Anda di halaman 1dari 48

MAKALAH ISS

ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS DAN MENYUSUI


PERUBAHAN SISTEM ENDOKRIN

Di Susun Oleh :

Ayurizki Pratria (B0019005)


Inca Tiara (B0019013)
Nila Talia Tri Ananda (B0019021)
Tria Sundari (B0019029)

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
Jl. Cut Nyak Dhien, Kalisapu, Telp. (0283)6197570
Kab. Tegal
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami mendapat kesehatan dan kekuatan fisik serta
pikiran sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul PERUBAHAN
SISTEM ENDOKRIN. Makalah ini dibuat dalam rangka memenihu tugas mata
kuliah ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS DAN MENYUSUI untuk
meningkatkan kemampuan dan pemahaman tentang mata kuliah ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Risnanto, M.Kes selaku ketua Yayasan STIKes Bhakti Mandala


Husada Slawi
2. Siswati, S. ST, M.Kes selaku Kaprodi DIII Kebidanan
3. Adrestia Rifki Naharani.,SSiT.,MPH selaku dosen pengampu
4. Siti Erniyati BP,S.ST,M.Kes selaku dosen pembimbing

Yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyususnan ini, juga
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu kami
harapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.

Tegal, September 2020

Penulis
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas ISS Askeb Masa Nifas dan Menyusui


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Mandala Husada Slawi

Slawi, september 2020

Mengetahui,

Koordinator Dosen Pembimbing

Adrestia R.H. S.SiT.MPH Siti Erniyati BP. SST. M. Kes


NIPY.1987.06.10.10.058 NIPY. 1985.02.04.06.036

iii
DAFTAR ISI

JUDUL ......................................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................ii

HALAMANAN PENGESAHAN...........................................................iii

DAFTAR ISI............................................................................................iv

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................
B. Tujuan Penulisan.................................................................
C. Manfaat Penulisan...............................................................

BABII TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Perubahan Sistem Endokrin..............................


B. Perubahan Sistem Endokrin................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................
B. Saran.....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) adalah setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
dimulai sejak 2 jam seperti keadaan sebelum hamil dan setelah lahirnya
plasenta sampai 6 minggu (42 hari) setelah itu. (Pitriani, Rika Andriyani,
2014).
Sistem endokrin adalah sistem control kelenjar tanpa saluran (ductless)
yang menghasilkan hormone yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah
untuk mempengaruhi oragan-organ lain. (Nic Noc Nanda, 2017). Perubahan
sistem endokrin yang terjadi pada masa nifas adalah perubahan kadar hormon
dalam tubuh (Djami Moudy, 2018).

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dan
menyusui dengan perubahan sistem endokrin pada masa nifas.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus yang akan dicapai adalah:
a) Mampu melakukan pengkajian data pada ibu nifas dengan perubahan
sistem endokrin
b) Mampu menginterpresikan data untuk mengidentifikasi masalah
perubahan sistem endokrin
C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang ingin penulis capai adalah :
1. Agar pembaca dapat memahamiinformasi tentang perubahan system
endokrin pada masa nifas dan menyusui yang sangat berpengaruh penting
bagi bayi dan ibu.
2. Secara teori dapat menambah Ilmu Kesehatan yang dapat dijadikan sebagai
referensi bagi penelitian selanjutnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perubahan Sistem Endokrin


1. Pengertian
Sistem endokrin adalah sistem control kelenjar tanpa saluran (ductless)
yang menghasilkan hormone yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah
untuk mempengaruhi oragan-organ lain (Nic Noc Nanda, 2017). Perubahan
sistem endokrin yang terjadi pada masa nifas adalah perubahan kadar
hormon dalam tubuh (Djami Moudy, 2018).

B. Perubahan Sistem Endokrin


Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada
system endokrin. Hormone-hormon yang berperan pasa proses tersebut,adalah
perubahan pada sistem endokrin yang ikut serta dalam pertumbuhan dan
perkembangan ibu dan janin antara lain:

Menurut Bahiyatun (2019).

Pankreas akan menghasilkan keadaan hipoglikemi, hiperglikemi


postprandial dan hiperinsulinemia. Pada masa awal kehamilan, estrogen dan
progesteron akan menyebabkan sel islet semakin besar, hyperplasia pada sel
beta, sekresi insulin dan meningkatnya sensifisitas jaringan perifer terhadap
insulin. Semua itu akan menyebabkan keadaan anabolik dan akan
berhubungan dengan adanya peningkatan penggunaan terhadap glukosa,
penurunan gluconeogenesis dan meningkatkan penyimpanan glikogen.

Setelah pertengahan masa kehamilan, meskipun adanya peningkatan


pada progesteron, kortisol, glucagon, human placental lactogen, dan prolactin
yang bersamaan dengan penurunan reseptor insulin akan ikut serta dalam
adanya keadaan resisten terhadap insulin. Setelah ibu mendapatkan makanan,
resisten insulin akan mempertahankan Keadaan gula darah yang tinggi,
dengan demikian hal ini akan meningkatkan penghantaran glukosa untuk
fetus. Keadaan seperti ini pada bebrapa wanita hamil bisa saja akan
menyebabkan diabetes gestasional.

Menurut Sajiyatiani, Nur Djanah, Aza kurniati. (2010)

1. Hormon plasenta
Hormone plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan. Human
Chorionic Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap
sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 postpartum dan sebagai onset
pemenuhan mamae pada hari ke-3 postpartum.
2. Hormon pituitary
Prolactin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui
menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH meningkat pada fase
konsentrasi folikuler pada minggu ke-3, dan LH tetap rendah hingga
ovalusi terjadi.
3. Hormon pituitary ovarium
Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan mempengaruhi
lamanya ia mendapatkan menstruasi. Seringkali menstruasi pertama itu
bersifat anouvalasi yang dikarenakan rendahnya kadar estrogen dan
progesterone. Diantara wanita laktasi sekitar 15% memperoleh menstruasi
selama 6 minggu dan 45% setelah 12 minggu. Diantara wanita yang tidak
laktasi 40% menstruasi setelah 6 minggu, 65% setelah 12 minggu dan 90%
setelah 24 minggu. Untuk wanita laktasi 80% menstruasi pertama
anovulasi dan untuk wanita yang tidak laktasi 50% siklus pertama
anovulasi.

Menurut R, Stright Barbara. (2005).


1. Kadar estrogen dan progesteron menurun dengan cepat setelah melahirkan.
Penurunan estrogen dan progesteron plasenta yang cepat setelah
melahirkan bertanggung jawab terhadap banyak perubahan anatomi dan
fisiologis selama nifas.
2. Ovulasi dan dimulainya kembali menstruasi dipengaruhi oleh apa- kah
klien menyusui ASI atau tidak.
a) Empat puluh lima persen para wanita yang menyusui memulai kembali
menstruasi dalan 12 minggu, 80% memiliki satu atau lebih siklus
anovulatori sebelum ovulası yang pertama.
b) Empat puluh persen wanita yang tidak menyusui ASI memulai
kembali menstruasi dalam 6 minggu setelah melahirkan; 65% dalam
12 minggu; dan 90% dalam 24 minggu. Lima puluh persen berovulasi
selama siklus yang pertama.

3. Kebutuhan akan istirahat dan tidur meningkat secara signifikan.

Menurut Heryani, Reni.(2012)

1. Hormon plasenta
Pengeluara plasenta menyebabkan penurunan hormon yang di produksi
oleh plasenta. Hormon plasenta menurun dengan cepat pascapersalinan.
Penurunan hormon plasenta (human placental lactogen) menyebabkan
kadar gula darah menurun pada masa nifas. Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10%
dalam 3 jam hingga hari ke-7 postpartum dan sebagai onset pemenuhan
mamae pada hari ke-3 postpartum.
2. Hormon pituitary
Homon pituitary antara lain: hormon proklaktin, FSH dan LH. Hormon
prolactin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui
menurun dalam waktu 2 minggu. Hormon prolactin berperan dalam
pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu. FSH dan Lh
meningkatkan pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-3 dan LH
tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
3. Hipotalamik pituitary ovarium
Hipotalamik pituitary ovarium akan mempengaruhi lamanya mendapatkan
menstruasi pada wanita yang menyusui maupun yang tidak menyusui.
Pada wanita menyusui mendapatkan menstruasi pada 6 minggu pasca
melahirkan berkisar 16% dan 45% setelah 12 minggu pasca melahirkan,
sedangkan pada wanita yang tidak menyusui akan mendapatkan
menstruasi berkisar 40% setelah 6 minggu pasca melahirkan dan 90%
setelah 24 minggu.
4. Hormon oksitosin
Hormon oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang, bekerja
terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Selama tahap ketida
persalinan, hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dam
mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi
dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin, sehingga dapat
membantu involusi uteri.
5. Hormon estrogen dan progesteron
Volume darah normal selama kehamilan, akan meningkat. Hormon
esterogen yang tinggi memperbesar hormone anti diuretic yang dapat
meningkatkan volume darah. Sedangkan hormon progesteron
mempengaruhi otot halus yang mengurangi perasangan dan peningkatan
pembuluh darah. Hal ini mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus,
dinding vena, dasar panggul, perineum dan vulva serta vagina.

Menurut Khasanah, NA., Sulistyawati, W. (2017)


1. Prolaktin
Penurunan estrogen menjadikan prolaktin yang dikeluarkan oleh glandula
pituitari anterior bereaksi terhadap alveoli dari payudara sehingga
menstimulasi produksi ASI.
2. Pemulihan Ovulasi dan Menstruasi
Pada ibu yang menyusui bayinya, ovulasi jarang sekali terjadi sebelum 20
minggu, dan tidak terjadi di atas 28 minggu pada ibu yang melanjutkan
menyusui untuk 6 bulan.
3. Oksitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh glandula pituitari posterior dan bekerja
terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Oksidasi di dalam sirkulasi
darah menyebabkan kontraksi otot uterus dan pada waktu yang sama
membantu proses involusi uterus.
4. Prolaktin
Penurunan estrogen menjadikan prolaktin yang dikeluarkan oleh glandula
pituitari anterior bereaksi terhadap alveoli dari payudara sehingga
menstimulasi produksi ASI.
5. HCG, HPL, Estrogen dan Progesteron
Ketika plasenta lepas dari dinding uterus dan lahir, tingkat hormone HCG,
HPL, Estrogen dan Progesteron di dalam darah ibu menurun dengan cepat,
normalnya setelah 7 hari.

Menurut Candranita Manuaba. (2012)


1. Kelenjar adrenal
Pada masa kehamilan akan terjadi suatu peningkatan pada
konsentrasi serum kortisol, kortisol bebas, aldosteron,
deoxycorticosterone, corticosteroid binding globulin, dan
adrenocorticotropic hormone. Meskipun berat daripada kelenjar adrenal
tidak meningkat pada masa kehamilan, namun telah ditemukan adanya
peningkatan zona fasikulata. Pada trimester ke dua akan ditemukannya
peningkatan pada corticosteroid binding globulin dan akan meningkat dua
kali lipat pada saat usia kehamilan aterm. Konsentrasi kortisol bebas dan
total akan meningkat pad awal trimester kedua. Pola harian produksi
kortisol sangat terjaga selama kehamilan dan akan ditemukan leih tinggi
pada pagi dibandingkan pada malam hari. Kelenjar adrenal akan menjadi
lebih responsif terhadap adrenocorticotropic hormone selama kehamilan,
ini disebabkan karena adanya peningkatan yang besar terhadap konsentrasi
kortisol untuk menunjang dosis pada adrenocorticotropic hormone.
Meskipun demikian, ekskresi cathecolamines, vanillymandelic acid dan
metanephrines pada urin tidak akan berubah.
2. Kelenjar Tiroid
Pada kehamilan fungsi kelenjar tiroid akan tetap normal, meskipun
aka nada perubahan pada morfologi dan histolgi kelenjar tiroid selama
kehamilan. Dengan adanya intake iodine yang adekuat ukuran kelenja
tiroid tidak akan berubah. Peningkatan vaskular dan histological kelenjar
tiroid akan ditemukan pada keadaan hyperplasia folikular. Meskipun,
perkembangan goiter bisa saja terjadi pada masa kehiman bergantung pada
kondisi yang abnormal dan seharusnya dapat di evaluasi sebelumnya.
Selama trimester pertama, total tiroksin dan triiodothironin akan mulai
meningkat dan puncaknya pada saat pertengahan masa kehamilan,
terutama akan menghasilakan peningkatan pada peningkatan thyroid
binding globulin. Kadar tiroksin bebas selama masa kehamilan tidak akan
berubah, meskipun pada trimester kedua dan ketiga akan adanya
penurunan sebanyak 25%. Thyroid stimulating hormone sementara akan
menurun pada trimester pertama. Setelah penurunan ini, kadarnya akan
meningkat seperti pada keadaan sebelum hamil pada akhir trimester
ketiga. Adanya penurunan Thyroidstimulating hormone di mediasi dengan
efek terhadap tirotopik pada human chorionic gonadotropin yang terjadi
bersamaan dengan peningkatan free thyroxine pada trimester pertama.

Menurut Nila Trisna. (2019)

Kelenjar Pituitari Ukuran kelenjar pituitary akan membesar selama


masa kehamilan dan hal ini berhubungan dengan proliferasi estrogen pada
produksi sel prolaktin. Perbesaran ini mungkin akan berpengaruh pada
kebutuhan darah terhadap kelenjar pituitary, terutama mengingat tingginya
risiko pada perdarahan yang banyak pada saat postpartum. Serum prolaktin
akan mulai meningkat pada awal trimester pertama dan akan sepuluh kali lipat
lebih tinggi pada usia kehamilan aterm. Pada wanita yang tidak menyusui,
kadar prolaktin akan menurun pada 3 bulan setelah persalinan. Kadar
oksitosin akan meningkat selama masa kehamilan dari 10 ng/L pada trimester
pertama menjadi 30ng/L pada trimester ke tiga dan 75 ng/L pada saat usia
kehamilan aterm. Peningkatan inipun terlihat meningkat secara perlahan dan
akan mengalami puncaknya pada saat persalinan.

Menurut Saleha (2010)

a.    Hormone placenta

 Selama periode pasca partum terjadi perubahan hormone yang besar.


Pengeluaran placenta menyebabkan penurunan signifikan hormone-hormone yang
diproduksi oleh placenta. Hormone placenta menurun dengan cepat setelah
persalinan.

Penurunan hormone human placental lactogen(HPL),esterogen dan


progesterone serta placental enzyme insulinase membalik efek diabetogenik
kehamilan,sehingga kadar gula darah menurun secara bermakna pada nifas. Ibu
diabetic biasanya membutuhkan insulin dalam jumlah yang jauh lebih kecil
selama beberapa hari. Karena perubahan hormone ini membuat masa nifasmenjadi
suatu periode transisi untuk metabolism karbohidrat,interprestasi tes toleransi
glukopsa lebih sulit pad saat ini.

Human Chorionic Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan


menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 postpartum dan sebagai onset
pemenuhan mamae pada hari ke-3 postpartum.

b.    Hormone Pituitary

   Prolaktin darah meningkat dengan cepat,pada wanita tidak menyusui menurun


dalam waktu 2 minggu.FSH dan LH meningkat  pada fase konsentrasi folikuler
pada minggu ke-3,dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
c.    Hormone oksitosin

Oksitosin dikeluarkan dari kelenjar bawah otak bagiab belakang (posterior)


bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Selama tahap ketiga
persalinan,oksitosin menyebabkan pemisahan placenta. Kemudian seterusnya
bertindak atas otot yang menahan kontraksi, mengurangi tempat placenta dan
mencegah perdarahan. Pada wanita yang memilih menyusui bayinya,isapan sang
bayi merangsang kelurany oksitosin lagi dan ini membantu uterus kembali ke
bentuk normal dan pengeluaran air susu.

d.    Hipotalamik pituitary Ovarium

Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan mempengaruhi lamanya ia
mendapatkan menstruasi. Seringkali menstruasi pertama bersifat anovulasi yang
dikarenakan rendahnya kadar esterogen dan progesterone. Diantara wanita laktasi
sekitar 15% memperoleh menstruasi selama 6 minggu dan 45% setelah 12
minggu. Diantara wanita yang tidak laktasi 80% menstruasi pertama anovulasi
dan untuk wanita yang tidak laktasi 50% silkus pertama anovulasii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perubahan sistem endokrin yang terjadi pada masa nifas adalah


perubahan kadar hormon dalam tubuh. Adapaun kadar hormon yang
mengalami perubahan pada ibu nifas adalah hormone estrogen dan
progesterone, hormone oksitosin dan prolactin. Hormon estrogen dan
progesterone menurun secara drastis, sehingga terjadi peningkatan kadar
hormone prolactin dan oksitosin (Djami Moudy, 2018).

Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistem


endokrin. Hormon-hormon yang berperan pasca proses tersebut adalah
1. Pankreas
2. Hormon plasenta
3. Hormon pituitary
4. Hipotalamik pituitary ovarium
5. Hormon oksitosin
6. Hormon estrogen dan progesteron
7. Prolaktin
8. Pemulihan Ovulasi dan Menstruasi
9. Kelenjar adrenal
10. Kelenjar Tiroid

B. Saran
Pengetahuan akan perubahan sistem endokrin sangat penting untuk
dikuasai oleh mahasiswa kebidanan karena hal ini berkaitan langsung ibu hamil
yang nantinya akan menjadi pasien atau klien yang diberikan asuhan oleh
seorang bidan.
DAFTAR PUSTAKA

Bahiyatun. (2009). "Buku Ajar Asuhan Kebidamam Nifas Normal" Jakarta :


Penerbit Buku Kedokteran Egc.

Djami Moudy (2018). “Proses Adaptasi Fisiologi Ibu Nifas”. Jakarta: Jurnal
Kebidanan.

Heryani, Reni. (2012). “Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dan menyusui”
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Egc.

Khasanah, NA., Sulistyawati, W. (2017). Buku Ajar Nifas dan Menyusui.


Surakarta: CV Kekata grup.

Manuaba, Candranita. (2012). "Pengantar Kuliah Obstetri" Jakarta : Penerbit


Buku Kedokteran EGC.

Pitriani, R., Andriyani, R. (2014). Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas
Normal (ASKEB III). Yogyakarta: CV Budi Utama.

R, Stright Barbara. 2005. “Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir”. Jakarta. Penerbit


Buku Kedokteran EGC.

Saleha (2010). “ Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas”. Jakarta: Salemba Medika

Sajiyatiani, Nur Djanah, Aza kurniati (2010). “Catatan Kuliah Asuhan Ibu Nifas
ASKEB III”. Yogyakarta: Cyrillus Publisher.

Yulianti, Nila Trisna. (2019). "Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir" Medan : Cendekia Publisher
LAMPIRAN

SESI TANYA JAWAB


Presentator: Ayurizki Pratria (B0019005)

1. Untuk hipotalamik pituitary ovarium menjelaskan mempengaruhi lamanya


mendapatkan menstruasi, untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui itu berapa
lamanya mendapatkan menstruasi? (Annisa Nur Fitri)
Jawab:
Menurut Heryani, Reni (2012) yaitu:
Pada wanita menyusui mendapatkan menstruasi pada 6 minggu pasca
melahirkan berkisar 16% dan 45% setelah 12 minggu pasca melahirkan,
sedangkan pada wanita yang tidak menyusui akan mendapatkan menstruasi
berkisar 40% setelah 6 minggu pasca melahirkan dan 90% setelah 24 minggu.

2. Pada ibu menyusui, hormone apa yang mempengaruhi pengeluaran ASI? (Dian Apri)
Jawab:
Menurut Djami Moudy, (2018) yaituHormon Prolaktin, yang berperan
memproduksi ASI atau mempengaruhinya penguluaran ASI.

3. Mengapa pada saat pascapersalinan menyebabkan kadar gula menurun? (Ayu


indah)
Jawab:
Menurut Heryani, Reni (2012)Kadar gula menurun disebabkan adanya
hormon plasenta, dikarenakan hormon plasenta yang menurun dengan cepat
yang mengakibatkan kadar gula darah menurun.

4. Dalam hormone pituitary kan dan FSH dan LH, peran apa dari hormon FSH
dan LH? (Dian Islam)
Jawaban:
Menurut Heryani, Reni (2012)Peran FSH dan LH meningkat pada fase
konsentrasi folikuler pada minggu ke-3, dan LH tetap rendah hingga ovalusi
terjadi.

5. Apakah perubahan hormon progesteron dan estrogen dapat mempengaruhi organ


lainnya? Jika tidak jelaskan alasannya, jika iya tolong sebutkan apa saja. ( Fanny E.)
Jawab:
Iya ada, yaitu organ yang mempengaruhi ada saluran kemih, ginjal, usus, dinding
vena, dasar panggul, perineum, vulva dan vagina. (Heryani, Reni, 2012)
Presentator: Nila Talia Tri Ananda (B0019021)

1. Apa fungsi hormon FSH dan LH pada masa nifas? (Linda Astuti)
Jawab :
Menurut Sajiyatiani, (2010) yaitu:
a. Hormon FSH bertanggung jawab untuk mengatur produksi sel telur pada
wanita dan sperma pada pria
b. Hormon LH bekerja sama dengan hormon FSH agar siklus menstruasi
tetap normal dan menjaga fungsi testis selama masa produksi.

2. Faktor yang menyebabkan hormon plasenta menurun? (Nuke Maharani)


Jawab:
Menurut Sajiyatiani (2010), Usia kehamilan (16 minggu) dan menyebabkan
kadar gula darah menurun pada masa nifas.

3. Gangguan apa yang bisa terjadi pada sistem endokrin pada masa nifas?
(Mahdita Lathofanaya)
Jawab :
Menurut Djami Moudy, 2018 yaitu:
a. Diabetes Mellitus
b. Hipertensi
c. Masalah berat badan dan gangguan metabolism
d. Kolestrol

4. Apa fungsi sistem endokrin pada masa nifas?(Tiara Puspita)


Jawab:
Sistem endokrin adalah sistem control kelenjar tanpa saluran (ductless)
yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi ditubuh melalui aliran darah
untuk mempengaruhi organ-organ lain. (Djami Moudy, 2018)
5. Apa upaya untuk meningkatkan gula darah pada perubahan hormon plasenta
pada masa nifas? (Silfia Nurlaeli)
Jawab :
Menurut Heryani, (2012) yaitu:
a. Makanlah makanan kecil dan sering yang seimbang untuk menjaga kadar
gula darah tetap stabil
b. Pastikan ibu menyimpan camilan disamping tempat tidur sehingga bisa
dimakan kapanpun ibu mau
c. Berolahraga.

6. Apa penyebab gangguan sistem endokrin? (Laras Juang Arta)


Jawab :
Menurut Djami Moudy, (2018) yaitu:
a. Kelenjar menghasilkan terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon endokrin
yang disebut keseimbangan hormon
b. Pembentukan luka (seperti bintil /tumor) pada sistem endokrin yang dapat
atau tidak mempengaruhi kadarhormon.

Presentator: Inca Tiara (B0019013)

1. Mengapa menurunnya hormon plasenta dapat menyebabkan kadar gula darah


menurun, hubungannya apa? (Azza Ikhfa)
Jawab:
Menurut saleha (2010), menurunnya hormon plasenta dapat menyebabkan
kadar gula darah menurun karena perubahan hormon ini membuat masa nifas
menjadi suatu periode transisi untuk metabolisme karbohidrat, interpretasi tes
toleransi glukosa lebih sulit pada saat ini.

2. Organ organ yang terpengaruh pada perubahan sistem endokrin masa nifas?
(Khoirun Nisa)
Jawab:
Menurut djami moudy (2018), Organ organ yang terpengaruh pada perubahan
sistem endokrin masa nifas yaitu hipotalamus, kelenjar hipofase, kelenjar
tiroid, dan kelenjar paratoid.

3. Apakah perubahan hormon esterogen dan progesterone dapat mempengaruhi


organ yang lain?( Siti Fiya Ismatul)
Jawab:
Menurut Heryani reni (2012), perubahan hormon esterogen dan progesterone
dapat mempengaruhi organ yang lain yaitu saluran kemih, ginjal, usus, dinding
vena, dasar panggul, perineum dan vulva serta vagina.

4. Apakah hormone estrogen dan progesterone bisa menyebabkan perubahan


suasana hati ibu nifas? Biasanya kan ibu nifas menjadi lebih sensitif? (Hanifah
Nur Luthfi)
Jawab:
Menurut Saleha (2010), bisa karena setelah persalinan terdapat perubahan
hormon (terutama hormon esterogen dan progesterone). Hormon tubuh lain
seperti yang diproduksi oleh tiroid mengalami perubahan sebagai akibat
penyesuaian dari perubahan tersebut. Hormon ini salah satunya berperan dalam
memberikan perubahan suasana hati setelah melahirkan.
Presentator : Tria Sundari (B0019029)

1. Pada ibu nifas, jika ibu tersebut menderita penyakit diabetes penurunan
hormone plasentanya membutuhkan insulin berapa banyak? (Nadia Haryani)
Jawab:
Ibu diabetes biasanya membutuhkan insulin dalam jumlah yang jauh lebih kecil
selama beberapa hari, karena perubahan hormone ini membuat masa nifas
menjadi suatu periode transisi untuk metabolism karbohidrat, interprestasi tes
toleraasi glukopsa lebih sulit pada saat ini (Saleha, 2010).

2. Wanita yang menyusui dan yang tidak menyusui itu berapa lamanya
menstruasi?
(Yunita Eka)
Jawab:
Pada wanita menyusui mendapatkan menstruasi pada 6 minggu pasca
melahirkan berkisar 16% dan 45% setelah 12 minggu pasca melahirkan,
sedangkan pada wanita yang tidak menyusui akan mendapatkan menstruasi
berkisar 40% setelah 6 minggu pasca melahirkan dan 90% setelah 24 minggu
(Heryani, 2012).

3. Hormone ptiutary pad aibu yang tidak menyusui menurun dalam jangka waktu
berapa? (Siti Nur Saadah)
Jawab:
Hormon prolactin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menysui
menurun dala waktu 2 minggu (Heryani, 2012).

4. Mengapa isapan bayi dapat merangsang produksi ASI? (Tricya Mei Amanah)
Jawab:
Menurut Utami (2013), setiap kali bayi menghisap payudara akan merangsang
kelenjar hipofisis bagian depan untuk menghasilkan prolactin, prolactin akan
masuk ke peredaran darah kemudia ke payudara menyebabkan sel sektori di
alveolus menghasilkan ASI.

5. Apa fungsi dari hormone FSH dan LH? (Kharisma Sukma)


Jawab:
Menurut Siti Erniyati (2015), FSH berfungsi merangsang pematangan folikel
de raaf tempat sel telur berada. LH yaitu hormone yang berperan dalam
pematangan sel gonad pada wanita.

6. Mengapa hormone plasenta menurun lebih cepat pasca persalinan? (Susi Ayu)
Jawab:
Menurut Sajiyatiani (2010), karena sebagai onset pemenuhan mamae pada hari
nketiga postpartum.
LAMPIRAN

REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai