A. KONSEP MEDIS
a. DEFINISI
............................................................................................................
b. ETIOLOGI
............................................................................................................
c. PATOFISIOLOGI/ WOC
............................................................................................................
d. TANDA DAN GEJALA
............................................................................................................
e. KOMPLIKASI
............................................................................................................
f. PEMERIKSAAN PENUNJANG
............................................................................................................
g. PENATALAKSANAAN DAN TERAPI
............................................................................................................
B. KONSEP KEPERAWATAN
a. PENGKAJIAN
............................................................................................................
b. DIAGNOSA KEPERAWATAN
............................................................................................................
c. INTERVENSI
............................................................................................................
d. IMPLEMENTASI
……………………………………………………………………….
e. EVALUASI
............................................................................................................
C. LITERATUR
Literatur minimal 7 buku, tahun terbitan minimal 5 tahun terakhir
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI NY. N
DENGAN KASUS NEONATUS CUKU BULAN
DI RUANG BAYI
RSUD WAHIDIN SUDIRO HUSODO
OLEH
Pembimbing Pendidikan
b. Etiologi
Menurut Prawirohardjo (2010) penyebab neonatus cukup bulan yaitu :
1. His(Kontraksi otot rahim)
2. Kontraksi otot dinding perut
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.
c. Patofisiologi
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung
menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang
semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu)yang hangat dan segala
kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang
dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.
Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernafasannya
sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup,
mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit. Periode adaptasi terhadap kehidupan di
luar rahim disebut Periode Transisi. Periode ini berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah
kelahiran untuk beberapa sistem tubuh. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah
pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan
mengambil serta menggunakan glukosa.
Perubahan Sistem Pernafasan.
Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi :
1. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang
merangsang pusat pernafasan di otak.
2. Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan
yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis (Varney, 551-552).
Interaksi antara sistem pernafasan, kardiovaskuler dan susunan syaraf pusat menimbulkan
pernafasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk
kehidupan.
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
1. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru.
2. Mengembangkan jaringan alveolus dalam paru-paru untuk pertama kali.
Perubahan Dalam Sistem Peredaran Darah.
Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 dan mengantarkannya ke
jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan luar rahim harus
terjadi 2 perubahan besar :
1. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.
2. Penutupan ductus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta.
Oksigen menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tekanan dengan cara mengurangi
dan meningkatkan resistensinya hingga mengubah aliran darah.
Pathway
d. Tanda dan Gejala
1. Tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang diminum
2. Kejang
3. Bayi lemah, bergerak hanya jika di pegang
4. Sesak nafas
5. Bayi merintih
6. Pusar kemerahan sampai dinding perut
7. Demam (suhu tubuh bayi lebih dari 37,5°c atau teraba dingin(suhu tubuh kurang dari
36,5°c)
8. Mata bayi bernanah banyak dan dapat menyebabkan bayi buta
9. Bayi diare, mata cekung, tidak sadar, jika kulit perut dicubit akan kembali lambat
10. Kulit terlihat kuning
e. Komplikasi
1. Sebore
2. Ruam
3. Moniliasis
4. Ikterus fisiologi
f. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Apgar
2. Pemeriksaan gestasional, lingkar kepala, dan berat badan
3. Pemeriksaan kepala dan leher
4. Pemeriksaan mulut
5. Pemeriksaan jantung dan paru
g. Penatalaksanaan
1. Mengeringkan dengan segera dan membungkus bayi dengan kain yang cukup hangat
untuk mencegah hipotermia.
2. Menghisap lendir untuk membersihkan jalan nafas sesuai kondisi dan kebutuhan.
3. Memotong dan mengikat tali pusat, memberi ntiseptik sesuai ketentuan setempat.
4. Bonding Attacment (kontak kulit dini) dan segera ditetekan pada ibunya.
5. Menilai apgar menit pertama dan menit kelima
6. Memberi identitas bayi: Pengecapan telapak kaki bayi dan ibu jari ibu, pemasangan
gelang nama sesuai ketentuan setempat
7. Mengukur suhu, pernafasan, denyut nadi.
8. Memandikan/membersihkan badan bayi, kalau suhu sudah stabil (bisa tunggu sampai
enam jan setelah lahir)
9. Menetetesi obat mata bayi untuk mencegah opthalmia – neonatorum.
10. Pemerikksaan fisik dan antropometri.
11. Pemberian vitamin K oral/parenteral sesuai kebijakan setempat.
12. Rooming in (rawat gabung): penuh atau partial.
B. Konsep Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan
menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi klien.
1. Data Subjektif
a) Anamnesa
Pada langkah pertama harus mengumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
b) Identitas orang tua
Nama, umur, ras atau suku, agama, status perkawinan, pekerjaan. Maksud pertanyaan
ini adalah untuk identitas(mengenal) klien dan menentukan status sosial ekonominya
yang harus kita ketahui.
c) Keluhan utama keadaan bayi saat dilihat
d) Riwayat kehamilan dan persalinan ibunya
Riwayat kebidanan yang lalu meliputi jumlah anak, perjalanan persalinan aterm, berat
badan bayi, dan masalah-masalah yang di alami ibu.
e) Riwayat kesehatan ibu
Riwayat kesehatan termasuk penyakit-penyakit yang didapat dahulu dan sekarang,
seperti masalah hipertensi, diabetes mellitus, malaria, PMS atau HIV/AIDS.
f) Riwayat sosial dan ekonomi
Riwayat sosial dan ekonomi meliputi status perkawinan, respon ibu dan keluarga
terhadap kehamilan ibu, riwayat KB, dukungan keluarga, pengambilan keputusan
dalam keluarga, gizi yang dikonsumsi dan kebiasaan makan, kebiasaan hidup sehat,
merokok dan minuman keras, mengkonsimsi obat-obat terlarang, kegiatan sehari-hari,
tempat dan petugas kesehatan yang di inginkan.
2. Data Objektif
Pemeriksaan fisik lengkap perlu dilakukan secara sistematis.
a) Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum dan kesadaran penderita
Composmentis (kesadaran baik), gangguan kesadaran meliputi apatis, samnolen
(kesadaran menurun), spoor (mengantuk), koma.
2) Apgar Score : 9-10
b) Pengukuran tanda-tanda vital.
1) Nadi : Nadi normal adalah 110-120 menit. Bila nadi tidak normal mungkin ada
kelainan gangguan suhu tubuh atau gangguan pernapasan.
2) Pernapasan : Pernapasan normal adalah 24-28 kali/menit.
3) Suhu Badan : Suhu badan normal adalah 36,5 - 37,5 oC . Bila suhu lebih tinggi dari
37,5 kemungkinan ada infeksi.
4) Tinggi Badan: Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila hasil pengukuran
< 45 cm.
5) Berat Badan: Berat badan lahir kalau kurang dari 2.5 kg datau lebih 4 kg termasuk
resiko.
c) Kepala dan Leher
1) Apakah ada edema pada wajah, adakah tanda lahir, lingkar kepala dan tanda caput
atau cephal haematom
2) Pada mata adakah ada nanah pada konjungtiva, adakah ikhterus pada sklera dan
oedem pada palpebraatau adakah perdarahan.
3) Pada hidung adakah pengeluaran cairan
4) Pada mulut adakah gigi sudah ada, lihat keadaan lidah
5) Telinga adakah pengeluaran dari saluran , dan bentu daun telinga.
6) Leher apalah ada kaku.
d) Payudara : Memeriksa bentuk, Puting , areola warnanya. dan lingkar dada
e) Abdomen: Bentuk , kulit tipis , tidak kembung, tali pusat terikat dan tidak berdarah
f) Ekstremitas : Apakah lengkap, kuku panjang
g) Genetalia : Labia mayora meutupi labis minor pada perempuan, testis apakah sudah
turun pada laki-laki.
h) Refleks Grap, sucking reflex , ruting reflex dan reflex morro
i) Pertumbuhan dan Perkembangan
Fisik :
BB meningkat 150-200 gr/mgg,
TB meningkat 2,5 cm/bln,
Lingkar kepala meningkat 1,5 cm/bln,
Besarnya kenaikan seperti ini berlangsung sampai usia 6 buan.
Motorik :
Mengangkat kepala dibantu.
Tubuh ditengkurapkan kepala menoleh ke kanan dan ke kiri.
Reflek primitif (+) : sucking, rooting, moro, menelan dan menggenggam.
Sensorik : Mengikuti sinar ke tengah
Sosialisasi : Sudah mulai tersenyum
b. Diagnosa
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah
dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang
spesifik. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang
diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian , masalah juga sering menyertai
diagnosis.
1. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan dengan eperdemis tipis
dengan pembuluh darah dekat pada kulit.
c. Intervensi
1. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan dengan eperdemis tipis
dengan pembuluh darah dekat pada kulit.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan perubahasuhu tidak
terjadi.
Kriteria hasil:
1) Mempertahaan kan suhu dalam batas normal (36,5 oC – 37,5 oC).
2) Bebas dari tanda-tanda stress dingis/hipotermi.
3) Tidak ada letargi.
4) Membrane mukosa mulut lembab.
5) Badan/akral teraba hangat.
6) Ekstremitas bayi tidak sianosis
Rencana tindakan:
1) Kaji keadaan lingkungan terhadap kehilangan termal melalui konduksi, konveksi,
radiasi dan evaporasi.
2) Kaji suhu aksila neonatus, pantau suhu kulit secara continue dengan alat periksa
kulit dengan tepat.
3) Ajarkan atau anjurkan keluarga untuk tetap menjaga kehangatan bayi
(membedong, menutup kaepala dengan kain, menutup tangan dan kaki bayi
dengan sarung tangan dan sarung kaki, mendekap bayinya menempel dengan
kulit ibu).
4) Keringkan kepala bayi dan tubuh bayi baru lahir, balut bayi dengan selimut
hangat.
5) Tempelkan bayi baru lahir dalam lingkungan hangat.
6) Pertahankan suhu lingkungan (25o C).
7) Perhatikan tanda-tanda dehidrasi (misalnya tugor kulit buruk, membrane mukosa
kering, peningkatan suhu, dan fontanel cekung).
8) Hindarkan menempatkan/ meletakan bayi dekat dengan sumber panas atau
dingin.
9) Mandikan bayi pada 6 jam setelah lahir dengan suhu aksila bayi normal (36,5o C
– 37,5 o C).
d. Implementasi
Tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh
perawat untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
2018).
e. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan
yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil
yang dibuat pada tahap perencanaan.
C. Literatur
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), 2017
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), 2018
Tim Pokja SLKI DPP PPNI Standar Luaran Keperawatan Indonesia(SLKI), 2018
Bobak, Lowdermilk, & jensen, 2006, Maternity Health Women Care, 7th edition, Mosby,
Philadelphia.
Doenges, M.E. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal Edisi 3. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, S. 2000. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
I. IDENTITAS
Identitas Bayi
Nama : Bayi Ny. N Tanggal : 10 Juli 2020
Waktu lahir : 22.00 wib Jenis Kelamin : Perempuan
Identitas Orang Tua Bayi
Nama Ibu : Ny. N Nama Ayah : Tn. T
Umur : 28 Tahun Umur : 30 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Guru Pekerjaan : Wirasuasta
Alamat : Puri, Mojokerto
DS : -
DO :
Bayi tampak tertidur di dalam box dan
terkadang berada di pelukan ibu.
Bayi tampak dibedong.
12/07/2020 Resiko tinggi terhadap perubahan 9. Memandikan bayi dengan air hangat
suhu tubuh b.d adaptasi dengan DS : –
lingkungan eksternal. DO :
Bayi tampak tidak pucat
Bayi tidak mengiggil, tidak tremor.
Ekstermitas tidak sianosis.
Evaluasi
Tanggal Diagnosa Catatan Perkembangan
12/07/2020 Resiko tinggi terhadap perubahan
suhu tubuh b.d adaptasi dengan S : –
lingkungan eksternal. O:
a. Keadaan umum baik
b. Suhu tubuh bayi Ny.N 36,70C
c. Bayi tampak nyaman
d. Bayi tampak dibedong.
e. Tidak ada adanya tanda- tanda
hipotermi.
A : masalah teratasi
P : Hentikan intervensi