Disusun Oleh:
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat,
karunia, serta tauf ik dan hidayah-Nya, makalah mengenai “Genetika
Bioreproduksi Adaptasi Neonotus” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Meskipun
kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan didalamnya. Tidak lupa pula
kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Nuril Nikmawati, S,Kep, Ns, M, Kes yang
telah membimbing dan memberikan tugas ini.
Penulisan makalah ini bertujuan guna memenuhi salah satu tugas mata
kuliah “Genetika dan Bioreproduksi”. Disamping itu makalah ini diharapkan
dapat menjadikan sarana pembelajaran serta dapat menambah wawasan dan
pengetahuan.Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kemudian makalah kami ini
dapat kami perbaiki dan menjadi lebih baik lagi.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Kami juga yakin bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan
masih membutuhkan kritik serta saran dari pembaca, untuk menjadikan makalah
ini lebih baik ke depannya.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................3
1.3 Tujuan................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. ADAPTASI BAYI BARU LAHIR
1. Sistem Metabolisme dan Pengaturan Suhu....................................4
2. Sistem Pernafasan..........................................................................5
3. Sistem Peredaran Darah.................................................................7
4. Sistem Gastrointestinal...................................................................8
5. Sistem Ginjal..................................................................................9
6. Sistem Hati.....................................................................................9
7. Sistem Neurologi............................................................................9
8. Sistem Imunologi...........................................................................9
B. ASUHAN BAYI SEGERA SETELAH LAHIR
1. Perawatan Segera Setelah Bayi Lahir..........................................10
2. Pertolongan Pada Saat Bayi Baru Lahir.......................................11
3. Penilaian Bayi Waktu Lahir.........................................................11
4. Identifikasi Bayi...........................................................................12
5. Perawatan Tali Pusat....................................................................12
6. Pemeriksaan Pertama...................................................................13
7. Status............................................................................................13
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan.......................................................................................14
2. Saran.................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................15
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum diatur oleh tubuh bayi sendiri, fungsi tersebut dilakukan oleh
placenta yang kemudian masuk keperiode transisi. Periode transisi terjadi
segera setelah lahir dan dapat berlangsung hingga 1 bulan atau lebih (untuk
beberapa system). Transisi yang paling nyata dan cepat adalah system
pernapasan dan sirkulasi, system termogulasi, dan system metabolisme
glukosa.
4
a. Konveksi: Kehilangan panas karena udara yang mengalir (mis kipas angin,
aliran ac, jendela terbuka)
b. Konduksi: Kehilangan panas karena menempel pada benda dingin
(mis,stetoskop, timbangan dll)
c. Radiasi: kehilangan panas bayi karena diruang lebih dingin dari suhu
tubuh bayi. Pencegahannya dengan mengatur suhu ruangan agar cukup
hangat, menyelimuti bayi terutama kepalanya (area terluas)
d. Evaporasi: kehilangan panas karena tubuh bayi yang basah (menguap
bersama air yang menempal di tubuh bayi). Pencegahannya dengan segera
mengeringkan bayi.
Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan menurun dalam waktu cepat
(1-2 jam). Koreksi penurunan gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :
a) Melalui penggunaan air susu ibu (ASI). Bayi baru lahir sehat harus
didorong menyusu ASI secepat mungkin setelah lahir.
b) Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenolisis)
c) Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak
(glukoneogenesis)
Gejala hipoglikemia mungkin tidak jelas dan tidak khas dan dapat meliputi
kejang, haus, sianosis, apnea, menangis, lemah, letargi, lunglai, dan menolak
makanan.
2. Sistem Pernapasan
Paru berasal dari titik tumbuh yang terdapat difaring, bercabang dan
kemudian bercabang kembali membentuk percabangan bronkus. Seiring
waktu, pada usia 8 bulan bronkiolus dan alveoulus akan sepenuhnya
berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya bukti gerakan napas
sepanjang trimester I dan III. Ketidakmatangan paru akan mengurangi
peluang kelangsungan hidup bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 24
minggu karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan system
kapiler paru dan tidak cukupnya jumlah surfaktan.
5
Napas yang pertama dipengaruhi oleh 2 faktor yang berperan pada
rangsangan napas bayi:
a. Hipoksia yang berperan pada rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang
merangsang pusat pernapasan di otak.
b. Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru selama
persalinan yang merangsang masuknya udara kedalam paru secara
mekanis.
6
Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan
tekanan atrium kanan menurun karena berkurang aliran darah ke atrium
kanan tersebut.
Pernapasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru dan
meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernapasan pertama ini
menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru
(menurunnya resistensi pembuluh darah paru).
Kompresi toraks janin pada proses kelahiran sedikit mendesak cairan dari
saluran pernapasan, sehingga memperluas ruangan untuk masuknya udara
dan mempercepat pengeluaran air dari alveolus.
Rangsangan fisik ketika penanganan bayi selama persalinan dan kontak
dengan permukaan yang relative kasar diyakini merangsang pernapasan
secara reflek dari kulit.
Rangsangan berupa dingin, gravitasi, nyeri, cahaya, atau suara.
7
Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah
1) Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan
tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena
berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan
penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian
ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-
paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
2) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-
paru dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada
pernafasan ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh
darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan
peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan
peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri,
toramen kanan ini dan penusuran pada atrium kiri, foramen ovali secara
fungsional akan menutup.
Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat
menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali
pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.
4. Sistem Gastrointestinal
Kebutuhan nutrisi dan kalori janin terpenuhi langsung dari ibu melalui
plasenta, sehingga gerakan ususnya tidak aktif dan tidak memerlukan enzim
pencernaan, dan kolonisasi bakteri di usus negatif. Setelah lahir gerakan usus
mulai aktif, sehingga memerlukan enzim pencernaan, dan kolonisasi bakteri di
usus posistif. Syarat pemberian minum adalah sirkulasi baik, bising usus
positif, tidak ada kembung, pasasemekonium posistif, tidak ada muntah dan
sesak napas. Refleks gumoh dan refleks batuk sudah terbentuk baik saat lahir.
Kemampuan bayi untuk menelan dan mencerna makanan selain susu masih
terbatas. Hubungan antara esofagus dan lambung masih belum sempurna
(gumoh) dan kapasitas lambung masih terbatas (30 cc).
Dua sampai tiga hari pertama kolon berisi mekonium yang lunak, berwarna
hijau kecoklatan, yang berasal dari saluran usus dan tersusun atas, mukus dan
sel epidermis. Warna yang khas berasal dari pigmen empedu. Beberapa jam
sebelum lahir usus masih steril, tetapi setelah itu bakteri menyerbu masuk.
Pada hari ke-3 atau ke-4 mekonium menghilang.
8
5. Sistem Ginjal
Janin membuang toksin dan homeostatis cairan/elektrolit melalui plasenta.
Setelah lahir ginjal berperan dalam homeostatis cairan/elektrolit. Lebih dari
90% bayi berkemih dalah usia 24 jam, dan memproduksi urine 1-2 ml/jam.
Pematangan ginjal berkembang sampai usia gestasi 36 minggu.
6. Sistem Hati
Fungsi hati adalah metabolisme karbohidrat, protein, lemak, dan asam
empedu. Hati juga memiliki fungsi ekskresi (aliran empedu) dan detoksifikasi
obat/toksin. Bila menemukan bayi kuning lebih dari 2 minggu dan feses
berbentuk dempul ada kemungkinan terjadi atresia bilier yang memerlukan
operasi segera sebelum usia 8 minggu. Bilirubin saat lahir antara 1,8-2,8 mg/dl
yang dapat meningkat sampai 5 pada hari ke-3 atau ke-4 karena maturitas sel
hati.
7. Sistem Neurologi
Bayi telah dapat melihat dan mendengar sejak baru lahir sehingga
membutuhkan stimulasi suaran dan penglihatan. Setelah lahir jumlah dan
ukuran sel saraf tidak bertambah. Pembentukan sinaps terjadi secara progesif
sejak lahir sampai usia 2 tahun. Mielinisasi (perkembangan serabut mielin)
terjadi sejak janin 6 bulan sampai dewasa. Golden period mulai trimester III
sampai usia 2 tahun pertambahan lingkar kepala (saat lahir kira-kira 36 cm,
usia 6 bulan 44 cm, usia 1 tahun 47 cm, usia 2 tahun 49 vm, 5 tahun 51, dewasa
56 cm). Saat lahir bobot otak 25% dari berat dewasa, usia 6 bulan hampir 50%,
usia 2 tahun 75%,usia 5 tahun 90%, usia 10 tahun 1000%.
8. Sistem Imunologi
Sel fagosit, granulosit, monosit mulai berkembang sejak usia gestasi 4
bulan. Setelah lahir imunitas neonatus cukup bulan lebih rendah dari orang
dewasa. Usia 3-12 bulan adalah keadaan imunodefisiensi sementara sehingga
bayi mudah terkena infeksi. Neonatus kurang bulan memiliki kulit yang masih
rapuh, membran mukosa yang mudah cedera, pertahanan tubuh lebih rendah
sehingga berisiko menglami infeksi yang lebih besar.
9
B. ASUHAN BAYI SEGERA SETELAH LAHIR
Pada umumnya kelahiran bayi normal cukup dihadiri oleh bidan yang dapat
diberi tanggung jawab penuh terhadap keselamatan ibu dan bayi pada
persalinan normal. Oleh karena kelainan pada perut ibu dan pada bayi dapat
terjadi beberpa saat sesudah selesainya persalinan yang dianggap normal, maka
seorang bidan harus mengetahui perubahan-perubahan pada ibu dan bayi dan
bila perlu, memberikan pertolongan pertama seperti menghentikan perdarahan,
membersihkan jalan nafas, memberikan oksigen, dan melakukanpernafasan
buatan sampai bayi dan ibu tersebut dilihat oleh seorang dokter atau dibawa ke
Rumah Sakit yang memiliki perlengkapan serta perawatan yang baik, sehingga
pengawasan dan pengobatan dapat dilakukan sebaik-baiknya. Cara paling baik
membawa bayi sakit ialah meletakkannya tanpa baju didalam inkubator yang
diatur sedemikian rupa, sehingga bayi dapat mempertahankan suhu tubuhnya
sekitar 36-37ºC. Inkubator itu dilengkapi dengan penghisap lendir, oksigen,
resusitator, dan lain-lain. Dengan demikian perubahan-perubahan yang setiap
saat dapat terjadi pada bayi, seperti apnea, sianosis, kejang, dan lain-lain dapat
diketahui dengan segera dan dapat diberi pertolongan yang tepat pada
waktunya.
10
untuk pernafasan buatan. Selain itu disediakan pula obat-obat seperti
larutan glukosa 40%, larutan bikarbonas natrikus 7,5% dengan alat
suntiknya, dan nalorfin sebagai antidotum terhadap obat-obat berasal dari
morfinatau petidin yang mungkin diberikan pada ibu selama persalinan
dan yang dapat mengakibatkan penekanan pernafasan pada bayi.
d. Alat pemotong dan pegikat tali pusat serta obat antiseptik dan kain kassa
steril untuk merawat tali-pusat.
e. Tanda pengenal bayi yang sama dengan ibu.
f. Tempat tidur bayi atau inkubator yang selalu dalam keadaan hangat, steril
dan dilengkapi dengan kain atau selimut katun. Hal ini penting untuk
mencegah bayi kehilangan panas pada waktu dipindah dari kamar bersalin
ketempat perawatan.
g. Lain-lain : kapas, kain kassa, serta obat antiseptik yang akan dipakai
sebelum menolong bayi yang akan lahir
h. Stopwatch dan termometer
i. Bila kamar dingin oleh karena udara didaerah tersebut dingin, atau oleh
karena pemakaian alat pendingin, sebaiknya alat untuk resusitasi diberi
pemanasan khusus, supaya bayi tidak menderita trauma dingin (cold
injury), suhu ruangan yang cukup baik untuk bayi adalah 30ºC.
Sebelum bayi lahir semua hal diatas harus diperiksa apakah sudah steril,
apakah semua alat lengkap, dan apakah ada yang macet. Tindakan umum pada
semua bayi dikamar bersalin harus aseptik dan antiseptik, suhu lingkungan
harus diatur dan jalan nafas harus selalu bebas.
Penanganan bayi dilakukan sejak kepala mulai keluar dari jalan lahir, yaitu
dengan melakukan pembersihan lendir serta cairan yang berada disekitar mulut
dan hidung dengan kapas atau kain kassa steril. Kemudian kedua kelopak
matanya dibersihkan dengan kapas atau kain kassa steril satu demi satu,
dimulai dari dalam keluar. Sesudah bayi lahir lengkap, segera dicatat dengan
jam waktu (stopwatch). Kemudian kedua kaki bayi dipegang dengan satu
tangan sedangkan tangan yang lain memegang kepala bayi yang lebih rendah
daripada kaki dengan posisinya dalam ekstensi sedikit untuk memungkinkan
cairan atau lendir mengalir keluar dari trakea dan farings. Sementara itu
seorang membantu menghisap lendir dan cairan dengan alat penghisap lendir.
Bayi sehat akan menangis dalam waktu 30 detik, tidak perlu dilakukan apa-
apa lagi oleh karena bayi mulai bernafas dan warna kulitnya kemerah-merahan.
Kemudian bayi diletakkan mendatar kira-kira sama tingginya dengan atau
sedikit dibawah introitus vagina. Bila bayi masih belum bersih dari cairan dan
11
lendir, penghisapan lendir diteruskan, mula-mula dari mulut, kemudian dari
lubang hidung, supaya jalan nafas babas dan bayi bernafas sebebas-bebasnya.
Keadaan umum bayi dinilai 1 menit setelah lahir dengan penggunaan nilai
Apgar. Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia
atau tidak. Yang dinilai ialah frekuensi jantung (heart rate), usaha nafas
(respiratory effort), tonus otot (muscle tone), warna kulit (color skin) dan
reaksi terhadap rangsangan (respons to stimuly), yaitu dengan memasukkan
kateter ke lubang hidung setelah jalan nafas dibersihkan. Setiap penilaian
diberi angka 0, 1, dan 2 sampai dengan10.
Bila nilai Apgar dalam 2 menit tidak mencapai nilai 7, maka harus
dilakukan tindakan resusitasi lebih lanjut oleh karena bila bayi menderita
asfiksia lebih dari 5 menit, kemungkinan terjadinya gejala-gejala neuroligik
lanjutan dikemudian hari lebih besar. Berhubungan dengan itu, penilaian
menurut Apgar dilakukan selain pada umur 1 menit juga pada umur 5 menit.
4. Identifikasi Bayi
Identifikasi dilakukan segera setelah bayi lahir dan ibu masih berdekatan
dengan bayinya dikamar bersalin. Sebagian negara mengambil tanda pengenal
bayi dari cap jari atau telapak kaki. Akan tetapi pada umumnya tanda pengenal
berupa secarik kertas putih atau berwarna merah atau biru(tergantung pada
jenis kelamin bayi) dan disitu ditulis nama keluarga (terutama di negara barat ;
di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo ditulis nama ibu), tanggal, dan jam
lahir bayi. Kertas ini dimasukkan kedalamkantong plastik yang dengan pita
diikatkan pada pergelangan tangan atau kaki bayi. Keterangan yang sama
diikatkan pada pergelangan tangan ibu. Pemasangan pita perlu dilakukan
sedemikian rupa sehingga hanya bisa lepas jika digunting. Cara lain ialah
memakai dua potong logam yang tipis dengan pinggiran yang tumpul, dan pada
lemping tiap-tiap logam ditera angka yang sama, misalnya 343 pada logam
yang satu dan 343 pada logam yang lain. Logam yang satu diikatkan pada
pergelangan tangan bayi dan yang lain pada ibu (logam mempunyai lubang
dipinggirnya untuk memasukkan benang sebagai pengikat).
Bila ibu sadar bayinya diperlihatkan kepadanya dan diteliti apakah tanda
pengenal bayi sama dengan tanda pengenal ibu. Bila ibu tidak sadar, bayi
tersebut diperlihatkan kepada ayah atau keluarganya yang menunguinya. Hal
12
ini perlu untuk mencegah terjadinya kekeliruan dikemudian hari
(Prawirodihardjo, 2002, 214-217).
Puntung tali pusat yang sudah diikat dibungkus dengan kassa kering
DTT atau steril, dan pastikan agar tetap kering.
6. Pemeriksaan Pertama
7. Status
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terlepas dari apakah bayi anda lahir melalui persalinan alami atau pembedahan
caesar, ia telah mengalami suatu pengalaman fisik yang sangat berat dan
melelahkan. Ia memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri dengan dunia barunya,
dan sebenarnya sebagai respon terhadap keletihan dari proses kelahiran,
3.2 Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini,
agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://diyahhalsyah.blogspot.com/2015/05/adaptasi-fisiologi-neonatus.html?m=1
http://bemdharma.blogspot.com/2016/02/adaptasi-bayi-baru-lahir.html?m=1
http://maalikghaisan.blogspot.com/2017/03/adaptasi-fisiologis-neonatus.html?
m=1
15