Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP SUHU

TUBUH PADA BAYI BARU LAHIR

NAMA : USWATUN HASANAH

NIM : 1018031128

Program Studi Ilmu Keperawatan

UNIVERSITAS Faletehan

SERANG-BANTEN

Oktober 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah
nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyeselasaikan makalah mata kuliah Evidance Based Practice (EBP) dengan
judul “PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP SUHU TUBUH
BAYI BARU LAHIR” dengan tepat waktu.

Rasa terima kasih penulis ucapkan kepada ibu Ike Puspasari Ayu, M.kep
selaku pembimbing yang telah memberikan masukan serta saran yang sangat
bermanfaat dalam proses penyusunan makalah ini.

Makalah yang tersusun ini adalah hasil maksimal yang dapat penulis
sajikan. Penulis yakin makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena penulis
merasa bahwa penulis masih kerang berpengetahuan dalam menyajikan makalah
baik dari penyusunan, pengelolaan, maupun bahasa. Untuk menyempurnakan
makalah ini penulis memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca
agar dalam penulisan makalah selanjutnya bisa lebih baik.

Serang, 15 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah awal proses menyusu segera yang
dilakukan oleh bayi itu sendiri. Dengan cara bayi diletakkan di dada
ibunya dan bayi itu sendiri dengan segala upaya mencari putting susu ibu
untuk segera menyusu. Manfaat IMD adalah mencegah hipotermi pada
bayi baru lahir dan menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) yang
disebabkan oleh hipotermia serta dapat menghangatkan bayi melalui dada
ibu dengan suhu yang tepat.
Inisiasi menyusu dini merupakan program yang sedang gencar
dianjurkan oleh pemerintah. Dari hasil penelitian mensukseskan
pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif. Lebih dari itu, terlihat hasil yang
nyata, yaitu menyelamatkan bayi (Roesli,2008).
Bayi yang baru lahir dengan usia kehamilan 37 minggu sampai
dengan berat 2500 gram lahir 4000 gram. Kehidupan seorang bayi yang
baru lahir adalah masa yang paling kritis dari kehidupan pada saat lahir,
bayi baru lahir berpindah dari ketergantungan total ke mandirian fisiologis
ke kehidupan salah satu masa yang paling dinamis dari seluruh siklus
kehidupan. Bayi tidak bisa mengatur suhu tubuh mereka sehingga akan
mengalami stress dengan perubahan lingkungan (Rochman,2011).
Dampak dari suhu tubuh rendah yang akan terjadi pada bayi baru
lahir kalau tidak cepat ditangani yaitu : 1) gula darah rendah dalam suatu
kondisi saat terlalu banyak asam menumpuk di dalam tubuh karena
terjadinya penyempitan pembuluh darah pada bagian tepi tubuh dengan
metabolisme aerobik. 2) Kebutuhan oksigen yang meningkat. 3)
Metabolisme meningkat sehingga metabolisme terganggu. 4) Gangguan
pembekuan darah sehingga meningkatkan pulmonal yang menyertai
hipotermi. 5) Shok. 6) Apnea. 7) Perdarahan intra ventrikuler. 8)
Hipoksemia dan berlanjut dengan kematian (Saifudin,2002).
Komponen yang dapat mempengaruhi pergantian suhu tubuh bayi
baru lahir agar tidak terjadi hipotermi adalah : 1) peninjauan suhu tubuh
bayi secara benar dan teliti. 2) Lampu penghangat. 3) Incubator. 4) Metode
Kanguru 5) metode skin to skin yaitu salah satunya dengan meletakkan
bayi telungkup di dada ibu maka akan terjadi kontak kulit berlangsung
antara ibu dan bayi sehingga bayi akan mendapatkan kehangatan karena
ibu merupakan pangkal panas yang baik bagi bayi. Ini akan menurunkan
kematian karena hipotermi. Kulit ibu memiliki kemampuan untuk
menyesuaikan suhunya dengan suhu yang dibutuhkan bayi
(thermoregulator thermal synchrony). Jika bayinya kedinginan suhu kulit
ibu akan meningkat otomatis 2° Celcius untuk menghangatkan bayi.
apabila bayi merasa kepanasan suhu kulit ibu otomatis akan turun 1°
Celcius untuk meredakan suhu bayi (Roesli,2008).
Alasan penulis meneliti di klinik Bersalin Mitra Husada karena
masih banyaknya angka kejadian hipotermi pada bayi baru lahir yang
disebabkan rentannya bayi baru lahir terhadap perubahan suhu maka upaya
intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan konseling
kepada ibu hamil mengenai manfaat IMD yang salah satunya adalah
mencegah kehilangan panas atau hipotermi dan memberikan IMD kepada
bayi baru lahir selama 1 jam setelah kelahirannya.
Menurut data dari hasil studi pendahuluan di klinik bersalin
MITRA HUSADA Desa Pangean Kecamatan Maduran Kabupaten
Lamongan terdapat 10 responden ibu bersalin peneliti menemukan 4 atau
40% ibu bersalin, bayinya mengalami hipotermi dengan suhu rata-rata
kurang dari 36,5 ͦC sedangkan 6 atau 60% ibu bersalin bayinya tidak
mengalami Hipotermi dengan rata-rata suhu 36,5 ͦC-37 ͦC. masalah dari
penelitian ini adalah masih ada bayi yang mengalami hipotermi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana suhu tubuh bayi baru lahir sebelum dilakukan inisiasi
menyusu dini?
2. Bagaimana suhu tubuh bayi baru lahir setelah dilakukan inisiasi
menyusu dini?
3. Apakah ada pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap perubahan suhu
tubuh bayi baru lahir di klinik Bersalin Mitra Husada Lamongan?

1.3 Tujuan Penelitian


a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap kejadian
hipotermia pada bayi baru lahir.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui jumlah bayi baru lahir yang mendapatkan inisiasi
menyusu dini.
2. Mengetahui suhu bayi baru lahir sebelum dan sesudah dilakukan
inisiasi menyusu dini.

3. Mengetahui jumlah kejadian hipotermia pada bayi baru lahir.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Inisiasi Menyusu Dini


- Pengertian
-

Anda mungkin juga menyukai