Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

PERUBAHAN FISIOLOGIS SISTEM PERKEMIHAN PADA IBU HAMIL

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Auzura Qatrunnida Rahmani P17324119036

Putri valeri P17324119039

Rahmawati Kartini P17324119041

Shifa Wilanda Susetyo P17324119060

Tsalsa Putri Thahira P17324119063

Ulfiyah Khoerunnisa P17324119065

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN BANDUNG

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dari mata kuliah Pengantar
Asuhan Kebidanan Kehamilan yang berjudul “Proses Adaptasi Fisiologis Sistem
Perkemihan dan Perubahan dalam Masa Kehamilan Kala I, II, dan III dan
IMUNOLOGI dalam Masa Kehamilan” Makalah ini terkait dengan pertumbuhan dan
perkembangan janin didalam rahim seorang ibu. Makalah inipun diajukan guna
memenuhi tugas  kuliah kami kepada ibu dosen Riana Pascawati SST, M.Keb. Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah
ini dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Menyadari
makalah yang kami ajukan masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat
untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Terutama dalam ilmu
kebidanan. Amin.

Bandung, September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1. Latar Belakang................................................................................................................1
2. Rumusan masalah...........................................................................................................2
3. Tujuan.............................................................................................................................2
4. Manfaat...........................................................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI...........................................................................................................3
A.Sistem perkemihan
1. Defiinisi sistem perkemihan............................................................................................3
2. Fisiologi sistem perkemihan............................................................................................4
3. Perubahan adaptasi sistem perkemihan...........................................................................7
4. Kelainan-kelainan sistem perkemihan.............................................................................9
5. Perubahan fisiologi sistem perkemihan...........................................................................10
6. Keluhan sistem perkemihan............................................................................................14
B.Imunologi
1. Pengertian imunologi......................................................................................................14
2. Respon Imunologi...........................................................................................................14
3. Sistem kekebalan tubuh Trimester 1,2,3.........................................................................15
BAB IV PENUTUP....................................................................................................................18
1. Kesimpulan.....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu kesatuan
yang dimulai dari konsepsi" nidasi" pengenalan adaptasi ibuterhadap nidasi"
pemeliharaan kehamilan".Dalam menjalani proses kehamilan tersebut" ibu hamil
mengalami perubahan perubahan anatomi pada tubuhnya sesuai dengan
usiakehamilannya. Mulai dari trimester 1 sampai dengan trimester 3 kehamilan.
Perubahan-perubahan anatomi tersebut meliputi perubahan sistem pencernaan perubahan
sistem perkemihan dan perubahan sistemmus uloskeletal.Perubahan pada sistem
perkemihan seperti ibu hamil sering buang air kecil karena adanya desakan oleh fetus
yang semakin besar dalamuterus.Memang adakalanya perubahan yang terjadi tak begitu
nyamandirasakan. Namun demikian selama sifatnya masih fisiologis atau memang
normal terjadi dalam proses kehamilan berlangsung ringan dantak mengganggu aktifitas
dianggap normal. Sebaliknya bila gejala-gejala tersebut mulai berlebihan dan
menyebabkan masalah dalam kehidupansehari-hari seperti mengganggu aktifitas dan
bahkan sampai dehidrasi tentu bukan hal yang normal lagi. Selain perubahan sistem
perkemihan ibu hamil juga harus menjaga sistemn imun atau sistem kekebalan tubuh nya.

Tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang mengandung


mikroba pathogen disekelilingnya. Mikroba tersebut dapat menimbulkan penyakit infeksi
pada manusia. Mikroba patogen yang ada bersifat poligenik dan kompleks. Tubuh
manusia akan selalu terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit, radiasi
matahari, dan polusi. Stress emosional atau fisiologis dari kejadian ini adalah
tantangan lain untuk mempertahankan tubuh yang sehat. Biasanya kita dilindungi
oleh system pertahanan tubuh, sistem kekebalan tubuh, terutama makrofag, dan
cukup lengkap kebutuhan gizi untuk menjaga kesehatan. Kelebihan tantangan
negattif, bagaimanapun, dapat menekan system pertahanan tubuh, system
kekebalan tubuh, dan mengakibatkan berbagai penyakit fatal.

Respon imun yang alamiah terutama melalui fagositosis oleh neutrofil,


monosit serta makrofag jaringan. Lipopolisakarida dalam dinding bakteri Gram
negative dapat mangativasi komplemen jalur alternative tanpa adanya antibody.
Kerusakan jaringan yang terjaddi ini adalah akibat efek samping dari mekanisme
pertahanan tubuh untuk mengeliminasi bakteri. Sitokin juga merangsang demam
dan sintesis protein.

1
2.Rumusan Masalah
1. Apa yg di maksud dengan sistem perkemihan ibu hamil?
2. Apa saja fisiologi sistem perkemihan ibu hamil?
3. Apa saja perubahan adaptasi yg terjadi pada sistem perkemihan ibu hamil?
4. Apa saja kelainan-kelainan pada sistem perkemihan ibu hamil?
5. Apa perubahan fisiologi yg terjadi pada sistem perkemihan ibu hamil?
6. Apa yg keluhan yg terjadi pada sistem perkemihan ibu hamil?
7. Apa yg di maksud dengan imunologi?
8. Apa respon munologi pada ibu hamil?
9. Apa yang di maksud dengan sistem kekebalan Trimester 1,2,3?
3.Tujuan
1. Mengatahuui mengenai sistem perkemihan ibu hamil?
2. Mengatahuui mengenai fisiologi sistem perkemihan ibu hamil?
3. Mengatahuui mengenai perubahan adaptasi yg terjadi pada sistem perkemihan
ibu hamil?
4. Mengatahuui mengenai kelainan-kelainan pada sistem perkemihan ibu hamil?
5. Mengatahuui mengenai perubahan fisiologi yg terjadi pada sistem perkemihan
ibu hamil?
6. Mengatahuui mengenai keluhan yg terjadi pada sistem perkemihan ibu hamil?
7. Mengatahuui mengenai imunologi?
8. Mengatahuui mengenai respon munologi pada ibu hamil?
9. Mengatahuui mengenai sistem kekebalan Trimester 1,2,3?

3.Manfaat
1. Diharapkan dapat menambah wawasan mengenai “Proses Adaptasi Fisiologis
Sistem Perkemihan dan Perubahan dalam Masa Kehamilan Kala I, II, dan III dan
IMUNOLOGI dalam Masa Kehamilan”
2. Diharpkan bisa menjadi sumber informasi bagi pembaca
3. Diharapkan dapat menjadi acuan untuk mengembangkan keilmuan mengenai
“Proses Adaptasi Fisiologis Sistem Perkemihan dan Perubahan dalam Masa
Kehamilan Kala I, II, dan III dan IMUNOLOGI dalam Masa Kehamilan”

2
BAB II

KAJIAN TEORI

1. Sistem Perkemihan
A. Definisi Sistem Perkemihan

Sistem perkemihan adalah suatu sistem yang didalamnya terjadi penyaringan


darah sehingga darah bebas dari zat yang tidak digunakan oleh tubuh. Sistem
perkemihan berperan penting dalam eliminasi sampah dari tubuh, dalam
keseimbangan cairan dan elektrolit. Sistem perkemihan melakukan fungsi ini dengan
mengatur komposisi, volume, dan tekanan darah yang melewati ginjal. Sistem ini
secara continue membuang dan mereabsosi air dan substansi terlarut dalam darah,
mengeliminasi setiap substansi yang tidak dibutuhkan atau yang menyebabkan
ketidak seimbangan dalam tubuh, sementara substansi lain yang berguna untuk tubuh
tetap dipertahankan.

Selama kehamilan, fungsi sitem perkemihan mengalami perubahan karena


adanya faktor seperti kadar hormon, pembesaran uterus, dan perubahan volume
cairan yang bersirkulasi dalam sistem kardiovaskular dan sistem limfatik. Tubuh
tetap dapat berfungsi secara efektif walaupun terjadi perubahan tersebut sehingga
kehamilan tetap berada dalam parameter normal.

Produk sisa metabolisme pada janin dibuang dari darah melalui plasenta. Akan
tetapi, urine tetap diproduksi dan diekskresi, dan berperan dalam cairan amnion
sekitar janin. Setelah pelahiran, sistem perkemihan bayi sudah cukup matur untuk
membuang sampah metabolisme dari darah dan untuk keseimbangan cairan dan
elektrolit dalam tubuh bayi.

3
Struktur anatomis yang membentuk sistem perkemihan yaitu:

a. Dua ginjal, yang membentuk urine


b. Dua ureter, yang menyelurkan urine kekandung kemih
c. Kandung kemih, yang menyimpan urine
d. Uretra, saluran yang mengeluarkan urine dari dalam tubuh

Fungsi Sistem Perkemihan, yaitu :

1. Membuang sisa metabolisme :


a. Sisa metabolisme Nitrogenous : ureum, creatinin, uric acid.
b. Racun-racun/Toxins
c. Obat-obat/Drug
2. Pengaturan homeostasis, yaitu :
a. Keseimbangan air
b. Elektrolit
c. Keseimbangan asam-basa darah
d. Tekanan darah
e. Produksi darah merah
f. Mengaktifkan vitamin D

B. Fisiologi Perkemihan Kehamilan


Adanya peningkatan 60% aliran darah sampai akhir trimester pertama
yang kemudian secara bertahap turun sampai akhir kehamilan. GFR meningkat
50% selama kehamilan yang dimulai segera setelah konsepsi dan berakhir
minggu ke-9 sampai 16.
Kadar glukosa urin dapat meningkat selama kehmailan. Tubulus
mengalami penurunan kemampuan dalam mengabsorbsi glukosa. Glukosuria
umumnya terjadi pada kehamilan. Proteinuria juga umum terjadi selama
kehamilan karena ada eksresi berlebih asam amino, namun proteinuria dengan
hipertensi merupakan masalah serius.
1. Perubahan Struktur Anatomi Sistem Perkemihan Pada Kehamilan
Selama kehamilan Sistem Perkemihan mengalami berbagai
perubahan structural dan fungsional dengan banyaknya perubahan structural
yang bertahan dengan baik sampai periode postpartum. Perubahan utama
selama kehamilan adalah retensi natrium dan peningkatan cairan ekstraseluler.
BAK cenderung menetapkan frekuensinya mulai dari kehamilan 6-12 minggu,

4
pada usia kehamilan selanjutnya perubahan jaringan bagian bawah rongga
panggul akan meningkatkan frekuensi BAK dari biasanya. Setelah 16 minggu
pembesaran uterus akan membuat ureter menjadi dilatasi untuk menampung
banyaknya urin. Peningkatan cairan sirkulasi pada sistem kardiovaskuler
maupun sistem limfatik meningkatkan laju filtrasi glomerumus ginjal.
Akibatnya, ginjal menjadi tidak mampu mereabsorbsi beberapa substansi
sepenuhnya, dan sisa-sisa substansi tersebut akan diekresi ke urine. Hal ini
merupakan fenomena fisiologis selama kehamilan, dan disebut sebagai
penurunan ambang batas ginjal. Glukosa dapat ditemukan dalam urine wanita
yang memiliki kadar gula darah normal.
2. Ginjal

Ginjal ibu hamil harus bekerja sebagai organ ekskresi primer bagi janin,
disamping beruhubungan dengan peningkatan volume dan metabolisme
intravascular dan ekstraseluler. Perubahan ginjal secara fisiologis selama
kehamilan berhubungan dengan efek progesterone dalam merelaksasikan otot
serta tekanan dari perubahan uterus dan perubahan system kardiovaskuler.
Peningkatan panjang ginjal mencapai 1,5cm, hal ini disebabkan oleh
peningkatan aliran darah, volume pembuluh darah serta peningkatan cairan
ruang interstitial. Ukuran glomerulus bertambah namun jumlah selnya tidak
berubah. Secara keseluruhan, struktur mikroskopik ginjal wanita hamil dan
tidak hamil sama saja.
3. Ureter

5
Ureter berada dalam rongga peritoneal, dan masuk dari pelvis ginjal
menuju kandung kemih. Terdapat dua ureter pada setiap ginjal. Ureter
tersusun atas jaringan fibrosa dan lapisan luar, lapisan otot di tengah, dan
lapisan dalam ureter dilapisi oleh epitel transional memastikan tidak tembus
air. Lapisan epitel transional memastikan tidak ada air dari pembuluh darah
disekitar ureter yang dapat memasuki ureter (kemungkinan karna adanya
perbedaan tekanan osmotik).
Ureter memasuki kandung kemih pada sudut miring (oblik) sehingga saat
kandung kemih terdistensi (besar) karena urine, jalan masuk ke ureter tertutup
untuk mencegah aliran balik urine kembali ke ginjal. Dalam ureter, urine
dialirkan melalui gerakan peristaltis.
Bagian-bagian ginjal seperti calix renal, pelvis renal dan ureter mengalami
dilatasi, perpanjangan, peningkatan tonus otot dan penurunan gerak peristaltic.
Perubahan tersebut mengiringi terjadinya hemodinamik, filtrasi glomerulus
dan kinerja tubular. Dilatasi calix renal, pelvis renal dan ureter dimulai pada
trimester pertama dan menetap sampai trimester ketiga pada lebih dari 90%
wanita.
Pada 85% wanita, ureter yang berdilatasi ke arah kanan lebih banyak
daripada ke arah kiri, mungkin disebabkan oleh dextrorotasi uterus karena
adanya kolon sigmoid di kuadran kiri rongga pelvik.

6
4. Vesica Urinaria

Kapasitas vesica urinaria meningkat pada kehamilan mencapai 1000ml.


Estrogen mempengaruhi hipertropi lapisan vesica urinaria. Mukosa vesica
urinaria menjadi hiperemis karena peningkatan ukurannya. Mukosa juga
menjadi oedema, makanya rentan terkena trauma atau serangan infeksi.

C. Perubahan Adaptasi Perkemihan Pada Ibu Hamil

Peningkatan limbak pada uterus yang hamil dapat berdampak pada


penghambatan aliran urin melalui sistem perkemihan dan penyimpanan urin
dalam jumlah besar di kandung kemih. Akibatnya, wanita hamil akan mengalami
peningkatan frekuensi kencing, di awal kehamilan akibat pembasarannya uterus
dalam rongga panggul, dan saat akhir keamilan akibat uterus memenuhi rongga
abdomen (Baston, 2003).
Peningkatan jumlah hormon yang bersirkulasi, terutama progesteron,
menyebabkan dilatasi pelvis ginjal dan kaliks ginjal, menyebabkan obstruksi
ureter, terutama ureter sebalah kanan. Dilatasi pembuluh darah juga
memperlambat aliran urine (Coad, 2002). Faktor ini menjadi predisporsi wanita
hamil mengalami infeksi saluran kemih yang sering mengenai ginjal (Kotak
11.2).
Wanita hamil sering terbangun tengah malam untuk kencing. Hal ini
disebut nokturia dan terjadi akibat aliran balik vena (venous return) yang kurang
baik selama berdiri atau tegak sehariaan, yang tentu saja menghambat pasase
urine. Natrium diretensi oleh tubuh. Setelah aliran balik vena lebih lancar karena
berbaring saat tidur malam, peningkatan kadar natrium dara sedikit meningkatkan

produksi urine, sehingga wanita tersebut menjadi lebih sering ingin kencing.

7
Peningkatan cairan sirkulasi pada sistem kardiovaskuler maupun sistem
limfatik meningkatkan laju filtrasi glomerumus ginjal. Akibatnya, ginjal menjadi
tidak mampu mereabsorbsi beberapa substansi sepenuhnya, dan sisa-sisa
substansi tersebut akan diekresi ke urine. Hal ini merupakan fenomena fisiologis
selama kehamilan, dan disebut sebagai penurunan ambang batas ginjal. Glukosa
dapat ditemukan dalam urine wanita yang memiliki kadar gula darah normal.
1. Trimester I
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan sehingga
sering timbul kencing. Dan keadaan ini hilang dengan tuanya kehamilan bila
uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada kehamilan normal , fungsi
ginjal cukup banyak berubah, laju filtrasi glomelurus dan aliran plasma
ginjal meningkat pada kehamilan.Bila satu organ membesar, maka organ lain
akan mengalami tekanan, dan pada kehamilan tidak jarang terjadi gangguan
berkemih pada saat kehamilan. Ibu akan merasa lebih sering ingin buang air
kecil. Pada bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus
yang mulai membesar.
Pada kehamilan normal fungsi ginjal cukup banyak berubah. Laju filtrasi
glomerulus dan aliran plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan.Ginjal
wanita harus mengakomodasi tuntutan metabolisme dan sirkulasi ibu yang
meningkat dan juga mengekskresi produk sampah janin. Ginjal pada saat
kehamilan sedikit bertambah besar, panjangnya bertambah 1-1,5 cm. Ginjal
berfungsi paling efisien saat wanita berbaring pada posisi rekumbeng lateral
dan paling tidak efisien pada saat posisi telentang. Saat wanita hamil
berbaring telentang, berat uterus akan menekan vena ekava dan aorta,
sehingga curah jantung menurun. Akibatnya tekanan darah ibu dan frekuensi
jantung janin menurun, begitu juga dengan volume darah ginjal.
Volume renal pada trimester 1 ini juga meningkat 60 ml dari 10 ml pada
wanita yang tidak hamil. LProtein urine secara normal disekresikan 200-
300mg/hari, bila melebihi 300 mg/perhari maka harus diwaspadai terjadi
komplikasi.
2. Trimester II
Kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar mulai berkurang,
karena uterus sudah mulai keluar dari uterus. Pada trimester 2, kandung
kemih tertarik keatas dan keluar dari panggul sejati kea rah abdomen. Uretra
memanjang sampai 7,5 cm karena kandung kemih bergeser kearah atas.

8
Kongesti panggul pada masa hamil ditunjukkan oleh hyperemia kandung
kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa kandung
kemih menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus kandung kemih dapat
menurun. Hal ini memungkinkan distensi kandung kemih sampai sekitar
1500 ml. Pada saaat yang sama, pembesaran uterus mennekan kandung
kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung kemih hanya
berisi sedikit urine.
3. Trimester III
Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun kepintu atas panggul
keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai
tertekan kembali. Selain itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan
metabolisme air menjadi lancar. Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal
kanan dan ureter lebih berdilatasi daripada pelvis kiri akibat pergeseran
uterus yang berat ke kanan akibat terdapat kolon rektosigmoid di sebelah
kiri. Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu
menampung urine dalam volume yang lebih besar dan juga memperlambat
laju aliran urine.

D. Kelainan-kelainan Sistem Perkemihan Pada Ibu Hamil


1. Retensi Akut
Komplikasi yang jarang terjadi pada kehamilan, terkadang timbul pada
minggu ke 12 kehamilan apabila uterus dalam posisi retroversi. Uterus tidak
dapat muncul ke atas melampaui lengkung sacrum pada saat vesica urinaria
penuh uterus akan tertekan.Terdapat circulus visiosus yaitu uterus hanya
dapat muncul keatas kalau vesica urinaria kosong, tetapi vesica urinaria
terjepit antara symphisis pubis dan uterus yang membesar.Pengobatannya
dengan pemasangan kateter urine dan pengosongan vesica urinaria
peperlahan. Setelah itu jarang terjadi komplikasi lagi karena uterus
kemudian dapat berdiri tegak dan menonojol keatas keluar dari cavitas
pelvis.
2. Traktus urinarius
Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering
kencing dan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali.
Disamping itu, terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya
peningkatan sirkulasi darah diginjal pada kehamilan sehingga laju filtrasi
glomerulus juga meningkat sampai 69 %. Rearbsorpsi tubulus tidak berubah,

9
sehingga produk-produk ekresi seperti urea, uric acid, glukosa, asam amino,
asam folik lebih banyak yang dikeluarkan.
Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menurun akibat
pengaruh estrogen dan progesterone. Kencing lebih sering (poliuria), laju
filtrasi meningkat sampai 60 %-150 %. Dinding saluran kemih dapat
tertekan oleh perbesaran uterus, menyebabkan hidroureter dan mungkin
hidronefrosis sementara. Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah
mungkin menurun namun hal ini dianggap normal..
3. Perubahan Sistem Renal
Keluhan sering buang air kecil merupakan keluhan yang sering terjadi
pada awal kehamilan dan berulang lagi pada akhir kehamilan. Hal ini
disebabkan oleh perubahan anatomi dan merupakan hal yang wajar selama
kehamilan.
a. Pada kehamilan dini : Uterus membesar meski masih dalam panggul
sehingga menimbulkan tekanan pada kandung kemih dan akibatnya adalah
pasien sering buang air kecil.
b. Pada pertengahan kehamilan : Uterus sudah keluar dari panggul sehingga
proses miksi berlangsung normal.
c. Pada akhir kehamilan : Terjadi desensus kepala kedalam panggul sehingga
keluh sering buang Air kecil terulang kembali.

E. Perubahan Fisiologis Dalam Kehamilan Dan Kaitannya Dengan Infeksi


Saluran Kemih (ISK)
Kehamilan dapat meningkatkan resiko terkena Infeksi Saluran Kemih
(ISK). Pada kehamilan usia 6 minggu, oleh karena adanya perubahan fisiologis
dalam kehamilan, ureter ibu hamil menjadi dilatasi. Ini juga disebut sebagai
hidronefrosis kehamilan dimana memuncak pada kehamilan minggu ke-22
hingga ke-26 dan kemudian berlanjut sampai saatnya kelahiran. Peningkatan
progesteron dan estrogen saat hamil juga menyebabkan penurunan tonus ureter
dan kandung kemih. Peningkatan volum plasma semasa hamil menyebabkan
penurunan konsentrasi urin dan peningkatan volum urin dalam ginjal. Kombinasi
dari seluruh faktor ini mengakibatkan terjadinya stasis urinari dan uretero-vesikel
refluks. Glikosuria dalam kehamilan juga salah satu faktor terpenting yang
menyebabkan ibu hamil mudah untuk terkena ISK (Loh & Sivalingam, 2007).

10
Terdapat tiga jenis Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang sering terjadi dalam
kehamilan yaitu bakteriuria asimptomatik, sistisis akut dan pielonefritis akut.
Manifestasi klinis dari setiap jenis ISK yang terjadi berbeda- beda.
Bakteriuria asimptomatik terjadi apabila dijumpai 105 colony-forming units
per/ml di dalam urin dan tidak memberikan gejala pada pasien yang mengalami
ISK. Kondisi ini juga bisa didapatkan sebelum ibu hamil memasuki masa
kehamilan. Diperkirakan sebanyak 1,2 – 5% dari anak-anak perempuan
mengalami bakteriuria asimptomatik saat belum mengalami pubertas. Prevalensi
bakteri asimptomatik di dalam kehamilan adalah sebanyak 10%. Nilai serum
interleukin-6 dan serum antibodi yang rendah meningkatkan insidens terjadinya
bakteriuria asimptomatik dalam kehamilan.
Sistisis akut berkaitan dengan infeksi pada kandung kemih, juga pada
daerah uretra. Manifestasi klinis yang dapat membedakan antara asimptomatik
bakteruria dan sistisis akut adalah disuria, tidak dapat menahan untuk berkemih
dan sering berkemih setiap hari. Kebanyakkan ibu hamil tidak mengetahui bahwa
mereka terkena ISK jika dilihat dari manifestasi klinisnya yaitu sering buang air
kecil dan rasa tidak tertahan untuk berkemih karena gejala-gejala ini dilihat
seolah-olah normal dalam kehamilan. (Loh & Sivalingam, 2007).
1. Bakteriuria Asimptomatik
a. Masalah
1) Bakteriuria asimptomatik akan meningkatkan mordibilitas ibu hamil
dan bayi yang dikandungnya.
2) Infeksi Saluran Kemih (ISK) berkaitan dengan kejadian anemia,
hipertensi, kelahiran premature, dan berat badan bayi rendah
(BBLR).
3) Pengobatan bakteriuria, hanya mengurangi pielonefritis menjadi 3%-
4% saja.
4) Tidak perlu pembatasan aktifitas.
b. Penilaian Klinik
Semua wanita hamil sebaiknya dilakukan pemeriksaan laboratorium
urin. Secara mikroskopik, tampak peningkatan jumlah leukosit, sejumlah
eritrosit, bakteri pada specimen urin. Untuk menghindari kontaminasi,
specimen pemeriksaan diambil dari aliran tengah (mid-stream) stelah
daerah genitalia eksterna dicuci terlebih dahulu. Kultur bakteri dan tes
kepekaan antibiotika bila dimungkinkan sebaiknya diperiksa.

11
Bakteriuria asimptomatik pada umumnya tanpa gejala-gejala klinis
yangn dapat dijadikan petunjuk adanya gangguan pada system urinaria.
2. Sistitis
a. Masalah
Sistitis mencakup 0,3% hingga 2% dari keseluruhan kasus ISK.
Sisanya atau sebagian besar kasus, baru terdeteksi pada penapisan
selanjutnya.
b. Penanganan umum
1) Perhatikan hygiene region genital. Cara pembersihan/pembilasan
setelah kemih adalah dengan air dan dibasuh dari depan ke
belakang, kemudian dikeringkan.
2) Atasi keluhan yang menganggu.
3) Asuhan antenatal yang teratur untuk kehamilan dan mengatasi
keluhan/kambuhan.
4) Lakukan terapi sedini mungkin.
5) Pilih antibiotika yang rasional.
c. Penilaian klinik
Hampir 95% infeksi terbatas pada kandungan kemih dan
sebagian besar wanita hamil dengan sistitis mengeluh nyeri pada
daerah supra simfisis atau nyeri saat berkemih (disuria). Gejala dan
tanda lain yang sering dijumpai adalah :
1. Frekuensi berkemih meningkat tetapi jumlahnya sedikit
sehingga menimbulkan rasa tidak puas atau tuntas.
2. Air kemih berwarna lebih gelap dan pada saat seranngan
akut, kadang-kadang berwarna kemerahan.
3. Pada penekanan supra simfisis, akan terasa nyeri local yang
juga menyebar ke daerah lipat paha. Prosedur pemeriksaan
ini juga menyebabkan pasien seperti ingin berkemih.
4. Secara mikroskopik, tampak peningkatan jumlah leukosit,
sejumlah eritrosit, bakteri pada specimen urin. Untuk
menghindari kontaminasi, specimen pemeriksaan diambil
dari aliran tengah (mid-stream) setelah daerah genitalia
eksterna dicuci terlebih dahulu.

12
5. Hasil biakan bakteriologis air kemih, umumnya memberikan
hasil yang positif. Sringkali dijumpai piuria atau hematuria
(gross hematuria).

3.Pielonefritis
a.Masalah
1. Sekitar 1%-2% wanita hamil, mengalami pielonefritis akut.
2. Kondisi ini merupakan masalah utama saluran kemih pada wanita
hamil.
3. Dua pertiga kasus pielonefritis akut, didahului oleh bakteriuria
asimptomatik.
4. Pielonefritis sangat berkaitan dengan statis aliran air kemih akibat
perubahan-perubahan system saluran kemih selama kehamilan.
Dilatasi ureter terjadi akibat pengaruh hormon (progesterone) dan
obstruksi mekanik relative akibat pembesaran uterus.
5. Dari keseluruhan kasus pielonefritis akut, 9% terjadi pada trimester
pertama, 46% pada trimester kedua, dan 45% pada trimester ketiga.

b.Gejala

Demam tinggi, menggigil, sakit pinggang hebat, mual, muntah,


nafsu makan kurang, oliguria dan anuria.Periksa urin dijumpai
lekosit yang banyak bergumpal.Pengaruh penyakit terhadap
kehamilan:
1. Bisa berpengaruh terhadap hasil konsepsi seperti abortus, partus
prematurus dan kematian janin.
2. Bila cepat diobat kehamilan berjalan sampai cukup bulan dan
persalinan akan normal. Pengakhiran kehamilan biasanya tidak
perlu; kecuali penyakit tidak mempunyai respons terhadap
terapi.

Pengaruh kehamilan terhadap penyakit:


Pielitis dan sistitis lebih mudah terjadi dalam kehamilan.
Penyakit yang telah ada menjadi lebih berat karena kehamilan.

13
c. Penanganan umum
1. Wanita hamil dengan Pielonefritis akut, harus dirawat inapkan.
Karena penderita sering mengalami mual muntah
2. Bila penderita datang dalam keadaan syok, segera lakukan
pemasangan infus untuk restorasi cairan dan pemberian
medikamentosa. Pantau tanda vital dan diuresis secara berkala.
3. Wanita harus istirahat berbaring miring kea rah yang tidak sakit.
4.
F. Keluhan yang Muncul Pada Adaptasi Fisiologis Sistem Perkemihan Pada
Ibu Hamil
Keluhan sering kencing, sering kencing pada waktu malam, terkencing-
kencing pada saat ada tekanan batuk, tertawa. Cara mengatasi:
1. Waspadai tanda-tanda infeksi saluran kencing : sakit dan panas
saat kencing, rasa kencing tidak puas.
2. Kurangi minum pada waktu malam.
3. Kegel exercise untuk menguatkan otot-otot dasar panggul.

2. Imunologi
A. Pengertian Sistem Imunologi
Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh
luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme.
Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh
terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing
lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi
tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang
menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan
juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini
juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.
B. Respon Imunologi
Respons imun adalah respons tubuh berupa suatu urutan kejadian yang
kompleks terhadap antigen, untuk mengeliminasi antigen. Respons ini dapat
melibatkan berbagai macam sel dan protein, terutama sel makrofag, sellimfosit,
komplemen dan sitokin yang saling berinteraksi secara kompleks. Mekanisme
pertahanan tubuh terdiri atas mekanisme pertahan non spesifik dan mekanisme
pertahanan spesifik (Akib, dkk., 2010).

14
Tahapan Respon Sistem Imun
a. Deteksi dan mengenali benda asing
b. Komunikasi dengan sel lain untuk merespon
c. Rekruitmen bantuan dan koordinasi respon
d. Destruksi atau supresi penginvasi

Fungsi respons imun


a. Pertahanan (Defense): terhadap benda asing/mikroba
b. Homeostasis: eliminasi sel tak berguna/debris
c. Pengawasan (Surveillance): bertugas untuk waspada dan mengenal adanya
perubahan-perubahan dan secara cepat membuang sel-sel yang abnormal
tersebut.

C. Sistem Kekebalan Pada Trimester I,II dan III


a. Trimester I
Peningkatan pH vagina menyebabkan wanita hamil rentan terhadap
infeksi vagina. Sistem pertahanan tubuh ibu tetap utuh, kadar immunoglobin
dalam kehamilan tidak berubah.
b. Trimester II
Janin sebenarnya merupakan benda asing bagi ibunya karena hasil
pertemuan dua gamet yang berlainan. Namun ternyata janin dapat diterima
oleh sistem imunitas tubuh, hal ini merupakan keajaiban alam dan belum ada
gambaran jelas tentang mekanisme sebenarnya yang berlangsung pada tubuh
ibu hamil. Imunologi dalam janin kebanyakan dari ibu ke janin sekitar 16
minggu kehamilan dan terus meningkat ketika kehamilan bertambah, tetapi
sebagian besar lagi diterima janin selama empat minggu terakhir kehamilan.
c. Trimester III
Human chorionic gonadotropin dapat menurunkan respons imun wanita
hamil. Selain itu, kadar IgG, IgA, dan IgM serum menurun mulai dari
minggu ke 10 kehamilan, hingga mencapai kadar terendah pada minggu ke
30 dan tetap berada pada kadar ini hingga trimester terakhir. Perubahan–
perubahan ini dapat menjelaskan peningkatan resiko infeksi yang tidak
masuk akal pada wanita hamil.

15
Sistem imun mengacu pada kemampuan tubuh menahan atau
mengeliminasi benda asing atau sel abnormal yang potensial berbahaya.
Aktifitas-aktifitas berikut berkaitan dengan sistem pertahanan imun, yang
berperan penting dalam mengenali dan menghancurkan atau menetralisasi
benda-benda di dalam tubuh yang dianggap asing oleh “tubuh
normal”.Pertahanan terhadap patogen penginvasi (mikroorganisme penghasil
penyakit misalnya, virus dan bakteri).
Pengeluaran sel-sel yang “aus” (misalnya sel darah merah yang tua)
dan debris jaringan (misalnya jaringan yang rusak oleh trauma atau
penyakit). Yang terakhir ini penting untuk penyembuhan luka dan perbaikan
jaringan.
Identifikasi dan destruksi sel abnormal atau mutan yang berasal dari tubuh
sendiri. Fungsi ini, yang diberi nama surveilans imun, adalah mekanisme
pertahanan internal utama terhadap kanker.
Respon imun yang tidak sesuai yang menimbulkan alergi, yaitu
tubuh bereaksi terhadap zat kimia dari lingkungan yang tidak berbahaya,
atau penyakitautoimun, yaitu saat sistem pertahanan secara salah
menghasilkan antiboditerhadap tubuh sendiri, sehingga terjadi kerusakan sel
jenis tertentu dalam tubuh.
Penolakan sel-sel jaringan asing, yang menjadi kendala utama dalam
transplantasi organ.Peranan utama dari sistem imun adalah untuk melindungi
tubuh dari invasi organisme asing dan produk toksin mereka. Hal ini
membutuhkan kemampuan untuk mendiskriminasikan antara self antigen
dan nonself antigen, sehingga sistem imun dapat merusak organisme yang
menyerang dan bukan jaringan normal. Dalam kehamilan, janin yang
merupakan antigen asing bertumbuh didalam ibunya selama 9 bulan, tidak
terancam oleh sistem imun ibu. Singkatnya, adaptasi imun harus terjadi pada
kehamilan yang sangat penting untuk kelangsungan hidup janin sambil
mempertahankan kemampuan ibu untuk melawan infeksi.
Pada ibu hamil terjadi perubahan pH pada vagina, sekresi vagina
berubah dari asam menjadi lebih bersifat basa sehingga pada ibu hamil lebih
rentan terhadap infeksi pada vagina. Mulai kehamilan 8 minggu sudah
kelihatan gejala terjadinya kekebalan dengan adanya limfosit–limfosit.
Semakin bertambahnya umur kehamilan maka jumlah limfosit semakin
meningkat. Dengan tuanya kehamilan maka ditemukan sel–sel limfoid yang

16
berfungsi membentuk molekul imunoglobulin. Imunoglobulin yang dibentuk
antara lain :
1. Gamma–A imunoglobulin:
Dibentuk pada kehamilan dua bulan dan baru banyak ditemukan
pada saat bayi dilahirkan.
2. Gamma–G imunoglobulin:
Pada janin diperoleh dari ibunya melalui plasenta dengan cara
pinositosis, hal ini yang disebut kekebalan pasif yang diperoleh dari ibunya.
Pada janin ditemukan sedikit tetapi dapat dibentuk dalam jumlah banyak
pada saat bayi berumur dua bulan.
3. Gamma–M imunoglobulin:
Ditemukan pada kehamilan 5 bulan dan meningkat segera pada saat
bayi dilahirkan.

17
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada setiap kehamilan akan terjadi perubahan-perubahan anatomi sesuai
tingkat usia kehamilan ibu hamil tersebut. Perubahan tersebut dimulai pada
trimester awal sampai trimester terakhir kehamilan yaitu trimester III.
Pada sistem perkemihan pada awal trimester sudah menunjukkan gejala
sering buang air kecil akibat didesak oleh fetus dan berlangsung sampai trimester
III. Setelah 16 minggu pembesaran uterus akan membuat ureter menjadi dilatasi
untuk menampung banyaknya urin. Ukuran ginjal sedikit bertambah besar,
vaskularisasi meningkat karena pengaruh progesterone. Laju filtrasi glomerulus
dan aliran plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan dan menurun pada akhir
kehamilan . Glukosaria (kadar glukosa dalam urin) meningkat pada
kehamilan.Perubahan struktur ginjal merupakan aktifitas hormonal (estrogen dan
progesterone), tekanan yang timbul akibat pembesaran uterus, dan peningkatan
volume darah. Perubahan ini disebabkan karena perubahan hormon- hormon pada
ibu hamil seperti hormon estrogen, progesteron, dan hCG. sistem Imunologi yaitu
sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ
khusus pada suatu organisme.
Perubahan imunologi pada ibu hamil antara lain, yaitu peningkatan pH
vagina, alergi, dan penurunan respon imun wanita hamil yang disebabkan karena
adanya hormon Hcg dan kadar serum-serum di tubuh menurun.

18
DAFTAR PUSTAKA

Coad, Jane dan Dunstall, Melvyn. 2007. Anatomi dan Fisiologi untuk Bidan.
Jakarta : EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat. Jakarta. Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sulistyawati. 2009. Asuhan Kebidanan Pasa Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba


Medika.

Winkjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo

Ardiani, Anindita Kusuma. 2010. Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada Ibu
Hamil TM 1,2,3. :
http://eprints.undip.ac.id/43723/3/Anindita_Kusuma_Ardiani_G2A009148_BabIIK
TI.p df. Diakses pada 30 Juli 2019.

Husin, Farid. 2015. Asuhan Kehamilan Berdasarkan Bukti. Jakarta: Sagung Seto

Sarwono, Prawirohardjo. 2010 . Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka.

Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem ed 2. Jakarta: EGC.

Tyastuti, Siti. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta Selatan: Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia

19

Anda mungkin juga menyukai