Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SISTEM PERNAPASAN PADA IBU HAMIL

MATA KULIAH KEPERAWATAN MATERNITAS

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

Wira Atma Setia Nugraha (202114401062)


Putri Wahyu Ningsih (202114401048)
Nisa Nur Fadhilah (202114401040)
Rika Devi Puspitasari (202114401049)
Anita Aprilia (202114401007)
Muthi’atus Suma Pramesti (202114401037)
Andrean Febrin Irawan (202114401006)
Yuvika Puspa P.W (202114401064)
Rizki Dwi Sasongko (202114401050)
Virna Hardiyana (202114401061)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) SATRIA BHAKTI NGANJUK

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2023-2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadiran Tuhan yang maha esa, atas berkat dan
anugrahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang Mata Kuliah
Keperawatan Maternitas dengan judul “Sistem Pernapasan Pada Ibu Hamil”.

Perkenankanlah kami menyampaikan terimakasih kepada : ibu dosen Mata Kuliah


Keperawatan Maternitas atas tugas yang diberikan sehingga menambah wawasan kami,
demikian pula kepada teman-teman yang turut memberi sumbang saran dalam penyelesaian
makalah sebagaimana yang kami sajikan.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan, untuk itu kami yang memohon saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kesempuranaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Nganjuk, 24 Maret 2023

Penyusun
Daftar Isi

KATA PENGATAR............................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................

1.1 Latar Belakang........................................................................................................


1.2 Tujuan.....................................................................................................................

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan terjadi sebagai pertemuan antara sel telur dengan sperma. Dari pertemuan
itulah kelak akan menjadi janin selama kehamilan. Seiiring dengan pertumbuhan janin, maka
akan terjadi perubahann fisik yang drastis pada sang ibu. Organ reproduksi internal wanita
adalah alat pembuahan atau kandungan bagian dalam yang meliputi ovarium, tuba falopi,
uterus dan vagina. Organ reproduksi eksternal wanita adalah alat pembuahan atau kandungan
bagian meliputi mons veneris, labia mayor, labia minor, klitoris, introitus vagina, introitus
uretra, kelenjar bartholini dan anus. Payudara (mammae atau susu) adalah kelenjar yang
terletak di bawah kulit dan di atas otot dada. (Koes Irianto, 2014).

Kehamilan menyebabkan terjadinya berbagai perubahan, baik anatomis maupun


fisiologis pada ibu yang sering mengakibatkan timbulnya keluhan-keluhan yang tidak ringan.
Perubahan-perubahan ini terjadi karena perubahan endokrin maternal, pertumbuhan plasenta
sebagai alat penghasil endokrin, dan kebutuhan metabolisme yang meningkat karena
pertumbuan janin. (Desiyani Nani, 2018).

Kehamilan mempengaruhi perubahan sistem pernapasan pada volume paru-paru dan


ventilasi. Perubahan anatomi dan fisiologi sistem pernapasan selama kehamilan diperlukan
untuk memenuhi peningkatan metabolisme dan kebutuhan oksigen bagi tubuh ibu dan janin.
Perubahan tersebut terjadi karena pengaruh hormonal dan biokimia. Relaksi otot dan
kartilago toraks menjadikan bentuk dada berubah. Diafragma menjadi lebih naik sampai 4 cm
dan diameter melintang dada menjadi 2 cm. Perubahan ini menyebabkan perubahan sistem
pernapasan perut menjadi pernapasan dada oleh karena itu diperlukan perubahan letak
diafragma selama kehamilan.

Kapasitas inspirasi meningkat progresif selama kehamilan selain itu tidal volume
meningkat sampai 40%. Peningkatan volume tidal ini menyebabkan peningkatan ventilasi
pernapasan per menit yaitu jumlah udara yang masuk dalam satu menit. Karena pertukaran
udara selama kehamilan meningkat oleh karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk napas dalam
daripada napas cepat. Pada akhir kehamilan, ventilasi pernapasan per menit meningkat 40%.
Perubahan ini mengakibatkan risiko hiperventilasi pada ibu. Walaupun hiperventilasi secara
normal menyebabkan alkalosis, hal ini tidak diakibatkan adanya peningkatan kompensasi
eksresi bikarbonat di ginjal. Namun hiperventilassi ini disebabkan oleh efek progesterone
secara langsung di pusat pernapasan. Ibu hamil mungkin merasa cemas akan terjadinya
dyspnoe dan merasa pusing saat napas pendek yang biasanya terjadi ketika duduk di bawah.

Adaptasi respirasi selama kehamilan dirancang untuk mengoptimalkan oksigenasi ibu


dan janin serta menfasilitasi perpindahan produk sisa CO2 dari janin ke ibu.

Konsumsi oksigen dan ventilasi semenit meningkat secara progresif selama masa
kehamilan. Volume tidal dalam angka yang lebih kecil laju pernapasan meningkat. Pada ater,
konusmsi oksigen akan meningkat sekitar 20-50% dan ventilasi semenit meningkat hingga
50%. PaCO2 menutun sekitar 28-32 mmHg. Alkalosis respiratorik dihindari melalui
mekanisme kompensasi, yaitu penurunan konsentrasi plasma bikarbonat. Hiperventilasi juga
dapat meningkatkan PaO2 secara perlahan. Peningkatan dari 2,3-difosfoliserat mengurangi
efek hiperventilasi dalam afinitas hemoglobin dengan oksigen.

Tekanan parsial oksigen saat hemoglobin mencapai setengah saturasi ketika berikatan
dengan oksigen meningkat dari 27 ke 30 mmHg. Hubungan antara masa akhir khemilan
dengan peningkatan curah jantung memicu pefusi jaringan. Posisi diafragma terdorong ke
atas akibat pembesaran uterus dan umumnya diikuti pembesaran dari diameter
anteroposterior dan transversal dari cavum thorax.

Mulai bulan kelima kehamilan, expiratory reserve volume, residual volume, dan
fuctional residual capacity menurun. Saat mendekati akhir masa kehamilan, akan menurun
sebanyak 20% dibandingkan pada wanita yang tidak hamil. Secara umum, ditemukan
peningkatan dari inspiratory reserve volume sehingga kapasitas paru total tidak mengalami
perubahan. Pada sebagian ibu hamil, penuruan fungtional residual capacity tidak
menyebabkan masalah. Namun, bagi mereka yang mengalami perubahan pada closing
volume lebih awal sebagai akibat dari merokok, obesitas, atau skoliosis dapat mengelami
hambatan jalan napas awal denga kehamilan lanjut yang menyebabkan hipoksemia. Manuver
trendelenburg dan posisi supin juga dapat mengurangi hubungan abnormal anatra closing
vulume dan fungtional capacity kembali normal setelah proses persalinan

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang perubahan fisiologi sistem respirasi saat persalinan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perubahan Fisiologi Sisitem Pernafasan Saat Persalinan

Selama periode kehamilan, persalinan, dan pasca natal, kebutuhan terhadap oksigen
lebih besar disbanding normal, karena peningkatan beban kerja, dan bersamaan dengan
peningkatan kadar karbondioksida yang harus dibuang. Sistem pernapasan yang sehat dapat
mengatasi kebutuhan ekstra tersebut. Fungsi sistem pernapasan pada janin dilakukan oleh
plasenta. Organ pernapasan belum mengambil alih fungsi sampai janin lahir. Organ
pernapasan sepenuhnya matur saat term dan mulai berfungsi saat bernapas pertama. Akan
tetapi, janin yang lahir pre-term dapat mengalami distress pernapasan karena paru tidak
berfungsi sepenuhnya.

Efek utama persalinan pada sistem pernafasan terkait dengan peningkatan kerja otot,
tingkat metabolisme, dan konumsi oksigen yaitu meningkat 40% hingga 60% selama
persalinan (Ouzounian & Elkayan, 2012) dalam buku (Khiftiyah, dkk, 2022). Konsumsi
oksigen metabolik meningkat selama persalinan sebagai akibat dari kontraksi uterus.
Kontraksi yang terjadi selama persalinan dapat menyebabkan hipoksia otot dan asidosis.
Hipoksia yang terjadi dapat meningkatkan rasa nyeri. Adanya hiperventilasi menyebabkan
alkalosis respiratorik dan peningkatan Ph darah. Peningkatan ventilasi akan menurunkan
tekanan parsial karnbondioksida.

Kadar laktat di kala dua persalinan meningkat dan menyebabkan Ph turun. Selama
persalinan, ventilasi meingkat tergantung pada tahap persalinan yang mengarah kepenurunan
PaCO2. Tingkat PaCO2 yang sangat rendah menghasilkan pasokontriksi selebral dan
mengurangi perfusi dan aliran darah antarvillous.

Menurut Sulistyowati A (2010) & Johariyah (2012) dalam buku Wahidah N.J (2017)
mengungkapkan bahwa serangkaian proses persalinan yang normal dapat menimbulkan
adanya adaptasi fisiologi pada ibu bersalin. Adapun adaptasi atau perubahan fisiologi ibu
bersalin pada sistem pernapasan sebagai berikut.
Pada system pernapasan respon yang terjadi adalah napas cepat, sesak napas, tekanan
pada dada, napas dangkal, pembengkakan pada tenggorokan, sensasi tercekik, terengah-
engah.

1. Kala I
a. Sedikit peningkatan frekuensi pernapasan dianggap normal selama persalinan, hal
tersebut mencerminkan peningkatan metabolisme. Meskipun sulit untuk
memperoleh temuan yang akurat mengenai frekuensi pernafasan, karena sangat
dipengaruhi rasa senang, nyeri, rasa takut, dan penggunaan teknik pernafasan.
b. Hiperventilasi yang memanjang adalah temuan upnormal dan dapat menyebabkan
alkalosis. Amati pernafasan pasien dan bantu ia mengendalikannya untuk
menghindari hiperventilasi berkelanjutan, yang ditandai oleh rasa kesemutan pada
ekstremitas dan persaaan pusing.
2. Kala II
a. Oksigen yang menurun selama kontraksi menyebabkan hipoksia tetapi dengan kadar
yang masih adekuat tidak menimbulkan masalah yang serius
b. Percepatan kematangan surfaktan (fetus labor speed maturation of surfactant) :
penekanan pada dada selama proses persalinan membersihkan paru-paru janin dari
cairan yang berlebihan.
3. Kala III
Kala III, bagian paling singkat dan paling tidak mennyakitkan dari
semuannya.,dimulai dengan kelahiran bayi dan berakhir saat plasenta dilahirkan tahap ini
berlangsung selam 10 sampai 30 menit.Sesudah bayi lahir,aka nada masa tenang yang
singkat; kemudian Rahim kembali berkontraksi yang mennyebabkan plasenta terlepas
dari dinding rahim.anda perlu melannjutkan relaksasi dan pernafaasan terpola karena
Rahim kadang-kadang mengalami kram yang hebat.atau sebaliknnya,perhatian anda
mungkin saja tercuran seluruhnya pada si bayi sehingga hampir tidak menyadari
terjadinnya tahapa ini.sering kali,memberi perawatan akan membeimbing anda untuk
melakukan beberapa penekanan kecil guna mengeluarkan plasenta.beberapa orang tua
menginginkan untuk melihat plasenta sesudah plasenta keluar,mereka suka bila
kepadannya diperlihatkan janin dan ibu,selaput serta tali pusat
4. Kala IV
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan saat yang paling kritis bagi pasien
dan bayinnya.tubuh pasien melakukan adaptasi yang luar biasa setelah kelahiran
bayinnya agar kondisi tubuh kembali stabil,sedangkan bayi melakukan adaptasi terhadap
perubahan lingkungan hidupnnya diluar uterus.kematian ibu terbannyak terjadi pada kal
ini,oleh karna itu bidan tidak boleh meninggalkan pasien dan bayi sendirian.
DAFTAR PUSTAKA

Kiftiyah, & dkk. (2022). Pengantar Asuhan Kebidanan. Aceh: Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.
Resmaniasih, K. (2014). Pengaruh Teknik Pernapasan Diafragma Terhadap Kecemasan Pada Ibu
Hamil Trimester III . Program Pascasarjana Undip, 44.
Wahidah, N. J. (2017). Modul Pengantar Asuhan Kebidanan Persalinan. Surakarta: UNS.
Wylie, L. (2011). Esensial Anatomi & Fisiologi dalam Asuhan Maternitas . Jakarta: EGC Medical.

Diki Retno Yuliani & dkk (2021). Asuhan Kehamilan. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Anda mungkin juga menyukai