Oleh
YUAN PERSADA,A.Md.Keb
NIP. 198610202009022005
PUSKESMAS SITIUNG I
DINAS KESEHATAN KABUPATEN DHARMASRAYA
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya Penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah
ini. Makalah ini penulis buat guna melengkapi salah satu syarat untuk kenaikan
pangkat/ golongan. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari
kesempurnaaan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca.
Akhir kata, penulis berharap kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan teman-teman. Masukan dan saran dari pembaca sekalian sangat
penulis harapkan demi kelengkapan makalah ini.
Yuan Persada,A.Md.Keb
NIP. 198610202009022005
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Tujuan Penulisan...........................................................................................4
C. Manfaat Penulisan.........................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
TINJAUAN TEORITIS...........................................................................................5
A. Filosofi Asuhan Kebidanan...........................................................................5
B. Lingkup Asuhan Kehamilan.........................................................................6
C. Sejarah Asuhan Kehamilan...........................................................................8
D. Refocusing Asuhan Kehamilan.....................................................................8
E. Isi Refocusing ANC....................................................................................10
F. Standar Asuhan Kehamilan.........................................................................11
G. Tipe Pelayanan Asuhan Kehamilan............................................................12
H. Tenaga Profesional Layanan Asuhan Kehamilan.......................................14
I. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Asuhan Kehamilan...................14
Kunjungan......................................................................................................16
BAB III..................................................................................................................18
PENUTUP..............................................................................................................18
A. Kesimpulan.................................................................................................18
B. Saran...........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu
yang mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian
khusus, untuk mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai
pada persalinan, baik penyakit komplikasi dan lain-lain.
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan
menghasilkan kehamilan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu
pelayanan antenatal care merupakan cara penting untuk memonitor dan
mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi adanya kehamilan resiko
tinggi. Dengan adanya antenatal care sebagai deteksi dini adanya kehamilan
yang beresiko tinngi sebagai salah satu penyebab kematian ibu hamil,
sehingga antenatal care diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu.
Ibu hamil tersebut harus sering dikunjungi jika terdapat masalah dan
hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bila merasakan
tanda-tanda kehamilan. Untuk itu ibu hamil terutama trimester ini untuk lebih
sering memeriksakan diri sejak dini dengan tujuan untuk mengurangi penyulit
saat inpartu.
Untuk itulah tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan
obstetrik dan neonatal, khususnya bidan harus mampu dan teerampil
memeberikan pelayanan sesuai dengan standart yang diterapkan.
B. Tujuan Penulisan
Adapun Tujuan Penulisan Makalah ini adalah sebagai syarat untuk
mengajukan kenaikan pangkat/ Golongan Kepegawaian
C. Manfaat Penulisan
Merupakan informasi kepada masyarakat tentang perubahan fisiologi yang
terjadi pada kehamilan baik secara biologis dan psikologis serta masalah
pada kehamilan.
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
5
kebutuhan dan kepentingan bidan. Asuhan yang diberikan hendaknya
tidak hanya melibatkan ibu hamil saja melainkan juga keluarganya,
dan itu sangat penting bagi ibu sebab keluarga menjadi bagian
integral/tak terpisahkan dari ibu hamil. Sikap, perilaku, dan kebiasaan
ibu hamil sangat dipengaruhi oleh keluarga. Kondisi yang dialami oleh
ibu hamil juga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga. Selain itu,
keluarga juga merupakan unit sosial yang terdekat dan dapat
memberikan dukungan yang kuat bagi anggotanya. (Lowdermilk, Perry,
Bobak, 2000). Dalam hal pengambilan keputusan haruslah merupakan
kesepakatan bersama antara ibu, keluarganya, dan bidan, dengan ibu
sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan. Ibu
mempunyai hak untuk memilih dan memutuskan kepada siapa dan
dimana ia akan memperoleh pelayanan kebidanannya.
4. Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk berpartisipasi
dan memperoleh pengetahuan/pengalaman yang berhubungan
dengan kehamilannya
Tenaga profesional kesehatan tidak mungkin terus menerus
mendampingi dan merawat ibu hamil, karenanya ibu hamil perlu
mendapat informasi dan pengalaman agar dapat merawat diri sendiri
secara benar. Perempuan harus diberdayakan untuk mampu mengambil
keputusan tentang kesehatan diri dan keluarganya melalui tindakan KIE
dan konseling yang dilakukan bidan.
6
Sebagai bidan kita meyakini bahwa model asuhan kehamilan yang
membantu serta melindungi proses kehamilan & kelahiran normal adalah
yang paling sesuai bagi sebagian besar wanita. Tidak perlu melakukan
intervensi yang tidak didukung oleh bukti ilmiah (evidence-based
practice).
2. Pemberdayaan.
Ibu adalah pelaku utama dalam asuhan kehamilan. Oleh karena itu, bidan
harus memberdayakan ibu (dan keluarga) dengan meningkatkan
pengetahuan & pengalaman mereka melalui pendidikan kesehatan agar
dapat merawat dan menolong diri sendiri pada kondisi tertentu. Hindarkan
sikap negatif dan banyak mengkritik.
3. Otonomi.
Pengambil keputusan adalah ibu & keluarga. Untuk dapat mengambil
suatu keputusan mereka memerlukan informasi. Bidan harus memberikan
informasi yang akurat tentang resiko dan manfaat dari semua prosedur,
obat-obatan, maupun test/pemeriksaan sebelum mereka memutuskan
untuk menyetujuinya. Bidan juga harus membantu ibu dalam membuat
suatu keputusan tentang apa yang terbaik bagi ibu & bayinya berdasarkan
sistem nilai dan kepercayaan ibu/keluarga.
4. Tidak membahayakan
Intervensi harus dilaksanakan atas dasar indikasi yang spesifik, bukan
sebagai rutinitas sebab test-test rutin, obat, atau prosedur lain pada
kehamilan dapat membahayakan ibu maupun janin. Bidan yang terampil
harus tahu kapan ia harus melakukan sesuatu dan intervensi yang
dilakukannya haruslah aman berdasarkan bukti ilmiah.
5. Tanggung jawab
Asuhan kehamilan yang diberikan bidan harus selalu didasari ilmu,
analisa, dan pertimbangan yang matang. Akibat yang timbul dari tindakan
yang dilakukan menjadi tanggungan bidan. Pelayanan yang diberikan
harus berdasarkan kebutuhan ibu & janin, bukan atas kebutuhan bidan.
Asuhan yang berkualitas, berfokus pada klien, dan sayang ibu serta
7
berdasarkan bukti ilmiah terkini (praktek terbaik) menjadi tanggung jawab
semua profesional bidan.
8
Fokus lama ANC :
1. Mengumpulkan data dalam upaya mengidentifikasi ibu yang beresiko
tinggi dan merujuknya untuk mendapatkan asuhan khusus.
2. Temuan-temuan fisik (TB, BB, ukuran pelvik, edema kaki, posisi &
presentasi janin di bawah usia 36 minggu dsb) yang memperkirakan
kategori resiko ibu.
3. Pengajaran /pendidikan kesehatan yang ditujukan untuk mencegah
resiko/komplikasi
Hasil-hasil penelitian yang dikaji oleh WHO (Maternal Neonatal Health)
menunjukkan bahwa :
1. Pendekatan resiko mempunyai bila prediksi yang buruk karena kita tidak
bisa membedakan ibu yang akan mengalami komplikasi dan yang tidak.
Hasil studi di Kasango (Zaire) membuktikan bahwa 71% ibu yang
mengalami partus macet tidak terprediksi sebelumnya, dan 90% ibu yang
diidentifikasi sebagai beresiko tinggi tidak pernah mengalami komplikasi.
2. Banyak ibu yang digolongkan dalam kelompok resiko tinggi tidak pernah
mengalami komplikasi, sementara mereka telah memakai sumber daya
yang cukup mahal dan jarang didapat. Penelitian menunjukkan bahwa
pemberian asuhan khusus pada ibu yang tergolong dalam kategori resiko
tinggi terbukti tidak dapat mengurangi komplikasi yang terjadi
3. Memberikan keamanan palsu sebab banyak ibu yang tergolong kelompok
resiko rendah mengalami komplikasi tetapi tidak pernah diberitahu
bagaimana cara mengetahui dan apa yang dapat dilakukannya.
Pelajaran yang dapat diambil dari pendekatan resiko :adalah bahwa
setiap bumil beresiko mengalami komplikasi yang sangat tidak bisa
diprediksi sehinggasetiap bumil harus mempunyai akses asuhan kehamilan
dan persalinan yang berkualitas. Karenanya, fokus ANC perlu diperbarui
(refocused) agar asuhan kehamilan lebih efektif dan dapat dijangkau oleh
setiap wanita hamil.
9
E. Isi Refocusing ANC
Penolong yang terampil/terlatih harus selalu tersedia untuk :
1. Membantu setiap bumil & keluarganya membuat perencanaan persalinan :
petugas kesehatan yang terampil, tempat bersalin, keuangan, nutrisi yang
baik selama hamil, perlengkapan esensial untuk ibu-bayi). Penolong
persalinan yang terampil menjamin asuhan normal yang aman sehingga
mencegah komplikasi yang mengancam jiwa serta dapat segera mengenali
masalah dan merespon dengan tepat.
2. Membantu setiap bumil & keluarganya mempersiapkan diri menghadapi
komplikasi (deteksi dini, menentukan orang yang akan membuat
keputusan, dana kegawatdaruratan, komunikasi, transportasi, donor darah,)
pada setiap kunjungan. Jika setiap bumil sudah mempersiapkan diri
sebelum terjadi komplikasi maka waktu penyelamatan jiwa tidak akan
banyak terbuang untuk membuat keputusan, mencari transportasi, biaya,
donor darah, dsb.
3. Melakukan skrining/penapisan kondisi-kondisi yang memerlukan
persalinan RS (riwayat SC, IUFD, dsb). Ibu yang sudah tahu kalau ia
mempunyai kondisi yang memerlukan kelahiran di RS akan berada di RS
saat persalinan, sehingga kematian karena penundaan keputusan,
keputusan yang kurang tepat, atau hambatan dalam hal jangkauan akan
dapat dicegah.
4. Mendeteksi & menangani komplikasi (preeklamsia, perdarahan
pervaginam, anemia berat, penyakit menular seksual, tuberkulosis,
malaria, dsb).
5. Mendeteksi kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28 minggu, dan
letak/presentasi abnormal setelah 36 minggu. Ibu yang memerlukan
kelahiran operatif akan sudah mempunyai jangkauan pada penolong yang
terampil dan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan.
6. Memberikan imunisasi Tetanus Toxoid untuk mencegah kematian BBL
karena tetanus.
10
7. Memberikan suplementasi zat besi & asam folat. Umumnya anemia ringan
yang terjadi pada bumil adalah anemia defisiensi zat besi & asam folat.
Untuk populasi tertentu:
1. Profilaksis cacing tambang (penanganan presumtif) untuk menurunkan
insidens anemia berat,
2. Pencegahan/ terapi preventif malaria untuk menurunkan resiko terkena
malaria di daerah endemik
3. Suplementasi yodium
4. Suplementasi vitamin A
14
dan merubah perilaku untuk mendapatkan outcome kehamilan yang lebih baik.
Perubahan yang nyata terjadi terutama di kota-kota besar dimana klinik ANC baik
itu milik perorangan, yayasan swasta maupun pemerintah sudah mulai
memberikan pelayanan kursus/kelas prapersalinan bagi para calon ibu.
Kemampuan klien dalam merawat diri sendiri dipandang sangat menguntungkan
baik bagi klien maupun sistem pelayanan kesehatan karena potensinya yang dapat
menekan biaya perawatan.
Dalam hal pilihan pelayanan yang diterima, ibu hamil dapat memilih
tenaga profesional yang berkualitas & dapat dipercaya sesuai dengan tingkat
pengetahuan dan kondisi sosio-ekonomi mereka.
15
Tabel 2.1 Kunjungan ANC
Kunjungan Waktu Alasan
Trimester I Sebelum 14 – Mendeteksi masalah yg dapat
minggu ditangani sebelum membahayakan
jiwa.
– Mencegah masalah, misal : tetanus
neonatal, anemia, kebiasaan
tradisional yang berbahaya)
– Membangun hubungan saling
percaya
– Memulai persiapan kelahiran &
kesiapan menghadapi komplikasi.
– Mendorong perilaku sehat (nutrisi,
kebersihan , olahraga, istirahat,
seks, dsb).
Trimester II 14 – 28 minggu – Sama dengan trimester I ditambah:
kewaspadaan khusus terhadap
hipertensi kehamilan (deteksi
gejala preeklamsia, pantau TD,
evaluasi edema, proteinuria)
Trimester III 28 – 36 minggu – Sama, ditambah : deteksi
kehamilan ganda.
Setelah 36 – Sama, ditambah : deteksi kelainan
minggu letak atau kondisi yang
memerlukan persalinan di RS.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Awal kehamilan ditandai berdasarkan menstruasi terakhir pada wanita.
Banyak perubahan fisik yang akan wanita alami selama trimester pertama (3
bulan pertama kehamilan). Periode ini juga merupakan periode tumbuh kembang
yang cepat bagi bayi. Kehamilan biasanya berlangsung selama 40 minggu, mulai
dari hari pertama periode terakhir menstruasi wanita yang berarti bahwa itu
mencakup dua minggusebelum ovulasi dan konsepsi terjadi. Hal ini sering disebut
dalam tiga bagian yangdisebut trimester. Trimester pertama berlangsung selama
12 minggu, yang keduadari 13 sampai akhir 27 minggu, dan ketiga 28-40 minggu.
Wanita mungkinmenemukan versi yang sedikit berbeda dari periode waktu
selama kehamilannya. Sebagai contoh, tes khusus dilakukan selama trimester
pertama.
Pembagian trimester membantu dalam perencanaan dan pengelolaan
kehamilan. Trimester pertama merupakan saat perubahan besar dalam tubuh
seorang wanita, dan akan mengalami perubahan dengan cara yang unik. Beberapa
wanita langsung tahu bahwa mereka telah hamil, sedangkan orang lain mungkin
tidak yakin mereka sedang hamil bahkan setelah tes kehamilan positif dan dokter
telah mengkonfirmasi. Trimester pertama dapat membawa peningkatan energi dan
rasa kesejahteraan. Beberapa wanita mungkin merasa lelah dan emosional. Yang
mungkin tidak melihat banyak perubahan sampai kemudian pada kehamilan.
Selama tubuh mengalami perubahan, wanita mungkin perlu membuat perubahan
ke rutinitas sehari-hari, seperti pergi ke tempat tidur lebih awal atau sering makan,
makanan kecil. Untungnya, sebagian besar ketidaknyamanan tersebutakan hilang
selama kehamilan berlangsung. Dan sebagian perempuan bahkan mungkin tidak
merasakan adanya ketidaknyamanan semua ini .Jika wanita pernah hamil
18
sebelumnya, mungkin merasakan adanya perbedaan kali ini. Sama
seperti perbedaan disetiap wanita, demikian juga di setiap kehamilan.
B. Saran
Konsep pemeriksaan kehamilan seyogyanya adalah mengikuti perkembangan
keilmuan atau lebih dikenal dengan istilah evidence-based practice. Bidan sebagai
tenaga kesehatan lini terdepan sampai ke perifer harus memastikan diri memiliki
kemampuan yang mumpuni dalam pemeriksaan kehamilan ini, sehingga beberapa
kejadian tidak diharapkan yang diderita ibu hamil dapat segera terdeteksi.
Kepercayaan masyarakat atas sikap profesional bidan yang memegang teguh etika
kebidanan akan menjadi nilai tersendiri sehingga pelayanan yang diberikan lebih
bersifat komprehensif. Hal ini berkaitan dengan upaya Pemerintah dalam
menekan angka kematian ibu, bayi, dan balita ke depannya.
19
DAFTAR PUSTAKA
Arif, (et.all). 2000, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Edisi 3, Jakarta : Media
Aesculapius
Depkes RI, 2000 Buku Panduan Asuhan pada Antenatal, Jakarta : Depkes RI
Soeryani, Soepardan.2007. Konsep kebidanan.Jakarta:EGC.
20