebut anemia fisiologis. (Sulistyawati,Ari.2009).

Tekanan darah akan turun selama 24 minggu pertama kehamilan akibat terjadi penurunan
dalam perifer vaskuler resistence yang disebabkan oleh peregangan otot halus oleh
progestrone. Tekanan sistolik akan turun sekitar 5-10 mmHg dan diastolik pada 10-15
mmHg. Selama kehamilan normal cardiac output meningkatkan sekitar 30% - 50% dan
mencapai level maksimumnya selama trimester pertama atau kedua dan tetap tinggi selama
persalinan. Hipertropi (pembesaran atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh
peningkatan volume darah dan curah jantung. Karena diafragma terdorong ke atas, jantung
terangkat ke atas dan berotasi ke depan dan ke kiri. Impuls pada apeks, titik impuls
maksimum (point of maksimum impuls/PMII) bergerak ke atas dan lateral sekitar 1-1,5 cm.
Derajat pergeseran tergantung pada lama kehamilan dan ukuran serta posisi uterus. Pada
akhir trimester I mulai terjadi palpitasi karena pembesaran ukuran serta bertambahanya
cardiac output. Hidung tersembat /berdasas karena pengaruh hormone estrogen dan
progesteron terjadi pembesaran kapiler, relaksai otot vaskuler serta peningkatan sirkulasi
darah. (Sulistyawati,Ari.2009)

2. Trimester II

Pada usia kehamilan 16 minggu, mulai jelas kelihatan terjadi proses hemodilusi, setelah 24
minggu tekanan darah sedikit demmi sedikit naik kembali pada tekanan darah sebelum
aterem. Perbubahan auskultasi mengiringi perubahaqn ukuran dari posisi jantung,
peningkatan volume darah dan curah jantung juga menimbulkan perubahan hasil uskultasi
yang umum terjadi selama masa kehamilan. (Sulistyawati,Ari.2009)
9

Bunyi splitting S1 dan S2 lebih jelas terdengar. S3 lebih jelas terdengar setelah minggu ke-20
gestasi. Selain itu murmurejeksi sistolik tingkat II dapat didengar didaerah pulmonal. Antara
minggu ke-14 dan ke-20, denyut meningkat perlahan, mencapai 10 sampai 15 kali permenit,
kemudian menetap sampai aterm, dapat timbul palpitasi.

3. Trimester III

Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat yakni berkisar antara 5.000-12.000 dan
mencapai puncaknya pada saat persalinan dan masa nifas berkisar 14.000-16.000 penyebab
peningkatan ini belum diketahui. Respon yang sama diketahui terjadi selama dan setelah
melakukan latihan yang berat, distribusi tipe sel juga kan mengalami perubahan. Pada
kehamilan, terutama trimester ke-3, terjadi peningkatan jumlah granulosit dan limfosit dan
secara bersamaan limfosit dan monosit.

3. Gangguan Kardiovaskuler saat Kehamilan.

Kehamilan dengan Jantung

1. Definisi Kehamilan Penyakit Jantung

Penyakit jantung telah menjadi salah satu penyebab utama kematian wanita usia subur dalam
dekade terakhir. Etiologinya berubah, karena kebanyakan wanita hamil yang memiliki
masalah jantung kini memiliki kelainan jantung konginetal. Penyakit jantung yang terjadi
akibat pewarisan genetik dan gaya hidup, seperti penyakit arteri koroner, kini prevalensinya
meningkat pada wanita usia reproduktif, kemungkinan akibat perubahan gaya hidup (Nuning,
2009).

Selama kehamilan curah jantung (cardiac output) meningkat sebesar 30 sampai 50 persen.
Peningkatan curah jantung menjadi maksimun pada pertengahan kehamilan. Curah jantung
dalam posisi terbaring lateral meningkat 43 persen akibat meningkatnya frekuensi nadi.
Wanita dengan disfungsi jantung yang parah mungkin mengalami perburukan gagal jantung
(Hartanto, 2005).

Insiden penyakit jantung terdapat pada 1% kelahiran hidup. Dalam kurun waktu satu tahun
terdapat 2.500 orang dewasa yang mengalami penyakit jantung kongenital. Pada ibu hamil
yang mengalami penyakit jantung kongenital sebesar 0,8%. (Angelina dkk, 2011).

Penyakit jantung serius dalam kehamilan relatif jarang terjadi, hanya sekitar 1%, tetapi sangat
bermakna dalam hal morbiditas dan mortalitas maternal dan janin. Terdapat dua perubahan
10

fisiologis utama pada sistem kardiovaskuler dalam kehamilan yang berdampak serius pada
wanita yang memiliki penyakit sebelumnya. Perubahan fisiologis yang pertama yaitu,
peningkatan curah jantung sebesar 20% pada minggu ke-8 dan hingga 50% pada akhir
trimester kedua kehamilan. Perubahan fisiologis yang kedua yaitu, peningkatan curah jantung
lebih lanjut selama persalinan adalah 15% pada kala satu dan 50% pada kala dua akibat nyeri
dan aktivitas uterus, serta 60-80% segera setelah kehamilan karena vena kava tidak lagi
mengalami kompresi dan autoinfusi (Billington, 2010).

Insiden penyakit jantung rheumatik (Rheumatik Heart Disease [RHD]) di negara barat telah
mengalami penurunan drastis, tetapi penyakit ini masih menjadi penyakit jantung yang paling
banyak terjadi di negara berkembang. Penyakit ini biasanya bersifat asimptomatik dan sering
kali baru terdiagnosis pada kehamilan (Chandralela,2009).

2. Pengaruh Penyakit Jantung dalam Kehamilan

Kehamilan yang disertai penyakit jantung selalu saling mempengaruhi karena kehamilan
memberatkan penyakit jantung dan penyakit jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin. Untuk mempertahankan curah jantung yang efektif, jantung
memerlukan pasokan oksigen yang baik untuk memberikan energi yang cukup untuk
miokardium sehingga kontraksi jantung efektif. Pada kehamilan, peningkatan frekuensi
denyut jantung meningkatkan kebutuhan oksigen miokardium, yang mungkin signifikan pada
wanita hamil penderita penyakit jantung (Tomlinson, 2006).

Dapat dipahami bahwa kehamilan dapat memperbesar penyakit jantung. Kehamilan sangat
berpengaruh terhadap penyakit jantung. Perubahan volume darah yang terjadi pada penderita
penyakit jantung merupakan hasil dari proses adaptasi sebagai upaya kompensasi untuk
mengatasi kelainan yang ada. Saat-saat yang berbahaya bagi ibu hamil dengan penyakit
jantung, yaitu :

a. Kehamilan 32-36 minggu apabila hipervolemia mencapai puncaknya


b. Partus kala II apabila wanita mengerahkan tenaga untuk meneran
c. Masa pospartum, karena dengan lahirnya plasenta anastomosis. Ateri-vena hilang dan
darah yang seharusnya masuk ke ruang intervilus sekarang masuk ke dalam sirkulasi
besar.
11

Dalam ketiga hal tersebut diatas jantung harus bekerja lebih berat. Apabila tenaga cadangan
jantung dilampaui, maka terjadi dekompensasi kordis, jantung tidak sanggup lagi menunaikan
tugasnya (Prawirohardjo, 2007).

Tenaga kesehatan harus waspada pada gejala dekompensasi saat output jantung mencapai
puncak (20-24 minggu kehamilan, sebelum hamil, saat hamil, akan melahirkan dan waktu
melahirkan. Gejala dan tanda dekompensasi jantung dan gagal jantung kongestif menurut
Varney (2004) :

a. Suara paru-paru abnormal, dengan atau tanpa batuk, masih berbunyi abnormal saat
wanita dengan gagal jantung kongestif mengambil nafas dalam 2 atau 3 kali.
b. Peningkatan ketidakmampuan melakukan aktivitas normal.
c. Peningkatan kesulitan bernafas (dyspnea) saat menggunakan tenaga berlebihan
(berbeda dari normal dyspnea yang terjadi saat kehamilan akibat hiperventilasi karena
peningkatan progesteron)
d. Hemoptysis.
e. Sianosis.
f. Edema pada bagian bawah kaki dan tangan (berbeda dari normal “dependent edema”
saat kehamilan).

Dekompensasi kordis biasanya terjadi perlahan-lahan dan dapat dikenal apabila perhatian
secara terus menerus ditujukan kepada beberapa gejala tertentu. Apabila timbul gejala-gejala
dekompensasi kordis, wanita harus segera dirawat dan digolongkan ke dalam kelas satu
tingkat lebih tinggi. Penderita harus istirahat baring dan diberi pengobatan dengan digitalis
(Prawirohardjo, 2007).

3. Diagnosis Penyakit Jantung yang Menyertai Kehamilan

Dari anamnesis sering sudah diketahui bahwa penderita penyakit jantung baik sejak masa
sebelum hamil maupun dalam kehamilan yang terdahulu. Diagnosis penyakit jantung dalam
kehamilan menurut Burwell dan Metcalfe :

a. Bising diastolik, presistolik, atau bising jantung terus menerus.


b. Pembesaran jantung yang jelas.
c. Bising jantung yang nyaring.
d. Aritmia yang berat.
12

Penyakit jantung yang berat tidak sulit untuk dikenal. Akan tetapi, karena diagnosis penyakit
jantung yang menyertai kehamilanlebih sulit untuk terdiagnosis, maka jika terdapat
kemungkinan penyakit jantung harus meminta pendapat seorang dokter yang lebih ahli
(Prawirohardjo, 2007).

Sebagian besar pemeriksaan diagnostik bersifat non-invasif dan dapat dilakukan dengan
aman pada wanita hamil. Pada sebagian besar kasus, pemeriksaan konvensional termasuk
elektrokardiografi, ekokardiografi, dan radiografi toraks akan memberikan data yang
diperlukan. Pada kasus yang indikasinya jelas, semua resiko teoritis yang minimal akan
dikalahkan oleh manfaat yang akan diperoleh oleh ibu (Hartanto, 2005).

4. Klasifikasi Penyakit Jantung dalam Kehamilan

New York Heart Association (NYHA) mengklasifikasikan penyakit jantung menurut gejala :

Kelas I :Pasien yang aktivitas fisiknya tidak terganggu oleh penyakit jantung. Aktivitas biasa
tidak menimbulkan gejala seperti keletihan, palpitasi, dyspnea, dan angina.

Kelas II :Pasien yang mengalami sedikit kerterbatasan dalam aktivitas fisik akibat penyakit
jantung. Pasien merasa nyaman saat istirahat, tetapiaktivitas fisik biasa akan memicu
timbulnya gejala.

Kelas III :Pasien yang mengalami keterbatasan fisik secara bermakna akibat penyakit
jantung. Pasien merasa nyaman saat istirahat, tetapi aktivitas fisik yang lebih sedikit dari
biasa akan memicu timbulnya gejala.

Kelas IV :Pasien yang tidak dapat melakukan aktivitas fisik tanpa disertai rasa nyeri secara
fisik akibat penyakit jantung. Gejala dapat dirasakan bahkan pada saat istirahat dan
ketidaknyamanan tersebut meningkat jika melakukan aktivitas fisik apapun.

NYHA menyatakan rentang mortalitas maternal dari 0,4% pada klasifikasi hingga 6,8% pada
kelas III dan IV, dan mortalitas janin dari 0% pada kelas I hingga 30% pada kelas IV.
Terbukti bahwa kelas III-IV menyebabkan mortalitas dan morbiditas maternal (Nuning,
2009).

5. Tanda dan Gejala Penyakit Jantung yang menyertai Kehamilan

Tanda penyakit jantung yang menyertai kehamilan menurut Nuning (2009):


13

a. Bising jantung, baik baru atau sudah ada sebelumnya, perubahan intensitas (misalnya
bising pada regurgitasi aorta dan mitral menurun ketika bising pada stenosis aorta dan
mitral mengeras)
b. Distensi vena (vena leher)
c. Perubahan bunyi jantung
d. Disritmia yang menetap
e. Jari tabuh (clubbing)

Gejala penyakit jantung yang menyertai kehamilan :

a. Cepat merasa lelah.


b. Jantungnya berdebar-debar (palpitasi), nyeri dada terutama saat beraktivitas fisik.
c. Edema tungkai atau terasa berat saat kehamilan muda
d. Mengeluh tentang bertambah besarnya rahim yang tidak sesuai kehamilan
e. Sesak nafas saat istirahat, sesak nafas hebat atau merasa ingin pingsan saat
beraktivitas fisik
f. Kesulitan bernafas saat tidur telentang (ortopnea) atau saat malam hari (paroxysmal
nocturnal dyspnea)
g. Batuk darah (hemoptisis)

6. Komplikasi pada kehamilan dengan penyakit jantung

Selama kehamilan, penurunan resistensi vaskular sistemik dan peningkatan curah jantung
memperparah sianosis dan hipoksia yang sudah terjadi. Komplikasi ibu umumnya bergantung
pada klasifikasi fungsional pada ibu (klasifikasi NYHA). Kelas I-II memiliki angka
mortalitas ibu <1%. Sementara kelas III-IV memiliki angka mortalitas ibu 7% atau lebih.
Komplikasi juga meliputi : 1) dekompensasi kordis, 2) IUGR (Intrauterin Growth
Restriction/Retardation), 3) IUFD (Intra Uterin Fetal Death), 4) abortus, 5) prematuritas, 6)
dismaturitas, 7) BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) (Angelina dkk, 2011).

a. Dekompensasi Kordis

Dalam kehamilan prekordium mengalami pergeseran ke kiri dan pula sering terdengar bising
sistolik di daerah apeks dan katup pulmonal. Kita harus waspada dalam mebuat diagnosis
penyakit jantung dalam kehamilan. Jadi hendaknya jangan kita membuat diagnosis penyakit
jantung pada wanita yang tidak menderitanya, dan sebaiknya penyakit jantung yang ada
jangan sampai tidak dikenal. Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa penyakit jantung
14

menjadi lebih berat pada kehamilan bahkan dapat terjadi dekompensasi kordis. Apabila
tenaga cadangan jantung dilampaui, maka tejadi dekompensasi kordis (jantung tidak dapat
lagi menunaikan tugasnya) (Prawirohardjo, 2008).

b. IUGR (Intrauterin Growth Restriction/Retardation)

Setiap ibu memerlukan penatalaksanaan sesuai dengan status anatomis dan fungsionilnya.
Kerjasama yang erat antara dokter kardiologi dan dokter obstetri merupakan hal yang
penting. Pada kasus kehamilan dengan penyakit jantung, kemungkinan terjadi IUGR pada
bayi. Penatalaksanaan antenatal pertama yang disertai dengan pengkajian riwayat dengan
cermat dan rujukan yang bersifat segera ke klinik pengobatan ibu. Kemudian bekerjasama
dengan dokter kardiolog tersier. Penting juga untuk persiapan orang tua untuk kasus bayi
yang mengalami IUGR (Angelina, 2011).

c. IUFD (Intra Uterin Fetal Death)

Penyakit jantung memberi pengaruh tidak baik kepada kehamilan dan janin dalam
kandungan. Apabila ibu menderita hipoksia dan sianosis, hasil konsepsi dapat menderita pula
dan mati. Selain itu, janin dapat menderita hipoksia dan gawat janin dalam persalinan,
sehingga neonatus lahir mati atau dengan nilai APGAR rendah. Pemeriksaan antenatal yang
disertai dengan pengkajian riwayat dengan cermat dan rujukan yang bersifat segera ke klinik
pengobatan, kemudian bekerjasama dengan dokter kardiolog tersier (Prawiroharjo, 2008)
(Angelina dkk, 2011).

d. Abortus

Abortus pada kehamilan dengan penyakit jantung dapat terjadi apabila ibu (penderita)
menderita hipoksia dan sianosis. Pemeriksaan antenatal yang disertai dengan pengkajian
riwayat dengan cermat dan rujukan yang bersifat segera ke klinik pengobatan, kemudian
bekerjasama dengan dokter kardiolog tersier (Angelina dkk, 2011).

e. Prematuritas

Secara klinis tampak bahwa makin meningkat kelas fungsional penyakit jantung yang
diderita, maka volume plasma cenderung lebih rendah. Ditemukan komplikasi prematuritas
pada penderita penyakit jantung dalam kehamilan. Penatalaksanaan dari tim multidisipliner
dibutuhkan dipusat spesialis yang merawat kehamilan yang beresiko tinggi pada jantung
(Angelina dkk, 2011).
15

f. Dismaturitas

Penyakit jantung berpengaruh tidak baik bagi kehamilan, dan janin dalam kandungan.
Apabila ibu menderita hipoksia dan sianosis, hasil konsepsi dapat menderita pula dan mati,
yang kemudian dapat disusul pula dengan abortus. Apabila konseptus dapat hidup terus, anak
dapat lahir cukup bulan akan tetapi dengan berat badan rendah (dismaturitas). Perlu
penatalaksanaan dari tim multidisipliner dibutuhkan di pusat spesialis yang merawat
kehamilan yang berisiko tinggi pada jantung (Prawirohardjo, 2008).

g. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)

Ditemukan komplikasi BBLR pada kehamilan dengan penyakit jantung. Perlu


penatalaksanaan dari tim multidisipliner dibutuhkan di pusat spesialis yang merawat
kehamilan yang beresiko tinggi pada jantung (Prawirohardjo, 2008).

7. Penatalaksanaan penyakit jantung yang menyertai kehamilan

Penanganan wanita hamil dengan penyakit jantung, yang sebaiknya dilakukan dalam
kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau kardiolog, banyak ditentukan oleh kemampuan
fungsionil jantungnya. Pengobatan dan penatalaksanaan penyakit jantung dalam kehamilan
tergantung pada derajat fungsionilnya, dan ini harus ditentukan pada setiap kunjungan periksa
hamil. Berikut penatalaksanaan penyakit jantung dalam kehamilan tergantung pada derajat
fungsionilnya menurut Prawirohardjo (2007) :

Kelas I :

Tidak ada pengobatan tambahan yang dibutuhkan.

Kelas II :

Umumnya penderita pada keadaan ini tidak membutuhkan pengobatan tambahan, tetapi
mereka harus menghindari aktifitas yang berlebihan, terutama pada kehamilan usia 28-32
minggu. Bila kondisi sosial tidak menguntungkan atau terdapat tanda-tanda perburukan dari
jantung, maka penderita harus dirawat.

Kelas III :

Yang terbaik bagi penderita dalam keadaan seperti ini adalah dirawat di rumah sakit selama
hamil, terutama pada usia kehamilan 28 minggu. Biasanya dibutuhkan pemberian diuretika.

Kelas IV :
16

Penderita dalam keadaan seperti ini memiliki resiko yang besar dan harus dirawat di rumah
sakit selama kehamilannya.

Pada penderita kelas I dan terbanyak penderita kelas II dapat meneruskan kehamilan sampai
cukup bulan dan melahirkan per vaginam. Selama kehamilan, persalinan dan nifas penderita
harus dalam pengawasan yang ketat. Penderita harus tidur malam cukup sekurang-kurangnya
8-10 jam, istirahat baring, diit rendah garam dan tinggi protein, pembatasan masuknya cairan,
dan sebaiknya penderita dirawat 1 minggu sebelum perkiraan lahir. Penderita dalam kelas III
dan IV tidak boleh hamil karena bahaya terlampau besar. Apabila penderita hamil, maka pada
kehamilan kurang dari 12 minggu, abortus terapeutik perlu dipertimbangkan. Pada kehamilan
yang berjalan terus, untuk mencegah timbulnya dekompensasi, sebaiknya penderita harus
berbaring terus selama kehamilan dan nifas. Laktasi dilarang bagi penderita dalam kelas III
dan IV.

Tata laksana atau manajemen kehamilan pada perempuan dengan penyakit jantung adalah
upaya tim. Yang terbaik adalah pelaksanaan antenataldengan kerja sama yang baik antara
spesialis obstetri, kardiologis, nutrisionis. Manajemen persalinan baik normal maupun seksio
sesarea dalam anestesi regional ataupun umum merupakan keadaan yang membahayakan
baik bagi ibu hamil dengan penyakit jantung maupun bagi janinnya. Idealnya penilaian
penyakit jantung dalam kehamilan dilaksanakan sebelum terjadi konsepsi dan harus
mencakup pemeriksaan kardiologi lengkap, termasuk ekokardiografi (Prawirohardjo, 2008).

Pada penderita penyakit jantung, dalam kala persalinan diperlukan pengawasan khusus dan
sedapat-dapatnya diusahakan partus pervaginam. Kala persalinan biasanya tidak berbahaya.
Pemberian sedasi dan derivat morfin dapat menguntungkan ibu. Pendekatan secara psikologis
supaya ibu tetap tenang dan merasa aman mempunyai pengaruh yang sangat baik. Wanita
ditidurkan setengah duduk. Untuk mencegah timbulnya dekompensasi kordis sebaiknya
dibuat daftar pengawasan khusus. Dalam kala II, apabila tidak timbul gejala-gejala
dekompensasi, anak boleh lahir spontan, hanya ibu sedapat-dapatnya dilarang meneran.
Apabila janin belum lahir setelah persalinan kala II berlangsung 20 menit atau ibu tidak dapat
dilarang meneran kuat, maka sebaiknya persalinan diakhiri dengan forceps atau ekstraktor
vakum. Pada masa nifas, sebaiknya penderita dirawat di rumah sakit sekurang-kurangnya 14
hari setelah melahirkan, istirahat dan mobilisasi tahap demi tahap, menghindari infeksi, serta
laktasi diperbolehkan bagi wanita yang sanggup secara fisik (Prawirohardjo, 2007).
17

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perubahan anatomi dan fisiologis yang terjadi pada wanita hamil salah satunya
Kardiovaskuler.Perubahan pada sistem kardiovaskuler selama kehamilan ditandai dengan
adanya peningkatan volume darah, curah jantung, denyut jantung, isi sekuncup, dan
penurunan resistensi vaskuler. Hemodinamik yang pertama Page 2 11 kali berubah selama
masa kehamilan adalah terjadinya peningkatan denyut jantung.

3.2 Saran

Makalah ini telah disusun berdasarkan dengan ruang lingkup pembelajaran yang ada. Namun,
kami menyadari bahwasanya masih banyak kesalahan maupun kekurangan baik didalam
penulisan ataupun isinya. Oleh karena itu, kami minta kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan makalah ini selanjutnya. Semoga materi yang ada didalam
makalah ini dapat berguna bagi kita semua yang mempelajarinya.
18

Daftar Pustaka

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjNr8Cu7P_uAhUA8HMBHW29
Dbs4ChAWMAd6BAgZEAM&url=https%3A%2F%2Fjournal.uhamka.ac.id%2Findex.php
%2Farkavi%2Farticle%2Fdownload
%2F278%2F179&usg=AOvVaw1WuV9tqn4w6LPvz7vsnH6c

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/40328/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/150/jtptunimus-gdl-febriyanii-7491-2-babii.pdf

Anda mungkin juga menyukai