MAKALAH
ADAPTASI DAN FISIOLOGI BAYI BARU LAHIR
Disusun Oleh :
Kelompok : 6
1. Siska Maulidah 15. Lia Elyda
2. Kuneng Umbarwati 16. Dini Nurlianti
3. Sofia Zaskia 17. Selvi Megarani
4. Muthahara Dalilaty 18. Siti Saiyah
5. Apriyanti Mayunda 19. Kamilatunisa
6. Nurlela 20. Della Dwi Riyanti
7. Endah Kartika Dewi 21. Putri Rochmawati
8. Anis Meyly Agustiani 22. Tiar Anggraini Pratiwi
9. Tati Agustin 23. Idayati Manik
10. Irmayanti 24. Lita Amelia
11. Lina Eka Ningrum 25. Heni Fitriani
12. Febta Vabrella 26. Eka Sari
13. Nindy Fatya Zahara 27. Monica Oktaviani
14. Ita Nurhasanah 28. Alda Putri Monica
i
KATA PENGANTAR
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR ISI......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................. 2
C. Tujuan …............................................................................ 2
D. Manfaat ............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir
A. Pentingnya adaptasi BBL terhadap kehidupan diluar Uterus......3
B. Adaptasi sistem pernapasan.......................................................3
C. Adaptasi sirkulasi sistem peredaran darah dan termoregulator..6
D. Adaptasi sistem pencernaan …………………………………….12
E. Adaptasi sistem imun……………………………………………….12
F. Adaptasi sistem muskuloskeletal ............................................. 13
G. Adaptasi sistem integumen.........................................................13
H. Adaptasi sistem perkemahan atau renal.....................................15
I. Adaptasi sistem endokrin........................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada saat lahir, bayi baru lahir akan mengalami masa yang paling
dinamis dari seluruh siklus kehidupan. Bayi mengalami suatu proses
perubahan dikenal sebagai periode transisi yaitu periode yang dimulai
ketika bayi keluar dari tubuh ibu harus beradaptasi dari keadaan yang
sangat bergantung menjadi mandiri secara fisiologis, selama beberapa
minggu untuk sistem organ tertentu.
Jadi adaptasi merupakan suatu penyesuaian bayi baru lahir dari dalam
uterus keluar uterus, prosesnya disebut periode transisi atau masa
transisi. Secara keseluruhan, adaptasi diluar uterus harus merupakan
sebagai proses berkesinambungan yang terjadi selama keseluruhan.
Maka pada setiap kelahiran, bidan harus memikirkan tentang faktor-faktor
kehamilan atau persalinan yang dapat menyebabkan gangguan pada jam-
jam pertama kehidupan diluar rahim seperti partus lama, trauma lahir,
infeksi, keluar mekunium, penggunaan obat-obatan.
Bidan mempunyai tanggung jawab terhadap ibu dan bayi baru lahir,
tidak hanya melewati fase kehidupan dalam uterus menuju kehidupan luar
uterus seaman mungkin, tetapi juga adaptasi fisik terhadap kehidupan luar
1
uterus. Oleh karena itu bidan harus mengetahui bagaimana proses
adaptasi bayi baru lahir, memfasilitasi proses adaptasi tersebut sehingga
dapat melakukan tindakan-tindakan yang tepat untuk melahirkan bayi baru
lahir yang sehat.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimanana mengatasi masalah adaptasi fisiologi dan adaptasi
bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar uterus
C. TUJUAN
Untuk mengetahui Bagaimanana mengatasi masala adaptasi
fisiologi dan adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar
uterus
D. MANFAAT
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang
bercabnga dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur
percabangan bronkus proses ini terus berlanjit sampai sekitar usia 8
tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolusnakan sepenuhnya
berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas
sepanjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan
mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan
sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
3
b. Awal adanya napas
Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan
merangsang pernafasan. Berurangnya O2 akan mengurangi gerakan
pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah
frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
4
pada akhir pernapasan. Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli
kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang menyebabkan sulit bernafas.
Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen
dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang
sebelumnya sudah terganggu.
5
C. Adaptasi sirkulasi sistem peredaran darah dan termoregulator
Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen
dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke
jaringan.Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus
terjadi 2 perubahan besar :
Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat
menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan
6
setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung
2-3 bulan.
a). Vena umbulicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta
ke permukaan dalam hepar. Vena hepatica meninggalkan hepar dan
mengembalikan darah ke vena cava inferior
b). Ductus venosus : adalah cabang cabang dari vena umbilicalis dan
mengalirkan sejumlah besar darah yang mengalami oksigenasi ke dalam
vena cava inferior
7
c). Vena cava inferior : telah mengalirkan darah yang telah beredar dalam
ekstremitas inferior dan badan fetus, menerima darah dari vena hepatica
dan ductus venosus dan membawanya ke atrium dextrum
4). Fibrosis
8
a). Vena umbilicalis
Pengaturan suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan
mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim
ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini
menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan yang
dingin , pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha
utama seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.
Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan
lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di
seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%.
Untuk membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa
guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas.
Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang BBL. Cadangan
lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress
dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak
coklat bayi. Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami
hipoglikemia, hipoksia dan asidosis.Sehingga upaya pncegahan
kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban
untuk meminimalkan kehilangan panas pada BBL.
4. Metabolisme Glukosa
9
sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam
waktu cepat (1 sampai 2 jam).
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup,
akan membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi).Hal ini hanya terjadi
jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup.Bayi yang sehat
akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen terutama di hati, selama
bulan-bulan terakhir dalam rahim. Bayi yang mengalami hipotermia, pada
saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan menggunakan cadangan
glikogen dalam jam-jam pertama kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak
sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam pertama kelahiran pada bayi cukup
bulan. Jika semua persediaan glikogen digunakan pada jam pertama,
maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir kurang bulan
(prematur), lewat bulan (post matur), bayi yang mengalami hambatan
pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan risiko utama, karena
simpanan energi berkurang (digunakan sebelum lahir).
10
PERLINDUNGAN TERMAL ( TERMOREGULASI )
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan
mengalami stress dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan.
Pada saat bayi meninggalkan lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi
tersebut kemudian masuk ke dalam lingkungan ruang bersalin yang jauh
lebih dingin. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat
kulit, sehingga mendinginkan darah bayi.
Hipotermia pada bayi baru lahir timbul karena penurunan suhu tubuh yang
dapat terjadi melalui:
3. Konduksi : Yaitu pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung
kontak dengan permukaan yang lebih dingin, misal : popok/celana basah
tidak langsung diganti,
11
D. Adaptasi sistem gastrointestinal/ pencernaan
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan.
Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk baik pada
saat lair.
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna
makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah
dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan gumoh pada
bayi baru lahir dan neonatus, kapasitas lambung masih terbatas kurang
dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan
bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir.
Pengaturan makanan yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya
memberi ASI on demand.
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah
yang membantu BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL
se-sel darah ini masih belum matang, artinya BBL tersebut belum mampu
melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien.
12
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan
pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi
keseluruhan terhadap antigen asing masih belum dapat dilakukan sampai
awal kehidupa anak. Salah satu tugas utama selama masa bayi dan balita
adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh.
Otot sudah dalam keadaan lengkap pada saat lahir, tetapi tumbuh melalui
proses hipertrofi. Ubun ubun besar akan tetap terbuka hingga usia 18
bulan. Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat panjang tubuh.
Lengan sedikit lebih panjang daripada tungkai.
Pada bayi baru lahir cukup bulan, kulit bewarna merah. Sementara itu,
bayi prematur memiliki kulit tembus pandang. Bayi baru lahir tidak
memerlukan pemakaian bedak atau krim karena zat-zat kimia dapat
mempengaruhi kulit bayi.
Urin atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal
yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh. Eksreksi urin
diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang
disaring oleh ginjal dan untuk menjaga cairan tubuh. Urin disaring di
dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya
dibuang keluar tubuh melalui uretra.
13
Sebelum lahir
Setelah lahir
Ginjal bayi baru lahir menunjukkan penurunan aliran darah ginjal dan
penurunan kecepatan filtrasi glomerulus. Kondisi itu mudah menyebabkan
retensi cairan bayi baru lahir tidak bisa mengonsentrasikan atau
mengoptimalkan urine dengan baik yang tercermin dalam berat jenis urine
yaitu 1,004 dan osmolalitas urine yang rendah. Semua keterbatasan ginjal
ini lebih buruk pada bayi yang kurang bulan.
14
gangguan elektrolit dan bisa muncul pada gangguan nutrisi,
kardiovaskular, ginjal, kanker, traumatic, atau gangguan lain yang
menyebabkan akumulasi cairan dengan cepat. ( Jane Coad, Anatomi
Fisiologi untuk bidan : 2006 ).
Organ- organ dan sistem- sistem yang berperan kebutuhan cairan dan
elektrolit dalam tubuh diatur oleh ginjal, kulit paru, dan gastrointestinal.
Ginjal
Paru - paru
Pada masa janin, paru terisi oleh cairan yang dikeluarkan oleh paru yang
bertukar dengan cairan amnion. Saat lahir, 10-25 ml/kg cairan akan
dikeluarkan atau diresorpsi. Pada saat bayi lahir banyak factor untuk
merangsang tarikan napas pertama termasuk perubahan dan keadaan.
Diafragma berkontraksi secara kuat dan kecepatannya lebih tinggi
dibandingkan orang dewasa. Sebagian besar bayi menarik nafas dalam 6
detik dan memperlihatkan pola bernafas dan pertukaran gas yang normal
dalam 15 menit.
15
Kulit
Gastrotestinal
Setelah janin lahir barulah system endokrin dapat bekerja sehingga bayi
dapat hidup diluar rahim ibunya kerena hilangnya ketergantungan dari
16
plasenta dan ibu. Setelah lahir ada beberapa kelenjar yang mengalami
adaptasi agar mampu bekerja misalnya
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1). Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar
rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.
2). Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru -
paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam
paru - paru secara mekanis.Interaksi antara system pernapasan,
kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang
teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk
kehidupan.
18
3). Penimbunan karbondioksida (CO2) Setelah bayi lahir, kadar CO2
meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berurangnya
O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya
kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan
janin.
B. SARAN
19
DAFTAR PUSTAKA
20