Disusun Oleh :
Kelas : P05140119018
Kelas : 2A
KELAS II B
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT,yang telah memberikan setitik cahaya penerang
sehingga berbagai permasalahan yang ada dapat diatasi dan rahmatnya kami diberi kesehatan
dan keselamatan untuk menyelesaikan makalah yang berjudul ADAPTASI BAYI BARU
LAHIR dapat terselesaikan.
Makalah ini tidak terlepas dari keikhlasan dan kesabaran hati dari berbagai pihak yang
telah banyak membantu oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen
pembimbing
Kami menyadari begitu banyak terdapat kesalahan pada penyusunan makalah ini
diluar dari kemampuan kami, kami memohon kritik dan saran guna penyempurnaan makalah
selanjutnya. Akhirnya dengan kerendahan hati kepada semua pihak untuk memaafkan semua
kesalahan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Adaptasi Bayi Segera Setelah Melahirkan
B. Asuhan Bayi Baru Lahir Dalam 2 Jam Pertama
C. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada BBL
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat-saat dan jam pertama kehidupan di luar rahim merupakan salah satu
siklus kehidupan. Pada saat bayi dilahirkan beralih ketergantungan pada ibu menuju
kemandirian fisiologi. Proses perubahan yang komplek ini dikenal sebagai periode
transisi. Bidan harus selalu berupaya untuk mengetahui periode transisi ini
berlangsung sangat cepat. Adaftasi fisiologis BBL adalah sangat berguna bagi bayi
untuk menjaga kelangsungan hidupnya diluar uterus. Artinya nantinya bayi harus
dapat melaksanakan sendiri segala kegiatan untuk mempertahankan kehidupannya.
Dalam hal ini yang sangat perlu diperhatikan adalah bagaimana upaya untuk menjaga
agar bayi tetap terjaga kesehatannya. Yang utama adalah menjaga bayi agar tetap
hangat, mampu melakukan pernafasan dengan spontan dan bayi menyusu sendiri pada
ibunya.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana adaptasi bayi segera baru lahir ?
2. Bagaimana asuhan bayi bayu lahir dalam 2 jam pertama ?
3. Bagaimana manajemen asuhan kebidana pada BBL ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui adaptasi bayi baru lahir
2. Untuk mengetahui manajemen kebidana pada BBL
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Selama dalam rahim ibu janin mendapat O2 dari pertukaran gas mill plasenta.
Setelah bayi lahir pertukaran gas melalui paru-paru bayi. Rangsangan gas melalui
paru-paru untuk gerakan pernafasan pertama.
a. Tekanan mekanik dari toraks pada saat melewati janin lahir.
b. Menurun kadar pH O2 dan meningkat kadar pH CO2 merangsang
kemoreseptor karohd.
c. Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permukaan gerakan
pernafasan.
d. Pernafasan pertama pada BBL normal dalam waktu 30 detik setelah
persalinan. Dimana tekanan rongga dada bayi pada melalui jalan lahir
mengakibatkab cairan paru-paru kehilangan 1/3 dari jumlah cairan
tersebut. Sehingga cairan yang hilang tersebut diganti dengan udara. Paru-
paru mengembang menyebabkan rongga dada troboli pada bentuk semula,
jumlah cairan paru-paru pada bayi normal 80 museum lampung -100
museum lampung.
6
Setelah bayi lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru-paru untuk
mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi tubuh menghantar oksigen kejaringan
sehingga harus terjadi dua hal : penutupan voramen ovale dan penutupan duktus
antara arteoriosus antara arteri paru-paru serta aorta.
Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah adalah
sebagai berikut :
a. Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan
atrium kanan menurun. Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran
darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunana volume dan
tekanan atrium kenan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan
kandungan oksigen sedikit menglir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi
ulang.
b. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan
meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernafasan pertama ini
menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru-paru
(menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru). Peningkatan sirkulasi ke paru-
paru mengakibatkan peningkatanan volume darah dan tekanan pada atrium kanan.
Dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunana tekanan pada atrium
kiri, foreman ovale secara fungsional akan menutup.
7
a. Perubahan sistem kekebalan tubuh
Sistem imun bayi masih belum matang sehingga rentan terhadap berbagai
infeksi dan alergi jika sistem imun matang akan memberikan kekebalan alami atau
didapat, berikut contoh kekebalan alami :
1. perlindungan oleh kulit membran mukosa.
2. fungsi saringan-saringan saluran nafas.
3. pembentukan koloni mikroba oleh kulit halus dan anus.
4. perlindungan kimia oleh lingkungan asaam lambung.
8
4. Perubahan sistem ginjal
pada bulan keempat kehidupana janin, ginjal terbentuk. Didalam rahim, urin
sudah terbentuk dan di ekskresi ke dalam cairan amnion. Beban kerja ginjal dimulai
saat bayi lahir sehingga masukkan cairan meningkat, mungkin urin akan tampak
keruh termasuk berwarna merah muda. Hal ini disebabakan oleh kadar urin yang tidak
banyak berarti. Biasanya sejumlah kecil urin terdapat dalam kandungan kemih bayi
saat lahir, tetapi bayi baru lahir mungkin tidak mengeluarkan urin selama 12-24 jam.
Berkemih sring terjadi setelah periode ini. Berkemih 6-10 kali dengan warna urin
pucat menunjukkan masukkan cairan yang cukup. Umumnya, bayi cukup bulan
mengeluarka urin 15-60 ml/kg perhari.
Intake cairan sangat memengaruhi adaptasi fisiologis bayi pada sistem ginjal.
Oleh karena itu, pemeberian ASI sesering mungkin dapat membantu proses tersebut.
Bidan dapat menganjurkan dan memebrikan konseling kepada klien untuk
memberikan ASI sesering mungkin pada bayi untuk membantu adaptasi fisiologi bayi
baru lahir pada lingkungan barunya.
9
sekresi cairan pada puting pada hari 4-5 karna adanya gejala berhentinya sirkulasi
hormon ibu.
Pada anak perempuan,peningkatan kadar estrogen selama masa hamil yang
diikuti dengan penurunan setelah bayi lahir mengakibatkan pengeluaran suatu
cairan mukoid atau terkadang pengeluaran bercak darah melalui vagina. Pada bayi
baru lahir cukup bulan, labia mayora dan minora menutupi vestibulum.
10
Reflek ini timbul untuk melindungi bayi dan obstruksi pernafasan.
e. Reflek graps
Reflek yang timbul jika ibu jari diletakkan pada telapak tangan bayi lalu
bayi akan menutup tangannya.
f. Reflek walking dan stapping
Reflek yang timbul jika bayi dalam posisi berdiri akan ada gerakan
spontan kaki melangkah kedepan walaupun bayi tersebut belum bisa
berjalan.
g. Reflek tonic neck
Reflek yang timbul jika bayi mengangkat leher dan menoleh kekanan atau
kekiri jika diposisiskan tengkurap.
h. Reflek babinsky
Reflek ini akan muncul bila ada rangsangan pada telapak kaki. Ibu jari
kaki akan bergerak keatas dan jari-jari lainnya membuka.
i. Reflek membengkokkan badan (reflek galant)
Ketika bayi tengkurap, goresan pada punggung menyebabkan pelvis
membengkok kesamping.
j. Reflek bauer/merangkak
Reflek akan terlihat pada bayi aterm dengan posisi bayi tengkurap.
9. Perlindungan Internal
a. Mencegah kehilangan panas tubuh :
Keringkan tubuh bayi dengan handuk bersih,
Kering dan hangat,selimuti,tutup bagian kepala bayi,
Minta ibu untuk mendekap tubuh bayi dan segera menyusukan bayinya,
11
Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat,
Jangan segera menimbang (tanpa penutup tubuh) dan memandikan bayi.
c. Stress dingin
Stres dingin menimbulkan masalah fisiologis dan metabolisme pada
semua bayi baru lahir tanpa memandang usia kehamilan dan kondisi lain.
Kecepatan pernafasan meningkat sebagai respon terhadap kebutuhan
oksigen ketika konsumsi oksigen meningkat secara bermaksa pada stres
dingin.
Efek stres dingin. Ketika seorang bayi mengalami stres akibat udara
dingin, konsumsi oksigen akan meningkat, terjadi vasokontriksi perifer,
dan vasokontriksi pulmoner sehingga ambilan oksigen oleh paru dan kadar
oksigen menutun dijaringan. Glikolisis anaerobik meningkat dan terdapat
peningkatan PO2 dan pH yang mengakibatkan asidosis metabolik.
d. Pemeliharaan pernafasan
1) Menjaga suhu tubuh
Bayi diletakkan di atas radiant warmer dan secepat mungkin
dikeringkan. Lepaskan dengan cepat kain yang basah dan bungkus bayi
dalam selimut yang hangat untuk mengurangi kehilangan panas. Atau
dengan cara meletakkan bayi yang kering di kulit dada atau perut ibu
yang menggunakan suhu panas dari tubuh ibu.
12
2) Pembebasan jalan nafas
Posisi bayi lahir adalah terlentang atau miring pada satu sisi dan
kepala pada posisi netral. Kemudian lendir dibersihkan dengan
mengusap mulut dan hidung dengan menggunakan kasa atau kain.
Bila lendir banyak kepala bayi dimiringkan ke samping dan lendir
dihisap dari jalan nafas.
3) Rangsangan taktil
Apabila tidak terjadi pernafasan spontan, dilakukan pengusapan
punggung, jentikan pada telapak kaki mungkin bisa merangsang
pernafasan spontan.
4) Pemberian oksigen
Pemberian oksigen 100% diberikan pada keadaan seperti sianosis,
bradikardi, dan tanda distress pernafasan yang lain pada bayi yang
bernafas selama stabilisasi.
13
pada tali pusat dan memasukkannya dalam wadah berisi larutan 0,5%,
membungkus kembali bayi.
f. Pencegahan infeksi
Cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan bayi, gunakan sarung
tangan bersih saat menangani bayi yang belum dimandikan, semua peralatan
sudah di DTT dan jangan menggunakan alat dari bayi yang satu dengan
lainnya sebelum di proses dengan benar, pastikan handuk,pakaian,selimut,kain
dan sebagainya dalam keadaan bersih sebelum dipakaikan pada bayi, termasuk
penggunaan timbangan,pita pengukur,stetoskop da peralatan lainnya.
g. Tetes mata profilaksis
Gunakan tetes mata perak nitrat 1%, salep tetrasiklin 1% atau salep
eritromisin 0,5 %, berikan dalam 1 jam pertama kelahiran, setelah pemberian
14
tetes mata profilaksis, kembalikan bayi pada ibunya untuk disusukan dan
bergabung kembali.
No Nilai APGAR 0 1 2
.
1 Appereance Seluruh tubuh Badan merah Seluruh tubuh
biru atau putih ektremitas biru kemerahan
2 Pulse (nadi) Tidak ada < 100 / menit >100 / menit
3 Greemace Tidak ada Perubahan mimic Bersin / mennagis
(menyeringai)
4 Activity Tidak ada Ekstremitas sedikit Gerakan aktif /
(tonus otot) fleksi ektremitas fleksi
5 Respiratory Tidak ada Lemah / tidak Menangis kuat /
(pernapasan) teratur keras
(Prawiroharjo, 2005:249)
Penilaian ini dilakukan pada saat bayi lahir (menit ke 1 dan 5 sehingga dapat
menidentifikasi bayi baru lahir yang memerlukan pertolongan lebih cepat.
1. Penilaian awal
Menangis kuat atau bernafas tanpa kesulitan, warna kulit bayi (merah muda,pucat
atau kebiruan), gerakan, posisi ekstremitas atau tonus otot bayi.
2. Penatalaksanaan awal BBL
Penilaian awal, mencegah kehilangan panas tubuh, rangsangan taktil, merawat tali
pusat, memulai pemberian asi, pencegahan infeksi, termasuk profilaksis gangguan
pada mata.
3. Mekonium pada cairan ketuban
Berkaitan dengan adanya gangguan intrauterin kesejahteraan bayi terauma bila
konsistensinya kental atau jumlahnya berlebihan, menimbulkan masalah apabila
terjadi aspirasi ke dalam saluran nafas bayi baru lahir, walaupun bayi tampak
bugar, tetap lakukan pemantuan terhadap kemungkinkan terjadinya penyulit.
4. Kondisi yang memerlukan rujukan
Bayi dengan kelainan bawaan (hidrosefalus, mikrosefalus, megakolom, langit-
langit terbelah, bibir sumbing), bayi dengan gejala dan tanda infeksi, tidak dapat
15
menyusui atau keadaan umumnya jelek, asfiksia dan tidak memberi respons yang
baik terhadap tindakan resusitasi.
3. Bounding Attachment
a. Bounding attachment
Sejak awal konsepsi,proses ikatan (attachment) antara bayi dan orang tuanya
dilanjutkan hubungan kasih sayang (bounding relationship) antara ibu dan bayi segera
setelah lahir.
16
berkomunikasi dengan bayinya, ayah : ijinkan ayah kontak sedini mungkin dengan
bayi, ijinkan ayah mengekspresikan perasaannya, ijinkan ayah memeriksa bayinya.
17
Dukungan suami selama ibu menyusui
Inisiasi menyusui dini (IMD) adalah proses bayi menyusui segera setelah
dilahirkan dengan air susu ibunya sendiri dalam satu jam pertama
kelahiran.InisiasiMenyusu Dini (IMD) yaitu upaya menyusui satu jam pertama kehidupan
yang diawalidengan kontak kulit antara ibu dan bayi. Upaya tersebut dilakukan oleh bayi
segerasetelah dipotong talipusatnya. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui pengaruh
dilaksanakannya IMD dengan benar terhadap kejadian hipotermia (Apriastuti & Tinah:
Jurnal IMD terhadap kejadian hipotermia, 2015). Rangsangan hisapan bayi pada puting
18
susu ibu akan diteruskan oleh serabut syaraf ke hipofise anterior untuk mengeluarkan
hormon prolaktin. Prolaktin akanmempengaruhi kelenjar ASI ini untuk memproduksi ASI
di alveoli. Semakin sering bayi menghisap puting susu maka akan semakin banyak
prolaktin dan ASI yang diproduksi. Penerapan inisiasi menyusui dini (IMD) akan
memberikan dampak positif bagi bayi, antara lain menjalin/memperkuat ikatan emosional
antara ibu dan bayi, memberikan kekebalan pasif yang segera kepada bayi melalui
kolostrum, merangsang kontraksi uterus dan lain sebagainnya (Indrayani, 2013).
19
b. Pemotongan Tali Pusat. Menjaga kehangatan bayi.Bounding AttacmentOrang
tua yang mampu menciptakan ikatan emosional kuat dengan anak akan lebih
mudah membentuk karakter anak dan mengisinya dengan nilai-nilai baik.
20
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Bayi baru lahir harus beradaptasi dari yang bergantungan terhadap ibunya kemudian
menyesuaikan dengan dunia luar, bayi harus mendapatkan oksigen dari bernafas sendiri,
mendpaatkan nutrisi peroral untuk mempertahankan kadar gula, mengatur suhu tubuh,
melawan setiap penyakit atau infeksi, dimana fungsi ini sebelum dilakukan oleh plasenta.
Asfiksia merupakan penyebab utama lahir mati dan kematian neonatus. Selain itu
asfiksia menyebabkan mortalitas yang tinggi dan sering menimbulkan gejala sisa berupa
kelainan neurology. Inside asfiksia perinatal di negara maju berkisar antara 1,0-1,5 %
tergantung dari masa gestasi dan berat lahir. Insidensi asfiksia pada bayi matur berkisar 0,5
%,sedangkan bayi prematur adalah 0,6 %. Diindonesia, prevalensi asfiksia sekitar 3 %
kelahiran (1998) atau setiap tahunnya sekitar 144/900 bayi dilahirkan dengan keadaan
asfiksia dengan dan berat. Batasan asfiksia adalah suatu keadaan hipoksia yang
progresif,akumulasi CO2 dan asidosis.
B. Saran
Semoga mahasiswi kebidanan dapat melakukan manajemen asuhan kebidanan dan
mengetahui adaptasi pada bayi baru lahir.
21
DAFTAR PUSTAKA
Sari Eka Puspita & Rimandini dwi kurnia (2014). “ Asuhan Kebidanan Persalinan (Intranatal
Care)”. Jakarta,Trans Info Media.
Rohani,dkk (2011). “Asuhan kebidanan pada masa persalinan”. Jakarta Salemba Medika.
file:///C:/Users/Windows%208.1%20Pro/Downloads/72-144-1-SM.pdf
http://journal.stikeseub.ac.id/index.php/jkeb/article/view/195
22