Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ASKEB PERSALINAN DAN BBL

Disusun Oleh :

Fira Rahmadini Nurul Huda

Kelas : P05140119018

Kelas : 2A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

PRODI DIII KEBIDANAN

KELAS II B

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT,yang telah memberikan setitik cahaya penerang
sehingga berbagai permasalahan yang ada dapat diatasi dan rahmatnya kami diberi kesehatan
dan keselamatan untuk menyelesaikan makalah yang berjudul ADAPTASI BAYI BARU
LAHIR dapat terselesaikan.
Makalah ini tidak terlepas dari keikhlasan dan kesabaran hati dari berbagai pihak yang
telah banyak membantu oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen
pembimbing
Kami menyadari begitu banyak terdapat kesalahan pada penyusunan makalah ini
diluar dari kemampuan kami, kami memohon kritik dan saran guna penyempurnaan makalah
selanjutnya. Akhirnya dengan kerendahan hati kepada semua pihak untuk memaafkan semua
kesalahan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

                                                             

Bengkulu, 13 Oktober 2020


                                                                   

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Adaptasi Bayi Segera Setelah Melahirkan
B. Asuhan Bayi Baru Lahir Dalam 2 Jam Pertama
C. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada BBL
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat-saat dan jam pertama kehidupan di luar rahim merupakan salah satu
siklus kehidupan. Pada saat bayi dilahirkan beralih ketergantungan pada ibu menuju
kemandirian fisiologi. Proses perubahan yang komplek ini dikenal sebagai periode
transisi. Bidan harus selalu berupaya untuk mengetahui periode transisi ini
berlangsung sangat cepat. Adaftasi fisiologis BBL adalah sangat berguna bagi bayi
untuk menjaga kelangsungan hidupnya diluar uterus. Artinya nantinya bayi harus
dapat melaksanakan sendiri segala kegiatan untuk mempertahankan kehidupannya.
Dalam hal ini yang sangat perlu diperhatikan adalah bagaimana upaya untuk menjaga
agar bayi tetap terjaga kesehatannya. Yang utama adalah menjaga bayi agar tetap
hangat, mampu melakukan pernafasan dengan spontan dan bayi menyusu sendiri pada
ibunya.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana adaptasi bayi segera baru lahir ?
2. Bagaimana asuhan bayi bayu lahir dalam 2 jam pertama ?
3. Bagaimana manajemen asuhan kebidana pada BBL ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui adaptasi bayi baru lahir
2. Untuk mengetahui manajemen kebidana pada BBL

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Adaptasi fisiologis BBL terhadap kehidupan di luar uterus


Bayi baru lahir harus beradaptasi dari yang bergantungan terhadap ibunya
kemudian menyesuaikan dengan dunia luar, bayi harus mendapatkan oksigen dari
bernafas sendiri, mendpaatkan nutrisi peroral untuk mempertahankan kadar gula,
mengatur suhu tubuh, melawan setiap penyakit atau infeksi, dimana fungsi ini
sebelum dilakukan oleh plasenta.

1. Perubahan sistem pernafasan

Perkembangan paru-paru : paru-paru berasal dari titik yang muncul dari


pharynx kemudian bentuk bronkus sampai umur 8 tahun, sampai jumlah bronchiolus
untuk alveolus berkembang, awal adanya nafas karena terjadi hypoksia pada akhir
persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat
pernafasan di otak, tekanan rongga dada menimbulkan kompresi paru-paru selama
persalinan menyebabkan udara masuk paru-paru secara mekanis.
Awal adanya nafas, dua faktor yang berperan pada rangsangan napfas pertama
bayi adalah sebagai berikut :
1. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim
yang merangsang pusat pernafasan di otak.
2. Tekanana terhadap orongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru
selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru-paru
secara mekanis.

5
Selama dalam rahim ibu janin mendapat O2 dari pertukaran gas mill plasenta.
Setelah bayi lahir pertukaran gas melalui paru-paru bayi. Rangsangan gas melalui
paru-paru untuk gerakan pernafasan pertama.
a. Tekanan mekanik dari toraks pada saat melewati janin lahir.
b. Menurun kadar pH O2 dan meningkat kadar pH CO2 merangsang
kemoreseptor karohd.
c. Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permukaan gerakan
pernafasan.
d. Pernafasan pertama pada BBL normal dalam waktu 30 detik setelah
persalinan. Dimana tekanan rongga dada bayi pada melalui jalan lahir
mengakibatkab cairan paru-paru kehilangan 1/3 dari jumlah cairan
tersebut. Sehingga cairan yang hilang tersebut diganti dengan udara. Paru-
paru mengembang menyebabkan rongga dada troboli pada bentuk semula,
jumlah cairan paru-paru pada bayi normal 80 museum lampung -100
museum lampung.

Dari cairan menuju udara


Bayi cukup bulan, mempunyai cairan didalam paru-paru dimana selama lahir
1/3 cairan ini diperas dari paru-paru, jika proses persalinan melalui section cesaria
maka kehilangan keuntungan komresi dada ini tidak terjadi maka dapat
mengakibatkan paru-paru basah.
Beberapa tarikan nafas pertama menyebabkan udara memenuhi ruangan
trakhea untuk bronkus bayi baru lahir, paru-paru akan berkembang terisi udara sesuai
dengan perjalanan waktu.

2. Perubahan sistem peredaran darah

6
Setelah bayi lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru-paru untuk
mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi tubuh menghantar oksigen kejaringan
sehingga harus terjadi dua hal : penutupan voramen ovale dan penutupan duktus
antara arteoriosus antara arteri paru-paru serta aorta.
Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah adalah
sebagai berikut :
a. Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan
atrium kanan menurun. Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran
darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunana volume dan
tekanan atrium kenan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan
kandungan oksigen sedikit menglir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi
ulang.
b. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan
meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernafasan pertama ini
menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru-paru
(menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru). Peningkatan sirkulasi ke paru-
paru mengakibatkan peningkatanan volume darah dan tekanan pada atrium kanan.
Dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunana tekanan pada atrium
kiri, foreman ovale secara fungsional akan menutup.

3. Perubahan sistem gastrointestinal


Sebelum janin cukup bulan akan menghisap dan menelan repleks gumog dan
replek batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir,
kemampuan ini masih cukup selain mencerna ASI, hubungan antara asophagus
bawah dan lambung masih belum sempurna maka akan menyebakan gumoh pada
bayi baru lahir, kapasitas lambung sangat terbatas kurang dari 30 cc, dan akan
bertambah lambat sesuai pertumbuhannya.

7
a. Perubahan sistem kekebalan tubuh

Sistem imun bayi masih belum matang sehingga rentan terhadap berbagai
infeksi dan alergi jika sistem imun matang akan memberikan kekebalan alami atau
didapat, berikut contoh kekebalan alami :
1. perlindungan oleh kulit membran mukosa.
2. fungsi saringan-saringan saluran nafas.
3. pembentukan koloni mikroba oleh kulit halus dan anus.
4. perlindungan kimia oleh lingkungan asaam lambung.

b. Mekanisme kehilangan panas tubuh


Tubuh bayi baru lahir belum mampu untuk melakukan regulasi temperatur
tubuh sehingga apabila penangan pencegahan kehilangan panas tubuh dan lingkungan
sekitar tidak disiapkan dengan baik, bayi tersebut dapat mengalami hipotermi yang
dapat mengakibatkan bayi menjadi sakit atau mengalami gangguan fatal.
 Evaporasi ( penguapan cairan pada permukaan tubuh bayi )
 Konduksi ( tubuh bayi bersentuhan dengan permukaan yang temperaturnya
lebih rendah )
 Konveksi ( tubuh bayi terpapar udara atau lingkungan bertemperatur
dingin )
 Radiasi ( pelepasan panas akibat adanya benda yang lebih dingin di dekat
tubuh bayi )

8
4. Perubahan sistem ginjal

pada bulan keempat kehidupana janin, ginjal terbentuk. Didalam rahim, urin
sudah terbentuk dan di ekskresi ke dalam cairan amnion. Beban kerja ginjal dimulai
saat bayi lahir sehingga masukkan cairan meningkat, mungkin urin akan tampak
keruh termasuk berwarna merah muda. Hal ini disebabakan oleh kadar urin yang tidak
banyak berarti. Biasanya sejumlah kecil urin terdapat dalam kandungan kemih bayi
saat lahir, tetapi bayi baru lahir mungkin tidak mengeluarkan urin selama 12-24 jam.
Berkemih sring terjadi setelah periode ini. Berkemih 6-10 kali dengan warna urin
pucat menunjukkan masukkan cairan yang cukup. Umumnya, bayi cukup bulan
mengeluarka urin 15-60 ml/kg perhari.
Intake cairan sangat memengaruhi adaptasi fisiologis bayi pada sistem ginjal.
Oleh karena itu, pemeberian ASI sesering mungkin dapat membantu proses tersebut.
Bidan dapat menganjurkan dan memebrikan konseling kepada klien untuk
memberikan ASI sesering mungkin pada bayi untuk membantu adaptasi fisiologi bayi
baru lahir pada lingkungan barunya.

5. Perubahan sistem reproduksi


Anak laki-laki tidak menghasilkan sperma sampai pubertas, teteapi anak
perempuan mempunyai ovum atau sel telur dalam indung telurnya. Kedua jenis
kelamin mungkin memperlihatkan pembesaran payudara, terkadang disertai

9
sekresi cairan pada puting pada hari 4-5 karna adanya gejala berhentinya sirkulasi
hormon ibu.
Pada anak perempuan,peningkatan kadar estrogen selama masa hamil yang
diikuti dengan penurunan setelah bayi lahir mengakibatkan pengeluaran suatu
cairan mukoid atau terkadang pengeluaran bercak darah melalui vagina. Pada bayi
baru lahir cukup bulan, labia mayora dan minora menutupi vestibulum.

6. Perubahan sistem muskuloskeletal


Otot sudah dalam keadaan lengkap pada saat lahir, tetapi tumbuh melalui
proses hipertrofi. Tumpang tindih atau moulagu dapat terjadi pada waktu lahir
karena tulang pembungkus tengkorak belum seluruhnya mengalami osifikasi.
Moulage ini dapat menghilang beberapa hari setelah melahirkan. Ubun-ubun besar
akan tetep terbuka hingga usia 18 bulan. Kepala bayi cukup bulan berukuran ¼
panjang tubuh. Lengan sedikit lebih panjang dari pada tungkai.

7. Perubahan sistem saraf


Jika dibandingkan dengan sistem tubuh yang lain, sistem saraf belum matang
secara anatomi dan fisiologi. Hal ini mengakibatkan kontrol yang minimal oleh
korteks serebri terhadap sebagian besar batang otak dan aktivitas refleks tulang
belakang pada bulan pertama kehidupan walaupun sudah terjadi interaksi sosial.
Adanya beberapa aktivitas reflek yang terdapat pada bayi baru lahir menandakan
adanya kerja sama antara sistem saraf dan sistem muskuloskeletal.
Reflek pada bayi antara lain sebagai berikut :
a. refleks moro
Reflek dimana bayi akan mengembangkan tangan lebar-lebar dan
melebarkan jari-jari, lalu membandingkan tarikan yang cepat seakan-akan
memeluk seseorang.
b. Reflek rooting
Reflek ini timbul karena stimulasi taktil pipi dan daerah mulut. Bayi akan
memutar kepala seakan mencari puting susu.
c. Reflek sucking
Reflek ini timbul bersama reflek rooting untuk menghisap puting susu dan
menelan ASI.
d. Reflek batuk dan bersin

10
Reflek ini timbul untuk melindungi bayi dan obstruksi pernafasan.
e. Reflek graps
Reflek yang timbul jika ibu jari diletakkan pada telapak tangan bayi lalu
bayi akan menutup tangannya.
f. Reflek walking dan stapping
Reflek yang timbul jika bayi dalam posisi berdiri akan ada gerakan
spontan kaki melangkah kedepan walaupun bayi tersebut belum bisa
berjalan.
g. Reflek tonic neck
Reflek yang timbul jika bayi mengangkat leher dan menoleh kekanan atau
kekiri jika diposisiskan tengkurap.
h. Reflek babinsky
Reflek ini akan muncul bila ada rangsangan pada telapak kaki. Ibu jari
kaki akan bergerak keatas dan jari-jari lainnya membuka.
i. Reflek membengkokkan badan (reflek galant)
Ketika bayi tengkurap, goresan pada punggung menyebabkan pelvis
membengkok kesamping.
j. Reflek bauer/merangkak
Reflek akan terlihat pada bayi aterm dengan posisi bayi tengkurap.

8. Perubahan sistem integumen


Pada bayi baru lahir cukup bulan, kulit berwarna merah dengan sedikit verniks
kaseosa. Sementara itu, bayi prematur memiliki kulit tembus pandang dan banyak
verniks. Pada saat lahir, tidak semua verniks dihilangkan karena absorpasi oleh
kulit bayi dan hilang dalam 24 jam. Bayi baru lahir tidak memerlukan
memerlukan bedak atau cream karena zat-zat kimia dapat memengaruhi pH kulit
bayi.

9. Perlindungan Internal
a. Mencegah kehilangan panas tubuh :
 Keringkan tubuh bayi dengan handuk bersih,
 Kering dan hangat,selimuti,tutup bagian kepala bayi,
 Minta ibu untuk mendekap tubuh bayi dan segera menyusukan bayinya,

11
 Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat,
 Jangan segera menimbang (tanpa penutup tubuh) dan memandikan bayi.

b. Rekomendasi untuk memandikan bayi


 Tunggu (minimal) 6 jam sebelum memandikan bayi (tunggu lebih lama
untuk bayi asfiksia atau hipotermia),
 Lakukan setelah stabilnya temperatur tubuh bayi (36,5-37,5 ºc)
 Mandikan dalam rungan yang hangat dan tidak banyak hembusan angin
 Mandikan secara cepat dengan menggunakan air hangat
 Segera keringkan tubuhnya (dengan handuk bersih,kering, dan hangat)
 Segera kenakan pakaiannya
 Tempatkan di dekat ibunya
 Beri ASI sedini mungkin.

c. Stress dingin
Stres dingin menimbulkan masalah fisiologis dan metabolisme pada
semua bayi baru lahir tanpa memandang usia kehamilan dan kondisi lain.
Kecepatan pernafasan meningkat sebagai respon terhadap kebutuhan
oksigen ketika konsumsi oksigen meningkat secara bermaksa pada stres
dingin.
Efek stres dingin. Ketika seorang bayi mengalami stres akibat udara
dingin, konsumsi oksigen akan meningkat, terjadi vasokontriksi perifer,
dan vasokontriksi pulmoner sehingga ambilan oksigen oleh paru dan kadar
oksigen menutun dijaringan. Glikolisis anaerobik meningkat dan terdapat
peningkatan PO2 dan pH yang mengakibatkan asidosis metabolik.

d. Pemeliharaan pernafasan
1) Menjaga suhu tubuh
Bayi diletakkan di atas radiant warmer dan secepat mungkin
dikeringkan. Lepaskan dengan cepat kain yang basah dan bungkus bayi
dalam selimut yang hangat untuk mengurangi kehilangan panas. Atau
dengan cara meletakkan bayi yang kering di kulit dada atau perut ibu
yang menggunakan suhu panas dari tubuh ibu.

12
2) Pembebasan jalan nafas
Posisi bayi lahir adalah terlentang atau miring pada satu sisi dan
kepala pada posisi netral. Kemudian lendir dibersihkan dengan
mengusap mulut dan hidung dengan menggunakan kasa atau kain.
Bila lendir banyak kepala bayi dimiringkan ke samping dan lendir
dihisap dari jalan nafas.
3) Rangsangan taktil
Apabila tidak terjadi pernafasan spontan, dilakukan pengusapan
punggung, jentikan pada telapak kaki mungkin bisa merangsang
pernafasan spontan.
4) Pemberian oksigen
Pemberian oksigen 100% diberikan pada keadaan seperti sianosis,
bradikardi, dan tanda distress pernafasan yang lain pada bayi yang
bernafas selama stabilisasi.

B. Asuhan Bayi Baru Lahir Dalam 2 Jam Pertama


1. Pemotongan dan perawatan tali pusat
a. Pemotongan tali pusat
Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan kanan
sedemikian rupa hingga bayi menghadap ke arah penolong, nilai bayi dengan
cepat, kemudian letakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala lebih
rendah dari badan. (Bila tali pusat terlalu pendek, letakkan bayi di tempat
yang memungkinkan). Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan
badan bayi kecuali bagian tali pusat, menjepit tali pusat menggunakan klem
kira-kira 3 cm dari umbilicus bayi, melakukan urutan pada tali pusat ke arah
ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama memegang tali pusat
di antara 2 klem menggunakan tangan kiri, dengan perlindungan jari-jari
tangan kiri, memotong tali pusat di antara kedua klem.

b. Mengikat tali pusat


Mengikat tali pusat ± 1 cm dari umbilikus dengan simpul mati, mengikat
baik tali pusat dengan simpul mati untuk kedua kalinya, melepaskan klem

13
pada tali pusat dan memasukkannya dalam wadah berisi larutan 0,5%,
membungkus kembali bayi.

c. Merawat tali pusat


Sementara menggunakan sarung tangan, bersihkan cemaran atau darah
dalam larutan klorin 0,5 %, bilas dengan air matang atau DTT kemudian
keringkan dengan handuk, ikat (dengan simpul kunci) tali pusat pada 1 cm dari
pusat bayi (dengan tali atau menjepit), lepaskan klem menjepit tali pusat dan
masuk pusat (pengolesan alkohol atau povidone iodine pada puntung tali pusat
masih dibolehkan selama tidak menyebabkan tali pusat basah/lembab).

d. Nasehat bagi ibu atau keluarganya untuk merawat tali pusat


Lipat popok dibawah puntung tali pusat, jika puntungnya kotor, bersihkan
dengan air matang/DTT kemudian keringkan kembali secara seksama, warna
kemerahan atau ytimbulnya nanah pada pusar atau puntung tali pusat adalah
tanda abnormal (bayi tersebut harus dirujuk untuk penanganan lebih lanjut)

e. Kewaspadaan pencegahan infeksi


Anggaplah setiap orang berpotensi menularkan infeksi, cuci
tangan/gunakan cairan dengan basisi alkohol, gunakan sarung tangan, pakai
baju pelindugn, bersihkan bila perlu lakukan DTT peralatan, bersihkan ruang
perawatan secara rutin, letakkan bayi yang mungkin mengkontaminasi
lingkungan.

f. Pencegahan infeksi
Cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan bayi, gunakan sarung
tangan bersih saat menangani bayi yang belum dimandikan, semua peralatan
sudah di DTT dan jangan menggunakan alat dari bayi yang satu dengan
lainnya sebelum di proses dengan benar, pastikan handuk,pakaian,selimut,kain
dan sebagainya dalam keadaan bersih sebelum dipakaikan pada bayi, termasuk
penggunaan timbangan,pita pengukur,stetoskop da peralatan lainnya.
g. Tetes mata profilaksis
Gunakan tetes mata perak nitrat 1%, salep tetrasiklin 1% atau salep
eritromisin 0,5 %, berikan dalam 1 jam pertama kelahiran, setelah pemberian

14
tetes mata profilaksis, kembalikan bayi pada ibunya untuk disusukan dan
bergabung kembali.

2. Evaluasi nilai APGAR

No Nilai APGAR 0 1 2
.
1 Appereance Seluruh tubuh Badan merah Seluruh tubuh
biru atau putih ektremitas biru kemerahan
2 Pulse (nadi) Tidak ada < 100 / menit >100 / menit
3 Greemace Tidak ada Perubahan mimic Bersin / mennagis
(menyeringai)
4 Activity Tidak ada Ekstremitas sedikit Gerakan aktif /
(tonus otot) fleksi ektremitas fleksi
5 Respiratory Tidak ada Lemah / tidak Menangis kuat /
(pernapasan) teratur keras
(Prawiroharjo, 2005:249)

Penilaian ini dilakukan pada saat bayi lahir (menit ke 1 dan 5 sehingga dapat
menidentifikasi bayi baru lahir yang memerlukan pertolongan lebih cepat.

1. Penilaian awal
Menangis kuat atau bernafas tanpa kesulitan, warna kulit bayi (merah muda,pucat
atau kebiruan), gerakan, posisi ekstremitas atau tonus otot bayi.
2. Penatalaksanaan awal BBL
Penilaian awal, mencegah kehilangan panas tubuh, rangsangan taktil, merawat tali
pusat, memulai pemberian asi, pencegahan infeksi, termasuk profilaksis gangguan
pada mata.
3. Mekonium pada cairan ketuban
Berkaitan dengan adanya gangguan intrauterin kesejahteraan bayi terauma bila
konsistensinya kental atau jumlahnya berlebihan, menimbulkan masalah apabila
terjadi aspirasi ke dalam saluran nafas bayi baru lahir, walaupun bayi tampak
bugar, tetap lakukan pemantuan terhadap kemungkinkan terjadinya penyulit.
4. Kondisi yang memerlukan rujukan
Bayi dengan kelainan bawaan (hidrosefalus, mikrosefalus, megakolom, langit-
langit terbelah, bibir sumbing), bayi dengan gejala dan tanda infeksi, tidak dapat

15
menyusui atau keadaan umumnya jelek, asfiksia dan tidak memberi respons yang
baik terhadap tindakan resusitasi.

3. Bounding Attachment
a. Bounding attachment

Sejak awal konsepsi,proses ikatan (attachment) antara bayi dan orang tuanya
dilanjutkan hubungan kasih sayang (bounding relationship) antara ibu dan bayi segera
setelah lahir.

Menurut Nerson dan May (1986), bonding adalah dimulainya interaksi


emosi,fisik dan personal antara orang tua dan bayi setelah lahir.Menurut Sherwan
mendefinisikan Bounding adalah hubungan yang unik antara dua orang yang khusus
dan berlanjut sepanjang waktu.Sedangkan Attachment menurut Nerson dan May
adalah ikatan perasaan yang terjadi antara ibu dan bayi meliputi curahan perhatian
serta adanya hubungan emosi dan fisik yang sangat akrab, ikatan ini dimulai sejak
kehamilan ibu 20 minggu (biasanya terjadi pada pertengahan trimester).

Bounding Attachment merupakan peningkatan tali kasih dan keterikatana


ikatan batin antara orang tua dan bayi.Tujuan Bounding Attachment adalah untuk
membantu tumbuh kembang fisik,emosi dan intelektual seorang anak dari awal
kehidupan hingga dewasa.Menfaat dilakukan Bounding Attachmen adalah bayi
merasa dicintai dan diperhatikan,bayi merasa aman karena mendapat dekapan dari
ibunya,merupakan awal dalam menciptakan dasar-dasar kepribadian yang positif,
contoh : perasaan besar hati dan sikap positif terhadap orang lain.

Faktor-faktor penghambat dilakukannya Bounding Attachment :

 Kurang support dari keluarga,orang tua, dan tenaga kesehatan


 Proses persalinan dengan tindakan/operatif/SC
 Bayi dan ibu dengan risiko (tidak rawat gabung)
 Kehadiran bayi yang tidak diharapkan (unwaried child)

Upaya untuk meringankan Bounding Attachment, membantu orang


tua/keluarga beradaptasi untuk ibu dengan memberikan perawatan dasar,
mendiskusikan pengalaman persalinannya, ijinkan ibu memeriksa bayinya, ajak ibu

16
berkomunikasi dengan bayinya, ayah : ijinkan ayah kontak sedini mungkin dengan
bayi, ijinkan ayah mengekspresikan perasaannya, ijinkan ayah memeriksa bayinya.

4. Pemberian ASI awal


Pastikan pemberikan ASI dimulai dalam 1 jam setelah bayi lahir,lakukan
insiasi menyusu dini (IMD), anjurkan ibu memeluk dan menyusukan bayi setelah tali
pusat dipotong, lanjutkan pemberian ASI setelah plasenta lahir dan tindakan lain yang
diperlukan, telah selesai dilaksanakan, minta anggota keluarganya membantu ibu
menyusukan bayinya.
Pedoman umum menyusui : mulai dalam 1 jam setelah bayi lahir,jangan
berikan makanan atau minuman lain selain ASI, pastikan ASI diberikan hingga 6
bulan pertama kehidupan bayi, berikan asi setiap saat (siang malam) bila bayi
membutuhkannya, pemberian ASI secara dini, merangsang produksi ASI,
memperkuat refleks isap bayi,promosi keterikatan ibu-bayi, memberi kekebalan pasif
melalui kolostrum,merangsang kontraksi uterus (untuk involusi).
Cara menyusui : peluk tubuh bayi dan hadapkan mukanya ke payudara ibu
sehingga hidungnya berada di depan puting susu,dekatkan mulut bayi ke payudara
bila tampak tanda-tanda siap menyusu, cara menempelkan mulut pada payudara :
sentuhkan dagu bayi pada payudara, tempelkan mulutnya (yang terbuka lebar) pada
puting susu sehingga melingkupi semua areola mamae (bibir bawahnya melingkupi
puting susu)
Perhatikan gerakan menghisap dan jaga agar hidung bayi tidak tertutup oleh
payudara.
Perawatan payudara : pastikan puting susu dan areola mamae sellau dalam
keadaan bersih, gunakan kain bersih untuk menyeka puting susu dan gunakan sedikit
ASI sebagai pelembab,lecet dan retak bukan alasan untuk menghentikan pemberian
ASI, ajarkan cara menyusukan yang benar untuk menghindarkan lecet/retak dan
kurangnya asupan untuk bayi, ajarkan cara untuk mengenali dan mencari pertolongan
bila terjadi bendungan ASI atau mastitis.

17
Dukungan suami selama ibu menyusui

cara menyusui yang benar

5. Inisiasi Menyusui Dini

Inisiasi menyusui dini (IMD) adalah proses bayi menyusui segera setelah
dilahirkan dengan air susu ibunya sendiri dalam satu jam pertama
kelahiran.InisiasiMenyusu Dini (IMD) yaitu upaya menyusui satu jam pertama kehidupan
yang diawalidengan kontak kulit antara ibu dan bayi. Upaya tersebut dilakukan oleh bayi
segerasetelah dipotong talipusatnya. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui pengaruh
dilaksanakannya IMD dengan benar terhadap kejadian hipotermia (Apriastuti & Tinah:
Jurnal IMD terhadap kejadian hipotermia, 2015). Rangsangan hisapan bayi pada puting

18
susu ibu akan diteruskan oleh serabut syaraf ke hipofise anterior untuk mengeluarkan
hormon prolaktin. Prolaktin akanmempengaruhi kelenjar ASI ini untuk memproduksi ASI
di alveoli. Semakin sering bayi menghisap puting susu maka akan semakin banyak
prolaktin dan ASI yang diproduksi. Penerapan inisiasi menyusui dini (IMD) akan
memberikan dampak positif bagi bayi, antara lain menjalin/memperkuat ikatan emosional
antara ibu dan bayi, memberikan kekebalan pasif yang segera kepada bayi melalui
kolostrum, merangsang kontraksi uterus dan lain sebagainnya (Indrayani, 2013).

C. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada BBL


1. Menerapkan Asuhan Bayi Baru Lahir Dalam 2 Jam Pertama
a. Asuhan Bayi Baru Lahir Esensial
Bayi baru lahir normal (BBLN) adalah bayi yang baru lahir dengan
usia kehamilan atau masa gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu
minggu.   Penilaian Awal1)    Apakah kehamilan cukup bulan?2)    Apakah air
ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?Segera setelah bayi lahir, sambil
meletakan bayi di atas kain bersih dan kering yang telah disiapkan pada perut
bawah ibu, segera lakukan penilaian berikut :1)    Apakah bayi menangis atau
bernapas/tidak mengap-mengap?2)    Apakah tonus otot bayi baik/bayi
bergerak aktif?
Membersihkan jalan nafas
1)  letakan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.2) 
Gulung sepotong kain bayi dan letakan dibawah bahu sehingga leher bayi
lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala di atur lurus sedikit
kebelakang.3)  Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan
jari tangan yang dibungkus kasa steril.4)  Tepuk kedua telapak kaki bayi
sebanyak 2 – 3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan
kasar.Dengan rangsangan ini biasanya bayi segera menangis.5)  Kekurangan
zat asam pada bayi baru lahir dapat menyebabkan kerusakan otak. Sangat
penting membersihkan jalan nafas, sehingga upaya bayi bernafas tidak akan
menyebabkan aspirasi lendir (masuknya lendir ke paru paru)6)  Bantuan untuk
memulai pernapasan mungkin diperlukan untuk mewujudkan ventilasi yang
adekuat.

19
b. Pemotongan Tali Pusat. Menjaga kehangatan bayi.Bounding AttacmentOrang
tua yang mampu menciptakan ikatan emosional kuat dengan anak akan lebih
mudah membentuk karakter anak dan mengisinya dengan nilai-nilai baik.

c. Menurut Ask Dr Sears.com, manfaat bounding attachment bagi psikologi


ibu adalah:Ibu menjadi lebih percaya diri.Ibu menjadi lebih sensitif/peka
terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi.Ibu dapat membaca isyarat-
isyarat dari bayi.Ibu dapat merespons bayi sesuai dengan institusinya.Ibu dapat
mengendalikan temperamen bayi.Ibu dapat membentuk anak yang disiplin.

20
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Bayi baru lahir harus beradaptasi dari yang bergantungan terhadap ibunya kemudian
menyesuaikan dengan dunia luar, bayi harus mendapatkan oksigen dari bernafas sendiri,
mendpaatkan nutrisi peroral untuk mempertahankan kadar gula, mengatur suhu tubuh,
melawan setiap penyakit atau infeksi, dimana fungsi ini sebelum dilakukan oleh plasenta.
Asfiksia merupakan penyebab utama lahir mati dan kematian neonatus. Selain itu
asfiksia menyebabkan mortalitas yang tinggi dan sering menimbulkan gejala sisa berupa
kelainan neurology. Inside asfiksia perinatal di negara maju berkisar antara 1,0-1,5 %
tergantung dari masa gestasi dan berat lahir. Insidensi asfiksia pada bayi matur berkisar 0,5
%,sedangkan bayi prematur adalah 0,6 %. Diindonesia, prevalensi asfiksia sekitar 3 %
kelahiran (1998) atau setiap tahunnya sekitar 144/900 bayi dilahirkan dengan keadaan
asfiksia dengan dan berat. Batasan asfiksia adalah suatu keadaan hipoksia yang
progresif,akumulasi CO2 dan asidosis.

B. Saran
Semoga mahasiswi kebidanan dapat melakukan manajemen asuhan kebidanan dan
mengetahui adaptasi pada bayi baru lahir.

21
DAFTAR PUSTAKA

Rukiyah Ai Yeyeh,dkk (2009). “Asuhan Kebidanan II (Persalinan”. Jakarta, Trans Info


Media.

Sari Eka Puspita & Rimandini dwi kurnia (2014). “ Asuhan Kebidanan Persalinan (Intranatal
Care)”. Jakarta,Trans Info Media.

Rohani,dkk (2011). “Asuhan kebidanan pada masa persalinan”. Jakarta Salemba Medika.

file:///C:/Users/Windows%208.1%20Pro/Downloads/72-144-1-SM.pdf

http://journal.stikeseub.ac.id/index.php/jkeb/article/view/195

22

Anda mungkin juga menyukai