Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 DEFENISI LOTUS BIRTH

Lotus Birth, atau tali pusat yang tidak dipotong, adalah praktek
meninggalkan tali pusat yang tidak diklem dan  lahir  secara utuh, daripada
ikut menghalangi proses fisiologis normal dalam perubahan Wharton's jelly
yang menghasilkan pengkleman internal alami dalam 10-20 menit pasca
persalinan. Tali pusat kemudian Kering dan akhirnya lepas dari umbilicus.
Pelepasan tersebut umumnya terjadi 3-10 hari setelah lahir.
Organisasi Kesehatan Dunia(WHO) menekankan pentingnya
penyatuan atau penggabungan pendekatan untuk asuhan ibu dan bayi, dan
menyatakan dengan jelas (dalam Panduan Praktis Asuhan Persalinan
Normal:, Geneva, Swiss, 1997) "Penundaan Pengkleman (atau tidak sama
sekali diklem) adalah cara fisiologis dalam perawatan tali pusat, dan
pengkleman tali pusat secara dini merupakan intervensi yang masih
memerlukan pembuktian lebih lanjut."

Lotus Birth jarang dilakukan di rumah sakit tetapi umumnya dilakukan


di klinik dan rumah bersalin, sehingga proses bonding attachment antara ibu
dan bayi dapat dilakukan, hal ini tentunya bermanfaat bagi ibu dan bayi yang
baru lahir .

Sementara penolong persalinan segera melakukan penilaian Apgar dan

7
hal lain yang diperlukan oleh  bayi seperti suction atau rangsang taktil,
sedangkan prosedur yang lebih lanjut ditunda terlebih dahulu sampai satu
jam setelah melahirkan. Tali pusat bayi dipegang dengan tangan ibu, atau
dipegang oleh ayah atau asisten penolong persalinan selama penjahitan ibu.
 
Karena adanya praktek budaya yang berbeda maka proses pengawetan
plasenta dilakukan dalam berbagai cara yang berbeda. Beberapa orang lebih
memilih untuk menyimpan plasenta sehingga dapat menguburkannya
dengan anak di akhir kehidupan anak tersebut. Sedangkan yang lainnya
membiarkan plasenta sampai mengerut dan mengering secara alami dan
kemudian dikuburkan. Salah satu contohnya adalah Orang-orang Igbo di
Nigeria, mereka menguburkan plasenta setelah lahir dan sering menanam
pohon diatas kuburan plasenta tersebut.

Pada Lotus Birth, kelebihan cairan yang dikeluarkan plasenta 


disimpan dalam mangkuk atau waskom terbuka atau dibungkus kain, lalu
didekatkan dengan bayi. Kain yang digunakan untuk  menutupi plasenta atau
wadah yang digunakan harus memungkinkan terjadinya pertukaran udara,
sehingga plasenta mendapatkan udara dan mulai mengering serta tidak
berbau busuk. Garam laut sering digunakan untuk mempercepat proses
pengeringan plasenta. Kadang-kadang minyak esensial, seperti lavender,
atau bubuk tumbuh-tumbuhan seperti goldenseal, neem, bersama dengan
lavender  juga digunakan untuk  tambahan antibacterial.

Apabila tindakan pengeringan plasenta tidak diterapkan dengan baik


plasenta akan memiliki bau yang berbeda, bau tersebut dapat diatasi  dengan

8
penanaman plasenta secara langsung atau didinginkan setelah minggu
pertama pasca persalinan

.
Manajemen aktif  Kala Tiga persalinan merupakan praktek dan
pelatihan medis umum yang digunakan untuk mempercepat kelahiran
plasenta. Tahap-tahap manajemen aktif  kala tiga tersebut adalah :
pemberian oksitosin, pengkleman tali pusat segera, memotong tali pusat,
peregangan tali pusat terkendali, masase fundus.

2.2 ASAL USUL LOTUS BIRTH

Amerika merupakan negara perintis Lotus Birth, hal tersebut tercantum


dalam catatan tertulis. Didalamnya disebutkan bahwa Lotus Birth sebagai
langkah pencegahan untuk melindungi bayi dari infeksi luka yang terbuka.
Meskipun merupakan suatu fenomena alternatif yang baru, penundaan
pemotongan tali pusat , sudah ada dalam budaya Bali dan  budaya orang
Aborigin.
Oleh karena itu, keputusan untuk dilakukannya Lotus Birth serta
dampak fisiologis yang dapat terjadi karena Lotus Birth merupakan
tanggungjawab dari klien yang telah memilih dan membaut keputusan
tentang tindakan tersebut.

Praktek  Modern dari Lotus Birth menunjukkan bahwa mamalia yang


mempunyai 99% bahan genetik hampir sama dengan manusia, yaitu 
simpanse pun membiarkan plasenta utuh, tidak merusak atau memotongnya.
Hal tersebut dikenal dengan fakta primatologists. Lotus Birth, saat ini

9
merupakan informed choice yang dilakukan minoritas dari  homebirth dan 
hospital birth hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian Sarah Buckley,
MD dan Int'l Bidan Robin Lim. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
Lotus Birth kita dapat melanjutkan pendidikan berlisensi sertifikasi bidan
dan perawat bidan atau juranl penelitian seperti dalam majalah kebidanan
dan Midwifery  Today and Mothering.

Sampai sekarang belum ada penelitian lebih lanjut mengenai adanya


kehilangan berat badan bayi dan penyakit kuning karena tindakan  Lotus
Birth.Referensi mengenai Lotus Birth ini terdapat dalam ajaran Budha,
Hindu, serta Kristen dan Yahudi.

2.3 LOTUS BIRTH DI BALI

Bali memiliki berbagai tradisi dan ritual mengenai proses kelahiran.


Setiap kelahiran membawa cerita yang baru dan  berbeda untuk dijadikan
sebuah pelajaran. Setiap wanita menyanyikan lagu kelahiran sendiri untuk
bayinya. Ada banyak sukacita dan perayaan pada saat kelahiran.
Para peneliti kebidanan di Bali mempraktekkan  pendekatan hands-
off  yaitu praktek yang meminimalisir intervensi yang dilakukan terhadap
ibu hal tersebut memungkinkan seorang ibu untuk mampu meyakinkan
dirinya dengan didukung oleh suami atau anggota keluarganya, dengan
terus-menerus menentramkan hati bahwa ia mampu melahirkan bayinya
dengan tubuhnya yang sebenarnya telah  dirancang untuk mampu
melahirkan secara alami.

 
Setiap anak Hindu lahir, orang-orang bali menyanyikan mantra gayatri

10
untuk menyambut kelahiran bayi ke dunia. Seperti halnya orang muslim
menyambut kelahiran bayi dengan pujian kepada Allah SWT.
Selain menyayikan mantra gayatri, aspek kelahiran yang indah dan
menyentuh yang dilakukan orang Bali adalah Lotus Birth. Ini adalah ketika
tali pusat utuh setelah lahir dari satu jam sampai beberapa hari. Bayi dan
plasenta tetap satu unit sampai orang tua memutuskan untuk memotong tali
pusatnya. Tali pusat merupakan organ tubuh bayi, dan pemotongan secara
tiba-tiba dapat mengejutkan bayi secara fisik, dan emosi, oleh karena itu
dilakukan Lotus Birth.

 
Lotus Birth juga merupakan cara agar ibu dan bayi untuk  beristirahat
bersama-sama, skin-to-skin kontak, menyusui dan bonding attachment, sejak
bayi bergerak. Salah satu cara yang kadang-kadang dilakukan untuk
memisahkan plasenta dari bayi adalah dengan cara pembakaran tali pusat.
Menurut kepercayaan orang Bali, pembakaran tali pusat menarik semua
energi daya hidup dari plasenta ke bayi, sehingga memungkinkan bayi untuk
merasa lengkap walaupun kehilangan organ penting. Selama proses
pembakaran tali pusat orang Bali tetap menyanyikan mantra gayatri sampai
tali pusat habis dibakar. Setelah lepas plasenta kemudian segera diambil oleh
ayah untuk dikubur di halaman rumah keluarga, sehingga anak akan selalu
dapat menemukan cara atau jalan ke rumah keluarga tersebut.
Penghormatan terhadap integritas pikiran, jasmani dan rohani dari ibu
dan bayi, adalah penting untuk perdamaian di bumi. Bila hal tersebut
dillakukan maka akan memperkuat kasih sayang yang sangat diperlukan
untuk manusia bertahan hidup.

2.4 MENGAPA LOTUS BIRTH ?

11
Setiap ibu memiliki alasan sendiri. Berikut ini adalah beberapa alasan
ibu untuk memilih Lotus Birth:

 Tidak ada keinginan ibu untuk  memisahkan plasenta dari bayi dengan
cara memotong tali pusat  

 Supaya proses transisi bayi terjadi secara lembut dan damai, yang
memungkinkan penolong persalinan untuk memotong tali pusat pada
waktu yang tepat.

 Merupakan suatu penghormatan terhadap bayi dan plasenta.

 100% menjamin bahwa bayi mendapatkan volume darah optimal dan


spesifik yang diperlukan bagi bayi.

 Mendorong ibu untuk menenangkan diri pada minggu pertama


postpartum sebagai masa pemulihan sehingga bayi mendapat
perhatian penuh.

 Mengurangi kematian bayi karena pengunjung yang ingin bertemu


bayi. Sebagian besar pengunjung akan lebih memilih untuk menunggu
hingga plasenta telah lepas.

 Alasan rohani atau emosional.

 Tradisi budaya yang harus dilakukan.

 Tidak khawatir tentang bagaimana mengklem, memotong atau


mengikat tali pusat.

 Kemungkinan menurunkan risiko infeksi (Lotus Birth memastikan


sistem tertutup antara plasenta, tali pusat, dan bayi sehingga tidak ada
luka terbuka)

12
Kemungkinan menurunkan waktu penyembuhan luka pada perut
(adanya luka membutuhkan waktu untuk penyembuhan.sedangkan jika tidak
ada luka, waktu penyembuhan akan minimal)

 
Hanya karena tali pusat telah berhenti berdenyut  tidak berarti tali
pusat menjadi tidak berguna lagi. Ada yang masih mengalir ke dalam darah
bayi. Setelah mencapai volume darah optimal pada bayi, sisa dari jaringan
akan menutup secara aktif. Penutupan semua jaringan TIDAK terjadi ketika
tali pusat tampak berhenti berdenyut. Tali pusat dapat terus berdenyut sekitar
2 hingga 3 jam.

Beberapa manfaat dilakukannya Lotus Birth diantaranya :

1. Tali pusat dibiarkan terus berdenyut sehingga memungkinkan


terjadinya perpanjangan aliran darah ibu ke janin.

2. Oksigen vital yang melalui tali pusat dapat sampai ke bayi


sebelum bayi benar-benar dapat mulai bernafas sendiri.

3. Lotus Birth juga memungkinkan bayi cepat untuk menangis


segera setelah lahir.

4. Bayi tetap berada dekat ibu setelah kelahiran sehingga


memungkinkan terjadinya waktu yang lebih lama untuk
bounding attachment.

5. Dr Sarah Buckley mengatakan :"bayi akan menerima tambahan


50-100ml darah yang dikenal sebagai transfusi placenta. Darah
transfuse ini mengandung zat besi, sel darah merah, keeping

13
darah dan bahan gizi lain, yang akan bermanfaat bagi bayi
sampai tahun pertama."

Hilangnya 30 mL darah ke bayi baru lahir adalah setara dengan


hilangnya 600 mL darah untuk orang dewasa. Asuhan persalinan umum
dengan pemotongan tali pusat sebelum berhenti berdenyut memungkinkan
bayi baru lahir kehilangan  60 mL darah, yang setara dengan  1200mL darah
orang dewasa.
Waktu penyembuhan pusar apabila dilakukan pemtongan tali pusat
dengan tidak dapat terlihat dalam table sebagai berikut :

NO Waktu Pusar Terpotong Waktu Penyembuhan Pusar

1 Segera 9,56 Hari

2 Ketika Berhenti Berdenyut 7,16 Hari

3 Nanti 3,75 Hari

2.5 LANGKAH – LANGKAH LOTUS BIRTH

Beberapa hal yang dilakukan dalam Lotus Birth diantaranya :


 Bila bayi lahir, biarkan tali pusat utuh. Jika tali pusat berada sekitar
leher bayi, cukup angkat tali tersebut.
 Tunggu lahirnya plasenta secara alami.
 Ketika plasenta lahir, tempatkan pada mangkuk di dekat ibu.
 Tunggu transfusi penuh darah dari pusat ke bayi sebelum menangani
plasenta.

14
 Hati-hati dalam mencuci plasenta yaitu dengan menggunakan air
hangat dan tepuk-tepuk sampai kering.
 Tempatkan plasenta di tempat yang kering.
 Letakkan plasenta pada  bahan yang menyerap seperti sebuah popok
atau kain kemudian letakkan dalam tas plasenta.. The covering is
changed daily or more often if seepage occurs. Permukaan plasenta
akan berubah setiap hari bahkan lebih cepat  jika sering terjadi
rembesan. Alternatif lain untuk mempercepat pengeringan plasenta
yaitu dengan menaburkan garam pada bagian plasenta.
 Gendong bayi dan beri makan sesuai kebutuhannya.
 Pakaikan bayi menggunakan pakaian yang longgar.
 bayi dapat dimandikan seperti biasa, biarkan plasenta bersamanya.
 Meminimalisir pergerakan bayi.

15
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan Lotus Birth


Waktu penjepitan dan pemotongan tali pusat merupakan salah satu
komponen manajemen aktif kala III dalam Asuhan Persalinan Normal
(komponen lainnya adalah pemberian profilaktik uterotonic pada saat atau
setelah kelahiran bayi, peregangan tali pusat terkendali dan masase uterus).
Namun, tidak ada konsensus (persetujuan umum) yang tepat mengenai arti
kata "Awal/Dini" dalam konteks ini.

Percobaan manajemen aktif kala III tentang penjepitan dan


pemotongan tali pusat secara awal telah menggunakan beragam definisi,
mulai dari segera setelah kelahiran bayi sampai sekitar satu menit setelah
persalinan. Perbedaan yang sama juga terdapat pada definisi tentang
“terlambat” atau “penundaan” penjepitan dan pemotongan tali pusat. Istilah
tersebut umumnya dipahami sebagai penundaan 2 – 3 menit setelah
persalinan atau ketika denyutan tali pusat telah berhenti.Namun definisi
tersebut tetaplah belum jelas. Waktu yang tepat dalam penjepitan dan
pemotongan tali pusat mungkin penting karena terdapat beberapa bukti
tentang kemungkinan manfaatnya untuk bayi ketika tali pusat tidak dijepit
dan dipotong segera setelah persalinan.

Studi fisiologis telah menunjukkan bahwa:

 terdapat transfer dari plasenta sekitar 80 ml darah pada satu menit


setelah persalinan, mencapai 100 ml pada 3 menit setelah persalinan.

16
 Penambahan volume darah tersebut dapat menyuplai zat besi sebesar
40-50 mg / kg berat badan. Ketika zat besi ditambahkan sekitar 75
mg/kg berat badan, maka jumlah total zat besi dapat mencapai 115-
125 mg / kg berat badan, hal tersebut dapat membantu mencegah
defisiensi zat besi selama tahun pertama kehidupan bayi .

 Disamping itu, juga terdapat bukti yang menunjukkan bahwa


penundaan penjepitan dan pemotongan tali pusat dapat menurunkan
risiko polycythemia, hiperbilirubinemia dan gangguan neonatal
lainnya.

 Terkait dengan kondisi ibu bersalin, sangat sedikit bukti yang


menyatakan bahwa waktu penjepitan dan pemotongan tali pusat
berdampak pada insiden pendarahan postpartum.

 Tujuan dari review Cochrane ini adalah untuk mengetahui dampak


kebijakan waktu penjepitan dan pemotongan tali pusat bagi ibu dan
bayi baru lahir .

Diantara beberapa percobaan, satu penelitian (Argentina) juga


melibatkan perempuan yang melahirkan secara cesar. Dalam satu percobaan
di India, melibatkan perempuan anemia dan percobaan di Zambia telah
dilaksanakan di daerah endemic malaria. Jangka waktu awal penjepitan dan
pemotongan tali pusat konsisten antara kurang dari satu menit (biasanya
dalam waktu 15 detik dari kelahiran). Jangka waktu akhir penjepitan dan
pemotongan tali pusat tidak tetap (satu percobaan memiliki lebih dari dua
dasar) : 1 menit dalam dua percobaan (106 wanita dalam penjepitan dan
pemotongan tali pusat yang tertunda); 2 menit dalam satu percobaan (237
wanita); 3 menit dalam tiga percobaan (577 wanita); penundaan sampai

17
berhentinya denyutan tali pusat dalam tiga percobaan (132 wanita);
penundaan sampai setelah berhentinya denyutan tali pusat atau 5 menit
dalam satu percobaan (483 wanita); dan setelah penurunan plasenta dalam
dua percobaan (108 wanita). Penggunaan obat uterotonik adalah variabel
dalam laporan penelitian percobaan ini (sebelum menjepit dan memotong
tali pusat pada kelahiran bahu anterior, atau setelah menjepit dan memotong
tali pusat).

3.2 Manfaat Lotus birth

 Tali pusat dibiarkan terus berdenyut sehingga memungkinkan


terjadinya perpanjangan aliran darah ibu ke janin.

 Oksigen vital yang melalui tali pusat dapat sampai ke bayi sebelum
bayi benar-benar dapat mulai bernafas sendiri.

 Lotus Birth juga memungkinkan bayi cepat untuk menangis segera


setelah lahir.

 Bayi tetap berada dekat ibu setelah kelahiran sehingga memungkinkan


terjadinya waktu yang lebih lama untuk bounding attachment.

 Dr Sarah Buckley mengatakan :"bayi akan menerima tambahan 50-


100ml darah yang dikenal sebagai transfusi placenta. Darah transfuse
ini mengandung zat besi, sel darah merah, keeping darah dan bahan
gizi lain, yang akan bermanfaat bagi bayi sampai tahun pertama."

18
3.3 Kelemahan Lotus Birth
 Kemungkinan untuk terjadinya infeksi pada tali pusat lebih besar
karena adanya jaringan yang terbuka lebih besar dan memerlukan
ketelatenan dalam perawatannya .

 Kemungkinan plasenta dan tali pusat akan berbau busuk jika


pengeringannya tidak bagus. Hal itu juga akan menimbulkan ketidak
nyamanan pada ibu dan keluarga.

 Tidak sesuai dengan budaya masyarakat di Indonesia pada umumnya.

 Sesuai dengan teori sistem peredaran darah bayi , jantung dan paru
bayi mulai berfungsi pada saat tali pusat di potong. Demikian juga
dengan penutupan foramen ovale yang terjadi sesaat setelah tali pusat
di potong, maka pada praktek Lotus Birth bagaimana kedua proses ini
terjadi ? Hal ini memerlukan penelitian lebih lanjut.

 Praktek Lotus birth sulit di lakukan jika pertolongan persalinan di


lakukan di rumah masyarakat dimana kadang hygiene dan sanitasi
agak kurang .

19
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

 Lotus Birth merupakan isu terkini dalam kebidanan.Lotus Birth adalah


prakek meninggalkan tali pusat yang tidak diklem dan lahir secara
utuh.
 Lotus Birth dilakukan dalam menunjang pelaksanan Bonding
Attachment atau penggabungan pendekatan asuhan ibu dan bayi.
 Pengkleman atau tidak diklem sama sekali cara fisiologis dalam
perawatan tali pusat bayi dan pengkleman secara dini merupakan
intervensi yang masih memerlukan pembuktian lebih lanjut.
 Lotus Birth baru dilaksanakan di Luar Negeri dan belum di
laksanakan di Indonesia .
 Beberapa faktor mempengaruhi pelakasanaan Lotus Birth di antaranya
adalah faktor sosial budaya masyarakat.

4.2 Saran

 Bidan sebagai pelaksana asuhan persalinan dan bayi baru lahir harus
lebih meningkatkan pengetahuan dan mengadakan penelitian tentang
Lotus Birth dan kemungkinan pelaksanaannya di Indonesia.

20

Anda mungkin juga menyukai