Anda di halaman 1dari 16

EVIDANCED BASED & ISU TERKINI

DALAM PRAKTIK KEBIDANAN


(PERSALINAN)

DISUSUN OLEH :

Kelompok 6

1. Tri Josih Pebriani NPM. 1926040105.P


2. Irmayanti Situmeang NPM.1926040099.P
3. Rasda Diana NPM.1926040111.P
4. Elkana BR sinukaban NPM.1926040146.P
5. Uswatun fadila NPM.1926040123.P

6. Nariyati NPM.1926040145.P
7. Desi Damayanti Putri NPM.1926040049.P
8. Siti Zulhijjah NPM.1926040038.P
9. Ika Nuryati NPM.1926040067.P
10. Lina Pratiwi NPM.1926040130.P
11. Lidia Sitohang NPM.1926040066.P
12. Widya Nita Andriani NPM.1926040058.P
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI
SAKTI BENGKULU
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur dengan berkat rahmat Allah


SWT, yang telah memudahkan kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, Rasulullah terakhir yang diutus dengan membawa syari’ah yang mudah,
penuh rahmat, dan membawa keselamatan dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang
ada agar makalah ini dapat tersusun sesuai harapan. Sesuai dengan fitrahnya,
manusia diciptakan Allah sebagai makhluk yang tak luput dari kesalahan dan
kekhilafan, maka dalam makalah yang kami susun ini belum mencapai tahap
kesempurnaan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu
dalam proses penyelesaian tugas ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat
memberikan manfaat untuk kita semua dalam kehidupan sehari-hari.

Bengkulu, November 2019

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii

1. Lotus Birth ..........................................................................................


2. Water Birth ..........................................................................................
3. Hypno Birthing ....................................................................................
4. Akupuntur Persalinan...........................................................................
5. Asuhan Sayang Ibu pada Kala II .........................................................
6. Menahan Nafas Saat Meneran .............................................................

7. Episiotomy ...........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
ISU TERKINI DAN EVIDENCE BASED DALAM
PRAKTIK KEBIDANAN

Bidan, dituntut untuk mampu memberikan pelayanan atau asuhan


kebidanan yang yang bertanggung jawab dan juga menagacu pada standar
kompetensi seorang bidan. Kita harus bisa memberikan pelayan yang
memuaskan pada klien yang sesuai dengan kebutuhan klien. Seorang bidan
juga akan menjadi pendidik yang memberikan konseling- konseling
kesehatan kepada kliennnya. Karena pada setiap kunjungan kliennya saat
memeriksakan kehamilannya ataupun kesehatannya. Karena itulah,
sebagai seorang bidan kita harus selalu mengikuti perkembangan-
perkembangan terkini asuhan kebidanan atau hasil- hasil penelitian dari
para peneliti agar bisa dijadiakan sebagai acuan dalam memberikan
pelayanan.
1. Lotus Birth
Lotus Birth, atau tali pusat yang tidak dipotong, adalah praktek
meninggalkan tali pusat yang tidak diklem dan lahir secara utuh, daripada
ikut menghalangi proses fisiologis normal dalam perubahan Wharton’s
jelly yang menghasilkan pengkleman internal alami dalam 10-20 menit
pasca persalinan. Tali pusat kemudian Kering dan akhirnya lepas dari
umbilicus. Pelepasan tersebut umumnya terjadi 3-10 hari setelah
lahir. Organisasi Kesehatan Dunia(WHO) menekankan pentingnya

penyatuan atau penggabungan pendekatan untuk asuhan ibu dan bayi, dan
menyatakan dengan jelas (dalam Panduan Praktis Asuhan Persalinan
Normal:, Geneva, Swiss, 1997) “Penundaan Pengkleman (atau tidak sama
sekali diklem) adalah cara fisiologis dalam perawatan tali pusat, dan
pengkleman tali pusat secara dini merupakan intervensi yang masih
memerlukan pembuktian lebih lanjut.” Lotus Birth jarang dilakukan di
rumah sakit tetapi umumnya dilakukan di klinik dan rumah bersalin,
sehingga proses bonding attachment antara ibu dan bayi dapat dilakukan,
hal ini tentunya bermanfaat bagi ibu dan bayi yang baru lahir .
Beberapa alasan ibu untuk memilih Lotus Birth:
a. Tidak ada keinginan ibu untuk memisahkan plasenta dari bayi
dengan cara memotong tali pusat
b. Supaya proses transisi bayi terjadi secara lembut dan damai,
yang memungkinkan penolong persalinan untuk memotong tali
pusat pada waktu yang tepat.
c. Merupakan suatu penghormatan terhadap bayi dan plasenta.
d. Mendorong ibu untuk menenangkan diri pada minggu pertama
postpartum sebagai masa pemulihan sehingga bayi mendapat
perhatian penuh.
e. Mengurangi kematian bayi karena pengunjung yang ingin
bertemu bayi. Sebagian besar pengunjung akan lebih memilih
untuk menunggu hingga plasenta telah lepas.
f. Alasan rohani atau emosional.

g. Tradisi budaya yang harus dilakukan.

h. Tidak khawatir tentang bagaimana mengklem, memotong atau


mengikat tali pusat.
i. Kemungkinan menurunkan risiko infeksi (Lotus Birth
memastikan sistem tertutup antara plasenta, tali pusat, dan bayi
sehingga tidak ada luka terbuka)
j. Kemungkinan menurunkan waktu penyembuhan luka pada perut
(adanya luka membutuhkan waktu untuk
penyembuhan.sedangkan jika tidak ada luka, waktu
penyembuhan akan minimal).
Beberapa manfaat dilakukannya Lotus Birth diantaranya
a. Tali pusat dibiarkan terus berdenyut sehingga memungkinkan
terjadinya perpanjangan aliran darah ibu ke janin.
b. Oksigen vital yang melalui tali pusat dapat sampai ke bayi
sebelum bayi benar-benar dapat mulai bernafas sendiri.
c. Lotus Birth juga memungkinkan bayi cepat untuk menangis
segera setelah lahir.
d. Bayi tetap berada dekat ibu setelah kelahiran sehingga
memungkinkan terjadinya waktu yang lebih lama
untuk bounding attachment.
Penerapan di Puskesmas tempat bekerja :
Belum bisa diterapkan, karena sejauh ini masyarakat belum terpapar
dengan persalinan tanpa pemotongan tali pusat (Lotus Birth). Selain itu
adat istiadat/budaya setempat masih menganggap hal tersebut tabu.
Kemudian masih ada sebagian kecil masyarakat yang menyimpan sisa
potongan tali pusat yang kering dan terlepas dari tubuh bayi sebagai obat
saat bayi demam, jika lotus birth ini diterapkan, maka masyarakat belum
bisa menerima hal tersebut. Alasan lainnya, masyarakat belum bisa
menerima jika lotus birth diterapkan karena masyarakat belum mengerti
mengenai tekhnik untuk mencegah pembusukan plasenta,
2. Water Birth
Water birth atau melahirkan di air adalah salah satu metode untuk
mengurangi rasa sakit saat persalinan. Pada metode ini, proses
pengurangan rasa sakit terjadi karena air hangat menstimulasi syaraf
tubuh. Tidak ada obat-obatan kimia yang dimasukkan ke dalam tubuh
sehingga lebih alami. Menjalani waterbirth sama seperti menjalani
proses persalinan normal lainnya. Hanya tempat pelaksanaannya saja
yang berbeda. Bukan di ranjang, melainkan di dalam kolam atau bak
berisi air hangat. Untuk melakukannya, terdapat beberapa syarat mulai
dari kondisi sang ibu, kondisi bayi, air, dan waktu persalinan. Apa saja
syarat tersebut? Simak selengkapnya berikut ini:
Kondisi Ibu

- Anda tidak boleh melakukan waterbirth dalam kondisi:


Mengalami penyakit infeksi yang sangat menular, seperti AIDS,
hepatitis, atau herpes. Kuman penyakit itu bisa ditularkan lewat
darah dan cairan lendir. Jadi, sudah dapat dipastikan, jika Anda
menderita penyakit itu, Anda harus melahirkan dengan cara
caesar.
- Kelahiran sebelum usia kehamilan cukup (bayi prematur).
Ketuban pecah sebelum masuk ke dalam kolam air.
- Ukuran panggul ibu kecil atau kelainan fisiologis lainnya.
Kondisi Bayi

- Posisi bayi melintang atau sungsang. Posisi ini akan menyulitkan


Anda untuk melakukan persalinan normal.
- Bayi diduga mengalami kelainan atau kehamilan kembar.
Air

- Air adalah unsur penting untuk kesuksesan pelaksanaan


waterbirth. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk air
ini:
- Air harus steril (bebas kuman).
- Suhu air harus disesuaikan mendekati suhu normal tubuh, yaitu
36-37oC. Suhu yang terlalu panas dapat menyebabkan bayi
mengalami gangguan detak jantung. Dan, suhu yang terlalu
dingin membuat otot mengerut.
- Suhu hangat bermanfaat untuk menghambat implus-implus rasa
sakit. Berendam di air hangat membuat vagina menjadi lebih
elastis dan lunak. Kondisi tersebut membantu Anda saat proses
mengejan tidak terlalu keras.
Waktu yang Pas

Pembukaan enam adalah kondisi yang disarankan untuk Anda mulai


masuk ke dalam kolam. Sebab, biasanya setelah pembukaan enam
proses pembukaan selanjutnya akan berjalan cepat. Anda tidak boleh
berlama-lama di dalam kolam sebab ada kemungkinan Anda terkena
hipotermia.
Penerapan di Puskesmas tempat bekerja :
Belum bisa diterapkan, karena :
a. Belum ada tenaga / SDM terlatih dalam penatalaksanaan Water
Birth
b.Tradisi masyarakat yang belum bisa menerima dan masyarakat
juga belum begitu terpapar mengenai water birth

3.Hypno Brithing

Hypnobirthing merupakan perkembangan dari hypnosis, yang ditemukan oleh Dr. Franz Anton M
Hypnobithing di Indonesia) . Di Indonesia, hypnobithing belum cukup diketahui banyak orang, kare

Penerapan di Puskesmas tempat bekerja :

Belum bisa diterapkan, karena :

Belumadatenaga/SDMterlatihdalampenatalaksanaan
persalinan tanpa rasa sakit melalui tekhnik hypnobirthing hal ini membutuhkan biaya yang sangat m
Paradigmamasyarakatadasebagianbesarmasyarakat mengatakanberupapenghilangankesadaran,jadime
merekahaltersebutadalhhalyangmenakutkan
dilakukan, hal ini dikarenakan masyarakat belum mengerti dan kurangnya sosialisasi
4.Akupuntur Persalinan

Akupunktur (teknik pengobatan dengan tusuk jarum) dapat


dimanfaatkan untuk mengurangi rasa nyeri saat persalinan dan
memperpendek durasi persalinan. Menghambat rasa nyeri Ahli
anestesiologi, reanimasi, dan akupunktur Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Syarif Sudirman, menuturkan,
akupunktur merangsang pelepasan zat kimia, seperti endorfin,
enkefalin, dinorfin, serotonin, dan noradrenalin, yang menghambat
rasa nyeri dan memberi rasa tenang. ”Akupunktur memberi efek pada
titik yang ditusuk jarum berupa pelebaran pembuluh darah sehingga
mampu menyerap substansi kimia penyebab nyeri,” kata Syarif yang
juga bertugas di Rumah Sakit Ortopedi Prof Dr Soeharso usai
Sosialisasi Pemanfaatan Akupunktur dalam Persalinan Bebas Nyeri di
Fakultas Kedokteran UNS Solo, Kamis (17/2). Akupunktur mulai
dilakukan saat ibu masuk fase kala I persalinan, yakni saat mulut
rahim membuka sepanjang 4 sentimeter. Saat itu dilakukan
akupunktur di punggung. Tusuk jarum kembali dilakukan saat masuk
kala II (dari pembukaan lengkap sampai janin keluar) yang ditandai
dengan adanya kekuatan untuk his (kontraksi) dan mengejan untuk
mendorong janin lahir. Akupunktur dilakukan di atas tulang sakrum
(bagian paling bawah tulang belakang). Akupunktur mampu
menghambat nyeri yang timbul pada suatu struktur tubuh dengan cara
mengirim sensor ke bagian tertentu di saraf tulang belakang.
Penusukan jarum pada atau dekat struktur yang nyeri akan memberi
efek menghambat rasa nyeri. ”Akupunktur tidak menghilangkan
kontraksi yang dibutuhkan saat persalinan. Akupunktur mengurangi
nyeri sampai batas yang bisa ditoleransi ibu bersalin. Nyeri persalinan
yang merupakan nyeri alami tetap dibutuhkan sebagai tanda dalam
proses persalinan,” kata Syarif
Penerapan di Puskesmas tempat bekerja :

Belum bisa diterapkan, karena :

c. Belum ada tenaga / SDM terlatih dalam penatalaksanaan


persalinan tanpa rasa sakit melalui tekhnik akupuntur
dikarenakan biaya yang mahal
5. Asuhan sayang ibu pada persalinan kala II

No.Tindakan yangSebelum EBM Setelah EBM


dilakukan

1. Asuhan sayang ibu IbubersalindilarangIbu bebas


untukmakandanmelakukan

minumbahkanuntuk aktifitas apapun


mebersihkan dirinya yang mereka
sukai
Asuhansayangibuadalahasuhanprinsipsalingmenghargai

budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. Sehingga sangat penting


sekali diperhatikan pada saat seorang ibu akan bersalin. Adapun asuhan
sayang ibu berdasarkan EBM yang dapat meningkatkan tingkat
kenyamanan seorang ibu bersalin antara lain :
Ibu tetap di perbolehkan makan dan minum karenan berdasarkan

EBM diperoleh kesimpulan bahwa :


✓ Pada saat bersalin ibu mebutuhkan energi yang besar, oleh karena itu
jika ibu tidak makan dan minum untuk beberapa waktu atau ibu
yang mengalami kekurangan gizi dalam proses persalinan akan cepat
mengalami kelelahan fisiologis, dehidrasi dan ketosis yang dapat
menyebabkan gawat janin.
✓ Ibu bersalin kecil kemungkinan menjalani anastesi umum, jadi tidak
ada alasan untuk melarang makan dan minum.
✓ Efek mengurangi/mencegah makan dan minum mengakibatkan

pembentukkan glukosa intravena yang telah dibuktikan dapat


berakibat negative terhadap janin dan bayi baru lahir oleh karena itu
ibu bersalin tetap boleh makan dan minum. Ha ini berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Larence 1982, Tamow-mordi Starw
dkk 1981, Ruter Spence dkk 1980, Lucas 1980
✓ Ibu diperbolehkan untuk memilih siapa pendamping persalinannya
Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai
budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. Dimana dengan asuhan
sayang ibu ini kita dapat membantu ibu merasakan kenyamanan dan
keamanan dalam menghadapi proses persalinan. Salah satu hal yang
dapat membentu proses kelancaran persalinan adalah hadirnya
seorang pendamping saat proses persalinan ini berlangsung. Karena
berdasarkan penelitian keuntungan hadirnya seorang pendemping
pada proses persalinan adalah :

• Pendamping persalinan dapat meberikan dukungan baik secara


emosional maupun pisik kepada ibu selama proses persalinan.

• Kehadiran suami juga merupakan dukungan moral karena pada


saat ini ibu sedang mengalami stress yang sangat berat tapi
dengan kehadiran suami ibu dapat merasa sedikit rileks karena
merasa ia tidak perlu menghadapi ini semua seorang diri.

• Pendamping persalinan juga dapat ikut terlibat langsung dalam


memberikan asuhan misalnya ikut membantu ibu dalam
mengubah posisi sesuai dengan tingkat kenyamanannya
masing – masing, membantu memberikan makan dan minum.

• Pendamping persalinan juga dapat menjadi sumber pemberi


semangat dan dorongan kepada ibu selama proses persalinan
sampai dengan kelahiran bayi.

• Dengan adanya pendamping persalinan ibu merasa lebih aman


dan nyaman karena merasa lebih diperhatikan oleh orang yang
mereka sayangi.

• Ibu yang memperoleh dukungan emosional selama persalinan

akan mengalami waktu persalinan yang lebih singkat,


intervensi yang lebih sedikit, sehingga hasil persalinan akan
lebih baik.

• Penerapan di Puskesmas tempat bekerja :


Asuhan sayang Ibu pada Kala II sudah diterapkan, ibu sudah
diberikan kesempatan untuk mekan/minum sebelum
persalinan, hal ini sangat berguna untuk memberikan tenaga
pada ibu saat persalinan berlangsung.
Ibu hamil juga sudah diberikan kesempatan dalam memilih
pendamping persalinan.
6. Pengaturan posisi persalinan pada persalinan kala II

No. Tindakan yang Sebelum EBM Setelah EBM


dilakukan
1. Pengaturan posisi saat Ibu hanya boleh Ibu bebas untuk
bersalin bersalin dengan posisi memilih posisi
telentang yang mereka
inginkan

Pada saat proses persalinan akan berlangsung, ibu biasanya di


anjurkan untuk mulai mengatur posisi telentang / litotomi. Tetapi
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ternyata posisi telentang ini
tidak boleh dilakukan lagi secara rutin pada proses persalinan, hal ini
dikarenankan :
➢ Bahwa posisi telentang pada proses persalinan dapat
mengakibatkan berkurangnya aliran darah ibu ke janin.
➢ Posisi telentang dapat berbahaya bagi ibu dan janin , selain itu
posisi telentang juga mengalami konntraksi lebih nyeri, lebih lama,
trauma perineum yang lebih besar.
➢ Posisi telentang/litotomi juga dapat menyebabkan kesulitan
penurunan bagian bawah janin.
➢ Posisi telentang bisa menyebabkan hipotensi karena bobot uterus
dan isinya akan menekan aorta, vena kafa inferior serta pembluh-
pembuluh lain dalam vena tersebut. Hipotensi ini bisa
menyebabkan ibu pingsan dan seterusnya bisa mengarah ke
anoreksia janin.
➢ Posisi litotomi bisa menyebabkan kerusakan pada syaraf di kaki
dan di punggung dan aka nada rasa sakit yang lebih banyak di
daerah punggung pada masa post partum (nifas).
➢ Adapun posisi yang dianjurkan pada proses persalinan antara lain
posisi setengah duduk, berbaring miring, berlutut dan merangkak.
Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bhardwaj,
Kakade alai 1995, Nikodeinn 1995, dan Gardosi 1989. Karena
posisi ini mempunyai kelebihan sebagai barikut :
O Posisi berdiri dilaporkan mengalami lebih sedikit rasa
tak nyaman dan nyeri.
O Posisi berdiri dapat membantu proses persalinan kala II
yang lebih seingkat.
O Posisi berdiri membuat ibu lebih mudah mengeran,
peluang lahir spontan lebih besar, dan robekan perineal
dan vagina lebih sedikit.
O Pada posisi jongkok berdasarkan bukti radiologis dapat
menyebabkan terjadinya peregangan bagian bawah
simfisis pubis akibat berat badan sehingga mengakibatkan
28% terjadinya perluasan pintu panggul.
O Posisi berdiri dalam persalinan memiliki hasil persalinan
yang lebih baik dan bayi baru lahir memiliki nilai apgar
yang lebih baik.
O Posisi berlutut dapat mengurangi rasa sakit, dan membantu
bayi dalam mengadakan posisi rotasi yang diharapkan
(ubun-ubun kecil depan) dan juga mengurangi keluhan
haemoroid.
O Posisi jongkok atau berdiri memudahkan dalam
pengosongan kandung kemih. Karena kandung kemih yang
penuh akan memperlambat proses penurunan bagian bawah
janin.
O Posisi berjalan, berdiri dan bersandar efektif dalam
membantu stimulasi kontraksi uterus serta dapat
memanfatkan gaya gravitasi.
➢ Penerapan di Puskesmas tempat bekerja :
Ada beberapa Posisi yang sudah ditawarkan pada ibu, seperti posisi
jongkok, setengah duduk, berlutut namun posisi berdiri dan
berjalan belum diterapkan, karena mempertimbangkan
kemungkinan bayi jatuh, dan bidan belum mempunyai kepercayaan
diri dalam menolong persalinan dengan keadaan berdiri
7. Menahan nafas pada saat mengeran

No. Tindakan yang Sebelum EBM Setelah EBM


dilakukan
1. Menahan nafas saat Ibu harus menahan Ibu boleh
mengeran nafas pada saat bernafas seperti
mengeran biasa pada saat
mengeran

Pada saat proses persalinan sedang berlangsung bidan sering sekali


menganjurkan pasien untuk menahan nafas pada saat akan mengeran
dengan alasan agar tenaga ibu untuk mengeluarkan bayi lebih besar
sehingga proses pengeluaran bayi pun enjadi lebih cepat. Padahal
berdasarkan penelitian tindakan untuk menahan nafas pada saat mengeran
ini tidak dianjurkan karena :
a. Menahan nafas pada saat mengeran tidak menyebabkan kala II
menjadi singkat.
b. Ibu yang mengeran dengan menahan nafas cenderung mengeran
hanya sebentar.
c. Selain itu membiarkan ibu bersalin bernafas dan mengeran pada
saat ibu merasakan dorongan akan lebih baik dan lebih singkat.
➢ Penerapan di Puskesmas tempat bekerja :
Sudah diterapkan
8. Tindakan episiotomy

No. Tindakan yang Sebelum EBM Setelah EBM


dilakukan
1. Tindakan epsiotomi Bidan rutin melakukan Hanya dilakukan
episiotomy pada pada saat
persalinan untuk tertentu saja dan
mempercepat proses atas suatu
persalinan. indikasi tertentu

Tindakan episiotomi pada proses persalinan sangat rutin dilakukan


terutama pada primigravida. Padahal berdasarkan penelitian tindakan
rutin ini tidak boleh dilakukan secara rutin pada proses persalinan karena :
a. Episiotomi dapat menyebabkan perdarahan karena episiotomy
yang dilakukan terlalu dini, yaitu pada saat kepala janin belum
menekan perineum akan mengakibatkan perdarahan yang
banyak bagi ibu. Ini merupakan “perdarahan yang tidak perlu”.
b. Episiotomi dapat enjadi pemacu terjadinya infeksi pada ibu.
Karena luka episiotomi dapat enjadi pemicu terjadinya infeksi,
apalagi jika status gizi dan kesehatan ibu kurang baik.
c. Episiotomi dapat menyebabkan rasa nyeri yang hebat pada ibu.
d. Episiotomi dapat menyebabkan laserasi vagina yang dapat
meluas menjadi derajat tiga dan empat.
e. Luka episiotomi membutuhkan waktu sembuh yang lebih
lama.
Karena hal – hal di atas maka tindakan episiotomy tidak
diperbolehkan lagi. Tapi ada juga indikasi yang memperbolehkan
tindakan epsiotomi pada saat persalinan.
➢ Penerapan di Puskesmas tempat bekerja :
Episiotomi hanya dilakukan jika ada indikasi

Anda mungkin juga menyukai