Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

GIZI DAUR KEHIDUPAN 1


ANGKA KECUKUPAN GIZI IBU HAMIL

OLEH :
ASWINDA DARWIS
J1B119026

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa telah
melimpahkan karunia, taufiq,hidayah,serta inayah-Nya, sehingga “makalah
tentang angka kecukupan gizi ibu hamil ” dapat terselesaikan. Tak lupa pula
senantiasa kita panjatkan shalawat serta salam kepada junjungan dan penuntun
kita Muhammad Saw dalam tahap penyusunan makalah ini, tidak terlepas dari
berbagai kendala yang menghambat penyusunan. Namun, berkat bantuan dan
motivasi berbagai pihak, sehingga kendala dan halangan tersebut dapat teratasi.
Dalam penyusunan makalah ini, di sadari bahwa masih terdapat
kekurangan karena di dunia ini tidak ada yang sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan. Walaupun demikian,
saya tetap berharap makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi saya
dan orang lain untuk di jadikan penambahan wawasan pengetahuan tentang angka
kecukupan gizi bagi remaja.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i


KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Maksud dan Tujuan ..................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik Kehamilan ................................................................ 3
2.2 Permasalahan Gizi Pada Ibu Hamil ............................................... 7
2.3 Gizi Seimbang Untuk Ibu Hamil.................................................... 9
2.4 Rekomendasi WHO tentang perawatan Antenatal Ibu Hamil ..... 19
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................. 20
3.2 Saran .......................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa bayi, balita, anak-anak. Remaja, dewasa, kehamilan,
menyusui, dan lansia ialah rangkaian dalam siklus kehidupan manusia.
Proses kehamilan, melahirkan, dan menyusui merupakan kondisi alamiah
yang secara kodrati dialami oleh kaum perempuan. Perempuan memegang
peranan penting dalam pembentukan insan manusia yang sehat, baik lahir
maupun batin, cerdas, kuat, dan produktif. Salah satu ciri bangsa maju
adalah memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktifvitas kerja
yang tinggi.
Tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas akan sangat di
pengaruhi oleh keadaan gizi seseorang. Gizi yang optimal sangat penting
untuk pertumbuhan normal serta perkembangan fisik dan kecerdasan bayi,
anak-anak, serta seluruh kelompok umur. Gizi baik membuat berat badan
normal atau sehat, tubuh tidak mudah terkena penyakit infeksi,
produktivitas kerja meningkat, serta terlindungi dari berbagai penyakit
kronis dan kematian dini. Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari
berbagai penyakit kronis atau penyakit tidak menular terkait gizi, pola
makan masyarakat perlu ditingkatkan ke arah konsumsi gizi seimbang.
Selama proses kehamilan terjadi perpindahan zat-zat gizi dari
tubuh ibu ke dalam tubuh janin melalui plasenta. Pertumbuhan janin dalam
kandungan ibu sangat bergantung pada asupan zat gizi ibu. Ibu hamil yang
menderita gizi kurang, terutama kurang energi kronis (KEK) beresiko
melahirkan bayi dengan berat badan rendah dan berdampak pada
pertumbuhan dan perkembangan anak, perkembangan intelektual, serta
produktivitas di kemudian hari.
Ibu hamil secara alamiah senantiasa melindungi dan memelihara
janin dalam kandungan agar tetap sehat. Janin yang sehat akan tercipta
apabila ibu hamil dapat mengatur makanan yang di konsumsi secara baik

1
dan benar. Upaya yang baik ini tidak hanya akan membentuk tubuh janin
yang sehat, tetapi juga dapat memberi perlindungan pada bayi dari
berbagai infeksi dan gangguan lain yang dapat mengganggu pertumbuhan
dan perkembangan. Beberapa hal terkait kehamilan yang di uraikan dalam
bab ini meliputi karakteristik kehamilan. Permasalahan gizi pada masa
kehamilan, dan gizi seimbang pada masa kehamilan.
1.1 Maksud dan Tujuan
Makalah ini berisi materi tentang “Angka Kecukupan Gizi Pada
Ibu Hamil“ di buat dengan maksud memenuhi tugas mata kuliah gizi daur
kehidupan 1
Tujuan pembuatan makalah ini adalah menjelaskan karakteristik
kehamilan, permasalah pada ibu hamil, dan bagaimana kebutuhan gizi
pada ibu hamil.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian tersebut di atas, tulisan ini secara khusus akan
membahas permasalahan :
1. Apa Karakteristik kehamilan ?
2. Apa permasalahan gizi padaa ibu hamil?
3. Bagaimanaa gizi seimbang pada ibu hamil?
1.4 Manfaat Penulisan
Hasil dari penulisan ini di harapkan dapat memberikan manfaat
kepada semua pihak, khususnya mahasiswa untuk menambah wawasan
mengenai kebutuhan gizi hingga masalah gizi pada ibu hamil. Manfaat lain
dari penulisan ini yaitu agar dapat menjadi motivasi dan acuan semangat
untuk hidup sehat agar menjadi negara yang kuat.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan merupakan peristiwa yang terjadi pada seorang wanita, di
mulai dari proses fertilisasi (konsepsi) sampai kelahiran bayi. Masa
kehamilan bayi di mulai dari periode akhir menstruasi sampai
kelahiran bayi, sekitar 266-280 hari atau 37-40 minggu, yang terdiri
dari tida trimester, yaitu trimester 1, trimester 2, dan trimester 3.
Periode perkembangan kehamilan terdiri dari tiga tahap. Tahap
pertama, perkembangan zigot, yaitu pembentukan sel, pembelahan sel
menjadi blastosit, dan implantasi. Tahap kedua, perkembanngan
embrio, yaitu diferensiasi sampai organogenesis. Tahap ketiga,
perkembangan fetus (janin)atau pertumbuhan bakal bayi. Proses
kehamilan menngakibatkan tubuh ibu mengalami perubahan dari
kondisi sebelm hamil. Terjadi perubahan pada perubahan mekanisme
pengaturan dan fungsi-fungsi organ tubuh, yang meliputi perubahan
secara fisiologis, metabolik, dan anatomi.
2. Sumber Penyediaan Makanan
Sumber oksigen untuk pernafasan dan sumber zat gizi untuk
pertumbuhan janin di peroleh dari ibu melalui kerja plasenta. Pada dua
minggu awal kehamilan, di dalam uterus mulai terbentuk plasenta.
Plasenta merupakan jaringan tempat bermuara pembuluh darah ibu dan
juga pembuluh darah janin. Plasenta berperan dalam proses
perpindahan zat-zat yang di bawah dalam darah ibu, yaitu oksigen dan
zat-zat gizi ke dalam darah janin, serta mengambil produk buangan
dari janin. Plasenta berperan sebagai organ pernafasan, absorpsi, dan
ekskresi yang nantinya akan di lakukan oleh organ paru, pencernaan,
dan ginjal setelah bayi lahir. Plasenta juga memproduksi berbagai
hormon untuk menjaga keseimbangan, pertumbuhan kehamilan, dan

3
persiapan laktasi. Selain itu, terbentuk pula kantong amniotik berisi
cairan, yang merupakan tempat janin yang sedang tumbuh dan tali
pusae janin, ber bentuk memanjang yang terdapat pembuluh-pembuluh
darah janin yang menghubungkan janin dengan plasenta.
3. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa kehamilan
Pada proses kehamilan, terjadi perubahan-perubahan seperti perubahan
tubuh ibu di bandingkan sebelum hamil, serta terjadi perubahan-
perubahan pada mekanisme pengaturan dan fungsi organ-organ tubuh,
yaitu peningkatan aktivitas fisiologis, metabolik, dan anatomis.
Perubahan fisiologis meliputi sistem gastrointenstinal, endokrin,
sirkulatori, ekskretori, respiratori, skeletal, dan muskular. Perubahan
metabolik meliput perubahan hormon, antara lain progesteron,
estrogen, human plasenta lactogen, human choironic, thyrotrophin,
human growth hormon, thyroid stimulating hormon (TSH), hormon
paratiroid, kalsitonin, aldosteron, dan tenin-angiotensin. Perubahan
anatomis mencakup peningkatan volume darah ibu, penongkatan
ukuran uterus ibu, pertambahan ukuran payudara ibu, dan terjadi
pertumbuhan plasenta dan janin. Pertumbuhan sangat pesat terjadi
pada 8 minggu pertama kehamilan, yaitu dari satu sel menjadi embrio
dengan panjang 22 cm dan berat badan ±2 gram, selanjutnya pada 38
minggu terbentuk janin dengan panjang 360 mm dan berat badan
±3200 gram, dan pada 38-40 minggu terbentuk bayi dengan panjang
550 mm dan berat badan ±3500 gram. Gambar 14-1 menyajikan masa
kritis perkembangan janin. Periode kritis adalah periode pada saat
tumbuh kembang berlangsung pesat dan pembelahan sel terjadi dengan
cepat sehingga sangat peka terhadap kekurangan gizi ataupun makanan
yang tidak aman.

4
Gambar 14-1 masa kritis perkembangan janin (sumber. IOM,2002)
Jumlah pertambahan berat badan selama kehamilan beragam antar
ibu hamil. Pertambahan berat badan normal ibu hamil di indonesia
berkisar antara 10-12 kg. Tahapan pertambahan berat badan adalah
trimester 1 yaitu 1,1 kg, trimester 2 yaitu 2,2 kg, dan trimester 3 yaitu
5,0 kg. Pertambahan berat badan berdasarkan status gizi sebelum
hamil di sajikan pada Tabel 14.1. Pada Tabel 14.2 dan 14.3 masing-
masing menyajikan tentang batas ambang IMT untuk orang indonesia
dan bahan- bahan yang di transfer ke janin dan plasenta selama hamil.
Selanjutnya, pada Tabel 14.4 menyajikan tentang pertambahan berat
badan ibu dan janin selama periode kehamilan.

Status gizi sebelum hamil di tentukan berdasarkan Indeks Massa


Tubuh ( IMT). Penentuan IMT dapat dihitung dengan rumus:
Berat badan (kg)
IMT =
Tinggi badan (m) × tinggi badan (m)

5
Tabel. 14.1 pertambahan berat badan berdasarkan status gizi sebelum hamil.

Tabel 14.2 Batas ambang IMT untuk indonesia

Tabel 14.3 Bahan-bahan yang di tranfer ke janin dan plasenta selama hamil

6
Tabel 14.4 pertambahan berat badan ibu dan janin selama periode kehamilan

2.2 Permasalah Gizi Pada Ibu Hamil


Sebagian masalah gizi yang terjadi di dunia adalah gizi kurang yang
utamanya di sebabkan karena kurang makan. Penyebab uatam kurang
makan, terutama pada anak dan ibu, adalah (1) kemiskinan, (2) tidak ada
makanan, (3) sakit yang berulang, (4) kebiasaan praktik pemberian
makanan yang kurang tepat, dan (5) kurang perawatan dan kebersihan.
Permasalahan gizi yang sering di jumpai pada ibu hamil adalah anemia
gizi besi, obesitas atau kelebihan berat badan, diabetes melitus, dan
hipertensi. Kekurangan asupan gizi pada trimester pertama di kaitkan
dengan tingginya kejadian bayi lahir prematur, kematian janin, dan
kelainan pada sistem saraf pusat bayi. Kekurangan energi yang terjadi
padaa trimester kedua dan ketiga dapat menghambat pertumbuhan janin
atau janin tidak berkembang sesuai usia kehamilan.
Di indonesia, anemia umumnya di sebabkan oleh kekurangan zat
gizi sehingga di kenal denngan anemia gizi besi (AGB). Zat besi sangat di
perlukan ibu hamil untuk pembentukan sel-sel darah. Pada wanita hamil
terjadi hemodilusi, yaitu pertumbuhan volume cairan yang lebih banyak
dari pada sel darah sehingga kadar hemoglobin (Hb) wanita hamil

7
berkurang. Kondisi ini mengakibatkan banyak ibu hamil yang menderita
anemia, yaitu kadar Hb kurang dari 11 g/dl. Kekurangan asam folat juga
dapat menyebabkan anemia, selain kelainan bawaan pada bayi dan
keguguran.
Anemia pada ibu hamil ditandai dengan wajah pucat, kuku mudah
rapuh mata merah, telapak tangan pucat, serta mudah lelah, lemah, letih,
dan lesu. Puncak kondisi anemia gizi besi biasanya sering terjadi pada
trimester kedua dan ketiga. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh
kurangnya zat besi pada asupan makanan, adanya infeksi parasit, dan
interval kehamilan yang terlalu dekat. Ibu hamil yang mengalami anemia
beresiko menjalani persalinan yang abnormal, dan kecenderungan
pendarahan yang berdampak pada mordibitas dan mortalitas pada ibu dan
bayi. Bagi janin, anemia pada ibu hamil dapat meningkatkan resiko
persalinan preterm (prematur), retardasi pertumbuhan intra-urine (intra-
urine growth retardation, IUGR), dan kematian janin intra-urine ( intra-
urine fetal death, IUFD). Upaya penanggulangan adalah dengan
mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi tinggi dan konsumsi
tablet tambah darah.
Pada ibu hamil, perlu di waspadai jika terjadi kenaikan berat badan
lebih dari 1 kg dalam seminggu, apalagi di sertai dengan pembengkakan
tungkai dan mata kaki, tekanan darah tinggi, air seni keruh, nyeri kepala,
dan penglihatan berkunang-kunang. Obesitas dapat terjadi faktor resiko
timbulnya penyakit lain seperti jantung, diabetes, dan hipertensi. Ibu hamil
yang obesitas harus tetap mengonsumsi gizi seimbang, tetapi jumlah
karbohidrat dan lemak di kurangi. Selain itu, lakukan pola olahraga ringan
dan tetap memantau pertambahan berat badan.
Pada masa kehamilan, terjadi sintesis beberapa hormon di plasenta,
terutama human plasenta lactogen, yang dapat menghalangi kerja insulin.
Hal ini dapat menimbuulkan diabetes pada masa kehamilan, yang sering di
mulai pada minggu ke-20 sampai ke-28 kehamilan. Penyakit ini muncul
terutama pada ibu hamil yang obesitas dan yang mempunyai riwayat

8
diabetes dalam keluarga (faktor keturunan). Penanganan yang perlu di
lakukan adalah ibu hamil harus melakukan diet ( pengaturan makanan),
yaitu mengurangi asupan makanan yang mengandung gula sederhana,
serta memperbanyak konsumsi makanan berserat seperti buah-buahan,
sayuran,dan kacang-kacangan, serta melakukan latihan fisik atau olahraga
yang cukup. Penyakit ini, jika tidak dikelola dengan baik, dapat
mengakibatkan janin tumbuh terlalu besar ( baby sugar ), janin
mem[roduksi insulin terlalu banyak sehingga terkadang harus melakukan
persalinan dini, persalinan dengan oprasi sesar, atau terjadi kelainan pada
bayi.
Pada ibu hamil juga sering terjadi hipertensi. Jika kondisi ringan, di
kenal dengan pre-eklamsia, sedangkan dalam keadaan berat di kenal
sebagai eklamsia. Tanda-tanda awalnya adalah adanya paningkatan
tekanan darah, proteinuria, eddema,dan lain-lain. Pada trimester kedua,
dapat terjadi tanda-tanda berat berupa kejang-kejang. Faktor resiko
kondisi ini di antaranya adalah asupan gizi yang tidak seimbang, faktor
turunan, sering hamil, berusia kurang dari 17 tahun atau lebih dari 35
tahun. Upaya penanggulanngan yang dapat di lakukan adalah mengurangi
makanan berkadar garam tinggi, makanan yang di awetkan, makanan
berlemak tinggi, dan memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan
segar serta minum air putih yang cukup.
2.3 Gizi Seimbang Untuk Ibu Hamil
Ibu hamil membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan
saat tidak hamil. Hal ini di sebabkan oleh zat-zat gizi yang di konsumsi
adalah untuk ibu dan janin. Janin tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi
dari makanan yang di konsumsi oleh ibu dan dari simpanan zat-zat gizi
yang berada di dalam tubuh ibu. Selama hamil seorang ibu harus
menambah jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi untuk mencukupi
kebutuhan pertumbuhan bayi dan kebutuhan ibu yang sedang
mengandung, serta untuk memproduksdi air susu ibu (ASI).

9
Gizi seimbang untuk ibu hamil ahrus memenuhi kebutuhan gizi
untuk dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin. Prinsip
pertama gizi seiumbang ialah mengonsumsi aneka ragam pangan secara
seimbang. Apabila makanan sehari-hari ibu tidak cukup mengandung zat
gizi yang di butuhkan, misalnya sel lemak ibu sebagai sumber energi dan
zat besi dari simpanan di dalam tubuh ibu sebagai sumber zat besi
janin/bayi, janin atau bayi akan mengambil persediaan yang ada di dalam
tubuh ibu. Demikian pula beberapa zat gizi tertentu yang tidak di simpan
di dalam tubuh, seperti vitamin C dan vitamin B yang banyak terdapat di
dalam sayuran dan buah-buahan. Sehubungan dengan hal tersebut, ibu
harus mempunyai status gizi yang baik sebelum hamil dan mengonsumsi
aneka ragam pangan, baik proporsi maupun jumlahnya.
Kenyataannya, di indonesia masih banyak ibu yang saat hamil
mempunyai status gizi kurang, misalnya kurus dan menderita anemia.
Salah satu faktor penyebabnya adalah asupan makanan selama kehamilan
tidak mencukupi untuk kenutuhan dirinya dan bayinya. Selain itu, kondisi
ini dapat di perburuk oleh beban kerja ibu hamil yang biasanya sama atau
lebih berat di bandingkan sebelum hamil. Akibatnya, bayi tidak
mendapatkan zat gizi yang di butuhkan sehingga mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan.

1. Kebutuhan Tambahan Zat Gizi Selama Kehamilan.


a. Enenrgi
Tambahan energi yang diperlukan untuk pertumbuhan janin,
plasenta, dan jaringan tubuh ibu; mengimbangi meningkatnya
kegiatan metabolisme (± 15%), meningkatnya aktifitas muskular,
dan untuk mendapatkan kualitas kehamilan yang baik. Tambahan
energi untuk ibu hamil adalah ± 300 kkal/hari (± 15%) selama
trimester 2 dan 3. Sementara pada trimester 1, ibu sering
mengalami gangguan selera makan sehingga diupayakan
mengonsumsi tambahan energi 180 kkal/hari.

10
b. Protein
Tambahan protein di perlukan untuk pertumbuhan jaringan tubuh
ibu , janin, dan plasenta, serta melindungi kehamilan dan hasil
kehamilan dari komplikasi dan defisiensi asupan protein.
Tambahan protein yang berkualitas baik adalah 10 g/hari ( 17
g/hari untuk menu dengan net protein utilization atau NPU 70%) di
atas kebutuhan ibu tidak hamil. Asam amino yang sering
mengalami defisiensi adalah treonin, triptofan, dan lisin.
c. Karbohidrat
Tambahan karbohidrat diperlukan untuk sumber tambahan energi
dan mencegah terjadinya glukoneogenesis yang tidak efisien
(energically expensive). Kecukupan karbohidrat untuk ibu hamil
adalah 130-210 g/hari. Pola pangan yang baik ialah apabila
komposisi energi dari karbohidra sebanyak 50-65%, protein 10-
20% dan lemak 20-30%.
d. Lemak
Tambaha lemak yang di perlukan untuk melengkapi kebutuhan
guna mempertahankan pertambahan berat badan; lemak yang di
konsumsi tidak melebihi 30% dari total kecukupan energi, yaitu
maksimal 8% dari lemak jenuh, dalam bentuk asam lemak PUFA
yang sangat diperlukan untuk semua membran sel, pada otak janin
terdapat 60%, sebagian di antaranya terdiri dari omega-6 ( asam
arakidonat/ AA), dan sebagian adalah omega-3 ( asam
dekosaheksanoat/DHA). DHA berfungsi untuk tumbuh kembang
sistem saraf pusat dan retina janin. Makanan sumber DHA ialah
lemak ikan air dingin (23 kali per minggu selama hamil)
e. Vitamin B1,B2 dan B3
Kebutuhan tambahan vitamin B1,B2, dan B3 proporsional dengan
peningkatan kebutuhan energi. Apabila terjadi defisiensi vitamin

11
B1 dan B2, sel darah merah di seluruh penghubung plasenta akan
menurun dan menjadi faktor resiko BBLR. Tambahan vitamin B1
adalah sebanyak 0,3 mg untuk masing-masing trimester 1,2 dan 3.
Tambahan vitamin B2 sejumlah 0,3 mg pada trimester 1,2 dan 3.
Tambahan vitamin B3 sebanyak 0,4 mg pada trimester 1,2 dan 3.
Sumber vitamin B1 adalah beras tumbuk, kacang-kacangan, kuning
tlur, hati dan kerang. Sumber vitamin B2 terdapat pada telur, hati
dan susu. Sementara sumber vitamin B3 terdapat pada telur, hati,
ikan, daging, susu, dan kacang-kacangan.
f. Vitamin B6 ( piridoksin)
Peningkatan kebutuhan vitamin B6 selaras dengan kebutuhan
protein. Defisiensi vitamin B6 mengakibatkan aktivitas plasenta
menurun. Tambahan yang di perlukan untuk ibu hamil adalah 0,4
mg/hari. Sumber vitamin B6 adalah minyak jagung, kecambah
gandum/ beras dan kedelai.
g. Folat dan vitamin B12
Tambahan asam folat adalah sebanyak 200 µg/hari untuk produksi
sel-sel darah merah dan pertumbuhan sel-sel baru pada saat
pembentukan janin. Pada saat bersamaan, massa sel darah ibu juga
berkembang. Defisiensi fasam folat dapat mengakibatkan anemia
mikrositik pada ibu hamil. Tambahan vitamin B12 diperlukan untuk
mengaktifkaan folat. Vitamin B12 dapat diperoleh dari daging, ikan,
telur, dan produk susu. Sumber asam folat pada makanan ialah
buah-buahan, sayuran hijau, serealia fortifikasi, dan hati. Apabila
kandungan folat pada makan tidak mencukupi, di sarankan
ditambah dengan suplemen setiap hari, terutama untuk ibu beresiko
tinggi ( sering hamil, penderita anemia hemolitik kronis, dan
pengguna obat antikonvulsan ).
h. Asam askorbat (vitamin C)
Ibu hamil memerlukan tambahan vitamin C karena kebutuhan
vitamin C di plasenta meningkat sejalan dengan peningkatan

12
progesteron. Terdapat hubungan antara rendahnya kadar vitamin C
dalam plasma dengan kejadian pre-eklamsia. Semakin tua usia
kehamilan, kadar vitamin C dalam darah semakin menurun
( Brown, 2010).
i. Vitamin A
Ibu hamil memerlukan tambahan asupan vitamin A untuk
meningkatkan simpanan vitamin A pada ibu hamil. Meningkatkan
vitamin A pada janin, berperan dalam integritas jaringan epitel
(peningkatan lapisan mukosa), stabilitas membran sel saraf dan
sistem reproduksi, serta pembentukan tulang dan kerangka tubuh
janin. Sumber vitamin A ialah pangan hewani seperti hati dan
daging, sedangkan dari pangan nabati antara lain wortel dan
sayuran berdaun hijau tua.
j. Vitamin D
Vitamin D diperlukan untuk pembentukan dan pertumbuhan
tulang. Vitamin D berperan dan absorpsi dan utilisasi kalsium.
Bersama dengan dengan mineral pembentuk tulang seperti
kalsium, fosfor, dan magnesium. Vitamin D dibutuhkan dalam
jumlah lebih banyak selama kehamilan. Asupan vitamin D yang
kurang dapat menghambat pertumbuhan tulang dan gigi janin, serta
osteomalasia pada ibu. Kecukupan vitamin D biasanya dapat
terpengaruhi melalui pajanan sinar matahari pada tubuh atau
konsumsi susu yang di fortifikasi vitamin D. Ibu hamil vegetarian
dapat mencukupi vitamin D dari pajanan tubuh di bawah sinar
matahari setiap hari, atau susu kedelai yang di fortifikasi vitamin
D.
k. Kalsium (Ca)
Pada masa kehamilan, kalsium di perlukan untuk mineralisasi
rangka tulang dan gigi janin. Absorpsi kalsium pada awal
kehamilan meningkat menjadi dua kali lipat dan di simpan dalam
tubuh ibu. Selama trimester akhir, saat proses klasifikasi tulang

13
janin, transfer kalsium ke plasenta menjadi deras. Pada minggu
kedua terakhir kehamilan, lebih dari 300 mg kalsium di transfer ke
janin setiap hari.
l. Zat besi ( Fe)
Tambahan asupan zat besi pada ibu hamil di perlukan untuk
meningkatkan simpanan zat besi ibu. Dari simpanan zat besi ibu,
janin juga mendeposit zat besi yang akan di gunakan untuk
mencukupi kebutuhan saat bayi lahir sampai usia 46 bulan,
terutama jika ASI kurang akan zat besi. Ibu yang melahirkan
dengan operasi sesar mengalami kehilangan darah yang lebih
banyak sehingga menguras simpanan zat besi ibu untuk proses
peningkatan volume darah ibu untuk mencukupi kebutuhan
plasenta dan janin. Sumber zat besi pada pangan yang utama
adalah hati dan daging.
m. Yodium (I)
Tambahan yodium (iodin) pada ibu hamil diperlukan karena terjadi
peningkatan laju metabolik basal. Besar tambahan yang di
sarankan adalah 50 µm/hari pada masing-masing trimester. Apabila
hasil pengamatan klinis menunjukkan bahwa ibu hamil menderita
pembengkakan kelenjar tiroid, berarti ibu hamil mengalami
defisiensi yodium. Defisiensi yodium pada ibu hamil akan
memperbesar peluang anak menderita gondok. Sumber yodium
antara lain pangan laut ( kerang, udang, rumput laut ) dan garam
beryodium.
n. Magnesium (Mg)
Ibu hamil memerlukan tambahan magnesium karena magnesium
bersama dengan kalsium berperan selain sebagai unsur pembentuk
tulang, juga berperan antagonistik dalam mengatur implus saraf,
yaitu kalsium untuk stimulator dan magnesium untuk relaksor.
Definisi magnesium mengakibatkan penegangan pada pembuluh
darah, plasenta, dan umbilikal. Sumber magnesium banyak di

14
temukan pada berbagai jenis pangan, antara lain daging, susu,
pangan laut, kacang-kacangan dan sayuran.
o. Zink (Zn)
Tambahan asupan zink pada ibu hamil diperlukan karena pada ibu
hamil terjadi penurunan kadar zink dalam sirkulasi, bersamaan
dengan periode organogenesis, kadar zink yang rendah dapat
mengakibatkan janin sangat peka terhadap teratogen, yaitu
serangan toksin penyebab janin abnormal, beresiko tinggi terkena
cacar bawaan, atau aborsi spontan. Kadar zink yang rendah dalam
darah merupakan prediktor Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Zink
juga berperan dalam sintesis DNA dan RNA yang berperan dalam
sintesis protein untuk pembentukan dan pembentukan sel. Asupan
zat besi dosis tinggi dapat menghambat absorpsi dan utilisasi zink.
Sumber zink ialah pangan hewani (susu, daging, hati, kerang, telur)
dan kacang-kacangan. Serelia juga tinggi kandungan zink, tetapi
daya serapnya rendah.
p. Natrium (Na)
Peningkatan produksi hormon sewaktu hamil, metabolisme
natrium, volume darah ibu hamil, laju filtrasi, dan laju filtrasi
natrium di glomerulus, dapat menyebabkan reteensi natrium.
Mekanisme kompensasi di perlukan untuk menjaga keseimbangan
cairan elektrolit, yaitu tidak disarankan untuk menurunkan
konsumsi natrium secara berlebihan. Konsumsii natrium pada
kehamilan dijaga secukupnya saja, tidak lebih dari 2-3 g/hari.
q. Air
Perlu peningkatan konsumsi air sekurang-kurangnya 6-8 gelas,
yaitu untuk merangsang buang air besar, terutama juga mencegah
infeksi ginjal. Saat hamil, terjadi pembesaran uterus sehingga
menekan usus bagian bawah dan menyebabkan sulit buang air
besar. Pada tabel 14.5 di sajikan tentang jenis dan ntambahan
energi serta zat gizi yang di butuhkan selama kehamilan.

15
Penambahan kebutuhan berbagai jenis zat selama kehamilan
diharapkan dapat terpenuhi dari asupan makanan melalui
penerapan gizi seimbang untuk ibu hamil. Pada Tabel 14.6 dan
14.7 disajikan tentang anjuran jumlah porsi menurut kecukupan
energi dan contoh menu sehari untuk ibu hamil.
Tabel 14.5 jenis dan tambahan energi dan zat gizi yang di butuhkan selama hamil

Tabel 14.6 anjuran jumlah porsi menurut kecukupan energi

Keterangan :
1. Nasi 1 porsi = ¼ gelas = 100 g=175 kkal

16
2. Sayuran 1 porsi = 1 gelas = 100 g = 25 kkal
3. Buah 1 porsi = 1 buah pisang ambon = 50 g = 50 kkal
4. Tempe 1 porsi = 2 potong sedang = 50 g = 80 kkal
5. Daging 1 porsi = 1 potong sedang = 35 g = 50 kkal
6. Ikan segar 1 porsi = 1/3 ekor = 45 g = 50 kkal
7. Susu sapi cair 1 porsi = 1 gelas = 200 g = 50 kkal
8. Susu rendah lemak 1 porsi = 4 sdm = 20 g = 75 kkal
9. Minyak 1 porsi = 1 sdt = 5 g = 50 kkal
10. Gula = 1 sdm = 20 g = 50 kkal

Tabel 14.7 contoh menu sehari untuk ibu hamil

17
2. Pesan Gizi Seimbang Untuk Ibu Hamil
a. Biasakan mengonsumsi aneka ragam pangan yang lebih banyak
Ibu hamil perlu mengonsumsi aneka ragam pangan yang lebih
banyak untuk memenuhi kebutuhan energi, protein, dan zat gizi
mikro seperti vitamin dan mineral, karena di gunakan untuk
pemeliharaan, pertumbuhan, dan perkembangan janin dalam
kandungan, serta cadangan selama masa menyusui. Zat gizi mikro
penting yang di perlukan selama hamil adalah zat besi, asam folat,
kalsium, yodium, dan zink.
Ibu hamil membutuhkan karbohidrat sebanyak 45-65% dari total
energi. Apabila sebelum kehamilan kebutuhan karbohidratnya
sebesar 225 g/hari, pada saat hamil meningkat menjadi 265 g/hari.
Karbohidrat sebaiknya berasal dari makanan pokok dan makanan
ringan, khususnya bersumber dari karbohidrat jenis pati dan serat
seperti nasi, roti, mie, bihun, jagung, sagu, sukun, pisang( pisang
olahan atau plaintain ), singkong, ubi jalar, talas, dan umi lainnya.
b. Batasi mengonsumsi makanan yang mengandung garam tinggi
Pembatasan konsumsi garam dapat mencegah hipertensi selama
keehamilan. Ibu hamil diusahakan tidak mengalami hipertensi. Hal
ini di sebabkan hipertensi selama kehamilan akan meningkatkan
resiko kematian janin, terlepas plasentanya, serta gangguan
pertumbuhan.
c. Minumlah air putih yang cukup
Air merupakan cairan yang paling baik untuk hidrasi tubuh secara
optimal. Air berfunmgsi untuk membantu pencernaan, membuang
racun, sebagai penyusun sel dan darah, mengatur keseimbangan
asam basa tubuh, dan mengatur suhu tubuh. Ibu hamil memerlukan
supan air minum sekitar 2-3 liter per hari(8-12 gelas sehari).
d. Batasi konsumsi kopi
Kafein akan berefek deuretik dan stimulsn jika di konsumsi oleh
ibu hamil. Selain mengandung kafein, kopi juga mengandung

18
inhibitor zat besi. Konsumsi kafein pada ibu hamil akan
berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin karena
metabolisme janin belum sempurna. Menurut british medical
journal (2008) konsumsi kafein bagi ibu hamil tidak boleh
melebihi 100 mg/hari atau 1-2 cangsir kopi per hari.

2.4 Rekomendasi WHO tentang perawatan Antenatal ibu hamil


WHO (2016) meluncurkan buku yang berjudul WHO recomendation on
antenatal care for A Positive Pregnancy Experience. Beberapa hal menarik
terkait gizi dalam buku ini adalah bahwa pada ibu hamil tidak di
rekomendasikan mengonsumsi suplemen multimikronutrien, atau vitamin
B6 ( piridoksin), vitamin E, vitamin C, dan Vitamin D secara tunggal
untuk memperbaiki hasil akhir maternal dan perinatal. Suplemen besi dan
asam folat masi di rekomendasikan. Suplemen zink di rekomendasikan
hanya dalam konteks peneelitian. Suplemeen kalsium hanya di
rekomendsaikan bagi penduduk yang asupam kalsium dari makan rendah.
Suplemen vitamin A hanya di berikan pada ibu hamil di daerah dengan
kasus kurang vitamin A (KVA) yang sudah masuk kedalam masalah
kesehatan masyarakat (WHO dalam riyadi, 2016)

19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses kehamilan mengakibatkan tubuh ibu mengalami perubahan
dibandingkan kondisi sebelum hamil karena terjadi prubahan
mekanisme pengaturan dan fungsi-fungsi organ tubuh, yang
meliputi perubahan secara fisiologis, metabolik, dan anatomis.
Selama kehamilan akan terjadi perpindahan zat-zat gizi dari tubuh
ibu ke tubuh janin melalui plasenta. Jasdi pertumbuhan janin dalam
kandungan ibu tergantung pada asupan zat gizi ibu.
3.2 Saran
Ibu hamil harus membiasakan mengonsumsi ragam pangan yang
lebih banyak, batasi mengonsumsi makanan yang mengandung
garam tinggi, memperbanyak minum air putih dan mengurangi
konsumsi kopi.

20
DAFTAR PUSTAKA

Brown L.S.2010. Nutrition Requirtmen During Pregnancy. LCC: Jones and


Barrtlett Publisher.
IOM, 2010. Nutrition During Pregnancy and Lactation. Blackwell Publishing.
Istiani A dan Ruslianti. 2013. Gizi Terapan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Kemenkes RI.2010. Penuntun Hidup Sehat. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.
Kemenkes RI.2010. Pedoman Gizi Ibu Hamil Dan Pengembangan Makanan
Tambahan Ibu Hamil Berbasis Pangan Lokal. Jakarta : Kementrian
Kesehatan RI.
Kemenkes RI. 2019. Peraturan mentri kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan gizi yang dianjurkan bagi Bangsa
Indonesia. Jakarta
Kemenkes RI. 2014. Peraturan Mnentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
41 Tahun 2014 tentang pedoman Gizi Seimbang. Jakarta
Krisnatuti D.dan Hastoro I. 2010. Menu sehat untuk ibu hamil dan menyusui.
Jakarta : Puspa Swara.
Kurniasih D, Hilmansyah H, Astuti MP, Imam S. 2010. Sehat dan Bugar Berkat
Gizi Seimbang. Jakarta : Yayasan Danoe Institute.
Soekirman SW. 2006. Gizi Seimbang untuk Ibu Hamil. Jakarta : PT Primamedia
Pustaka.
WHO. 2016. WHO recomendation on antenatal care for A Positive Pregnancy
Experience ( dalam Riyadi : Rekomendasi WHO terberu tentang perawatan
Antenatal Ibu Hamil). Diunduh tanggal 25 November 2016.
http://apps.who.int.

21

Anda mungkin juga menyukai