Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI


KOMUNIKASI, INFORMASI, EDUKASI PADA KEHAMILAN

Disusun Oleh:
Shely Sagita Putri
193001070085

UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI


S1 KEBIDANAN TRANSFER
TAHUN AJARAN 2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah  “ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH DAN
PRAKONSEPSI TENTANG KIE PADA KEHAMILAN”.

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah praktek klinik kebidanan


yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI
TENTANG KIE PADA KEHAMILAN” ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya
sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Jambi, Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR................................................................................2

DAFTAR ISI...............................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................4

1.2 Tujuan .........................................................................................5

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan teori................................................................................6

2.1.1 Tinjauan teori kehamilan...................................................2

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................17

3.2 Saran…………………………………………………………..17

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Angka kematian Ibu (AKI) menurut WHO adalah kematian


selama kehamilan atau periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan,
akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh
kehamilan atau penangannya, tetapi bukan disebabkan oleh
kecelakaan atau cidera. Hasil Survey Dasar Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2012 mengatakan bahwa AKI mengalami peningkatan
yang signifikan sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 359
per 100.000 kelahiran hidup. (Kemenkes RI, 2015)
Penyebab tingginya AKI dan AKB di Indonesia terdapat
beberapa faktor terutama pada ibu hamil. Beberapa faktor yang
menjadi risiko pada ibu hamil antara lain usia ibu ketika hamil dan
jarak persalinan ibu dengan kehamilan sekarang yang terlalu lama.
Usia ibu hamil saat hamil> 35 tahun merupakan salah satu faktor
risiko tinggi ibu hamil. Banyak wanita yang menunda usia kehamilan
bahkan sampai usia 40 tahun, dengan alasan tertentu seperti alasan
pendidikan, alasan profesional, pekerjaan. Apabila kehamilan diatas
usia 35 tahun dapat mempengaruhi kondisi ibu, usia ibu hamil > 35
tahun memiliki hubungan signifikan dengan preeklamsia, kelahiran
bayi premature, berat badan lahir rendah, dan seksio sesarea
(Aghamohammadi dan Noortarijor, 2011). Jarak persalinan terakhir
dengan kehamilan sekarang yang terlalu jauh mengakibatkan ibu
dalam kehamilannya seolah-olah menghadapi kehamilan/persalinan
yang pertama lagi (Rochjati, 2011).

Menurut SDKI tahun 2012, penyebab tertinggi kematian bayi


di Indonesia adalah bayi berat lahir rendah (BBLR).Ibu hamil usia >
35 tahun memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit obstetrik
serta mortalitas dan mobilitas perinatal (Kemenkes RI 2012 dan
Meansure Dhs IcfInternasional, 2012).

4
Salah satu usaha untuk menurunkan AKI dan AKB di
Indonesia pemberian asuhan secara berkesinambungan atau
Continuity Of Care (COC). Continuity of Care (COC) merupakan
model asuhan kebidanan yang diberikan kepada pasien dilakukan
secara berkesinambungan. Penggunaan model ini mampu memberikan
proses pembelajaran yang unik dimana bidan menjadi lebih
memahami tentang filosofi kebidanan.
1.2 Tujuan
1. Menerapkan manajemen asuhan kebidanan berkesinambungan
pada ibu hamil.
2. Agar ibu hamil maupun masyarakat dapat melakukan deteksi dini
penyulit yang mungkin timbul pada masa hamil, sehingga
memungkinkan segera mencari pertolongan untuk mendapatkan
penanganan.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Tinjauan Teori Kehamilan


A. Pengertian Kehamilan.

Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung


sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya
persalinan sejati, yang menandai awal periode antepartum.
Sebaliknya periode prenatal adalah kurun waktu terhitung sejak
hari pertama haid terakhir hingga kelahiran bayi yang menandai
awal periode pascanatal (Varney, Kriebs, dan Gegor, 2007).

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya


janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan
dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat
sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan
(Prawirohardjo, 2009).
B. Perubahan Fisiologis Ibu Hamil Trimester III
a. Sistem Reproduksi

Pada kehamilan cukup bulan ketebalan dinding uterus


awalnya 5 mm dan beratnya 2 ons menjadi lebih dari 2 pon.
Pembesaran uterus ikut menyebabkan adanya kontraksi
BraxtonHicks karena perenggangan sel-sel otot uterus
(Varney, Kriebs dan Gegor, 2007).

6
Tabel 1. Tinggi Fundus Uteri sesuai Umur Kehamilan

Tinggi Umur
Tinggi fundus
No. fundus uteri kehamilan
uteri (leopold)
(cm) (minggu)
1 12 3 jari atas simfisis 12
2 16 Pertengahan pusat 16
dan simfisis
3 20 3 jari bawah pusat 20
4 24 Sepusat 24
5 28 3 jari atas pusat 28
6 32 Pertengahan pusat 32
dan processus
xifoideus 1(px)
7 36 1-2 jari bawah px 36
8 40 2-3 jari bawah px 40

SSumber: Sarwono, (2009)

Peningkatan ukuran pembuluh darah dan pembuluh


limfe uterus menyebabkan vaskularisasi, kongesti dan edema
menyebabkan serviks bertambah lunak dan warnanya lebih
biru sampai keunguan yang disebut tanda Chadwick. Dalam
persiapan persalinan, esterogen dan hormon placenta relaxin
membuat cervix lebih lunak yang disebut juga tanda Goodell
(Varney, Kriebs dan Gegor, 2007).
b. Mammae
Mammae akan membesar, tegang, memiliki unsur
laktogenik, dan memengaruhi sejumlah perubahan metabolik
akibat adanya hormon somatomamotropin korionik (human
placental lactogen atau HPL) (Varney, Kriebs dan Gegor,
2007).

c. Sistem Muskuloskletal

Selama kehamilan terjadi peningkatan mobilitas sendiri


sakroiliaka, sakrokoksigeus dan pubis, yang kemungkinan
akibat perubahan hormon. Ini memungkinkan pelvis

7
meningkatkan kemampuannya untuk mengakomodasi bagian
presentasi selama kala akhir kehamilan dan persalinan.
Simfisis pubisa akan melenar dan sendi sakro-koksigeal
menjadi longgar menyebabkan koksigis tergeser. Perubahan
ini menyebabkan rasa tidak nyaman di punggung bawah
seperti nyeri punggung bawah dan nyeri ligamen terutama di
akhir kehamilan (Varney, Kriebs dan Gegor, 2007).
d. Sistem pencernaan
Pada usus besar menyebabkan konstipasi karena waktu
transit melambat dan air banyak diserap sehingga
menyebabkan peningkatan flatulen karena usus mengalami
pergeseran usus akibat desakan dari uterus yang makin besar
(Varney, Kriebs dan Gegor, 2007).
e. Traktus Urinaria
Pada akhir kehamilan, akan terjadi poliuria akibat kepala
janin sudah mulai turun ke pintu atas panggul menekan
kandung kemih dan disebabkan oleh adanya peningkatan
sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan, sehingga filtrasi di
glomerulus juga meningkat (Wiknjosastro, 2007). Ibu hamil
mengumpulkan cairan (air dan natrium) selama siang hari
dalam bentuk edema dependenakibat tekanan uterus pada
pembuluh darah panggul vens kava inferior, dan
mengeluarkan cairan pada malam hari (nokturia) melalui
kedua ginjal ketika berbaring terutama lateral kiri (Varney,
Kriebs, dan Gegor, 2007).

f. Sistem Respirasi
Frekuensi pernapasan hanya mengalami sedikit
perubahan selama kehamilan, tetapi volume fidal, volume
ventilasi permenit dan pengambilan oksigen permenit akan
bertambah secara signifikan pada kehamilan lanjut.
Perubahan ini akan mencapai puncaknya pada minggu ke 37
dan akan kembali hampir seperti sediakala dalam 24 minggu
setelah persalinan (Saifuddin, 2009).

8
g. Sistem Metabolisme
Pada ibu hamil basal metabolic rate (BMR) bertambah
tinggi hingga 15-20 % yang umumnya ditemui pada trimester
ketiga dan membutuhkan banyak kalori untuk dipenuhi sesuai
kebutuhannya (Wiknjosastro, 2007). Pada trimester ke-2 dan ke-
3 pada perempuan dengan gizi baik dianjurkan menambah berat
badan per minggu sebesar 0,4 kg, sedangkan pada perempuan
dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat
badan per minggu masing-masing 0,5 kg dan 0,3 kg (Saifuddin,
2009).

Tabel 2 Rekomendasi penambahan berat badan


selamaKehamilan berdasarkan IMT

Kategori IMT Rekomendasi


(kg)
Rendah < 19,8 12,5-18
Normal 19,8-26 11,5-16
Tinggi 26-29 7-11,5
Obesitas > 29 >7

Gemelli 16-20,5
Sumber : Prawirohardjo, ( 2009 )

C. Perubahan Psikologis Ibu Hamil Trimester III


Trimester III disebut periode penantian dengan penuh waspada
karena ibu merasa tidak sabar menuggu kelahiran bayinya.
Sejumlah ketakutan muncul seperti ibu merasa khawatir bayi yang
dilahirkannya tidak normal, takut akan-rasa sakit dan bahaya fisik
yang timbul sewaktu melahirkan dan muncul rasa tidak nyaman
akibat kehamilan timbul kembali pada Trimeter III (Varney, Kriebs
dan Gegor, 2007).
D. Faktor Risiko pada Ibu Hamil
Faktor risiko pada ibu hamil menurut Depkes RI (2010) dan Poeji
Rochjati ( 2011 ) sebagai berikut:
a. Hamil lebih dari 35 tahun.

9
Usia ibu hamil saat hamil > 35 tahun merupakan salah
satu faktor resiko tinggi ibu hamil. Banyak wanita yang
menunda usia kehamilan bahkan sampai usia 40 tahun, dengan
alasan tertentu seperti alasan pendidikan, alasan professional,
pekerjaan, (Aghamohamaidi, A and Noortarijor M, 2011).
Apabila kehamilan diatas usia 42 tahun dapat mempengaruhi
kondisi ibu,usia ibu hamil >42 tahun memiliki hubungan
signifikan dengan preeklamsia, kelahiran bayi premature, berat
badan lahir rendah, dan seksio sesarea. Penyakit hipertensi dapat
menyebabkan preeklamsia, dan mempengaruhi pertumbuhan
plasenta yaitu hypertropi plasenta. (Aghamohammadi dan
Noortarijor, 2011). Kehamilan usia ibu lebih dari 42 tahun akan
mempengaruhi fungsi plasenta dan akan mempengaruhi
pertumbuhan janin (Winkjosastro, 2005)

b. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang


Jarak persalinan terakhir dengan kehamilan apabila
kurang dari 12 bulan meningkatkan kemungkinan risiko
prematur. Anemia juga lebih sering terjadi jika interval
antarkehamilan kurang dari satu tahun (Wheeler, 2004).
Menurut BKKBN, jarak kehamilan yang paling tepat
adalah 2 tahun atau lebih. Jarak kehamilan yang pendek akan
mengakibatkan belum pulihnya kondisi tubuh ibu setelah
melahirkan. Sehingga meningkatkan risiko kelemahan dan
kematian ibu (Kemenkes RI, 2013).

Ibu hamil dengan persalinan terakhir > 10 tahun yang lalu. Ibu
dalam kehamilan dan persalinan ini seolah-
olah mengalami persalinan yang pertama lagi.
Bahaya yang dapat terjadi :
1. Persalinan dapat berjalan tidak lancar
2. Perdarahan pasca persalinan
3. Penyakit ibu Hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes, dll
c. Anemia

10
Pada saat hamil terjadi peningkatan volume darah ibu yang
terjadi akibat peningkatan volume plasma, bukan akibat
peningkatan sel darah merah. Walaupun terjadi peningkatan sel
darah merah namun jumlahnya tidak seimbang dengan
peningkatan volume plasma, sehingga mengakibatkan
penurunan kadar haemoglobin (Varney, Kriebs, dan Gegor,
2007).
d. Riwayat keluarga
Riwayat BBLR berulang dapat terjadi biasanya pada
kelainan anatomis dari uterus, seperti septum uterus, biasanya
septum padapada uterus avascular dan terjadi kegagalan
vaskularisasi ini menyebabkan gangguan pada perkembangan
plasenta hal ini juga didukung oleh faktor usia ibu > 35
tahunyang mempengaruhi perkembangan plasenta. Septum
mengurangi kapasiatas dan endometrium sehingga dapat
menghambat pertumbuhan janin, selain itu juga dapat
menyebabkan keguguran pada trimester dua dan persalinan
premature (Prawirohardjo, 2008).

e. Ketidaknyamanan Pada Ibu Hamil Trimester III


Menurut Varney (2007) terdapat beberapa ketidaknyamanan
yang dialami oleh ibu hamil trimester III,antara lain yaitu:
1. Peningkatan frekuensi berkemih

Frekuensi berkemih terjadi karena bagian presentasi


makin menurun masuk ke dalam panggul dan menekan
kandung kemih dan menyebabkan wanita ingin berkemih.
2. Nyeri Ulu Hati
Penyebab nyeri ulu hati adalah peningkatan hormon
progesterone sehingga merelaksasikan sfingter jantung pada
lambung, motilitas gastrointestinal karena otot halus
relaksasi dan tidak ada ruang fungsional untuk lambung
karena tekanan pada uterus.
3. Insomnia

11
Ketidaknyamanan ini timbul akibat uterus yang
membesar, ketidaknyamanan lain selama kehamilan, dan
pergerakan janin, terutama jika janin tersebut aktif.
4. Nyeri Ligamentum Teres Uteri
Ligamentum teres uteri melekat pada sisi-sisi uterus
tepat di bagian bawah dan depan tempat masuknya tuba
falopi kemudian menyilang ligamentum latum pada lipatan
peritoneum. Kedua ligamentum terdiri dari otot polos
lanjutan otot polos uterus dan memudahkan terjadinya
hipertrofi selama kehamilan berlangsung dan meregang
seiring pembesaran uterus. Nyeri pada ligamentum teres
uteri disebabkan peregangan dan penekanan berat uterus.
5. Edema Ekstremitas Bawah
Edema fisiologis memburuk seiring penambahan usia
kehamilan karena aliran balik vena terganggu akibat berat
uterus yang membesar.
6. Hiperventilasi dan sesak nafas
Peningkatan jumlah progesteron selama kehamilan
memengaruhi langsung pusat pernafasan untuk menurunkan
kadar karbondioksida dan meningkatkan kadar oksigen.
Hiperventilasi akan menurunkan kadar dioksida. Uterus
membesar dan menekan diafragma sehingga menimbulkan
rasa sesak.

f. Gejala dan Tanda Bahaya Selama Kehamilan


Menurut Saiffudin (2010), tanda bahaya yang terjadi pada
ibu hamil dengan umur kehamilan lanjut ialah:
1. Perdarahan pervaginam
2. Sakit kepala yang hebat dan menetap
3. Gangguan penglihatan
4. Nyeri abdomen
5. Bengkak pada muka dan tangan
6. Janin kurang bergerak seperti biasa

12
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan
kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik
ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas,
persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi
secara wajar (Manuaba, 2010).
Standar pelayanan antenatal menurut Standar Pelayanan
Kebidanan adalah:
1. Standar 3: Identifikasi Ibu Hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi
dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan
penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota
keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan
kehamilannya sejak dini dan teratur.
2. Standar 4: Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4x pelayanan antenatal.
Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan
janin untuk menilai apakah perkembangan normal. Bidan
juga harus mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya
anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV,
memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan
kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh
puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada
setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, segera
melakukan tindakan selanjutnya.

3. Standar 5: Palpasi Abdominal


Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara
seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia
kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah memeriksa
posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala ke dalam
rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan
rujukan tepat waktu.
4. Standar 6: Pengelolaan Anemia pada Kehamilan

13
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan,
penanganan dan/atau rujukan semua kasus anemia pada
kehamilan sesuai dengan ketentuan.
5. Standar 7: Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan
darah pada kehamilan dan mengenal tanda-tanda serta gejala
preeklampsia lainnya, serta mengambil tindakan yang sesuai.
6. Standar 8: Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil,
suami, serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk
memastikan persiapan persalinan yang bersih dan aman serta
suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan
baik, di samping persiapan transportasi dan biaya untuk
merujuk, bila terjadi keadaan gawat darurat. Bidan
hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.
Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai
dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan K4.
cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal pertamakali oleh tenaga kesehatan
dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja
pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah
jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan
antenatal sesuai dengan standar paling sedikit empat kali
sesuai jadwal yang dianjurkan.

g. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil


Menurut Kemenkes ( 2014 ), pelayanan kesehatan ibu
hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan antenatal
sekurang-kurangnya empat kali selama masa kehamilan, dengan
distribusi waktu minimal satu kali pada trimester pertama (usia
kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada trimester kedua (usia
kehamilan 12-24 minggu), dan dua, kali pada trimester ketiga
(usia kehamilan 24 minggu sampai persalinan). Standar waktu
pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan
14
terhadap ibu hamil dan atau janin berupa deteksi dini faktor
risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan.
Pelayanan antenatal yang dilakukan diupayakan memenuhi
standar kualitas, yaitu 10T:

1. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan;


2. Pengukuran tekanan darah;
3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA);
4. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);
5. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi
tetanus toksoid sesuai status imunisasi.
6. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama
kehamilan
7. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ);
8. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal
dan konseling termasuk keluarga berencana)
9. Pelayanan tes laboratorium, sederhana, minimal tes hemoglobin
darah (Hb), pemeriksaan protein urine dan pemeriksaan
golongan darah (bila belum oernah dilakukan sebelumnya) dan
10. Tatalaksana kasus.
h. Program Pemerintah P4K
Upaya terobosan dalam penurunan angka kematian ibu dan
bayi di Indonesia salah satunya melalui Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yang
menitikberatkan fokus totalitas monitoring yang menjadi salah
satu upaya deteksi dini, menghindari risiko kesehatan pada ibu
hamil serta menyediakan akses dan pelayanan kegawatdaruratan
obstetrik dan neonatal dasar. Dalam stiker P4K harus didapatkan
informasi identitas ibu, taksiran persalinan, rencana penolong
persalinan, pendamping dan tempat persalinan serta calon
pendonor, transportasi yang digunakan dan pembiayaan. Semua
harus disiapkan dengan baik. Selain itu perencanaan KB pasca
bersalin juga perlu direncanakan. Pelaksanaan P4K diharapkan
mampu membantu keluarga dalam membuat perencanaan

15
persalinan yang baik dan meningkatkan kesiap-siagaan keluarga
dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas
agar dapat mengambil tindakan yang tepat. (Kemenkes RI,
2014).

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konseling yang diberikan oleh bidan pada trimester pertama dan kedua
adalah pemberian informasi tentang perubahan yang terjadi pada perkembangan
janin sesuai usia kehamilan, serta perubahan yang terjadi pada ibu sendiri dan
pencegahannya. Konseling pada trimester ketiga berfokus pada intervensi yang
diberikan pada klien adalah keadaan janin dalam rahim, posisi janin yang

16
berkaitan dengan letak janin persiapan persalinan baik yang letak normal ataupun
yang tidak normal didahului dengan penjelasan tanda persalinan normal dan
resiko tinggi. Bidan juga memberikan informasi tentang tempat bersalin sesuia
dengan kondisi normal dan patologis. Bidan juga memberi informasi tentang hal
yang berkaitan dengan laktasi dan pemberian ASI.
3.2 Saran
Sebagai  konselor atau bidan hendaknya selalu memberikan solusi atau
informasi yang sesuai dengan kebutuhan konseli (klien) serta mampu membuat
klien merasa dekat dengan kita dan percaya dengan kita  sehingga proses
konseling dapat berjalan dengan baik. Karena dengan sikap demikian konseli atau
klien dapat menceritakan semua unek-uneknya.

DAFTAR PUSTAKA

Aghamohammadi A and Noortarijor M.,2011, Maternal Age as a Risk


Factor for Pregnancy Out Comes: Maternal, Foetal and
Neonatal Complication: 2011 African Journal of Pharmacy
and Pharmacology, Vol. 5(2), pp. 264-269, February 2011
Fraser, D.M., dan M.A. Cooper. 2009. Buku Ajar Bidan Myles Volume 14.
Jakarta : EGC
17
Gant, N.F. dan Cunningham, F.G. 2011. Dasar-dasar Ginekologi dan
Obstetri. Jakarta : EGC
Ikatan Bidan Indonesia. 2006. Buku 1 Standar Pelayanan Kebidanan.
Yogyakarta : Pengurus Daerah IBI Daerah Istimewa
Yogyakarta
International Confederation of Midwives. 2010. Global Standards for
MidwiferyEducation. www.intemationalmidwives.org (diakses
19-02-2016).

18

Anda mungkin juga menyukai