ASUHAN KEGAWATDARURATAN
PADA BAYI BARU LAHIR
Oleh :
WILHELMINA W. TITIRLOLOBY
NIM. P07124120042
Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Tuhan karena anugerah dan rahmat-Nya
jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis
telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan
yang tak ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung
merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-
hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan,
baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik
yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan
menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................................
C. Tujuan ...................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A. Definisi Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal................................................
B. Prinsip Dasar Penanganan Kegawatdaruratan.........................................................
C. Prinsip Umum Penanganan Kasus Kegawatdaruratan............................................
D. Penanganan Awal dan Penanganan Lanjutan Kegawatdaruratan Maternal dan
Neonatal ( Penanganan Plasenta Previa dan Penanganan Asfiksia
Neonatorum).........................................
E. Asfiksia Neonatorum...............................................................................................
BAB III STUDI KASUS............................................................................................................
BAB IV PENUTUP............................................................................................................
A. KESIMPULAN......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perdarahan yang mengancam nyawa selama kehamilan dan dekat cukup bulan meliputi
perdarahan yang terjadi pada minggu awal kehamilan (abortus, mola hidatidosa, kista
vasikuler, kehamilan ekstrauteri/ ektopik) dan perdarahan pada minggu akhir kehamilan dan
mendekati cukup bulan (plasenta previa, solusio plasenta, ruptur uteri, perdarahan
persalinan per vagina setelah seksio sesarea, retensio plasentae/ plasenta inkomplet),
perdarahan pasca persalinan, hematoma, dan koagulopati obstetri.
Setiap bayi baru lahir akan mengalami bahaya jiwa saat proses kelahirannya. Ancaman
jiwa berupa kamatian tidak dapat diduga secara pasti walaupun denagn bantuan alat-alat
medis modern sekalipun,sering kali memberikan gambaran berbeda tergadap kondisi bayi
saat lahir.
Oleh karena itu kemauan dan keterampilan tenaga medis yang menangani kelahiran
bayi mutlak sangat dibutuhkan, tetapi tadak semua tenaga medis memiliki kemampuan dan
keterampilan standart, dalam melakukan resusitasi pada bayi baru lahir yang dapat
dihandalkan, walaupun mereka itu memiliki latar belakang pendidikan sebagai profesional
ahli.
B. Rumusan Masalah
a. Apa Definisi Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal ?
b. Apa Prinsip Dasar Penanganan Kegawatdaruratan?
c. Apa Prinsip Umum Penanganan Kasus Kegawatdaruratan ?
d. Apa Kunci Keberhasilan Penanganan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal ?
e. Bagaimana Penanganan Awal dan Penanganan Lanjutan Kegawatdaruratan Maternal
dan Neonatal ( Penanganan Plasenta Previa dan Penanganan Asfiksia Neonatorum) ?
f. Apa Yang Dimaksud Asfiksia Neonatorum ?
C. Tujuan
Menguraikan masalah tentang kegawatdaruratan maternal dan neonatal
BAB II
PEMBAHASAN
2. Terapi Medikamentosa
1) Epinefrin
Indikasi :
a. Denyut jantung bayi < 60 kali/menit setelah paling tidak 30 detikd ilakukan
ventilasi yang adekuat dan kompresi dada belum ada respon
b. Asistolik
1. Dosis : 0.1 – 0.3 ml/kg BB dalam larutan 1 : 10.000 ( 0.01 mg – 0.03
mg/kg BB)
2. Cara : intra vema tau endotrakeal. Dapat diulang setiap 3-5 menit bila perlu
2) Cairan pengganti volume darah
Indikasi :
a. Bayi baru lahir yang dlakukan resusitasi mengalami hipovolemia dan tidak ada
respon dengan resusitasi
b. Hipovolemia kemungkinan akibat adanya perdarahan atau syok. Klinis ditandai
adanya pucat,perfusi yang buruk, nadi kecil/lemah, dan pada resusitasi tidak
memberikan respon yang adekuat.
Jenis cairan :
a. Larutan kristaloid yang isotonis ( NaCl 0.9 %, Ringer Laktat)
b. Transfusi darah golongan O negatif jika diduga kehilangan darah banyak dan
bila fasilitas tersedia dengan dosis awal 10 ml/kg BB IV pelan selama 5-10
menit. Dapat diulang sampai menunjukkan respon klinis.
3) Bikarbonat
Indikasi:
a. Asidosis metabolik secara klinis ( napas ceat dan dalam, sianosis)
a) Prasyarat : bayi telah dilakukan ventilasi dengan efektif
b) Dosis : 1-2 mEq/ kg BB atau 2 ml/kg BB (4,2 %) atau 1 ml/kg BB (7.4
%)
c) Cara : diencerkan dengan aquabides atau dekstrose 5 % sa,a banyak
diberikan secara intravena dengan kecepatan minimal 2 menit
d) Efek samping : pada keadaan hiperosmolaritas dan kandungan CO2 dari
bikarbonat merusak fungsi miokardium dan otak.
3. Penanganan Lanjutan
a. Pemantauan pasca resusitasi
Sering kali terdapat kejadian bahwa setelah dilakukan resusitasi dan berhasi,
bayi dianggap sudah baik dantidak perlu dipantau padahal bayi masih mempunyai
potensi atau resiko terjadinya hal yang fatal yaitu misalnua kedinginan, hipoglikemia,
dan kejang. Untuk itu, pasca resusitasi harus tetap dilakukan pengawasan sebagai
berikut.
a) Bayi harus dipantau secara khusus.
b) Berikan imunisasi Hepatitis B pada saat bayi masih dirawat dan imunisasi
Polio pada saat pulang.
b. Kapan menghentikan resusitasi
Resusitasi dinilai tidak berhasil jika bayi tidak bernapas spontan dan tidak
terdengar denyut jantung setelah dilakukan resusitasi secara efektif selama 15 menit.
c. Kapan harus merujuk
1. Rujukan yang paling tepat adalah rujukan antepartum untuk ibu resiko
tinggi/komplikasi
2. Bila puskesmas tidak mempunyai fasilitas lengkap maka lakukan rujukan bila bayi
tidak merespon terhadap tindakan resusitasi
3. Bila fasilitas mempunyai fasilitas lengkap dan kemampuan melakukan pemasangan
ET dan pemberian obata serta bayi tidak memberikan respon terhadap tindakan
resusitasi, maka segera lakukan rujukan
4. Bila sampai dengan 10 menit bayi tidak dapat dirujuk, jelaskankepada orang tua
tentang prognosis bayi yang kurang baik dan pertimbangkan manfaat rujukan untuk
bayi ini kurang baik jika tidak segera dirujuk.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. TINJAUAN KASUS
Tanggal : 23 April 2013
Tempat : RSUD
Karanganyar Pukul :
11.05 WIB
I. Pengkajian
a. Data subyektif
1) Identitas bayi
a) Nama anak : By. Ny. K
b) Umur : 10 menit.
c) Tgl/jam lahir : 23 April 2013 / 10.55 WIB
d) Jenis kelamin : Laki-laki
e) BB/PB : 3100 gram / 49 cm
2) Identitas ibu Identitas Ayah
a) Nama : Ny. K Nama : Tn. S
b) Umur : 29 Tahun Umur : 31 Tahun
c) Agama : Islam Agama : Islam
d) Suku Bangsa: Jawa, Indonesia Suku Bangsa: Jawa, Indonesia
e) Pendidikan : SMA Pendidikan :SMA
f) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
g) Alamat : Kodokan, Papakan, Tasikmadu, Karanganyar.
b. Anamnesa ( Data
Subyektif ) Pada ibu
1) Riwayat Kehamilan Sekarang
a) HPHT : ibu mengatakan hari pertama haid terakhir
pada tanggal 4 Agustus 2012
b) HPL : ibu mengatakan hari perkiraan lahir pada
tanggal 11 Mei 2013.
c) Masa gestasi : 37 minggu lebih 3 hari
d) Keluhan-keluhan pada
Trimester I : ibu mengatakan mual muntah dipagi
hari Trimester II: ibu mengatakan tidak ada keluhan
Trimester III : ibu mengatakan tidak ada keluhan
e) ANC:
Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya
sebanyak 6 kali di bidan, yaitu pada umur kehamilan 1
bulan, 3 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 7 bulan dan 8 bulan.
f) Penyuluhan yang pernah didapat :
Ibu mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan tentang
tablet fe, gizi ibu hamil.
g) Imunisasi TT :
Ibu mengatakan mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2
kali di bidan yaitu pada saat capeng dan saat usia
kehamilan 4 bulan.
3) Riwayat penyakit
a) Riwayat penyakit saat hamil :
Ibu mengatakan saat hamil tidak sedang menderita
penyakit yang dirasakan seperti : flu, batuk dan pilek.
b) Riwayat penyakit sistemik :
Jumlah
Tanda Menit Menit Menit
1 5 10
Frekuensi jantung 1 2 2
Usaha nafas 1 1 2
Tonus otot 1 1 1
Reflek mudah terjadi 1 1 1
Warna kulit 1 1 1
Jumlah 5 6 7
Sumber : Data primer, 2013
2) Pemeriksaan Umum
a) Suhu : 36OC
b) Pernafasan : 28x/menit
c) Denyut Jantung : 100 x/menit
d) Keaktifan : lemah
3) Pemeriksaan fisik sistematis
a) Kepala : normal, ubun-ubun besar belum menutup,
tidak ada moulage tidak terdapat chepal
hematoma
b) Muka : pucat, simetris, tidak ada oedema
c) Mata : simetris, konjungtiva kemerahan, sklera
putih.
d) Kulit : Sianosis
e) Telinga : bersih, simetris, tidak ada serumen.
f) Hidung : terdapat napas cuping hidung, terdapat
sekret, tidak ada benjolan.
Data Dasar :
1) Data subyektif
a) Ibu mengatakan anaknya yang ketiga lahir pada tanggal
23 April 2013, pukul 10.55 WIB
b) Ibu mengatakan jenis kelamin anaknya laki-laki
2) Data obyektif
a) Nilai Apgar Score : 5 – 6 – 7
b) Pemeriksaan fisik:
(1) Warna kulit : kebiruan
(2) Hidung : terdapat nafas cuping hidung, terdapat
sekret, tidak ada benjolan.
(3) Mulut : kebiruan, tidak ada labioskisis atau
labiopalatoskisis.
(4) Dada : gerakan dada sesuai pola bernafas,
terdapat retraksi
c) Vital sign
S : 36O C
Denyut jantung : 100 x/menit.
R : 28 x/menit
d) Pemeriksaan reflek:
(1) Reflek moro : ada, kuat.
(2) Rooting : ada, lemah.
(3) Suching : ada, lemah.
V. Rencana tindakan
Tanggal : 23 April 2013 pukul : 11.25 WIB
a. Lakukan pendekatan dengan keluarga pasien
b. Keringkan tubuh bayi dengan cara ganti kain yang basah dan
bungkus dengan pakaian yang hangat dan kering.
c. Berikan lampu sorot pada bayi.
d. Posisikan kepala bayi sedikit ekstensi.
e. Bersihkan jalan napas dari mulut hingga hidung menggunakan
dee lee.
f. Berikan rangsangan taktil pada telapak kaki dan punggung bayi.
g. Observasi tanda-tanda vital bayi, terutama pernafasan tiap 4 jam.
h. Kolaborasi dengan dr. Sp. A untuk memberikan terapi:
1) Oksigen 2 liter/menit, per nasal.
2) Injeksi Vit. K 1 mg secara IM.
3) Cefotaxim 1 x 125 mg, secara IV.
4) Infus RL 12 tpm.
i. Lakukan perawatan bayi dengan inkubator dengan suhu 36,6o C
j. Lakukan perawatan tali pusat dengan menggunakkan kassa steril.
k. Berikan kebutuhan cairan pada bayi berupa susu formula sebanyak
VI. Pelaksanaan
Tanggal : 23 April 2013 pukul : 11.30 WIB
a. Melakukan pendekatan dengan keluarga pasien dengan cara
memberi tahu keadaan bayinya saat ini masih dalam pengawasan
dokter.
b. Mengeringkan tubuh bayi dengan cara mengganti kain bersih dan
kering.
c. Meletakkan bayi di bawah lampu sorot dengan jarak 60 cm.
d. Memposisikan kepala bayi sedikit ekstensi dengan cara
mengganjal bahu bayi 2-3 cm.
e. Membersihkan jalan napas dari mulut hingga hidung dengan cara
menghisap lender pada mulut 5 cm dan hidung 3 cm.
f. Memberikan rangsangan taktil pada telapak kaki dan punggung
bayi dengan cara menepuk.
g. Mengobservasi tanda-tanda vital bayi, terutama pernafasan
tiap 4 jam.
h. Melaksanakan advis dokter dengan memberikan terapi:
1) Oksigen 2 liter/menit, per nasal.
2) Injeksi Vit. K 1 mg secara IM.
3) Cefotaxim 1 x 125 mg, secara IV.
4) Infus RL 12 tpm.
i. Melakukan perawatan bayi dengan inkubator dengan suhu 36,6oC.
VII.Evaluasi
Tanggal : 23 April 2013 pukul : 18.00 WIB
a. Setelah dilakukan pendekatan pada pasien bayi sudah mulai bisa
menangis dan keadaan bayi sudah mulai membaik.
b. Tubuh bayi telah dikeringkan dan bayi sudah diganti dengan kain
yang bersih dan kering.
c. Bayi telah didekatkan di dekat lampu sorot dengan jarak 60 cm
d. Kepala bayi sudah di resposisi menggunakan ganjal bahu setinggi
2-3 cm dan posisi bayi sudah sedikit ekstensi.
e. Telah dibersihkan jalan nafas dan bayi menangis kuat.
f. Telah diberikan rangsanga taktil pada telapak kaki dan punggung
bayi dengan cara menepuk dan pernafasan mulai teratur serta bayi
sudah menangis kuat.
g. Setelah dilakukan observasi tanda-tanda vital pada bayi setiap 4
jam dengan hasil:
h. Setelah diberikan terapi: oksigen 2 liter/ menit per nasal, injeksi Vit.
K 1mg secara IM, Cefotaxim 1 x 125 mg secara IV, infus RL 12 tpm,
bayi sudah bisa bernafas dan keadaannya sudah mulai membaik.
i. Setelah dilakukan perawatan bayi dengan inkubator dengan suhu
36,6o C maka suhu tubuh bayi sudah mulai meningkat yaitu 36,2° C
j. Telah dilakukan pemeriksaan reflek dengan hasil:
1) Moro : ada, kuat.
2) Suching : ada, kuat.
3) Rooting : ada, kuat.
4) Tonick neck : ada, lemah.
5) Swallowing : ada, lemah.
k. Tali pusat pada bayi telah di bungkus dengan menggunakkan kassa
steril
l. Setelah dilakukan pemberian cairan berupa susu formula dengan dosis
±25 cc/4 jam melalui dot bayi sudah bisa menelan susu sedikit demi
sedikit.
m. Setelah dilakukkan observasi output pada bayi dengan hasil :
a) BAK
Frekuensi : 5-6 x/hari
Warna : kuning jernih.
c) BAB
DATA PERKEMBANGAN I
5. Pemeriksaan reflek:
a. Moro : ada, kuat.
b. Rooting : ada, kuat.
c. Suching : ada, kuat.
d. Tonick neck : ada, lemah.
e. Swallowing : ada, lemah.
6. Pemberian oksigen dihentikan.
7. Pemberian infus sudah di lepas.
8. Bayi masih berada di dalam inkubator dengan suhu 36,6° C.
A : Assasment
Bayi Ny. K Umur 1 hari dengan Riwayat Asfiksia Sedang perawatan 1 hari.
P : Planning
Tanggal : 24 April 2013 pukul : 08.00 WIB
1. Mengobservasi tanda – tanda vital bayi setiap 4 jam.
2. Mengobservasi output bayi
3. Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat dengan cara
membungkus bayi menggunakan kain kering dan bersih.
4. Memberikan kebutuhan cairan pada bayi berupa susu formula,
sebanyak ±25 cc/4jam.
5. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand pada
saat keadaan ibu sudah mulai membaik.
6. Melakukan perawatan tali pusat menggunakan kassa steril.
DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal : 25 April 2013 pukul : 07.45 WIB
S : Subyektif
1. Keluarga mengatakan bayinya sudah dimandikan.
2. Keluarga mengatakan bayinya sudah mulai menyusui dengan kuat.
O : Obyektif
1. Reflek isap bayi sudah baik.
2. Tanda – tanda vital bayi:
Denyut jantung :
142x/menit. R : 42x/menit.
S : 36,6oC
Warna kulit : Merah muda
3. Tonus otot leher baik.
4. Gerakan dada sesuai dengan pola bernapas.
5. Pergerakan tangan dan reflek baik.
A : Assesment
Bayi Ny.K Umur 2 hari dengan Riwayat Asfiksia Sedang perawatan hari
kedua.
P : Planning
Tanggal : 25 April 2013 pukul : 08.00 WIB
1. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan menjaga bayi
tetap terbungkus, agar suhu tubuh bayi tetap normal.
2. Mengobservasi tanda- tanda vital.
3. Mengobservasi output pada bayi.
4. Memberikan kebutuhan cairan pada bayi berupa susu formula,
sebanyak ±25 cc/4 jam.
5. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI pada saat keadaan
ibu sudah mulai membaik.
6. Telah dilakukan perawatan tali pusat menggunakan kassa steril.
Evaluasi
Tanggal : 25 April 2013 pukul : 13.00 WIB
1. Bayi telah terbungkus dan suhu bayi sudah diperhatikan.
2. Telah dilakukan observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam pada bayi
dengan hasil:
Tabel. 4.4 Tanda-tanda vital
Jam Denyut jantung Respirasi Suhu
(WIB) (x/menit) (x/Menit) (ºC)
08.00 142 42 36,6
12.00 142 42 36,6
Sumber : Data Primer, 2013
Warna kulit : Merah
muda
3. Telah dilakukan observasi output pada bayi dengan hasil:
a) BAK
Frekuensi : 7-8x/hari
Warna : kuning
jernih.
b) BAB
Frekuensi :
2-3x/hari Konsistensi :
padat
Warna : coklat kehitaman
4. Telah diberikan kebutuhan cairan pada bayi berupa susu formula sebanyak
±25 cc/4 jam
5. Ibu bersedia untuk memberikan ASI jika sudah membaik keadaanya.
6. Telah dilakukan perawatan tali pusat menggunakan kassa steril.
S : 36,6oC
Warna kulit : kemerah-merahan.
3. Tonus otot leher baik.
4. Gerakan dada sesuai dengan pola bernapas.
5. Pergerakan tangan dan reflek baik.
A : Assesment
Bayi Ny. K Umur 3 hari dengan Riwayat Asfiksia Sedang perawatan hari
ketiga.
P : Planning
Tanggal : 26 April 2013 pukul : 08.00 WIB
1. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan menjaga bayi
tetap terbungkus, agar suhu tubuh bayi tetap normal.
2. Mengobservasi tanda- tanda vital.
3. Mengobservasi output pada bayi
4. Memberikan kebutuhan cairan pada bayi berupa susu formula,
sebanyak ±25cc/4 jam
5. Mengajarkan pada ibu cara merawat tali pusat menggunakan kassa
steril.
6. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI pada saat keadaan
ibu sudah mulai membaik.
7. Mempersiapkan bayi untuk pulang.
Evaluasi
Tanggal : 26 April 2013 pukul : 13.00 WIB
1. Bayi telah terbungkus dan suhu bayi sudah diperhatikan.
2. Telah dilakukan observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam pada bayi
dengan hasil:
Tabel. 4.5 Tanda-tanda vital
Jam Denyut jantung Respirasi Suhu
(WIB) (x/menit) (x/Menit) (ºC)
08.00 144 48 36,6
12.00 144 48 36,6
Sumber : Data Primer, 2013
Warna kulit : kemerahan
3. Telah dilakukan observasi output pada bayi dengan hasil:
a. BAK
Frekuensi : 8-9x/hari
Warna : kuning
jernih.
b. BAB
Frekuensi : 2-3
x/hari Konsistensi :
padat Warna : kuning
4. Telah diberikan kebutuhan cairan pada bayi berupa susu formula
sebanyak ±25 cc/4 jam
5. Ibu sudah mengerti dan paham bagaimana cara memandikan bayi dan
merawat tali pusat.
6. Ibu bersedia untuk memberikan ASI pada saat keadaan ibu sudah
mulai membaik.
7. Bayi pulang pada pukul : 13.00 WIB.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang kala berbahaya
yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan membutuhkan tindakan segera guna
menyelamtkan jiwa/ nyawa (Campbell S, Lee C, 2000).
Prinsip umum penanganan kasus kegawatdaruratan
a. Pastikan jalan napas bebas
b. Pemberian oksigen
c. Pemberian cairan intravena
d. Pemberian tranfusi darah
e. Pasang kateter kandung kemih
f. Pemberian antibiotika
g. Obat pengurang rasa nyeri
h. Penanganan masalah utama
i. Rujukan
Plasenta previa adalah keadaaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal,
yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan
jalan lahir (Ostium Uteri Internal) (Rustam mochtar, 1998).
Manajemen pada plasenta previa yaitu.
a. Seksio sesarea segera
b. Perawatan konservatif di rumah sakit
c. Persalinan pervaginam
d. Seksio sesarea terjadwal
Asfiksia Neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara
spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus
dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan
atau segera lahir (Prawiro Hardjo Sarwono, 1997).
Tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti tahapan-tahapan yang dikenal sebagai ABC
resusitasi, yaitu.
1. Memastikan saluran terbuka
1) Meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi bahu diganjal 2-3 cm.
2) Menghisap mulut, hidung dan kadang trachea.
3) Bila perlu masukkan pipa endo trachel (pipa ET) untuk memastikan saluran
pernafasan terbuka.
2. Memulai pernafasan
1) Memakai rangsangan taksil untuk memulai pernafasan
2) Memakai VTP bila perlu seperti : sungkup dan balon pipa ETdan balon atau
mulut ke mulut (hindari paparan infeksi).
3. Mempertahankan sirkulasi
1) Rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara
2) Kompresi dada.
3) Pengobatan
DAFTAR PUSTAKA