Anda di halaman 1dari 19

PENYUSUNAN KERANGKA TEORI,

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAYI BARU LAHIR

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian

Dosen Pengampu :

Gita Kostania, S.ST.,M.Kes.

Disusun Oleh :

1. KHOFIANNIDA RAHMANIYAH (P17311223067)


2. NAFIISA SHAHLAH PARAMITA (P17311223070)
3. IRINE NAFTALI RISWANDI (P17311223077)
4. ANGGRAINI AISYAH S (P17311224081)
5. ANNISA AULIA NABILA (P17311224082)
6. FARISA FALSA BELLA (P17311224084)
7. NOVITA (P17311224088)
8. THALIA PUTRIANI (P17311224098)
9. ZHUFIRA AULIA RIMBA A (P17311224109)
10. MA’RIFATUL HUSNA (P17311224113)
11. REKSA PARAMARTA SETYADI (P17311224115)
12. SHAFFINA MAHIRA RIDWAN (P17311224117)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEBIDANAN

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MALANG

TAHUN 2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Penyusunan Kerangka Teori, Kerangka Konsep,
dan Hipotesis penelitian Topik Bayi Baru Lahir dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan kami juga berterima kasih kepada Gita Kostania,
S.ST.,M.Kes.selaku Dosen mata kuliah Metode Penelitian yang telah memberikan
tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini sangat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai bab Penyusunan
Kerangka Teori, Kerangka Konsep, dan Hipotesis penelitian.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat


kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, karena tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya
saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini diwaktu yang akan
datang.

Malang, 11 Februari 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................... 1

2.1 Kerangka Teori ..................................................................................... 1

2.2 Kerangka Konsep ................................................................................ 11

2.3 Hipotesis ............................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

iii
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Kerangka Teori

Kerangka Teori merupakan sebuah kerangka teoritis yang biasanya


digunakan sebagai suatu landasan penelitian.

Gambar 2.1 Kerangka Teori

2.1.1 Penjelasan Kerangka Teori

Pada hasil Penelitian ini membahas mengenai Bayi Baru Lahir (BBL),
Bayi Baru Lahir ini dimana bayi telah dilahirkan di dunia. Bayi yang baru
lahir ini mempunyai resiko yaitu perbedaan suhu/hipotermia. Perbedaan
suhu/hipotermia tersebut dapat diatasi dengan cara pemberian ASI/Inisiasi
Menyusu Dini (IMD). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi IMD dan
selain faktor yang mempengaruhi juga ada keuntungan IMD. Keuntungan
IMD ini juga berpengaruh bagi keuntungan ibu dan bayinya.

1
2.1.2 Pengertian BBL

Bayi Baru Lahir (BBL) Adalah dimana bayi yang sehat dan
dilahirkan cukup bulan,bayi yang sedang mengatur kemampuan untuk
mengetahui suhu secara efektif tidak stabil,membuat sangat rentan
terhadap kehilangan panas. Bayi mengatur suhu dikarenakan suhu di
luar kandungan yang jauh lebih dingin daripada suhu di dalam rahim
yang relatif lebih hangat,suhu tersebut sekitar 37 derajat celcius,harus
disesuaikan dengan bayi baru lahir. Bayi Baru Lahir (BBL) bisa
mengalami kehilangan 4 kali kalori dalam tubuh manu sia
dewasa,akibatnya suhu tubuh turun sekitar 3-40 C dalam 30 menit
pertama.

a. Kebutuhuhan Nutrisi Bayi


Pemberian Asi / Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Cara mengatasi atau menurunkan resiko Hipotermia pada
neonatus dengan menganjurkan pemberian ASI
dini.Meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemberian ASI
dini,langkah-langkah yang dapat meningkatkan IMD harus
dilakukan.Penting untuk memperhatikan aspek-aspek terkait
pelaksanaan IMD agar program berjalan dengan berjalan
dengan baik dan sejalan dengan dampak yang diinginkan.
IMD adalah salah satu penanganan untuk hipotermia pada saat
bayi dibaringkan dan di hangatkan di dada ibu,suhu kulit ibu
akan berfluktuasi tergantung permintaan anak.IMD ini
memiliki keuntungan untuk peluang bagi keberhasilan
menyusu yang lebih baik.
a) Faktor yang Mempengaruhi IMD

• Dukungan Dari Tenaga Kesehatan


• Pengetahuan tentang IMD
• Sikap terhadap IMD
• Pendidikan orang tua bayi

b) Keuntungan IMD

2
• Keuntungan IMD bagi Ibu
Keuntungan IMD ibu selain menumbuhkan
bounding antara bayi dan anak,juga membantu
menurunkan resiko pendarahan,mempercepat
pengeluaran plasenta dan menjaga kontraksi uterus.
• Keuntungan IMD bagi Bayi
Bahaya kehilangan (Hipotermia) pada
neonatus dapat dikurangi dengan IMD,bersama
dengan banyak keuntungan tambahan termasuk bayi
merasa kurang gelisah dan kontraksi ibu dirangsang
untuk menghentikan pendarahan. Proses IMD ini
dilakukan pada saat bayi baru lahir dalam keadaan
sehat dan menangis,tali pusat harus sudah dipotong
dan tubuh bayi sudah diseka dengan kain hangat dan
mempertahankan verniks. Bayi Baru lahir segera
diletakkan di atas dada ibunya untuk mencari puting
susu ibu. IMD memiliki banyak keuntungan bagi
bayi,termasuk tingkat kematian bayi lebih rendah
karena hipotermia,produksi antibodi pada
kolostrum,konsumsi bakteri aman yang telah dijajah
di usus dan menyaingi bakteri patogen,peningkatan
kadar glukosa bayi beberapa jam setelah
melahirkan, dan menurunkan angka kejadian ikterus
sebagai akibat dari peningkatan produksi mekonium
lebih awal.
b. Adaptasi Fisiologis
a) Sistem Imun
Sistem imun bayi masih belum matang sehingga
rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi jika sistem
imun matang akan memberikan kekebalan alami atau
didapat, berikut contoh kekebalan alami :
• Perlindungan oleh kulit membran mukosa.

3
• Fungsi saringan - saringan saluran nafas.
• Pembentukan koloni mikroba oleh kulit halus dan
anus.
• Perlindungan kimia oleh lingkungan asam
lambung.
b) Sistem Tubuh
• Pernafasan
Pada saat bayi lahir, bayi harus segera
bernafas. Rangsangan yang menstimulasi
neonatus untuk bernafas pertama kali,
diantaranya peristiwa mekanis seperti
penekanan toraks pada proses kelahiran
pervagina dan tekanan yang tinggi pada
toraks.Hal tersebut tiba-tiba hilang ketika bayi
lahir disertai oleh stimulus fisik, nyeri, cahaya
suara menyebabkan perangsangan pusat
pernafasan. Pada saat bayi mencapai cukup
bulan, kurang dari 100 ml cairan paru–paru
terdapat di dalam nafasnya. Selama proses
kelahiran,kompresi dinding dada akan
membantu pengeluaran sebagian dari cairan ini
dan lebihnya akan diserap oleh sirkulasi
pulmonal serta sistem limfatik setelah kelahiran
bayi. Tarikan nafas yang pertama pada bayi baru
lahir, udara di ruangan mulai mengisi saluran
napas besar trakea neonatus dan bronkus.
Oksigenasi yang memadai merupakan faktor
yang sangat penting dalam mempertahankan
kecukupan pertukaran udara. Peningkatan aliran
darah paru akan memperlancar pertukaran gas
dalam alveolus dan menghilangkan cairan paru.
• Kardiovaskuler

4
Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus
melewati paru-paru untuk mengambil oksigen
dan diedarkan ke seluruh tubuh untuk
mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk
terjalinnya peredaran darah yang baik guna
menunjang kehidupan di luar kandungan, terjadi
dua perubahan besar, yaitu :
1. Foramen ovale menutup pada atrium
dan aorta pulmonal.
2. Penutupan duktus arteriosus antara
arteri pulmonalis dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini disebabkan oleh
perubahan tekanan di seluruh pembuluh darah
tubuh. Jadi perubahan tekanan menurunkan atau
meningkatkan resistensi, yang mengubah aliran
darah.
Dua peristiwa yang mengubah tekanan
pembuluh darah adalah :
1. Bila tali pusat dipotong, resistensi
pembuluh darah sistemik meningkat dan
tekanan atrium kanan menurun. Aliran
darah ke atrium kanan menurun sehingga
menyebabkan penurunan volume dan
tekanan atrium. Kedua peristiwa ini
membantu aliran darah terdeoksigenasi
ke paru-paru melalui proses
deoksigenasi.
2. Nafas pertama menurunkan resistensi
pembuluh darah dan meningkatkan
tekanan atrium kanan. Oksigen pada
nafas pertama ini menyebabkan sistem
pembuluh darah menjadi rileks dan

5
tekanan di atrium kanan. Ketika tekanan
atrium kanan meningkat dan tekanan
atrium kiri menurun, foramen ovale
menutup secara fungsional.
Pernapasan meningkatkan kadar oksigen
dalam darah. Akibatnya, duktus arteriosus
menyempit dan menutup dalam waktu 8-10 jam
setelah anak lahir. Vena umbilikalis, duktus
venosus, dan arteri hipogastrik terpasang.
Penutupan anatomi jaringan parut terjadi dalam
2-3 bulan. Total volume darah yang bersirkulasi
saat lahir adalah 80 ml/kg. Namun jumlah ini
bisa bertambah jika tali pusat tidak dipotong
saat lahir. Kadar hemoglobin tinggi (15-20 g/dl),
70% adalah Hb janin. Peralihan dari Hb janin ke
Hb dewasa terjadi dalam waktu 1-2 tahun
kehidupan.
• Perubahan Termoregulasi dan Metabolik
Bayi baru lahir belum dapat mengatur
suhu tubuh mereka, sehingga akan mengalami
stress dengan adanya perubahan-perubahan
lingkungan. Pada saat bayi meninggalkan
lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi tersebut
kemudian masuk ke dalam lingkungan ruang
bersalin yang jauh lebih dingin. Suhu dingin ini
menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit,
sehingga mendinginkan darah bayi.
Pada lingkungan yang dingin,
pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil
merupakan usaha utama seorang bayi yang
kedinginan untuk mendapatkan kembali panas
tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil

6
ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat
terdapat di seluruh tubuh, dan mereka mampu
meningkatkan panas tubuh sampai 100 %.
Bayi belum mampu mengatur posisi
tubuh dan pakaiannya agar ia tidak kedinginan.
Hipotermia dapat terjadi setiap saat apabila suhu
di sekeliling bayi rendah dan upaya
mempertahankan suhu tubuh tidak diterapkan
secara tepat, terutama pada masa stabilisasi
yaitu 6 – 12 jam pertama setelah lahir.
• Neurologis
Neurologi neonatal melibatkan evaluasi
dan pemantauan perkembangan sistem saraf. Ini
termasuk mengevaluasi berbagai fungsi
neurologis, respons motorik, refleks, dan tanda-
tanda lain yang mungkin mengindikasikan
adanya masalah sistem saraf. Berikut beberapa
hal yang biasa dicari dokter atau ahli kesehatan
pada bayi baru lahir :
1. Refleks Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir memiliki
beragam refleks bawaan, yang
sebagian besar lahir secara otomatis.
Beberapa contoh refleks tersebut
adalah refleks menggenggam, refleks
menghisap, dan refleks Moro (refleks
memeluk).
2. Ketegangan otot
Penilaian terhadap kekakuan
atau kekejangan otot bayi dapat
mengindikasikan kemungkinan
masalah neurologis. Tonus otot yang

7
rendah atau tinggi dapat menjadi
perhatian.
3. Perkembangan motorik
Pada mulanya bayi hanya
dapat melakukan gerakan-gerakan
sederhana. Namun seiring
berjalannya waktu, mereka akan
mulai mengembangkan kemampuan
menggerakkan kepala, berguling-
guling di sekitar tubuh, dan akhirnya
merangkak dan berjalan.
4. Respon Sensorik
Menilai respons anak Anda
terhadap rangsangan sensorik seperti
suara, sentuhan, dan cahaya dapat
memberikan wawasan tentang cara
kerja sistem saraf pusatnya.
• Gastrointestinal
Sistem gastrointestinal bayi baru lahir
merupakan salah satu sistem tubuh yang penting
untuk menunjang tumbuh kembangnya.
Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan
mengenai saluran pencernaan neonatal meliputi
pemberian makan, pencernaan, penyerapan
nutrisi, dan pembuangan limbah. Berikut
beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
1. Memberikan ASI atau ASI formula
ASI (air susu ibu) atau air
susu ibu biasanya digunakan untuk
memberi makan bayi yang baru lahir.
ASI dianjurkan sebagai pilihan
utama, karena mengandung nutrisi

8
yang optimal untuk tumbuh kembang
anak dan melindungi terhadap
infeksi. Pemberian susu formula
dapat dilakukan meskipun ASI tidak
tersedia.
2. Frekuensi dan jumlah pemberian
makan
Bayi baru lahir biasanya
makan setiap beberapa jam, dan
frekuensi pemberian makan dapat
bervariasi sesuai dengan kebutuhan
individu anak. Pada awalnya, jumlah
makanan yang dimakan mungkin
sedikit, namun lama kelamaan akan
bertambah.
3. Pencernaan
Pencernaan bayi baru lahir
masih dalam tahap perkembangan.
Mereka memiliki enzim dan sistem
pencernaan yang belum matang
sepenuhnya, sehingga mengganti
makanan atau memberi susu dapat
mempengaruhi pencernaannya. Bayi
mungkin akan mengalami kembung
atau kolik pada awalnya, namun hal
ini biasanya normal.
4. Pembuangan limbah
Bayi baru lahir mengeluarkan
produk limbah melalui feses
(mekonium) dan urin. Kotoran bayi
biasanya berubah warna dan
konsistensinya seiring berjalannya

9
waktu, dan perubahan ini merupakan
bagian normal dari perkembangan
sistem pencernaannya.
• Ginjal dan Hati
Ginjal dan hati merupakan dua organ
vital yang berperan penting dalam menjaga
kesehatan bayi baru lahir. Berikut beberapa hal
yang perlu Anda waspadai mengenai ginjal dan
hati pada bayi baru lahir :
1. Ginjal
1) Fungsi
Ginjal berperan dalam menyaring
darah untuk membuang limbah dan cairan
berlebih dari dalam tubuh. dari urin.
2) Pemeriksaan
Pada awalnya, ginjal bayi mungkin
belum sepenuhnya matang dan mungkin
memerlukan waktu beberapa hari untuk
memproduksi urin. Bila perlu, dokter dapat
memeriksa urinalisis dan fungsi ginjal.
2. Hati
1) Fungsi
Hati mempunyai beberapa fungsi
antara lain produksi enzim pencernaan,
detoksifikasi zat beracun, penyimpanan
glikogen dan sintesis protein.
2) Pemeriksaan
Tes rutin, termasuk mengukur
aktivitas enzim hati dalam darah, dapat
memberikan informasi tentang kesehatan
hati anak. Tes ini mungkin mencakup kadar

10
enzim seperti ALT (alanine transaminase)
dan AST (aspartate transaminase).

2.2 Kerangka Konsep


Kerangka konsep merupakan hubungan yang menghubungkan secara
teoritis antara variabel-variabel dalam penelitian, yaitu variabel terikat
(dependen) dan variabel tidak terikat (independen). Kerangka konsep dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

2.3.1 Penjelasan Kerangka Konsep

11
Pada penelitian ini membahas mengenai asuhan kebidanan bayi
baru lahir. Terdapat dua kategori bayi baru lahir, yaitu kategori fisiologis
dan patologis.

1. Patologis

Pada kategori patologis penatalaksanaannya dengan perujukan


dan pada kategori ini tidak dilakukan penelitian.

2. Fisiologis

Kategori fisiologis adalah kategori yang diteliti pada penelitian


ini. Pada kategori fisiologis dilakukan penerapan asuhan kebidanan
bayi baru lahir fisiologis, yaitu penilaian neonatus, memotong dan
merawat tali pusat, IMD, pemberian salep antibiotik, vitamin K,
imunisasi bayi baru lahir, dan kunjungan neonatus.

a. Inisiasi Menyusu Dini

Memberikan asi pada bayi baru lahir pada 1 jam


pertama setelah kelahiran dapat berdampak baik bagi bayi
maupun ibunya. Pada bayi, bayi akan merasa lebih tenang,
nyaman, tidak stress, serta dapat mencegah hipotermia. Pada
ibu, produksi ASI ibu menjadi lancar. Namun hal ini juga
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti,
yaitu perawatan payudara, frekuensi penyusutan, paritas, stres,
penyakit atau kesehatan ibu, merokok atau minum,
menggunakan kontrasepsi, dan mengkonsumsi nutrisi yang
cukup.

b. Menurut (Depkes, 2009), bahwa kunjungan neonatal dilakukan


sebanyak 3 kali yaitu kunjungan neonatal 1 (KN 1) dilakukan
6-48 jam setelah lahir, kunjungan neonatal ke 2 (KN 2)
dilakukan 3-7 hari setelah lahir, dan kunjungan neonatal ke 3
(KN 3) dilakukan pada hari ke 8-28 setelah lahir.
• Kunjungan 1

12
Pada kunjungan 1 dilakukan ketika usia bayi 6
- 48 jam setelah lahir. Menurut (Depkes RI, 2009)
dalam kunjungan neonatal 1 (KN 1) bidan harus
memberikan asuhan : mempertahankan suhu tubuh
bayi, pemeriksaan fisik bayi, memberikan konseling
tentang menjaga kehangatan, pemberian ASI,
perawatan tali pusat dan tanda bahaya BBL.

• Kunjungan 2

Kunjungan 2 dilakukan ketika usia bayi 3 - 7


hari setelah lahir. Menurut (Depkes RI, 2009) pada
kunjungan neonatal 2 (KN 2) bidan harus
memberikan asuhan : menjaga tali pusat dalam
keadaan bersih dan kering, menjaga kebersihan bayi,
pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan
infeksi bakteri, ikterik, diare, BB rendah, dan masalah
pemberian ASI, menjaga keamanan bayi, menjaga
suhu tubuh bayi, konseling terhadap ibu dan keluarga
untuk memberikan ASI eksklusif, pencegahan
hipotermi dan melaksanakan perawatan BBL dengan
buku KIA.

• Kunjungan 3

Kunjungan 3 dilakukan ketika usia bayi 8 - 14


hari. Menurut (Depkes RI, 2009) pada kunjungan
neonatal 3 (KN 3) bidan harus memberikan asuhan :
pemeriksaan fisik, menjaga kebersihan bayi,
memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya BBL,
memberikan ASI, menjaga keamanan bayi, menjaga
suhu tubuh bayi, konseling kepada ibu dan keluarga
untuk memberikan ASI eksklusif, pencegahan
hipotermi dan melaksanakan perawatan BBL sesuai

13
dengan buku KIA, memberitahu ibu tentang imunisasi
BCG dan polio.

14
2.3 Hipotesis
2.3.1 Hipotesis Penelitian
Apakah ada perbedaan antara kelompok BBL yang Inisiasi
menyususi dini dan kelompok BBL yang tidak inisiasi menyususi dini ?
2.3.2 Hipoteisi utama
Kelompok BBL yang menerapkan Inisiasai menyususi dini sangat
berpengaruh efektif terhadap temperatur suhu tubuh bayi,yang mudah
mengalami hiportemi dan mencegah kematian pada bayi baru lahir
2.3.3 Hipotesis tambahan
Kelompok BBL yang tidak menerapkan inisiasi menyusui dini
sangat berpengaruh pada suhu tubuh bayi baru lahir dan bayi akan
mengalami (Hipotermi) sehingga dapat meyebab kan kematian pada bayi
baru lahir Bayi baru lahir (BBL) bisa mengalami kehilangan 4 kali kalori
dalam tubuh manusia dewasa, akibatnya suhu tubuh turun sekitar 3-40 C
dalam 30 menit pertama. Di ruangan dengan suhu suhu kulit 20-250C bayi
turun dengan kecepatan sekitar 0,30C per menit. Hipotermia pada BBL
mempengaruhi proses metabolisme dan fisiologis. Hipotermi
mengakibatkan laju pernapasan, denyut nadi jantung melambat, tekanan
darah rendah dan kesadaran menghilang. Ini juga dapat menyebabkan
kematian pada bayi baru lahir.
Hasil penelitian menunjukan mayoritas bayi baru lahir (75%)
mengalami hipotermia sebelum dilakukan inisiasi menyusu dini dan
sesudah dilakukan inisiasi menyusu dini mayoritas temperatur bayi normal
yaitu 83,3%. Hasil uji statistik Wilcoxon diperoleh nilai pvalue 0,003.
IMD efektif dalam menurunkan hipotermi pada bayi baru lahir.

15
DAFTAR PUSTAKA
Fernando, F., Pebrina, M., Fransisca, D., & Nur, S. A. (2023). Efektifitas Inisiasi
Menyusu Dini terhadap Temperatur Tubuh Bayi Baru Lahir Normal.
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 13(1), 221-226.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir.
Jakarta; Salemba Medika.
Indrayani. 2016. Update Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta : Trans
Info Media.
Nisa, A. (2019). ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. W DI
PUSKESMAS BANYUANYAR (dengan anemia
ringan). DIII Kebidanan.
Warih BP, Abubakar M.1992. Fisiologi pada neonates. Surabaya.

16

Anda mungkin juga menyukai