Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Setiap tahun di dunia diperkirakan lahir sekitar 20 juta bayi berat lahir rendah
(BBLR). Kelahiran BBLR sebagian disebabkan oleh lahir sebelum waktunya
(prematur), dan sebagian oleh karena mengalami gangguan pertumbuhan selama
masih dalam kandungan PJT (Pertumbuhan Janin Terhambat). Di negara
berkembang, BBLR banyak dikaitkan dengan tingkat kemiskinan.BBLR merupakan
penyumbang utama angka kematian pada neonatus.
Perawatan BBLR merupakan hal yang kompleks dan membutuhkan
infrastruktur yang mahal serta staf yang memiliki keahlian tinggi sehingga seringkali
menjadi pengalaman yang sangat mengganggu bagi keluarga. Oleh karena itu,
perawatan terhadap bayi tersebut menjadi beban sosial dan kesehatan di negara
manapun. Perawatan dengan metode kanguru merupakan cara yang efektif untuk
memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu kehangatan, air susu ibu,
perlindungan dari infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih sayang.Metode ini
merupakan salah satu teknologi tepat guna yang sederhana, murah dan sangat
dianjurkan untuk perawatan BBLR.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan perawatan metode kangguru?
2. Apa manfaat dari perawatan metode kangguru?
3. Apa saja persyaratan dilakukan PMK?
4. Bagaimana pembagian dari PMK?
5. Apa saja tahapan – tahapan dari PMK
1.3 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menurunkan angka mortalitas dan morbiditas BBLR.
2. Tujuan Khusus
- Terwujudnya kajian ilmiah berdasarkan Kedokteran berbasis-bukti (Evidence-

based medicine) tentang manfaat perawatan metode kanguru pada perawatan BBLR.

- Terwujudnya rekomendasi pemerintah dalam menetapkan kebijakan program

1
yang berkenaan dengan kesehatan bayi khususnya tentang perawatan metode kanguru.

2
BAB II

PEMBAHASAN

PERAWATAN METODE KANGURU

2.1 PERAWATAN METODE KANGURU


Perawatan metode kanguru (PMK) adalah perawatan untuk BBLR dengan
melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu (skin-to-skin contact).
Metode ini sangat tepat dan mudah dilakukan guna mendukung kesehatan dan
keselamatan BBLR. Esensinya adalah:
1. Kontak badan langsung (kulit ke kulit) antara ibu dengan bayinya secara
berkelanjutan, terus-menerus dan dilakukan sejak dini.
2. Pemberian ASI eksklusif (idealnya).
3. Dimulai dilakukan di RS, kemudian dapat dilanjutkan di rumah.
4. Bayi kecil dapat dipulangkan lebih dini.
5. Setelah di rumah ibu perlu dukungan dan tindak lanjut yang memadai.
6. Metode ini merupakan metode yang sederhana dan manusiawi, namun efektif
untuk menghindari berbagai stres yang dialami oleh BBLR selama perawatan di
ruang perawatan intensif.

2.2 MANFAAT PMK


Untuk mempelajari manfaat dan penerapan PMK sebaiknya diketahui tentang proses
kehilangan panas pada bayi baru lahir. Pada intinya ada 4 cara kehilangan panas pada
bayi baru lahir yaitu:
1) Evaporasi merupakan proses kehilangan panas melalui proses penguapan dari
kulit yang basah.
2) Radiasi meliputi kehilangan panas melalui pemancaran panas dari tubuh bayi ke
lingkungan sekitar yang lebih dingin. Hal ini terjadi misalnya bayi yang baru lahir
segera diletakkan di ruang ber AC yang dingin maka suhu tubuh bayi akan
berkurang karena panasnya terpancar ke sekitarnya yang bersuhu lebih rendah.
3) Konduksi yaitu cara kehilangan panas melalui persinggungan dengan benda yang
lebih dingin misalnya ditimbang pada alat timbangan logam tanpa alas.
4) Konveksi yaitu kehilangan panas melalui aliran udara. Hal ini misalnya terjadi
pada bayi baru lahir diletakkan di dekat jendela atau pintu yang terbuka maka

3
akan ada aliran udara luar (yang mungkin lebih dingin) yang akan berpengaruh
pada suhu bayi. Atau bisa juga kehilangan panas secara konveksi apabila bayi
dibiarkan telanjang. Udara sekitar bayi lebih panas dari udara jauh dari bayi.
Udara panas lebih ringan dan naik ke atas digantikan oleh udara dingin sehimgga
terjadi juga aliran udara yang mengambil suhu bayi. (hukum Boyle)
Secara garis besar, manfaat PMK adalah sebagai berikut :
a. Manfaat PMK bagi bayi
Dari berbagai penelitian menyebutkan bahwa manfaat PMK pada bayi adalah
sebagai berikut :
1. Suhu tubuh bayi, denyut jantung dan frekuensi pernapasan relatif terdapat
dalam batas normal.
2. BBLR lebih cepat mencapai suhu yang 36,5° C terutama dalam waktu 1
jam pertama.
3. ASI selalu tersedia dan mudah didapatkan sehingga memperkuat sistem
imun bayi karena meningkatnya produksi ASI.
4. Kontak dengan ibu menyebabkan efek yang menenangkan sehingga
menurunkan stres ditandai dengan kadar kortisol yang rendah.
5. Menurunkan respon nyeri fisiologis dan perilaku yang ditandai dengan
waktu pemulihan yang lebih singkat pada uji tusuk tumit.
6. Meningkatkan berat badan dengan lebih cepat.
7. Meningkatkan ikatan bayi-ibu.
8. Memiliki pengaruh positif dalam meningkatkan perkembangan kognitif
yang dilihat dari lebih tingginya skor Indeks Perkembangan Mental
Bayley.
9. Waktu tidur menjadi lebih lama yang antara lain ditandai dengan jumlah
waktu terbangun yang lebih rendah.
10. Menurunkan infeksi nosokomial, penyakit berat, atau infeksi saluran
pernapasan bawah.
11. Memperpendek masa rawat.
12. Menurunkan risiko kematian dini pada bayi.
13. Memperbaiki pertumbuhan pada bayi prematur.
14. Dapat menjadi intervensi yang baik dalam mengangani kolik.
15. Mungkin memiliki pengaruh positif dalam perkembangan motorik bayi.

4
16. Kelangsungan hidup pada bayi BBLR lebih cepat membaik pada
kelompok PMK daripada bayi dengan metode konvensional pada 12 jam
pertama dan seterusnya.
17. Bayi yang sangat prematur tampaknya memiliki mekanisme endogen yang
diakibatkan oleh kontak antara kulit ibu dan bayi dalam menurunkan
respon nyeri.
18. Waktu pemulihan yang lebih singkat pada PMK secara klinis penting
dalam mempertahankan homeostasis.
b. Manfaat PMK bagi Ibu
Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa PMK mempermudah pemberian
ASI, ibu lebih percaya diri dalam merawat bayi, hubungan lekat bayi-ibu lebih
baik, ibu sayang kepada bayinya, pengaruh psikologis ketenangan bagi ibu
dan keluarga (ibu lebih puas, kurang merasa stres) (Anderson 1991, Tessier
dkk 1998, Conde-Agudelo, Diaz-Rosello & Belizan 2003, Kirsten, Bergman
& Hann 2001). Pada penelitian lain juga melaporkan adanya peningkatan
produksi ASI, peningkatan lama menyusui dan kesuksesan dalam menyusui
(Suradi dan Yanuarso 2000, Mohrbacher & Stock 2003). Selain itu, bila perlu
merujuk bayi ke fasilitas kesehatan maupunantar rumah sakit tidak
memerlukan alat khusus karena dapat menggunakan cara PMK (Cattaneo,
Davanco, Bergman dkk, 1998).
c. Manfaat PMK bagi Ayah
- Ayah memainkan peranan yang lebih besar dalam perawatan bayinya.
- Meningkatkan hubungan antara ayah-bayinya, terutama berperan penting
di negara dengan tingkat kekerasan pada anak yang tinggi.
d. Manfaat PMK bagi petugas kesehatan
Bagi petugas kesehatan paling sedikit akan bermanfaat dari segi efisiensi
tenaga karena ibu lebih banyak merawat bayinya sendiri. Dengan demikian
beban kerja petugas akan berkurang. Bahkan petugas justru dapat melakukan
tugas lain yang memerlukan perhatian petugas misalnya pemeriksaan lain atau
kegawatan pada bayi maupun memberikan dukungan kepada ibu dalam
menerapkan PMK (Cattaneo, Davanco, Bergman dkk, 1998).
e. Manfaat PMK bagi institusi kesehatan, klinik, RS
Sedikitnya ada 3 manfaat bagi fasilitas pelayanan dengan penerapan PMK
yaitu lama perawatan lebih pendek sehingga cepat pulang dari fasilitas
kesehatan. Dengan demikian, tempat tersebut dapat digunakan bagi klien lain
5
yang memerlukan (turn over meningkat). Manfaat lain yang dikemukakan
adalah pengurangan penggunaan fasilitas (listrik, inkubator, alat canggih lain)
sehingga dapat membantu efisiensi anggaran (Cattaneo, Davanco, Bergman
dkk, 1998). Dengan naiknya turn over serta efisiensi anggaran diharapkan
adanya kemungkinan kenaikan penghasilan (revenue).
f. Manfaat PMK bagi Negara
Karena penggunaan ASI meningkat, dan bila hal ini dapat dilakukan dalam
skala makro maka dapat menghemat devisa (import susu formula). Demikian
pula dengan peningkatan pemanfaatan ASI kemungkinan bayi sakit lebih kecil
dan ini tentunya menghemat biaya perawatan kesehatan yang dilakukan di
fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta.

2.3 PERSYARATAN DILAKUKAN PMK


Syarat PMK adalah bayi berat lahir rendah yang stabil (sudah bernafas spontan dan
tidak memiliki masalah kesehatan serius). Tanda-tanda bayi berat lahir rendah (BBLR)
yang memerlukan PMK adalah:
1. Tubuh bayi dingin (suhu badan di bawah 36,5o Celcius).
2. Bayi menjadi gelisah, mudah terangsang, lesu dan tidak sadarkan diri, demam (suhu
badan di atas 37,5o Celcius).
3. Bayi malas menyusu, tidak minum dengan baik, muntah-muntah.
4. Bayi kejang.
5. Mengalami kesulitan bernafas, yaitu napas cepat (lebih dari 60 kali per menit dan
mengalami berhenti napas selama 20 detik).
6. Diare atau mencret.
7. Kulit tampak kuning atau biru, terutama pada mulut/ bibir bayi.
8. Menunjukkan gejala lain yang mengkhawatirkan.

Keuntungan dan manfaat PMK adalah: suhu tubuh bayi tetap normal,
mempercepat pengeluaran air susu ibu (ASI) dan meningkatkan keberhasilan
menyusui, perlindungan bayi dari infeksi, berat badan bayi cepat naik, stimulasi dini,
kasih sayang, mengurangi biaya rumah sakit karena waktu perawatan yang pendek,
tidak memerlukan inkubator dan efisiensi tenaga kesehatan. 

2.4 PERAWATAN METODE KANGURU DIBAGI MENJADI DUA:

6
1. PMK intermiten, yaitu PMK dengan jangka waktu yang pendek (perlekatan lebih dari
satu jam per hari) dilakukan saat ibu berkunjung. PMK ini diperuntukkan bagi bayi
dalam proses penyembuhan yang masih memerlukan pengobatan medis (infus,
oksigen). Tujuan PMK intermiten adalah untuk perlindungan bayi dari infeksi.
2. PMK kontinu, yaitu PMK dengan jangka waktu yang lebih lama daripada PMK
intermiten. Pada metode ini perawatan bayi dilakukan selama 24 jam sehari.

2.5 TAHAP-TAHAP PMK:


1. Cuci tangan, keringkan dan gunakan gel hand rub.
2. Ukur suhu bayi dengan dengan termometer.
3. Pakaikan baju kanguru pada ibu.
4. Bayi dimasukkan dalam posisi kanguru, menggunakan topi, popok dan kaus kaki yang
telah dihangatkan lebih dahulu.
5. Letakkan bayi di dada ibu, dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu dan pastikan
kepala bayi sudah terfiksasi pada dada ibu. Posisikan bayi dengan siku dan tungkai
tertekuk, kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepal agak sedikit
mendongak.
6. Dapat pula ibu memakai baju dengan ukuran besar, dan bayi diletakkan di antara
payudara ibu, baju ditangkupkan, kemudian ibu memakai selendang yang dililitkan di
perut ibu agar bayi tidak jatuh.
7. Setelah posisi bayi baik, baju kanguru diikat untuk menyangga bayi. Selanjutnya ibu
bayi dapat beraktifitas seperti biasa sambil membawa bayinya dalam posisi tegak lurus
di dada ibu (skin to skin contact) seperti kanguru.

Jika anda lelah, dapat digantikan oleh orang lain (suami, pengasuh, dll), asal terlebih
dulu diajari posisinya seperti langkah di atas.

7
Gambar 1: Cara perawatan metode kanguru dan berbagai posisi dalam kegiatan sehari-hari. Dikutip dari
Alisjahbana
dkk., 1998

8
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari makalah dapat disimpulkan bahwa metode kangguru merupakan metode


perawatan untuk BBLR dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit
ibu (skin-to-skin contact). Metode ini memiliki banyak manfaat bagi bayi, ibu, ayah, petugas
kesehatan, intstitusi kesehatan, klinik, RS dan negara. Untuk melakukan IMK pun sangat
mudah dan bisa dilakukan kapan pun dan oleh siapapun termasuk ayah atau pengasuh bayi.

3.2 SARAN

Sebagai seorang bidan kita harus mampu memberikan metode-metode dalam


perawatan bayi yang juga melibatkan keluarga bayi. Jadi perawatan bayi bisa juga dilakukan
dengan mudah oleh kaluarga dirumah. Sehingga dengan metode- metode tersebut kita dapat
mengurangi angka kesakitan dan angka kematian bayi.

9
DAFTAR PUSTAKA

1 Department of Reproductive Health and Research, World Health Organization.

Kangaroo mother care.A practical guide. 1st ed. Geneva : WHO; 2003.

2 World Health Organization. Low birth weight A tabulation of available information.

Geneva: WHO; 1992 (WHO/MCH/92.2).

3 de Onis M, Blossner M, Villar J. Levels and patterns of intrauterine growth

retardation in developing countries. European Journal of Clinical Nutrition. 1998;

52(Suppl.1):S5-S15.

4 WHO. Perinatal mortality. Report No.: WHO/FRH/MSM/967. Geneva: WHO,

1996.

5 Darmstadt GL, Bhutta ZA, Cousens S, Adam T, Walker N, Bernis L. Evidence-

based, cost-effective interventions: how many newborn babies can we safe?.

Lancet. 2005; 365: 977-88.

6 WHO, Departement of Child and Adolescent Health and Development. Diunduh

dari: http://www.who.int/child-adolescent-

health/OVERVIEW/CHILD_HEALTH/map_00-03_ world.jpg.

7 Badan Pusat Statistik. Survei Sosial dan Ekonomi Nasional. Jakarta: BPS; 2005.

8 Mew AM, Holditch-Davis D, Belyea M, Miles MS, Fishel A. Correlates of

depressive symptoms in mothers of preterm infants. Neonatal Netw. 2003; 22(5):

51-60.[Medline]

10

Anda mungkin juga menyukai