Disusun Oleh:
Shely Sagita Putri
193001070085
1
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan karunianya penulisan dapat menyelesaikan makalah ini berjudul
“ASPEK PSIKOSOSIAL DAN KULTURAL PADA IBU NIFAS”
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen,selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu selaku dosen yang telah
Saya menyadari, makalah yang sya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................…1
KATA PENGANTAR..................................................................................…2
DAFTAR ISI ................................................................................................…3
BAB 1 PENDAHULUAN ...........................................................................…4
1.1 Latar Belakang ……………………………………………….……4
1.2 Rumusan Masalah…….……………………………………………5
1.3 Tujuan …………….……………………………………………….5
BAB II PEMBAHASAN ……….……………………………………………6
2.1 Pengertian Masa Nifas…….………………………………………6
2.2 Tahap Masa Nifas ………….……………………………………..6
2.3 Tujuan Asuhan Masa Nifas………………….……………………7
2.4 Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas………………..7
2.5 Gangguan Psikologi Pada Masa Nifas …………………………...9
2.6 Cara Mencegah dan Menangani Gangguan Psikologi pada Masa
Nifas………………………………………………………………13
2.7 Konsep Budaya Dalam Perawatan Post Partum………………….16
2.8 Macam-macam Aspek Sosial Budaya Pada Masa Nifas ………...18
2.9 Konsep Budaya …………………………………………………..27
2.10 Konsep Budaya Tentang Perawatan Pada masa Nifas……….28
2.11 Perawatan Masa Nifas Masyarakat Aceh…………………….29
2.12 Perawatan Masa Nifas Masyarakat Jawa …………………….30
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………31
3.2 Saran ……………………………………………………………..31
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
alam, dan music, yang menunjukkan semakin besarnya kesadaran bahwa senidan
lmu pengetahuan dibentuk oleh lingkungan (Usman, 2003).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses psikologi pada masa nifas
2. Untuk mengetahui apa saja ganguan psikologi pada masa nifas
3. Untuk mengetahui cara mencegah dan menangani gangguan psikologi
4. Untuk mengetahui macam-macam aspek social budaya pada masa nifas
5. Untuk mengetahui konsep budaya tentang perawatan masa nifas
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
c. Periode late postpartum (1 minggu- 5 minggu)
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan
pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB(Saleha, 2009).
7
tidak hanya dari segi fisik seperti menyusui, mengganti popok saja, tapi juga
dari segi psikologis seperti menatap, mencium, sehingga kasih sayang ibu
dapat terus terjaga.
Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi yang harus dijalani.
Tanggung jawab bertambah dengan hadirnya bayi yang baru lahir. Periode
masa nifas merupakan waktu dimana ibu mengalami stres pasca persalinan,
terutama pada ibu primipara.
Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas
adalah sebagai berikut :
a. Fungsi yang mempengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa transisi
menjadi orang tua.
b. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman dekat.
c. Riwayat pengalaman hamil dan melahirkan sebelumnya.
d. Harapan, keinginan dan aspirasi ibu saat hamil dan juga melahirkan.
Periode ini diekspresikan oleh Reva Rubin yang terjadi pada tiga tahap berikut
ini.
1. Taking in period
Fase taking in yaitu periode ketergantungan. Periode ini
berlangsung 1-2 hari setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat
bergantung pada orang lain, fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih
mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami. Ibu akan
berulang kali menceritakan proses persalinan yang dialaminya dari awal
sampai akhir. Ketidaknyamanan fisik yang dialami ibu pada fase ini
seperti rasa mules, nyeri pada jahitan, kurang tidur dan kelelahan
merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari.
2. Taking hold period
Periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Ibu
lebih berkonsentrasi pada kemampuannya dalam menerima tanggung
jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi
sangat sensitif seperti mudah tersinggung dan gampang marah, sehingga
membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk mengatasi kritikan
yang dialami ibu. Kita perlu berhati-hati menjaga komunikasi dengan ibu.
Dukungan moril sangat diperlukan untuk menumbuhkan kepercayaan diri
ibu.
3. Letting go period
Periode yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah
mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Ibu mulai secara
8
penuh menerima tanggung jawab sebagai “seorang ibu” dan menyadari
atau merasa kebutuhan bayi sangat bergantung pada dirinya.
Hal-hal yang harus dapat dipenuhi selama masa nifas adalah sebagai berikut.
a. Fisik
Istirahat, memakan makanan bergizi, sering menghirup udara yang segar,
dan lingkungan yang bersih.
b. Psikologi
Stres setelah persalinan dapat segera distabilkan dengan dukungan dari
keluarga yang menunjukkan rasa simpati, mengakui, dan menghargai ibu.
c. Sosial
Menemani ibu bila terlihat kesepian, ikut menyayangi anaknya,
menanggapi dan memerhatikan kebahagiaan ibu, serta menghibur bila ibu
terlihat sedih.
d. Psikososial
9
12. Kelelahan.
13. Sangat pelupa.
Faktor-faktor penyebab timbulnya post partum blues adalah sebagai
berikut:
1. Faktor hormonal berupa perubahan kadar estrogen progesterone,
prolaktin, serta estriol yang terlalu rendah. Kadar estrogen turun secara
tajam setelah melahirkan dan ternyata estrogen memiliki efek supresi
aktifitas enzim non-adrenalin maupun serotin yang berperan dalam
suasana hati dan kejadian depresi.
2. fisik yang dialami sehingga menimbulkan perasaan emosi pada wanita
pasca melahirkan misalnya, rasa sakit akibat luka jahit atau bengkak
pada payudara.
3. Ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi, seperti perubahan fisik dan emosional yang kompleks.
4. Faktor umur dan paritas (jumlah anak).
5. Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinannya.
6. Latar belakang psikososial wanita tersebut misalnya, tingkat
pendidikan, kehamilan yang tidak diinginkan, status perkawinan, atau
riwayat gangguan jiwa pada wanita tersebut.
7. Dukungan yang diberikan dari lingkungan, misalnya dari suami, orang
tua dan keluarga.
8. Stres dalam keluarga misalnya, faktor ekonomi memburuk, persoalan
dengan suami, problem dengan mertua atau orang tua.
9. Stres yang dialami oleh wanita itu sendiri misalnya, karena belum bisa
menyusui bayinya atau ASI tidak keluar, frustasi karena bayi tidak mau
tidur, rasa bosan terhadap rutinitas barunya.
10. Kelelahan pasca melahirkan.
11. Ketidaksiapan terhadap perubahan peran yang dialami ibu dan adanya
rasa cemas terhadap kemampuan merawat bayi
12. Rasa memiliki bayinya yang terlalu dalam, sehingga timbul rasa takut
yang berlebihan akan kehilangan bayinya.
13. Problem anak setelah kelahiran bayi, kemungkinan timbul rasa cemburu
dari anak sebelumnya, sehingga hal tersebut cukup mengganggu
emosional ibu.
b. Post Partum Depression/Neurosa Post Partum
Depresi post partum merupakan tekanan jiwa sesudah melahirkan
mungkin seorang ibu baru akan merasa benar-benar tidak berdaya dan
merasa serba kurang mampu, tertindih oleh beban terhadap tangung jawab
10
terhadap bayi dan keluarganya,tidak bisa melakukan apapuan untuk
menghilangakan perasaan itu. Depresi post partum dapat berlangsung
selama 3 bulan atau lebih dan berkembang menjadi depresi lain lebih berat
atau lebih ringan. Gejalanya sama saja tetapi di samping itu, ibu mungkin
terlalu memikirkan kesehatan bayinya dan kemampuanya sebagai seorang
ibu.
Walaupun banyak wanita yang mengalami depresi post partum segera
setelah melahirkan, namun beberapa wanita tidak merasakan tanda depresi
sampai beberapa minggu atau beberapa bulan kemudian. Depresi dapat saja
terjadi dalam kurun waktu enam bulan berikutnya. Depresi post partum
mungkin saja berkembang menjadi post partum psikosis, walaupun jarang
terjadi.
11
1. Biologis. Faktor biologis dijelaskan bahwa depresi post partum
sebagai akibat kadar hormon seperti estrogen, progesteron dan
prolaktin yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dalam masa nifas atau
mungkin perubahan hormon tersebut terlalu cepat atau terlalu lambat.
2. Faktor umur. Sebagian besar masyarakat percaya bahwa saat yang
tepat bagi seorang perempuan untuk melahirkan pada usia antara 20-
30 tahun, dan hal ini mendukung masalah periode yang optimal bagi
perawatan bayi oleh seorang ibu. Faktor usia perempuan yang
bersangkutan saat kehamilan dan persalinan seringkali dikaitkan
dengan kesiapan mental perempuan tersebut untuk menjadi seorang
ibu.
3. Faktor pengalaman. Depresi pasca persalinan ini lebih banyak
ditemukan pada primipara, mengingat bahwa peran seorang ibu dan
segala yang berkaitan dengan bayinya merupakan situasi yang sama
sekali baru bagi dirinya dan dapat menimbulkan stres.
4. Faktor pendidikan. Perempuan yang berpendidikan tinggi,
menghadapi tekanan sosial dan konflik peran, antara tuntutan sebagai
perempuan yang memiliki dorongan untuk bekerja atau melakukan
aktifitasnya diluar rumah dengan peran mereka sebagai ibu rumah
tangga dan orang tua dari anak-anak mereka.
5. Faktor selama proses persalinan. Hal ini mencakup lamanya
persalinan, serta intervensi medis yang digunakan selama proses
pesalinan. Diduga semakin besar trauma fisik yang ditimbulkan pada
saat persalinan maka akan semakin besar pula trauma psikis yang
muncul dan kemungkinan perempuan yang bersangkutan akan
menghadapi depresi pasca persalinan.
6. Faktor dukungan sosial. Banyaknya kerabat yang membantu pada saat
kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan, beban seorang ibu
karena kehamilannya sedikit banyak berkurang.
c. Psikosis Post Partum (Post Partum Psychosis)
Insiden terjadinya psikosis port partum adalah 1-2 per 1000 kelahiran.
Pada kasus tersebut sebaiknya ibu dirawat karena dapat menampakkan
gejala yang membahayakan seperti, menyakiti diri sendiri atau bayinya. Hal
tersebut merupakan penyakit yang sangat serius dan merupakan depresi
yang paling berat, bahkan bisa sampai membunuh anak-anaknya.
Gejala psikosis port partum, diantaranya :
1. Gangguan tidur.
12
2. Gaya bicara yang keras dan cepat marah.
3. Inkoheren (berbicaranya kacau).
4. Menarik diri dari pergaulan.
5. Pikiran obsesif (pikiran yang menyimpang dan berulang-ulang).
6. Impulsif (bertindak diluar kesadaran).
7. Curiga berlebihan.
8. Delusi dan halusinasi.
9. kebingungan.
10. Sulit konsentrasi.
Faktor pemicu psikosis post partum, antara lain :
1. Faktor keturunan atau adanya riwayat keluarga menderita kelainan
psikiatri.
2. Riwayat penyakit dahulu menderita penyakit psikiatri.
3. Adanya masalah keluarga dan perkawinan
4. Faktor sosial kultural (dukungan suami dan keluarga, kepercayaan atau
etnik)
5. Faktor obstetrik dan ginekologik (kondisi fisik ibu dan kondisi fisik bayi)
6. Faktor psikososial (adanya stresor psikososial, faktor kepribadian, riwayat
mengalami depresi, penyakit mental, problem emosional, dll)
7. Karakter personal seperti harga diri yang rendah.
8. Perubahan hormonal yang cepat.
9. Masalah medis dalam kehamilan (pre eklampsia, DM).
10. Marital disfungsion atau ketidak mampuan membina hubungan dengan
orang lain yang mengakibatkan kurangnya dukungan.
11. Unwanted pregnancy atau kehamilan tidak di inginkan
12. Merasa terisolasi dan adanya ketakutan akan melahirkan anak cacat atau
tidak sempurna.
2.6 Cara Mencegah dan Menangani Gangguan Psikologi Pada Masa Nifas
a. Pencegahan
13
Pelajari dan mencari informasi mengenai depresi post partum,
sehingga ibu dan keluarga sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi,
maka ibu akan segera mendapatkan bantuan secepatnya.
2. Tidur dan Makan yang Cukup
Diet nutrisi cukup penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang
terbaik dengan makan dan tidur yang cukup. Keduanya penting selama
periode post partum dan kehamilan.
3. Olahraga
Olahraga adalah kunci untuk mengurangi depresi post partum.
Lakukan peregangan selama 15 menit dengan berjalan setiap hari,
sehingga membuat ibu merasa lebih baik dan menguasai emosi
berlebihan dalam dirinya.
4. Hindari Perubahan Hidup Sebelum atau Sesudah Melahirkan
Jika memungkinkan, hindari membuat keputusan besar seperti
membeli rumah atau pindah kerja, sebelum atau setelah melahirkan.
Tetaplah hidup secara sederhana dan menghindari stres, sehingga dapat
segera dan lebih mudah menyembuhkan depresi post partum yang
diderita.
5. Beritahukan Perasaan Ibu
Jangan takut untuk berbicara dan mengekspresikan perasaan
yang ibu inginkan dan butuhkan demi kenyamanan ibu. Jika memiliki
masalah dan merasa tidak nyaman terhadap sesuatu, segera beritahukan
kepada pasangan atau orang terdekat.
6. Dukungan Keluarga dan Orang Lain Diperlukan
Dukungan dari keluarga atau orang yang ibu cintai selama
melahirkan sangat diperlukan. Ceritakan kepada pasangan atau orang
tua, atau siapa saja yang bersedia menjadi pendengar yang baik.
Yakinkan diri, bahwa mereka akan selalu berada di sisi ibu setiap
mengalami kesulitan.
7. Persiapkan Diri dengan Baik
Persiapan sebelum melahirkan sangatlah diperlukan. Ikutlah kelas
senam hamil yang sangat membantu serta buku atau artikel lainnya
yang ibu perlukan. Kelas senam hamil akan sangat membantu ibu dalam
mengetahui berbagai informasi yang diperlukan, sehingga
nantinya ibu tidak akan terkejut setelah keluar dari kamar bersalin.
Jika ibu tahu apa yang diinginkan, pengalaman traumatis saat
melahirkan akan dapat dihindari.
14
8. Lakukan Pekerjaan Rumah Tangga
Pekerjaan rumah tangga sedikitnya dapat
membantu ibu melupakan gejolak perasaan yang terjadi selama periode
post partum. Kondisi ibu yang belum stabil bisa dicurahkan dengan
memasak atau membersihkan rumah.
9. Dukungan Emosional
Dukungan emosi dari lingkungan dan juga keluarga akan
membantu ibu dalam mengatasi rasa frustasi yang menjalar. Ceritakan
kepada mereka bagaimana perasaan serta perubahan kehidupan yang ibu
alami, sehingga ibu merasa lebih baik setelahnya.
15
f) Menyarankan pada ibu untuk beristirahat dengan baik, berolahraga
yang ringan, berbagi cerita dengan orang lain, bersikap fleksibel,
bergabung dengan orang-orang baru.
g) Respon yang terbaik dalam menangani kasus post
partum depression adalah kombinasi antara psikoterapi, dukungan
sosial, dan medikasi seperti anti depresan. Suami dan anggota
keluarga yang lain harus dilibatkan dalam tiap sesi konseling,
sehingga dapat dibangun pemahaman dari orang-orang terdekat ibu
terhadap apa yang dirasakan dan dibutuhkannya.
h) Pada psikosis post partum, penatalaksanaan yang dapat dilakukan
yaitu dengan pemberian anti depresan atau lithium dan perawatan di
rumah sakit, serta sebaiknya menyusui dihentikan karena anti
depresan disekresi melalui ASI.
16
b. Aspek budaya dalam perawatan masa nifas
Kebudayaan maupun adat istiadat dalam masyarakat indonesia ada
yang menguntungkan, ada pula yang merugikan bagi status kesehatan ibu
hamil, ibu bersalin maupun ibu nifas (Syafrudin, 2009).
Faktor yang paling mempengaruhi status kesehatan masyarakat
terutama ibu hamil, bersalin dan nifas adalah faktor lingkungan yaitu
pendidikan disamping faktor-faktor lainnya.Jika masyarakat mengetahui
dan memahami hal-hal yang mempengaruhi status kesehatan tersebut
maka diharapkan masyarakat tidak melakukan kebiasaan/adat istiadat
yang merugikan kesehatan khususnya bagi ibu hamil, bersalin dan nifas
(syafrudin. 2009).
Pengaruh sosial budaya sangat jelas terlihat pada ibu hamil dan
keluarga yang menyambut masa-masa kehamilan. Upacara-upacara yang
diselenggarakan mulai dari kehamilan 3 bulan, 7 bulan, masa melahirkan
dan masa nifas sangat beragam menurut adat istiadat daerah masing-
masing (syafrudin, 2009).
Aspek social budaya pada masa nifas pada daerah yang lain:
1. Harus pakaisandal kemana pun Bufas pergi, selama 40hari.
2. Harus memakai Stagen /udet/ centing. (positif)
3. Minum jamu, agar rahim cepat kembali seperti semula.
4. Pakai lulur param kocok keseluruh badan, biar capek pada badannya
cepat hilang.
5. Tidak boleh bicara dengan keras keras
6. Tiap pagi harus mandi keramas, biar badannya cepat segar dan
peredaran darah lancar .
7. Kalau tidur/duduk kaki harus lurus. Tidak boleh ditekuk/posisi miring,
hal itu dapatmempengaruhi posisi tulang, cos tulang bufas seperti bayi
baru melahirkan/mudah terkenaVarises.
8. Harus banyak makanan yang bergizi atau yang mengandung sayur-
sayuran.
c. Aspek sosial sosial budaya
Masa nifas adalah masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, lama masa
nias yaitu 6-8 minggu (Rustam Mochtar, 1998).
17
Tujuan perawatan masa nifas yaitu:
1. Kebutuhan fisik,
Selama hamil umumnya menurun walaupun tidak sakit.Untuk
memenuhi kebutuhan fisik seperti istirahat, makanan yang bergizi,
lingkungan bersih dilakukan pengawasan dan perawatan yang
sempurna serta pengertian dari lingkungan setelah ibu pulang nanti.
2. Kebutuhan psikologis.
Kebutuhan bagi tiap-tiap individu bahwa manusia butuh diakui,
dihargai, diperhatikan oleh manusia lain. Oleh karena itu, untuk
memenuhi kebutuhan psikologis, bidan dan keluarga harus bersikap
dan bertindak bijaksana dan menunjukan rasa simpati dan
menghormati.
3. Kebutuhan sosial
Ibu dipenuhi dengan memfasilitasi pasangan atau keluarga
mendampingi ibu bila murung, menunjukkan rasa sayang pada bayi,
memberi bantuan dan pelajaran yang dibutuhkan untuk
mengembalikan kesehatannya(Rustam Mochtar, 1998).
18
a. Pada masa nifas, ibu dilarang tidur siang akan mengakibatkan mata
minus, katarak, sayu, dan wajah terlihat tua. Adapun dampak negative
dari dilarangnya seorang ibu tidur siang, ibu menjadi kurang istirahat
sedangkan pada masa ini seorang ibu harus cukup istirahat dan
mengurangi kerja berat , selain itu ibu pun harus makan yang teratur,
karena saat masa nifas ibu bukan hanya memberikan vitamin atau pun
zat lainnya untuk tubuh, tapi ibu pun memberikan asupan untuk
bayinya dengan menyusui .
b. Selama masa nifas ibu hanya boleh mengkonsumsi tahu dan tempe
tanpa rasa (tanpa di beri rasa atau di beri garam), karena dapat
membuat sel darah putih ibu naik, selain itu ibu pun di larang untuk
banyak makan dan banyak minum, bahkan ada yang beredar bahwa
bila ibu ingin makan harus di sangrai terlebih dahulu sebelum di
konsumsi. Padahal seharusnya ibu memakan makanan yang sehat
karena akan mempercepat penyembuhan pada alat kandung ibu. Pada
masa nifas dan saat menyusui, ibu harus puasa, tidak makan makanan
yang padat setelah waktu maghrib.Karena dapat menyebabkan gemuk.
Hal ini dibenarkan karena dalam faktanya masa nifas setelah
maghrib dapat menyebabkan badan masa nifas mengalami penimbunan
lemak , namun terdapat dampak negatifnya yaitu ibu menjadi kurang
nutrisi sehingga produksi ASI menjadi berkurang. Masa nifas tidak boleh
keluar rumah sebelum 40 hari.agar ibu tidak terlalu letih beraktivitas dan
kalau capek produk ASI ibu berkurang.
Hal ini tidak perlu karena masa nifas dan bayi baru lahir (pemberian
imunisasi) harus periksakesehatannya sekurang-kurangnya 2 kali dalam
bulan pertama yaitu umur 0-7 hari dan 8-30 hari.
1. Ibu setelah melahirkan dan bayinya harus dipijat atau diurut, diberi
pilis atau lerongan dan tapel supaya ibu cepat sembuh. Dalam hal ini
jika pijatannya benar maka peredaran darah ibu dan bayi menjadi
lancar namun jika pijatan yang salah sangat berbahaya karena dapat
merusak kandungan . Pilis dan tapel dapat merusak kulit bagi yang
tidak kuat atau menyebabkan alergi .
19
2. Masa nifas harus minum abu dari dapur dicampur air, disaring,
dicampur garam dan asamdiminumkan supaya ASI banyak. Dalam hal
ini sama sekali tidak memiliki dampak yang positif karena abu, dan
asam tidak mengandung zat yang di gunakan ibu untuk memproduksi
ASInya, dan abu serta asam ini tidak mempengaruhi ibu untuk
memproduksi ASInya lebih banyak.
3. Masa nifas tidak diperbolehkan berhubungan intimnanti lukanya makin
besar. Dari sisi medis, sanggama memang dilarang selama 40 hari
pertama usai melahirkan. Alasannya aktivitas yang satu ini akan
menghambat proses penyembuhan jalan lahir maupun involusi rahim
yakni mengecilnya rahim kembali ke bentuk dan ukuran semula
Contohnya infeksi atau akan perdarahan ataupun pengaruh psikologis,
kekhawatiran akan robeknya jahitan maupun ketakutan bakal hamil
lagi.
4. Adapun sosial budaya yang terjadi pada kalangan masyarakat, contoh
lainnya adalah seorang ibu yang ingin keluar rumah harus memakai
sendal jepit selama 40 hari selama masa nifas.
5. Kemudian harus meminum jamu , agar rahim ibu cepat memulih.
Padahal sebenarnya tidak harus meminum jamu pun rahim ibu akan
memulih , hanya dengan mengkonsumsi makanan yang
bernutrisi(Syafrudin, 2009).
20
Tabel aspek sosial budaya dalam masa nifas
21
terlihat tua recovery yang lebih
lambat.”makin lama berbaring
maka makin besar pula peluang
terjadi tromboemboli atau
pengendapan elemen-elemen
garam”. Lalu bila ibu
bangun/berdiri
mendadak,endapan tersebut di
khauatirkan lepas dari
perlekatannya di dinding
pembuluh darah akibatnya
endapan-endapan tadi masuk
kedalam pembuluh darah lalu
ikut aliran darah lalu ikut aliran
darah ke jantung, otak dan
organ-organ penting penting
lain yang akan memunculkan
stroke.
22
tidak makan badan masa berkurang akan tetapi jika ibu harus puasa
makanan yang nifas mengalami maka ibu akan kekurangan
padat setelah penimbunan nutrisi karena pada masa ini
waktu maghrib. lemak ibu sanagt dianjurkan banyak
Karena dapat Oleh sebab itu makan-makanan yang
menyebabkan hal ini di bernutrisi untuk proses
gemuk. benarkan pemulihannya
4. Selama masa kepala ibu tidak Menggganggu Ibu nifas juga membutuhkan
nifas ibu hanya pusing keseimbangan asupan garam untuk kebutuhan
boleh tubuh ibu tubuh akan elektrolit agar
mengkonsumsi keseimbangan tubuh ibu
tahu dan tempe terjaga namun jika diberikan
tanpa rasa terlalu banyak dapat
(tanpa di beri mengakibatkan pengendepan
rasa atau di beri yangmengakibatkan kepala ibu
garam) , selain menjadi pusing
itu ibu pun di
larang untuk
banyak makan
dan banyak
minum karena
dapat membuat
sel darah putih
ibu naik
23
5. Masa nifas -ibu tidak Ibu tidak bisa Kondisi tubuh ibu setelah
tidak boleh kelelahan membawa bayi melahirkan masih sangat lemah
keluar rumah -Produksi ASI imunisasi jika ibu bepergian terlalu lama
sebelum 40 bagus maka ibu akan kecapean dan
hari.dan -bayi tidak jika bayi diajak bayi akan
membawa bayi terpapar mudah terpapar penyakit
bepergian agar penyakit karena sistem imunitas bayi
ibu tidak terlalu masih lemah dan bayi masih
letih beradaptasi dengan lingkungan.
beraktivitas dan Jadi bisa saja bayi kedinginan
kalau capek ataupun kepanasan,
produk ASI ibu
berkurang.
6. Ibu setelah jika pijatannya namun jika Pilis dan tapel dapat merusak
melahirkan dan benar maka pijatan yang kulit bagi yang tidak kuat atau
bayinya harus peredaran darah salah sangat menyebabkan alergi .karena
dipijat atau ibu dan bayi berbahaya tapel dan pilis mengandung
diurut, diberi menjadi lancar,. karena dapat bahan seperti kapur sirih, air
pilis atau rasa sakit-sakit merusak jeruk nipis yang dibalurkan
lerongan dan di perut ibu kandungan pada perut dan sebelum
tapel supaya ibu berkurang menyebabkan memakai stagen, tapel dapat
cepat sembuh alergi dan luka menghangatkan perut yang
bakar membuat usus bekerja atau
berkontraksi lebih cepat
sehingga angin yang berada di
dalamnya bisa keluar dengan
mudah, dan pilis di oleskan ke
dahi tujuannya untuk
menghilangkan pening,
mencegah naiknya darah
24
putih,dll air kapur dan jeruk
nipis memiliki sifat anti selulit
dan jika kulit ibu sensitif atau
terlalu banyak kapur sirihnya
akan menimbulkan lalergi dan
luka bakar
7. Masa nifas Tidak ada Membuat ibu Kita tidak tahu apakah abu
harus minum batuk dan dapur terjamin kebersihannya
abu dari dapur menggangu dan jika abu ini diminum ibu
dicampur air, sistem maka dapat membuat ibu batuk
disaring, pencernaan ibu
dicampur garam
dan asam
diminumkan
supaya ASI
banyak.
8. Masa nifas Mempercepat Jika melakukan Jika melakukan hub.intim
tidak proses hub.intim maka maka dapat menghambat
diperbolehkan penyembuhan dapat proses penyembuhan jalan lahir
berhubungan jalan lahir. menghambat maupun involusi rahim yakni
intim nanti proses mengecilnya rahim kembali ke
lukanya makin Menjarakakan penyembuhan bentuk dan ukuran semula
besar kehamilan jalan lahir Contohnya infeksi atau akan
maupun perdarahan ataupun pengaruh
involusi rahim psikologis, kekhawatiran akan
robeknya jahitan maupun
ketakutan lagi.
15
9. seorang ibu Mungkin dengan memakai
yang ingin Tidak ada Tidak ada sendal jepit ibu lebih nyaman
25
keluar rumah dan lebih terjaga
harus memakai keseimbangannya saat berjalan
sendal jepit sehingga mengurangi resiko
selama 40 hari terjatuh saat ibu berjalan
(selama masa
nifas )
26
2.9 Konsep Budaya
Kebudayaan adalah sikap hidup yang khas dari sekelompok individu
yang dipelajari secara turun temurun, tetapi sikap hidup ini ada kalanya
malah mengundang risiko bagi timbulnya suatu penyakit. Kebudayaan tidak
dibatasi oleh suatu batasan tertentu yang sempit, tetapi mempunyai struktur-
struktur yang luas sesuai dengan perkembangan dari masyarakat itu sendiri.
Kebudayaan yaitu sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan bersifat
abstrak.
Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah yang
merupakan bentuk jamak dari (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Definisi dari budaya yaitu suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sekelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi selanjutnya. Budaya terbentuk dari unsur yang rumit, termasuk
sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan
dan karya seni.
Bagi seorang ahli antropogi istilah kebudayaan umumnya mencakup
cara berpikir dan cara berlaku yang telah merupakan ciri khas suatu bangsa
atau masyarakat tertua. Syafrudin (2009), Kebudayaan adalah kompleks yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, dan adat
istiadat. Semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat yang berfungsi sebagai
tempat berlindung, kebutuhan makan dan minum, pakaian dan perhiasan,
serta mempunyai kepribadian yaitu organisasi faktor-faktor biologis,
psikologis dan sosialisasi yang mendasari perilaku individu. Masyarakat di
Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, beribu-ribu suku bangsa
ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda
Keanekaragaman budaya ini merupakan kekayaan bangsa yang tiada ternilai
tingginya. Kekayaan tersebut harus dipahami terus dari generasi ke generasi.
27
Dalam konteks penulisan sejarah pendekatan budaya Muarif (2009)
membagi 5 aspek yang masing-masing saling terkait yaitu:
28
melahirkan. Anjuran untuk berbaring selama masa nifas, perawatan nifas
dengan pengurutan, penghangatan badan, konsumsi minuman berupa jamu-
jamuan dan pantangan makan-makanan tertentu (Swasono, 1998).
Ada beberapa tahapan adat Aceh (pidie) terhadap wanita yang telah
melahirkan, didasarkan pada fitrah manusiawi:
1. Setelah melahirkan ibu dimandikan. Pada siraman terakhir, disiram
dengan ie boh kruet (jeruk purut) guna menghilangkan bau amis, setelah
menganti pakaian diberikan ssmerah telur dengan madu.
Setelah melahirkan ibu dimandikan. Pada siraman terakhir, disiram
dengan ie boh kruet (jeruk purut) guna menghilangkan bau amis, setelah
menganti pakaian diberikan merah telur dengan madu.
2. Selama tiga hari diberikan ramuan daun-daunan yang terdiri dari daun
peugaga, daun pacar (gaca), un seumpung (urang-aring) daun-daunan ini
diremas dengan air lalu diminum. Hal tersebut berkhasiat untuk
membersihkan darah kotor.
3. Selama tujuh hari kemudian diberikan ramuan, dari kunyit, gula merah,
asam jawa, jeura eungkot, boh cuko (kencur), dan lada. Semua bahan ini
ditumbuk sampai halus lalu dicampur dengan air ditambah madu dan
kuning telur. Khasiatnya menambah darah dan membersihkan darah
kotor.
4. Ibu tidak boleh memakan sembarangan .
5. Ibu yang menyusui biasanya diminumkan air sari daun-daunan seperti
daun katuk, dan lain – lain. Tujuannya agar air susu lebih banyak.
6. Pada masa nifas, ibu tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari.
7. Setelah melahirkan ibu dan bayinya harus dipijat atau diurut, diberi pilis
atau lerongan dan tapel.
8. Pada masa nifas, ibu harus minum abu dari dapur yang dicampur dengan
air, kemudian disaring, dicampur garam dan asam lalu diminumkan
kepada si ibu supaya ASI banyak.
9. Ibu harus memakai stagen atau udet (centing).
10.Pada masa nifas, ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi jamu. Hal ini jelas
berdampak positif karena dapat mempercepat pemulihan rahim ke kondisi
29
semula dan tidak ada dampak negative meengenai anjuran untuk
mengkonsumsu jamu ini.
11.Jika sang ibu tidur atau duduk harus meluruskan kakinya. Pada ibu yang
baru saja melahirkan atau berada pada masa nifas .
12.Ibu pada masa nifas harus mengkonsumsi makanan yang bergizi terlebih
sang ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi sayuran.
30
Dampak positive : Tidak ada
Kandungan gizi telur utuh terdiri lebih dari 90 % kalsium, mineral dan
zat besi pada bagian kuning telur, dan mengandung 6 gram protein
berkualitas tinggi dan 9 asam amino esensial termasuk bagian
putihnya.
2. Masa nifas /saat menyusui setelah waktunya Maghrib harus puasa tidak
makan makanan yang padat karena ibu akan mengalami penimbunan
lemak.
Dampak positif : Hal ini dibenarkan karena dalam faktanya masa nifas
setelah maghrib dapat menyebabkan badan masa nifas mengalami
penimbunan lemak,disamping itu organ-organ kandungan pada masa
nifas belum pulih kembali.
31
Dampak negative : Ibu menjadi kurang nutrisi sehingga produksi ASI
menjadi berkurang.
3. Masa nifas tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari karena bau dari
ibu nifas akan tercium oleh makhluk halus.
Dampak positif : Tidak ada
Dampak negative : Hal ini tidak perlu karena masa nifas dan bayi
baru lahir (pemberian imunisasi) harus periksa kesehatannya sekurang-
kurangnya 2 kali dalam bulan pertama yaitu umur 0-7 hari dan 8-30 hari
dan ibu juga butuh sinar matahari.
4. Ibu setelah melahirkan dan bayinya harus dipijat/ diurut, diberi pilis /
lerongan dan tapel agar peredaran darah ibu lancar.
Dampak positif : Jika pijatannya benar maka peredaran darah ibu
dan bayi menjadi lancar.
Dampak negative : Pijatan yang salah sangat berbahaya karena dapat
merusak kandungan. Pilis dan tapel dapat merusak kulit bagi yang tidak
kuat / menyebabkan alergi.
5. Masa nifas tidak diperbolehkan berhubungan intim karena luka pada
premium ibu belum kering takut terjadi lecet dan perdarahan.
Dampak positif : Dari sisi medis, sanggama memang dilarang
selama 40 hari pertama usai melahirkan. Alasannya, aktivitas yang satu
ini akan menghambat proses penyembuhan jalan lahir maupun involusi
rahim, yakni mengecilnya rahim kembali ke bentuk dan ukuran semula.
Contohnya infeksi atau malah perdarahan. Belum lagi libido yang
mungkin memang belum muncul atau pun pengaruh psikologis, semisal
kekhawatiran akan robeknya jahitan maupun ketakutan bakal hamil
lagi.
Dampak negative : Tidak ada
32
diberikan pada menjelang sore hari agar bayi terhindar dari gangguan
makhluk mistis.
Dampak positiv :Tidak ada
Dampak negative : Bila kulit bayi sensitive dapat menyebabkan
Iritasi karena pantat kuali/wajan iu bersifat kasar dan mengandung zat
kimia karbon
3. Jika bayi sering menangis dan diduga diganggu oleh makhluk halus,
didahi bayi diberikan kunyit(parutan nya).
Dampak positive : Tidak ada
Dampak negative : Bayi akan merasa tidak nyaman dan tidak ada
rasionalnya.
4. Sebelum tali pusar lepas atau tercopot maka bayi pun dilarang untuk
keluar dari rumah dikarenakan takut akan gangguan dari makhluk
halus.
Dampak positive : Tidak ada
Dampak negative : Bayi membutuhkan sinar matahari yang baik untuk
perkembanganya dan merugikan bila bayi hanya di ddalam rumah
saja dan tidak mendapatkan vitamin D.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah melahirkan, ibu mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang
juga mengakibatkan adanya beberapa perubahan dari psikisnya. Perubahan
psikologis mempunyai peranan yang sangat penting. Pada masa ini, ibu nifas
menjadi sangat sensitif, sehingga diperlukan pengertian dari keluarga-keluarga
33
terdekat. Peran bidan sangat penting dalam hal memberi pegarahan pada
keluarga tentang kondisi ibu serta pendekatan psikologis yang dilakukan bidan
pada ibu nifas agar tidak terjadi perubahan psikologis yang patologis.
Setelah proses kelahiran tanggung jawab keluarga bertambah dengan
hadirnya bayi yang baru lahir, sehingga dalam proses adaptasi masa nifas, ibu
dapat mengalami gangguan psikologi post partum diantaranya, post partum
blues, post partum depression, dan psikosis post partum. Saat hal tersebut
terjadi maka, dorongan serta perhatian anggota keluarga lainnya maupun
petugas kesehatan merupakan dukungan positif bagi ibu.
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan
masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 69% kematian ibu
akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas
terjadi dalam 24 jam pertama (Prawihardjo A, 2002). Secara tradisional,
bagian pertama dari periode ini adalah masa istirahat. Yaitu ketika ibu
dipisahkan oleh orang lain (khususnya pria) karena kehilangan zat darahnya
dari vagina sehingga tidak bersih.
3.2 Saran
Bagi calon ibu diharapkan lebih mempersiapkan diri sebelum
melahirkan agar persiapan diri baik mental, fisik dan ekonomi lebih matang
supaya ibu dapat melakukan proses adaptasi tanpa gangguan-gangguan yang
mungkin terjadi. Pada masa nifas, ibu juga harus sangat diperhatikan, baik
keluarga maupun bidan. Peran bidan sangatlah dibutuhkan ibu sebagai
pembimbing dan pemberi nasehat demi kesehatan ibu dan anaknya. Serta
diharapkan kita mengetahui perawatan masa nifas di berbagai daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Medika.
Suherni, dkk.2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.
Ambarawati, Eny Ratna dan Diah Wulandari. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas.
Yogyakarta:
Nuha Medika.
34
Sunarsih, Tri dan Vivian Nanny Lia Dewi. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu
Nifas. Jakarta:
Salemba Medika.
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3575/1/obstetri-
tmhanafiah.pdf , diunduh pada tanggal 22 Maret 2015.
Endrawarsa suwardi. 2006. Medode, teory, teknik, penelitian kebudayaan.
Yogyakarta: pustaka widya tama
Ihromi. 2006. Pokok pokok antropologi budaya. Jakarta : yayasan obor Indonesia
Effendi,Ridwan.2006.ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR.Jakarta: kencana
prenadamedia group
Ihromi.2006.Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
Bahiyatun.2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC
http://andinurfitri27.blogspot.com/2013/04/makalah-prose-adaptasi-psikologi-
ibu.html
http://yolandavivian.blogspot.com/2014/06/gangguan-psikologis-ibu-pada-masa-
nifas.html
http://himmah-atika.blogspot.com/2012/07/gangguan-psikologis-pada-masa-
nifas.html
http://bnhina.blogspot.com/2013/10/gangguan-psikologi-pada-masa-nifas.html
http://yunivia88.blogspot.com/2013/03/nifas.html
http://khalilaturrozha.blogspot.com/2013/12/gangguan-psikologis-pada-masa-
nifas.html
http://wwwnyantai.blogspot.com/2011/04/artikel-psikologi-depresi-post-
partum.html
35