Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

ASKEP PERSALINAN BERESIKO POSTMATURE

DISUSUN OLEH:

Wahyu Izza Kurniawan S 1130022058

DOSEN FASILITATOR:

Nurul Kamariyah, S. Kep., Ns., M. Kes.

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas berkat

nikmat dan karunia Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan

baik dan lancar. Shalawat serta salam kami sampaikan kepada Nabi Muhammad

SAW, yang telah menuntun kita ke jalan yang benar. Makalah ini penulis buat untuk

memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Reproduksi dengan judul “Persalinan

beresiko postmatur”. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Nurul Kamariyah, S.

Kep., Ns., M. Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Reproduksi

yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan

wawasan.

Penulis memohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga jika

ada kritik dan saran akan diterima dengan tangan terbuka. Akhir kata, semoga tulisan

ini bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Surabaya, 18 februari 2024


DAFTAR ISI

BAB 1........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Manfaat Penelitian...................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................6
2.1 Definisi.......................................................................................................................6
2.2 Etiologi......................................................................................................................6
2.3 Klasifikasi.................................................................................................................8
2.4 Patofisiologi...............................................................................................................8
2.5 Manifestasi Klinik....................................................................................................9
2.6 Pemeriksaan Penunjang..........................................................................................9
2.7 penatalaksanaan Medis...........................................................................................9
2.8 Pathway...................................................................................................................10
BAB 3......................................................................................................................................11
ASUHAN KEPERWATAN PERSALINAN BERESIKO POSTMATUR.............................11
3. 1. PENGKAJIAN.......................................................................................................11
3. 2. Analisa data............................................................................................................15
3. 3. Diagnosa Keperawatan..........................................................................................15
3. 4. Intervensi Keperawatan........................................................................................16
3. 5. Implementasi Keperawatan..................................................................................19
3. 6. Evaluasi...................................................................................................................20
BAB IV....................................................................................................................................20
PENUTUP................................................................................................................................20
4.1 Kesimpulan.............................................................................................................20
4.2 Saran.......................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Postmatur adalah usia kehamilan lebih dari 42 minggu lengkap mulai dari

menstruasi pertama, Kejadian kehamilan lewat waktu sulit ditentukan karna

hanya sebagian kecil pasien yang mengingat tanggal menstruasi pertamannya

dengan baik. kehamilan post date adalah kehamilan yang melewati 249 hari

atau42 minggu didapatkan dari perhitugan seperti rumus neagle atau tinggi fundus

uteri serial(Taufan, 2011)

Penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum kita ketahui.

Diduga penyebabnya adalah siklus haid yang tidak diketahui pasti, kelainan pada

janin sehingga tidak ada kontraksi. Serta juga pengaruh produksi kadar hormon

progesterone yang menurun karena peningkatan kadar kortisol plasma janin yang

secara tibatiba, bayi postmatur risiko terhadap kematian karena fungsi plasenta

memuncak pada usia kehamilan 38-42 minggu, terlihat dari menurunnya kadar

estrogen dari plasenta. Terjadi juga spasme arteri spiralis plasenta.Akibatnya

terjadi gangguan suplai oksigen dan nutrisi untuk hidup dan tumbuh kembang

janin intra uteri. Volume air ketuban juga berkurang karena mulai terjadi absorbs

Keadaan-keadaan ini merupakan kondisi yang tidak baik untuk janin. Kehamilan

postterm mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan aterm, terutama

terhadap kematian perinatal (antepartum, intrapartum, dan postpartum).

(Prawirohardjo & Sarwono, 2009)

Resiko persalinan lewat waktu sulit dipastikan dan menjurus pada resiko
kematian janin intrauterin. Pertolongan yang diberikan pada gangguan ini adalah

dengan induksi oksitosin dan seksio sesarea. Induksi persalinan adalah suatu

tindakan terhadap ibu hamil yang belum inpartu, baik secara operatif maupun

mendisional, untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim, sehingga terjadi

persalinan ( dkk Manuaba, 2014)

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana penjelasan persalinan postmatur

Bagaimana Asuhan Keperawatan postmatur?

1.3 Manfaat Penelitian


Tujuan:

Mengetahui penjelasan persalinan postmatur

Mengetahui Asuhan Keperawatan postmatur

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi :

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan peneliti tentang

Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Partum

2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keluasan ilmu dibidang

keperawatan dalam Asuhan Keperawatan persalinan postmatur dan menambah

pengetahuan masyarakat
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Pos Partum

2.1 Definisi
Postmatur adalah usia kehamilan lebih dari 42 minggu lengkap mulai dari

menstruasi pertama, Kejadian kehamilan lewat waktu sulit ditentukan karna hanya

sebagian kecil pasien yang mengingat tanggal menstruasi pertamannya dengan baik.

kehamilan post date adalah kehamilan yang melewati 249 hari atau42 minggu

didapatkan dari perhitugan seperti rumus neagle atau tinggi fundus uteri serial.

2.2 Etiologi.

Penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum diketahui.Diduga

penyebabnya adalah siklus haid yang tidak diketahui pasti, kelainan pada janin

sehingga tidak ada kontraksi. Ada beberapa teori yangdiajukan sebagai penyebab

kehamilan postdate, antara lain :

1. Pengaruh Progesteron

Penurunan hormon progesterone dalam kehamilan dipercaya

merupakan kejadian perubahan endokrin yang penting dalam memicu proses

biomolekular pada persalinan dan meningkatkan sensitivitas pada uterus

terharap oksitoksin, sehingga beberapa sumber menduga bahwa terjadinya

kehamilan postterm adalah karena masih berlangsungnya pengaruh

progesterone.
2. Teori Oksitoksin

Pemakaian oksitoksin pada induksi persalinan pada kehamilan

postterm memberikan kesan atau dipercaya bahwa oksitoksin secara fisiologis

memegang peranan penting dalam menimbulkan persalinan dan pelepasan

oksitoksin dari naeurohipofisis ibu hamil yang kurang pada usia kehamilan

lanjut diduga sebagai salah satu factor penyebab kehamilan post date.

3. Teori kortisol/ACTH janin

Dalam hal ini kortisol diibaratkan sebagai tanda dimulainya persalinan

jalan janin. diduga akibat peningkatan tiba-tiba kadar kortisol plasma janin.

Kortisol janin akan mempengaruhi plasenta sehingga produksi progesterone

akan berkurang dan membesar sekresi estrogen, selanjutnya berpengaruh pada

meningkatnya produksi prostaglandin. Pada cacat bawaan janin seperti

anemsefalus, hipoplasia adrenal janin, dan tidak adanya kelenjar hipofisis

pada janin akan menyebabkan kortisol janin tidak diproduksi dengan baik

sehingga kehamilan dapat berlangsung lewat bulan.

4. Saraf Uterus

Tekanan pada ganglion servikalis dari plekus Franken hauser akan

membangkitkan kontraksi uterus. Pada keadaan dimana tidak ada tekanan

pada pleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali pusat pendek dan bagian

bawah janin masih tinggi, kesemuanya diduga sebagai penyebab dari

kehamilan post date ini.

5. Herediter
bilamana seorang ibu mengalami kehamilan postterm saat melahirkan

anak perempuan,Maka besar kemungkinan anak perempuannya akan

mengalami kehamilan postterm.(Prawirohardjo & Sarwono, 2009)

2.3 Klasifikasi
Klasifikasi kehamilan postdate menurut (Prawirohardjo, 2014) yaitu :

Stadium I : Yaitu kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan terjadi maserasi
seperti kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas

Stadium II : Sama seperti stadium I dan disertai peewarnaan mekonium (kehijauan) di


kulit

Stadium III : Seperti stadium I dan disertai dengan pewarnaan kekuningan pada kuku,
kulit, dan tali pusat

2.4 Patofisiologi
Fungsi plasenta mencapai puncaknya ada kehamilan 38 minggu dan kemudian

mulai menurun terutama setelah 42 minggu.Rendahnya fungsi plasenta berkaitan

dengan peningkatan kejadian gawat janin dengan resiko 3kali lebih tinggi.

Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak sanggup memberikan

nutrisi dan pertukaran CO2/O2 akibat tidak timbul his sehingga pemasakan nutrisi

dan O2 menurun menuju janin di samping adanya spasme arteri spiralis menyebabkan

janin resiko asfiksia sampai kematian dalam rahim.

Makin menurun sirkulasi darah menuju sirkulasi plasenta dapat mengakibatkan

pertumbuhan janin makin lambat dan penurunan berat disebut dismatur, sebagian

janin bertambah besar sehingga memelukan tindakan operasi persalinan, terjadi

perubahan metabolism janin, jumlah air ketuban berkurang dan makin kental

menyebabkan perubahan abnormal jantung janin.( dkk Manuaba, 2014).


2.5 Manifestasi Klinik
(Fauziah, 2015) menyatakan Tanda dan gejala tidak terlalu dirasakan, hanya

dilihat dari tuanya kehamilan. Biasanya beberapa ibu hamil lupa akan tanggal/hari

pertama haid terakhir kali, sehingga menyulitkan perkiraan tanggal persalinan,

berikut Beberapa hal bisa jadi tanda dan gejala:

1. Pada bagian-bagian janin teraba lebih jelas (mingu 42)

2. Abnormalitas detak jantung janin

3. Berkurangnya air ketuban

4. Pengapuran plasenta

2.6 Pemeriksaan Penunjang


1. USG untuk menilai usia kehamilan, oligahidramnion, derajat maturitas

plasenta.

2. KTG untuk menilai ada atau tidaknya gawat janin.

3. penilaian warna air ketuban dengan amnioskopi (tes tanpa tekanan dinilai

reaktif atau tidak ada dan tes tekanan oksitosin). Pemeriksaan sitology

dengan indeks kariopiknotik (Nita & Dwi, 2013)

2.7 penatalaksanaan Medis


1. UK > 40 minggu yang penting adalah monitoring 1 janin sebaik-baiknya

2. Apabila tidak ada tanda-tanda infusiensi plasenta persalinan spontan dapat

ditunggu dengan pengawasan ketat

3. Lakukanlah pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks. Kalau

sudah matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan ataupun tanpa

amniotomi.
4. Tindkan operasi sectio saesario dapat dipertimbangkan pada

a) infusiensi matang

b) pembukaan yang belum lengkap, persalinan lama, dan terjadi tanda gawat

janin

c) primigravida tua,kematian janin dalam kandungan, preeklamsia, hipertensi

menahun, infertilitas dan kesalahan letak janin. (Nita & Dwi, 2013)

2.8 Pathway

Rendahnya Hormon Saraf Kurangnya air Usia ibu Riwayat


progesteron Heredite ketuban /
pelepasan uterus hamil lebih kehamilan post
tidak cepat r oligohidramio
oksitosin abnormal dari 35 term
turun n tahun

Kelainan pada Resiko


Kepekaan Sistem
janin berulang
uterus Riwayat reproduksi
terhadap RAS menurun
Keluarga Tak ada kelenjar
oksitosin
hipofisis

Stimulus kontraksi
uterus terganggu Kortisol janin
tidak diproduksi
dengan baik
kontraksi
uterusberlangsung
lebih lambat Tidak timbul his
(nyeri)

Kehamilan lewat bulan


/ lebih dari 42 minggu

Persalinan Post Date


BAB 3

ASUHAN KEPERWATAN PERSALINAN BERESIKO POSTMATUR

3. 1. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien

Identitas Klien Meliputi nama, umur, jenis kelamin,agama, suku

bangsa pendidikan, pekerjaan, alamat, no. rekam medis, diagnosis medis.

B. Riwayat Keperawatan

1) Keluhan Utama

Pada kasus ibu hamil dengan kehamilan lewat waktu yang dikeluhkan

meliputi ibu merasa khawatir pada kehamilannya karena belum adanya

tanda – tanda persalinan yaitu (kontraksi teratur atau tidak, sudah keluar

lendir darah atau belum, ketuban sudah pecah atau belum) padahal

didalam perkiraan sudah waktunya untuk melahirkan.

2) Riwayat Kehamilan Sekarang

a) ANC (Antenatal Care)

Pemeriksaan pada setiap kunjungan awal dapat mendeteksi

beberapa masalah kehamilan bertujuan untuk mendeteksi tanda


bahaya, ketidaknyamanan dan penanganannya, kemudian

mendeteksi komplikasi kehamilan

3) RiwayatObstetri Ibu

a) Riwayat menstruasi

Riwayat menstruasi yang lengkap diperlukan untuk menentukan

taksiran persalinan (TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama

haid terakhir (HPHT).Meliputi menarchea, siklus haid, lamanya

haid, banyaknya ganti pembalut perhari, dismenorchea, flour albus,

data ini dapat memperoleh gambaran adakah kelainan atau tidak

dengan siklus menstruasi.(C. Manuaba et al., n.d.)

b) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

Dikaji kehamilan, persalinan, nifas yang lalu tujuannya untuk

mengetahui adakah komplikasi atau tidak, jika pada kehamilan lalu

ditanyakan pernah terjadi kehamilan postdate

4) Riwayat kesehatan ibu dan keluarga

Apakah ibu dan keluarga memiliki riwayat penyakit yang diturunkan seperti

jantung, hipertensi, diabetes mellitus, penyakit menahun seperti ginjal, asma

dan penyakit menular seperti HIV/AIDS, serta keturunan kembar dan riwayat

operasi.

C. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan Umum

2) Tingkat kesadaran

Tingkat kesadaran pasien composmentis, somnolen, dll.


3) Pemeriksaan head to toe

1. Kepala

Untuk menilai bentuk kepala, kebersihan rambut, dan adakah rambut yang

rontok/tidak. Rambut rontok akan menunjukan status gizi seseorang,

2. Wajah

Melihat adanya edema pada wajah merupakan salah satu tanda gejala dari

preeklamsia

3. Mata

Melakukan pemeriksaan pada konjungtiva, untuk menilai adakah tanda

anemia, Menilai apakah terdapat ikterik/ anikterik pada seklera

4. Mulut

Pemeriksaan mulut dikaji untuk mengetahui kesimetrisan, warna, karies,

perdarahan dan apakah terdapat edema pada gusi.

5. Hidung

Untuk menilai bentuk hidung, apakah terdapat pernafasan cuping hidung, dan

menilai apakah ibu mengalami nafas cepat dan pendek(Prawirohardjo, 2014)

6. Telinga dan Leher

Bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat kelainan seperti terdapat

pemesaran kelenjar tyroid dan limfe atau tidak.

7. Dada dan axilla

Dilakukan untuk menilai adanya edema paru, apabila terjadi edema paru

biasanya nafas ibu pendek dan cepat sehingga terlihat reteksi dinding dada
Selain itu, Dikaji untuk mengetahui pembesaran mamae, areola

hiperpigmentasi, puting susu menonjol(Prawirohardjo, 2014)

8. Abdomen

1) Inspeksi : Pemeriksaan perut untuk menilai apakah perut membesar

kedepan atau kesamping, keadaan pusat, pigmentasi linea alba, serta

ada tidaknya striae gravidarum

2) Palpasi :dilakukan untuk menetukan besarnya rahim dengan

menentukan usia kehamilan serta menentukan letak anak dalam rahim.

Pemeriksaan secara palpasi dilakukan dengan menggunakan metode

Leopold, yakni(Mitayani, 2011):

3) Leopold I digunakan untuk menentukan TFU dan bagian apa yang ada

dalam fundus, biila kepala sifatnya keras, bundar, dan melenting.

Sedangkan bokong lunak, kurang bundar, dan kurang melenting.

4) Leopold II digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan

letak bagian kecil pada anak.

5) Leopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat di

bagian bawah dan apakah bagian bawah anak sudah masuk atau

belum.

6) Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian

bawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut ke dalam rongga

panggul.

9. Auskultasi :
bertujuan untuk mengetahui punktum maksimum dan untuk

mengetahui detak jantung janin. Pada pemeriksaan ini punktum maksimum

engagement kepala janin, suara jantung terdengar dibawah umbilikus. Dalam

keadaan sehat, bunyi jantung antara 120-140 kali per menit. Bunyi jantung

dihitung dengan Dopler atau funandoskop mendengarkan selama satu menit

penuh. Bila kurang dari 120 kali per menit atau lebih dari 140 per menit,

kemungkinan janin dalam keadaan gawat janin

10. Genatalia

Pemeriksaan vulva untuk menilai keadaan perineum, ada tidaknya

tanda Chadwick dan adanya flour. Kemudian pemeriksaan ekstermitas untuk

menilai ada tidaknya varises

11. Ekstremitas

Menilai adakah edema pada ekstremitas atas maupun ekstremitas bawah

3. 2. Analisa data
Analisa data merupakan metode yang dilakukan perawat untuk mengkaitkan data

klien serta menghubungkan data tersebut dengan konsep teori dan prinsip yang

relevan keperawatan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah

kesehatan pasien dan keperawatan pasien.

3. 3. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan Pola Tidur (D.0055) berhubungan dengan kurang control tidur,

dibuktikan dengan mengeluh sulit tidur, mengeluh sering terjaga, mengeluh

pola tidur berubah dan mengeluh istirahat tidak cukup


2) Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi dibuktikan dengan

merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi,

merasa gelisah (T. P. S. PPNI, 2017)

3. 4. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang

didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome)

yang diharapkati ( tim pokja S. PPNI, 2018)

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi


Keperawatan Kriteria Hasil Keperawatan

1 Gangguan Pola Tidur Setelah dilakukan Dukung Pola Tidur


Intervensi keperawatan Observasi
(D.0055) berhubungan
selama 3x24 jam maka - Identifikasi pola aktivitas dan tidur
dengan kurang control
Tingkat pola tidur menurun - Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik
tidur, dibuktikan dengan dengan kriteria hasil : dan atau psikologis)
1. Keluhan pola tidur - Identifikasi makanan dan minuman yang
mengeluh sulit tidur,
menurun mengganggu tidur (mis. kopi, teh, alkohol,
mengeluh sering terjaga,
2. Keluhan sering makan mendekati waktu tidur, minum
mengeluh pola tidur terjaga menurun banyak air sebelum tidur)
3. Keluhan tidak puas - Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
berubah dan mengeluh
tidur menurun Terapeutik
istirahat tidak cukup
4. Keluhan istirahat - Modifikasi lingkungan (mis. pencahayaan,
tidak cukup menurun kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur)
5. Kemampuan Batasi waktu tidur siang, jika perlu
beraktivitas - Fasilitasi menghilangkan sires sebelum tidur
meningkat - Tetapkan jadwal tidur rutin
- Lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan (mis. pijat, pengaturan posisi,
terapi akupresur)
- Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau
tindakan untuk menunjang siklus tidur-
terjaga

Edukasi
- Jelaskan pentingnya tidur cukup selama
sakit
- Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
- Anjurkan menghindari makanan/minuman
yang mengganggu tidur
- Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak
mengandung supresor terhadap tidur REM
- Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap gangguan pola tidur (mis.
psikologis, gaya hidup, sering berubah shift
bekerja)
Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara

nonfarmakologi lainnya

2 Ansietas (D.0080) Setelah dilakukan Reduksi Ansietas


Intervensi keperawatan
berhubungan dengan Observasi
selama 3x24 jam maka
kurang terpapar informasi  Identifikasi saat tingkat ansietas
Tingkat ansietas menurun
dibuktikan dengan merasa berubah (mis, kondisi, waktu, stresor)
dengan kriteria hasil:
bingung, merasa khawatir  Identifikasi kemampuan mengambil
1. Verbalisasi
dengan akibat dari kondisi keputusan
kebingungan
yang dihadapi, merasa  Monitor tanda-tanda ansietas (verbal
menurun
gelisah
2. Verbalisasi khawatir
akibat kondisi yang dan nonverbal)

di hadapi menurun Terapeutik

3. Perilaku gelisah  Ciptakan suasana terapeutik untuk

menurun menumbuhkan kepercayaan

4. Pola tidur membaik  Temani pasien untuk mengurangi

( tim pokjsa PPNI, kecemasan, jika memungkinkan

2018)  Pahami situasi yang membuat ansietas

dengarkan dengan penuh perhatian

 Gunakan pendekatan yang tenang dan

meyakinkan

 Tempatkan barang pribadi yang

memberikan kenyamanan

 Motivasi mengidentifikasi situasi yang

memicu kecemasan

 Diskusikan perencanaan realistis

tentang peristiwa yang akan datang

Edukasi

 prosedur, termasuk sensasi yang

mungkin dialami

 Informasikan secara faktual mengenai

diagnosis, pengobatan, dan prognosis

 Anjurkan keluarga untuk tetap


bersama pasien, jika perlu

 Anjurkan umelakukan kegiatan yang

tidak kompetitif, sesuai kebutuhan

 Anjurkan mengungkapkan perasaan

dan persepsi

 Latih kegiatan pengalihan untuk

mengurangi ketegangan

 Latih penggunaan mekanisme

pertahanan diri yang tepat

 Latih teknik relaksasi

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian obat

antlansietas, jika perlu

3. 5. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status

kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan

Komponen tahap implementasi :

a. Tindakan keperawatan mandiri.

b. Tindakan Keperawatan edukatif.

c. Tindakan keperawatan kolaboratif.


d. Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap asuhan

keperawatan.

3. 6. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menentukan apakah

rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana keperawatan dilanjutkan,

merevisi rencana atau menghentikan rencana keperawatan (Manurung, 2011)

Evaluasi yang dilakukan pada asuhan keperawatan didokumentasikan dalam

bentuk Subjektif, Objektif, Assessment, Planning (SOAP)

BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Postmatur adalah usia kehamilan lebih dari 42 minggu lengkap mulai dari

menstruasi pertama, Kejadian ini terjadi karena kebanyakan ibu hamil lupa kapan

tanggal terakhr menstruasi, penyebab pasti kejadian belum jelas namun ada beberapa

teori yang menjadi penyebab persalinan postterm: pengaruh progesteron, teori

oksitosin, teori kortisol, saraf uterus, herediter(keturunan)

Pada minggu 38 adalah masa puncak dari fungsi plasenta, dan terus menurun sampai

minggu 42. Pada minggu 42 plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi pada janin,

hal itu akan berdampak pada jnin jika terus di biarkan


Untuk para ibu hamil yang tidak ingat sudah umur kehamilan berapa minggu berikut

tanda kehamilan mendekati postterm: bagian perut teraba bagian-bagian janin lebih

jelas, air ketuban berkurang, detak jantung janin abnormal

Jika ada indikasi persalinan potterm maka tindakan operasi sectio saesario bisa

menjadi pertimbangan untuk dilakukan

4.2 Saran
Demikianlah makalah yang dapat saya buat. semoga makalah ini dapat

bermanfaat kepada pembaca khususnya pemakalah, Penulis menyadari dalam

penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik itu disebabkan karena

penulis sendiri maupun karena terbatasnya sumber bacaan yang penulis peroleh.

Untuk itu diharapkan agar pembaca memberikan saran dan kritik yang membangun

supaya informasi dari berbagai sumber yang diperoleh ada keakuratan informasi yang

didapat
DAFTAR PUSTAKA
Fauziah, siti. (2015). Keperawatan maternitas persalinan. Kencana prenada media
group.
Manuaba, dkk. (2014). Ilmu kebidanan, penyakit kandungan, dan KB. EGC.
Manuaba, C., Manuaba, F., & manuaba, b, G. (n.d.). Gawat Darurat Obstetri
Ginekologi dan Obstetri Ginekologi Sosial untuk profesi Bidan.
Manurung. (2011). Keperawatan Professional. Trans Info MEdia.
Mitayani. (2011). Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika.
Nita, d norma, & Dwi, M. (2013). asuhan kebidanan : patologi. nuha medika.
PPNI, tim pokja S. (2018). Standat Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan. dewan pengurus usad.
PPNI, tim pokjsa. (2018). standar luaran keperawatan indonesia.
PPNI, T. P. S. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostic. dewan pengurus pusat.
Prawirohardjo, & Sarwono. (2009). ilmu kebidanan. BINA PUSTAKA SARWONO.
Prawirohardjo, sarwono. (2014). Ilmu Kandungan. PT.Bustaka sarwono prawihardjo.
Taufan, N. (2011). buku ajar obstetri untuk mahasiswa kebidanan. nuha medika.

Anda mungkin juga menyukai