Anda di halaman 1dari 171

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.

A
DENGAN PENERAPAN AROMATERAPI SAAT PERSALINAN
DI PMB BIDAN E KECAMATAN COMPRENG
KABUPATEN SUBANG

TUGAS AKHIR
Untuk memenuhi salah satu syarat tugas akhir dalam menyelesaikan
pendidikan D-III Kebidanan di Jurusan Kebidanan Bandung
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

Disusun oleh :

ULFIYAH KHOERUNNISA
NIM P17324119065

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN KEBIDANAN BANDUNG
2022
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. A
DENGAN PENERAPAN AROMATERAPI SAAT PERSALINAN
DI PMB BIDAN E KECAMATAN COMPRENG
KABUPATEN SUBANG

TUGAS AKHIR
Untuk memenuhi salah satu syarat tugas akhir dalam menyelesaikan
pendidikan D-III Kebidanan di Jurusan Kebidanan Bandung
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

Disusun oleh :

ULFIYAH KHOERUNNISA

NIM P17324119065

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN KEBIDANAN BANDUNG
2022

i
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
Yulinda,SST.,MPH

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. A


DENGAN PENERAPAN AROMATERAPI SAAT PERSALINAN
DI PMB BIDAN E KECAMATAN COMPRENG
KABUPATEN SUBANG

Disusun Oleh :

Ulfiyah Khoerunnisa

NIM P17324119065

Telah disetujui untuk diperiksa dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji


Tugas Akhir Program studi D-III Kebidanan Jurusan Kebidanan Bandung
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

Pembimbing

Kurniaty Ulfah, SST., M.kes

NIP. 198301142006042002

ii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

2022 LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. A


DENGAN PENERAPAN AROMATERAPI SAAT PERSALINAN
DI PMB BIDAN E KECAMATAN COMPRENG
KABUPATEN SUBANG

Disusun Oleh :

Ulfiyah Khoerunnisa
NIM P17324119065

Telah dipertahankan dihadapan tim penguji


Pada Tanggal 2 juni 2022
Penguji I Penguji II

Bd. Santi Sofiyanti, S. Keb,. M. Kes,. AIFO Sri Wisnu Wardhani, S.ST.,M.keb
NIP . 198301042003122002 NIP. 198002092002122001

Pembimbing

Kurniaty Ulfah, SST., M.kes

NIP. 198301142006042002

Mengetahui,
Ketua Jurusan Kebidanan Bandung
Poltekkes Kemenkes Bandung

Yulinda SST., MPH


NIP.197507162002122001

iii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :

Nama : Ulfiyah Khoerunnisa

NIM : P17324119065

Program studi : Kebidanan

Angkatan : 2019

Jenjang : DIII

Menyatakan bahwa saya tidak akan melakukan plagiat dalam penulisan


laporan tugas akhir yang berjudul :

“ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. A


DENGAN PENERAPAN AROMATERAPI SAAT PERSALINAN
DI PMB BIDAN E KECAMATAN COMPRENG KABUPATEN
SUBANG”

Adapun karya yang pernah ditulis sebelumnya secara tertulis di kutip


dalam laporan ini di sebutkan dalam daftar pustaka

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Mei 2022

Penulis

iv
RIWAYAT HIDUP

Nama : Ulfiyah Khoerunnisa

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 01 Juni 2002

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : KP.Babakan Priangan Rt02 Rw05 Desa Tagogapu

kecamatan padalarang Kabupaten bandung barat

E-mail : Khoirunnisaulfiyah@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

- MI.Hidayaturrohman (2007 - 2013)

- SMPN 2 Cipatat (2013 – 2016)

- SMAN 1 Padalarang (2016 – 2019)

- D III Kebidanan Bandung (2019 - 2022)

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berbagai kemudahan, serta karunia yang tak terhingga, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul “Asuhan kebidanan
komprehensif pada Ny. A dengan penerapan aromaterapi saat persalinan di PMB
Bidan E kecamatan Compreng kabupaten Subang” Tugas akhir ini disusun untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar ahli madya kebidanan di
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung.
Dalam menyusun laporan ini penulis mendapatkan banyak bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih banyak kepada :

a. Bapak Alm. Dr. Ir. H. Osman Syarief, MKM selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung.
b. Ibu Yulinda, MPH selaku Ketua Jurusan Kebidanan Bandung Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung.
c. Ibu Dian Nur Hadianti, M.Kes selaku Ketua Program Studi D-III Jurusan
Kebidanan Bandung Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Bandung.
d. Ibu Kurniaty Ulfah, SST., M.kes selaku dosen pembimbing yang telah
memberi bimbingan dan arahan serta motivasi tugas akhir ini dapat
terwujud.
e. Ibu Estining wiyati SST,. M. Keb selaku pembimbing lahan yang telah
memberi izin dan membantu penyelesaian tugas akhir ini
f. Ny. A dan keluarga telah membantu dalam proses pengumpulan informasi
dan ketersediaan menjadi subjek dalam Laporan Tugas Akhir ini.
g. Pimpinan Puskesmas Compreng beserta pegawai yang telah memberi ijin
dan membantu penyelesaian tugas akhir ini.
h. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik moral
maupun materiil, serta kasih sayang yang tiada terkira.
i. Seluruh teman-teman mahasiswa Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Bandung yang telah memberikan dukungan baik

vi
berupa motivasi maupun kompetisi yang sehat dalam penyusunan Tugas
Akhir ini.
j. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis ungkapkan satu persatu,
yang ikut andil dalam terwujudnya tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan tugas akhir ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan Tugas Akhir ini. Demikian laporan tugas akhir ini penulis susun,
semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Demikian laporan tugas akhir ini penulis susun, semoga dapat bermanfaat
bagi semua pihak.

Bandung, Mei 2022


Penulis

Ulfiyah Khoerunnisa
NIM P1732411906

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR ii


LEMBAR PENGESAHAN iii
LEMBAR PENYATAAN iv
RIWAYAT HIDUP v

KATA PENGANTAR vii


DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR LAMPIRAN xi
ABSTRAK 1
ABSTRACT 2
BAB I 3
PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Laporan 5
1. Tujuan Umum 5
2. Tujuan Khusus 6
D. Manfaat Laporan 6
1.Teoritis 6
2.Praktis 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8


A. Konsep Dasar Kehamilan 8
B. Konsep Dasar Persalinan 20
C. Konsep dasar nyeri 32
D. Aromaterapi 39
E. Konsep Dasar Nifas 45

viii
F. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir 56
G. Standar Pelayanan Kebidanan 64
H. Kewenangan Bidan 64
I. Kerangka Konsep 67
J. Kerangka Berpikir/Pemecahan Masalah 68
BAB III 69
METODOLOGI 69
A. Jenis Laporan 69
B. Lokasi dan Waktu 69
C. Subyek Laporan Kasus 69
D. Instrumen Laporan Kasus 69
E. Teknik Pengumpulan Data 70
F. Alat dan Bahan 70
G. Etika Penelitian 71
H. Triangulasi Data 72
BAB IV 73
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN 73
A. Error: Reference source not found73
B. Error: Reference source not found73
C. 134132
BAB V 144
SIMPULAN DAN SARAN 144
A. 146144
B. 147145
DAFTAR PUSTAKA 146

ix
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri menurut Leopold 9

Tabel 2.2 Anjuran pertambahan berat badan ibu hamil menurut IMT 12

Tabel 2.3 Jadwal kontak antenatal care 16

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Klien 150

Lampiran 2 Lembar Informed Consent 151

Lampiran 3 Lembaar Hasil penghitungan Skala nyeri 152

Lampiran 4 Lembar Partograf 154

Lampiran 5 Dokumentasi 155

xi
xii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN BANDUNG
TUGAS AKHIR, 2022

ULFIYAH KHOERUNNISA
P17324118065

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. A DENGAN


PENERAPAN AROMATERAPI SAAT PERSALINAN DI PMB BIDAN E
KECAMATAN COMPRENG KABUPATEN SUBANG

ABSTRAK

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, serta kontraksi


uterus, dan janin turun kedalam jalan lahir sehingga menyebabkan nyeri pada
persalinan. Nyeri persalinan merupakan proses fisiologis yang disebabkan oleh
kontraksi yang menyebabkan adanya pembukaan serviks. Beberapa hasil
penelitian mengatakan bahwa aromaterapi dapat membantu mengurangi nyeri dan
kecemasan selama persalinan.
Laporan ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan melakukan
asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. A dengan penerapan aromaterapi.
Asuhan kebidanan komprehensif dimulai sejak April hingga Mei 2021 dengan
subjek penelitian seorang perempuan dengan dimulai sejak usia kehamilan 36-38
minggu hingga masa nifas serta bayinya.
Selama proses asuhan komprehensif, ditemukan masalah selama masa
kehamilan, klien mengalami ketidaknyamanan fisiologis yaitu tidur terlalu larut,
pada persalinan laserasi derajat dua, pada masa nifas dan bayi baru lahir tidak
ditemukan masalah atau penyulit. Pada saat melakukan asuhan kebidanan
komprehesif terdapat kesenjaga paa saat proses penjahitan tidak di lakukan
anestesi. Inovasi yang diberikan dalam asuhan komprehensif ini adalah
menggunakan metode aromaterapi dalam persalinan. Dapat diambil kesimpulan
bahwa aromaterapi efektif dalam mengurangi nyeri persalinan.

Kata kunci: asuhan kebidanan komprehensif, penerapan, aromaterapi

Kata kunci : Asuhan komprehensif


Referensi : 29 jurnal + 20 buku

BANDUNG HEALTH POLYTEHCNIC MINISTRY OF HEALTH


BANDUNG MIDWIFERY STUDI PROGRAM
SCIENTIFIC PAPER, 2022
ULFIYAH KHOERUNNISA
P17324119065

COMPREHENSIVE MIDWIFE CARE IN NY. A WITH THE


APPLICATION OF AROMATHERAPY DURING DELIVERY AT PMB
BIDAN E, COMPRENG DISTRICT, SUBANG REGENCY

ABSTRAC

Birth involves the removal and removal of cervical, as well as the


contraction of the uterus, and the fetus descent into the birth canal, causing birth
pangs. Birth pangs are a physiological process caused by contractions that leads
to the opening of the cervix. Some studies say that aromatherapy can help reduce
pain and anxiety during childbirth. The objective of this final task is to perform
comprehensive obstetrics with aromatherapy at 1 active phase.
The report approaches the case study by providing comprehensive
obstetrics for Mrs. Adams. A with aromatherapy application. Comprehensive
obstetrics upbringing starts from April to May 2021 with a female research
subject beginning at the age of 36-38 weeks through nifas and her baby.
During the comprehensive mothering process, the client experienced a
physiological discomfort of oversleep, of childbirth at second degree laceration,
and of nifas and newborn babies there was no problem or igniter. On the
commission of ob-gyn there was a paan as the sewing process was not
anesthetised. The innovation given in this comprehensive upbringing is the use of
aromatherapy in childbirth. The conclusion may be made that aromatherapy is
effective in reducing labor pains.
Keywords:
comprehensive midwifery care, application, aromaterapy

Keywords : Comprehensive care


Reference : 29 journal + 20 book

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan proses yang alamiah dan terjadi secara

fisiologis yang akan berlanjut dengan proses persalinan dan masa nifas.

Pada saat proses persalinan, ibu akan banyak mengalami perubahan baik

kondisi fisik maupun fisikis Perubahan fisik yang terjadi pada ibu hamil

umumnya akan membuat ketidaknyamanan bagi ibu hamil dan merasa

khawatir yang berlebihan yang dapat berpengaruh terhadap fisikis ibu.

(Saiffudin, 2014). Salah satu ketidak nyamanan pada ibu hamil adalah ibu

seringkali merasakan cemas/ gelisah ketikan akan menghadpi proses

persalinan.

Menurut Stuart dan Sundeen (2016) Kecemasan dipicu oleh hal yang

tidak diketahui dan menyertai semua pengalaman baru, seperti masuk

sekolah, memulai pekerjaan baru atau melahirkan anak. Rasa cemas

tersebut dapat mengganggu proses persalinan dan mengakibatkan lamanya

proses persalinan yang menimbulkan partus macet. (Kurniasih dan

Handayani, 2014). Survei menunjukkan bahwa persalinan lama dapat

menyebabkan kondisi darurat ibu dan bayi. Pada ibu, perdarahan, syok,

dan pada bayi bisa menyeybabkan kematian bayi, gawat janin, asfiksia,

dan Caput. Pada saat persalinan, jika seseorang merasa cemas maka otak

akan mengalirkan zat yang menutup pengeluaran endorphin sehingga

3
semakin luar biasa sakit yang dirasakan (Aprilia, 2010). Association for

the Study of Pain menyatakan Nyeri merupakan pengalaman emosional

dan sensori yang tidak menyenangkan yang muncul dari kerusakan

jaringan secara actual atau potensial atau menunjukkan adanya kerusakan

(Nanda,2006). Keadaan seperti ini di kemukakan oleh beberapa para ahli .

Menurut Bobak (2012) rasa cemas dan nyeri saat persalinan dapat

dikendalikan melalui metode farmakologi dan metode nonfarmakologi.

Metode non farmokologis yang umum digunakan untuk menurunkan nyeri

persalinan adalah tehnik aromaterapi. Aromaterapi adalah teknik yang

dapat meningkatkan kenyamanan ibu saat melahirkan dan mempengaruhi

efektivitas adaptif pengalaman persalinan . Terdapat beberapa jenis aroma

terapi diantaranya aroma terapi Lavender, melati, Rose, Lemon, dan lain-

lain. Pengetahuan mengenai metode pemberian aromaterapi tersebut sang

at bermanfaat bagi ibu bersalin selain ibu bersalin pengetahuan tersebut ju

ga bermanfaat bagi seorang bidan dimana bidan menjadi salah satu profesi

yang paling dekat dengan perempuan.

Seorang perempuan harus mendapatkan pelayanan kesehatan yang

berkelanjutan. Continuity of care atau asuhan yang berkelanjutan adalah

pelayanan berkesinambungan dalam kebidanan pada perempuan sepanjang

masa kehamilan, kelahiran, serta masa postpartum. Tujuan asuhan

berkelanjutan adalah untuk menjamin kesehatan ibu, menurunkan angka

kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir, menjamin tercapainya

kualitas hidup dan terwujudnya hak-hak reproduksi, memelihara dan

4
meningkatkan mutu kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang bermutu, aman

dan bermanfaat sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(Kementerian Kesehatan RI, 2014) Bidan adalah seorang pendamping

wanita dimana wanita terseut akan melewati tahapan-tahapan alami

kehidupan. Meski prosesnya alami, bukan berarti tanpa risiko. Oleh karena

itu asuhan Continuity Care perlu mampu mendeteksi dini masalah kesehatan

atau bahkan mencegah terjadinya komplikasi kesehatan ibu dan anak.

Berdasarkan pemaparan di atas penulis tertarik melakukan asuhan yang

berjudul “Asuhan kebidanan kompehersif pada Ny.A dengan penerapan

Aromaterapi pada saat persalinan di Praktik bidan mandiri (PMB) E

kecamatan compreng kabupaten Subang “

B. Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.A dengan penerapan

Aromaterapi pada saat persalinn di PMB Bidan E kecamatan compreng

kabupaten subang?

C. Tujuan Laporan Kasus

1. Tujuan Umum

Tujuan dari laporan tugas akhir ini adalah untuk menerapkan asuhan

kebidanan komprehensif pada Ny. A di PMB Bidan E kecamatan

Compreng kabupaten Subang sesuai kewenangan dan standar pelayanan

kebidanan dengan pendekatan manajemen kebidanan dan

pendokumentasian SOAP.

5
2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan asuhan kebidanan kehamilan Ny.A dengan

penerapan Aromaterapi pada saat persalinan

b. Mampu melakukan asuhan kebidanan persalinan dengan penerapan

Aromaterapi pada saat persalinan

c. Mampu melakukan asuhan kebidanan nifas dan menyusui dengan

penerapan Aromaterapi pada saat persalinan

d. Mampu melakukan asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan

dengan penerapan Aromaterapi pada saat persalinan

e. Mampu menganalisis kesenjangan teori dan praktik dalam

memberikan asuhan.

D. Manfaat Laporan Kasus

1. Manfaat Teoritis

Manfaat Teori Untuk meningkatkan bahan studi dalam pengelolaan


nyeri pada persalinan, wawasan yang dapat diterapkan saat mengumpulkan
data studi dan menganalisis kasus

2. Manfaat Praktis
a. Untuk Tempat Praktik

Dapat menjadi bahan masukan bagi bidan dalam meningkatkan

kualitas pelayanan dan pelaksanaan Asuhan Kebidanan

Komprehensif khususnya dengan penerapan aromaterapi.

b. Untuk Klien

6
Agar klien mendapat asuhan kebidanan komprehensif khususnya

dalam penerapan aromaterapi pada saat persalinan serta dapat

meningkatkan pengetahuan tentang manajemen rasa sakit pada

persalinan menggunakan aromaterapi dan pemanfaatan aromaterapi

pada saat persalinan. Sehingga pemahanan ibu meninggkat

E. Keaslian Laporan Studi Kasus

Penulis menjamin bahwa laporan tugas akhir ini mengenai "Asuhan

Kebidanan Komprehensif pada Ny. A dengan Penerapan Aromaterapi pada

saat persalinan di wilayah kerja puskesmas compreng Kabupaten Subang

Tahun 2022" ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Laporan tugas akhir

ini dilakukan pada periode bulan Maret s.d. April 2021. Tugas akhir yang

penulis buat merupakan laporan dari asuhan kebidanan komprehensif yang

telah dilakukan langsung oleh penulis di tempat, waktu dan pasien yang

tertera pada studi kasus ini dan tidak ada rekayasa apapun dalam pembuatan

laporan ini. Adapun sumber yang digunakan dalam Tugas Akhir ini telah

dicantumkan di dalam daftar pustaka

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kehamilan


1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan proses yang alamiah dan normal. Perubahan
yang terjadi pada wanita hamil bersifat fisiologis, bukan patologis.
Walau tidak dipungkiri dalam beberapa kasus mungkin dapat terjadi
komplikasi sejak awal karena kondisi tertentu atau komplikasi tersebut
terjadi kemudian. Ibu hamil juga perlu merasakan adanya tanda-tanda
bahaya kehamilan. Apabila tanda-tanda bahaya dalam kehamilan ini
tidak dilaporkan atau terdeteksi, dapat mengancam jiwanya (Marmi,
2011).
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis.
Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah
mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan
seorang pria sangat besar kemungkinan akan mengalami kehamilan
(Mandriwati, 2008).
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan Janin intrauterin
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan
(Manuaba, 2007).Lamanya kehamilan dari ovulasi sampai partus kira-
kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu)
(Wiknjosastro, 2010).
Kehamilan berarti mulainya kehidupan berdua dimana ibu
mempunyai tugas penting untuk memelihara janinnya sampai cukup
bulan dan menghadapi proses persalinan (Manuaba, 2007).

2. Perubahan Anatomi Dan Fisiologis Pada Trimester III


a. Uterus

8
Untuk akomodasi pertumbuhan janin, ukuran rahim pada

kehamilan normal atau cukup bulan adalah 30 x 25 x 20 cm dengan

kapasitas lebih dari 4000 cc. Beratnyapun naik dari 30 gram

menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan (40 minggu) . Pada usia

kehamilan 20-34 minggu, tinggi fundus uteri diukur yang dalam

satuan sentimeter (cm. Pengukuran TFU bertujuan untuk memantau

perkembangan janin seperti pertumbuhan janin terhambat atau

makrosomia, dan volume cairan amnion. Pengukuran TFU dengan

palpasi abdomen merupakan prosedur rutin yang dilakukan pada

kunjungan antenatal. (Simanjuntak & Simanjuntak, 2020)

Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri menurut Leopold

Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uterus


(Minggu)
(TFU)

22 – 28 Minggu 24 – 24 cm di atas simfisis

28 Minggu 26,7 cm di atas simfisis

30 Minggu 29,5 – 30 cm di atas simfisis

32 Minggu 29,5 – 30 cm di atas simfisis

34 Minggu 31 cm di atas simfisis

36 Minggu 32 cm di atas simfisis

38 Minggu 33 cm di atas simfisis

40 Minggu 37,7 cm di atas simfisis

Sumber : Sari, Anggita dkk (2015)

b. Ovarium

9
Biasanya hanya satu korpus luteum yang ditemukan pada

wanita hamil. Struktur ini berfungsi maksimal selama 6 sampai 7

minggu pertama kehamilan-4 sampai 5 minggu pasca ovulasi dan

setelah itu tidak banyak berkontribusi dalam produksi progesteron.

(Cunningham, 2012)

c. Vagina dan Perineum

Selama kehamilan, terjadi peningkatan vaskularitas dan

hiperemia pada bagian kulit dan otot di perineum dan vulva,

disertai perlunakan jaringan ikat di bawahnya. Meningkatnya

vaskularitas sangat memengaruhi vagina dan menyebabkan

wamanya menjadi keunguan (tanda Chadwick). Adapun dinding

vagina mengalami perubahan mencolok sebagai persiapan untuk

meregang saat persalinan dan pelahiran. (Cunningham, 2012)

d. Payudara

Pada minggu-minggu awal kehamilan, wanita sering

merasakan parestesia dan nyeri payudara. Setelah bulan kedua,

payudara membesar dan memperlihatkan vena-vena halus di bawah

kulit. Puting menjadi jauh lebih besar, berwama lebih gelap, dan

lebih tegak. Setelah beberapa bulan pertama, pemijatan lembut

pada puting sering menyebabkan keluamya cairan kental

kekuningan (kolostrum). Selama bulan-bulan tersebut, areola

menjadi lebih lebar dan lebih gelap. Di areola tersebar sejumlah

tonjolan kecil, kelenjar Montgomery, yaitu kelenjar sebasea

10
hipertrofik. Jika peningkatan ukuran payudara berlebihan, dapat

terbentuk stria seperti yang terjadi di abdomen. (Cunningham,

2012)

e. Perubahan Kardiovaskuler

Jantung mengalami perubahan letak akibat terdesak oleh

diafragma. Sehingga bentuk jantung sedikit melebar, yang

berakibat detak jantung ibu hamil meningkat sekitar 10

detak/menit. Adapun tekanan darah mengalami peningkatan

akibatnya terjadi edema tungkai bawah karena perbedaan tekanan

darah ekstremitas bawah pada kehamilan aterm. (Cunningham,

2012)

f. Perubahan pada ginjal

Perubahan progesteron selama kehamilan yang menyebabkan

vasodilatasi perifer pembuluh darah terjadi pula vasodilatasi pada

saluran kemih. Peningkatan volume darah serta plasma dan

vasodilatasi pembuluh darah menyebabkan peningkatan aliran

darah ke seluruh organ termasuk ginjal meningkat sebesar 60-70%.

(Johariyah, 2012)

g. Perubahan pada pencernaan

Perubahan perasaan mual dan muntah yang berlangsung

sampai minggu ke-14 sampai 16 sejak terlambat sekitar 2 minggu,

disebut emesis gravidarum. Seiring dengan kemajuan kehamilan,

lambung dan usus tergeser oleh uterus yang terus membesar.

11
Pirosis (heartburn) sering dijumpai pada kehamilan dan

kemungkinan besar disebabkan oleh refluks sekresi asam ke

esofagus bawah. Hemoroid cukup sering terjadi selama kehamilan.

Kelainan ini terutama disebabkan oleh konstipasi dan peningkatan

tekanan di vena-vena di bawah uterus yang membesar.

(Cunningham, 2012)

h. Perubahan Berat Badan

Penambahan berat badan yang diharapkan selama kehamilan

bervariasi antara satu ibu dengan yang lainnya. Faktor utama yang

menjadi pertimbangan untuk merekomendasi kenaikan BB adalah

kesesuaian BB sebelum hamil terhadap tinggi badan, yaitu apakah

ibu tergolong kurus, normal, atau gemuk (Wagiyo & Putrono,

2016). Metode yang paling umum digunakan untuk menilai

kesesuaian BB terhadap TB adalah Body Mass Index (BMI) atau

Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan rumus:

BB
IMT=
TB ²

Berdasarkan rekomendasi (WHO, 2016), Peningkatan berat


badan selama hamil sebagai berikut

Tabel 2.1 Peningkatan Berat badan Selma hamil


Rekomendasi peningkatan berat b
IMT Kategori
adan total selama kehamilan
< 18,5 kg/m² Under weight 12.5-18 kg
18.5 - 24.9 kg/ Normal weig
m² ht 11.5 - 16 kg

12
25-29.9 kg/m² Over weight 7 - 11.5 kg
> 30 kg/m² Obese 5-9 kg
Sumber : (WHO, 2016)

i. Sistem Pernafasan

Wanita hamil sering mengeluh sesak dan pendek napas. Hal

ini disebabkan oleh usus yang tertekan ke arah diafragma akibat

pembesaran rahim. Kapasitas vital paru meningkat sedikit selama

hamil. Seorang wanita hamil selalu bernafas dada (thoracic

breathing). (Rustam Mochtar, 1998: 38)

3. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil


a. Oksigen

Pada kehamilan terjadi perubahan pada sistem respirasi untuk

dapat memenuhi kebutuhan O2, di samping itu terjadi desakan

diafragma karena dorongan rahim yang membesar. Sebagai

kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang

meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam. Hal ini akan

berhubungan dengan meningkatnya aktifitas paru-paru olehkarena

selain untuk mencukupi kebutuhan O2 ibu, juga harus mencukupi

kebutuhan O2 janin. Ibu hamil kadang–kadang merasakan sakit

kepala, pusing ketika berada di keramaian misalnya di pasar, hal ini

13
disebabkan karena kekurangan O2. Untuk menghindari kejadian

tersebut hendaknya ibu hamil menghindari tempat kerumunan

banyak orang. Untuk memenuhi kecukupan O2 yang meningkat,

supaya melakukan jalan–jalan dipagi hari, duduk–duduk di bawah

pohon yang rindang, berada di ruang yang ventilasinya cukup.

b. Nutrisi

Untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi selama masa

hamil, banyak diperlukan zat gizi dalam jumlah yang lebih besar

dari pada sebelum hamil. Pada ibu hamil akan mengalami BB

bertambah, penambahan BB bisa diukur dari IMT (Indeks Masa

Tubuh) / BMI (Body Mass Index) sebelum hamil. IMT dihitung

dengan cara BB sebelum hamil dalam kg dibagi (TB dalam m)2

misalnya : seorang perempuan hamil BB sebelum hamil 50 kg,TB

150 cm maka IMT 50/(1,5)2 = 22.22 (termasuk normal).

c. Personal hygiene

Personal hygiene pada ibu hamil adalah kebersihan yang

dilakukan oleh ibu hamil untuk mengurangi kemungkinan infeksi,

karena badan yang kotor yang banyak mengandung kuman-kuman.

d. Seksual

Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama

tidak ada riwayat penyakit seperti berikut ini :

1) Sering abortus dan kelahiran premature

2) Perdarahan pervaginam

14
3) Coitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu

terakhir kehamilan

4) Bila ketuban sudah pecah, coitus dilarang karena dapat

menyebabkan infeksi janin intra uteri.

e. Pakaian

Pakaian yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah pakaian

yang longgar, nyaman dipakai, tanpa sabuk atau pita yang

menekan bagian perut atau pergelangan tangan karena akan

mengganggu sirkulasi darah.Stocking tungkai yang sering

dikenakan sebagian wanita tidak dianjurkan karena dapat

menghambat sirkulasi darah. Pakaian dalam atas (BH) dianjurkan

yang longgar dan mempunyai kemampuan untuk menyangga

payudara yang makin berkembang.

f. Eliminasi

Trimester I : Frekuensi BAK meningkat karena kandung

kencing tertekan oleh pembesaran uterus, BAB

normal konstitensi lunak

Trimester II : Frekuensi BAK normal kembali karena uterus

telah keluar dari rongga panggul.

Trimester III : Frekuensi BAK meningkat karena penurunan

kepala ke PAP (Pintu Atas Panggul), BAB sering

15
obstipasi (sembelit) karena hormone progesteron

meningkat.

g. Senam hamil

Latihan fisik selama kehamilan dapat dila-kukan dengan

senam hamil dan yoga. Latihan fisik yang dilakukan secara berkala

mampu mengeluarkan hormon endorfin dan enkefalin yang akan

menghambat rangsang nyeri akibat ketidaknyamanan selama

kehamilan dan persiapan persalinan. Selain itu latihan senam hamil

dapat menurunkan kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan.

(Hidayati, 2019)

h. Kebutuhan Istirahat

Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat teratur

khususnya seiring kemajuan kehamilannya. Jadwal istirahatdan

tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena istirahat dan tidur yang

teratur dapat menigkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk

kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin. Tidur pada

malam hari selama kurang lebih 8 jam dan istirahat dalam keadaan

rilaks pada siang hari selama 1 jam (Sarwono, 2000).

4. Jadwal Pemeriksaan ANC

Tabel 2.2 Jadwal kontak antenatal care


Kontak antenatal care yang dia
Trimester Kehamilan
njurkan kemenkes 2020
Kontak 1 : hingga 12 minggu
Trimester 1
Kontak 2 : Pemeriksaan dokter

16
(skrining adanya faktor risiko a
tau komplikasi) termasuk USG
Trimester 2 Kontak 3 : Hingga 24 minggu
Kontak 4 : Hingga 34 minggu
Kontak 5 : Pemeriksaan dokter
Trimester 3 (skrining adanya faktor risiko a
tau komplikasi) termasuk USG
Kontak 6 : Hingga 40 minggu
(Sumber :Kemenkes, 2020)

5. Tanda bahaya kehamilan

Macam-macam tanda bahaya kehamilan diantaranya:

(Buku kesehatan ibu dan anak. 2021 )

1. Pendarahan lewat jalan lahir

2. Ibu mengalami kejang

3. Air ketuban hijau dan berbau

4. Ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat

5. Ibu tidak kuat mengejan

6. Tali pusar atau tangan bayi keluar dari jalan lahir

6. Asuhan kehamilan trimester 3

Dalam memberikan pelayanan kehamilan, bidan harus

menerapkan standar minimal asuhan 10 T yang meliputi :

a. Timbang berat badan tinggi badan

Berat badan ibu hamil harus bertambah seiring dengan

bertambahnya usia kehamilan, pertambahan berat badan yang

normal akan melahirkan secara normal. Seorang ibu hamil

17
bertambah 1012 kg. Pada trimester 3, pertambahan berat badan

sekitar 6kg, yang sekitar 90% peningkatannya adalah peningkatan

komponen janin seperti pertumbuhan janin, plasenta, peningkatan

cairan ketuban. (ekowati, 2020)

b. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)

Pengukuran LILA pada ibu hamil dikaitkan dengan kekurangan

energi kronis (kekurangan energi kronis). KEK adalah masalah yang

umum terjadi pada ibu hamil. LILA < 23,5 cm harus dirawat agar

tidak mengembangkan komplikasi pada janin. Kekurangan gizi pada

ibu hamil dapat menimbulkan risiko dan komplikasi bagi ibu seperti

anemia, perdarahan dan kenaikan berat badan ibu, serta infeksi. Ibu

dengan KEK memiliki risiko lebih tinggi melahirkan BBLR.

(Rukmana & Kartasurya, 2014)

c. Tekanan darah

Tekanan darah dalam batas normal, yaitu 100/70-130/90

mmHg. Wanita yang tekanan darahnya sedikit tinggi di awal

pertengahan kehamilan mungkin mengalami hipertensi kronis atau

jika wanita nulipara dengan sistolik > 120 mmHg, berisiko

mengalami preeklampsia.

d. Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU)

Pengukuran tinggi fundus uteri TFU dilakukan dengan

mengukur menggunakan metline diatas simfisis. Pada usia antara

20-21 minggu kehamilan, TFU dalam centimeter (cm) sama

18
dengan usia kehamilan dalam minggu. TFU yang tidak sesuai

menjurus kepada keadaan pertumbuhan janin yang terhambat.

Pengukuran TFU secara tepat dilakukan lebih objektif dengan skala

centimeter. TFU mempunyai hubungan dengan berat badan bayi

dan merefleksikan pertumbuhan janin serta ukuran fetus lebih

akurat. (Aghadiati, 2019)

e. Denyut jantung janin (DJJ)

Janin yang sehat adalah suatu keadaan dimana janin dalam

keadaan sehat yang diukur dari denyut jantung dan gerakan janin.

Status kesehatan janin dapat dilihat dari perubahan denyut jantung

dan gerakan janin. Pemantauan kesehatan janin dilakukan agar

segala kemungkinan dampak negatif dapat diramalkan sedini

mungkin. (Hodijah, Ningsih dan Zulfa, 2018)

f. Pemberian tablet tambah darah (Tablet Fe)

Pemerintah saat ini, mengajurkan setiap ibu hamil

mendapatkan tablet besi 90 tablet selama kehamilannya. Tablet

besi yang diberikan mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg)

dan asam folat 0,25 mg. Hal tersebut bertujuan mencegah dan

menangani masalah anemia pada ibu hamil. (Susiloningtyas, 2020)

g. Pemberian imunisasi Tetanus toksoid (TT)

Imunisasi TT merupakan salah satu upaya untuk mencegah

terjadi tetanus Neonatorum (TN). Ibu hamil penting mendapat

19
imunisasi TT untuk mencegah terjadi Tetanus pada ibu dan

bayinya. Dengan melaksanakan imunisasipada ibu saat kehamilan,

molekul imunoglobulin akan disalurkan dari ibukepada bayi

melalui plasenta sebagaikekebalan pasif untuk bayi. (Maulida,

2012)

h. Tes laboratorium (rutin dan khusus)

Pelayanan ANC sesuai dengan kebijakan program

pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standar yang didalamnya

terdapat pemeriksaan Hb, pemeriksaan protein urine atas indikasi

dan pemeriksaan reduksi urine atas indikasi. Pemeriksaan kadar

haemoglobin (Hb) bertujuan untuk memastikan kadar Hb ibu hamil

berada di atas 10. Jika kadar Hb ibu hamil berada di bawah 10

maka perkembangan janin akan terganggu dan dapat menyebabkan

risiko perdarahan pada ibu saat persalinan .(Mustika &

Puspitaningrum, 2017)

i. Tatalaksana kasus

Pengobatan diberikan jika ibu mengalami gangguan kesehatan

selama kehamilan.

j. Temu wicara (konseling)

Tenaga kesehatan menjelaskan perawatan selama

kehamilan, persalinan, pencegahan cacat lahir, perawatan bayi baru

lahir, keluarga berencana, dan imunisasi bayi baru lahir.

20
B. Konsep Dasar Persalinan

1. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang

dapat hidup dari dalam uterus ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin

yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37–42 minggu), lahir

spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam

18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin

(Prawirohardjo, 2002).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persalinan

a. Passage atau faktor jalan lahir dibagi atas:

1) Bagian keras: tulang tulang panggul (rangka panggul)

2) Bagian lunak: otot-otot, jaringan- jaringan dan ligament-

ligament

3) Jalan Lahir Keras (panggul)

Panggul dibentuk oleh empat buah tulang yaitu: 2 tulang

pangkal paha (os coxae) terdiri dari os illium, os ischium dan os

pubis, 1 tulang kelangkang (os sacrum), dan 1 tulang tungging

(os cocygis) .

b. Power

1) Usaha mengedan

2) Palpasi kontraksi uterus (kontrol tiap 10 menit )

- Frekuensi

21
- Lamanya

- Kekuatan

c. Passanger (janin dan Plasenta)

1) Periksa detak jantung janin setiap 15 menit atau lebih sering

dilakukan dengan makin dekatnya kelahiran

2) Penurunan presentasi dan perubahan posisi

3) Warna cairan tertentu.

d. Penolong

Penolong persalinan harus dibekali kemampuan skill dan

kesiapan dalam menghadapi proses persalinan, ini bertujuan untuk

mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi

pada ibu dan janin.

e. Psikologis

Faktor psikologis ibu bersalin tergantung pada dukungan dari

orang terdekat dalam kehidupan ibu, pengalaman pada bayi

sebelumnya, kebiasaan adat, serta emosi dan persiapan intelektual

ibu untuk menghadapi persalinan.

3. Tanda – Tanda Persalinan

1). Timbul rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering,

dan teratur.

2). Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak

karena robekan kecil pada serviks. Sumbatan mukus yang berasal

22
dari sekresi servikal dari proliferasi kelenjar mukosa servikal pada

awal kehamilan, berperan sebagai barier protektif dan menutup

servikal selama kehamilan. Bloody show adalah pengeluaran dari

mukus.

3). Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. Pemecahan

membran yang normal terjadi pada kala I persalinan. Hal ini terjadi

pada 12% wanita, dan lebih dari 80% wanita akan memulai

persalinan secara spontan dalam 24 jam.

4). Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah

ada. Berikut ini adalah perbedaan penipisan dan dilatasi serviks

antara nulipara dan multipara.

a. Nulipara.

Biasanya sebelum persalinan, serviks menipis sekitar 50-60%

dan pembukaan sampai 1 cm; dan dengan dimulainya persalinan,

biasanya ibu nulipara mengalami penipisan serviks 50-100%,

kemudian mulai terjadi pembukaan

b. Multipara.

Pada multipara sering kali serviks tidak menipis pada awal

persalinan, tetapi hanya membuka 1-2 cm. Biasanya pada

multipara serviks akan membuka, kemudian diteruskan dengan

penipisan.

23
5). Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi

minimal 2 kali dalam 10 menit).

4. Meknisme Persalinan

Mekanisme persalinan normal terbagi dalam beberapa tahap gerakan

kepala janin di dan panggul yang diikuti dengan lahirnya seluruh anggota

badan bayi.

1. Penurunan kepala

Terjadi selama proses persalinan karena daya dorong dari kontraksi

uterus yang dengan posisi, serta kekuatan meneran dari pasien.

2. Penguncian (engagement).

Tahap penurunan pada waktu diameter biparietal dari kepala

janin telah melalui lubang masuk panggul pasien

3. Fleksi.

Dalam proses masuknya kepala janin ke dalam panggul , fleksi

menjadi hal yang sangat penting karena dengan fleksi diameter

kepala janin terkecil dapat bergerak melelui panggul dan terus

menuju dasar panggul. Pada saat kepala bertemu dengan dari

panggul, tahanannya akan meningkatkan fleksi menjadi bertambah

besar yang sangat diperlukan agar saat sampai di dasar panggul

kepala janin sudah dalam keadaan maksimal

4. Putaran paksi dalam.

Putaran internal dari kepala janin akan membuat diameter

anteroposterior (yang lebih panjang) dari kepala menyesuaikan diri

24
dengan diameter anteroposterior dari pasien. Kepala akan berputar

dari arah diameter kanan, miring ke arah diameter dari panggul tetapi

bahu tetap miring ke kiri, dengan demikian hubungan antara panjang

kepala janin dengan panjang dari bahu akan berubah dan akan

berputar 45 derajat. Hubungan antara kepala dan panggul ini akan

terus berlan's selama kepala janin masih berada di dalam panggul.

Pada umumnya rotasi penuh dari kepala ini akan terjadi ketika

kepala telah sampai di dasar panggul atau segera setelah itu.

Perputaran kepala yang dini kadang-kadang terjadi pada mulitipara

atau pasien yang mempunyai kontraksi efsisien.

7. Lahirnya kepala dengan cara ekstensi.

Cara kelahiran ini untuk kepala dengan posisi oksiput posterior.

Proses ini terkarena gaya tahanan dari dasar panggul, dimana gaya

tersebut membentuk lengkung harus yang mengarahkan kepala ke atas

menuju lorong vulva. Bagian leher di bawah oksiput akan bergeser ke

bawah simfisis pubis dan bekerja sebagai poros (hipomoklion). Uterus

yang berkontraksi kemudian memberikan

5. Tahap Persalinan
Menurut Sarwono (2005), persalinan dibagi menjadi 4 tahap yaitu :

a. Kala I (kala pembukaan)

Kala satu persalinan adalah permulaan kontraksi persalinan sejati,

yang ditandai oleh perubahan serviks yang progresif yang diakhiri

25
dengan pembukaan lengkap (10 cm) pada primipara kala I berlangsung

kira-kira 13 jam, sedangkan pada multipara kira-kira 7 jam.

Terdapat 2 fase pada kala satu, yaitu :

1) Fase laten

Merupakan periode waktu dari awal persalinan hingga ke

titik ketika pembukaan mulai berjalan secara progresif, yang

umumnya dimulai sejak kontraksi mulai muncul hingga

pembukaan tiga sampai empat sentimeter atau permulaan fase aktif

berlangsung dalam 7-8 jam. Selama fase ini

presentasi mengalami penurunan sedikit hingga tidak sama sekali.

2) Fase aktif

Merupakan periode waktu dari awal kemajuan aktif

pembukaan menjadi komplit dan mencakup fase transisi,

pembukaan pada umumnya dimulai dari 3-4 cm hingga 10 cm dan

berlangsung selama 6 jam. Penurunan bagian presentasi janin yang

progresif terjadi selama akhir fase aktif dan selama kala dua

persalinan.

b. Kala II (kala pengeluaran janin)

Depkes RI (2002), beberapa tanda dan gejala persalinan kala II

adalah Ibu merasakan ingin meneran bersamaan terjadinya kontraksi,

Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rectum atau vaginanya,

perineum terlihat menonjol, vulva vagina dan sfingter ani terlihat

membuka, peningkatan pengeluaran lendir darah.

26
Pada kala II his terkoordinir, kuat, cepat dan lama, kira-kira 2-

3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul

sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara

reflektoris timbul rasa mengedan, karena tekanan pada rectum, ibu

seperti ingin buang air besar dengan tanda anus terbuka. Pada waktu

his kepala janin mulai terlihat, vulva membuka dan perenium

meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahirlah

kepala dengan diikuti seluruh badan janin. Kala II pada primi: 1½ - 2

jam, pada multi ½ - 1 jam (Mochtar, 2002). Pada permulaan kala II,

umumnya kepala janin telah masuk P.A.P

Ketuban yang menonjol biasanya akan pecah sendiri. Apabila

belum pecah, ketuban harus dipecahkan. His datang lebih sering dan

lebih kuat, lalu timbulla his mengedan. Penolong harus telah siap

untuk memimpin persalinan.

c. Kala III (pengeluaran plasenta)

Menurut Depkes RI (2002), tanda-tanda lepasnya plasenta

mencakup beberapa atau semua hal dibawah ini: Perubahan bentuk

dan tinggi fundus, tali pusat memanjang, semburan darah tiba-tiba.

Setelah bayi lahir kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba

keras dengan funduș uterus setinggi pusat, dan berisi plasenta yang

menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his

pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit plasenta

terlepas, terdorong ke dalam vagina akan lahir spontan atau sedikit

27
dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses

biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran

plasenta disertai pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc (Mochtar,

2002).

Manajemen aktif kala III meliputi pemberian oksitosin dengan

segera, pengendalian tarikan pada tali pusat, dan pemijatan uterus

segera setelah plasenta lahir. Jika menggunakan manajemen aktif

dan plasenta belum lahir juga dalam waktu 30 menit, periksa

kandung kemih dan lakukan kateterisasi, periksa adanya tanda

pelepasan plasenta, berikan oksitosin 10 unit (intramuskular) dosis

ketiga, dan periksa si ibu dengan seksama dan jahit semua robekan

pada serviks dan vagina kemudian perbaiki episiotomi (Moh. Wildan

dan A. Alimul H, 2008).

d. Kala IV

Kala pengawasan dimulai dari lahirnya plasenta sampai 1 jam.

Periksa fundus uteri setiap 15 menit pad jam pertama dan setiap 20-30

menit selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat massase uterus

sampai menjadi keras. Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih

dan perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit

selama jam kedua. Selain itu perawat juga menganjurkan untuk

minum agar mencegah dehidrasi. Higene juga perlu diperhatikan,

istirahat dan biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan

hubungan ibu dan bayi. Sebagai permulaan dengan menyusui bayi

28
karena menyusui dapat membantu uterus berkontraksi. (Moh. Wildan

dan A. Alimul H, 2008).

6. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan


Berdasarkan Jejaring Nasional Pendidikan Kesehatan (JNPK) pada

tahun 2017, asuhan kebidanan pada persalinan terdiri dari :

a. Asuhan pada Kala I

Tujuan asuhan persalinan kala I adalah untuk menyiapkan

kelahiran bayi seoptimal mungkin sehingga persalinan berjalan

dengan baik dan lancar tanpa ada komplikasi, ibu dan bayi selamat

dan sehat. Adapun asuhan persalinan kala I meliputi :

1) Pengkajian

Tujuan dari pengkajian adalah mengumpulkan informasi

tentang riwayat kesehatan, kehamilan dan persalinan.

Informasi ini akan digunakan dalam proses membuat

keputusan klinik untuk menentukan diagnosis dan

mengembangkan rencana asuhan perawatan yang sesuai.

2) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik bertujuan untuk menilai kondisi kesehatan

ibu dan bayinya serta tingkat kenyamanan fisik ibu bersalin

3) Pemeriksaan abdomen

Adapun tujuan pemeriksaan abdomen pada kala I adalah ;

menentukan tinggi fundus uteri (TFU), memantu kontraksi

29
uterus, memantau denyut jantung janin (DJJ), menentukan

presentasi, menentukan penurunan bagian terbawah janin

4) Pemeriksaan dalam

Pemeriksaan dalam dilakukan untuk menentukan dilatasi

serviks, penipisan serviks, kondisi ketuban, presentasi janin,

penurunan dan bagian-bagian janin.

5) Pencatatan dengan patograf

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala I

persalinan dan informasi untuk membuatkeputusan klinik

a) Informasi tentang ibu meliputi ; nama pasien, riwayat

kehaamilan, riwayat persalinan, nomor register pasien,

tanggal dan waktu kedatangan mulai di rawat, waktu pecah

ketuban.

b) Kesehatan dan kenyamanan janin, hasil pemeriksaan DJJ,

warna dan adanya air ketuban setiap kali melakukan

pemeriksaan dalam, molase atau penyusupan tulang kepala

janin.

c) Kemajuan persalinan ; pembukaan serviks, pencatatan

penurunan bagian terbawah atau persentasi janin.

d) Pencatatan jam dan waktu meliputi; waktunya mulai fase

aktif, waktu aktual saat pemeriksaan, kontraksi uetrus, obat-

obatan dan cairan IV yang diberikan.

30
e) Kesehatan dan kenyamanan ibu meliputi; nadi, suhu tubuh,

tekanan darah, volume urine, protein dan aseton urine.

f) Asuhan pengamatan dan keputusan klinik lainnya, dengan

mencatat semua asuhan lain meliputi; jumlah cairan per

oral, kemungkinan penyulit serta tanda bahaya dan upaya

rujukan

b. Asuhan pada Kala II

Asuhan persalinan pada kala II menurut JNPK-KR (2017)

meliputi :

1) Pengkajian

Pengkajian dan pemeriksaan fisik dilakukan pada kala II untuk

mengetahui apakah sudah masuk kala II dan apakah ada

komplikasi yang mengindikasikan untuk merujuk.

2) Interpretasi data dasar, melakukan indentifiksi masalah atau

diagnosa berdasarkan data yang terkumpul dan interpretasi

data yang benar.

3) Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan

mengantisipasi penangananya

4) Menerapkan kebutuhan terhadap tindakan segera baik oleh

bidan maupun dokter dan atau melakukan konsultasi,

31
kolaborasi dengan tenanaga kesehatan lain berdasarkan kondisi

klien.

c. Asuhan pada Kala III

Asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu bersalin kala III

adalah; palpasi uterus untuk menentukan apakah ada bayi kedua,

menilai bayi baru lahir (BBL) apakah stabil, jika tidak rawat segera.

d. Asuhan pada Kala IV

Asuhan kebidanan pada kala IV yaitu :

1) Lakukan massase uterus untuk merangsang kontraksi uterus

agar dapat berkontraksi dengan baik

2) Evaluasi tinggi fundus uteridengan meletakkan jari tangan

secara melintang dengan pusat sebagai patokan

3) Memperkirakan kehilangan darah

4) Periksa kemungkinan adanya robekan (lasersi dan epsiotomi)

perineum

5) Evaluasi keadaan umum ibu

6) Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama persalinan

kala II di bagian belakang partograf, segera setelah asuhan

diberikan atau sesudah penilaian dilakukan.

32
C. Konsep dasar nyeri

1. Definisi

Association for the Study of Pain menyatakan Nyeri merupakan

pengalaman emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang

muncul dari kerusakan jaringan secara actual atau potensial atau

menunjukkan adanya kerusakan (Nanda,2006).

Suatu sensori yang tidak menyenngkan dari satu pengalaman

emosional yang disertai kerusakan jaringan secara aktual/ potensial.

Rasa nyeri yang dialami selama persalinan bersifat unik pada setiap

ibu dapat dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain budaya, takut,

kecemasan, pengalaman persalinan sebelumnya, persiapan

persalinan dan dukungan (Potter, 2009)

33
Rasa nyeri pada persalinan adalah manaifestasi dari adanya

kontraksi (pemendekan) otot rahim. Kontraksi inilah yang

menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut dan menjalar ke

arah paha. Kontraksi ini menyebabkan adanya pembukaan mulut

rahim (serviks). Dengan adanya pembukaan servik ini maka akan

terjadi persalinan.

2. Penyebab Nyeri

Persalinan Sebagaimana proses terjadinya nyeri yaitu adanya

kerudakan jaringan yang diakibatkan oleh beberapa penyebab, maka

nyeri persalinan juga terjadi diakibatkan oleh adanya:

a. Penekanan pada ujung-ujung saraf antara serabut otot dari

korpus fundus uterus

b. Adanya iskemik miomerium dan serviks karena kontraksi

sebagai konsekuensi dari pengeluaran darah dari uterus atau

karena adanya vasokontriksi akibat aktivitas berlebihan dari

saraf simpatis

c. Adanya proses peradangan pada otot uterus

d. Kontraksi pada serviks dan segmen bawah rahim

menyebabkan rasa takut yang memacu aktivitas berlebih dari

system saraf simpatis.

34
e. Adanya dilatasi dari serviks dan segmen bawah rahim.

Banyak data yang mendukung hipotesis nyeri persalinan kala

I terutama disebabkan karena dilatasi serviks dan segmen

bawah rahim oleh karena adanya dilatasi, peregangan dan

kemungkinan robekan jaringan selama kontraksi

3. Intensitas Nyeri

Indikator adanya dan intensitas nyeri yang paling penting adalah

laporan ibu tentang nyeri itu sendiri. Namun demikian, intensitas

nyeri juga dapat ditentukan dengan berbagai macam cara. Salah satu

caranya adalah dengan menanyakan pada ibu untuk menggambarkan

nyeri atau rasa tidak nyamannya.

Metode lainnya adalah dengan meminta ibu untuk

menggambarkan beratnya nyeri atau rasa tidak nyamannya dengan

menggunakan skala. Skor/nilai skala nyeri dapat dicatat pada flow

chart untuk memberikan pengkajian nyeri yang berkelanjutan.

Metode yang ketiga adalah dengan meminta ibu untuk membuat

tanda X (silang) pada skala analog. Penggunaan skala intensitas

nyeri adalah mudah dan merupakan metode terpercaya dalam

menentukan intensitas nyeri ibu. Skala seperti ini memberikan

konsistensi bagi petugas kesehatan untuk berkomunikasi dengan

klien/ibu dan petugas kesehatan lainnya.

Komponen-komponen nyeri yang penting dinilai adalah PAIN:

pattern (pola-nya), Area, Intensitas, dan Nature (sifat-nya):

35
a. Pola Nyeri (Pattern of Pain)

Pola nyeri meliputi waktu terjadinya nyeri, durasi, dan

interval tanpa nyeri. Oleh karena itu, petugas kesehatan dapat

menentukan kapan nyeri mulai; berapa lama nyeri berlangsung;

apakah nyeri ini berulang; dan jika ya, lamanya interval tanpa

nyeri; dan kapan nyeri terakhir terjadi. Pola nyeri diukur dengan

menggunakan kata-kata (verbal). Ibu diminta untuk

menggambarkan nyeri sebagai variasi pola konstan, intermittent

atau transient. Ibu juga ditanyakan waktu dan kapan nyeri mulai

berlangsung dan berapa lama nyeri berlangsung untuk mengukur

saat serangan nyeri dan durasi nyeri.

b. Area Nyeri (Area of Pain)

Area nyeri adalah tempat pada tubuh dimana nyeri terasa.

Petugas kesehatan dapat menentukan lokasi nyeri dengan

menanyakan pada pasien untuk menunjukkan area nyeri pada

tubuh.

c. Intensitas Nyeri (Intensity of Pain)

Intensitas nyeri adalah jumlah nyeri yang terasa. Intensitas

nyeri dapat diukur dengan menggunakan angka 0 sampai 10 pada

skala nyeri.

d. Nature/sifat Nyeri (Nature of Pain)

Sifat nyeri adalah bagaimana nyeri terasa pada pasien. Sifat

nyeri/kualitas nyeri dengan menggunakan kata-kata.

36
Lebih jelasnya, untuk mengukur skala nyeri dapat digunakan alat

yang berupa Verbal Descriptor Scale (VDS) yang terdiri dari

sebuah garis lurus dengan 5 kata penjelas dan berupa urutan

angka 0 sampai 10 yang mempunyai jarak yang sama sepanjang

garis. Gambaran tersebut disusun dari "tidak nyeri" sampai "nyeri

yang

tidak tertahankan atau nyeri sangat berat". Selain itu, dapat pula

digunakan Visual Analog Scale (VAS) yang dapat digunakan

untuk mengetahui tingkat nyeri. Skala ini terdiri dari enam wajah

kartun

2.1 Gambar Skala nyeri muka

Penilaian tingkat nyeri dengan menggunakan Skala Nyeri 0-10

(Comparative Pain Scale) (Loretz, 2005). 1) 0 = Tidak ada rasa

sakit. Merasa normal.

37
1 nyeri hampir tak terasa (sangat ringan) = Sangat ringan, seperti

gigitan nyamuk. Sebagian besar waktu Anda tidak pernah berpikir

tentang rasa sakit.

2 (tidak menyenangkan) = nyeri ringan, seperti cubitan ringan

pada kulit.

3 (bisa ditoleransi) = nyeri Sangat terasa, seperti pukulan ke

hidung menyebabkan hidung berdarah, atau suntikan oleh dokter.

4 (menyedihkan) = Kuat, nyeri yang dalam, seperti sakit gigi atau

rasa sakit dari sengatan lebah.

5 (sangat menyedihkan) = Kuat, dalam, nyeri yang menusuk,

seperti pergelangan kaki terkilir

6 (intens) = Kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat

sehingga tampaknya sebagian mempengaruhi sebagian indra

Anda, menyebabkan tidak fokus, komunikasi terganggu.

7 (sangat intens) = Sama seperti 6 kecuali bahwa rasa sakit

benarbenar mendominasi indra pasien. Hal ini menyebabkan

pasien tidak dapat berkomunikasi dengan baik dan tak mampu

melakukan perawatan diri.

8 (benar-benar mengerikan) = Nyeri begitu kuat sehingga Anda

tidak lagi dapat berpikir jernih, dan sering mengalami perubahan

kepribadian yang parah jika sakit datang dan berlangsung lama. 9)

38
9 (menyiksa tak tertahankan) = Nyeri begitu kuat sehingga Anda

tidak bisa mentolerirnya dan sampai-sampai menuntut untuk

segera menghilangkan rasa sakit apapun caranya, tidak peduli apa

efek samping atau risikonya.

10 (sakit tak terbayangkan tak dapat diungkapkan) = Nyeri begitu

kuat tak sadarkan diri. Kebanyakan pasien tidak pernah

mengalami skala rasa sakit ini. Karena biasanya pasien sudah

keburu pingsan. Sebagai contoh pada pasien yang mengalami

kecelakaan parah, tangan hancur, dan kesadaran akan hilang

sebagai akibat dari rasa sakit yang luar biasa parah.

5. Faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan

Faktor yang mempengaruhi persalinan antara lain budaya, respon

psikologis (cemas, takut), pengalaman persalinan, support system dan

persiapan persalinan.

a. Budaya Budaya dan etniksitas mempunyai pengaruh pada bagaimana

seseorang berespon terhadap nyeri.

b. Respon psikologis (cemas, takut) Respon psikologis seperti cemas

dan takut akan meningkatkan hormon katekolamin dan adrenalin.

Efeknya aliran darah akan berkurang dan oksigenasi ke dalam otot

uterus akan berkurang. Sebagai konsekwensinya arteri akan

mengecil dan menyempit sehingga dapat meningkatkan rasa nyeri.

39
c. Pengalaman persalinan Individu yang mempunyai pengalaman

persalinan sebelumna lebih toleran terhadap nyeri dibanding orang

yang mengalami belum pernah bersalin dan belum pernah merasakan

nyeri persalinan.Seseorang yang terbiasa merasakanan nyeri akan

lebih siap dan mudah mengantisipasi nyeri daripada individu yang

mempunyai pengalaman sedikit tentang nyeri persalinan (Muttaqin,

2008).

d. Support system Individu yang mengalami nyeri seringkali

membutuhkan dukungan (Support sistem), bantuan, perlindungan

dari anggota keluarga lain dan orang terdekat. Walaupun nyeri masih

dirasakan oleh klien, kehadiran orang terdekat akan meminimalkan

kesepian dan ketakutan (Muttaqin, 2008).

e. Persiapan persalinan Persiapan persalinan yang baik akan

mempengaruhi respon seseorang terhadap nyeri. Persiapan

persalinan yang baik diperlukan agar tidak terjadi permasalahan

psikologis seperti cemas dan takut yang akan meningkatkan respon

nyeri.

F. Aromaterapi

1. Pengertian Aromaterapi

Aromaterapi adalah istilah modern yang dipakai untuk menamai

proses penyembuhan kuno yang menggunakan sari tumbuhan

aromatik murni sebagai bahan terapi.

40
Tujuan proses penyembuhan melalui proses aromaterapi yakni untuk

meningkatkan kesehatan, 33 kenyamanan tubuh, relaksasi pikiran,

dan ketentraman jiwa (Primadiati, 2002).

Aromaterapi merupakan ekstrak atau minyak yang diperoleh

dari tanaman, bunga, tumbuhan herbal, dan pohon. Aromaterapi

bertungsi untuk untuk mengobati serta menyeimbangkan tubuh,

pikiran maupun jiwa. Bcberapa minyak aromaterapi dapat membantu

kontraksi pada uterus, mengurangi nyeri, mengurangi ketegangan,

menghilangkan rasatakut dan cemas, serta meningkatkan perasaan

sejahtera. Ada beberapa aromaterapi yang biasa digunakan untuk

mengurangi nyeri persalinan (Yazdkhasti & Pirak, 2016).

Jika aromaterapi digunakan secara klinik, maka akan menjadi

sasaran pencapaian klinik yang dapat diukur. Sehingga definisi

aromaterapi secara klinik sangat spesifik, yaitu penggunaan minyak

esensial untuk hasil yang diharapkan dan dapat diukur (Buckle, 2000

dalam Snyder & Lindquist, 2002).

2. Manfaat aromaterapi

Menurut Setyoadi & Kushariyadi (2011) manfaat aromaterapi antara

lain:

a. Mengatasi insomnia dan depresi, meredakan kegelisahan

b. Mengurangi perasaan ketegangan

c. Meningkatakan kesehatan dan kesejahteraan tubuh, pikiran dan

jiwa

41
d. Menjaga kestabilan ataupun keseimbanagan sistem yang terdapat

dalam tubuh menjadi sehat dan menarik

e. Merupakan pengobatan holistik untuk menyeimbangkan semua

fungsi tubuh

3. Meknisme Kerja Aromaterapi

Mekanisme kerja aromaterapi didalam tubuh berlangsung melalui

dua sistem fisiologis yaitu sistem sirkulasi tubuh dan sistem penciuman.

Bau merupakan suatu molekul yang mudah menguap ke udara dan akan

masuk ke rongga hidung melalui penghirupan sehingga akan direkam

oleh otak sebagai proses penciuman. Melalui penghantaran respons yang

dilakukan oleh hipotalamus seluruh sistem minyak essensial tersebut

akan diantar oleh sistem sirkulasi dan agen kimia kepeda organ yang

tubuh.

Secara fisiologis, kandungan unsur-unsur terapeutik dari bahan

aromatic akan memperbaiki ketidakseimbangan yang terjadi didalam

system tubuh. Bau yang menimbulkan rasa tenang akan merangsang

daerah otak yang disebut nuklues rafe untuk mengeluarkan sekresi

serotonin (Setyoadi & Kushariyadi, 2011). Sekresi serotonin berguna

untuk menimbulkan efek rileks sebagai akibat inhibisi eksitasi sel (Rujito

dkk 2016)

42
Perasaan rileks yang dihasilkan oleh citrus aurantium

aromaterapi dikarenakan kembalinya sirkulasi secara normal. Serotonin

yang menyebabkan euporia, relaks atau sedatif (Koesmardiansyah,

2009). Saraf penciuman (nervus olfaktorius) adalah satu- satunya

saluran terbuka yang menuju otak. Melalui saraf ini, aromaakan

mengalir ke bagian otak sehingga mampu memicu memori terpendam

dan memengaruhi tingkah laku emosional yang bersangkutan. Hal ini

bias terjadi karena aroma tersebut menyentuh langsung pusat emosi dan

kemudian bertugas menyeimbangkan kondisi emosional (Setyoadi &

Kushariyadi, 2011). Untuk itu citrus aurantium dengan cara inhalasi

dapat menurunkan kecemasan dengan meningkatkan serotonin.

2.2 Gambar mekanisme terjadinya penciuiman

43
4. Jenis-jenis Aromaterapi

Terapi dengan menggunakan minyak esensial dapat digunakan secara

internal maupun eksternal Jaelani (2009).

a. Terapi Secara Internal

Dalam bentuk minyak maupun cairan encer, minyak esensial yang

murni dapat dikonsumsi langsung secara oral (dimakan atau diminum

lewat mulut) dan inhalasi (dihirup melalui hidung).

1) Terapi melalui oral Cara penggunaan minyak esensial dalam terapi

lewat oral ini pada prinsipnya hampir sama seperti ketika kita

menggunakan obatobatan dalam terapi oral lain. Sebelum mulai

terapi, minyak esensial yang akan digunakan harus diencerkan

terlebih dahulu ke dalam pelarut air yang non-alkoholik, dalam

konsentrasi kurang dari 1%.

2) Terapi melalui inhalasi

Terapi dengan inhalasi atau hirupan ini memiliki efek yang kuat

terhadap organ-organ sensorik yang dilalui bahan aktif minyak

esensial. Terapi inhalasi sangat berguna untuk mengatasi keadaan-

keadaan yang berhubungan dengan kondisi kesehatan tubuh

seseorang. Khususnya penyakit yang berhubungan dengan

gangguan saluran pernapasan dan gangguan-gangguan sistem tubuh

lainnya.

44
2. Terapi Secara Eksternal

Beberapa metode yang sering dilakukan diantaranya beraupa

pemijatan dan dengan terapi air. a. Terapi pemijatan Pemijatan termasuk

salah satu cara terapi yang sudah berumur tua. Meskipun metode ini

tergolong sederhana namun cara terapi ini masih sering digunakan.

Bahkan semakin banyak para ahli kesehatan yang menggunakannya

untuk membantu pengobatan modern. Macam-macam tipe pijat

aromaterapi adalah tipe pijat swedia, tipe pijat shiatzu, tipe tusuk jarum,

tipe pijat neuro-muskuler.

1) Terapi Air Terapi air (hidroterapi) bertujuan untuk menjaga dan

menggembalikan kondisi tubuh agar tetap segar, sehat, harum, dan

selalu terjaga keindahannya. Adapun cara yang dapat ditempuh

dalam terapi ini, antara lain:

- Steaming Dalam terapi ini setidaknya digunakan 3-5 tetes

minyak esensial dalam 250ml air panas. Tutuplah kepala dan

mangkuk dengan handuk, sambil muka ditundukkan selama 10-15

menit hingga uap panasa mengenai muka.

45
- Mandi uap Metode ini sangat bermanfaat bagi tubuh, antara lain,

untuk memulihkan sistem peredaran darah, mengembalikan fungsi

saraf dengan cara relaksasi, serta untuk menjaga fungsi koordinasi

antarsistem tubuh.

- Mandi berendam Cara metode ini dengan merendamkan tubuh

kedalam air yang telah diisi dengan minyak esensial atau ramuan

rempah rendam

D. Konsep Dasar Nifas

1. Pengertian

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti

prahamil. Lama masa nifas 6-8 minggu (Mochtar, 2010).

Masa puerperium atau masa nifas dimulai setelah persalinan selesai,

dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Wiknjosastro, 2005).

2. Perubahan Fisiologis pada masa Nifas

a. Uterus

Pengerutan rahim (involusi)

Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi

sebelum hamil. Dengan involusi uterus ini, lapisan luar dari

desidua yang mengelilingi situs plasentaakan menjadi neurotic

(layu/mati).

b. Lokhea

1) Lokhea rubra

46
Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa

postpartum. Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi

darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak

bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium.

2) Lokhea sanguinolenta Lokhea ini berwarna merah kecokelatan

dan berlendir, serta berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7

post partum.

3) Lokhea serosa Lokhea ini berwarna kuning kecokelatan karena

mengandung serum, leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta.

Keluar pada hari ke-7 sampai hari ke-14.

4) Lokhea alba Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel

epitel, selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati.

Lokhea alba ini dapat berlangsung selama 2-6 minggu post

partum.

c. Serviks

Perubahan yang terjadi pada serviks ialah bentuk serviks agak

menganga seperti corong, segera setelah bayi lahir. Bentuk ini

disebabkan oleh corpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi,

sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga seolah-olah pada

perbatasan antara korpus dan serviks berbentuk semacam cincin.

Muara serviks yang berdilatasi sampai 10 cm sewaktu persalinan

akan menutup secara perlahan dan bertahap. Setelah bayi lahir,

tangan dapat masuk ke dalam rongga rahim. Setelah 2 jam, hanya

47
dapat dimasuki 2-3 jari. Pada minggu ke-6 post partum, serviks

sudah menutup kembali.

d. Vulva dan vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang

Sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari

pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam

keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali kepada

keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-

angsur akan muncul kembali, sementara labia menjadi lebih

menonjol.

e. Perubahan Sistem Pencernaan

Biasanya, ibu akan mengalami konstipasi setelah persalinan.

Hal ini disebabkan karena pada waktu persalinan, alat pencernaan

mengalami tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong

pengeluaran cairan berlebih pada waktu persalinan, kurangnya

asupan cairan dan makanan, serta kurangnya aktivitas tubuh.

Supaya buang air besar kembali normal, dapat diatasi dengan diet

tinggi serat, peningkatan asupan cairan, dan ambulasi awal. Bila ini

tidak berhasil, dalam 2-3 hari dapat diberikan obat laksansia. Selain

konstipasi, ibu juga mengalami anoreksia akibat penurunan dari

sekresi kelenjar pencernaan dan mempengaruhi perubahan sekresi,

serta penurunan kebutuhan kalori yang menyebabkan kurang nafsu

makan.

48
f. Perubahan Sistem Perkemihan

Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit

untuk buang air kecil dalam 24 jam pertama. Kemungkinan

penyebab dari keadaan ini adalah terdapat spasme sfinkter dan

edema leher kandung kemih sesudah bagian ini mengalami

kompresi (tekanan) antara kepala janin dan tulang pubis selama

persalinan berlangsung.

g. Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Otot-otot uterus berkontraksisegera setelah partus.

Pembuluh- pembuluh darah yang berada di antara anyaman otot-

otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan

setelah plasenta dilahirkan. Ligamen-ligamen, diafragma pelvis,

serta fasia yang meregang pada waktu persalinan, secara

berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tak

jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi karena

ligamentum rotundum menjadi kendor. Tidak jarang pula wanita

mengeluh "kandungannya turun" setelah melahirkan karena

ligamen, fasia, jaringan penunjang alat genitalia menjadi kendor.

Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah

persalinan.

Sebagai akibat putusnya serat-serat elastik kulit dan distensi

yang berlangsung lama akibat besarnya uterus pada waktu hamil,

dinding abdomen masih agak lunak dan kendor untuk sementara

49
waktu. Untuk memulihkan kembali jaringan-jaringan penunjang

alat genitalia, serta otot-otot dinding perut dan dasar panggul,

dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan tertentu. Pada 2 hari

post partum, sudah dapat fisioterapi.

h. Perubahan Sistem Endokrin

1) Hormon plasenta

Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan

HCG (Human Chorionic Gonadotropin) menurun cepat dan

menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke post partum

dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke past partum

2) Hormon pituitary

Prolaktin darah akan meningkar dengan cepat. Pada wanita

yang tidak menyusui, prolaktin menurun dalam waktu 2 minggu.

FSH dan LH akan meningkat pada fase konsentrasi folikuler

(minggu ke-3) dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.

3) Hypotalamik pituitary ovarium

Lamanya seorang wanita mendapat menstruasi juga

dipengaruhi oleh faktor menyusui. Seringkali menstruasi

pertama ini bersifat anovulasi karena rendahnya kadar estrogen

dan progesteron.

i. Perubahan Sistem kardiovaskuler

Selama kehamilan volume darah normal digunakan

semenampung aliran darah yang meningkat, yang diperlukan oleh

50
plasenta dan pembuluh darah uteri Penarikan kembali estrogee

menyebabkan diuresis yang terjadi secara cepat sehingga

mengurang volume plasana kembali pada proporsi normal. Aliran

ini terjad dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Selama

masa ini te mengeluarkan banyak sekali jumlah urine. Hilangnya

pengesterze membantu mengurangi recensi cairan yang melekat

denge meningkatnya vaskuler pada jaringan tersebut selama

kehamila bersama-sama dengan trauma masa persalinan. Pada

persalinan vagina kehilangan darah sekitar 200-500 ml,

sedangkan pada persalinan dengan SC. pengeluaran dua kali

lipatnya. Perubahan terdiri dari volume darah dan kadar Hmt

(haematokrit).

Setelah persalinan, shun akan hilang dengan tiba-tiba.

Volume darah ibu relatif akan bertambah. Keadaan ini akan

menyebabkan beban pada jantung dan akan menimbulkan

decompensatio cordis pada pasien dengan vitum cardio. Keadaan

ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan

tumbuhnya haemokonsentrasi sehingga volume darah kembali

seperti sediakala. Umumnya, ini terjadi pada 3-5 hari post partum.

j. Perubahan Sistem Hematologi

Selama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar

fibrinogen dan plasma, serta faktor-faktor pembekuan darah

makin meningkat. Pada hari pertama post partum, kadar

51
fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun, tetapi darah akan

mengental sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah.

Leukositosis yang meningkat dengan jumlah sel darah putih

dapat mencapai 15.000 selama proses persalinan akan tetap

tinggi dalam beberapa hari post partum. Jumlah sel darah

tersebut masih dapat naik lagi sampai 25.000-30.000 tanpa

adanya kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami

persalinan yang lama.

3. Tanda Bahaya Masa Nifas

Menurut Kurniarum, tanda bahaya pada masa nifas terdiri dari :

a. Perdarahan postpartum

b. Infeksi pada masa postpartum

c. Lochea yang berbau busuk (bau dari vagina)

d. Sub involusi uterus (pengecilan uterus yang terganggu)

e. Nyeri pada perut dan pelvis

f. Pusing dan lemas yang berlebihan, sakit kepala, nyeri epigastrik

dan penglihatan kabur

g. Suhu tubuh ibu >38 ̊C

h. Payudara yang merubah menjadi merah, panas dan terasa sakit

i. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama

52
j. Rasa sakit, merah, lunak dan pembengkakan di wajah maupun

ekstremitas

k. Demam, muntah dan rasa sakit waktu berkemih

4. Komplikasi Masa Nifas

a. Atonia Uteri

b. Robekan jalan lahir

c. Retensio Plasenta

d. Tertinggalnya Plasenta

e. Inversio Uteri

5. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

a. Kunjungan Nifas

1) Kunjungan I (6-8 jam nifas)

1. Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri

2. Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta

melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.

3. Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara

mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri

4. Pemberian ASI awal

5. Mengejarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan

bayi baru lahir.

6. Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi

53
7. Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka

bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama

setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru

lahir dalam keadaan baik.

2) Kunjungan II (6 Hari Postpartum)

Pada kunjungan ke dua ini yg perlun di kaji antara lain:

Pada kunjungan pertama ini, yang perlu bidan kaji, antara lain:

1. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi,

fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, dan

tidak ada bau.

2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan

abnormal.

3. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan

istirahat.

4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda-tanda infeksi.

5. Bagaimana peningkatan adaptasi pasien sebagai ibu dalam

melaksanakan perannya di rumah.

6. Bagaimana perawatan diri dan bayi sehari-hari, siapa yang

membantu, sejauh mana ia membantu.

3) Kunjungan III ( 2 minggu Post partum )

54
Dalam kunjungan ini, bidan perlu mengevaluasi ibu dan bayi.

Pengkajian terhadap ibu meliputi:

1. Persepsinya tentang persalinan dan kelahiran, kemampuan

kopingnya yang sekarang, dan bagaimana ia merespon terhadap

bayi barunya.

2. Kondisi payudara meliputi congesti, apakah ibu menyusui atau

tidak, tindakan kenyamanan apa yang ia gunakan untuk

mengurangi ketidaknyamanan. Selain itu, apakah ibu mengalami

nyeri payudara (lecet, pembengkakan payudara, merah, panas, dan

lain-lain).

3. Asupan makanannya, baik kualitas maupun kuantitasnya.

4. Nyeri, kram abdomen, fungsi bowel.

5. Adanya kesulitan atau ketidaknyamanan dengan urinasi.

6. Jumlah, warna, dan bau perdarahan lokia.

7. Nyeri, pembengkakan perineum, dan jika ada jahitan, lihat

kerapatan jahitan. Ibu mungkin perlu cermin dan memeriksa- nya

sendiri atau meminta pasangannya untuk memeriksanya jika ia

melaporkan adanya gejala-gejala tersebut.

8. Adanya hemoroid dan tindakan kenyamanan yang digunakan.

9. Adanya nyeri, edema, dan kemerahan pada ekstremitas

bawah.

10.Apakah ibu mendapatkan istirahat yang cukup, baik pada

siang maupun malam hari.

55
11.Siapa yang ada untuk membantu ibu baru dengan manajemen

rumah tangganya dan bagaimana bantuan ini diberikan (berguna

atau mengganggu).

12. Tingkar aktivitas saat ini, dalam hal perawatan bayi baru lahir

rumah tangga, dan latihan (latihan Kegel dan pengencangan

abdomen).

13. Bagaimana keluarga menyesuaikan diri dengan adanya bayi

baru di rumah.

14. Tingkat kepercayaan diri ibu saat ini dalam kemampuannya

merawat bayi.

15. Respon ibu terhadap bayi.

16. Bagaimana kedudukan bayi dalam keluarga.

17. Sumber-sumber di rumah (fasilitas MCK, bagaimana suplai air,

jendela, gorden, suplai perawatan bayi, dan lain-lain).

Pengkajian terhadap bayi meliputi:

1. Bagaimana dengan suplai ASI-nya, apakah ada kesulitan dalam

menyusui?

2. Pola berkemih dan buang air besar, termasuk frekuensinya.

3. Warna kulit bayi, ikterus atau sianosis.

4. Keadaan tali pusar, tanda-tanda infeksi.

5. Keadaan genital.

56
6. Bagaimana bayi bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya,

termasuk apakah bayi dapat tidur dengan nyenyak, tidur pulas

dan tampak puas setelah menyusu, sering menangis, sangat

tajam perhatiannya saat terjaga, dan lain-lain.

4). Kunjungan IV (6 Minggu Post Partum )

Pengkajian (melalui anamnesa) seperti pada kunjungan 2 minggu

post partum, ditambah:

1. Permulaan hubungan seksual -- jumlah waktu, penggunaan

kontrasepsi, dispareuni, kenikmatan, dan kepuasan wanita

terhadap pasangannya.

2. Metode KB yang diinginkan, riwayat KB yang lalu.

3. Telepon ke bidan, dokter, dan RS mengenai masalah yang ada.

4. Adanya gejala demam, kedinginan, pilek, dan sebagainya.

5. Keadaan payudara.

6. Fungsi perkemihan.

7. Latihan pengencangan otot perut.

8. Fungsi pencernaan, konstipasi, dan bagaimana penanganannya.

9. Resolusi lokia, apakah haid sudah mulai lagi.

10. Kram atau nyeri tungkai.

D. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

1)Pengertian Bayi Baru Lahir

57
Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru lahir mengalami

proses kelahiran, berusia 0 -28 hari, BBL memerlukan penyesuaian

fisiologis berupa maturase, adaptasi (menyesuaikan diri dari

kehidupan intra uterin ke kehidupan (ekstrauterain) dan toleransi bagi

BBL utuk dapat hidup dengan baik. (Rahardjo & Marmi, 2012)

2. Ciri-ciri bayi baru lahir

a). Berat badan 2500-4000 gram.

b). Panjang badan lahir 48-52 cm.

c). Lingkar kepala 33-35 cm .

d). Lingkar dada 30-38 cm.

e). Bunyi jantung kira-kira 120x/menit – 170 x/menit

f). Pernafasan pada 40×menit – 80xmenit

g). Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan subkutan

yang cukup terbentuk dan diliputi vernix caseosa, kuku

panjang .

h). Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya

sudah sempurna.

i). Genitalia : labia mayora sudah menutupi labia minora (pada

perempuan), Testis sudah turun (pada laki-laki).

j). Refleks menelan dan isap sudah terbentuk dengan baik.

k). Refleksmoro sudah baik: bayi bila dikagetkan akan

memperlihatkan gerakan seperti memeluk.

58
l). Refleks grasping sudah baik: apabila diletakkan suatu benda

diatas telapak tangan, bayi akan menggengam / adanya

gerakan refleks.

m). Refleks rooting/mencari puting susu dengan rangsangan tektil

pada pipi dan daerah mulut Sudah terbentuk dengan baik.

n). Eliminasi baik: urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam

pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan (Saleha, 2012)

3. Kebutuhan Bayi Baru Lahir

Pada tahap awal kehidupan, bayi membutuhkan perawatan yang cermat

karena mereka beradaptasi dengan lingkungan mereka dan perubahan

fungsi organ mereka.

1) Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat mengharuskan luka tetap bersih dan

bebas dari urin, kotoran bayi, atau tanah. Penggunaan popok

bayi diletakkan di bagian bawah tali pusat. Jika tali pusat kotor,

cuci luka tali pusat dengan air bersih dan sabun, segera

keringkan dengan kain kasa kering dan balut dengan perban tipis

kain kasa steril dan biarkan kering. Dilarang menaruh atau

mengoleskan obat, abu masak, dll. luka pada tali pusat, karena

hal ini menyebabkan infeksi dan tetanus yang dapat berakibat

fatal pada bayi baru lahir. (Sinta dkk., 2016)

2) Menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat

a. Keringkan bayi dengan baik

59
b. IMD

c. Selimuti bayi dengan selimut yang bersih, kering, dan

hangat.

d. Tutupi kepala bayi

e. Dorong ibu untuk memeluk dan memandikan bayi

f. Letakkan bayi di lingkungan yang hangat

3) Pemberian Vitamin K Untuk mencegah perdarahan akibat

defisiensi vitamin K pada neonatus normal atau cukup bulan,

vitamin K harus diberikan pada bayi 1 mg/hari selama 3 hari,

dan bayi risiko tinggi harus diberikan vitamin K parenteral 0,5-

1 mg.

4) Berikan obat tetes mata atau salep

Untuk mencegah penyakit mata yang disebabkan oleh

klamidia (penyakit menular seksual), obat tetes mata harus

diberikan dalam satu jam pertama kelahiran, khususnya

eritromisin 0,5% atau tetes mata tetrasiklin 1% selama

pengobatan.Obat mata biasanya dioleskan setelah 5 jam. anak

lahir. (Sinta, Andriani, Yulizawati dan Insani, 2019)

5) Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Segera setelah bayi lahir setelah memotong tali pusat,


letakkan bayi telungkup di atas kulit payudara ibu dan biarkan
selama 1 jam atau lebih sampai bayi menyusu sendiri, ditutupi,
dan ditutup dengan topi. Menurut Prawirohardjo, (2013) dalam

60
buku Sinta dkk. (2019), manfaat IMD bagi bayi baru lahir
adalah membantu menstabilkan pernapasan, mengontrol suhu
tubuh lebih baik dari inkubator, menjaga kuman yang
menyerang, aman untuk bayi dan mencegah infeksi yang didapat
di rumah sakit. . Tingkat bilirubin bayi juga lebih cepat menjadi
normal karena mekonium dikeluarkan lebih cepat, yang dapat
mengurangi kejadian ikterus neonatorum. Kontak kulit-ke-kulit
juga membuat bayi lebih tenang, sehingga tidur lebih nyenyak.

E. Standar Pelayanan Kebidanan

Standar asuhan bidan memberikan acuan dalam pengambilan

keputusan dan tindakan yang dilakukan bidan sesuai kewenangan dan

ruang lingkup praktiknya berdasarkan pengetahuan dan nasehat bidan.

Mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan/atau masalah

kebidanan, hingga perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan

pendokumentasian asuhan kebidanan. Standar Asuhan Kebidanan

mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007 Tentang Standar Asuhan Kebidanan,

isi sebagai berikut.

1. Standar I : pengkajian.

a. Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan

lengkap dari semua sumber mengenai kondisi klien.

b. Kriteria pengkajian.

61
1) Data tepat, akurat dan lengkap.

2) Terdiri dari data subjektif (hasil anamnesa; biodata, keluhan

utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang

sosial budaya).

3) 5Data objektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis dan

pemeriksaan penunjang).

2. Standar II: Perumusan diagnosa dan/atau masalah kebidanan.

a. Bidan menganalisis data yang diperoleh selama penilaian,

menafsirkannya secara akurat dan logis untuk memberikan

diagnosis yang akurat dan masalah kebidanan

b. Kriteria perumusan diagnosa dan/atau masalah kebidanan.

1) Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan.

2) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien.

3) Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara

mandiri, kolaborasi dan rujukan.

3. Standar III: Perencanaan.

a. Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan

masalah yang ditegakkan.

b. Kriteria Perencanaan.

62
1) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan

kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan

secara komprehensif.

2) Melibatkan klien/pasien dan/atau keluarga.

3) Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya

klien/keluarga.

4) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan

klien berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa

asuhan yang diberikan bermanfaat untuk klien.

5) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku,

sumber daya serta fasilitas yang ada.

4. Standar IV: Implementasi.

a. Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan berbasis bukti

yang komprehensif, efektif, efektif, dan aman berbasis

klien/pasien, dalam bentuk upaya insentif, pencegahan, kuratif

dan restoratif. Implementasi mandiri, kolaborasi dan referensi.

b. Kriteria implementasi.

1) Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-

psiko-sosial-spiritualkultural.

2) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan

dari klien dan/atau keluarganya (informed consent).

3) Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence

based.

63
4) Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan.

5) Menjaga privasi klien/pasien.

6) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi.

7) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara

berkesinambungan.

8) Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada

dan sesuai

9) Melakukan tindakan sesuai standar.

10) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan.

5. Standar V: Evaluasi.

a. Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan

untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai

dengan perubahan perkembangan kondisi klien.

b. Kriteria Evaluasi.

1) Penilaian dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan sesuai

kondisi klien.

2) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien

dan/atau keluarga.

3) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.

4) Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi

klien/pasien

6. Standar VI: Pencatatan asuhan kebidanan.

64
a. Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan

jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan

dalam memberikan asuhan kebidanan.

b. Kriteria pencatatan asuhan kebidanan.

1) Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan

pada formulir yang tersedia (rekam medis/KMS/status

pasien/buku KIA).

2) Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP.

3) S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa.

4) O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan.

5) A adalah hasil analisis, mencatat diagnosa dan masalah

kebidanan.

6) P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan

antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif;

penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan

rujukan

F. Kewenangan Bidan

Kewenangan bidan merupakan aspek hukum dan perundang-

undangan yang mengatur tugas pokok dan kompetensi bidan. Wewenang

bidan menjadi acuan bagi bidan untuk bertindak. Wewenang ini

mempunyai fungsi untuk menetapkan tugas dan kewajiban yang

dipercayakan kepada bidan. Kewenangan bidan didasarkan pada

65
peraturan yang relevan dan berlaku dan pada intinya mengacu pada

peraturan no. 28 Tahun 2017 tentang Perizinan dan Praktik Kebidanan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1821. Di bawah ini adalah hak bidan

selama kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.

1. Kewenangan bidan dalam kehamilan

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. . 28 Tahun 2017,

sebagaimana dimaksud dalam pasal 19, bidan berwenang memberikan

pelayanan selama kehamilan dan kehamilan yaitu konseling dan

konseling, pemeriksaan kehamilan selama kehamilan normal,

perawatan darurat di ruang , dilanjutkan dengan rujukan, pemberian

tablet tonik darah. untuk ibu hamil, penyuluhan kelompok ibu hamil,

pemberian akta kehamilan.

2. Kewenangan bidan dalam persalinan

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. . 28 Tahun 2017,

sebagaimana tercantum dalam pasal 19, bidan berwenang melakukan

persalinan pervaginam dengan kewenangan melakukan episiotomi,

menjahit jalan lahir derajat I dan II, memberikan pertolongan pertama

dan kemudian merujuk uterotonika topikal. pengurusan persalinan

ketiga dan nifas, pemeriksaan dan penyuluhan, serta penerbitan akta

kelahiran.

3. Kewenangan bidan dalam nifas

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 Tahun 2017,

sebagaimana diatur dalam Pasal 19, bidan berwenang memberikan

66
pelayanan kepada ibu nifas dan menyusui. Pelayanan yang diberikan

adalah manajemen kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan rujukan, ibu

nifas dosis tinggi vitamin A, fasilitasi/pendampingan menyusu dini,

dan promosi menyusui lengkap, uterotonika pascapersalinan,

konseling dan konseling.

4. Kewenangan bidan pada bayi baru lahir

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 Tahun 2017 yang

tertuang dalam pasal 20 bidan mempunyai kewenangan dalam

memberi pelayanan kepada bayi baru lahir. pelayanan yang diebrikan

yaitu pelayanan neonatal esensial meliputi inisiasi menyusui dini,

pemotongan dan perawatan tali pusat, pemberian suntikan vitamin K1,

pemberian imunisasi HB0, pemeriksaan fisik bayi baru lahir,

pemantauan tanda bahaya, pemberian tanda identitas diri, dan merujuk

kasus yang tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil dan tepat waktu

ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu.

Pelayanan lain yang dapat diberikan yaitu penanganan

kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan meliputi penanganan

awal asfiksia bayi baru lahir melalui pembersihan jalan nafas, ventilasi

tekanan positif, dan/atau kompresi jantung. Penangaan

kegawatdaruratan yang kedua yaitu penanganan awal hipotermia pada

bayi baru lahir dengan BBLR melalui penggunaan selimut atau

fasilitasi dengan cara menghangatkan tubuh bayi dengan metode

kangguru. Penanganan kegawatdaruratan yang ketiga yaitu

67
penanganan awal infeksi tali pusat dengan mengoleskan alkohol atau

povidon iodine serta menjaga luka tali pusat tetap bersih dan kering

dan penanganan yang terakhir adalah membersihkan dan pemberian

salep mata pada bayi baru lahir dengan infeksi gonore.

Pelayanan lain yang dapat diberikan adalah pemantauan tumbuh

kembang bayi, balita, dan anak prasekolah, meliputi penimbangan

berat badan, lingkar kepala, pengukuran tinggi badan, kegiatan

stimulasi Deteksi dini dan intervensi dini penyimpangan tumbuh

kembang pada balita dengan menggunakan Kuesioner Skrining

Perkembangan. .KPSP).

Pelayanan terakhir yang dapat diberikan bidan adalah konseling dan

konseling, termasuk komunikasi, informasi dan pendidikan (KIE)

kepada ibu dan keluarga tentang perawatan bayi baru lahir, menyusui,

dan menyusui, ASI eksklusif, tanda bahaya bayi, pelayanan kesehatan,

vaksinasi, kebersihan, diet seimbang dan gaya hidup sehat,

pertumbuhan dan perkembangan

G. Kerangka Konsep

Asuahan Kebidanan Komprehesip

Asuhan Asuhan Asuhan Asuhan Bayi


Kehamilan Persalinan Nifas Baru Lahir

Penerapan Aromaterapi pada


Saat Proses persalinan Ibu dan bayi sehat

68
Berkurangnya
intensitas nyeri
pada saat bersalin

H. Kerangka Berpikir/Pemecahan Masalah

 
Subjektif
   
Pengumpulan/pengkajian      
data dasar    
Objektif
 
 
Identifikasi masalah/intep    
retasi data    
     
Analisis
   
   
Diagnosa Potensial
 
    Asuhan kebidanan ko
  mprehesif
Menetapkan kebutuhan se  
gera    
   
Membuat rencana asuhan    
komprehesif    
   
    Penatalaksanaan  

69
Implementasi rencana asu  
han komprehesif
 
 
Evaluasi asuhan kompreh
 
esif

BAB III
METODOLOGI

A. Jenis Laporan

Jenis laporan kasus yang digunakan adalah studi kasus (case

study) yaitu dengan cara memberikan asuhan kebidanan secara

komprehensif dimulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi

baru lahir sesuai standar asuhan kebidanan.

B. Lokasi dan Waktu

Asuhan kebidanan komprehensif ini dilaksanakan di PMB, rumah

klien dan Posyandu yang terletak di desa mekarjaya kecamatan compreng

kabupate subang . Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan Maret sampai

dengan April 2022.

70
C. Subyek Laporan Kasus

Karakter subjek dalam studi kasus ini adalah sebagai berikut : Ny.

A usia 32 tahun dengan diagnosis awal G3 P 2 A0 gravida 38 minggu 1 hari

janin tunggal hidup, presentasi kepala, dengan keadaan baik.

D. Instrumen Laporan Kasus

Instrumen yang digunakan dalam laporan kasus ini terdiri dari sebagai

berikut :

1. Dokumentasi asuhan Kehamilan

2. Dokumentasi asuhan Persalinan

3. Partograf

4. Lembar Observasi

5. Dokumentasi asuhan Nifas

6. Dokumentasi asuhan Bayi Baru Lahir

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data Primer dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan

kepada klien untuk mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan

pemeriksaan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan

perencanaan KB.

2. Data Sekunder

Data Sekunder didapatkan dari Buku Kesehatan Ibu dan Anak

(KIA), kohort ibu dan rekam medis.

71
F. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam laporan kasus ini adalah:

Alat dan bahan yang digunakan dalam kasus ini adalah:

1. Set pemeriksaan fisik

2. Set pemeriksaan laboratorium sederhana

3. Set pemeriksaan kehamilan

4. Set persalinan

5. Set pemeriksaan nifas

6. Set pemeriksaan bayi baru lahir

G. Etika Penelitian

Aspek etik dalam tugas akhir ini sangat diperhatikan mengingat

subjek penelitian adalah manusia. Kemungkinan responden mengalami

ketidaknyamanan karena waktu yang diperlukan untuk memberikan

asuhan yang cukup lama. Peneliti berupaya memegang teguh etika

penelitian dan sikap ilmiah sehingga dapat meninimalkan kerugian dan

mengoptimalkan manfaat penelitian dan responden.

Setiap penelitian kesehatan yang mengikut sertakan relawan

manusia sebagai subjek penelitian wajib didasarkan pada tiga prinsip etik

(kaidah dasar moral). Secara universal, ketiga prinsip tersebut telah

disepakati dan diakui sebagai prinsip etik umum penelitian kesehatan yang

memiliki kekuatan moral, sehingga suatu penelitian dapat dipertanggung

jawabkan baik menurut pandangan etik maupun hukum.

72
Tiga prinsip etik tersebut adalah sebagai berikut:

1. Respect for persons (other), bertujuan untuk memberikan

penghormatan pada harkat dan martabat manusia sebagai pribadi

(personal) yang memiliki kebebasan berkehendak atau memilih

sekaligus bertanggung jawab atas keputusannya sendiri. Secara

mendasar bertujuan menghormati otonomi untuk mengambil

keputusan mandiri (self determination) dan melindungi kelompok-

kelompok dependet (tergantung) atau rentan (vulnerable) dari kerugian

atau penyalahgunaan (harm and abuse).

2. Beneficence & Non Maleficence, prinsip berbuat baik dengan

memberikan manfaat yang maksimal dan risiko atau kerugian yang

minimal agar subjek penelitian tidak diperlakukan sebagai sarana dan

memberikan perlindungan terhadap tindakan penyalahgunaan. Syarat

dari prinsip ini yaitu risiko penelitian harus wajar (reasonable)

dibanding manfaat yang diharapkan, desain penelitian harus memenuhi

persyaratan ilmiah (scientifically sound), para peneliti mampu

melaksanakan penelitian dan sekaligus mampu menjaga kesejahteraan

subjek penelitian dan diikuti prinsip do no harm (non maleficence-

tidak merugikan), yang menentang segala tindakan yang dengan

sengaja merugikan subjek peneltian.

3. Justice (keadilan), prinsip ini mengacu pada kewajiban etik untuk

memperlakukan setiap orang (sebagai pribadi otonom) sama dengan

moral yang benar dan layak dalam memperoleh haknya.

73
H. Triangulasi Data

Triangulasi data dalam laporan ini dilakukan untuk mencari

kebenaran informasi data sebagai bahan untuk melengkapi Laporan Tugas

Akhir. Pegambilan data dilakukan dengan cara wawancara langsung

dengan subjek dan diperkuat dengan observasi yaitu pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang untuk mengkonfirmasi kebeneran data. Selain itu,

kebenaran data diperkuat dengan melihat catatan medis yang ada yaitu

buku KIA.

74
BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi

Penulis melakukan asuhan komprehensif di wilayah kerja

Puskesmas Compreng, tepatnya di Desa mekarjaya, Kecamatan

Compreng, Kabupaten, Subang.

Fasilitas yang terdapat di Puskesmas Compreng termasuk Kurang

memadai dikarenakan Puskesmas masih baru pembangunan masih belum

selesai sehingga tidak ada Poned hanya ada KIA saja. Ruang KIA terdiri

dari pelayanan KB, prakonsepsi, ibu hamil, MTBS dan MTBM.

B. Tinjauan Kasus

1. Dokumentasi Asuhan Kehamilan Pertama

Kunjungan Asuhan Kehamilan Pertama

Hari/Tanggal : Senin, 11 April 2021

Waktu : 09.00 WIB

Tempat : Posyandu

Pengkaji : Ulfiyah Khoerunnisa

1. Data Subjektif

1) Identitas Pasien

Nama Ibu : Ny. A Nama Suami : Tn. S

Usia : 32 tahun Usia : 33 tahun

Suku : Sunda Suku : Sunda

75
Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pegawai

swasta

No. Telp : 0896-43xxxxxx

Alamat : Sukaresmi 05/02 Desa Compreng Kecamatan

Compreng Kabupaten Subang

2) Alasan Kunjungan / Keluhan

Ibu datang untuk memeriksakan kehamilannya

3) Riwayat Menstruasi

a) Siklus : 28 hari

b) Lamanya : 6-7 hari

c) Banyaknya : 2-3x ganti pembalut/hari

d) Dismenore : Tidak ada

e) Teratur tiap bulan : Teratur

4) Riwayat Kehamilan Sekarang

a) GPA : G 3 P 2 A0

b) Usia Kehamilan : 36 minggu 6 hari

c) HPHT : 27 juli 2021

d) TP : 05 Mei 2022

e) Riwayat ANC : di Bidan, Posyandu, rutin

f) Imunisasi TT : TT2

g) Keluhan-keluhan pada : TM 1 : Tidak ada

76
TM 2 : Tidak ada

TM 3 : Tidak ada

h) Pergerakan Janin 24 jam terakhir : Aktif, 12 kali

i) Obat yang dikonsumsi : Tablet Fe

j) Riwayat pemeriksaan sebelumnya

Pemeriksaan Lab

Hb : 12 gr/dL

Protein Urin : Negatif

Glukosa Urin : Negatif

Pemeriksaan USG

Jenis kelamin : laki laki

Presentasi : kepala

Plasenta : normal

Ketuban : Cukup

TBJ : 2.364 gr

5) Riwayat Kehamilan Sebelumnya

Hami Tahun Tempat Usia Berat Jenin Jenis ASI Penolong


l ke persalinan kehamila badan persalinan kelamin Ekslusif
n

1 2016 PMB 9 bulan 2900 Normal Laki- Ya Bidan


Laki

2 2019 PMB 9 bulan 2800 Normal Laki- Ya Bidan


Laki

77
6) Pola Sehari-hari

a) Nutrisi

Ibu mengatakan makan 3x sehari dengan porsi sedang. Jenis

makanan yang dikonsumsi yaitu nasi, sayur serta daging-

dagingan, terkadang mengonsumsi buah. Tidak ada

pantangan dalam makan.

b) Hidrasi

Ibu mengatakan minum 9-10 gelas sehari dengan air putih.

c) Eliminasi

Ibu mengatakan BAK ±5-6 kali sehari, tidak ada keluhan.

BAB 1 kali sehari, tidak ada keluhan.

d) Istirahat

Ibu mengatakan sulit tidur sehingga biasa beristirahat pada

pukul 12 malam.

e) Aktivitas

Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah dibantu

terkadang oleh ibu. Ibu jarang tidur siang

f) Hygiene

Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, dan mengganti pakaian

2 kali sehari.

7) Riwayat KB

78
Ibu mengatakan menggunakan KB Suntik 3 Bulan.

8) Riwayat Kesehatan Ibu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit turunan

seperti Diabetes Melitus, gastritis, epilepsi, hipertensi, TBC,

penyakit jantung, anemia, dan asma. Tidak pernah menderita

penyakit menular seperti hepatitis, HIV/AIDS dan sifilis.

9) Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu mengatakan di keluarganya tidak pernah menderita

penyakit gastritis, epilepsi, hipertensi, TBC, diabetes melitus,

penyakit jantung, dan asma.

10) Persiapan Persalinan

a) Perlengkapan ibu dan bayi : Sudah disiapkan

b) Transportasi : Mobil pribadi

c) Dana : Pribadi, sudah disiapkan

d) Kelengkapan surat : Sudah disiapkan

e) Pendonor : Keluarga

f) Pendamping persalinan : Orang tua

11) Data Psikososial

a) Kehamilan ini : Direncanakan

b) Perasaan tentang Kehamilan ini : Ibu dan keluarga

mendukung kehamilan

ini, ibu merasa khawatir

79
untuk menghadapi

persalinan.

c) Pengambil keputusan : Suami

d) Status Pernikahan : Menikah resmi, 1 kali

2. Data Objektif

1) Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

2) Tanda- tanda Vital

a) Tekanan darah : 120/80 mmHg

b) Nadi : 80 x/menit

c) Respirasi : 20 x/menit

d) Suhu : 36,0 ̊C

3) Antropometri

48
BB Sebelum hamil : 48 kg IMT : = 20,8 (Normal)
1,522

BB Sesudah hamil : 62 kg

Tinggi badan : 152 cm

Lila : 23,5 (Normal)

4) Pemeriksaan Fisik

a) Wajah

Tidak ada edema

b) Mata

80
Konjungtiva : Merah muda

Sklera : Putih

c) Leher

Kelenjar Getah Bening : Tidak ada pembengkakan

Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembengkakan

Vena Jugularis : Tidak ada peningkatan tekanan

vena jugularis

d) Payudara

Simetris, Putting susu menonjol, tidak ada pengeluaran ASI,

tidak ada rasa nyeri, tidak ada benjolan

e) Abdomen

Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, ada striae gravidarum

Palpasi : TFU : 31 cm

Leopold I : teraba bagian lunak, bulat,

tidak melenting (bokong)

Leopold II : teraba tahanan keras

memanjang di bagian kiri

ibu, dan bagian-bagian kecil

di bagian kanan ibu

Leopold III : teraba bagian lunak, bulat,

melenting

Leopold IV : Konvergen

Perlimaan : 4/5

81
DJJ : 140x/menit, regular

TBBJ : 2,945 gram

f) Ekstremitas Atas

Edema : Tidak ada

Varises : Tidak ada

g) Ekstremitas Bawah

Edema : Tidak ada

Varises : Tidak ada

Refleks Patella : Kanan (+) / Kiri (+)

h) Genitalia : Tidak terlihat edema, tidak ada

pembesaran pada kelenjar bartholin, tidak

ada pembesaran pada kelenjar skene.

i) Anus : Tidak ada hemoroid

3. Analisis

G3 P 2 A0 usia kehamilan 36 minggu 6 hari, janin tunggal hidup

intrauterine, presentasi kepala

Masalah : Ibu merasa khawatir menghadapi persalinan

4. Penatalaksanaan

1) Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu

Ev : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan

82
2) Menjelaskan pada ibu untuk berfikiran positif agar lebih rileks

menjelang proses persalinan

E : Ibu mengerti dan akan mencoba untuk rileks

3) Memberikan konseling mengenai kebutuhan istirahat pada Ibu

Ev : Ibu memahami dan bersedia untuk lebih banyak

beristirahat di malam hari

4) Mengapresiasi dan memotivasi untuk ibu mengonsumsi tablet

Fe 1 tablet sehari. Serta memberitahu cara meminum tablet Fe

yang benar.

E : Ibu mengerti

5) Memberitahu ibu mengenai persiapan persalinan

Ev : Ibu mengerti mengenai persiapan persalinan dan ibu sudah

mempersiapkannya

6) Memberitahu ibu mengenai tanda-tanda persalinan

Ev : Ibu memahami mengenai tanda-tanda persalinan

7) Memberikan edukasi mengenai tanda bahaya kehamilan pada

Trimester III

Ev : Ibu memahami tanda bahaya kehamilan pada Trimester III

8) Mengajarkan ibu cara melakukan senam hamil dan

menganjurkan untuk melakukanya di rumah

Ev : Ibu bersedia untuk melakukan senam hamil

9) Melakukan informed consent untuk kunjungan rumah

E : Ibu bersedia

83
1. Dokumentasi Asuhan Kehamilan Kedua

Hari/Tanggal : 22 Mei 2022

Waktu : 09.00 WIB

Tempat : PMB Bidan E

Pengkaji : Ulfiyah Khoerunnisa

a. Data Subjektif

1) Alasan Kunjungan

Untuk memeriksakan kondisi kehamilan Ibu

2) Keluhan utama

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilanya

3) Riwayat Kehamilan Utama

a) Usia kehamilan : 38 minggu 1 hari

b) Tafsiran persalinan : 05 – 05 – 2022

4) Aktifitas sehari-hari

a) Nutrisi : Makan 3x sehari dengan porsi sedang, jenis

makanan yang dikonsumsi yaitu nasi,

daging, sayuran dan buah. Tidak ada

pantangan makan.

b) Hidrasi : Minum air putih ± 10 gelas/hari

84
c) Istirahat : Tidur malam ± 6 jam, tidur siang ± 2

jam/hari.

d) Eliminasi : BAK ±10 kali/hari warnanya jernih, tidak

ada keluhan BAB ±1 kali/hari konsistensi

lunak, tidak ada keluhan.

e) Kebiasaan : Ibu mengkonsumsi tablet Fe rutin setiap

hari, dikonsumsi pada malam hari sebelum

tidur 1 tablet dengan air putih.

5) Data psikososial

Ibu mengatakan tidak khawatir akan kehamilan dan

persalinannya, suami dan keluarga mendukung dan selalu

memberi motivasi kepada ibu.

b. Data Objektif

1) Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

2) Tanda- tanda Vital

a) Tekanan darah : 110/70 mmHg

b) Nadi : 23 x/menit

c) Respirasi : 83x/menit

d) Suhu : 36,0 ̊C

3) Antropometri

85
BB Saat ini : 62 kg

4) Pemeriksaan Fisik

a) Wajah

Tidak ada edema

b) Mata

Konjungtiva : Merah muda

Sklera : Putih

c) Leher

Kelenjar Getah Bening : Tidak ada pembengkakan

Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembengkakan

Vena Jugularis : Tidak ada peningkatan tekanan

vena jugularis

d) Payudara

Simetris, Putting susu menonjol, tidak ada pengeluaran ASI,

tidak ada rasa nyeri, tidak ada benjolan

e) Abdomen

Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, ada striae

gravidarum

Palpasi : TFU : 33 cm

Leopold I : teraba bagian lunak, bulat,

tidak melenting

86
Leopold II : teraba tahanan keras

memanjang di perut bagian

kiri ibu, dan bagian-bagian

kecil di perut bagian kanan

ibu

Leopold III : teraba bagian lunak, bulat,

sudah masuk PAP

Leopold IV : Divergen

Perlimaan : 3/5

DJJ : 132x/menit, reguler

TBBJ : (33-12) x 155 = 3,255 gram

f) Ekstremitas Atas

Edema : Tidak ada

Varises : Tidak ada

g) Ekstremitas Bawah

Edema : Tidak ada

Varises : Tidak ada

Refleks Patella : Kanan (+) / Kiri (+)

c. Analisis

G3 2 A 0 usia kehamilan 38 minggu 1 hari, Janin hidup, presentasi

kepala

Masalah : Ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah

87
d. Penatalaksanaan

1) Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu

Ev : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan

2) Mengingatkan kembali tanda bahaya kehamilan pada Trimester

III

Ev : Ibu mengerti dan mampu menyebutkan kembali tanda-

tanda bahaya pada kehamilan trimester III

3) Memberitahu Ibu mengenai tanda-tanda persalinan

Ev : Ibu mengerti dan mampu menyebutkan kembali tanda-

tanda persalinan

4) Mengingatkan Ibu untuk meringkas perlengkapan persalinan

dalam satu tas

Ev : Ibu sudah melakukannya

2. Dokumentasi Asuhan Persalinan

Kala I Fase Laten

Hari/Tanggal : Jumat, 22 April 2022

Waktu : 09.00 WIB

Tempat : PMB Bd. E

Pengkaji : ulfiyah Khoerunnisa

a. Data Subjektif

1) Alasan Kunjungan / Keluhan

88
Ibu mengatakan merasakan mules-mules sejak pukul 06.00

WIB, Sudah keluar lendir darah, pergerakan janin masih

dirasakan oleh ibu.

2) Riwayat Kehamilan Sekarang

a) GPA : G 3 P 2 A0

b) Usia Kehamilan : 38 minggu 1 hari

c) HPHT : 27 Juli 2021

d) TP : 05 Mei 2022

e) Pergerakan Janin 24 jam terakhir : Aktif

3) Aktivitas terakhir

a) Nutrisi

Terakhir makan jam 07.00 WIB, dengan nasi lauk dn sayur

b) Hidrasi

Sebelum berangkat ke PMB pukul 08.30 WIB dengan

segelas air putih

c) Eliminasi

Sudah BAK pukul 06.30 WIB, belum BAB

d) Istirahat

Ibu tidur kurang lebih 6 jam tadi malam.

b. Data Objektif

1) Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

89
2) Tanda- tanda Vital

a) Tekanan darah : 120/80 mmHg

b) Nadi : 83 x/menit

c) Respirasi : 20 x/menit

d) Suhu : 36,0 ̊C

3) Pemeriksaan Fisik

a) Wajah

Tidak ada edema

b) Mata

Konjungtiva : Merah muda

Sklera : Putih

c) Leher

Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan kelenjar getah

bening.

d) Payudara

Simetris, Putting susu menonjol, ada pengeluaran ASI,

tidak ada rasa nyeri, tidak ada benjolan

e) Abdomen

Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi

Palpasi : TFU : 32 cm

Leopold I : teraba bagian lunak, bulat,

tidak melenting

90
Leopold II : teraba tahanan keras

memanjang di bagian kanan

ibu, dan bagian-bagian kecil

di bagian kiri ibu

Leopold III : teraba bagian lunak, bulat,

sudah masuk PAP

Leopold IV : Divergen

Perlimaan : 3/5

DJJ : 130x/menit, regular

Kontraksi : 2x/10’ 30”, kurang kuat

f) Ekstremitas : Tidak ada edema pada kaki, varises (-/-),

refleks patella (+/+)

g) Genitalia

V/V : t.a.k

Portio : tebal, lunak

Pembukaan : 1- 2cm

Ketuban : (+)

Presentasi : Kepala

Posisi : Ubun-ubun kecil kiri depan

Penurunan : Hodge II

Molase :0

Bagian-bagian lain : tidak ada

91
c. Analisis

G3 P 2 A0 Parturien aterm kala I fase laten, janin tunggal hidup

d. Penatalaksanaan

1) Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu

Ev : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan

2) Mengajarkan ibu teknik relaksasi nafas dalam

Ev : Ibu dapat mempraktekannya kembali

3) Memberikan dukungan psikologis pada ibu

Ev : Ibu terlihat senang dan optimis untuk menghadapi

persalinannya

4) Menganjurkan ibu untuk jalan-jalan kecil

Ev : Ibu bersedia untuk melakukannya

5) Menganjurkan ibu untuk makan dan minum

Ev : Ibu bersedia untuk makan dan minum saat dirumah

6) Menganjurkan ibu untuk tidak menahan keinginan BAK

Ev : Ibu mengerti

7) Menganjurkan ibu untuk pulang ke rumah terlebih dahulu, dan

kembali ketika keluar lendir darah dari vagina, keluar air-air,

dan mules yang dirasakan semakin sering dan kuat.

Ev : Ibu mengerti dan bersedia

92
Kala I Fase Aktif

Hari/Tanggal : , 22 April 2022

Waktu : 13.30 WIB

Tempat : PMB Bd. E

Pengkaji : Ulfiyah Khoerunnisa

a. Data Subjektif

1) Alasan Kunjungan / Keluhan

Ibu mengatakan sudah keluar lendir darah, mules yang

dirasakan semakin sering dan kuat menjalar ke bagian pinggang.

b. Data Objektif

1) Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

2) Tanda- tanda Vital

a) Tekanan darah : 120/80 mmHg

b) Nadi : 83 x/menit

c) Respirasi : 20 x/menit

d) Suhu : 36,8 ̊C

93
3) Pemeriksaan Fisik

a) Abdomen

Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi

Palpasi : DJJ : 130x/menit, regular

Kontraksi : 3x/10’ 40”, kuat

b) Genitalia

V/V : terdapat lendir campur darah

Portio : tipis, lunak

Pembukaan : 4 cm

Ketuban : (+)

Presentasi : Kepala

Posisi : Ubun-ubun kecil kiri depan

Penurunan : Hodge III

Molase :0

Bagian-bagian lain : tidak ada

c. Analisis

G3 P 2 A0 Parturien aterm kala I fase aktif, janin tunggal hidup

d. Penatalaksanaan

1) Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu

Ev : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan

2) Mengajarkan ibu teknik relaksasi nafas dalam

94
Ev : Ibu bersedia melakukannya dan terlihat lebih rileks

3) Menyalakan Lilin Aromaterapi untuk ibu agar pasien bisa lebih

rilex dan untuk mengurngi intensitas nyeri pada ibu

Ev: Ibu merasakan lebih rilex dan nyeri yg di rasakan ibu

berkurang

4) Mengajurkan ibu untuk tidur posisi miring kiri

Ev : Ibu bersedia untuk tidur miring kiri

5) Memberikan dukungan psikologis pada ibu

Ev : Ibu terlihat lebih tenang

6) Menganjurkan ibu untuk minum teh manis

Ev : Ibu bersedia untuk minum the manis

7) Mempersiapkan alat, obat dan perlengkapan persalinan

Ev : Semua alat, obat dan perlengkapan persalinan sudah

tersedia

8) Melakukan pemantauan persalinan

Ev : Hasil terlampir di lembar patograf

KALA II

Hari/Tanggal : Jumat, 22 April 2022

Waktu : 16.50 WIB

Pengkaji : Ulfiyah Khoerunnisa

a. Data Subjektif

95
Ibu mengatakan tidak tahan ingin mengedan dan mulesnya

terasa semakin kuat.

b. Data Objektif

1) Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

2) Pemeriksaan Fisik

a) Abdomen

1) DJJ : 135 x/menit, regular

2) Kontraksi : 5x/10’ 50”, kuat

b) Genitalia

1) Terdapat tekanan pada anus dan perineum menonjol

2) Portio : tidak teraba

3) Pembukaan : 10 cm

4) Ketuban : (-), pecah spontan, cairan jernih

5) Penurunan : Station +1

Molase : tidak ada

6) Bagian-bagian lain : tidak ada

c. Analisis

G3P2A0 Inpartu kala II, janin tunggal hidup

d. Penatalaksanaan

96
1) Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu

Ev : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan

2) Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman

Ev : Ibu sudah dalam posisi yang nyaman

3) Menganjurkan suami untuk memberi ibu minum

Ev : Ibu sudah minum segelas teh manis

4) Memfasilitasi ibu teknik meneran yang efektif ketika timbul his

Ev : Ibu dapat mempraktikannya dengan benar

5) Memimpin persalinan

Ev : Bayi lahir spontan pada tanggal 22 April 2022, pukul 16.50

WIB, tidak ada lilitan tali pusat, jenis kelamin laki-laki,

menangis kuat, tonus otot aktif dan warna kulit kemerahan.

6) Mengeringkan bayi

Ev : bayi telah dikeringkan diatas perut ibu

7) Memotong tali pusat

E : Tali pusat telah di potong sekitar 3 cm dari pusat bayi

8) Memfasilitasi inisiasi menyusui dini selama 1 jam.

E : Bayi terlihat nyaman diatas perut ibu.

Kala III

Hari/Tanggal : Jumat, 22 April 2022

Waktu : 16.50 WIB

Pengkaji : Ulfiyah Khoerunnisa

97
a. Data Subjektif

Ibu mengatakan masih merasa lelah setelah melahirkan bayinya

dan masih terasa mulas.

b. Data Objektif

1) Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

2) Pemeriksaan Fisik

a) Abdomen

Palpasi : Janin kedua : Tidak ada

Kandung kemih : Tidak teraba

Kontraksi uterus : Baik, keras

c. Analisis

P3A0 Kala III

d. Penatalaksanaan

1) Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu

Ev : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan

2) Melakukan informed consent bahwa akan diberikan suntik

oksitosin secara intramuskular.

Ev : Ibu menyetujui tindakan yang akan dilakukan

98
3) Menyuntikan oksitosin 10 IU secara intramuskular di 1/3 paha

atas bagian distal lateral.

Ev : Oksitosin sudah diberikan pada pukul 16.50.00 WIB

4) Menilai tanda-tanda pelepasan plasenta

Ev : terlihat pemanjangan tali pusat, semburan darah tiba-tiba

dan uterus menjadi globuler

5) Melakukan peregangan tali pusat terkendali (PTT) dengan

tangan kanan, tangan kiri melakukan gerakan dorso kranial.

Ev : Terlihat tali pusat memanjang

6) Melahirkan plasenta

Ev : plasenta lahir spontan pukul 17.00 WIB

7) Memeriksa kelengkapan plasenta

Ev : Plasenta lahir lengkap

Kala IV

Hari/Tanggal : Jumat, 22 April 2022

Waktu : 17.05 WIB

Pengkaji : Ulfiyah Khoerunnisa

a. Data Subjektif

Ibu mengatakan masih merasa mulas dan lemas.

b. Data Objektif

1) Pemeriksaan Umum

99
Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

2) Tanda- tanda Vital

a) Tekanan darah : 100/70 mmHg

b) Nadi : 85 x/menit

c) Respirasi : 20 x/menit

d) Suhu : 36,5 ̊C

3) Pemeriksaan Fisik

a) Abdomen

1) TFU : 1 jari dibawah pusat

2) Kontraksi : Keras

3) Kandung kemih : Kosong

b) Genitalia

Terdapat laserasi dibagian mukosa vagina, otot dan kulit

perineum. Perdarahan aktif ±50 cc.

c. Analisis

P1A0 kala IV dengan laserasi perineum derajat 2

d. Penatalaksanaan

1) Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga

Ev : Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan

100
2) Melakukan informed consent kepada ibu untuk dilakukan

penjahitan

Ev : Ibu menyetujui tindakan yang akan dilakukan

3) Menyiapkan hecting set untuk penjahitan perineum.

Ev : Hecting set telah siap

4) Melakukan penjahitan pada bagian mukosa vagina, otot

perineum dan kulit perineum secara jelujur dan subkutikuler.

Ev : Luka tertutup dan perdarahan berhenti

5) Menganjurkan keluarga untuk memberi ibu minum

Ev : Ibu sudah minum segelas air putih

6) Membersihkan ibu dan tempat tidur

Ev : Ibu dapat mempraktikannya dengan benar

3. Dokumentasi Asuhan Nifas

a. Kunjungan I (6 Jam)

Hari/Tanggal : Jumat, 22 April 2022

Waktu : 04.00 WIB

Tempat : PMB Bd. E

Pengkaji : Ulfiyah Khoerunnisa

SUBJEKTIF

1) Alasan Kunjungan / Keluhan

Ibu mengatakan merasa ngilu pada luka jahitannya dan

belum berani ke kamar mandi.

101
2) Psikososial

Ibu dan keluarga merasa sangat bahagia atas kelahiran

bayinya serta selalu mendampingi Ibu.

3) Riwayat Persalinan

Ibu melahirkan tanggal 22 April 2022, bayi lahir spontan

pukul 16.50 WIB, persalinan ditolong oleh bidan, tidak ada

komplikasi pada ibu dan bayi.

4) Aktivitas

a) Nutrisi

Ibu terakhir makan pukul 22.30 dengan nasi sayur , porsi

sedang

b) Hidrasi

Ibu sudah minum air putih terakhir pukul 22.30 WIB,

kurang lebih sebanyak 600 cc.

c) Eliminasi

Ibu belum berani BAK karena merasa ngilu di bagian luka

jahitan, dan belum ada keinginan BAB.

d) Istirahat

Ibu mengatakan semalam dirinya tidak dapat tidur, namun

Ibu tetap mengistirahatkan diri di atas tempat tidur.

e) Mobilisasi

102
Ibu sudah mampu duduk, tidur miring ke kanan dan ke kiri,

namun belum berani untuk berjalan karena takut sakit pada

luka jahitannya.

f) Hygiene

Ibu belum mengganti pembalutnya.

g) Laktasi

Ibu sudah mmenyusui bayinya, namun ASI baru keluar

sedikit

OBJEKTIF

1) Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

2) Tanda- tanda Vital

a) Tekanan darah : 110/70 mmHg

b) Nadi : 85 x/menit

c) Respirasi : 20 x/menit

d) Suhu : 36,2 ̊C

3) Pemeriksaan Fisik

a) Wajah

Tidak ada edema, tidak pucat

b) Mata

Konjungtiva : Merah muda

103
Sklera : Putih

c) Leher

Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan kelenjar getah

bening.

d) Payudara

Bersih, simetris, Putting susu menonjol, pengeluaran ASI

masih sedikit, tidak ada rasa nyeri, tidak ada benjolan

e) Abdomen

1) TFU : 2 jari dibawah pusat

2) Kontraksi Uterus : Baik

3) Kandung Kemih : Kosong

f) Ekstremitas : Tidak ada edema pada kaki, varises (-/-),

g) Genitalia

1) Perdarahan : ±80 cc

2) Lochea : Rubra

3) Tidak ada tanda infeksi, tidak ada hematum dan

pembengkakan pada luka jahitan

ANALISIS

P3 A 0 Postpartum 6 jam

104
PENATALAKSANAAN

1) Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu

Ev : Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan

2) Memberitahu ibu untuk tidak khawatir pada nyeri jahitannya,

menganjurkan ibu untuk duduk dalam posisi yang nyaman dan

tidak perlu takut untuk BAK selama ibu tetap menjaga

kebersihan pada area genitalia.

Ev : Ibu mengerti dan rasa khawatirnya berkurang

3) Memberitahu ibu cara merawat luka jahitan perineum

Ev : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya

4) Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini

Ev : Ibu bersedia

5) Memberikan edukasi mengenai kebutuhan mengkonsumsi

makanan bergizi seimbang yang mengandung karbohidrat,

protein, sayur dan buah.

Ev : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya

6) Memberikan edukasi mengenai kebutuhan hidrasi yang cukup

pada ibu nifas

E : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya

7) Memberikan edukasi mengenai kebutuhan istirahat yang cukup

selama masa nifas

E : Ibu mengerti

8) Memberitahu ibu teknik menyusui yang baik dan benar

105
E : Ibu mengerti dan dapat mempraktekan ulang

9) Memberitahu ibu tanda bahaya nifas dan bayi baru lahir

Ev : Ibu mengerti

10) Memberikan tablet Fe 1 x 60 mg, paracetamol 3 x 500 mg/hari,

2 butir vitamin A dan amoxilin tablet 3 x 500 mg.

Ev : Ibu menerima dan bersedia mengkonsumsinya

b. Kunjungan II (3 Hari)

Hari/Tanggal : Senin, 25 April 2022

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Rumah Ibu

Pengkaji : Ulfiyah Khoerunnisa

SUBJEKTIF

1) Alasan Kunjungan / Keluhan

Ibu mengatakan bayi sering tertidur

2) Psikososial

Keluarga selalu mendukung dan membantu ibu untuk merawat

bayinya.

3) Aktivitas

a) Nutrisi

106
Ibu mengatakan makan 3 sampai 4 kali sehari dengan nasi,

sayur, dan lauk pauk seperti ayam, ikan, tahu, tempe dan

lain-lain. Tidak ada pantangan dalam makan.

b) Hidrasi

Ibu mengatakan minum kurang lebih 12 gelas sehari.

c) Eliminasi

Ibu mengatakan BAK ±7-8x sehari, tidak ada keluhan. Ibu

mengatakan BAB 1 kali sehari, tidak ada keluhan.

d) Istirahat

Ibu mengatakan tidur malam ± 6 jam sering terbangun

untuk menyusui bayinya. Tidur siang kadang-kadang ± 2

jam ketika bayi tidur.

e) Aktivitas

Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga dibantu

oleh orang tua.

f) Hygiene

Ibu mengatakan mandi sehari 2x, dan mengganti pembalut

4x dalam sehari.

g) Laktasi

Ibu sering menyusui bayinya, namun bayi sering susah

dibangunkan ketika tidur. Frekuensi menyusui ± 9-10 kali

sehari.

107
OBJEKTIF

1) Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

2) Tanda- tanda Vital

a) Tekanan darah : 120/80 mmHg

b) Nadi : 85 x/menit

c) Respirasi : 20 x/menit

d) Suhu : 36,5 ̊C

3) Pemeriksaan Fisik

a) Wajah

Tidak ada edema

b) Mata

Konjungtiva : Merah muda

Sklera : Putih

c) Leher

Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan kelenjar getah

bening.

d) Payudara

Bersih, simetris, Putting susu menonjol, pengeluaran ASI

sedikit, tidak ada rasa nyeri, tidak ada benjolan

e) Abdomen

TFU : Pertengahan simfisis dan pusat

108
Kontraksi uterus : Baik

Kandung Kemih : Kosong

f) Ekstremitas

Tidak ada edema pada kaki, varises (-/-), refleks patella

(+/+)

g) Genitalia

Kebersihan baik. Luka jahitan baik, tidak ada tanda infeksi

dan tidak ada hematom. Lochea sanguinolenta ± 50 cc.

ANALISIS

P3 A 0 Postpartum 3 hari

PENATALAKSANAAN

1) Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu

Ev : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan

2) Menganjurkan ibu untuk membangunkan bayinya setiap 2 jam

sekali, dan tetap menyusui bayinya secara sering jika bayi

tertidur bangunkan saja

Ev : Ibu mengerti dan akan melakukannya

3) Memberikan support dan pujian pada ibu agar menyusui

bayinya secara eksklusif

109
Ev : Kekhawatiran ibu terlihat berkurang

4) Mengajarkan teknik menyusui yang baik dan benar

Ev : Ibu mampu menyusui bayinya dengan baik terlihat bayi

yang tenang saat disusui

5) Menganjurkan ibu untuk banyak beristirahat pada siang hari

Ev : Ibu mengerti dan akan melakukannya

6) Mengingatkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan area genital.

Ev : Ibu mengerti dan akan melakukannya

7) Memberikan konseling cara merawat bayi baru lahir

Ev : Ibu mengerti

8) Memberitahu pada ibu jadwal home visit selanjutnya

Ev : Ibu bersedia untuk dilakukan kunjungan rumah

c. Kunjungan III (14 Hari)

Hari/Tanggal : 6 Mei 2022

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Secara Daring

Pengkaji : Ulfiyah Khoerunnisa

SUBJEKTIF

1) Alasan Kunjungan / Keluhan

Ibu mengatakan tidak ada keluhan.

2) Psikososial

110
Ibu mengatakan masih belajar mencoba merawat bayinya

sendiri. Keluarga dan suami selalu mendukung ibu.

3) Aktivitas

a) Nutrisi

Ibu mengatakan makan 3 – 4 kali sehari, dengan porsi

besar. Ibu biasa makan dengan nasi, lauk pauk, sayur,

terkadang buah dan suka mengkonsumsi camilan.

b) Hidrasi

Ibu mengatakan minum 10 – 12 gelas air putih sehari.

c) Eliminasi

Ibu mengatakan BAK 7 – 8 kali sehari, tidak ada keluhan.

BAB 1 kali sehari, tidak ada keluhan.

d) Istirahat

Ibu mengatakan tidur malam ± 6 jam, dan kadang tidur

siang ketika bayi sedang tertidur

e) Aktivitas

Ibu mengatakan sedikit kelelahan mengurus pekerjaan

rumah.

f) Laktasi

Ibu mengatakan menyusui setiap 2 jam sekali pada siang

hari dan pada malam hari saat bayi terbangun saja. Saat

malam hari produksi ASI sedikit.

OBJEKTIF

111
Tidak dilakukan dikarenakan pemberian asuhan dilakukan secara

daring.

ANALISIS

P3 A 0 Postpartum 14 hari

PENATALAKSANAAN

1) Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu

Ev : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan

2) Memberi apresiasi pada ibu karena telah dapat merawat bayinya

dengan baik

Ev : Ibu terlihat senang

3) Memotivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif untuk bayinya

hingga berusia 6 bulan

E : Ibu termotivasi dan mengerti

4) Memberikan edukasi mengenai teknik dan posisi menyusui yang

baik dan benar.

E : Ibu mengerti dan mempraktekkan ulang

5) Mengapresiasi pola makan ibu yang sudah baik, dan

mengingatkan kembali kebutuhan nutrisi yang seimbang.

E : Ibu mengerti

112
6) Mengingatkan ibu mengenai kebutuhan istirahat, dan jika lelah

ibu dapat meminta bantuan keluarga untuk mengurus pekerjaan

rumah

Ev : Ibu mengerti

7) Memberikan eduksi tentang cara merawat bayi baru lahir

Ev : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya

d. Kunjungan IV (29 Hari)

Hari/Tanggal : 29 Mei 2022

Waktu : 07.00WIB

Tempat : Secara Daring

Pengkaji : Ulfiyah Khoerunnisa

SUBJEKTIF

1) Alasan Kunjungan / Keluhan

Ibu mengatakan tidak ada keluhan.

2) Psikososial

Ibu mengatakan masih belajar mencoba merawat bayinya

sendiri. Keluarga dan suami selalu mendukung ibu.

3) Aktivitas

a. Nutrisi

113
Ibu mengatakan makan 3 – 4 kali sehari, dengan porsi

besar. Ibu biasa makan dengan nasi, lauk pauk, sayur,

terkadang buah dan suka mengkonsumsi camilan.

b. Hidrasi

Ibu mengatakan minum 10 – 12 gelas air putih sehari.

c. Eliminasi

Ibu mengatakan BAK 7 – 8 kali sehari, tidak ada keluhan.

BAB 1 kali sehari, tidak ada keluhan.

d. Istirahat

Ibu mengatakan tidur malam ± 6 jam, dan kadang tidur

siang ketika bayi sedang tertidur

e.Aktivitas

Ibu mengatakan sedikit kelelahan mengurus pekerjaan

rumah.

f.Laktasi

Ibu mengatakan menyusui setiap 2 jam sekali pada siang

hari dan pada malam hari saat bayi terbangun saja. Produksi

asi sudah baik

OBJEKTIF

Tidak dilakukan dikarenakan pemberian asuhan dilakukan secara

daring.

114
ANALISIS

P3 A 0 Postpartum 29 hari

PENATALAKSANAAN

1) Memberitahu hasil pemeriksaan bayinya pada ibu dan keluarga

Ev : Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan

2) Memberikan apresiasi pada ibu karena dapat merawat bayinya

dengan baik.

Ev : Ibu terlihat senang

3) Memberi motivasi pada ibu untuk menyusui bayinya secara

eksklusif selama 6 bulan

Ev : Ibu mengerti dan akan melakukannya

4) Menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan pakaian dan

membedongnya

Ev : Bayi terjaga kehangatannya

5) Mengingatkan ibu untuk membawa bayinya imunisasi BCG di

Posyandu.

Ev : Ibu bersedia

6) Mengingatkan ibu mengenai tanda bahaya pada bayi baru lahir

Ev : Ibu mengerti

Dokumentasi Asuhan Bayi Baru Lahir

115
Hari/Tanggal : 22 April 2022

Waktu : 17.50 WIB

Tempat : PMB Bd. E

Pengkaji : Ulfiyah Khoerunnisa

SUBJEKTIF

1. Keluhan kondisi bayi saat ini

Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya, bayinya dapat

menyusu dengan kuat

2. Identitas Bayi

a) Nama : Bayi Ny. A

b) Tanggal/jam lahir : 22 April 2022 / 16.50 WIB

c) Usia : 1 jam

d) Jenis kelamin : Laki-laki

e) Anak ke : 3 (Tiga)

3. Faktor neonatal

a. Keadaan bayi saat lahir

Bayi lahir usia kehamilan 38 minggu 1 hari dengan persalinan

spontan oleh tenaga kesehatan, tidak ada penyulit selama

persalinan, keadaan bayi baik, bayi lahir hidup segera menangis

warna kulit kemerahan, tonus otot kuat

116
b. Keberhasilan IMD

bayi dilakukan IMD selama 1 jam, aktif mencari putting dan

berhasil menemukan serta menghisap putting

c. Eliminasi

a) BAK : 1x

b) BAB : Segera setelah lahir

4. Salep mata dan Vitamin K

Sudah diberikan salep mata tetrasiklin 1% satu geris lurus di

bagian dalam mata dalam menuju ke bagian luar mata dan

vitamin K1 phytomenadione 1 mg secara IM di paha kiri kurang

lebih 2 menit setelah lahir

5. Faktor genetic

Tidak ada penyakit keturunan, cacat fisik baik dari keluarga ibu

maupun suami

6. Faktor psikososial

Bayi merupakan anak kedua ibu. Kelahiran bayi sangat

dinantikan oleh keluarga. Ibu dan keluarga sangat senang atas

kelaihran bayinya ibu tidak merasa cemas dalam memberikan

pola asuh karena suami dan keluarga siap membantu.

OBJEKTIF

1) Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : baik

117
2) Tanda- tanda Vital

a) BJA : 135 x/menit

b) Pernafasan : 45 x/menit

c) Suhu : 36,6 ̊C

3) Antropometri

a) Lingkar kepala : 33 cm

b) Lingkar dada : 35 cm

c) BB : 2900 kg

d) PB : 48 cm

4) Pemeriksaan Fisik

a) Kepala

Bersih, ubun-ubun besar tidak ada cekungan, tidak ada

penonjolan dan pembengkakan

b) Kulit

Kulit badan berwarna kemerahan

c) Wajah

Tidak ada oedema, tidak pucat, simetris, warna kemerahan

d) Mata

Konjungtiva : Merah muda

Sklera : Putih

e) Telinga

Simetris, tidak ada serumen yang keluar

f) Hidung

118
Tidak ada benjolan, tidak ada sekret

g) Mulut

Tidak ada bibir sumbing (labioskizis dan labiopalatoskizis)

h) Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe

i) Dada

Simetris, tidak ada kelainan

j) Tali Pusat

Masih basah, tidak terlihat tanda perdarahan dan infeksi

k) Punggung

Tidak ada spina bifida

l) Ekstremitas

Jumlah jari lengkap dan warna kulit merah muda

m) Genitalia

Terdapat penis dan testis

n) Anus

Anus berlubang, belum keluar meconium

5) Refleks

a) Refleks Moro : (+)

b) Refleks Grasping : (+)

c) Refleks Sucking : (+)

d) Refleks Rooting : (+)

119
e) Refleks Walking : (+)

f) Refleks Tonic Neck : (+)

ANALISIS

Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan usia 1 jam

PENATALAKSANAAN

1) Memberitahu hasil pemeriksaan bayinya pada ibu dan keluarga

Ev : Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan

2) Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga khangatan bayinya

Ev: ibu faham, bayi di bedong, di selimuti, memakai topi dan di

dekap oleh ibu

3) Memberikan edukasi ASI ekslusif dan memotivasi ibu untuk

dapat menyusui bayinya

Ev: ibu fham dan akan melakukanya

4) Mendukung ibu untuk dapat menyusui bayinya setiap 2 jam

sekali

Ev: ibu mengerti dan akan melakukanya

5) Memberi KIE tanda bahaya pada bayi baru lahir

Ev: i

bu mengrti

6) Melakukan kontrakwaktu untuk pemeriksaan dan pemberian

imunisasi HB0 esok hari

120
a. Kunjungan I (6 Jam)

Hari/Tanggal : 22 April 2022

Waktu : 04.00 WIB

Tempat : PMB Bd. E

Pengkaji : Bidan E

SUBJEKTIF

1. Alasan Kunjungan / Keluhan

Ibu mengatakan bayinya tidak ada keluhan

2. Identitas Bayi

f) Nama : Bayi Ny. A

g) Tanggal/jam lahir : 22 April 2022 / 16.50 WIB

h) Usia : 6 jam

i) Jenis kelamin : laki-laki

j) Anak ke : 3 (Tiga)

3. Identitas orang tua

a) Jenis kelamin : Ny. A / Tn. S

b) Usia : 32 thn / 33 thn

4. Eliminasi

c) BAK : Bayi sudah BAK

d) BAB : Bayi sudah BAB

5. Faktor lingkungan

121
Ibu mengatakan rumahnya tidak terkena polusi asap dari jalan

raya dan pabrik. Ada akses air bersih, terdapat ventilasi udara,

pencahayaan baik dan cahaya matahari dapat masuk ke rumah.

6. Faktor sosial

a) Tempat tinggal : Ibu tinggal bersama suami dan

anaknya

b) Dukungan keluarga : Keluarga mendukung penuh

kelahiran bayi pertama ibu.

c) Perawatan Bayi : Ibu akan merawat bayinya sendiri

dibantu oleh orang tua

OBJEKTIF

6) Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : baik

Tonus otot : baik

7) Tanda- tanda Vital

BJA : 140 x/menit

Pernafasan : 40 x/menit

Suhu : 36,7 ̊C

8) Antropometri

Lingkar kepala : 33 cm

Lingkar dada : 35 cm

BB : 2900 gram

PB : 48 cm

122
9) Pemeriksaan Fisik

a) Kepala

Bersih, ubun-ubun besar tidak ada cekungan, tidak ada

penonjolan dan pembengkakan

b) Kulit

Kulit badan berwarna kemerahan

c) Wajah

Tidak ada oedema, tidak pucat, simetris, warna kemerahan

d) Mata

Konjungtiva : Merah muda

Sklera : Putih

e) Telinga

Simetris, tidak ada serumen yang keluar

f) Hidung

Tidak ada benjolan, tidak ada sekret

g) Mulut

Tidak ada bibir sumbing (labioskizis dan labiopalatoskizis)

h) Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe

i) Dada

Simetris, tidak ada kelainan

j) Tali Pusat

Masih basah, tidak terlihat tanda perdarahan dan infeksi

123
k) Punggung

Tidak ada spina bifida

l) Ekstremitas

Jumlah jari lengkap dan warna kulit merah muda

m) Genitalia

Labia mayora menutupi labia minora, vagina berlubang

n) Anus

Anus berlubang, belum keluar mekonium

10) Refleks

a. Refleks Moro : (+)

b. Refleks Grasping : (+)

c. Refleks Sucking : (+)

d. Refleks Rooting : (+)

e. Refleks Walking : (+)

f. Refleks Tonic Neck : (+)

ANALISIS

Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan usia 6 jam

PENATALAKSANAAN

1) Memberitahu hasil pemeriksaan bayinya pada ibu dan keluarga

124
Ev : Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan

2) Melakukan informed consent kepada ibu dan keluarga untuk

dilakukan imunisasi HB0

Ev : Ibu dan keluarga menyetujui

3) Melakukan penyuntikan imunisasi HB0 secara intra muscular di

paha anterolateral bayi bagian kanan pukul 04.30 WIB,

Ev : HB0 telah disuntikan

4) Menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan pakaian dan

membedongnya

Ev : Bayi terjaga kehangatannya

5) Memberitahu ibu cara merawat tali pusat untuk tetap bersih,

kering dan terbuka.

E : Ibu mengerti cara merawat tali pusat

6) Memfasilitasi bayi untuk menyusu kepada ibunya

Ev : Bayi dapat menyusu kepada ibunya

b. Kunjungan II (7 Hari)

Hari/Tanggal : 25 April 2022

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Rumah Ibu

Pengkaji : Ulfiyah Khoerunnisa

SUBJEKTIF

125
1) Alasan Kunjungan / Keluhan

Ibu mengatakan bayinya tidak ada keluhan

2) Pola Aktivitas

a) Nutrisi

Ibu mengatakan bayinya hanya mengkonsumsi ASI,

bayi menyusu sehari ± 2 – 3 jam sekali dengan durasi 10

menit, ibu menyusui pada payudara kiri saja.

b) Eliminasi

Ibu mengatakan bayi BAK sehari ±8 – 9x dan BAB

sehari 2 – 3 x sehari.

c) Istirahat

Ibu mengatakan bayinya tidur ±16 jam sehari dan

sulit dibangunkan apabila waktunya untuk menyusui.

d) Personal Hygiene

Bayi mandi 1x sehari pagi dan diseka 1x pada sore hari

menggunakan air hangat.

OBJEKTIF

1) Kesadaran : Composmentis

2) Tanda- tanda Vital

a) BJA : 130 x/menit

b) Pernafasan : 42 x/menit

c) Suhu : 36,7 ̊C

126
3) Pemeriksaan Fisik

a) Wajah

Tidak ada oedema, tidak pucat, simetris

b) Mata

Konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada

pengeluaran cairan maupun nanah.

c) Dada

Simetris, tidak ada kelainan

d) Abdomen

Tali pusat sudah puput, keadaan bersih dan kering, tidak ada

tanda infeksi dan tidak ada perdarahan.

e) Genitalia

Keadaan bersih, tidak ada keluhan

f) Anus

Keadaan bersih

11) Refleks

a) Refleks Moro : (+)

b) Refleks Grasping : (+)

c) Refleks Sucking : (+)

d) Refleks Rooting : (+)

e) Refleks Walking : (+)

127
f) Refleks Tonic Neck : (+)

ANALISIS

Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan usia 3 hari

PENATALAKSANAAN

1) Memberitahu hasil pemeriksaan bayinya pada ibu dan keluarga

Ev : Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan

2) Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara adekuat dan

rutin menyusui dalam 2-3 jam sekali bergantian pada kedua

payudara. Lalu memotivasi apabila bayinya sedang tidur pun

tetap dibangunkan karena sudah masuk waktu kebutuhannya

untuk menyusu

Ev : Ibu mengerti dan akan melakukannya

3) KIE cara perawatan bayi

Ev : Ibu mengerti

4) Memfasilitasi bayi untuk menyusu kepada ibunya

Ev : Bayi dapat menyusu kepada ibunya

5) Mengingatkan ibu mengenai tanda bahaya pada bayi baru lahir

Ev : Ibu mengerti dan mampu menjelaskan kembali

c. Kunjungan III (14 Hari)

Hari/Tanggal : 6 Mei 2022

128
Waktu : 09.00 WIB

Tempat : Secara Daring

Pengkaji : Ulfiyah Khoerunnisa\

SUBJEKTIF

1) Alasan Kunjungan / Keluhan

Ibu mengatakan bayinya tidak ada keluhan

2) Pola Aktivitas

a) Nutrisi

Ibu mengatakan bayinya hanya mengkonsumsi ASI,

bayi menyusu sehari ±12x dengan durasi 10 menit sekali

menyusu, ibu menyusui pada payudara kanan dan kiri.

b) Eliminasi

Ibu mengatakan bayi BAK sehari ±8-9x dan BAB

sehari 4x. Tidak ada keluhan.

c) Istirahat

Ibu mengatakan bayinya tidur ±16 jam sehari dan sudah

tidak sulit saat dibangunkan.

OBJEKTIF

1) Kesadaran : Composmentis

2) Tanda- tanda Vital

a) BJA : 132 x/menit

b) Pernafasan : 42 x/menit

129
c) Suhu : 36,8 ̊C

3) Antropometri

a) Berat badan : 3000 gram

b) Panjang badan : 50 cm

4) Pemeriksaan Fisik

a) Wajah

Tidak ada oedema, tidak pucat, simetris

b) Mata

Konjungtiva : Merah muda

Sklera : Putih

c) Dada

Simetris, tidak ada kelainan

d) Abdomen

Sudah puput, keadaan bersih, tidak ada tanda infeksi dan

tidak ada perdarahan.

e) Genitalia

Keadaan bersih, tidak ada keluhan

f) Anus

Keadaan bersih

ANALISIS

Neonatus Cukup Bulan, Sesuai Masa Kehamilan usia 14 hari

PENATALAKSANAAN

130
1) Memberitahu hasil pemeriksaan bayinya pada ibu dan keluarga

Ev : Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan

2) Memberikan pujian pada ibu karena dapat merawat bayinya

dengan baik.

Ev : Ibu terlihat senang

3) Memberi motivasi pada ibu untuk menyusui bayinya secara

eksklusif selama 6 bulan

Ev : Ibu mengerti dan akan melakukannya

4) Mengingatkan ibu untuk melakukan imunisasi pada bayinya

Ev : Ibu mengerti dan akan melakukannya

5) Mengingatkan ibu mengenai tanda bahaya pada bayi baru lahir

Ev : Ibu mengerti

d. Kunjungan IV (29 Hari)

Hari/Tanggal : 20 Mei 2022

Waktu : 10.00

Tempat : Secara Daring

SUBJEKTIF

1) Alasan Kunjungan / Keluhan

Ibu mengatakan bayinya tidak ada keluhan

2) Pola Aktivitas

d) Nutrisi

131
Ibu mengatakan bayinya hanya mengkonsumsi ASI,

bayi menyusu sehari ±12x dengan durasi 10 menit sekali

menyusu, ibu menyusui pada payudara kanan dan kiri.

e) Eliminasi

Ibu mengatakan bayi BAK sehari ±8-9x dan BAB

sehari 4x. Tidak ada keluhan.

f) Istirahat

Ibu mengatakan bayinya tidur ±16 jam sehari dan sudah

tidak sulit saat dibangunkan.

OBJEKTIF

1) Kesadaran : Composmentis

2) Tanda- tanda Vital

a) BJA : 132 x/menit

b) Pernafasan : 42 x/menit

c) Suhu : 36,8 ̊C

3) Antropometri

Berat badan : 3100 gram

Panjang badan : 50 cm

4) Pemeriksaan Fisik

a) Wajah

Tidak ada oedema, tidak pucat, simetris

b) Mata

132
Konjungtiva : Merah muda

Sklera : Putih

c) Dada

Simetris, tidak ada kelainan

d) Abdomen

Sudah puput, keadaan bersih, tidak ada tanda infeksi dan

tidak ada perdarahan.

e) Genitalia

Keadaan bersih, tidak ada keluhan

f) Anus

Keadaan bersih

OBJEKTIF

Tidak dilakukan dikarenakan pemberian asuhan dilakukan secara

daring.

ANALISIS

Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan usia 29 hari

PENATALAKSANAAN

1) Memberitahu hasil pemeriksaan bayinya pada ibu dan keluarga

Ev : Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan

133
2) Memberikan apresiasi pada ibu karena dapat merawat bayinya

dengan baik.

Ev : Ibu terlihat senang

3) Memberi motivasi pada ibu untuk menyusui bayinya secara

eksklusif selama 6 bulan

Ev : Ibu mengerti dan akan melakukannya

4) Menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan pakaian dan

membedongnya

Ev : Bayi terjaga kehangatannya

5) Mengingatkan ibu untuk membawa bayinya imunisasi BCG di

Posyandu.

Ev : Ibu bersedia

6) Mengingatkan ibu mengenai tanda bahaya pada bayi baru lahir

Ev : Ibu mengerti

C. Pembahasan

1. Asuhan Antenatal

Dalam laporan tugas akhir ini, penulis mengambil pasien Ny. A

yang berusia 34 tahun, hamil anak ketiga, dengan usia kehamilan 38

minggu 1 hari. Kunjungan pertama pada pasien Ny. A dilaksanakan di

Posyandu pada tanggal 11 April 2022. Pemeriksaan kehamilan dilakukan

secara lengkap sesuai dengan rangkaian standar pelayanan yaitu 10T

(Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, pemeriksaan tekanan darah,

ukur LILA, ukur tinggi fundus uteri, periksa denyut jantung janin,

134
menentukan presentasi, imunisasi TT, pemberian tablet Fe, tes

laboratorium, dan KIE efektif. Penulis tidak melakukan pemeriksaan Lab

karena pasien sudah melakukan pemeriksaan sebelumnya pada tanggal

21 Februari 2022 Didapatkan kadar Hb klien sebesar 12 gr/dL yang

merupakan batas standar kadar Hb untuk Ibu hamil, diketahui klien rutin

meminum tablet Fe satu butir setiap malam. Seperti yang di jelaskan oleh

(Loy SL dkk .2019) Pemberian tablet Fe bertujuan untuk

mempertahankan cadangan zat besi untuk mencegah terjadinya anemia,

dan bukan untuk meningkatkan kadar hemoglobin. Kurangnya

suplementasi zat besi dikaitkan dengan hasil peningkatan defisiensi besi

sedang dan berat, karena meningkatnya kebutuhan zat besi selama

kehamilan maka setiap ibu hamil harus mendapat tambahan suplemen zat

besi, dan ini dapat dijadikan sebagai strategi pencegahan terjadinya

anemia. Sesuai dengan anjuran pemerintah bahwa ibu hamil harus

mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilannya. .

Pada pemeriksaan protein urin dan glukosa urin didapatkan hasil negatif.

Pada pemeriksaan TFU Ny.A di kunjungan pertama pada saat usia

kehamilan 36 minggu, tidak di temukan kesenjangan pada pemeriksaan

TFU di kehamimlan pertama. Berdasarkan teori yang di kemukakan oleh

Sari, Anggita dkk (2015) ibu hamil dengan usia 36 minggu tinggu fundus

uterinya yaitu 32 cm hal tersebut menujukan bahwa tinggi fundus Uteri

Ibu sudah sesuai dengan teori . Pada kunjungan kedua usia kehamilan

klien mencapai minggu 1 hari dan hasil pengukuran TFU adalah 33 cm

135
hal tersebut sudah sesuai dengan teori. Keluhan yang disampaikan klien

pada pertemuan pertama ialah rasa khawatir dalam menghadapi

persalinan. Seperti yang dijelaskan (Suart dan Sudden, 2010) kecemasan

dapat timbul ketika individu menghadapi pengalamana-pengalaman baru.

Hal ini didasarkan bahwa cemas dapat timbul ketika individu

menghadapi pengalaman-pengalaman baru seperti memulai pekerjaan

baru, atau melahirkan bayi. Selain itu ketidaktahuan ibu akan kondisi

bayi yang dikandungnya ikut memperbesar tingkat kecemasan ibu dalam

menghadapi persalinan. Ibu takut bayi yang akan dilahirkannya cacat

atau bernasib buruk. Penulis menjelaskan kepada klien mengenai hasil

pemeriksaan yang dilakukan sehingga klien mengetahui kondisi

kesehatan diri dan janinnya baik-baik saja. Selain itu penuli

menganjurkan klien untuk rileks dan berfikir positif.

Pada kunjungan ANC pertama, berdasarkan hasil pengkajian

didapatkan klien terbiasa tidur larut malam dengan lama 6 jam, dan klien

jarang tidur siang karena harus beraktivitas mengerjakan pekerjaan

rumah. Menurut teori Ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktivitas

fisik biasa selama tidak terlalu melelahkan. Wanita hamil dianjurkan

untuk merencanakan istirahat yang teratur karena dapat meningkatkan

kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan

pertumbuhan janin. Tidur pada malam hari selama kurang lebih 8 jam

dan istirahat dalam keadaan rileks pada siang hari selama 1 jam.

136
(Sarwono, 2000) Pada kunjungan ANC kedua, berdasarkan hasil

anamnesa, klien tidak ada keluhan.

2. Asuhan Intranatal

a. Kala I

Pada pukul 13.30 WIB tanggal 22 April 2022, klien kembali ke

PMB dengan keluhan frekuensi mules yang dirasakan semakin

sering dan kuat. Pada saat pemeriksaan dalam didapatkan

pembukaan 4 cm. Yang berarti klien sedang dalam tahapan kala I

fase aktif persalinan. Intensitas nyeri yang di rasakan pasien pada

Kala 1 fase aktif menurut skala ukur nyeri menunjukan di Angka 7

dimana pasien mengalami nyeri berat namun terkontrol. Penanganan

dan pengawasan nyeri persalinan terutama pada kala 1 fase aktif

sangat penting, karena kondisi nyeri yang tidak terkelola dengan

baik akan menimbulkan berbagai efek bagi ibu maupun janin. Untuk

meredakan nyeri yang dialami, bidan menuntun ibu untuk

melakukan teknik relaksasi nafas dalam.

Teknik relaksasi napas dalam merupakan suatu bentuk asuhan

kebidanan, dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien

bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan

respirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas

secara perlahan, selain dapat menurunkan intensitas nyeri,teknik

relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan

137
meningkatkan oksigen dalam darah (Smeltzer, Suzanne C. dan Bare,

2002)

Selain di lalukan Teknik Relaksasi Pernafasan dilakukan juga

Teknik pemberian Aromaterapi. Aromaterapi adalah istilah modern

yang dipakai untuk menamai proses penyembuhan kuno yang

menggunakan sari tumbuhan aromatik murni sebagai bahan terapi.

Aromaterapi bermanfaat untuk mengatasi insomnia dan depresi,

meredakan kegelisahan, mengurangi perasaan ketegangan,

meningkatakan kesehatan dan kesejahteraan tubuh, pikiran dan jiwa,

menjaga kestabilan ataupun keseimbanagan sistem yang terdapat

dalam tubuh menjadi sehat dan menarik, merupakan pengobatan

holistik untuk menyeimbangkan semua fungsi tubuh. Setyoadi &

Kushariyadi (2011)

Kala I klien tidak terjadi kesenjangan karena fase laten

berlangsung selama 5 jam dan fase aktif selama 3 1/2 jam, hal ini

sesuai dengan teori yang di kutip oleh (Prawirohardjo, 2010) Bahwa

Pada multigravida lama persalinan kala I fase aktif terjadi selama 8,5

jam dengan pembukaan satu cm per 72,8 menit (1,2 jam), lebih cepat

dibandingkan dengan primigravida yang lama persalinan kala I fase

aktif mencapai 10 jam dengan pembukaan satu cm per 85,7 menit

(1,4 jam).

Pada penelitian, pasien persalinan normal kala 1 fase laten

intensitas nyeri sebelum diberikan teknik relaksasi pernafasan rata-

138
rata mengalami nyeri berat dan ketika diberikan teknik relaksasi

pernafasan nyeri yang dirasakan ibu terasa lebih ringan. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara tingkat nyeri pada

pasien persalinan normal kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik

relaksasi pernafasan dan sesudah diberikan teknik relaksasi

pernafasan. Dan pada Kala 1 Fase Aktif intensitas nyeri sebelum di

lakukan metode relaksasi dengan menggunakan aromaterapi nyeri yg

di rasakan ibu jika di hitung menggunakan skala nyeri menunjukan

angka 7 (nyeri berat namun terkontrol) setelah di berikan pemberian

metode relaksasi dengan Aromterapi nyeri yang di rasakan ibu

menujukan angka 4 (nyeri sedang) Hal tersebut data di simpulkan

bahwa penerapan metode pemberian aromaterapi pada proses

persalinan berpengaruh terhadap intensitas nyeri persalinan. Ibu

yang diberikan metode Aromaterapi pada proses persalinan

mengalami intensitas nyeri persalinan yang lebih rendah

dibandingkan dengan ibu yang tidak di berikan Aromaterapi dalam

proses persalinan.

b. Kala II

Pada Kala tidak di temukan kesenjangan antara teori dan

pelaksanaan. Lamanya kala II berlangsung 30 menit. Menurut

(Mochtar, 2002) . Kala II pada primi: 1½ - 2 jam, pada multi ½ - 1

jam Pada pukul 17.50 klien mengatakan sudah merasakan keinginan

mengeran saat kontraksi, terdapat tekanan pada anus, vulva

139
membuka, perineum menonjol, dan sudah keluar air-air yang tidak

dapat ditahan. Setelah menentukan posisi yang nyaman, klien

dipimpin untuk mengeran. Proses persalinan dilakukna dengan

posisi uprigt . Menurut Simkin & bolding (2004), Studi ilmiah

tentang dampak posisi tegak (Upright) dengan posisi supine terhadap

rasa nyeri dan kemajuan persalinan didapatkan : posisi berdiri lebih

meningkatkan kenyamanan dibandingkan berbaring; duduk lebih

meningkatkan kenyamanan dibandingkan berbaring, pada

pembukaan serviks kurang dari 7cm; posisi tegak duduk, berdiri,atau

berjalan menurunkan rasa nyeri dan meningkatkan kepuasan ibu;

posisi tegak tidak memperpanjang masa persalinan dan tidak

menyebabkan cidera pada ibu kalaI dan II persalinan. Hal tersebut

sudah sesuai dengan standar asuhan kebidan pada ibu bersalin.

c. Kala III

Pada asuhan kala III tidak terdapat kesenjangan antara teori dan

pelaksanaan, lamanya kala III berlangsung selama 15 menit.

Menurut studi litera- tur yang diperoleh bahwa pada

kondisi normal, kala III biasanya berlangsung 3 sampai 4 menit

untuk primipara dan 4 sampai 5 menit untuk mul- tipara. Waktu

maksimal yang diperlukan untuk melahirkan plasenta adalah 45

sampai 60 menit (Bobak & Jensen, 2006). Pada kala 3 tidak

dilakukakn massage uterus hal tersebut di karenakan tindakan

140
massage uterus pada ibu bersalin kala 3 sudah tidak

direkomendasikan lagi. (WHO 2018)

d. Kala IV

Pada hasil pemeriksaan kala IV, terdapat robekan jalan lahir pada

bagian mukosa vagina, kulit perineum dan otot perineum yang

menunjukkan klien mengalami laserasi perineum derajat 2 sehingga

perlu dilakukan penjahitan. Tujuan menjahit laserasi atau episiotomi

adalah untuk menyatukan kembali jaringan tubuh (mendekatkan) dan

mencegah kehilangan darah yang tidak perlu (Johatiyah & Ningrum,

2012). Pada saat dilakukan penjahitan penulis tidak melakukan

anestesi terlebih dahulu hal di sebabkan karena menurut penelitian

penjahitan perineum tanpa anestesi dapat mempercepat proses

penyembuhan luka hal tersebut sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh (Novi Hendriani 2019) terdapat perbedaan antara

lama penyembuhan luka perineum ibu nifas dengan dan tanpa

anestesi. Ibu m ibu nifas dengan lidokain 1% adalah selama 8,54

hari. dan penyembuhan luka perineum ibu nifas tanpa lidokain 1%

adalah selama 7.19 hari. Namun hal tersebut bertentangan dengan

asuhan sesuai standar kebidanan. Menurut Menurut JNPK-KR(2008)

bidan harus memberikan anestesi lokal pada setiap ibu yang

memerlukan penjahitan laserasi atau episiotomi. Dengan

memberikan anestesi lokal berarti bidan telah memberikan asuhan

sayang ibu.

141
3. Asuhan Postnatal

Asuhan yang diberikan pada nifas 6 jam berupa mengkaji keluhan

ibu yang merasa takut untuk mobilisasi karena ngilu di area luka jahitan

perineum. Berdasarkan penelitian Novita dkk (2020) bahwa mobilisasi

dini secara bertahap sangat berguna dalam proses penyembuhan luka

jahitan perineum. Selain itu mobilisasi dini membuat sistem organ usus

dan kandung kencing juga menjadi lebih baik.

Pada kunjungan II hari ke 7, klien mengeluhkan jika produksi ASI

nya sedikit karena frekuensi menyusui bayi yang jarang karena bayi

sering tertidur dan sulit di bangunkan. Frekuensi menyusui menjadi salah

satu cara menigkatkan produksi ASI seperti pernyataan Susanti (2012)

yang mengatakan jika hisapan bayi dapat merangsang kelenjar-kelenjar

di sekitar areola untuk mensekresi hormon oksitosin yang dapat

mendorong ASI keluar lancar. Sebaliknya, ibu yang jarang menyusui

bayinya maka pengeluaran ASI-nya tidak lancar. Pada asuhan jungjungan

ke II penulis melakukan edukasi kepada klien untuk menyusui bayinya 2

jam sekali dan menganjurkan bayi untuk di bangunkan jika tertidur jika

sudah jadwalnya untuk menyusui.

Kondisi luka jahitan klien sudah kering, klien mengatakan selalu

menjaga kebersihan luka jahitan dengan membersihkannya dengan sabun

ketika mandi, aktif bergerak. Menurut penelitian mengkonsumsi

makanan yang tinggi protein seperti ayam, telur, dan daging-dagingan

dapat membantu pemulihan luka maka dari (Dian Zuiatna, 2020) maka

142
dari itu terdapat pengaruh mengkonsumsi diit tinggi protein terhadap

proses penyembuhan luka

Pada kunjungan III, didapatkan produksi ASI dan intensitas menyusu

bayi meningkat karena bayi sudah tidak sering tertidur.

Pada kunjungan IV bayi tidak ada keluhan intensitas menyusui sudah

baik.

4. Asuhan Pada Bayi Baru Lahir

Perawatan neonatal esensial dilakukan untuk menunjang kesehatan

bayi baru lahir. Pada awal kelahiran hingga satu jam pertama bayi Ny. A

dilakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) atau proses meletakkan bayi

baru lahir pada dada atau perut ibu agar bayi secara alami dapat mencari

sendiri sumber air susu ibu atau ASI dan mulai menyusu. Bayi akan

mendapatkan kekebalan tubuh. IMD bermanfaat bagi ibu karena dapat

membantu mempercepat proses pemulihan pasca persalinan. Dalam 1

jam kehidupan pertama bayi dilahirkan ke dunia, bayi dipastikan untuk

mendapatkan kesempatan melakukan IMD sesuai anjuran dari Kemenkes

pada tahun 2017. Pada 1 jam persalinan bayi sudah bisa mencari putting

ibunya dan sudah bisa menyusui.

Bayi baru lahir harus diberikan salep mata tetrasiklin 1% sebagai

langkah pencegahan infeksi mata pada satu jam pertama kelahiran. Lalu

memberikan suntik vitamin K dosis 1 mg untuk mencegah perdarahan

143
bayi baru lahir akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh

sebagian bayi baru lahir.

Pemberian imunisasi HB-0 diberikan pada 6 jam setelah kelahiran

bayi. Imunisasi ini sangat penting untuk mencegah bayi tertular penyakit

hepatitis. Manfaat Imunisasi Hepatitis B akan meningkat jika diberikan

sejak dini, biasanya pada usia bayi 0 sampai 7 hari dengan cara

disuntikan secara intramuscular.

Penulis mengajarkan pada klien cara merawat tali pusat bayi yaitu

dengan prinsip bersih, kering dan terbuka. Ini sesuai dengan himbauan

cara perawatan tali pusat menurut JNPK-KR Depkes dan Kemenkes RI,

yaitu :

1. Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan

cairan/bahan apapun ke puntung tali pusat.

2. Mengoleskan alkohol atau povidon iodine masih diperkenankan,

tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan tali pusat

basah/lembab

3. Lipat popok di bawah puntung tali pusat

4. Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT

dan sabun dan segera keringkan secara seksama dengan

menggunakan kain bersih.

Pada kunjungan kedua, bayi memiliki kebiasaan tertidur terutama

pada siang hari dan sulit dibangunkan. Meskipun telah dicoba

menggelitiki bagian-bagian tubuhnya bayi sering sekali enggan bangun

144
sehingga frekuensi menyusu berkurang yang berakibat pada produksi

ASI yang berkurang. Untuk mengatasi hal tersebut penulis menganjurkan

ibu agar tetap membangunkan bayinya setiap 2 hingga 3 jam sekali untuk

menyusui.

Pada kunjungan ketiga bayi dalam kondisi baik, frekuensi

menyusui bayi semakin meningkat hingga kurang lebih 12 kali sehari,

dan bayi sudah tidak sulit dbangunkan. Hasil penimbangan berat badan

3000 gram dan panjang badan 50 cm.

Pada kunjungan keempat bayi dalam kondisi baik, frekuensi

menyusui bayi sudah bagus, dan bayi sudah tidak sulit dibangunkan. .

Hasil penimbangan berat badan 3100 gram dan panjang badan 50 cm.

145
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan komprehensif dari masa kehamilan,

persalinan, nifas dan bayi baru lahir pada Ny. A, penulis dapat

mengambil kesimpulan :

1. Pada asuhan kehamilan Ny. A, terdapat perubahan intensitas nyeri

sebelum intervensi dan sesudah intervensi terjadi penurunan intensitas

nyeri sesudah diberikan aromaterapi dengan Nilai skala nyeri 7

menjadi 4

2. Penulis melakukan asuhan kehamilan pada Ny. A dimulai dari usia

kehamilan 36 minggu hingga usia kehamilan 38 minggu.

3. Asuhan persalinan Ny. A berlangsung normal tanpa ada penyulit, lalu

terdapat laserasi derajat I yang teratasi dengan baik.

146
4. Asuhan bayi baru lahir Ny. A tidak di temukan masalah. Pertumbuhan

dan perkembangan bayi berlangsung normal.

5. Pada asuhan nifas ditemukan masalah yaitu ibu khawatir pada luka

jahitannya dan produksi ASI yang sedikit. Masalah tersebut dapat

teratasi dan terdapat perubahan setelah dilakukan asuhan.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, saran yang dapat diajukan
antara lain:

1. Bagi Pelayanan Kebidanan Aromaterapi pada ibu persalinan diharapkan

dapat menjadi pertimbangan bagi bidan dan tenaga kesehatan lain

khususnya yang berada dipelayanan baik rumah sakit maupun tempat

bersalin lainnya untuk mempromosikan manfaat aromaterapipada ibu

bersalin

2. Dari hasil penelitian ini, aromaterapi dapat dimasukkan ke dalam

intervensi sebagai salah satu cara yang diterapkan dalam menurunkan

kecemasan ibu persalinan dan menurunkan intensitas nyeri pada saat

persalinan .

3. Hasil penelitian ini disarankan kepada institusi pendidikan agar dapat

digunakan sebagai bahan tambahan untuk memperkaya pengetahuan dan

keperluan referensi ilmu kebidanan khususnya tentang terapi alternatif

147
pada ibu persalinan dan pengaruhnya terhadap tingkat kecemasan ibu

bersalin

4. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memasukkan perhitungan waktu

seberapa lama pengaruh aromaterapi mawar terhadap tingkat kecemasan

pada ibu bersalin

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Jogyakarta:


Mitra Cndikita Press
Bagi Dosen Diploma III Kebidanan. Jakarta: Pusdiknakes-WHO- dan Neonatal.
Jakarta: YBPSP-JNPKKR-POGI-JHPIEGO.

Bobak, I.M., & Lowdermilk, D.L. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas
Edisi 4. Jakarta : EGC

Buku Panduan Pengajaran Konsep Asuhan Kebidanan bagi Dosen Diploma III
Kebidanan. Jakarta: Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO
Depkes, R. (2013). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta Dewi, V. (2011).
Dian zuitna.dkk 2020, pengeruh konsumsi diit protein tinggi terhadap
penyembuhan luka Institut, Kesehatan Helvetia Medan, Indonesia
Evin Noviana,. (2018). Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.
Bogor: In Media Roesli, U. (2009). Mengenal Asi Eksklusif. Jakarta : Pt.
Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara
Hanifa. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirodiharjo

148
Henderson C. dan Jones K. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta:
JHPIEGO.

JNPK-KR. (2017). Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta:
Depkes RI.

JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal Asuhan Esensial, Pencegahan Dan


PenanggulanganSegera Komplikasi Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: JNPK- KR
Johatiyah, & Ningrum, E. W. (2012). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi
Baru Lahir. Jakarta: Trans Info Media

Kementerian Kesehatan RI, 2020. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu tahun 2


020 edisi ketiga. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

Kushariyadi, Setyoadi. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan Pada Klien


Psikogeriatrik. Penerbit: Salemba Medika. Jakarta.

Lindy, R. N. (2016). Gambaran Pengetahuan dan Karakteristik Ibu Hamil


Tentang Cara Pencegaham Hemoroid Di BPM Choirul Mala Palembang.
Palembang: STIKES Siti Khadijah Palembang.

Lusiana El Sinta, F. A. (2019). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus,


Bayi dan Balita. Sidoarjo: Indomedika Pustaka.

Mandriwati, 2008. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta : EGC.


Manuaba, I.B.G., Chandra, M.I.A., Fajar, M.I.B.G. 2007. Pengantar Kuliah
Obstetri. Jakarta : EGC
Manik, C. V. (2017). Hubungan Senam Hamil dengan Kram Kaki Pada Ibu Hamil
Trimeter III Di RSIA Kirana Sepanjang Sidoarjo. Proceeding Of CSW
Candle, 148-163.

Maritalia, D. (2017). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Gosyen


Publishing.

Marmi, & K, R. (2012). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Maulida, S. W. (2012). FAKTOR–FAKTOR MEMPENGARUHI CAKUPAN


IMUNISASITETANUS TOKSOIDPADA IBU HAMIL DIWILAYAH
KERJAPUSKESMASMEUTULANG KECAMATAN PANTON

149
REUKABUPATEN ACEH BARATTAHUN 2012. Jurnal Kesehatan
Masyarakat.

Mochtar, R. 2002. Sinopsis Obstetri Patologi. Jakarta : EGC. Hal : 2016

Novianty, A. (2017). Konsep Kebidanan. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan


Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Ningsih, D. A. (2017). Continuity Of Care Kebidanan. Jurnal Ilmiah Kebidanan


Oksitosin, 67-77.

Novianty, A. (2017). Konsep Kebidanan. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan


Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Nur, H. A., & Putri, I. S. (2019). Gambaran Penerapan Teknik Relaksasi Nafas
Dalam Pada Pasien Dengan Nyeri Persalinan Kala I. Jurnal Profesi
Keperawatan Vol. 6 No. 1.

Prawirohardjo, S. (2018). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Prawirohardjo, S., 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo, Sarwono. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP
Primadiati, Rachmi. 2002. Aromaterapi Perawatan Alami untuk Sehat dan Cantik.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. 4 ed. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo; 2010.

Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. 2001. Buku Asuhan Antenatal. Jakarta:


Pusdiknakes. Pusdiknakes. 2001.
Pusdiknakes. 2001. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan Fisiologis

Rustam Mochtar.1998. Sinopsis obstetri fisiologi patologi (2 ed., Vol. 1). Jakarta:
EGC.
Saifuddin AB.2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal

Saifudin, Abdul Bari. 2002. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: YBPSPJNPKKR-POGI-JHPIEGO
Saleha, S. Asuhan Kebidanan Neonates, Bayi Dan Balita. Makassar: Alauddin
University Press. 2012
Stuart, G. W., Sundeen, JS., 1998, Keperawatan jiwa (Terjemahan), alih bahasa:
Achir Yani edisi III. Jakarta : EGC

150
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2. EGC, Jakarta.

Sulistyawati, A. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta:


Perpustakaan Nasional.

Surmarmi, S. (2017). Model Sosio Ekologi Perilaku Kesehatan dan Pendekatan


Continuum Of Care Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu. The
Indonesian Journal of Public Health, 129-141.

Susiana, S. (2019). Angka Kematian Ibu: Faktor Penyebab dan Upaya


Penangannya. Info Singkat, 13-18.

Tyastuti, S. (2016). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: PPSDM Kemenkes


RI.

Varney H., Kriebs JM., dan Gegor CL. 2002. Buku Ajar Asuhan

Varney. 1997. Varney’s Midwifery. London: Jones & Bartlett


WHO. (2016). WHO recommendations on antenatal care for a positive
pregnancy experience. United Kingdom: WHO.

WHO. (2018). WHO Recommendations Inptrapartum Care Of A Positive


Childbirth Experience. United Kingdom: WHO.

Widyasari, S. (2017). Upaya Penangan Masalah Konstipasi Ibu Hamil Trimester


III. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Yuliana, Y. (2018). Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang


Keputihan Pada Masa Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Pancasan
Kota Bogor. Repositori Institusi Poltekkes Kemenkes Bandung.

Wiknjosastro, H. (2002). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal


dan neonatal. Edisi pertama. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Wiknjosastro, H. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

151
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Klien

152
153
Lampiran 2 Lembar Informed Consent

Lampiran 3 Lembar hasil perhitungan skala nyeri

154
155
Lampiran 4 Partograf

156
157
Lampiran 5 Dokumentasi

158

Anda mungkin juga menyukai