Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN PERAWATAN METODE KANGGURU

PADA BBLR (BERAT BAYI LAHIR RENDAH)

BAB I
DEFINISI

Perawatan metode kanguru (PMK) / Kangaroo Mother Care (KMC) adalah perawatan
untuk bayi baru lahir rendah (BBLR) dengan melakukan kontak langsung antara kulit
bayi dengan kulit ibu (skin to skin)dimana ibu menggunakan suhu tubuhnya untuk
menghangatkan bayi. Metode ini sangat tepat dan mudah dilakukan guna
mendukung kesehatan dan keselamatan BBLR. Esensinya adalah:
1. Kontak badan langsung (skin to skin) antara ibu dan bayinya secara
berkelanjutan, terus-menerus dan dilakukan sejak dini
2. Pemberian ASI Eksklusif (idealnya)
3. Dimulai dilakukan di RS, kemudian dapat dilanjutkan dirumah
4. Bayi kecil dapat dipulangkan lebih dini
5. Stelah dirumah ibu perlu dukungan dan tindak lanjut yang memadai
6. Metode ini merupakan metode yang sederhana dan manusiawi, namun efektif
untuk menghindari berbagai stress yang dialami BBLR selama perawatan diruang
perawatan intensif.
Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan alternative pengganti incubator
dalam perawatan BBLR, dengan beberapa kelebihan antara lain: merupakan cara
yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu adanya
kontak kulit bayi ke kulit ibu, dimana tubuh ibu akan menjadi thermoregulator bagi
bayinya, sehingga bayi mendapatkan kehangatan (menghindari bayi dari hipotermi),
PMK memudahkan pemberian ASI,perlindungan dari infeksi, penyakit berat,
stimulasi, keselamatan dan kasih sayang. PMK dapat menurunkan kejadian infeksi ,
penyakit berat, masalah menyusui dan ketidakpuasan ibu serta meningkatnya

1
hubungan antara ibu dan bayi serta meningktkan pertumbuhan dan perkembangan
bayi.

1.1 PRINSIP METODE KANGURU


Menggantikan perawatan bayi baru lahir dalam incubator dengan ibu bertindak
seperti ibu kanguru yang mendekap bayinya dengan tujuan mempertahankan suhu
bayi stabil dan optimal (36,5° C-37,5° C).

1.2 TUJUAN
Ibu bertindak seperti ibu kanguru yang mendekap bayinya dengan tujuan
mempertahankan suhu bayi stabil dan optimal (36,5° C-37,5° C). Suhu optimal ini
diperoleh dengan kontak langsung secara terus menerus.

1.3 KEUNTUNGAN METODE KANGURU


Penelitian memperlihatkan PMK bermanfaat dalam menurunkan secara bermakna
jumlah neonatus atau bayi baru lahir yang meninggal, menghindari berat bayi lahir
rendah dari kedinginan (hipotermi), menstabilkan bayi, mengurangi terjadinya
infeksi, meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi, meningkatkan
pemberian ASI dan meningkatkan ikatan (bonding) antara ibu dan bayi. Adapun
beberapa keuntungan dari metode kanguru:
a. Meningkatkan hubungan emosi ibu dan anak.
Hubungan fisik dan bathin antara ibu dan anak terasa lebih dekat dan hamonis.
Sehingga ibu dan bayi merasa lebih nyaman dan aman (selama dalam dekapan sang
ibu).
b. Menstabilkan suhu tubuh (36,5° C-37,5° C), denyut jantung (120-160x/menit)
dan pernafasan bayi (40-60x/menit).
Manfaat PMK dalam menstabilkan suhu, pernafasan dan denyut jantung bayi.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa PMK dapat menstabilkan suhu, laju
pernafasan dan laju denyut jantung bayi lebih cepat dari bayi yang dirawat di
inkubator. Bayi PMK merasa nyaman dan hangat dalam dekapan ibu sehingga tanda
vital dapat lebih cepat stabil. BBLR akan lebih cepat mencapai kestabilan denyut
jantung dibanding BBLR tanpa PMK (120 menit vs 180 menit).
c. Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi dengan lebih baik.

2
Manfaat PMK lainnya adalah meningkatkan berat badan, panjang badan dan lingkar
kepala bayi. Penelitian menunjukkan bahwa kenaikan berat badan, panjang badan,
dan lingkar kepala BBLR yang menjalani PMK lebih tinggi secara bermakna
dibandingkan BBLR yang mendapat perawatan dengan metode konvensional.
d. Mengurangi stress pada ibu dan bayi.
Yaitu dapat memperbaiki keadaan emosional ibu dan bayi. Ibu dan bayi merasa lebih
dekat dan tidak bias dipisahkan.
e. Meningkatkan produksi ASI.
Bayi yang mendapat PMK memperoleh ASI lebih lama dibandingkan bayi yang
mendapat perawatan dengan metode konvensional. Perwatan metode kanguru juga
meningkatkan ikatan (bonding) ibu dan bayi serta ayah dan bayi secara bermakna.
Posisi bayi yang mendapat PMK memudahkan ibu untuk memberikan ASI secara
langsung kepada bayinya. Selain itu, rangsangan dari sang bayi dapat meningkatkan
produksi ASI ibu, sehingga ibu akan lebih sering memberikan air susunya sesuai
dengan kebutuhan bayi.
f. Menurunkan resiko terinfeksi selama perawatan di Rumah Sakit.
Berbagai penelitian juga telah memperlihatkan manfaat PMK dalam mengurangi
kejadian infeksi pada BBLR selama perawatan. Pada PMK, bayi terpapar oleh kuman
komensial yang ada pada tubuh ibunya sehingga ia memiliki kekebalan tubuh untuk
kuman tersebut.
g. Mempersingkat masa rawat di Rumah Sakit.
Manfaat lainnya dengan berkurangnya infeksi pada bayi adalah bayi dapat
dipulangkan lebih cepat sehingga masa perawatan lebih singkat, dan biaya yang
dikeluarkan lebih sedikit.

3
BAB II
RUANGLINGKUP

2.1 KRITERIA BAYI UNTUK METODE KANGURU


Adapun kriteria bayi untuk metode kanguru adalah:
1.Bayi dengan berat badan ≥2000gram.
2.Tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai.
3.Refleks dan koordinasi isap dan menelan yang baik.
4.Perkembangan selama di inkubator (Rumah Sakit) baik.
5.Kesiapaan dan keikutsertaan orang tua, sangat mendukung dalam
keberhasilan

2.2 KOMPONEN PERAWATAN METODE KANGURU


Pada awalnya, PMK terdiri dari 3 komponen, yaitu:
1. Kontak kulit ke kulit (skin to skin contact)
2. Pemberian ASI ( breastfeeding)
3. Dukungan terhadap ibu (support)
Literature terbaru menambahkan satu komponen lagi sehingga menjadi 4
komponen, yaitu:
1. Kangaroo Position (Posisi Kanguru)
Posisi kanguru adalah menempatkan bayi pada posisi tegak didada ibunya,
diantara payudara ibu, tanpa busana. Bayi dibiarkan telanjang hanya
menggunakan popok, kaos kaki dan topi sehingga terjadi kontak kulit bayi
dan kulit ibu seluas mungkin. Posisi bayi diamankan dengan kain panjang
atau pengikat lainnya. Kepala bayi dipalingkan kesisi kanan atau kiri,
dengan posisi sedikit tengadah(ekstensi). Ujung pengikat tepat berada
dibawah telinga bayi. Posisi kepala ini bertujuan untuk menjaga agar
saluran nafas tetap terbuka dan memberi peluang agar terjadi kontak
mata antara ibu dan bayi.

2. Kangaroo Nutrition (Nutrisi Kanguru)


Kanguru Nutrisi merupakan salah satu manfaat PMK yaitu meningkatkan
dengan pemberian ASI secara langsung maupun dengan pemberian ASI
perah.

4
3. Kangaroo Support ( Dukungan Kanguru)
Kangaroo Support merupakan bentuk bantuan secara fisik maupun emosi,
baik dari tenaga kesehatan maupun keluarganya, agar ibu dapat
melakukan PMK untuk bayinya.bentuk dukungan pada PMK dapat berupa
dukungan fisik maupun emosional. Dukungan dapat diperoleh dari
petugas kesehatan, seluruh anggota keluarga, ibu dan masyarakat. Tanda
adanya dukungan akan sulit bagi ibu untuk dapat melakukan PMK dengan
berhasil. Wanita hamil sebaiknya sudah diberikan informasi dan edukasi
tentang PMK sejak kunjungan antenatal pertama. Saat bayi telah lahir,
memerlukan dukungan dari berbagai pihak, diantaranya berupa:
1) Dukungan emosional: Ibu memerlukan dukungan untuk
melakukan PMK. Banyak ibu muda yang mengalami keraguan
yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan bayi
pertamanya sehingga membutuhkan dukungan dari keluarga,
teman serta petugas kesehatan. PMK membuat ibu dapat
memenuhi semua kebutuhan bayi.
2) Dukunganfisik: Selama beberapa minggu pertama PMK,
merawat bayi akan sangat menyita waktu ibu. Istirahat dan
tidur yang cukup sangat penting pada peranannya pada
PMK.Oleh karena itu, ibu memerlukan dukungan untuk
membantu menyelasaikan tugas-tugas rumah.
3) Dukungan edukasi:Sangat penting memberikan informasi
yang ibu butuhkan agar dapat memahami seluruh proses PMK
dan mengetahui manfaat PMK. Hal ini membuat PMK menjadi
lebih bermakna dan akan meningkatkan kemungkinan bahwa
ibu akan berhasil menjalankan PMK baik dirumah sakit ataupun
saat dirumah.
Semua ibu dapat melakukan PMK terlepas dari usia, paritas,
pendidikan, budaya, maupun agama. Beberapa hal berikut harus dijadikan
bahan pertimbangan ketika berkonsultasi mengenai PMK, seperti: posisi
kanguru, makanan bayi, perawatan di institusi dan dirumah, apa yang
boleh dilakukan untuk bayi yang didekapnya.

5
4. Kangaroo Dischange (Pemulangan)
Kangaroo Dischange adalah pembiasaan ibu melakukan PMK
sehingga pada saat ibu pulang dengan bayi, ibu tetap dapat melakukan
PMK bahkan melanjutkannya dirumah. Metode ini merupakan salah satu
teknologi tepat guna yang sederhana, murah serta dapat digunakan
apabila fasilitas untuk perawatan terbatas.
Pemulangan bayi dilakukan atas persetujuan dokter
berdasarkan laporan perawat. Bayi dapat dipulangkan dari rumah sakit
setelah memenuhi kriteria dibawah ini:
1) Kesehatan bayi secara keseluruhan dalam kondisi baik dan
tidak ada henti nafas (apnea) atau infeksi.
2) Bayi minum dengan baik
3) Berat bayi selalu bertambah (sekurang-kurangnya15g/kg/hr)
untuk sekurang-kurangnya tiga hari berturut-turut.
4) Ibu mampu merawat bayi dan dapat datang secara teratur
untuk melakukan follow-up.
Mereka akan tetap memerlukan dukungan meskipun tidak seintensif
seperti sebelumnya. Jika tidak ada layanan tindak lanjut atau lokasi RS
letaknya jauh, pemulangan dapat ditunda. Sebelum dipulangkan,
pastikan ibu sudah mengerti tanda-tanda bahaya pada bayi, jadwal
kontrol bayi, monitoring tumbuh kembang dan bagaimana cara merujuk
ke RS jika ada bahaya.

2.3 MANFAAT PERAWATAN METODE KANGURU


1. Untuk Bayi
1) tubuh bayi, denyut jantung dan frekuensi pernafasan relatif
terdapat dalam batas normal
2) BBLR lebih cepat mencapai suhu yang 36,5 ° C terutama dalam
waktu jam pertama
3) Suhu ASI selalu tersedia dan mudah didapatkan sehingga
memperkuat sistem imun bayi karena meningkatnya produksi ASI
4) Kontak dengan ibu menyebabkan efek yang
menenangkansehingga menurunkan stress ditandai dengan kadar
kortisol yang rendah

6
5) Menurunkan respon nyeri fisiologis dan perilaku yang ditandai
dengan waktu pemulihan yang lebih singkat pada uji tusuk tumit
6) Meningkatkan berat badan dengan lebih cepat
7) Meningkatkan ikatan bayi dan ibu
8) Memiliki pengaruh positif dalam meningkatkan perkembangan
kognitif yang dilihat dari lebih tingginya skor indeks
perkembangan mental bayley
9) Waktu tidur menjadi lebih lama yang antara lain ditandai dengan
jumlah waktu terbangun lebih rendah
10)Menurunkan infeksi nosokomial, penyakit berat, atau infeksi
saluran pernafasan
11)Memperpendek masa rawat
12)Menurunkan resiko kematian dini pada bayi
13)Memperbaiki pertumbuhan pada bayi premature
14)Dapat menjadi intervensi yang baik dalam menangani kolik
15)Memiliki pengaruh positif dalam perkembangan motorik bayi
16) Kelangsungan hidup pada bayi BBLR lebih cepat membaik pada
kelompok PMK dari pada bayi dengan metode konvensional pada
12 jam pertama dan seterusnya
17) Bayi yang sangat premature tampaknya memiliki mekanisme
endogen yang diakibatkan oleh kontak antara kulit ibu dan bayi
dalam menurunkan respon nyeri
18) Waktu pemulihan yang lebih singkat pada PMK secara klinis
penting dalam mempertahankan homeostasis.

2. Untuk Ibu
Dari beberapapenelitian dilaporkan bahwa PMK mempermudah
pemberian ASI, ibu lebih percaya diri dalam merawat bayi, hubungan lekat
bayi dan ibu lebih baik, ibu sayang kepada bayinya, pengaruh psikologis
ketenangan bagi ibu dan keluarga (ibu lebih puas). Peningkatan produksi
ASI, peningkatan lama menyusui dan kesuksesan dalam menyusui.Selain
itu bila perlu merujuk bayi ke fasilitas kesehatan maupun antar rumah
sakit tidak memerlukan alat khusus karena dapat menggunakan cara PMK.

7
3. Untuk Ayah
1) Ayah memainkan peranan yang lebih besar dalam perawatan
bayinya
2) Meningkatkan hubungan antara ayah dan bayinya, terutama
berperan penting di Negara dengan tingkat kekeran pada anak
yang tinggi

4. Untuk petugas kesehatan


Bagi petugas kesehatan paling sedikit akan bermanfaat dari segi efisiensi
tenaga karena ibu lebih banyak merawat bayinya sendiri. Dengan
demikian beban kerja petugas akan berkurang. Bahkan petugas justru
dapat melakukan tugas lain yang memerlukan perhatian petugas misalnya
pemeriksaan lain atau kegawatan pada bayi maupun memberikan
dukungan kepada ibu dalam menerapkan PMK.

5. Untuk Negara
Karena penggunaan ASI meningkat dan bila hal ini dapat dilakukan dalam
skala makro maka dapt menghemat devisa (import susu formula).
Demikian pula dengan peningkatan pemanfaatan ASI kemungkinan bayi
sakit lebih kecil dan ini tentunya menghemat biaya perawatan kesehatan
yang dilakukan di fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta.

8
BAB III
TATA LAKSANA

3.1 CARA PERAWATAN METODE KANGURU


Perawatan metode kanguru dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
1. PMK intermiten : bayi dengan penyakit atau kondisi yang berat
membutuhkan perawatan intensif dan khusus diruang
rawatperinatalogi, bahkan mungkin memerlukan bantuan alat. Bayi
dengan kondisi ini, PMK tidak diberikan sepanjang waktu tetapi
hanya dilakukan jika ibu mengunjungi bayinya yang masih berada
dalam perawatan di incubator. PMK dilakukan dengan durasi
minimal 1 jam, secara terus-menerus per-hari. Setelah bayi lebih
stabil, bayi dengan PMK intermiten dapat dipindahkan diruang
rawat untuk menjali PMK continue.

2. PMK continu: pada PMK kontinu kondisi bayi harus dalam keadaan
stabil, dan bayi harus dapat bernafas secara alami tanpa bantuan
oksigen. Kemampuan untuk minum (seperti menghisap dan
menelan) bukan merupakan persyaratan utama, karena PMK sudah
dapat dimulai meskipun pemberian minumnya dengan
menggunakan pipa lambung. Dengan melakukan PMK pemberian
meningkatkan ASI dapat lebih mudah prosesnya sehingga
meningkatkan asupan ASI.

3.2 LANGKAH-LANGKAH METODE KANGURU


1. Persiapan Metode Kanguru
1) Persiapan Ibu
a.Membersihkan daerah dada dan perut dengan cara mandi
dengan sabun 2-3 kali per hari.
b.Membersihkan kuku dan tangan.
c. Baju yang dipakai harus bersih dan hangat sebelum dipakai.
d.Selama pelaksanaan Metode Kanguru ibu tidak memakai BH.
e.Bagian bawah baju diikat dengan pengikat baju atau kain.
f. Memakai kain baju yang dapat direngangkan.

9
2) Persiapan Bayi
a. Bayi jangan dimandikan, tetapi cukup dibersihkan dengan
kain bersih dan hangat.
b. Bayi perlu memakai tutup kepala atau topi dan popok selama
penggunaan metode ini.
2. Bila Metode Kanguru dilakukan dengan baju kanguru
1) Badan ibu sudah dalam keadaan bersih, dan dada tidak
terhalang BH.
2) Memakai topi, popok dan kaos kaki pada bayi.
3) Meletakkan bayi diantara payudara, dada bayi menempel pada
dada ibu.
4) Memalingkan kepala kesisi kanan/kiri dengan sedikit
menengadah.
5) Memposisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk seperti
katak.
6) Memakaikan baju model kanguru, dengan batas kain atas
berada dibawah telinga bayi.
7) Mengikat dengan kencang agar ibu dapat beraktivitas dengan
bebas seperti berdiri, duduk, jalan, makan, dan mengobrol.
8) Mengenakan pakaian luar sebagai penutup.
3. Bila Metode Kanguru dilakukan dengan selendang
1) Badan ibu sudah dalam keadaan bersih, dan dada tidak
terhalang BH.
2) Memakai topi, popok dan kaos kaki pada bayi.
3) Meletakkan bayi diantara payudara, dada bayi menempel pada
dada ibu.
4) Memalingkan kepala kesisi kanan/kiri dengan sedikit
menengadah.
5) Memposisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk seperti
katak.
6) Menggunakan selendang, handuk atau kain lebar yang dibuat
sedemikian untuk menjaga tubuh bayi.
7) Mengikat dengan kencang agar ibu dapat beraktivitas dengan
bebas seperti berdiri, duduk, jalan, makan, dan mengobrol.
8) Mengenakan pakaian luar sebagai penutup.

10
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
Metode Kanguru
1) Posisi ibu saat tidur yaitu setengah duduk dengan meletakkan
bantal dibelakang punggung ibu.
2) Bila ibu perlu istirahat, dapat digantikan oleh ayah atau anggota
keluarga yang lain.
Dalam pelaksanaan perlu diperhatikan persiapan ibu, bayi dan posisi bayi,
pemantauan bayi, cara pemberian ASI dan kebersihan ibu dan bayi.

1) Posisi Bayi
Letakkan bayi diantara payudara dengan posisi tegak, dada bayi
menempel kedada ibu. Posisi bayi dijaga dengan kain panjang atau
pengikat lainnya.Kepala dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan
posisi sedikit tengadah (ekstensi).Ujung pengikat tepat berada dibawah
kuping bayi. Tungkai bayi haruslah dalam posisi “kodok” tangan harus
dalam posisi fleksi. Ikatkan kain dengan kuatagar saat ibu bangun dari
duduk, bayi tidak tergelincir.
Pastikan juga bahwa ikatan yang kuat dari kain tersebut menutupi dada si
bayi. Perut bayi jangan sampai tertekan dan sebaiknya berada di
sekitar epigastrium ibu. Dengan cara ini bayi dapat melakukan
pernapasan perut.
Berikut adalah cara memasukkan dan mengeluarkan bayi dari baju
kanguru, misalnya saat akan disusui:
a) Pegang bayi dengan satu tangan diletakkan dibelakang leher
sampai punggungbayi.
b) Topang bagian bawah rahang bayi dengan ibu jari dan jari-jari
lainnya agar kepala bayi tidak tertekuk dan tak menutupi
saluran napas ketika bayi berada pada posisi tegak
c) Tempatkan tangan lainnya dibawah pantat bayi.
2) Nutrisi dengan Pemberian ASI
Dengan melakukan PMK, proses menyusui menjadi lebih berhasil dan
sebagian besar bayi yang dipulangkan memperoleh ASI. Bayi pada
kehamilan kurang dari 30-32 minggu biasanya perlu diberi minum melalui
pipa nasogastrik, untuk ASI yang diperas (expressed breastmilk).

11
Bayi dengan masa kehamilan 32-34 minggu dapat diberi minum melalui
gelas kecil. Sedangkan bayi-bayi dengan usia kehamilan sekitar 32
minggu atau lebih, sudah dapat mulai menyusu pada ibu.
3) Dukungan (Support)
a) Saat bayi telah lahir, ibu menemukan dukungan dari berbagai
pihak, diantaranya berupa:
b) Dukungan emosional; ibu memerlukan dukungan untuk
melakukan PMK. Banyak ibu-ibu muda yang mengalami
keraguan yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan bayi
pertamanya sehingga membutuhkan dukungan dari keluarga,
teman serta petugas kesehatan.
c) Dukungan fisik: Selama beberapa minggu pertama PMK,
merawat bayi akan sangat menyita waktu ibu. Istirahat dan
tidur yang cukup sangat penting pada peranannya pada PMK.
Oleh karena itu, ibu memerlukan dukungan untuk membantu
menyelasaikan tugas-tugas rumah.
d) Dukungan edukasi: Sangat penting memberikan informasi yang
ibu butuhkan agaria dapat memahami seluruh proses PMK dan
mengetahui manfaat PMK. Hal ini membuat PMK menjadi lebih
bermakna dan akan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu
akan berhasil menjalankan PMK baik dirumah sakit ataupun
saat dirumah.
e) Dukungan bisa diperoleh dari petugas kesehatan, seluruh
anggota keluarga, ibu dan masyarakat.Tanpa
adanyadukungan, akan sangat sulitbagi ibu untuk
dapatmelakukan PMKdengan berhasil.
4) Pemulangan(Discharge)
Pemulangan bayi dilakukan atas persetujuan dokter berdasarkan laporan
perawat. Bayi dapat dipulangkan dari rumah sakit setelah memenuhi
kriteria dibawah ini:
a) Kesehatan bayi secara keseluruhan dalam kondisi baik dan
tidak ada henti nafas (apnea) atau infeksi.
b) Bayi minum dengan baik
c) Berat bayi selalu bertambah (sekurang-kurangnya15g/kg/hr)
untuk sekurang-kurangnya tiga hari berturut-turut.

12
d) Ibu mampu merawatbayi dan dapat datang secara teratur
untuk melakukan follow-up.
e) Mereka akan tetap memerlukan dukungan meskipun tidak
seintensif seperti sebelumnya. Jika tidak ada layanan tindak
lanjut atau lokasi RS letaknya jauh, pemulangan dapat
ditunda. Sebelum dipulangkan, pastikan ibu sudah mengerti
tanda-tanda bahaya pada bayi, jadwal control bayi, monitoring
tumbuh kembang dan bagaimana cara merujuk ke RS jika ada
bahaya.

3.3 PELAKSANAAN METODE KANGURU


Dapat dilakukan pada waktu :
1. Segera setelah lahir
2. Sangat awal setelah 10-15 menit
3. Awal, setelah umur 24 jam
4. Menengah, setelah 7 hari perawatan
5. Lambat, setelah bayi bernafas sendiri tanpa O2
6. Setelah keluar dari perawatan incubator
7. Kriteria keberhasilan Perawatan Metode Kanguru adalah:
a. Suhu tubuh bayi stabil dan optimal (36,5° -37,5° C)
b. Kenaikan berat badan stabil
c. Produksi ASI adekuat
d. Bayi tumbuh dan berkembang optimal
e. Bayi dapat menetek kuat
f. Tumbuh kembang bayi: terutama panca inderanya

13
BAB IV
DOKUMENTASI

Berdasarkan pencatatan dan pelaporan maka kualitas asuhan dapat


diidentifikasi dan ditingkatkan.
4.1 Pencatatan
Beberap format pencatatan yang dapat digunakan dalam pelaksanaan
PMK, yaitu :
1. Permintaan persetujuan tindakan PMK pada ibu atau keluarga
2. Lembar Observasi Bayi Dalam PMK: digunakan untuk memantau
bayi setiap hari, mencakup tanda-tanda vital, berat badan,
dukungan khusus yang diberikan seperti oksigen.

4.2 Pelaporan
Laporan tentang proses pelaksanaan harus mencakup :
1. Waktu pelaporan PMK: hal ini mencakup pada usia berapa hari
rata- rata PMK dilakukan.
2. Tipe PMK: apakah PMK dilaksanakan berselang (intermitten) atau
24 jam secara terus-menerus(continuous).
3. Masalah/kendala yang dihadapi: kendala selama pelaksanaan PMK
dapat diidentifikasi melalui proses pemantauan.

14
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Haksari , L.E. (2010). Modul pelatihan kangaroo Mother Care (KMC)


Yogyakarta:Instalasi Maternal Perinatal RSUP Dr,Sardjito.

Indrasanto, E., Setiawani.,N., Rohsiswatmo, R., & Kaban, R.K.(2008). Pelatihan


Pelayanan Obstetri Neonatal esensial dan Kegawatdaruratan Depkes RI Jakarta.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. (ed.revisi). Jakarta:


Rineka Cipta

15

Anda mungkin juga menyukai