Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ASUHAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR


(DOSEN PENGEMPU : Hastuti Usman, SST.,M.Keb )

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1 :

Ni Putu Yuni Widiasih : PO7124320043


Zahra Cahyani Hidayat : PO7124320071
Ni Wayan Rina Santiani : PO7124320044
Ni Luh Gita Yanti : PO7124320042
Nur Anisa : PO7124320045

POLTEKKES KEMENKES PALU


PRODI S.Tr KEBIDANAN
TINGKAT 2B
2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmatnya lah kami diberikan kesehatan dan kesempatan sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Askeb Kehamilan dari
dosen pengempu ibu Hastuti Usman,SST.,M.Keb. Di jurusan kebidanan, prodi D4
kebidanan politeknik kesehatan kemenkes palu.
Terlepas dari semuannya itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Mamboro, 22 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2

1.3 Tujuan.....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3

2.1 Perubahan Sistem Pernapasan......................................................................................3

2.2 Perubahan Sistem Perearan Darah...............................................................................5

2.3 Perubahan Sistem Metabolisme Glukosa, Gastrointestinal, dan Kekebaan

Tubuh.............................................................................................................................10

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………..17

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................17

3.2 Saran.....................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat waktu lahir, tubuh bayi baru lahir berpindah dari ketergantungan total ke

kemandirian fisiologis. Proses perubahan yang rumit ini dikenal sebagai periode transisi-

periode yang dimulai ketika bayi keluar dari tubuh ibu dan berlanjut selama beberapa organ,

misalnya paru-paru, mengalami perubahan yang pesat sehingga selesai dengan sempurna

dalam beberapa hari setelah lahir. Sistem organ yang lain, seperti sistem hepatik,

memerlukan waktu lebih lama untuk berubah ke fungsi ekstrauteri. Secara keseluruhan,

transisi ke kehidupan ekstrauteri harus dipandang sebagai proses bersinambungan yang

terjadi selama keseluruhan bulan pertama kehidupan (Varney, 2008; h. 878).

Masalah utama penyebab kematian pada bayi dan balita adalah masa neonatus (bayi

baru lahir 0-28 hari). Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak adalah

asfiksia, bayi berat lahir rendah, dan infeksi. Menurut hasil Riskesdas 2013 menunjukkan

bahwa 57% dari kematian neonatal terjadi pada umur 0-6 hari Profil Kesehatan Indonesia

(Kemenkes, 2014; h. 92).

IMD (Inisiasi Menyusui Dini) merupakan salah satu tindakan yang harus diketahui oleh

tenaga kesehatan. Segera setelah dilahirkan, bayi diletakkan di dada atau perut ibu selama

paling sedikit satu jam untuk memberi kesempatan pada bayi untuk mencari dan

menemukan puting ibunya. IMD memiliki manfaat tersendiri bagi ibu maupun bayinya

(Prawirohardjo, 2009;h. 369).

Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi mikroorganisme yang terpapar atau

terkontaminasi selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir.
Untuk tidak menambah resiko infeksi maka sebelum manangani bayi baru lahir, pastikan

penolong persalinan dan pemberi asuhan bayi baru lahir telah melakukan upaya pencegahan

infeksi (Depkes RI, 2008; h. 124).

1.2 Rumusan Masalah

1. Menejelaskan mengenai perubahan sistem pernafasan !

2. Menjelaskan mengenai perubahan sistem peredaran darah !

3. Menjelsakan mengenai perubahan sistem metabolisme glukosa, gastrointestinal, dan

kekebalan tubuh !

1.3 Tujuan

1. Mengetahui mengenai perubahan sistem pernafasan

2. Mengetahui mengenai perubahan sistem peredaran darah

3. Mengetahui mengenai perubahan sistem metabolisme glukosa, gastrointestinal, dan

kekebalan tubuh

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perubahan Sistem Pernapasan

Pada saat didalam kandungan bayi mengambil O2 dan melepaskan CO2 melalui plasenta.

Paru-paru janin mengandung cairan yang disebut dengan surfaktan. Produksi surfaktan

dimulai pada 20 minggu kehamilan dan jumlahnya akan meningkat sampai paru-paru

matang sekitar 30-40 minggu kehamilan. Surfaktan berfungsi untuk mengurangi tekanan

permukaan alveoli dan menstabilkan dinding alveoli sehingga tidak kolaps pada akhir

pernapasan.

Ketika tali pusat dipotong maka akan terjadi pengurangan O2 dan akumulasi CO2 dalam

darah bayi, sehingga akan merangsang pusat pernafasan untuk memulai pernafasan pertama

pada paru-paru. Pada bayi normal pernapsan pertama terjadi dalam waktu 10 detik pertama

sesudah lahir.

Sistem pernapasan merupakan sistem yang paling tertantang ketika mengalami

perubahan dari fase intrauterus menuju ekstrauterus. Bayi baru lahir harus mulai segera

3
mulai bernafas. Selama kehamilan organ yang berperan dalam respirasi janin sampai janin

lahir adalah placenta.

Paru – paru yang bermula dari suatu titik yang muncul dari Pharynx yang bercabang

dan kemudian cabang lagi sehingga membentuk struktur pencabangan bronkus. Proses

tersebut terus berlanjut setelah kelahiran hingga kira-kira usia anak 8 tahun sampai jumlah

bronkhiolus dan alveolus berkembang sepenuhnya. Agar alveolus dapat berfungsi, harus

ada surfaktan yang cukup dan aliran darah ke paru-paru. Surfaktan adalah lipoprotein yang

dapat mengurangi ketegangan permukaan dalam alveoli dan membantu dalam pertukaran

gas. Bagian ini di produksi pertama kali dari usia kehamilan 20 minggu dan jumlahnya akan

terus bertambah hingga paru–paru menjadi dewasa pada minggu 30 – 34 minggu. Ketidak

dewasaan paru–paru inilah yang paling menentukan dan mengurangi kemungkinan

hidupnya seorang bayi baru lahir oleh karena luas permukaan alveoli yang terbatas serta

tidak adanya surfaktan yang memadai menyebabkan stress pada bayi.

Fenomena yang menstimulasi neonatus untuk nafas pertama kali, diantaranya;

peristiwa mekanis seperti penekanan toraks pada proses kelahiran pervagina dan tekanan

yang tinggi pada toraks tersebut tiba-tiba hilang ketika bayi lahir disertai oleh stimulus fisik,

nyeri, cahaya suara menyebabkan perangsangan pusat pernafasan. Pada saat bayi mencapai

cukup bulan, kurang dari 100 ml cairan paru–paru terdapat di dalam nafasnya. Selama

proses kelahiran, kompresi dinding dada akan membantu pengeluaran sebagian dari cairan

ini dan lebihnya akan diserap oleh sirkulasi pulmonum serta sistem limphatik setelah

kelahiran bayi. Neonatus yang dilahirkan dengan SC (Secsio Cesarea) tidak mendapat

penekanan thorak sehingga paru–parunya terisi cairan dalam waktu yang lebih lama. Cairan

4
yang mengisi mulut dan trakhea sebagian dikeluarkan dan udara mulai mengisi sistem

pernafasan ini.

Aktifnya pernafasan yang pertama menimbulkan serangkaian peristiwa diantaranya :

a. Membantu perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi dewasa.

b. Mengosongkan cairan dari paru–paru.

c. Menentukan volume paru neonatus dan karakteristik fungsi paru–paru bayi baru

lahir.

Dengan tarikan nafas yang pertama, udara di ruangan mulai mengisi saluran napas

besar trakhea neonatus dan bronkus. Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang

sangat penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara. Peningkatan aliran

darah paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan menghilangkan cairan

paru.

2.2 Perubahan Sistem Peredaran Darah

Peredaran darah janin tidak dapat dipisahkan dari peredaran darah ibu. Peredaran

darah janin berlangsung selama kehidupan intra uteri, di mana plasenta memegang peranan

penting yang menyalurkan darah dari ibu ke janin. Kegagalan fungsi plasenta dapat

5
menimbulkan berbagai penyulit dalam pertumbuhan dan perkembangan janin. Walaupun

organ-organ janin belum berfungsi, peredaran darah janin berfungsi untuk memenuhi nutrisi

untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Dalam rahim, paru-paru tidak berfungsi

sebagai alat pernafasan, pertukaran gas dilakukan oleh plasenta. Sistem peredaran darah

janin ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1. Foramen Ovale merupakan lubang sementara di antara serambi kiri dan serambi

kanan yang memungkinkan sebagian darah masuk dari vena cava inferior

menyeberang ke serambi kiri. Alasan pengalihan ini adalah darah tidak perlu lagi

melewati paru-paru karena telah teroksigenisasi.

2. Duktus Arteriosus Bothalli merupakan saluran yang terdapat antara arteri pulmonalis

dan aorta.

3. Duktus Venosus Arantii menghubungkan antara vena umbilikal dengan vena cava

inferior. Pada titik ini darah bercampur dengan darah yang telah diambil oksigennya

yang kembali dari tubuh bagian bawah.

4. Vena Umbilikal memanjang dari tali pusar menuju ke bagian bawah hati dan

membawa darah yang mengandung oksigen dan sari makanan. Ia memiliki cabang

yang bertemu dengan vena porta dan masuk ke hati.

Komponen/Organ yang Terlibat dalam Pembuluh Darah Janin

Dalam sistem peredaran darah janin tidak hanya melibatkan pembuluh darah saja tetapi

juga melibatkan organ tubuh janin di antaranya sebagai berikut:

1. Plasenta merupakan tempat terjadinya pertukaran darah bersih dengan yang kotor.

2. Umbilikalis merupakan tempat mengalirkan darah dari plasenta ke janin dan dari

janin ke plasenta.

6
3. Hati adalah tempat terdapatnya percabangan antara vena porta dengan duktus

venosus arantii.

4. Jantung adalah tempat terdapatnya foramen ovale yang langsung menyalurkan darah

dari atrium dekstra ke atrium sinistra.

5. Paru-paru adalah tempat terdapatnya duktus arteriosus bothalli.

a. Mekanisme Perdaran Darah Janin

Darah janin dialirkan ke placenta melalui vena umbilicalis yang bercabang dua

setelah memasuki dinding perut janin. Cabang yang kecil bersatu dengan vena porta,

darahnya beredar dalam hati dan kemudian diangkut melalui vena hepatica ke dalam vena

cava inferior. Cabang satunya ialah Ductus venosus Arantii yang langsung masuk ke

dalam vena cava interior. Dengan demikian vena cava inferior setelah di masuki darah v.

hepatica dan darah ductus venosus arantii mengandung darah bersih, tapi dicampuri “

darah Kotor “ dari anggota bawah janin.

Darah dari v. cava inferior setelah masuk kedalam serambi kanan sebagaian masuk

ke serambi kiri melalui foramen ovale, dan sebagaian mengalir ke dalam bilik kanan

bersama-sama dengan darah vena cava superior yang membawa darah dari kepala dan

anggota atas. Darah dari bilik kanan masuk ke a. pulmonalis, tetapi sebelum sampai ke

paru-paru sebagaian dialirkan ke aorta melalui ductus arteriosus botalli. Sebagaian kecil

pergi keparu-paru dan melalui vena pulmonalis masuk keserambi kiri dan bersama

dengan darah dari vena cava inferior masuk ke dalam bilik kiri, dan terus ke aorta.

Darah yang keparu-paru bukan untuk pertukaran gas tetapi untuk memberi

makanan kepada paru-paru yang sedang tumbuh. Darah Aorta disebarkan ke alat-alat

badan, tatapi darah banyak menuju ke a. hypogastricae (cabang dari art. Iliaca communis)

7
lalu kea a. umbilicales dan selanjutnya ke placenta. Jadi darah yang berdar kejanin selalu

bersifat “ darah campuran “ dan isi vena cava inferior lebih bersih dari isi aorta.

b. Mekanisme Peredaran Darah Bayi Baru Lahir

Faktor-Faktor yang Mengubah Peredaran Darah Janin

Setelah kelahiran terjadi perubahan peredaran darah janin, faktor penting yang

mengubah peredaran darah janin menuju peredaran darah dewasa ditentukan oleh:

1. Berkembangnya paru-paru janin

Berkembangnya paru-paru janin dapat menyebabkan tekanan negatif dalam paru

sehingga dapat menampung darah, untuk melakukan pertukaran CO2 dan O2 dari

udara sehingga terjadi oblitersi pada duktus arteriosus bothalli. Tekanan dalam

atrium kiri makin meningkat, sehingga dapat menutup foramen ovale. Tekanan

yang tinggi pada atrium kiri disebabkan darah yang mengalir ke atrium kanan kini

langsung menuju paru-paru dan selanjutnya dialirkan ke atrium kiri melalui vena

pulmonalis. Dua faktor ini menyebabkan tekanan di atrium kiri meningkat.


8
2. Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin

Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin terjadi karena

dipotongnya tali pusat sehingga terjadi peredaran darah pulmonal yang

mengakibatkan terjadi pernafasan pulmona. Dengan demikian duktus arteriosus

bothalli tidak berfungsi dan akan mengalami perubahan dan menjadi ligamentum

arteriosum begitu juga dengan yang lain. Vena umbilikal menjadi ligamentum

teres, duktus venosus arantii menjadi ligamentum venosum serta foramen ovale

menjadi hypogastrik arteries kecuali beberapa cm pertama yang tetap terbuka

sebagai arteri vesical superior. Pemotongan tali pusat sebaiknya dilakukan setelah

bayi menangis dan tali pusat berhenti berdenyut karena dapat menambah darah

dari plasenta sekitar 50 ml s/d 75 ml yang sangat berarti bagi pertumbuhan janin.

3. Terbentuknya Adult Haemoglobin (Tipe A)

Terbentuknya Adult Haemoglobin (Tipe A) sehingga setelah lahir dapat

menangkap oksigen dan melepaskan CO2 melaului pernafasan sehingga terjadi

pertukaran O2 dan CO2 di paru-paru.

9
2.3 Perubahan Sistem Metabolisme Glukosa, Gastrointestinal, Dan

Kekebalan Tubuh

1. Perubahan Sistem Metabolisme Glukosa

Selama dalam kandungan kebutuhan glukosa bayi dipenuhi oleh ibu. Saat

bayi lahir dan tali pusat dipotong, bayi harus mempertahankan kadar glukosanya

sendiri. Kadar glukosa bayi akan turun dengan cepat (1-2 jam pertama kelahiran)

yang sebagian digunakan untuk menghasilkan panas dan mencegah hipotermia.

Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan

tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus

mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru

lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam). Jika

cadangan glukosa tubuh habis digunakan, sementara bayi tidak mendapat asupan

dari luar, beresiko terjadinya hipoglisemia dengan gejala kejang, sianosis, apnoe,

tangis lemah, letargi dan menolak makan. Akibat jangka panjang dapat merusak

sel-sel otak. Pencegahan Penurunan Kadar Glukosa Darah, yaitu :

 Melalui penggunaan ASI

 Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenolisis)

 Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak

(glikoneogenesis)

BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup,

akan membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi). Hal ini hanya terjadi jika

bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup. Bayi yang sehat akan

10
menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen terutama di hati, selama bulan-bulan

terakhir dalam rahim. Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir yang

mengakibatkan hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam

pertama kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4

jam pertama kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen

digunakan pada jam pertama, maka otak dalam keadaan berisiko.

Bayi yang lahir kurang bulan (prematur), lewat bulan (post matur), bayi

yang mengalami hambatan pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merupakan

risiko utama, karena simpanan energi berkurang (digunakan sebelum lahir).

Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas meliputi : kejang-kejang

halus, sianosis, apneu, tangis lemah, letargi, lunglai dan menolak makanan.

Hipoglikemi juga dapat tanpa gejala pada awalnya. Akibat jangka panjang

hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di seluruh di sel-sel otak.

11
2. Perubahan Sistem Gastrointestinal

Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan.

Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk baik pada saat lahir.

Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan

(selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung

masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan

neonatus. Kapasitas lambung masih terbatas kurang dari 30cc untuk bayi baru

lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat

bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan yang diatur

bayi sendiri penting contohnya memberi ASI on demand.

12
3. Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh

Pada kehamilan 8 minggu telah ditemukan limfosit, dengan tuanya

kehamilan maka limfosit juga banyak di temukan dalam ferifer dan terdapat pula

limfe. Sel-sel limfoid membentuk molekul immunoglobulin gamma G yang

merupakan gabungan immunoglobulin gamma A dan gamma M. Gamma G

dibentuk paling banyak setelah 2 bulan bayi dilahirkan. Gamma G globulin janin

di dapat dari ibu melalui plasenta. Bila terjadi infeksi maka janin mengadakan

reaksi dengan plasmasitosis, penambahan penambahan folikel limfoid dan sintesis

gamma M immunoglobulin. Gamma A immunoglobulin telah dapat dibentuk

pada kehamilan 2 bulan dan banyak ditemukan segera setelah lahir, khususnya

sekret dari traktus digestifus, respiratorus, kelenjar ludah, pancreas dan traktus

urogenital.

Gamma M immunoglobulin meningkat segera setelah bayi dilahirkan

setara dengan keadaan flora normal dalam saluran pencernaan. Akan tetapi bayi

hanya dilindungi oleh Gamma G immunoglobulin dari ibu dan terbatas kadarnya

juga kurangnya Gamma A immunoglobulin yang menyebabkan neonatus

berkemungkinan besar rentan infeksi dan sepsis. Sistem imunitas bayi baru lahir

masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai

infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan

alami maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan

tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh

kekebalan alami:

 Perlindungan oleh kulit membran mukosa

13
 Fungsi saringan saluran napas

 Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus

 Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung

Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang

membantu BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel darah

ini masih belum matang, artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi dan

memerangi infeksi secara efisien.

Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan

pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan

terhadap antigen asing masih belum dapat dilakukan sampai awal kehidupan anak.

Salah satu tugas utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem

kekebalan tubuh.

Bayi memiliki imunoglobulin waktu lahir, namun keberadaannya dalam

rahim terlindung membatasi kebutuhan untuk bereaksi pada kekebalan terhadap

antigen tertentu. Ada tiga macam imunoglobulin (Ig) atau antibodi (huruf

menunjukan masing-masing golongan ),yaitu IgG, igA, dan IgM. Hanya IgG yang

cukup kecil melewati pembatas plasenta , IgG merupakan golongan antibodi yang

sangat penting dan kira-kira 75% dari seluruh antibodi. IgG mempunyai

kekebalan terhadap infeksi kuman virus tertentu. Pada waktu lahir, tingkat IgG

bayi sama dengan atau sedikit lebih banyak daripada ibu. Tingkat Ig ini

memberikan kekebalan pasif selama beberapa bulan kehidupan.

14
IgM dan IgA tidak melintasi pembatas plasenta, namun dibuat oleh janin.

Tingkat IgM pada periode kehamilan besarnya 20% dari IgM orang bisa dan

diperlukan waktu 2 tahun untuk dapat menyamai tingkat orang dewasa. Tingkat

IgM yang relatif rendah membuat bayi rentan terkena infeksi. IgM juga penting

sebab sebagian besar antibodi yang terbentuk pada sewaktu terjadi respons primer

adalah golongan ini. Tingkat IgA sangat rendah dan diproduksi dalam waktu yang

lama walaupun tingkat salive sekresi mencapai tingkat orang dewasa dalam kurun

waktu 2 bulan. IgA melindungi dari infeksi saluran pernafasan, saluran usus

lambung, dan mata. Sedangkan imunoglobulin jenis lainnya, yaitu IgD dan IgE,

tidak begitu berkembang pada masa awal bayi/neonatus.

15
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, suhu dikendalikan dari pusat

penurun panas dan pusat peningkatan panas di hipotalamus, area otak di dekat kelenjar

hipofisis, sehingga bayi akan mengalami stress dengan adanya perubahan perubahan

lingkungan. Pada saat bayi meninggalkan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan

luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat

kulit, pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil

merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.

Pembentukan suhu pada bayi baru lahir tanpa disertai menggigil adalah merupakan hasil

penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di

seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar

lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang

akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh

seorang Bayi Baru Lahir.

 Lemak coklat ditemukan di sekitar leher dan antara skapula, melintasi garis

klavikula dan sternum.

 Lemak coklat juga mengelilingi pembuluh darah torax mayor dan bantalan ginjal.

 Sel-sel mengandung nukleus, glikogen, mitokondria (yang melepas energi) dan

vakuola lemak multiple di dalam sitoplasma (suatu sumber energi)

 Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress

dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat

bayi.

16
Ketika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia,

hipoksia dan asidosis. Sehingga upaya pncegahan kehilangan panas merupakan prioritas

utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada BBL

Mekanisme Kehilangan Panas

 Evaporasi Kehilangan panas akibat bayi tidak segera dikeringkan. Akibatnya

cairan ketuban pada permukaan tubuh menguap.

 Konduksi Kehilangan panas akibat kontak langsung antara tubuh bayi dengan

permukaan yang dingin.

 Konveksi Kehilangan panas akibat bayi terpapar dengan udara sekitar yang lebih

dingin.

 Radiasi Kehilangan panas akibat bayi ditempatkan di dekat benda yang

temperaturnya lebih rendah dari temperatur tubuh bayi.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem pernapasan merupakan sistem yang paling tertantang ketika mengalami

perubahan dari fase intrauterus menuju ekstrauterus. Bayi baru lahir harus mulai segera

mulai bernafas. Selama kehamilan organ yang berperan dalam respirasi janin sampai janin

lahir adalah placenta. Pada saat lahir bayi akan beradaptasi dengan bernafas melewati paru-

parunya. Selain sistem pernapasan terjadi juga perubahan pada peredaran darah yang

mulanya peredaran darah janin sangat tergantung pada peredaran darah ibu. Peredaran darah

janin berlangsung selama kehidupan intra uteri, di mana plasenta memegang peranan

penting yang menyalurkan darah dari ibu ke janin. Pada saat lahir bayi tidak lagi tergantng

pada peredaran darah ibu namun melakukan peredaran darahnya sendiri.

Selama dalam kandungan kebutuhan glukosa bayi dipenuhi oleh ibu. Saat bayi lahir

dan tali pusat dipotong, bayi harus mempertahankan kadar glukosanya sendiri. Kadar

glukosa bayi akan turun dengan cepat (1-2 jam pertama kelahiran) yang sebagian digunakan

untuk menghasilkan panas dan mencegah hipotermia. Sebelum lahir, janin cukup bulan akan

mulai menghisap dan menelan. Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk

baik pada saat lahir. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk dan mencerna makanan

(selain susu) masih terbatas. Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel

darah yang membantu BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel

darah ini masih belum matang, artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi dan

memerangi infeksi secara efisien.

18
3.2 Saran

Diharapkan untuk seluruh calon bidan agar dapat tetap meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan dalam melakukan asuhan kebidanan secara baik dan benar kepada klien.

Dalam menghadapi pasien harus lebih menguasai teori, praktik dan program-program yang

tersedia bagi setiap asuhan yang diberikan, sehingga asuhan yang diberikan berkualitas dan

memenuhi standar yang telah ditetapkan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Anisa Rahmawati.2017. Perubahan Sistem Metabolisme Glukosa, Gastrointestinal, Kekebalan


Heni Eka Puji Lestari.2021.Adaptasi Bayi Baru Lahir
Susi Sastika Sumi dan Wa Mina La Isak.2021.Adaptasi Fisologis Bayi Baru Lahir Melalui
Persalinan Normal Dengan Lotus Birth dan Tanpa Lotus Birth.Jurnal Keperawatan
silampari vol.5 No. 1

20

Anda mungkin juga menyukai