Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan dan BBL

Dosen Pengampu :
Khulul Azmi, M.Keb

Disusun Oleh :
Kelompok 10
1.Sintia (21011359)
2.Mastuti (21011341)
3.Dian Anggraini (21011335)

Politeknik ‘Aisyiyah Pontinanak


2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Adaptasi
Fisiologis Bayi Baru Lahir” dengan tepat waktu. Adapun tujuan makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas Ibu Khulul Azmi, M.Keb pada mata kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan
dan BBL. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang
adaptasi fisiologis bayi baru lahir bagi para pembaca dan penulis. Penulis mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Khulul Azmi, M.Keb selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Asuhan
Kebidanan Persalinan dan BBL yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang ditekuni. Penulis menyadari,
mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum disadari, maka
Penulis meminta saran dan kritik dari kawan-kawan ataupun dosen. Demi tercapainya
makalah yang sempurna, Sekian Terimakasih

Pontianak, 10 Agustus 2022

Tim penyusun

Kelompok 10
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagai seorang bidan harus mampu memahami tentang beberapa adaptasi atau
perubahan fisiologi bayi baru lahir (BBL). Hal ini sebagai dasar dalam memberikan asuhan
kebidanan yang tepat. Setelah lahir, BBL harus mampu beradaptasi dari keadaan yang
sangat tergantung (plasenta) menjadi mandiri secara fisiologi. Setelah lahir, bayi harus
mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya sendiri, mendapatkan nutrisi
per oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup, mengatur suhu tubuh dan
melawan setiap penyakit/infeksi.

Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari kehidupan di dalam Rahim
ke kehidupan di luar Rahim. Periode ini berlangsung sampai 1 bulan atau lebih. Transisi
yang paling cepat terjadi adalah pada sistem pernapasan, sirkulasi darah, termoregulasi, dan
kemampuan dalam mengambil dan menggunakan glukosa.

Adaptasi fisiologis BBL adalah sangat berguna bagi bayi untuk menjaga kelangsungan
hidupnya di luar uterus. Artinya nantinya bayi harus dapat melaksanakan sendiri segala
kegiatan untuk mempertahankan kehidupannya. Dalam hal ini yang sangat perlu
diperhatikan adalah bagaimana upaya untuk menjaga agar bayi tetap terjaga kesehatannya.
Yang utama adalah menjaga bayi agar tetap hangat, mampu melakukan pernapasan dengan
spontan dan bayi meyusu sendiri pada ibunya.

B. TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini berkaitan erat dengan rumusan masalah. Adapun tujuan
penulisan makalah:
1. Mahasiswi dapat mengetahui perubahan pernapasan bayi baru lahir
2. Mahasiswi dapat mengetahui perubahan sistem peredaran darah bayi baru lahir
3. Mahasiswi dapat mengetahui perubahan sistem metabolisme glukosa, gastrointestinal,dan
kekebalan tubuh bayi baru lahir
4. Mahasiswi dapat mengetahui perubahan sistem ginjal bayi baru lahir
5. Mahasiswi dapat mengetahui perubahan sistem reproduksi bayi baru lahir
6. Mahasiswi dapat mengetahui perubahan sistem musculoskeletal bayi baru lahir
7. Mahasiswi dapat mengetahui perubahan sistem saraf bayi baru lahir
8. Mahasiswi dapat mengetahui perubahan sistem integumen bayi baru lahir
9. Mahasiswi dapat mengetahui perubahan sistem termoregulasi bayi baru lahir
C. MANFAAT
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Perubahan Sistem Pernapasan


Selama janin dalam uterus, janin memperoleh oksigen dari plasenta dan paru-paru
maternal melalui pertukaran gas dari ibu ke janin. Setelah bayi lahir, adaptasi akan cepat
terjadi untuk memastikan kelangsungan hidup, bayi bernapas menggunakan paru-paru yang
telah matang.
1. Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tubuh yang muncul dari pharynx yang bercabang membentuk
struktur percabangan bronkus proses ini terus berlanjut sampai sekitar usia 8 tahun, sampai
jumlah bronkus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan
adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Sebelum lahir janin melakukan
pernapasan dan menyebabkan paru-paru matang, dengan menghasilkan surfaktan dan
mempunyai alveolus yang memadai untuk pertukaran gas. Paru-paru janin sebelum lahir,
penuh dengan cairan yang diekskresikan oleh paru-paru itu sendiri. Paru-paru yang tidak
matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-
paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan
2. Awal adanya napas
Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan napas pertama bayi adalah:
a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar yang merangsang
pusat pernapasan di otak
b. Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-paru selama
persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru-paru secara mekanis.
Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler, dan susunan saraf pusat
menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang
diperlukan untuk kehidupan.
c. Penimbunan karbondioksida (CO2)
Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernapasan.
Berurangnya CO2 akan mengurangi gerakan pernapasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan
CO2 akan menambahkan frekuensi dan tingkat gerakan pernafasan janin.

d. Perubahan suhu
Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.
3. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas
Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
a. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
b. Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Alveolus dapat berfungsi, jika terdapat surfaktan (lemak lesitin/sfingomielin) yang cukup dan
aliran darah ke paru-paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan
jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi
surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk
menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernafasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang
menyebabkan sulit bernapas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih
banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stress pada bayi yang
sebelumnya sudah terganggu
3. Dari cairan meuju udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir
selama persalinan,sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Namun jika bayi
dilahirkan secara sectio caesaria tidak mengalami kompresi rongga dada sehingga dapat
menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama dengan beberapa kali tarikan
napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus bayi baru lahir. Sisa cairan
di paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan di serap oleh pembuluh limfe dan darah.
4. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler
Oksigenasi yang cukup merupakan faktor yang sangat penting dalam mempertahankan
kebutuhan pertukaran udara. Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan
mengalami vasokintriksi, yang menyebabkan tidak ada pembuluh darah yang terbuka untuk
menerima oksigen di dalam alveoli, sehingga terjadi penurunan oksigen jaringan, yang
memperburuk hipoksia. Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran
gas dalam alveolus sehingga dapat menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang
perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.

B. Perubahan Sistem Peredaran Darah


Setelah lahir, darah bayi lahir harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan
mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk
membuat sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan luar Rahim, harus terjadi dua
perubahan besar yaitu:
1. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.
2. Penutupan ductus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta.

dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam system pembuluh darah adalah sebagai berikut:
1. Pada saat tali pusat dipotong, resitensi pembuluh sistematik meningkat dan tekanan
atrium kanan menurun. Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnnya aliran
darah ke atrium kanan itu sendiri. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan
atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen
sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
2. Pernapasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah Paru-paru dan meningkatkan
tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernapasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan
terbukannya system pembuluh darah paru-paru (menurunkan resistensi darah paru-paru).
Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan
tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan tekanan
tekanan pada atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan menutup.

C. Metabolisme glukosa
Untuk menjalankan fungsinnya, otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu dengan
Tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir, seorang bayi harus mulai
mempertahankan kadar glukosa darahnnya sendiri. Pada saat bayi lahir, glukosa darah akan
turun dalam waktu cepat (1-2 jam).
Koreksi penurunan gula darah dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu sebagai berikut:
1. Melalui penggunaan ASI ( bayi baru lahir sehat harus didorong untuk menyusui ASI
secepat mungkin setelah lahir).
2. Melalui penggunaan cadangan glikogen.
3. Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak (gluconeogenesis).

D. Perubahan sistem gastrointestinal.


Sebelum lahir, janin cukup bulan mulai mengisap dan menelan. Refleks gumoh dan
refleks batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir.
Kemampuan abyi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu)
masih terbatas. Kapasitas lambung sendiri sangat terbatas, kurang dari 30 cc untuk seorang
bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan meningkat secara lambat bersamaan
dengan tumbuhnnya bayi baru lahir.
E. Perubahan sistem kekebalan tubuh.
Sistem imunitas bayi baru lahir belum matang sehingga menyebabkan neonatus rentan
terhadap infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan
alami maupun yang didapat.
Kekebalan alami terdiri atas struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau
meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami.
1. Perlindungan oleh kulit membran mukosa.
2. Fungsi saringan saluran pernapasan.
3. Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus.
4. Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.

F. Perubahan sistem ginjal.


Pada bulan keempat kehidupan janin, ginjal terbentuk. Di dalam Rahim, urine sudah
terbentuk dan diekresikan ke dalam cairan amniotic. Beban kerja ginjal dimulai saat bayi
lahir hingga masukan cairan meningkat, mungkin urine akan tampak keruh termasuk bewarna
merah muda. Hal ini disebabkan oleh kadar ureum yang tidak banyak berarti. Biasannya
sejumlah kecil urine terdapat dalam kandung kemih bayi saat lahir, tetapi bayi baru lahir
mungkin tidak mengeluarkan urine selama 12-24 jam. Berkemih sering terjadi setelah periode
ini. Berkemih 6-10 kali dengan warna urine pucat menunjukkan masukan cairan yang cukup.
Umumnnya, bayi cukup bulan mengeluarkan urine 15-60 ml/kg per hari.
Intake cairan sangat mempengaruhi adaptasi fisiologis bayi pada sistem ginjsl. Oleh
karena itu, pemberian ASI sesering mungkin dapat membantu proses tersebut. Bidan dapat
menganjurkan dan memberikan konseling kepada klien untuk memberikan ASI sesering
mungkin pada bayi untuk membantu adaptasi fisiologis bayi baru lahir pada lingkungan
barunnya.

G. Perubahan sistem reproduksi.


Anak laki-laki menghasilkan sperma sampai pubertas, tetapi anak perempuannnya
mempunyai ovum atau sel telur dalam induk telurnnya. Kedua jenis kelamin mungkin
memperlihatkan pembesaran payudara,, terkadang disertai sekresi cairan pada putting pada
hari 4-5 karena ada gejalannya berhentinnya sirkulasi hormon ibu.
Pada anak perempuan, peningkatan kadar estrogen selama masa hamil yang diikuti
dengan penurunan setelah bayi baru lahir mengakibatkan pengeluaran cairan mucoid atau
terkadang pengeluaran bercak darah melalui vagina. Pada bayi baru lahir cukup bulan, labia
mayora dan minora menutupi vestibulum.

H. Perubahan sistem musculoskeletal.


Otot sudah keadaan lengkap pada saat lahir, tetapi tumbuh melalui proses hipertrofi.
Tumpeng tindih atau moulage dapat terjadi pada waktu lahir karena tulang pembungkus
tengkorak belum seluruhnnya mengalami osifikasi. Moulage ini dapat menghilang beberapa
hari setelah melahirkan. Ubun-ubun berukuran seperempst Panjang tubuh lengan sedikit lebih
Panjang daripada tungkai.

I. Perubahan sistem saraf.


Jika dibandingkan dengan sistem kekebalan tubuh yang lain, sistem saraf belum matang
secara anatomi dan fisiologi. Hal ini mengakibatkan control yang minimal oleh korteks
serebri. Terhadap bagian besar batang otak dan aktivitas refleks tulang belakang pada
bulan pertama kehidupan walaupun sudah terjadi interaksi sosial. Adannya beberapa
aktivitas refleks yang terdapat pada bayi baru lahir menandakan adanya kerja sama
antara sistem saraf dan sistem musculoskeletal.

Refleks pada bayi antara lain adalah sebagai berikut.


1. Refleks moro.
Refleks ini dimana bayi akan mengembangkan tangan lebar-lebar dan melebarkan
jari-jari, lalu membalikkan dengan tarikan yang cepat seakan-akan memeluk seseorang.
Refleks dapat diperoleh dengan memukul permukaan yang rata yang ada didekatnnya di
mana dia berbaring dengan posisi terlentang. Neonatus seharusnnya dengan ibu jari
membentuk huruf C. kemudian tangan terlipat dengan Gerakan memeluk dan Kembali
pada posisi rileks. Kski jugs dspst mengikuti Gerakan serupa. Refleks moro biasanya ada
pada saat bayi lahir dan hilang setelah berusia 3-4 bulan.
2. Refleks rooting.
Refleks ini timbul karena stimulasi taktil pipi dan di daerah mulut. Bayi akan
memutar kepala seakan mencari puting susu. Refleks rooting berkaitan erat dengan
refleks mengisap. Refleks ini dapat dilihat pipi atau sudut mulut bayi disentuh dengan
pelan, maka bayi akan menengok secara spontan kea rah sentuhan, mulutnya akan
terbuka dan mengisap. Refleks ini biasanya menghilang pada usia tujuh bulan.
3. Refleks sucking.
Refleks inintimbul Bersama dengan refleks rooting untuk mengisap puting susu dan
menelan ASI.
4. Refleks batuk dan bersin.

Refleks ini timbul untuk melindungi bayi dan ostruksi pernapasan.

5. Refleks graps.
Refleks yang timbul jika ibu jari diletakkan pada telapak tangan bayi lalu bayiakan
menutup telapak tangannya. Respon yang sama dapat diperoleh Ketika telapak kaki
digores dekta ujung jari kaki menyebabkan jari kaki menekuk. Ketika jari-jari diletakkan
pada telapak tangan bayi, bayi akan menggenggam erat jari-jari. Genggaman telapak
tangan biasanya berlangsung sampai usia 3-4 bulan.
6. Refleks walking dan stapping.
Refleks yang timbul jika bayi dalam posisi berdiri aka ada Gerakan spontan kaki
melangkah ke depan walaupun bayi tersebut belum bisa berjalan. Refleks ini terkadang
sulit diperoleh sebab tidak semua bayi kooperatif. Meskipun secara terus-menerus,
refleks ini biasanya dapat dilihat. Refleks menginjak biasanya berangsur-angsur
menghilang pada usia 4 bulan.
7. Refleks tonic neck.
Refleks yang timbul jika bayi mengangkat leher dan menoleh ke kanan atau ke kiri
jika diposisikan tengkurap. Refleks ini tidak dapat dilihat pada bayi yang berusia 1 Hari
meskipun refleks ini terlihat. Refleks ini dapat diamati brusia 3-4 bulan.
8. Refleks babinsky.
Refleks ini akan muncul bila ada rangsangan pada telapak kaki. Ibu jari kaki akan
bergerak ke atas dan jari-jari lainya membuka. Refleks ini biasanya menghilang setelah 1
tahun.
9. Refleks membengkokkan badan (refleks galant0
Ketika abyi tengkurap, goresan pada punggung menyebabkan pelvis membengkok
ke samping. Jika punggung digores dengan keras kira-kira 5 cm dari tulang belakang
dengan gerakakn kebawah bayi merespon dengan membengkokkan badan ke sisi yang
digores. Refleks ini berkurang pada usia 2-3 bulan.
10. Refleks bauer/merangkak.
Refleks akan terlihat pada bayi aterm dengan posisi bayi tengkurap. Bayi baru lahir
akan melakukan Gerakan merangkak dengan menggunakan lengan dan tungkainnya.
Refleks ini menghilang pada usia 6 minggu.

J. Perubahan sistem integumen.


Pada bayi baru lahir cukup bulan, kuliat bewarna merah dengan sedikit verniks kaseosa.
Sementara itu, bayi premature memiliki kulit tembus pandang dan banyak verniks. Pada
saat lahir, tidak semua verniks dihilangkan karena diabsorpsi oelh kulit bayi dan hilang
dalam 24 jam. Bayi baru lahir tidak memerlukan pemakaian bedak atau krim karena zat-
zat kimia dapat mempengaruhi pH kulit bayi.

K. Perlindungan termal (Termoregulasi).


Bayi baru lahir

Anda mungkin juga menyukai