Anda di halaman 1dari 9

TUGAS E-LEARNING KOMPETENSI

BIDAN DALAM TATAAN


GLOBAL

Nama : Shely Sagita Putri


Nim : 193001070085

Dosen Pengampu : Diane Marlin.,SST.,M.Keb


Mata Kuliah : Manajemen dan Kepemimpinan
Dalam Pelayanan Kebidanan

UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI


FAKULTAS KESEHATAN DAN
FARMASI TAHUN 2020
E-LEARNING
Analisa kasus

Seorang ibu hamil yang baru saja melakukan perjalanan dari luar negeri,
setelah 6 hari, ibu tersebut melakukan pemeriksaan kehamilan kePoly Kebidanan di
Puskesmas dengan keluhan suhu badan 38,2ᵒ C. Disertai batuk, sesak nafas, sakit
kepala, dan nyeri punggung.

Tindakan dan keputusan :


1. Data Subjektif : - Ibu mengatakan baru saja melakukan perjalanan dari luar
Negeri dengan keluhan demam yang disertai batuk, nafas
sesak, sakit kepala, dan nyeri punggung
2. Data Objektif : Suhu badan 38,2ᵒ C
3. Assasment : Sups Pneumonia Covid-19
4. Planning :
1. Sebagai bidan hal pertama kali yaitu jelaskan mengenai
hasil dari pemeriksaan kepada pasien dan segera memberi
tahu kepada tenaga penanggung jawab infeksi di
puskesmas (PPI) bahwa ada seorang ibu hamil yang
dicurigai teridentifikasi Pneumonia Covid-19 Pasien Dalam
Pengawasan. (PDP) .
2. Rujuk pasien ke RS pusat rujukan pasien Pneumonia
Covid-19 yang menyediakan ruangan isolasi khusus untuk
pasien dengan Pneumonia Covid-19.
PEMBAHASAN
Berdasarkan buku Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi Novel Corona virus
(2019-nCov), Januari 2020, dibuat suatu Definisi Operasional yaitu:
 Pasien dalam pengawasan
1. Seseorang yang mengalami:
a. Demam (≥38C) atau ada riwayat demam,
b. Batuk/ Pilek/ Nyeri tenggorokan,
c. Pneumonia ringan hingga berat berdasarkan gejala klinis dan/atau
gambaran radiologis
Perlu waspada pada pasien dengan gangguan sistem kekebalan tubuh
(immunocompromised) karena gejala dan tanda menjadi tidak jelas. DAN
disertai minimal satu kondisi sebagai berikut:
a. Memiliki riwayat perjalanan ke China atau wilayah/negara yang terjangkit
(sesuai dengan perkembangan penyakit)* dalam waktu 14 hari sebelum
timbul gejala; ATAU
b. merupakan petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setelah
merawat pasien Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) berat yang tidak
diketahui penyebab/etiologi penyakitnya, tanpa memperhatikan tempat
tinggal atau riwayat bepergian; ATAU
2. Seseorang dengan ISPA ringan sampai berat dalam waktu 14 hari sebelum
sakit, memiliki salah satu dari paparan berikut:
a. Memiliki riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi 2019-nCoV;ATAU
b. Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan
pasien konfirmasi 2019-nCoV di China atau wilayah/negara yang terjangkit
(sesuai dengan perkembangan penyakit)*; ATAU
c. Memiliki riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan penular sudah
teridentifikasi) di China atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan
perkembangan penyakit)*; ATAU
d. Memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan ATAU kontak dengan orang yang
memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan (ada hubungan epidemiologi) dan
memiliki (demam ≥38C) atau ada riwayat demam.

*Keterangan: Saat ini negara terjangkit hanya China, namun perkembangan


situasi dapat diupdate melalui website www.infeksiemerging.kemkes.go.id
 Orang Dalam Pemantauan
Seseorang yang mengalami gejala demam/riwayat demam tanpa
pneumonia yang memiliki riwayat perjalanan ke China atau wilayah/negara
yang terjangkit, dalam waktu 14 hari DAN TIDAK memiliki satu atau lebih
riwayat paparan (Riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi 2019-nCoV;
Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan pasien
konfirmasi 2019-nCoV di China atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai
dengan perkembangan penyakit)*, memiliki riwayat kontak dengan hewan
penular (jika hewan penular sudah teridentifikasi) di China atau
wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan penyakit)*.
*Keterangan: Saat ini negara terjangkit hanya China, namun perkembangan
situasi dapat diupdate melalui website www.infeksiemerging.kemkes.go.id
Saat ini, istilah suspek dikenal sebagai pasien dalam pengawasan.
Perbedaan kriteria pasien dalam pengawasan dan orang dalam pemantauan dapat
dijelaskan pada tabel 1.
Tabel 1 Perbedaan Kriteria Pasien dalam Pengawasan dan Orang dalam
Pemantauan
Pasien Dalam Orang Dalam
Pengawasan Pengawasan
Gejala
Demam/ Riwayat Demam V V V
Batuk/ Pilek/ Nyeri Tenggorokan V V V
Pneumonia ringan hingga berat V
berdasarkan gejala klinis dan atau
gambaran radiologi
Faktor Resiko
1. Riwayat perjalanan ke cina atau V V
wilayah/ negara yang terjangkit
dalam waktu 14 hari sebelum
timbul gejala
2. Memiliki riwayat paparan salah
satu atau lebih
1) Riwayat kontak erat dengan
kasus konfirmasi 2019-nCov;
ATAU
2) Bekerja atau mengunjungi
fasilitas kesehatan yang
berhubungan dengan pasien V
konfirmasi 2019-nCov di
cina atau wilayah/negara
yang terjangkit; ATAU
3) Memiliki riwayat kontak
dengan hewan penular (jika
hewan penular sudah
teridentifikasi; ATAU
3. Memiliki demam (≥38̊C) atau V
ada riwayat demam, memiliki
riwayat perjalanan ke Wuhan
ATAU kontak dengan orang
yang memiliki riwayat
perjalanan ke wuhan (ada
hubungan epidemiologi)

Penularan COVID-19 menyebar dengan cara mirip seperti flu, mengikuti


pola penyebaran droplet dan kontak. Gejala klinis pertama yang muncul, yaitu
demam (suhu lebih dari 38 ̊C), batuk dan kesulitan pernapas, selain itu dapat
disertai dengan sesak memberat, lemas, nyeri otot, diare dan gejala gangguan
napas lainnya. Saat ini masih belum ada vaksin untuk mencegah infeksi COVID-
19. Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah dengan menghidari terpapar virus
penyebab. Lakukan tindakan-tindakan pencegahan penularan dalam praktik
kehidupan sehari-hari.
Rekomendasi utama untuk tenaga kesehatan yang menangani pasien
COVID-19 khususnya ibu hamil, bersalin dan nifas :
1. Tenaga kesehatan harus segera memberi tahu tenaga penanggung jawab
infeksi di tempatnya bekerja (Komite PPI) apabila kedatangan ibu hamil yang
telah terkonfirmasi COVID-19 atau Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
2. Tempatkan pasien yang telah terkonfirmasi COVID-19 atau Pasien Dalam
Pengawasan (PDP) dalam ruangan khusus (ruangan isolasi infeksi airborne)
yang sudah disiapkan sebelumnya apabila rumah sakit tersebut sudah siap
sebagai pusat rujukan pasien COVID-19. Jika ruangan khusus ini tidak ada,
pasien harus sesegera mungkin dirujuk ke tempat yang ada fasilitas ruangan
khusus tersebut. Perawatan maternal dilakukan diruang isolasi khusus ini
termasuk saat persalinan dan nifas.
3. Bayi yang lahir dari ibu yang terkonfirmasi COVID-19, dianggap sebagai
Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dan bayi harus ditempatkan di ruangan
isolasi sesuai dengan Panduan Pencegahan Infeksi pada Pasien Dalam
Pengawasan (PDP).
4. Untuk mengurangi transmisi virus dari ibu ke bayi, harus disiapkan fasilitas
untuk perawatan terpisah pada ibu yang telah terkonfirmasi COVID-19 atau
Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dari bayinya sampai batas risiko transmisi
sudah dilewati.
5. Pemulangan pasien postpartum harus sesuai dengan rekomendasi.
Wanita hamil dan baru hamil dengan dugaan atau konfirmasi COVID-19
harus diperlakukan dengan terapi suportif dan manajemen, seperti dijelaskan di
bawah, dengan mempertimbangkan adaptasi imunologis dan fisiologis selama dan
setelah kehamilan.
Skrining dan Triase : pengenalan dini pasien dengan Infeksi Pernafasan Akut
yang parah terkait dengan COVID-19
Skrining dan triase : Skrining dan isolasi semua pasien yang diduga COVID-
19 pada titik kontak pertama dengan sistem perawatan kesehatan (seperti gawat
darurat atau rawat jalan / klinik). Pertimbangkan COVID-19 sebagai sebuah
kemungkinan etiologi pasien dengan penyakit pernapasan akut dalam kondisi
tertentu. Pasien triase menggunakan alat triase standar dan memulai perawatan lini
pertama.
Catatan 1: Meskipun sebagian besar orang dengan COVID-19 memiliki
penyakit yang tidak rumit atau ringan (81%), beberapa akan mengembangkan
penyakit parah yang membutuhkan terapi oksigen (14%) dan sekitar 5% akan
membutuhkan perawatan unit perawatan intensif. Dari mereka sakit kritis,
sebagian besar akan membutuhkan ventilasi mekanik (2, 10). Diagnosis paling
umum pada pasien COVID-19 yang parah adalah pneumonia berat.
Catatan 2: Pengenalan dini pasien yang dicurigai memungkinkan untuk
inisiasi tindakan IPC yang tepat waktu. Dini identifikasi orang-orang dengan
penyakit parah, seperti pneumonia berat, memungkinkan perawatan suportif yang
dioptimalkan perawatan dan aman, rujukan cepat dan masuk ke bangsal rumah
sakit yang ditunjuk atau unit perawatan intensif sesuai dengan institusi atau
protokol nasional.
Catatan 3: Pasien yang lebih tua dan mereka yang memiliki komorbiditas,
seperti penyakit kardiovaskular dan diabetes mellitus, memiliki peningkatan risiko
penyakit parah dan kematian. Mereka mungkin hadir dengan gejala ringan tetapi
memiliki risiko kerusakan yang tinggi dan seharusnya dirawat di unit yang
ditunjuk untuk pemantauan ketat.
Catatan 4: Bagi mereka yang sakit ringan, rawat inap mungkin tidak
diperlukan kecuali ada kekhawatiran tentang kerusakan yang cepat atau suatu
ketidakmampuan untuk segera kembali ke rumah sakit, tetapi isolasi untuk
mengandung / mengurangi penularan virus harus diprioritaskan. Semua pasien
dirawat di luar rumah sakit (yaitu di rumah atau pengaturan non-tradisional) harus
diinstruksikan untuk mengelola diri mereka dengan tepat menurut protokol
kesehatan masyarakat lokal / regional untuk isolasi rumah dan kembali ke rumah
sakit COVID-19 yang ditunjuk jika mereka mendapatkan keadaan lebih buruk.

REFERENSI
REKOMENDASI PENANGANAN INFEKSI VIRUS CORONA (COVID-19)
PADA MATERNAL (HAMIL, BERSALIN DAN NIFAS). POKJA
INFEKSI SALURAN REPRODUKSI PERKUMPULAN
OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA TAHUN 2020
https://www.internationalmidwives.org/assets/files/news-files/2020/03/who-
clinical-management-of-novel-cov-march-2020.pdf

Anda mungkin juga menyukai