1) Perdarahan post partum primer yaitu pada 24 jam pertama akibat antonia uteri, retensio
plaseta, sisa plasenta, laserasi jalan lahir dan involusio uteri.
2) Perdarahan post partum sekunder yaitu terjadi setelah 24 jam. Penyebab perdarahan sekunder
adalah sub involusio uteri, retensio sisa plasenta, infeksi postpartum (Eny dan Diah, 2009) .
c. Subinvolusi
Subinvolusi merupakan kegagalan uterus kembali pada keadaan tidak hamil (Prawirohardjo, 2014).
Penyebab predisposisi sub involusi yaitu :
1) Infeksi
2) Multiparitas
3) Persalinan lama dan retensio plasenta
4) Peregangan berlebihan pada rahim seperti pada kehamilan kembar
5) Masalah kesehatan ibu
6) Operasi sesar
7) Prolaps uteri
8) Tertinggal hasil konsepsi
9) Sepsis uterus
Gejala terjadinya subinvolusi :
1) Keluarnya lokea abnormal
2) Perdarahan uterus yang tidak teratur
3) Nyeri kram pada perut bagian bawah
4) Penurunan tinggi fundus terhambat
Manajemen kebidanan yang dilakukan pada sub involusi uterus yaitu :
1) Eksplorasi rahim pada hasil konsepsi
3) Ergometrin sering diresepkan untk meningkatkan proses involusi dengan mengurangi aliran
darah dari uterus.
c. Retensio plasenta
Retensio Plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi
waktu 30 menit setelah bayi lahir. Plasenta yang sukar dilepaskan dengan pertolongan aktif
kala tiga bisa disebabkan oleh adhesi yang kuat antara plasenta dan uterus. Retensio
plasenta merupakan penyebab perdarahan sebesar 6-10% dari seluruh kasus. Berdasarkan
penelitian yang sudah dilakukan retensio plasenta berisiko 4,1 kali terjadi perdarahan
postpartum.
Jenis-jenis retensio plasenta :
1) Plasenta Adhesiva
Kegagalan mekanisme separasi fisiologis akibat tertanamnya palsenta pada rahim.
2) Plasenta akreta
Plasenta yang tertanam hinga sebagian lapisan otot rahim
3) Plasenta inkreta
Plasenta yang tertanam hingga mencapai keseluruhan otot rahm
4) Plasenta inkarserata
Tertahannya plasenta akibat mulut rahim yang menyempit.
Penanganan retensio plasenta :
1) Mencegah Hipovolemik
Syok hipovolemik terjadi akibat pendarahan akut yang terus keluar segera setelah
plasenta lepas dari dinding rahim. Maka dari itu pemberian infus cepat diberikan agar
tekanan darah, nadi, dan oksigen selau ada dalam angka stabil.
2) Meningkatkan Kontraksi Uterus
Kontraksi uterus harus ditingkatkan agar plasenta lebih cepat keluar berkat bantuan
kontraksi uterus. Dokter akan memberikan oksitosin (35 unit syntocinon) yang bersamaan
dengan cairan infus.
3) Persiapan transfusi
Transfusi darah disiapkan apabila timbul pendarahan kronis yang membutuhkan transfusi
darah segera guna melancarkan pengeluaran plasenta tanpa membahayakan jiwa ibu.
4) Manual Plasenta
Metode manual plasenta dilakukan dengan melepaskan plasenta secara manual dengan
bantuan tangan sedangkan tahan lain menahan dinding rahim dari luar. Syarat yang perlu
diperhatikan sebelum melakukan plasenta manual adalah bayi sudah lahir sepenuhnya,
pendarahan kurang dari 400 cc, dan plasenta tertahan di dalam uterus lebih dari 30 menit.
5) Kuret
Kuretase atau kuret dilakukan setelah plasenta keluar seutuhnya oleh bantuan tangan atau
masih ada jaringan sisa plasenta yang belum keluar seluruhnya. Kuretase dilakukan di
rumah sakit oleh dokter spesialis kandungan yang berpengalaman. Kesalahan dalam
kuretase malah dapat beresiko merusak dinding rahim yang tipis dan dapat memicu
pendarahan kembali dari rahim
6) Pemberian antibiotik
Pemberian antibiotik bagi ibu bertujuan untuk mencegah infeksi paska persalinan dan
paska penanganan retensio plasenta.
9. Tindakan Komplementer pada ibu bersalin
Pada riwayat persalinan sebelumya ibu mengaami robekan perineum. Robekan perineum dapat
disebabkan oleh paritas ibu, taksiran berat badan janin, dan sebagainya, dikarenakan daerah perineum
bersifat elastis, tapi dapat juga ditemukan pada perineum kaku, terutama pada primipara yang baru
mengalami pertama (primigravida) (Surinah, 2008).
a. Prenatal yoga dan Gym Ball
Alat dan bahan :
1. Karpet
2. Gym ball
TAHAPAN TEKNIK GAMBAR
GERAKAN
Squad Pose a. Dengan gerakaan squat
(Postur pose (postur jongkok)
Jongkok0) b. Posisi jongkok dengan
punggung tegak lurus,
agar posisi seimbang
c. Letakkan tangan didepan
dada dan nafas teratur