Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

GENTLE BIRTH II
“METODE LOTUS BIRTH”

NAMA : KADEK ERNA SUKMAYANTHI

NIM : 202115302030

POLITEKNIK KESEHATAN KARTINI BALI

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang atas

rahmat-Nya dan karunianya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada

waktunya. Adapun tema makalah ini adalah tentang Metode Lotus Birth.

Kami sangat berharap makalah yang kami buat dapat berguna dalam rangka

menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang Metode Lotus Birth. Kami menyadari

sepenuhnya bahwa makalah yang kami buat jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami

berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah ini.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami

ketahui, maka dari itu kami mohon maaf dan akhir kata kami ucapkan terimaksih.

Klungkung, 16 Oktober 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR...........................................................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................................................3

BAB I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG................................................................................................4

B. TUJUAN.....................................................................................................................5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN LOTUS BIRTH.................................................................................6

B. SEJARAH LOTUS BIRTH........................................................................................7

BAB III. PEMBAHASAN

A. Langkah-langkah dalam melakukan Lotus Birth .......................................................8

B. Manfaat atau keuntungan dilakukannya Lotus Birth..................................................9

C. Kelemahan Lotus Birth...............................................................................................9

D. Mitos dan fakta Lotus Birth.....................................................................................10

BAB. IV. KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................12

DAFTAR ISI .......................................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Plasenta merupakan sumber darah bagi bayi yang banyak mengandung sel-sel induk, besi,

oksigen, hormon dan enzim-enzim. Sepertiga dari total suplai darah pada bayi berasal dari plasenta

yang dialirkan melalui tali pusat. Ketika bayi baru lahir, sesaat kemudian tali pusat akan segera

diklem pada dua tempat dan kemudian akan dipotong diantara keduanya. Dan dalam hitungan

menit kemudian, plasenta ikut lahir. Itulah prosedur persalinan yang sesuai dengan standar asuhan

persalinan normal yang selalu kita aplikasikan hingga pada saat ini. Namun, ada fenomena yang

disebut lotus birth. Lotus birth ini adalah proses persalinan tanpa mengklem tali pusat seperti yang

biasa di lakukan, apalagi sampai memotong tali pusat, dan tali pusat ini dibiarkan sendiri hingga

terlepas dari bayi secara alami.

Lotus birth sebenarnya juga mempunyai banyak manfaat dan beberapa keuntungan

untuk bayi, seperti jika tali pusat dibiarkan terus berdenyut sehingga memungkinkan terjadinya

perpanjangan aliran darah ibu ke janin, Bayi tetap berada dekat ibu setelah kelahiran sehingga

memungkinkan terjadinya waktu yang lebih lama untuk bounding attachment, pemulihan tali

pusat yang cepat (2-3 hari) dibandingkan normalnya jika segera di potong dan mencegah bayi

kehilangan 60 ml darah, yang setara dengan 1200 ml darah orang dewasa.

Kepala Subdepartemen Obstetri Ginekologi RSAL, dr Ramelan, Surabaya mengatakan,

selama plasenta masih menempel pada ibu, ada aliran darah dari plasenta yang masuk ke tubuh

bayi. Ada sebagian ibu yang beranggapan bahwa kesatuan antara ibu, bayi, dan plasenta tidak

boleh diputus begitu saja. Dianggap ada suatu energi yang menguatkan bayi bila berdekatan

dengan plasentanya. Maka, tali pusat dibiarkan putus sendiri.

4
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Gentle Birth II

2. Tujuan Khusus
Dapat mengetahui dan memahami tentang :
a) Pengertian Lotus Birth dalam asuhan kebidanan
b) Mengetahui sejarah Lotus Birth
c) Langkah- langkah dalam melakukan proses Lotus Birth
d) Manfaat atau keuntungan dilakukannya Lotus Birth
e) Kelemahan lotus birth
f) Mitos dan fakta lotus birth.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN LOTUS BIRTH

Lotus Birth adalah metode persalinan tanpa memotong tali pusat setelah bayi lahir
dan membiarkan tali pusat keluar secara utuh. Dalam lotus birth dibutuhkan sekitar 3-7
hari bagi tali pusat untuk kering dan ini lebih cepat kering dibandingkan dengan tali
pusat yang dipotong segera setelah lahir. Lotus Birth jarang dilakukan di rumah sakit,
tetapi umumnya dilakukan di klinik dan rumah bersalin. Di Indonesia sendiri mulai
dikembangkan di Bali di Klinik Bumi Sehat oleh Bidan Robin Lim, di Klaten di Klinik
Bidan Kita oleh Bidan Yesie, di RB Bundaku Denpasar dan di RS Harapan Bunda
Denpasar yang menggunakan metode lotus birth dengan tidak melakukan pemotongan tali
pusat hingga tali pusat terlepas dengan sendirinya (Aprilia, 2011).
Pengertian Lotus Birth dalam Asuhan Kebidanan adalah suatu metode asuhan pada
bayi baru lahir dimana tali pusat bayi tidak dipotong. Setelah bayi lahir, tali pusat yang
melekat pada bayi dan plasenta dibiarkan saja, tanpa dijepit atau dipotong. Tali pusat
kemudian akan kering sendiri dan akhirnya lepas secara alami dari umbilicus. Pelepasan
tersebut umumnya terjadi 3-10 hari setelah bayi lahir. Tali pusat dan plasenta merupakan
satu unit dan satu kesatuan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan pentingnya penyatuan atau
penggabungan pendekatan untuk asuhan ibu dan bayi, dan menyatakan dengan jelas (dalam
Panduan Praktis Asuhan Persalinan Normal:, Geneva, Swiss, 1997) “Penundaan
Pengkleman (atau tidak sama sekali diklem) adalah cara fisiologis dalam perawatan tali
pusat, dan pengkleman tali pusat secara dini merupakan intervensi yang masih memerlukan
pembuktian lebih lanjut.”
Lotus Birth jarang dilakukan di rumah sakit tetapi umumnya dilakukan di klinik
dan rumah bersalin khusus, sehingga proses bonding attachment antara ibu dan bayi dapat
dilakukan, hal ini tentunya bermanfaat bagi ibu dan bayi yang baru lahir.
Karena adanya praktek budaya yang berbeda maka proses pengawetan plasenta
dilakukan dalam berbagai cara yang berbeda. Beberapa orang lebih memilih untuk
menyimpan plasenta sehingga dapat menguburkannya dengan anak di akhir kehidupan
anak tersebut. Sedangkan yang lainnya membiarkan plasenta sampai mengerut dan
mengering secara alami dan kemudian dikuburkan. Salah satu contohnya adalah Orang-
orang Igbo di Nigeria, mereka menguburkan plasenta setelah lahir dan sering menanam
pohon diatas kuburan plasenta tersebut.

6
Pada Lotus Birth, kelebihan cairan yang dikeluarkan plasenta  disimpan dalam
mangkuk atau waskom terbuka atau dibungkus kain, lalu didekatkan dengan bayi. Kain
yang digunakan untuk  menutupi plasenta atau wadah yang digunakan harus
memungkinkan terjadinya pertukaran udara, sehingga plasenta mendapatkan udara dan
mulai mengering serta tidak berbau busuk. Garam laut sering digunakan untuk
mempercepat proses pengeringan plasenta. Kadang-kadang minyak esensial, seperti
lavender, atau bubuk tumbuh-tumbuhan seperti goldenseal, neem, bersama dengan
lavender  juga digunakan untuk  tambahan anti bacterial.
Apabila tindakan pengeringan plasenta tidak diterapkan dengan baik plasenta akan
memiliki bau yang berbeda, bau tersebut dapat diatasi  dengan penanaman plasenta secara
langsung atau didinginkan setelah minggu pertama pasca persalinan.

B. SEJARAH LOTUS BIRTH


Negara perintis Lotus birth untuk pertama kalinya adalah Amerika. Lotus birth
dilakukan sebagai langkah pencegahan untuk melindungi bayi dari infeksi luka yang
terbuka. Meskipun Lotus birth ini merupakan suatu fenomena yang baru, tapi penundaan
pemotongan tali pusat sudah ada dalam budaya Bali dan budaya suku Aborigin Australia.
Dan keputusan Lotus birth serta dampak fisiologis yang dapat terjadi merupakan tanggung
jawab dari klien yang telah memilih dan membuat keputusan untuk asuhan lotus birth ini
(informed choncen).
Primatolog Jane Goodall, adalah orang yang pertama kali melakukan studi jangka
panjang dengan objek penelitian simpanse di alam bebas. Pada hewan Simpanse, yang
merupakan mamalia dengan 99% bahan genetik hampir sama dengan manusia, juga pada
prakteknya membiarkan plasenta nya utuh, tidak merusaknya bahkan memotong. Hal itu
dikenal dengan fakta primatologist, dan bayi-bayi simpanse tersebut mampu hidup dan
berkembang dengan sehat, demikian juga dengan induknya tidak ada masalah. Beberapa
praktisi kelahiran teratai simpanse merujuk kepada praktek sebagai latihan alami bagi
manusia juga. Informasi mengenai lotus birth ini juga terdapat dalam ajaran Budha, Hindu,
Kristen serta Yahudi. Di Tibet dan Zen Buddhisme, istilah "kelahiran teratai" digunakan
untuk menggambarkan para guru spiritual seperti Buddha Gautama dan Padmasambhava
(Lien Sen-hua), menekankan mereka masuk ke dunia sebagai utuh, anak-anak kudus.
Kelahiran referensi teratai juga ditemukan dalam Hinduisme, misalnya dalam kisah
kelahiran Wisnu.

7
BAB III

PEMBAHASAN

Lotus birth sangat penting dilakukan pada bayi setelah lahir, karena ibu maupun bayi
sama- sama mendapatkan banyak manfaat salah satunya tercapainya bounding attachment. Ikatan
kasih sayang antara ibu dan anak sangatlah penting, tidak adanya ikatan kasih sayang antara ibu
dan anak atau bounding attachment dapat menyebabkan kurangnya proses perkembangan otak
bayi karena tidak diberikan stimulus yang positif oleh ibunya.

A. Langkah- langkah dalam melakukan proses Lotus Birth


Beberapa hal yang dilakukan dalam Lotus Birth diantaranya :
1. Bila bayi lahir, biarkan tali pusat utuh. Jika tali pusat berada di sekitar leher bayi
(lilitan tali pusat) cukup di longgarkan dan angkat tali pusat tersebut melewati
kepala bayi.
2. Tunggu lahirnya plasenta secara alami.
3. Ketika plasenta lahir, tempatkan plasenta pada mangkuk khusus di dekat ibu.
4. Tunggu transfusi penuh darah secara alami dari pusat ke bayi sebelum
menangani plasenta.
5. Hati-hati dalam mencuci plasenta yaitu dengan cara menggunakan air hangat
dan tepuk-tepuk sampai kering.
6. Tempatkan plasenta di tempat yang kering.
7. Letakkan plasenta pada bahan yang menyerap seperti sebuah popok atau kain
kemudian letakkan dalam tas plasenta.
8. Permukaan plasenta akan berubah setiap hari bahkan lebih cepat jika sering
terjadi rembesan. Alternatif lain untuk mempercepat pengeringan plasenta yaitu
dengan menaburkan garam pada bagian plasenta
9. Dalam keseharian tetap lakukan asuhan normal pada bayi baru lahir, Gendong
bayi dan beri makan sesuai kebutuhannya.
10. Pakaikan bayi menggunakan pakaian yang longgar.
11. Bayi dapat dimandikan seperti biasa, biarkan plasenta bersamanya.
12. Meminimalisir pergerakan bayi, khususnya pada bagian daerah didekat
tali pusat

8
B. Manfaat atau keuntungan dilakukannya Lotus Birth
1. Tali pusat dibiarkan terus berdenyut sehingga memungkinkan terjadinya
perpanjangan aliran darah ibu ke janin.
2. Oksigen vital yang melalui tali pusat dapat sampai ke bayi sebelum bayi benar-
benar dapat mulai bernafas sendiri.
3. Lotus Birth juga memungkinkan bayi cepat untuk menangis segera setelah
lahir.
4. Bayi tetap berada dekat ibu setelah kelahiran sehingga memungkinkan
terjadinya waktu yang lebih lama untuk bounding attachment.
5. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk terlepasnya tali pusat bila tali pusat
dipotong segera ketika lahir adalah 8-9 hari, ketika berhenti berdenyut 6-7 hari,
dan jika dibiarkan secara alamai 3-4 hari.
6. dr Sarah Buckley mengatakan : bayi akan menerima tambahan 50-100 ml
darah yang dikenal sebagai transfusi placenta. Darah transfuse ini mengandung
zat besi, sel darah merah, keping darah dan bahan gizi lain, yang akan
bermanfaat bagi bayi sampai tahun pertama kehidupannya. Hilangnya 30 ml
darah ke bayi baru lahir adalah setara dengan hilangnya 600 ml darah untuk
orang dewasa. Asuhan persalinan umum dengan pemotongan tali pusat
sebelum berhenti berdenyut memungkinkan bayi baru lahir kehilangan 60 ml
darah, yang setara dengan 1200ml darah orang dewasa.
7. Asupan darah dan makanan dari plasenta bisa lebih banyak.
8. Menurunkan kemungkinan terjadinya cedera pada pusar bayi.
9. Proses penyembuhan tali pusat bisa lebih cepat.
10. Kesejahteraaan emosional bayi lebih terjaga.

C. Kelemahan Lotus Birth


Adapun beberapa kelemahan yang dikutip dari metode Lotus Birth antara lain :
1. Tidak bisa diterapkan pada seluruh kebudayaan.
2. Membutuhkan fasilitas kesehatan yang memadai.
3. Membutuhkan tenaga kesehatan yang berpengalaman.
4. Membutuhkan banyak petugas kesehatan, misalnya bayi di mandikan harus ada
petugas yang lain memegangi dan menjaga tali pusat.
5. Memerlukan perawatan ekstra pada plasenta agar tidak membusuk dan berbau
tidak sedap.

9
D. Mitos dan fakta Lotus Birth.

Lotus Birth, Mitos yang Berkembang Lotus Birth, menurut buku


karangan Javier A. Galvan adalah sebuah kepercayaan yang lama berkembang
dan menjadi tradisi menyambut kelahiran bayi di kalangan suku aborigin dari
Australia. Praktek lotus birth juga disinyalir dilakukan oleh sebuah suku dari
Indonesia, namun tidak jelas apakah lotus birth masih umum dilakukan di suku
tersebut. Para penganut lotus birth percaya bahwa metode ini akan memberikan
bayi masa depan yang lebih sehat, secara fisik dan spiritual, di masa depan.
Lotus birth mulai populer di dunia sejak beberapa orang mempopulerkannya
melalui gerakan sosial Back to Nature.

Seorang bidan asal Amerika Serikat, Jeannine Parvati, dan seorang


dokter bernama Sarah Buckley banyak mempromosikan praktek lotus birth
baik di dunia maya maupun melalui gerakan nyata. Semakin hari penganut
metode lotus birth semakin banyak di dunia, juga di Indonesia. Para penganut
lotus birth banyak mengutip artikel ilmiah yang diterbitkan oleh The Journal of
Cellular and Molecular Medicine, tentang manfaat yang didapatkan dari
delayed clamping yaitu penundaan pemotongan tali pusat. Dalam artikel itu
memang disebutkan bahwa beberapa manfaat delayed clamping adalah bayi
akan mendapatkan lebih banyak darah, oksigen dan stem cell dari plasenta
dibandingkan bila pemotongan tali pusat dilakukan segera setelah persalinan
(early clamping). Namun, delayed clamping tidak menunggu hingga tali pusat
putus sendiri ("puput") yang butuh waktu 3- 10 hari. Delayed clamping yang
ditulis dalam artikel ilmiah tersebut merujuk pada metode penundaan
pemotongan tali pusat antara 1-3 menit saja. Lotus Birth, Fakta yang Otentik
Beberapa blog mainstream ternyata juga bereaksi untuk menyanggah tulisan
dari web Ayah Bunda tersebut. Salah satunya yang banyak dibagikan di sosial
media adalah artikel dari blog Dokter Post. Artikel pendek berjudul, "Lotus
Birth, Kenapa Tidak Layak Dilakukan?" ini dengan keras mengkritik artikel
Ayah Bunda seperti metode nenek moyang yang masih menggunakan benda
tajam tidak steril untuk memutus tali pusat bayi. Sebuah tindakan yang sangat
rentan infeksi dan mengancam nyawa bayi.

10
Memang menurut kaidah kedokteran berbasis bukti (Evidence Based
Medicine), lotus birth adalah metode persalinan yang belum dapat
dipertanggungjawabkan manfaatnya secara medis. Sampai saat ini belum ada
satu penelitian pun yang berhasil membuktikan bahwa metode persalian lotus
birth memiliki manfaat yang lebih baik bila dibandingkan metode persalinan
konvensional yang sudah kita aplikasikan sehari-hari. Lotus birth bahkan
memiliki implikasi serius, karena plasenta yang tidak segera dipotong akan
potensial mengalami infeksi yang sangat mungkin menular ke bayi. Plasenta
mengandung darah yang merupakan makanan favorit kuman penyebab infeksi.
Infeksi yang terjadi di plasenta pada akhirnya sangat mungkin menular ke bayi,
bila tali pusat tidak segera di potong. Infeksi pada bayi setidaknya
menyebabkan 41% kematian pada bayi.

11
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Lotus birth adalah salah satu pilihan untuk melahirkan plasenta dengan cara

alamiah, sesuai dengan filosof kebidanan. Kontroversi metode Lotus Birth untuk

diaplikasikan secara general masih terus diperdebatkan, namun konsensus untuk

menunda penjepitan dan pemotongan tali pusat telah disepakati dan di setujui oleh WHO

bahwa tali pusat dijepit setelah berhenti berdenyut untuk memungkinkan penambahan

aliran darah pada bayi untuk mencegah anemia.

Sebagai tenaga kesehatan yang professional perlu mempertimbangkan baik

buruk dan untung ruginya suatu metode agar dapat menghasilkan output kehamilan yaitu

ibu dan bayi yang aman dan sehat serta generasi penerus yang berkualitas.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. PERBEDAAN LAMA PELEPASAN TALI PUSAT ANTARA PEMOTONGAN


TALI PUSAT SEGERA SETELAH LAHIR DENGAN LOTUS BIRTH
Tenri Ika Buwana 1), Ismarwati 2)
1,2) Stikes Aisyiyah Yogyakarta, Jl. Ring road barat 63 Mlangi Nogotirto, Gamping
Sleman, Yogyakarta 55292
https://media.neliti.com/media/publications/227239-perbedaan-lama-pelepasan-tali-pusat-
anta-ee2f1c40.pdf

2. Ayuwinda S. Lotus Birth2012 5 Oktober 2013. Available from:


http://syefrinayuwinda.blogspot.com/2012/06/lotus-birth.html

3. Evidancebased Midwifery Lotus Birth


https://pdfcoffee.com/makalah-lotus-birth-pdf-free.html
4. Mengulik Lotus Birth, Melahirkan tanpa menghilangkan tali pusat dan plasenta.
https://hellosehat.com/kehamilan/melahirkan/apa-itu-lotus-birth-adalah-tali-pusat/
5. EFEKTIVITAS LOTUS BIRTH DALAM MEMPROSES PEMBUSUKKAN TALI PUSAT SEBAGAI
ANTIBODI (Marta Imelda Br Sianturi )

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwi4tqy6ls_zAhWBXisK
HW2pCl4QFnoECAMQAQ&url=http%3A%2F%2Fjurnal.stikesmurniteguh.ac.id
%2Findex.php%2Fithj%2Farticle%2Fdownload
%2F26%2F31%2F&usg=AOvVaw3H06XAiQYH0_WhHelhKknG

13

Anda mungkin juga menyukai