Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PRINSIP UMUM PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN


MATERNAL NEONATAL

DOSEN

Ibu : Gusti Ayu Tirtawati, S SiT,M Kes

Oleh :

Diaz Novriasti .H Lakana

Devia Anatasya Sondakh

Dinda D Paputungan

POLOTEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

PRODI DIII KEBIDANAN TK.2B

T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami kelompok 2 dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul (prinsip umum penanganan gadar maternal neonatal dan sistem rujukan
kasus gadar maternal neonatal) ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
[dosen/guru] pada [bidang studi/mata kuliah]. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan mahasiswa tentang materi kami terimah
kasih.

Manado, januari.2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang .....................................................................................1


B. Rumusan masalah ................................................................................1
C. Tujuan ..................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. prinsip umum penanganan kegawat daruratan maternal neonatal........2


B. prinsip penanganan kegawat daruratan maternal..................................2
C. Prinsip penanganan kegawat daruratan neonatal..................................3
D. sistem rujuk kasus gadar maternal neonatal.........................................4
E. contoh kasus..........................................................................................7
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN..................................................................................... 9
B. SARAN.................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi


secara tiba -tiba, seringkali merupakan kejadian yang berbahaya. Dalam
menangani kasus kegawatdaruratan, penentuan permasalahan utama
(diagnosa) dan tindakan pertolongannya harus dilakukan dengan cepat,
tepat, dan tenang tidak panik.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan prinsip umum penanganan kegawat
daruratan maternal neonatal.?
2. Apa yang di maksud dengan prinsip penanganan kegawat daruratan
maternal.?
3. Apa yang di maksud dengan Prinsip penanganan kegawat daruratan
neonatal.?
4. Apa yang di maksud sistem rujuk kasus gadar maternal neonatal ?

C. TUJUAN
1. Mahasiswa memahami prinsip umum penanganan kegawat daruratan
maternal neonatal
2. Mahasiswa memahami prinsip penanganan kegawat daruratan
maternal.
3. Mahasiswa memahami Prinsip penanganan kegawat daruratan
neonatal
4. mahasiswa memahami sistem rujuk kasus gadar maternal neonatal
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip umum penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal.


 Pastikan Jalan Napas Bebas
 Pemberian Oksigen
 Pemberian Cairan Intravena
 Pemberian Tranfusi Darah
 Pasang Kateter Kandung Kemih
 Pemberian Antibiotika
 Obat Pengurang Rasa Nyeri
 Penanganan Masalah Utama
 Rujukan

B. prinsip Penanganan Kegawatdaruratan Maternal


Perdarahan yang mengancam nyawa selama kehamilan dan dekat
cukup bulan meliputi perdarahan yang terjadi pada minggu awal
kehamilandan perdarahan pada minggu akhir kehamilan dan mendekati
cukup bulan. Prinsip penanganan kegawat daruratan memiliki beberapa
unsur yaitu Prinsip dasar, Penilaian awal, dan penilaian klinik. Prinsip
Dasar pada Penanganan Kegawatdaruratan Maternal Dari sisi obstetri
empat penyebab utama kematian ibu, janin, dan bayi baru lahir ialah:
 Perdarahan
 Infeksi dan sepsis
 Hipertensi dan preeklamsi / eklamsia
 Persalinan macet ( distosia )

1. Penilaian Awal pada Penanganan Kegawatdaruratan Maternal


Dalam menentukan kondisi kasus obstetri yang dihadapi
apakah dalam keadaan gawat darurat atau tidak, secara prinsip harus
dilakukan pemeriksaan secara sistematis. Penilaian awal ialah
langkah pertama untuk menentukan dengan cepat kasus obstetri
yang dicurigai dalam keadaan gawatdarurat.

2. Pemeriksaan pada Penilaian Awal

Menilai kesadaran
Menilai wajah penderita
Menilai pernapasan
Menilai perdarahan darikemaluan
Kulit
Kaki/tungkai
Tekanan darah
Nadi
Suhu
Pernafasan
3. Penilaian Klinik Lengkap

Pemeriksaan klinik lengkap meliputi anamnesis, pemeriksaan


fisikumum, dan pemeriksaan obstetri termasuk pemeriksaan
panggulsecara sistematis, meliputi sebagai berikut:

a) Anamnesis
 Masalah/keluhan utama yang menjadi alasan pasien datang
ke klinik
 Riwayat penyakit/masalah tersebut, termasuk obat-obatan
yangsudah didapat.
 Tanggal hari pertama haid yang terakhir dan riwayat haid
 Riwayat kehamilan sekarang
 Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
termasuk kondisianaknya
 Riwayat penyakit yang pernah diderita dan penyakit dalam
keluarga
 Riwayat pembedahan
 Riwayat alergi terhadap obat
b) Pemeriksaan fisik umum
 Penilaian keadaan umum dan kesadaran penderita
 Penilaian tanda vital
 Pemeriksaan kepala dan leher
 Pemeriksaan dada
 Pemeriksaan perut
 Pemeriksaan anggota gerak
c) Pemeriksaan obstetric
 Pemeriksaan vulva dan perineum
 Pemeriksaan vagina
 Pemeriksaan serviks
 Pemeriksaan Rahim
 Pemeriksaan his
 Pemeriksaan janin
d) .Pemeriksaan panggul
 Penilaian pintu atas panggul
 Penilaian ruang tengah panggul
 Penilaian pintu bawah panggul
 Penilaian adanya tumor jalan lahir yang menghalangi
persalinan pervaginam
 Penilaian panggul

C. Prinsip Penanganan Kegawatdaruratan Neonatal


Sama halnya dengan prinsip penanganan kegawatdaruratan
Maternal, prinsip penanganan kegawatdaruratan neonatal juga memiliki
beberapa unsur yaitu:
1. Prinsip dasar ,Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi
dilahirkan, melalui pelayanan kesehatan yang di berikan kepada ibuhamil
2. Penilaian awal
o Untuk semua BBL, lakukan penilaian awal:Sebelum bayi lahir
o Kehamilan cukup bulan atau tidak.
o Air ketuban jernih, tidak bercampur meconium atau tidak.Segera
setelah lahir
o Bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megapatau tidak.
o Tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktifatau tidak.
3. Penilaian klinik awal
Tujuan dari penilaian klinik adalah mengetahui derajat vitalis dan
mengukur reaksi bayi terhadap tindakan resusitasi. Pada saat kelahiran,
apabila bayi gagal menunjukkan reaksi vital, maka akan terjadi penurunan
denyut jantung secara cepat, tubuh menjadi biru atau pucatdan refleks-
refleks melemah sampai menghilang.
Bayi Baru Lahir DikatakanSakit Apabila:
 Sesak napas
 Frekuasi pernapasan 60x/menit
 Gerak retraksi dada
 Malas minum
 Panas atau suhu badan bayi rendah
 Kurang aktif Berat lahir rendah (1500-2500) dengan
kesulitan minum
D. Sistem Rujukan
Adapun yang dimaksud dengan sistem rujukan di Indonesia,
seperti yang telah dirumuskan dalam SK Menteri Kesehatan RI No. 001
tahun 2012 ialah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap suatu
kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertical dalam arti dari unit
yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara
horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat kemampuannya.
1. Macam Rujukan
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) membedakannya menjadi dua
macam yakni :
a. Rujukan Kesehatan Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya
pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan. Dengan
demikian rujukan kesehatan pada dasarnya berlaku untuk
pelayanan kesehatan masyarakat (public health service). Rujukan
kesehatan dibedakan atas tiga macam yakni rujukan teknologi,
sarana, dan operasional (Azwar, 1996).
b. Rujukan kesehatan yaitu hubungan dalam pengiriman,
pemeriksaan bahan atau specimen ke fasilitas yang lebih mampu
dan lengkap. Ini adalah rujukan uang menyangkut masalah
kesehatan yang sifatnya pencegahan penyakit (preventif) dan
peningkatan kesehatan (promotif). Rujukan ini mencakup rujukan
teknologi, sarana dan opersional (Syafrudin, 2009).
c. Rujukan Medik Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya
penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan. Dengan
demikian rujukan medik pada dasarnya berlaku untuk pelayanan
kedokteran (medical service). Sama halnya dengan rujukan
kesehatan, rujukan medik ini dibedakan atas tiga macam yakni
rujukan penderita, pengetahuan dan bahan bahan pemeriksaan
(Azwar, 1996).

menangani secara rasional. Jenis rujukan medik antara lain:


Transfer of patient Konsultasi penderita untuk keperluan
diagnosis, pengobatan, tindakan operatif dan lain-lain.
Transfer of specimen Pengiriman bahan (spesimen) untuk
pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.
Transfer of knowledge/personal.Pengiriman tenaga yang
lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu layanan
setempat.
2. Manfaat Rujukan

Menurut Azwar (1996), beberapa manfaat yang akan diperoleh


ditinjau dari unsur pembentuk pelayanan kesehatan terlihat sebagai
berikut :

a. Sudut pandang pemerintah sebagai penentu kebijakan Jika


ditinjau dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan
kesehatan (policy maker), manfaat yang akan diperoleh antara
lain membantu penghematan dana, karena tidak perlu
menyediakan berbagai macam peralatan kedokteran pada setiap
sarana kesehatan; memperjelas sistem pelayanan kesehatan, karena
terdapat hubungan kerja antara berbagai sarana kesehatan yang
tersedia; dan memudahkan pekerjaan administrasi, terutama pada
aspek perencanaan.
b. Sudut pandang masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan Jika
ditinjau dari sudut masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan
(health consumer), manfaat yang akan diperoleh antara lain
meringankan biaya pengobatan, karena dapat dihindari
pemeriksaan yang sama secara berulang-ulang dan mempermudah
masyarakat dalam mendapatkan pelayanan, karena diketahui
dengan jelas fungsi dan wewenang sarana pelayanan kesehatan.
c. Sudut pandang kalangan kesehatan sebagai penyelenggara
pelayanan kesehatan. Jika ditinjau dari sudut kalangan kesehatan
sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan (health provider),
manfaat yang diperoleh antara lain memperjelas jenjang karir
tenaga kesehatan dengan berbagai akibat positif lainnya seperti
semangat kerja, ketekunan, dan dedikasi;
3. Tata Laksana Rujukan
Menurut Syafrudin (2009), tatalaksana rujukan diantaranya adalah
internal antar-petugas di satu rumah; antara puskesmas pembantu dan
puskesmas; antara masyarakat dan puskesmas; antara satu puskesmas
dan puskesmas lainnya; antara puskesmas dan
rumahsakit,laboratorium atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya;
internal antar-bagian/unit pelayanan di dalam satu rumah sakit, antar
rumah sakit, laboratoruim atau fasilitas pelayanan lain dari rumah sakit
4. Sistem Informasi Rujukan,
Informasi kegiatan rujukan pasien dibuat oleh petugas kesehatan
pengirim dan di catat dalam surat rujukan pasien yang dikirimkan ke
dokter tujuan rujukan, yang berisikan antara
lain:nomor surat, tanggal dan jam pengiriman, status pasien pemegang
kartu Jaminan Kesehatan atau umum, tujuan rujukan penerima, nama
dan identitas pasien, resume hasil anamnesa, pemeriksaan fisik,
diagnose, tindakan dan obat yang telah diberikan, termasuk
pemeriksaan penunjang
5. Kriteria Pembagian Wilayah
Pelayanan Sistem rujukan Karena terbatasanya sumber daya tenaga
dan dana kesehatan yang disediakan, maka perlu diupayakan
penggunaan fasilitas pelayanan medis yang tersedia secara efektif dan
efisien. Pemerintah telah menetapkan konsep pembagian wilayah
dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat.

CONTOH KASUS

Kasus mengenai kegawatdaruratan maternal, neonatal

 Seorang perempuan berumur 30 tahun, hamil anak pertama, datang


ke RS dikirim oleh bidan pada malam hari. Hasil anamneses sudah
disuruh meneran oleh bidan sejak pagi. Hasil pemeriksaan : KU sangat
lemah, TD 90/60, T 38℃, N 96x/mnt, P 20x/mnt mmHg, DJJ
170x/mnt, PD pembukaan lengkap, ket negative, kep H 3+, tampak
keluar cairan ketuban keruh.
SOAP :
Waktu : 20.00
S : Usia 30 tahun, anak pertama, disuruh meneran oleh dukun sejak
pagi hari.
O : KU lemah, TD 90 mmHg, T 38℃, N 96x/m, P 20x/m, DJJ
170x/m, pembukaan lengkap, cairan ketuban keruh.
A : G1PoAo partus kala II dengan gawat janin.
P : 1. Jelaskan hasil pemeriksaan dan rencana asuhan kepada ibu dan
keluarga.
2. Minta informed consent
3. pasang infuse
4. kolaborasi dengan dokter untuk pertolongan persalinan dan
pemberian obat-obatan.
Paraf : Basa L
Catatan Implementasi
20.10 : Ibu tampak gelisah dan mencoba meneran sendiri. Bidan
menjelaskan hasil pemeriksaan dan rencana asuhan kepada ibu dan
keluarga.
20.20 : Meminta informed concent
20.30 : Infus RL dipasang dilengan kiri 20 tts/mnt
20.40 : Dr janet dihubungi
20.50 : Pertahankan infuse, siapkan untuk EV, dokter akan tiba di RS
dalam 20 menit.
20.55 : pasien disiapkan untuk EV
Paraf : β
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Perdarahan yang mengancam nyawa selama kehamilan dan dekat cukup


bulan meliputi perdarahan yang terjadi pada minggu awal kehamilan (abortus,
mola hidatidosa, kista vasikuler, kehamilan ekstrauteri/ ektopik) dan perdarahan
pada minggu akhir kehamilan dan mendekati cukup bulan (plasenta previa,
solusio plasenta, ruptur uteri,perdarahan persalinan per vagina setelah seksio
sesarea, retensioplasentae/ plasenta inkomplet), perdarahan pasca persalinan,
hematoma,dan koagulopati obstetri.&eonatus adalah organisme yang berada pada
periode adaptasi kehidupan intrauterin ke ekstrauterin. Pada neonatus adalah
periode selama satu bulan tepat 3 minggu atau hari setelah lahir Penyebab
kematian yang paling cepat pada neonatus adalah asfiksia dan perdarahan.
Asfiksia perinatal merupakan penyebab mortalitas dan morbiditas yang penting.

SARAN

Mengingat tingginya AKI dan AKB di indonesia, maka kegawatdaruratan


maternal dan neonatal haruslah ditangani dengan cepat dan tepat. Penanganan
yang tepat dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga di indonesia. Maka ,
dengan mempelajari dan memahami kegawatdaruratan maternal dan neonatal,
diharapkan bidan dapat memberikan penanganan yang maksimal dan sesuai
standar demi kesehatan ibu dan anak
DAFTAR PUSTAKA

Prawiroharjo, Sarwono. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta: YBP-SP.

Saifuddin, A.B. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.

Edisi 1. Cetakan 2. Jakarta: YBP-SP.


Link video tugas kel 2 tk 2B

Mata kuliah : Askeb Gadar

https://youtu.be/uhCDmiyQExs

Anda mungkin juga menyukai