Dosen Pengampu :
Khulul Azmi, M.Keb
Disusun Oleh :
Kelompok 10
1.Sintia (21011359)
2.Mastuti (21011341)
3.Dian Anggraini (21011335)
Tim penyusun
Kelompok 10
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai seorang bidan harus mampu memahami tentang beberapa adaptasi atau
perubahan fisiologi bayi baru lahir (BBL). Hal ini sebagai dasar dalam memberikan asuhan
kebidanan yang tepat. Setelah lahir, BBL harus mampu beradaptasi dari keadaan yang
sangat tergantung (plasenta) menjadi mandiri secara fisiologi. Setelah lahir, bayi harus
mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya sendiri, mendapatkan nutrisi
per oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup, mengatur suhu tubuh dan
melawan setiap penyakit/infeksi.
Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari kehidupan di dalam Rahim
ke kehidupan di luar Rahim. Periode ini berlangsung sampai 1 bulan atau lebih. Transisi
yang paling cepat terjadi adalah pada sistem pernapasan, sirkulasi darah, termoregulasi, dan
kemampuan dalam mengambil dan menggunakan glukosa.
Adaptasi fisiologis BBL adalah sangat berguna bagi bayi untuk menjaga kelangsungan
hidupnya di luar uterus. Artinya nantinya bayi harus dapat melaksanakan sendiri segala
kegiatan untuk mempertahankan kehidupannya. Dalam hal ini yang sangat perlu
diperhatikan adalah bagaimana upaya untuk menjaga agar bayi tetap terjaga kesehatannya.
Yang utama adalah menjaga bayi agar tetap hangat, mampu melakukan pernapasan dengan
spontan dan bayi meyusu sendiri pada ibunya.
B. TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini berkaitan erat dengan rumusan masalah. Adapun tujuan
penulisan makalah:
1. Mahasiswi dapat mengetahui perubahan pernapasan bayi baru lahir
2. Mahasiswi dapat mengetahui perubahan sistem peredaran darah bayi baru lahir
3. Mahasiswi dapat mengetahui perubahan sistem metabolisme glukosa, gastrointestinal,dan
kekebalan tubuh bayi baru lahir
4. Mahasiswi dapat mengetahui perubahan sistem ginjal bayi baru lahir
5. Mahasiswi dapat mengetahui perubahan sistem reproduksi bayi baru lahir
6. Mahasiswi dapat mengetahui perubahan sistem musculoskeletal bayi baru lahir
7. Mahasiswi dapat mengetahui perubahan sistem saraf bayi baru lahir
8. Mahasiswi dapat mengetahui perubahan sistem integumen bayi baru lahir
9. Mahasiswi dapat mengetahui perubahan sistem termoregulasi bayi baru lahir
C. MANFAAT
BAB II
TINJAUAN TEORI
d. Perubahan suhu
Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.
3. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas
Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
a. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
b. Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Alveolus dapat berfungsi, jika terdapat surfaktan (lemak lesitin/sfingomielin) yang cukup dan
aliran darah ke paru-paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan
jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi
surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk
menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernafasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang
menyebabkan sulit bernapas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih
banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stress pada bayi yang
sebelumnya sudah terganggu
3. Dari cairan meuju udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir
selama persalinan,sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Namun jika bayi
dilahirkan secara sectio caesaria tidak mengalami kompresi rongga dada sehingga dapat
menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama dengan beberapa kali tarikan
napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus bayi baru lahir. Sisa cairan
di paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan di serap oleh pembuluh limfe dan darah.
4. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler
Oksigenasi yang cukup merupakan faktor yang sangat penting dalam mempertahankan
kebutuhan pertukaran udara. Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan
mengalami vasokintriksi, yang menyebabkan tidak ada pembuluh darah yang terbuka untuk
menerima oksigen di dalam alveoli, sehingga terjadi penurunan oksigen jaringan, yang
memperburuk hipoksia. Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran
gas dalam alveolus sehingga dapat menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang
perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.
dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam system pembuluh darah adalah sebagai berikut:
1. Pada saat tali pusat dipotong, resitensi pembuluh sistematik meningkat dan tekanan
atrium kanan menurun. Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnnya aliran
darah ke atrium kanan itu sendiri. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan
atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen
sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
2. Pernapasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah Paru-paru dan meningkatkan
tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernapasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan
terbukannya system pembuluh darah paru-paru (menurunkan resistensi darah paru-paru).
Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan
tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan tekanan
tekanan pada atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan menutup.
C. Metabolisme glukosa
Untuk menjalankan fungsinnya, otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu dengan
Tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir, seorang bayi harus mulai
mempertahankan kadar glukosa darahnnya sendiri. Pada saat bayi lahir, glukosa darah akan
turun dalam waktu cepat (1-2 jam).
Koreksi penurunan gula darah dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu sebagai berikut:
1. Melalui penggunaan ASI ( bayi baru lahir sehat harus didorong untuk menyusui ASI
secepat mungkin setelah lahir).
2. Melalui penggunaan cadangan glikogen.
3. Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak (gluconeogenesis).
5. Refleks graps.
Refleks yang timbul jika ibu jari diletakkan pada telapak tangan bayi lalu bayiakan
menutup telapak tangannya. Respon yang sama dapat diperoleh Ketika telapak kaki
digores dekta ujung jari kaki menyebabkan jari kaki menekuk. Ketika jari-jari diletakkan
pada telapak tangan bayi, bayi akan menggenggam erat jari-jari. Genggaman telapak
tangan biasanya berlangsung sampai usia 3-4 bulan.
6. Refleks walking dan stapping.
Refleks yang timbul jika bayi dalam posisi berdiri aka ada Gerakan spontan kaki
melangkah ke depan walaupun bayi tersebut belum bisa berjalan. Refleks ini terkadang
sulit diperoleh sebab tidak semua bayi kooperatif. Meskipun secara terus-menerus,
refleks ini biasanya dapat dilihat. Refleks menginjak biasanya berangsur-angsur
menghilang pada usia 4 bulan.
7. Refleks tonic neck.
Refleks yang timbul jika bayi mengangkat leher dan menoleh ke kanan atau ke kiri
jika diposisikan tengkurap. Refleks ini tidak dapat dilihat pada bayi yang berusia 1 Hari
meskipun refleks ini terlihat. Refleks ini dapat diamati brusia 3-4 bulan.
8. Refleks babinsky.
Refleks ini akan muncul bila ada rangsangan pada telapak kaki. Ibu jari kaki akan
bergerak ke atas dan jari-jari lainya membuka. Refleks ini biasanya menghilang setelah 1
tahun.
9. Refleks membengkokkan badan (refleks galant0
Ketika abyi tengkurap, goresan pada punggung menyebabkan pelvis membengkok
ke samping. Jika punggung digores dengan keras kira-kira 5 cm dari tulang belakang
dengan gerakakn kebawah bayi merespon dengan membengkokkan badan ke sisi yang
digores. Refleks ini berkurang pada usia 2-3 bulan.
10. Refleks bauer/merangkak.
Refleks akan terlihat pada bayi aterm dengan posisi bayi tengkurap. Bayi baru lahir
akan melakukan Gerakan merangkak dengan menggunakan lengan dan tungkainnya.
Refleks ini menghilang pada usia 6 minggu.