Anda di halaman 1dari 16

Tugas Kelompok

Mata Kuliah : Fisiologi dalam Kebidanan


Dosen : Ani T Prianti, S.ST.,M.Kes.

ADAPTASI FISIOLOGI BAYI BARU LAHIR

DISUSUN OLEH

KELOMPOK III

1. NURYANA A1A222075
2. NURMUSFITASARI A1A222077
3. MEGAWATI A1A222080
4. ALFI PRIMASARI A1A222008
5. KARLINA A1A222138

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga Kelompok III dapat menyelesaikan penyusunan makalah Adaptasi
Fisiologi Bayi Baru Lahir. Penulisan makalah ini adalah salah satu tugas mata
kuliah Fisiologi dalam Kebidanan.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak
lain berkat bantuan dari rekan-rekan semua, sehingga kendala-kendala yang kami
hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Dosen mata kuliah Fisiologi dalam Kebidanan yang telah memberikan tugas,
petunjuk, kepada kami sehingga termotivasi dalam menyelesaikan tugas ini.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan.
Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan menjadi sumbang pikiran bagi pihak yang membutuhkan,
khususnya bagi kami yaitu Kelompok III sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai.

Makassar, 12 Oktober 2022

Kelompok III
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
A. Pengertian dan Tujuan Adaptasi Fisiologi BBL ..................................... 3
B. Adaptasi Bayi Baru Lahir pada Sistem Pernapasan ............................... 3
C. Adaptasi Bayi Baru Lahir pada Sistem Peredaran Darah ....................... 6
D. Adaptasi Bayi Baru Lahir pada Sistem Termoregulasi........................... 7
E. Adaptasi Bayi Baru Lahir pada Metabolisme ........................................ 8
F. Adaptasi Bayi Baru Lahir pada Sistem Gastrointestinal ......................... 9
G. Adaptasi Bayi Baru Lahir pada Organ Ginjal ........................................ 9
H. Adaptasi Bayi Baru Lahir pada Organ Hati ......................................... 10
I. Adaptasi Bayi Baru Lahir pada Sistem Neurologi .............................. 10
J. Adaptasi Bayi Baru Lahir pada Sistem Immunologi ............................ 10
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 12
A. KESIMPULAN .................................................................................. 12
B. SARAN .............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagai seorang bidan harus mampu memahami tentang beberapa
adaptasi atau perubahan fisiologi bayi baru lahir (BBL). Hal ini sebagai
dasar dalam memberikan asuhan kebidanan yang tepat. Setelah lahir, BBL
harus mampu beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung (plasenta)
menjadi mandiri secara fisiologi. Setelah lahir, bayi harus mendapatkan
oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya sendiri, mendapatkan
nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup,
mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit /infeksi.
Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari
kehidupan di dalam rahim ke kehidupan di luar rahim. Periode ini
berlagsung sampai 1 bulan atau lebih. Transisi yang paling cepat terjadi
adalah pada sistem pernapasan, sirkulasi darah, termoregulasi, dan
kemampuan dalam mengambil dan menggunakan glukosa. Pada saat lahir,
bayi baru lahir akan mengalami masa yang paling dinamis dari seluruh
siklus kehidupan. Bayi mengalami suatu proses perubahan dikenal sebagai
periode transisi yaitu periode yang dimulai ketika bayi keluar dari tubuh
ibu harus beradaptasi dari keadaan yang sangat bergantung menjadi
mandiri secara fisiologis, selama beberapa minggu untuk sistem organ
tertentu.
Jadi adaptasi merupakan suatu penyesuaian bayi baru lahir dari
dalam uterus keluar uterus, prosesnya disebut periode transisi atau masa
transisi. Secara keseluruhan, adaptasi diluar uterus harus merupakan
sebagai proses berkesinambungan yang terjadi selama keseluruhan. Maka
pada setiap kelahiran, bidan harus memikirkan tentang faktor-faktor
kehamilan atau persalinan yang dapat menyebabkan gangguan pada jam-
jam pertama kehidupan diluar rahim seperti partus lama, trauma lahir,
infeksi, keluar mekunium, penggunaan obat-obatan. Bidan mempunyai
tanggung jawab terhadap ibu dan bayi baru lahir, tidak hanya melewati

1
fase kehidupan dalam uterus menuju kehidupan luar uterus seaman
mungkin, tetapi juga adaptasi fisik terhadap kehidupan luar uterus. Oleh
karena itu bidan harus mengetahui bagaimana proses adaptasi bayi baru
lahir, memfasilitasi proses adaptasi tersebut sehingga dapat melakukan
tindakan-tindakan yang tepat untuk melahirkan bayi baru lahir yang sehat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian adaptasi fisiologi Bayi Baru Lahir ?
2. Bagaimana adaptasi bayi baru lahir pada Sistem pernafasan ?
3. Bagaimana adaptasi bayi baru lahir pada Sistem perederan darah ?
4. Bagaimana adaptasi bayi baru lahir pada Sistem Termoregulasi ?
5. Bagaimana adaptasi bayi baru lahir pada Metabolisme ?
6. Bagaimana adaptasi bayi baru lahir pada Sistem Gastrointestinal ?
7. Bagaimana adaptasi bayi baru lahir pada Organ Ginjal ?
8. Bagaimana adaptasi bayi baru lahir pada Organ Hati ?
9. Bagaimana adaptasi bayi baru lahir pada Sistem Neurologi ?
10. Bagaimana adaptasi bayi baru lahir pada Sistem Imunologi ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian adaptasi fisiologi Bayi Baru Lahir
2. Untuk mengetahui adaptasi bayi baru lahir pada Sistem pernafasan
3. Untuk mengetahui adaptasi bayi baru lahir pada Sistem perederan
darah
4. Untuk mengetahui adaptasi bayi baru lahir pada Sistem Termoregulasi
5. Untuk mengetahui adaptasi bayi baru lahir pada Metabolisme
6. Untuk mengetahui adaptasi bayi baru lahir pada Sistem
Gastrointestinal
7. Untuk mengetahui adaptasi bayi baru lahir pada Organ Ginjal
8. Untuk mengetahui adaptasi bayi baru lahir pada Organ Hati
9. Untuk mengetahui adaptasi bayi baru lahir pada Sistem Neurologi
10. Untuk mengetahui adaptasi bayi baru lahir pada Sistem Imunologi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN TUJUAN


Bayi adalah individu baru yang lahir ke duina. Dalam keadaannya
yang terbatas maka individu baru ini sangat membutuhkan perawatan dari
orang lain. Adaptasi adalah penyesuaian diri seseorang terhadap
lingkungan baru.
Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula
berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu) yang hangat dan
segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna
(diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan
bantuan orang lain untuk memenuhinya.
Jadi dapat disimpulkan adapatasi bayi baru lahir (BBL) adalah
penyesuaian diri individu (BBL) dari keadaan yang sangat tergantung
menjadi mandiri secara fisiologis.
Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari
kehidupan di dalam rahim ke kehidupan di luar rahim. Periode ini
berlagsung sampai 1 bulan atau lebih. Transisi yang paling nyata dan cepat
terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi,
dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.
Adapun tujuan utama dari adaptasi fisiologi BBL adalah untuk
mempertahankan hidupnya secara mandiri dengan cara :
1. Bayi harus mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi
pernapasannya sendiri.
2. Mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula
darah yang cukup.
3. Mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit /infeksi.
B. ADAPTASI FISOLOGI BAYI BARU LAHIR
1. Sistem Pernapasan
a. Perkembangan Paru-Paru

3
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari
pharynx yang bercabang dan kemudian bercabang kembali
membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus berlanjut
sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolus
akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan
adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru
yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL
sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan
permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan
tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
b. Awal Adanya Napas
Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi
adalah :
1) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik
lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan
di otak.
2) Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena
kompresi paru - paru selama persalinan, yang merangsang
masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis.
Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan
susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur
dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk
kehidupan.
3) Penimbunan karbondioksida (CO2). Setelah bayi lahir,
kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang
pernafasan. Berkurangnya O2 akan mengurangi gerakan
pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan
menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
4) Perubahan suhu. Keadaan dingin akan merangsang
pernapasan.
c. Surfaktan dan Upaya Paru-paru Bernapas

4
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
1) Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
2) Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk
pertama kali.
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan
(lemak lesitin /sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru –
paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan
jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34
minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi
tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkan
dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap
saat akhir pernapasan, yang menyebabkan sulit bernafas.
Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih banyak
oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres
pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu.
d. Dari Cairan Menuju Udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada
saat bayi melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga
cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang
dilahirkan secara sectio cesaria kehilangan keuntungan dari
kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah dalam
jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang
pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa
cairan di paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh
pembuluh limfe dan darah.
e. Fungsi Sistem Pernapasan dan Kaitannya dengan Fungsi
Kardiovaskuler
Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat
penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara.Jika
terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami

5
vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah
yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli,
sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan
memperburuk hipoksia.
Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar
pertukaran gas dalam alveolus dan akan membantu menghilangkan
cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin
menjadi sirkulasi luar rahim.
2. Sistem Peredaran Darah
Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewari paru untuk
mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna
mengantarkan oksigen ke jaringan.
Untuk menyelenggarakan sirkulasi terbaik mendukung
kehidupan bayi baru lahir, harus terjadi :
a. Penutupan foramel ovale jantung
b. Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru dan aorta
Adapun dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem
pembuluh darah :
a. Saat tali pusat dipotong , resistensi pembuluh sistemik
meningkat dan tekanan atrium kanan menurun
b. Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya alirah
darah ke atrium kanan yang mengurangi volume dan
tekanannya
Kedua peristiwa tersebut membantu darah dengan kandungan
oksigen sedikit mengalir ke paru untuk menjalani proses oksigenisasi
ulang, dimana :
a. Pernapasan pertama menurunkan resistensi pembuluh paru
dan meningkatkan tekanan atrium kanan
b. Oksigen pada pernapasan pertama menimbulkan relaksasi
dan terbukanya sistem pembuluh paru (menurunkan
resistensi pembuluh paru), hal ini akan meningkatkan

6
sirkulasi ke paru sehingga terjadi peningkatan volume darah
pada atrium kanan. Dengan peningkatan tekanan pada
atrium kanan ini dan penurunan tekanan pada atrium kiri,
foramen ovale secara fungsi akan menutup.
c. Dengan pernapasan kadar oksigen darah akan meningkat
sehingga mengakibatkan duktus arteriosus mengalami
kontraksi dan menutup
d. Vena umbilikus, duktus arteriosus dan arteri hipogastrika tali
pusat menutup secara fungsi dalam beberapa menit setelah
lahir dan tali pusat diklem
e. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung dalam 2-3
bulan

3. Sistem Termoregulasi
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga
akan mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari
dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu
dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada
lingkungan yang dingin , pembentukan suhu tanpa mekanisme
menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan

7
kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini
merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas.
Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu
meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar lemak
coklat, bayi harus membutuhkan glukosa guna mendapatkan energi
yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat
diproduksi ulang oleh seorang bay baru lahir. Cadangan lemak coklat
ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin.
Semakin lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak
coklat bayi.
Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami
hipoglikemia, hipoksia dan asidosis. Sehingga upaya pencegahan
kehilangan panas merupakan prioritas utama dan tenaga kesehatan
(perawat dan bidan) berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan
panas pada bayi baru lahir.
4. Metabolisme
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah
tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat
lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa
darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun
dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam).
Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :
1) melalui penggunaan ASI
2) melaui penggunaan cadangan glikogen
3) melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama
lemak.
Bayi Baru Lahir yang tidak mampu mencerna makanan dengan
jumlah yang cukup, akan membuat glukosa dari glikogen
(glikogenisasi). Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan
glikogen yang cukup. Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam
bentuk glikogen terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam

8
rahim. Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir yang
mengakibatkan hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen dalam
jam-jam pertama kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya
tercapai dalam 3-4 jam pertama kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika
semua persediaan glikogen digunakan pada jam pertama, maka otak
dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir kurang bulan (prematur),
lewat bulan (post matur), bayi yang mengalami hambatan
pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan risiko utama,
karena simpanan energi berkurang (digunakan sebelum lahir).
Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas, meliputi;
kejang-kejang halus, sianosis, apneu, tangis lemah, letargi, lunglai dan
menolak makanan. Hipoglikemi juga dapat tanpa gejala pada awalnya.
Akibat jangka panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di
seluruh di sel-sel otak.
5. Sistem Gastrointestinal
Pada janin yang cukup bulan akan mulai menghisap dan
menelan. Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk
baik pada saat lahir.
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan
mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara
esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang
mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus, kapasitas
lambung masih terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup
bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan
dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan yang sering
oleh bayi sendiri penting contohnya memberi ASI on demand.
6. Organ Ginjal
Ginjal sangat penting dalam kehidupan janin, kapasitasnya kecil
hingga setelah lahir. Urine bayi encer, berwarna kekuning-kuningan
dan tidak berbau. Warna cokelat dapat disebabkan oleh lendir bebas
membran mukosa dan udara asam akan hilang setelah bayi banyak

9
minum. Tingkat filtrasi glomerulus rendah dan kemampuan reabsorbsi
tubular terbatas. Bayi tidak mampu mengencerkan urin dengan baik
saat mendapat asupan cairan juga tidak dapat mengantisipasi tingkat
larutan yang tinggi rendah dalam darah. Urin dibuang dengan cara
mengosongkan kandung kemih secara reflek. Urin pertama dibuang
saat lahir dan dalam 24 jam , dan akan semakin sering dengan banyak
cairan.
7. Organ Hati
Fungsi hati adalah metabolisme karbohidrat, protein, lemak,
dan asam empedu. Hati juga memiliki fungsi ekskresi (aliran empedu)
dan detoksifikasi obat/toksin.
Bila menemukan bayi kuning lebih dari 2 minggu dan feses
berbentuk dempul ada kemungkinan terjadi atresia bilier yang
memerlukan operasi segera sebelum usia 8 minggu. Bilirubin saat
lahir antara 1,8-2,8 mg/dl yang dapat meningkat sampai 5 pada hari
ke-3 atau ke-4 karena maturitas sel hati.
8. Sistem Neuron
Bayi telah dapat melihat dan mendengar sejak baru lahir
sehingga membutuhkan stimulasi suaran dan penglihatan. Setelah lahir
jumlah dan ukuran sel saraf tidak bertambah. Pembentukan sinaps
terjadi secara progesif sejak lahir sampai usia 2 tahun. Mielinisasi
(perkembangan serabut mielin) terjadi sejak janin 6 bulan sampai
dewasa. Golden period mulai trimester III sampai usia 2 tahun
pertambahan lingkar kepala (saat lahir kira-kira 36 cm, usia 6 bulan 44
cm, usia 1 tahun 47 cm, usia 2 tahun 49 vm, 5 tahun 51, dewasa 56
cm). Saat lahir bobot otak 25% dari berat dewasa, usia 6 bulan hampir
50%, usia 2 tahun 75%,usia 5 tahun 90%, usia 10 tahun 1000%.
9. Sistem Immunologi
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga
menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi.
Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami

10
maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur
pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut
beberapa contoh kekebalan alami:
a. Perlindungan oleh kulit membran mukosa
b. Fungsi saringan saluran napas
c. Pembentukan koloni mikroba oleh klit dan usus
d. Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel
darah yang membantu BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi
pada BBL se-sel darah ini masih belum matang, artinya BBL tersebut
belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien.
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan
kekebalan pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya.
Reaksi antibodi keseluruhan terhadap antigen asing masih belum
dapat dilakukan sampai awal kehidupa anak. Salah satu tugas utama
selama masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan
tubuh.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada saat lahir, bayi baru lahir akan mengalami masa yang paling
dinamis dari seluruh siklus kehidupan. Bayi mengalami suatu proses
perubahan dikenal sebagai periode transisi yaitu periode yang dimulai
ketika bayi keluar dari tubuh ibu harus beradaptasi dari keadaan yang
sangat bergantung menjadi mandiri secara fisiologis, selama beberapa
minggu untuk sistem organ tertentu.
Jadi adaptasi merupakan suatu penyesuaian bayi baru lahir dari
dalam uterus keluar uterus, prosesnya disebut periode transisi atau masa
transisi. Secara keseluruhan, adaptasi diluar uterus harus merupakan
sebagai proses berkesinambungan yang terjadi selama keseluruhan. Maka
pada setiap kelahiran, bidan harus memikirkan tentang faktor-faktor
kehamilan atau persalinan yang dapat menyebabkan gangguan pada jam-
jam pertama kehidupan diluar rahim seperti partus lama, trauma lahir,
infeksi, keluar mekonium, penggunaan obat-obatan.
B. SARAN
Diharapkan Betul-betul memahami dan harus memperhatikan
setiap perubahan fisiologis pada bayi baru lahir dan dapat dilakukan
penerapan yang baik untuk dapat melakukan pemeriksaan yang spesifik
pada bayi baru lahir sehingga dapat menetapkan diagnosis yang benar agar
dapat dilakukan perawatan yang lebih intensif jika ditemukan adanya
masalah dan semua tenaga kesehatan dapat bekerja sama untuk dapat
memberikan perawatan yang benar terkait dengan bayi baru lahir.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ahmar Hamdiah., dkk (2020). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir. Banten : CV.AA. Rizky

Ningsih, Eka Sarofah., dkk (2022)/ Kumpulan Asuhan Kebidanan. Sulawesi


Selatan : Rizmedia Pustaka Indonesia

Parwatiningsih, Sri Anggarini., dkk (2021). Asuhan Kebidanan Persalinan dan


Bayi Baru Lahir. Sukabumi : CV Jejak

Sembirinh, Julina Br (2019). Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra
Sekolah. Yogyakarta : Deepublish Publisher

Setiani Astuti., Sukesi., Esyuananik (2016). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi,


Balita, dan Anak Prasekolah. Jakarta Selatan : Pusdik SDM Kesehatan

13

Anda mungkin juga menyukai