PENDAHULUAN
Perawatan Metode Kanguru (PMK) pertama kali diperkenalkan oleh Ray dan Martinez di
Bogota, Columbia pada tahun 1979 sebagai cara alternatif perawatan BBLR ditengah
tingginya angka BBLR dan terbatasnya fasilitas kesehatan yang ada. Metode ini meniru
binatang berkantung kanguru yang bayinya lahir memang sangat prematur, dan setelah lahir
disimpan di kantung perut ibunya untuk mencegah kedinginan sekaligus mendapatkan
makanan berupa air susu induknya.
American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar setiap bayi diberikan air
susu ibu (ASI), terutama ASI ibunya atau ibu donor, termasuk bayi prematur dan bayi berat
lahir sangat rendah (BBLSR). Data World Health Organization (WHO) memperlihatkan
sekitar 20 juta bayi berat lahir rendah (BBLR) lahir setiap tahunnya yang dapat disebabkan
oleh kelahiran sebelum waktunya (prematur) maupun perkembangan janin terhambat saat
dalam kandungan. Bayi dengan berat lahir rendah merupakan penyumbang tertinggi angka
kematian neonatal (AKN). Dari sekitar 4 juta kematian neonatal, prematur dan BBLR
menyumbang lebih dari seperlima kasus, dan Indonesia terdaftar sebagai negara di urutan ke-
8 berdasarkan jumlah kematian neonatal per tahun menurut data WHO. Prevalensi BBLR di
Indonesia berkisar antara 2 hingga 17,2% dan menyumbang 29,2% AKN.
Angka kejadian BBLR di Indonesia masih tinggi, berkisar antara 14%-25%. Salah satu
penyebab kesakitan dan kematian pada BBLR adalah hipotermia yang dapat menimbulkan
komplikasi berupa infeksi, gagal ginjal, serangan apne, perdarahan hebat yang berakhir
dengan kematian bayi. Lebih dari 60% ibu yang melahirkan di rumah ditolong oleh dukun
bayi atau bidan desa, dengan angka kejadian BBLR sebesar 14%.
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2
4. kangaroo discharge
Membiasakan ibu melakukan PMK sehingga pada saat ibu pulang dengan bayi,
ibu tetap dapat melakukan PMK bahkan melanjutkannya di rumah. Metode ini
merupakan salah satu teknologi tepat guna yang sederhana, murah dan dapat
digunakan apabila fasilitas untuk perawatan BBLR sangat terbatas.
3
tubuh untuk kuman tersebut. Rao dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
jumlah BBLR yang mengalami sepsis sebesar 3,9% pada kelompok PMK dan
14,8% pada kelompok kontrol (p=0,008). Sedangkan Agudelo dalam tulisannya
menyebutkan manfaat PMK dalam menurunkan infeksi nosokomial pada usia
koreksi 41 minggu (RR 0,49, 95% CI 0,25 - 0,93). Manfaat lainnya dengan
berkurangnya infeksi pada bayi adalah bayi dapat dipulangkan lebih cepat
sehingga masa perawatan lebih singkat, dan biaya yang dikeluarkan lebih
sedikit.
3. Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi
Manfaat PMK lainnya adalah meningkatkan berat badan, panjang badan dan
lingkar kepala bayi. Penelitian menunjukkan bahwa kenaikkan berat badan,
panjang badan dan lingkar kepala BBLR yang menjalani PMK lebih tinggi
secara bermakna dibandingkan BBLR yang mendapat perawatan dengan metode
konvensional.
4. Meningkatkan keberhasilan pemberian ASI
Pada berbagai penelitian terlihat bahwa PMK sangat erat kaitannya dengan
pemberian ASI. Pada PMK, ASI dapat selalu tersedia dan sangat mudah
diperoleh. Hal ini dapat dijelaskan karena bayi dengan PMK, terlebih pada PMK
kontinu, selalu berada di dekat payudara ibu, menempel dan terjadi kontak kulit
ke kulit, sehingga bayi dapat menyusu setiap kali ia inginkan. Selain itu, ibu
dapat dengan mudah merasakan tanda-tanda bahwa bayinya mulai lapar seperti
adanya gerakan-gerakan pada mulut bayi, munculnya hisapan-hisapan kecil serta
adanya gerakan bayi untuk mencari puting susu ibunya. Ibu dapat menilai
kesiapan menyusu bayinya dengan memasukkan jari bersih ke dalam mulut bayi
dan menilai isapan mulut bayi.
Bayi yang mendapat PMK memperoleh ASI lebih lama dibandingkan bayi yang
mendapat perawatan dengan metode konvensional. Perawatan metode kanguru
juga meningkatkan ikatan (bonding) ibu dan bayi serta ayah dan bayi secara
bermakna. Posisi bayi yang mendapat PMK memudahkan ibu untuk memberikan
ASI secara langsung kepada bayinya. Selain itu, rangsangan dari sang bayi dapat
meningkatkan produksi ASI ibu, sehingga ibu akan lebih sering memberikan air
susunya sesuai dengan kebutuhan bayi.
Pada PMK, pemberian ASI dapat dilakukan dengan menyusui bayi langsung ke
payudara ibu, atau dapat pula dengan memberikan ASI perah menggunakan
4
cangkir (cup feeding) dan dengan selang (orogastric tube). Pemberian ASI pada
bayi yang dilakukan PMK umumnya akan diteruskan di rumah saat dipulangkan,
dan lama pemberian ASI lebih panjang. PMK juga meningkatkan volume ASI
yang dihasilkan oleh ibu.
1. Cara memegang atau memposisikan bayi:
Peluk kepala dan tubuh bayi dalam posisi lurus
Arahkan muka bayi ke puting payudara ibu
Ibu memeluk tubuh bayi, bayi merapat ke tubuh ibunya
Peluklah seluruh tubuh bayi, tidak hanya bagian leher dan bahu
2. Cara melekatkan bayi:
Sentuhkan puting payudara ibu ke mulut bayi
Tunggulah sampai bayi membuka lebar mulutnya
Segerah arahkan puting dan payudara ibu ke dalam mulut bayi
3. Tanda-tanda posisi dan pelekatan yang benar:
Dagu bayi menempel ke dada ibu
Mulut bayi terbuka lebar
Bibir bawah bayi terposisi melipat ke luar
Daerah areola payudara bagian atas lebih terlihat daripadaareola
payudara bagian bawah
Bayi menghisap dengan lambat dan dalam, terkadangberhenti.
5
Bayi dengan penyakit atau kondisi yang berat membutuhkan perawatan
intensif dan khusus di ruang rawat neonatologi, bahkan mungkin memerlukan
bantuan alat. Bayi dengan kondisi ini, PMK tidak diberikan sepanjang waktu
tetapi hanya dilakukan jika ibu mengunjungi bayinya yang masih berada
dalam perawatan di inkubator. PMK dilakukan dengan durasi minimal satu
jam, secara terus-menerus per hari. Setelah bayi lebih stabil, bayi dengan
PMK intermiten dapat dipindahkan ke ruang rawat untuk menjalani PMK
kontinu.
2. PMK kontinu
Pada PMK kontinu, kondisi bayi harus dalam keadaan stabil, dan bayi harus
dapat bernapas secara alami tanpa bantuan oksigen. Kemampuan untuk
minum (seperti menghisap dan menelan) bukan merupakan persyaratan
utama, karena PMK sudah dapat dimulai meskipun pemberian minumnya
dengan menggunakan pipa lambung. Dengan melakukancPMK, pemberian
ASI dapat lebih mudah prosesnya sehingga meningkatkan asupan ASI.
6
2.1.6 Posisi dan perawatan metoda kanguru (PMK)
Berikut posisi dan perawatan pada metoda kanguru :
1. Saat ibu berdiri atau duduk, posisi bayi tegak/vertikal mendekap ibu, kepalanya
miring ke kiri atau kanan, untuk mencegah risiko regurgitasi dan aspirasi. Bayi
diletakkan di antara payudara ibu1, di dalam baju, gaun panjang dengan ikat
pinggang atau selimut yang berfungsi seperti kantong kanguru.
2. Bila ibu berbaring, posisi bayi tengkurap miring mendekap ibu, kepala miring ke
kiri atau kanan. Pada posisi ibu miring kepala bayi miring sesuai dengan arah
miring ibu, lalu keduanya diselimuti secara penuh kecuali bagian kepala.
3. Sebelum bayi dimasukkan ke dalam baju kanguru, bayi harus diberi tutup
kepala/topi dan popok. Bayi dimasukkan dalam keadaan telanjang ke dalam baju
kanguru. Bagian bawah baju diikat dengan simpul hidup.
7
4. Bayi dijaga terus menerus pada posisi yang sama oleh ibu atau ayah atau anggota
keluarga yang lain.
Metoda kanguru (MK) bisa dimulai apabila ibu dan bayi sudah merasa cukup sehat.
Pada bayi normal MK bisa dimulai segera setelah pemotongan dan perawatan tali
pusat. Bayi didekapkan kepada ibu untuk mencegah hipotermi dan juga merupakan
rangsangan produksi ASI. Bagi BBLR/bayi prematur yang tanpa masalah sebenarnya
MK bisa dilakukan segera setelah lahir. Mengingat BBLR khususnya prematur
seringkali dihadapkan dengan berbagai komplikasi serius seperti asfiksia, sindrom
distres respiratory, infeksi dan masalah pemberian minum; maka MK sebaiknya
ditunda sampai kondisi bayi stabil (suhu tubuh stabil, nafas teratur, koordinasi
mengisapmenelan dan bernafas baik). Jadi saat yang tepat untuk memulai MK bersifat
individual tergantung umur kehamilan, berat lahir, umur pasca natal, berat penyakit
yang diderita bayi, dan kondisi ibu. Berdasarkan kriteria tersebut, Anderson membagi
menjadi 4 kategori yaitu:
8
1. Late kangaroo care
dimulai setelah bayi melalui fase perawatan intensif. Pernafasan sudah stabil dan
bernafas spontan. Perawatan dimulai beberapa hari atau minggu setelah lahir.
2. Intermediate kangaroo care
dimulai setelah bayi melalui perawatan intensif sekitar 7 hari setelah lahir. Bayi-
bayi ini dapat tetap mendapat terapi oksigen karena kadang-kadang apne dan
bradikardi. Bayi dengan ventilator yang belum stabil juga termasuk dalam grup ini.
9
Kondisi secara umum baik
Mempunyai cukup kemampuan untuk mengisap dan menelan
Ibu atau pengganti ibu ingin melakukan PMK.
Hal-hal yang penting dilakukan untuk memonitor bayi pada PMK adalah :
Mengajar ibu atau pengganti ibu agar selalu memperhatikan pernapasan bayi,
jika terlalu pelan, sulit, kurang teratur, atau tidak bernafas.
Bayi tidak mau minum / muntah
Bayi gelisah, lesu, letargis, panas lebih dari 37.5°C
Dingin (hipotermi), suhu kurang dari 36.5°C walau telah dihangatkan ulang
Kejang
Diare
10
Komunikasi ntarapertugas kesehatan dengan orangtua sangat pentingu ntuk
keberhasilan dalam melakukan PMK
3. Tahap implementasi
Posisi anak diantara payudara ibu
Pertahankan posisi ini dengan menggunakan gendong bayi
4. Tahap evaluasi
Pantau kondisi bayi selama melakukan PMK
Identifikasi tanda stress
Penggunaan PMK dihentikan jika bayi sudah tidak membutuhkannya lagi, misalnya
pada keadaan seperti berat badan ≥ 2500 gram, suhu stabil yaitu 37 0 C, dan menyusu
kuat seperti bayi besar dan sehat. Pasien dapat dipulangkan bila jumlah skor total dari
Kangaroo
penilaian skor pemulangan penderita > 17.
discharge
Total Skor
11
BAB 3
KESIMPULAN
Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan
perawatan untuk bayi berat lahir rendah atau kelahiran prematur dengan melakukan
kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu atau skin-to-skin contact dimana
ibu menggunakan suhu tubuhnya untuk menghangatkan bayi. Metode kanguru juga
merupakan salah satu teknologi tepat guna yang sederhana, murah dan dapat
digunakan ketika fasilitas untuk perawatan BBLR sangat terbatas.
Metode kanguru ternyata tidak hanya sekedar menggantikan inkubator, namun juga
memberi berbagai keuntungan yang tidak bisa diberikan oleh inkubator.
Keuntungan menggunakan metode kanguru antara lain: meningkatnya hubungan ibu-
bayi, stabilisasi suhu tubuh bayi, stabilisasi laju denyut jantung dan pernapasan,
pertumbuhan dan peningkatan berat badan yang lebih baik, mengurangi stres baik
pada ibu maupun bayi, tidur bayi lebih lama, memperpanjang masa ‘kewaspadaan’
(alert) bayi, mengurangi lama menangis, memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi,
meningkatkan produksi ASI, menurunkan kejadian infeksi, dan mempersingkat masa
rawat di rumah sakit.
Metode kanguru mampu memenuhi kebutuhan asasi bayi berat lahir rendah dengan
menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan Rahim sehingga memberi
peluang bagi BBLR untuk beradaptasi dengan baik di dunia luar.
Diperlukan upaya yang lebih strategis untuk mempopulerkan metode yang sangat
bermanfaat ini.
12
13