Anda di halaman 1dari 7

SOSIALISASI PERILAKU CUCI TANGAN YANG BAIK DAN

BENAR UNTUK MEWUJUDKAN GENERASI SIAGA


KEBERSIHAN PADA ERA PANDEMI COVID-19 DI SDN
TALANGSUKO 02
Khofiannida Rahmaniyah1, Feriska Febriana Sekar Kinanti2, Ismi Jazilah3, Deviana Dwi
Septias Tutik4, Afrilia Putri Dwi Cahyani5, Shiva Yustisia Andreanita6, Wanda Nabila
Kamelia7, Sarla Nurwita Putri8, Sonya Aulia Dini9
1-9
Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Malang Poltekkes Kemenkes Malang

ABSTRAK
WHO merekomendasikan cuci tangan secara rutin dan menyeluruh dengan sabun di
bawah air mengalir dalam enam langkah, karena dapat membunuh semua virus yang ada
di tangan, seperti virus corona (Covid-19). Berkaitan dengan hal tersebut masalah
pembiasaan pada anak umur sekoah dasar adalah kurangnya pengetahuan dan mediasi
mengenai praktik cuci tangan pakai sabun (CTPS) sebagai bentuk pencegahan
penyebaran virus Covid-19. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk
mengetahui dan memahami cara mencuci tangan yang benar dan mengetahui cara
melakukan teknik cuci tangan yang benar agar dapat mengubah perilaku sehingga pada
akhirnya meningkatkan kesehatan anak pada usia sekolah dasar. Diketahui bahwa
sebagian besar Para Siswa SD Talangsuko 02 Kecamatan Turen Kabupaten Malang
masih belum memahami pentingnya cuci tangan pakai sabun yang benar, cara cuci tangan
yang benar dan kapan diperlukannya cuci tangan dengan sabun. Kurangnya kesadaran
baik siswa maupun lingkungan sekitar mengikuti kebiasaan cuci tangan pakai sabun,
apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini dapat menjadi faktor dalam penyebaran
virus Covid-19. Dengan mensosialisasikan cuci tangan pakai sabun kepada siswa SDN
Talangsuko 02 Kecamatan Turen, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran siswa tentang manfaat pentingnya cuci tangan yang benar dengan air mengalir
dan sabun, serta mampu menciptakan kebiasaan cuci tangan pakai sabun di tengah wabah
virus Covid-19 sebagai hal yang menjadi perhatian pada anak umur sekolah dasar.

Kata Kunci : Cuci Tangan, Covid-19, Sosialisasi, CTPS, Siswa SD

1
ABSTRACT

WHO recommends washing hands regularly and thoroughly with soap under running
water in six steps, because it can kill all viruses on hands, such as the corona virus
(Covid-19). In this regard, the problem of habituation in elementary school-aged children
is a lack of knowledge and mediation regarding the practice of Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS) as a form of preventing the spread of the Covid-19 virus. The purpose of this
community service is to know and understand how to wash hands properly and know how
to do the correct hand washing technique in order to change behavior so that it ultimately
improves the health of children at elementary school age. It is known that most of the
students of SD Talangsuko 02, Turen District, Malang Regency still do not understand
the importance of washing hands with soap, how to wash hands properly and when to
wash hands with soap. Lack of awareness of both students and the surrounding
environment following the habit of washing hands with soap, especially during the
Covid-19 pandemic as it is today can be a factor in the spread of the Covid-19 virus. By
socializing handwashing with soap to students at SDN Talangsuko 02 Turen District, it is
hoped that it can increase students' knowledge and awareness about the importance of the
importance of washing hands properly with running water and soap, and being able to
create the habit of washing hands with soap in the midst of the Covid-19 virus outbreak
as a matter of concern to elementary school age children.

Keywords : Washing Hands, Covid-19, Outreach, CTPS, Elementary School Students

2
PENDAHULUAN

Cuci tangan merupakan aktivitas mencuci tangan memakai sabun selama kurang
lebih 15 – 20 detik dan dibilas dengan menggunakan air bersih mengalir. Selain sabun
dan air dapat juga menggunakan sabun yang mengandung alkohol (Evan-Smith, 2005:
262-265). Centers for Disease Control and Prevention (2002) menyatakan bahwa mencuci
tangan adalah cara yang paling efektif untuk mengontrol penyebaran dari mikrorganisme
patogen penyebab penyakit.

Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan salah satu Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) yang telah menjadi perhatian dunia, hal ini karena
masalah kurangnya praktek perilaku cuci tangan tidak hanya terjadi di
negara-negara berkembang saja, tetapi ternyata di negara - negara maju kebanyakan
masyarakatnya masih lupa untuk melakukan perilaku cuci tangan (Mukhtar, 2016).
Rapat Umum Perserikatan Bangsa - Bangsa menetapkan Hari Cuci Tangan
Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) setiap tanggal 5 Mei. Fokus HCTPS pada anak
pra sekolah sebagai "Agen Perubahan" dengan simbolisme bersatunya seluruh
komponen keluarga, rumah dan masyarakat dalam merayakan komitmen untuk
perubahan yang lebih baik dalam berperilaku sehat melalui CTPS (Depkes RI,
2013).

Dampak dari kurang dilaksanakannya kebiasaan cuci tangan yang sering


menyerang anak usia sekolah adalah penyakit seperti diare, ISPA (Infeksi Saluran
Pernafasan Atas), cacingan dan demam tifoid. Hal ini disebabkan bibit
penyakit akan lebih mudah masuk ke dalam tubuh apabila tangan dalam keadaan
kotor (Anugrah,2014).

Dinas Kesehatan Kota Malang menyebutkan bahwa angka penderita diare selama
6 bulan terakhir mencapai lebih dari 6.650 penderita diare di Kota Malang dimana jumlah
penderita ini masuk dalam kategori tinggi. Hal ini disebabkan rendahnya kesadaran
masyarakat untuk selalu cuci tangan pakai sabun sebelum dan sesudah beraktivitas
(Priyantiningtyas, 2007).

Sebelum melakukan penyuluhan, peneliti melakukan survei terlebih dahulu.


Ditinjau dari fasilitasnya, di SD Negeri Talangsuko 02 sudah cukup memadai untuk bisa
cuci tangan dengan baik dan benar. Akan tetapi, kesadaran dari siswanya yang sedikit
kurang. Hal ini bisa pada saat peneliti melakukan penyuluhan di SD Negeri Talangsuko
02, banyak siswa yang masih menyepelekan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu. Seperti sebelum dan sesudah makan dan setelah memegang benda kotor. Hal
tersebut yang membuat peneliti memutuskan untuk melakukan penyuluhan di SD Negeri
Talangsuko 02. Setelah melakukan penyuluhan, peneliti harap bisa meningkatkan
kesadaran pada siswa SD Negeri Talangsuko 02 mengenai pentingnya cuci tangan.

METODE

Tempat dan Waktu. Pelaksanaan pengabdian mahasiswa Poltekkes Kemenkes


Malang bertempat di SDN Talangsuko 02, Jl. Raya Talang Suko No..212, Krajan,

3
Talangsuko, Keacamatan Turen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, 65175. Pada
hari Selasa tanggal 25 Oktober 2022 dari pukul 07.00-11.00 WIB.

Khalayak Sasaran. Siswa Kelas tiga SDN Talangsuko 02 sebanyak 25 siswa.


Metode Pengabdian. Metode pengabdian mahasiswa berupa diskusi, simulasi, praktik
dengan metode natif/langsung. Fasilator pada kegiatan tersebut adalah Khofiannida
Rahmaniyah, Feriska Febriana Sekar Kinanti, Ismi Jazilah, Deviana Dwi Septias Tutik,
Afrilia Putri Dwi Cahyani, Shiva Yustisia Andreanita, Wanda Nabila Kamelia, Sarla
Nurwita Putri dan Sonya Aulia Dini. Sebelum kami menjelaskan materi kami mengajak
siswa murid kelas tiga SDN Talangsuko 02 untuk mengikuti senam enam langkah cuci
tangan untuk memudahkan siswa menghafal langkah-langkah cuci tangan yang baik dan
benar. Selanjutnya penyampaian materi pentingnya cuci tangan yang benar menurut
WHO dan beserta langkah-langkahnya yang dipaparkan oleh Khofiannida Rahmaniyah.
Setelah pemaparan materi kami mengajak siswa untuk melakukan ice breaking ,bermain
game, dan. Edukasi dengan memberikan media kertas bergambar tangan dan tepung
berwarna untuk mewarnai menggunakan sidik jari sebagai indikasi bersih atau tidaknya
saat mencuci tangan. Lalu dilaksanakan praktik cuci tangan yang dilakukan dua sesi
secara langsung, sesi satu dipandu oleh Sarla Nurwita Putri dan Deviana Dwi Septias
Tutik, sesi dua dipandu oleh Afrilia Dwi Cahyani dan Shiva Yustisia Andreanita.
Selanjutnya kami mengajak siswa kelas tiga SDN Talangsuko 02 untuk melakukan tanya
jawab dan memberikan hadiah kepada siswa yang bisa menjawab.

Indikator Keberhasilan. Kegiatan edukasi ini memberikan banyak pengetahuan


kepada siswa/siswi tentang pentingnya cuci tangan yang baik dan benar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan pengabdian mahasiswa Poltekkes Kemenkes Malang bertempat di


SDN Talangsuko 02, Jl. Raya Talang Suko No..212, Krajan, Talangsuko, Keacamatan
Turen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, 65175. Pada hari Selasa tanggal 25
Oktober 2022 dari pukul 07.00-11.00 WIB. Dengan menempuh sekitar 40 menit
perjalanan dari Poltekkes Kemenkes Malang menggunakan sepeda motor pribadi
mahasiswa. Materi yang dibawakan dalam kegiatan ini menggunakan metode ceramah
dan demonstrasi serta praktek. Sasaran kegiatan ini ialah siswa Kelas tiga SDN
Talangsuko 02 sebanyak 25 siswa. Hal ini didasari pada hasil studi yang menunjukkan
bahwa di Indonesia tingkat prevalensi infeksi cacing masih tergolong tinggi, yaitu antara
2,5% – 62%.

Masih banyak orang terutama anak-anak yang belum memahami pentingnya


mencuci tangan pakai sabun seperti saat sebelum dan sesudah makan maupun sesudah
buang air besar. Ditengah tumbuh kembang aktif anak-anak kelas 3 serta bahaya covid-19
yang masih ada sampai saat ini diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa tentang
pentingnya cuci tangan serta dapat diterapkan sejak dini dalam kehidupan sehari-hari.
Fasilator pada kegiatan tersebut adalah Khofiannida Rahmaniyah, Feriska Febriana Sekar
Kinanti, Ismi Jazilah, Deviana Dwi Septias Tutik, Afrilia Putri Dwi Cahyani, Shiva
Yustisia Andreanita, Wanda Nabila Kamelia, Sarla Nurwita Putri dan Sonya Aulia Dini.
Saat sampai di lokasi, kami langsung menuju ruang kepala sekolah untuk berkoordinasi

4
dan mengurus perizinan dan kemudian kami langsung menuju kelas 3 untuk memulai
kegiatan. Siswa-siswi sangat berantusias dengan kehadiran kami. Kegiatan kami awali
dengan perkenalan melalui media kertas, siswa-siswi menulis nama pada kertas yang
akan di tempel di baju mereka. Hal ini melatih jiwa sosial siswa agar dapat lebih mudah
bergaul dengan mahasiswa.

Sebelum kami menjelaskan materi kami mengajak siswa murid kelas tiga SDN
Talangsuko 02 untuk mengikuti senam enam langkah cuci tangan untuk memudahkan
siswa menghafal langkah-langkah cuci tangan yang baik dan benar. Hal ini sangat efektif
karena siswa-siswi dapat menghafal langkah-langkah cuci tangan yang benar dengan
cepat. Selanjutnya penyampaian materi pentingnya cuci tangan yang benar menurut
WHO dan beserta langkah-langkahnya yang dipaparkan oleh Khofiannida Rahmaniyah.
Pemaparan materi ditujukan agar siswa-siswi mengerti pentingnya cuci tangan dengan
baik dan benar seperti agar tidak terkena penyakit cacingan maupun diare.

Setelah pemaparan materi kami mengajak siswa untuk melakukan ice breaking
yaitu bermain game dengan media kertas dengan gambar tangan serta tepung warna.
Edukasi dengan memberikan media kertas bergambar tangan dan tepung berwarna untuk
mewarnai menggunakan sidik jari sebagai indikasi bersih atau tidaknya saat mencuci
tangan. Hal ini bertujuan agar siswa mengerti bagaimana kondisi tangan saat kotor dan
siswa harus bisa mencuci tangan sampai bersih dengan baik dan benar.

Gambar 1
Penyuluhan Ice Breaking Berupa Game dengan Media Kertas Bergambar dan Tepung
Berwarna pada Siswa SDN Talangsuko 02

Lalu dilaksanakan praktik cuci tangan yang dilakukan dua sesi secara langsung,
sesi satu dipandu oleh Sarla Nurwita Putri dan Deviana Dwi Septias Tutik, sesi dua
dipandu oleh Afrilia Dwi Cahyani dan Shiva Yustisia Andreanita. Dengan menggunakan
media wastafel di depan kelas, para siswa berbaris mengantri untuk mencuci tangan satu

5
persatu. Siswa dipandu untuk melakukan gerakan 6 langkah cuci tangan menggunakan air
mengalir dan sabun.

Gambar 2
Penyuluhan Praktik Enam Langkah Cuci Tangan Yang Baik dan Benar pada Siswa SDN
Talangsuko 02

Selanjutnya kami mengajak siswa kelas tiga SDN Talangsuko 02 untuk


melakukan tanya jawab dan memberikan hadiah kepada siswa yang bisa menjawab.
Pertanyaan yang terkait dengan pentingnya cuci tangan serta langkah-langkah cuci tangan
yang benar sangat antusias di jawab oleh siswa-siswi. Setelah itu kami mengajak siswa-
siswi untuk bermain game kembali yaitu game bola lempar. Siswa duduk melingkar dan
dengan media musik serta bola, siswa diharuskan melempar bola pada teman sebelahnya
sebelum musik berhenti dan jika musik berhenti sedang bola ada di siswa maka siswa
tersebut akan maju dan menjawab soal yang kami berikan maupun menyanyi lagu
nasional bersama. Hal ini dilakukan agar para siswa dapat menikmati penyuluhan dengan
santai dan tidak bosan sekaligus memberikan pendidikan kewarganegaraan sejak dini
agar tidak pupus di era modern saat ini.

Penyuluhan mengenai perilaku hidup sehat terutama cara mencuci tangan dengan
baik dan benar bagi siswa sekolah merupakan hal yang sangat penting disamping
maraknya penyebaran virus covid-19. Selain itu terdapat juga masalah kesehatan yang
terjadi pada anak usia sekolah, misalnya ialah kecacingan atau biasa disebut cacingan.
Anak usia sekolah dasar menjadi generasi masa depan bangsa yang harus dijaga
kualitasnya, salah satunya yaitu menjaga dari penyakit cacingan yang dapat berdampak
negatif pada kesehatan dan mental bahkan dapat menghambat tumbuh kembang anak,
kecacatan maupun kebutaan. Sekolah tidak hanya berfungsi sebagai tempat belajar, tetapi
juga memiliki risiko penularan jika lingkungan tidak bersih dan gaya hidup tidak higienis
(Zuraida, R., Warganegara, E., Sumekar, D. W., & Aprilliana, 2015). Penyakit
kecacingan masih menjadi masalah utama kesehatan pada anak-anak. Pada kasus ringan,
kecacingan tidak menimbulkan gejala apapun, pada kasus yang parah dapat terjadi gejala
usus, malaise, gangguan perkembangan kognitif, gangguan perkembangan fisik dan
anemia (Kartini, 2016). Oleh karena itu diperlukan penyuluhan mengenai pengetahuan

6
mencuci tangan yang baik dan benar kepada anak-anak terutama sekolah dasar sehingga
dapat diterapkan sejak dini dalam kehidupan sehari-hari sehingga diharapkan dapat
meminimalisir penyebaran virus covid-19 pada anak sekolah dasar.

Kegiatan edukasi ini memberikan banyak pengetahuan kepada siswa/siswi


tentang pentingnya cuci tangan yang baik dan benar sehingga dapat diterapkan sejak dini
dalam kehidupan sehari-hari yang bertujuan untuk mencegah penyebaran virus covid-19.
Bukan hanya itu, namun terdapat pengetahuan kewarganegaraan di dalamnya serta
kenangan mahasiswa selama penyuluhan yang sangat disambut antusias oleh siswa-siswi.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang kami lakukan, dapat diketahui bahwa pengetahuan
siswa-siswi tingkat sekolah dasar di Talangsuko masih keliru. Mereka beranggapan
bahwa hanya mencuci tangan dengan air sudah bisa membunuh kuman. Setelah
melakukan penyuluhan cuci tangan pada siswa-siswi kelas 3 SDN Talangsuko 02, maka
dapat disimpulkan bahwa mitra memiliki pengetahuan dan dapat mempraktikkan 6
langkah cuci tangan yang baik dan benar menurut standar WHO dengan tujuan mencegah
penyebaran virus covid-19 pada anak sekolah dasar.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis menghaturkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung kegiatan
ini sehingga dapat berjalan dengan lancar, yaitu Kepala sekolah beserta jajaran guru SDN
Talangsuko 02 yang telah menyambut baik terselenggaranya kegiatan penyuluhan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Juliawan, D., Mirayanti, N., Parwati, N. (2019). Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan
Bernyanyi Lagu Cuci Tangan terhadap Tindakan Mencuci Tangan Anak Prasekolah.
https://www.ejournal.binausadabali.ac.id/index.php/caring/article/view/124/59

Prasetyo, Y., Irawan, D., Basuki, S (2017). Kontribusi Penelitian Kesehatan dalam Upaya
Meningkatkan Kesehatan
Masyarakat.https://eprints.umm.ac.id/67323/19/Pratiwi%20-
%20Pengetahuan%20Perilaku%20Cuci%20Tangan%20Anak%20Sekolah%20Dasar
.pdf

Rafika, R., Alang, H., & Hartini, H. (2020). Edukasi Cuci Tangan dan Pemeriksaan Telur
Cacing Pada Kuku Tangan Siswa SD Inpres Pampang 1 Makassar . Poltekita: Jurnal
Pengabdian Masyarakat, 1(1), 15–22. https://doi.org/10.33860/pjpm.v1i1.71

Anda mungkin juga menyukai