Anda di halaman 1dari 8

PAPER

EVIDENCE BASED PRACTICE ASUHAN KEHAMILAN


DETEKSI DINI PROTEIN URIN SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN
PREEKLAMSIA
Paper ini dibuat untuk memenuhi tugas invidu mata kuliah Pengantar Asuhan Kehamilan,
Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir
Dosen Pengampu : Dewi Hanifah, S.ST., M.Keb

Oleh :
Nama : Diana Sri Aulia
NIM : 2722401D20010

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


STIKES SUKABUMI
Kampus I: Jl. Karamat No. 36 tlp. (0266) 210215 Kota Sukabumi
2020
TEKNIK SEDERHANA DAN TUJUAN
A. TEKNIK SEDERHANA
Preeklampsia menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan kematian ibu
dan bayi sebesar 5-7 % dari semua kehamilan. Dimana preeklampsia adalah gangguan
spesifik kehamilan yang ditandai dengan hipertensi dan eksresi protein berlebihan
dalam urin terjadi akibat kehamilan setelah minggu ke-20 dan menyebabkan resiko
perlambatan pertumbuhan janin, peningkatan kejadian bayi lahir mati, kejang, gagal
ginjal, stroke dan membahayakan jiwa ibu dan janin.
Upaya penurunan kasus preeklampsia oleh bidan dan tenaga kesehatan di
tingkat pelayanan primer/puskesmas adalah meningkatkan deteksi dini komplikasi ibu
hamil, bersalin dan nifas dengan adanya kelas ibu hamil sebagai upaya promotif dan
melakukan deteksi resiko tinggi preeklampsia dimulai dari kehamilan trimester 1
melalui pelayanan terpadu di tingkat Puskesmas.
Pemeriksaan penunjang di laboratorium yang penting selama masa kehamilan
salah satunya adalah pemeriksaan protein urin karena merupakan penanda penting
preeklampsia. Preeklampsia dapat diperoleh dengan:
1. Adanya peningkatan darah sistolik (> 140 mmHg)
2. Adanya peningkatan tekanan darah diastolic (> 90 mmHg)
Pada kehamilan disertai dengan proteinuria ≥ 1+ dan ≥ 300 mg/24 jam.
Dengan dilakukannya pemeriksaan protein urin pada ibu hamil trimester II dan
III dapat diketahui adanya kelainan atau komplikasi pada waktu kehamilan secara dini
sehingga dapat dilakukan pencegahan agar tidak terjadi komplikasi yang lebih berat
selama masa kehamilan.
Kesadaran ibu hamil terhadap preeklampsia sangat diperlukan, karena
preeklampsia merupakan silent killer. Dengan adanya deteksi dini sebagai upaya
pencegahan terjadinya preeklampsia sangat membantu ibu hamil mengetahui kondisi
kehamilannya sehingga diharapkan jika ibu hamil mengalami salah satu tanda gejala
preeklampsia dapat segera memeriksakan kehamilannya.
Metode kegiatan ini bisa dilaksanakan melalui penyuluhan media leaflet, power
point dan demonstrasi dengan ceramah, tanya jawab, diskusi dan praktik pemeriksaan
ibu hamil. Adapun tahapan kegiatannya adalah icebreaking, pre test, penyampaian
materi, praktik pemeriksaan ibu hamil dan ditutup dengan post test.

B. TUJUAN
Adapun tujuan dari deteksi dini melalui pemeriksaan protein urin dilakukan
untuk mencegah atau mengurangi terjadinya komplikasi dalam kehamilan. Dan
beberapa tujuan dari metode yang dilakukan adalah:
1. Pengadaan penyuluhan atau penyampaian materi dilakukan dengan tujuan
meningkatkan kesadaran ibu hamil terhadap pentingnya pemeriksaan preeklampsia.
2. Pretest dan post test dilakukan untuk mengukur kemampuan dan pengetahuan ibu
tentang preeklampsia.
3. Praktik pemeriksaan ibu hamil melalui urin dilakukan untuk memeriksa kadar
protein dalam urin sehingga ibu dapat mengetahui kondisi kehamilannya dan dapat
melakukan pencegahan terjadinya preeklampsia dan komplikasi kehamilan.
KESIMPULAN
Deteksi dini sebagai upaya pencegahan preeklampsia melalui pemeriksaan protein urin dan
kesadaran ibu hamil terhadap preeklampsia sangat penting karena hal ini bisa mencegah
terjadinya komplikasi selama masa kehamilan.
DETEKSI DINI PROTEIN URIN SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN
PREEKLAMSIA

EARLY DETECTION OF URINE PROTEIN AS A PREVENTION PREEKLAMSIA

Evicenna Naftuchah Riani¹, Dewi Ambarwati²


1,2
Program Studi Kebidanan Program Sarjana, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Purwokerto
Jl. Soepardjo Roestam KM. 7 Purwokerto 53181
evicenna@gmail.com

ABSTRAK

Preeklampsia sebagai salah satu komplikasi kehamilan dan persalinan masih merupakan masalah kebidanan
yang belum dapat terpecahkan secara tuntas. Penyebab terjadi kematian ibu adalah perdarahan postpartum,
preeklampsia/eklampsia dan infeksi. Preeklampsi adalah masalah kesehatan yang dialami saat hamil ditandai
dengan tekanan darah tinggi (hipertensi), disertai protein dalam urine (proteinuria) dengan atau tanpa edema
(bengkak). Tingginya kejadian preeklamsia pada ibu hamil menjadi salah satu tanggung jawab pemerintah dan
masyarakat untuk dapat menurunkan angka kejadian preeklamsia, yaitu dengan melakukan deteksi dini
preeklamsia pada ibu hamil. Ibu hamil yang berada di desa Talagening, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten
Purbalingga terdiri dari 30 orang. Ibu hamil tersebut merupakan ibu muda berusia 25-35 tahun. Penerapan
program IbM yang ditawarkan pada ibu hamil di desa Talagening, Kecamatan
Bobotsari, Kabupaten Purbalingga adalah IbM Kader ‘Aisyiyah Kecamatan Purwokerto Selatan “Deteksi Dini
Protein
Urin Pada Ibu Hamil Sebagai Upaya Pencegahan Preeklamsia” dan dengan memberikan pendidikan kesehatan.
Transfer Iptek dilakukan melalui penyuluhan dan diskusi.

Kata kunci: deteksi dini, preeklamsi, pencegahan

ABSTRACT

Preeclampsia as a complication of pregnancy and childbirth is still an obstetric problem that has not been
resolved completely. The causes of maternal death are postpartum hemorrhage, preeclampsia / eclampsia and
infection. Preeclampsia is a health problem experienced during pregnancy characterized by high blood pressure
(hypertension), accompanied by protein in the urine (proteinuria) with or without edema (swelling). The high
incidence of preeclampsia in pregnant women is one of the responsibilities of the government and society to be
able to reduce the incidence of preeclampsia, namely by conducting early detection of preeclampsia in pregnant
women. There are 30 pregnant women in the village of Talagening, Bobotsari District, Purbalingga Regency.
These pregnant women are young mothers aged 25-35 years. The application of the IbM program offered to
pregnant women in Talagening Village, Bobotsari District,
Purbalingga District is IbM Kader 'Aisyiyah, South Purwokerto District "Early Detection of Urine Protein in
Pregnant Women as Prevention of Preeclampsia" and by providing health education. Transfer of science and
technology is carried out through counseling and discussion.

Keywords: early detection, preeclampsia, prevention

PENDAHULUAN
Salah satu faktor utama yang menyebabkan kematian ibu dan bayi adalah preeklampsia. Hal
ini menyebabkan kematian ibu dan bayi sebesar 5-7 % dari semua kehamilan. Preeklampsia
merupakan gangguan spesifik kehamilan yang ditandai dengan hipertensi dan ekskresi protein
berlebihan dalam urin yang terjadi akibat kehamilan setelah minggu ke-20 dan menyebabkan resiko
perlambatan pertumbuhan janin, peningkatan kejadian bayi lahir mati, kejang, gagal ginjal, stroke
serta membahayakan jiwa ibu dan janin.

Kasi Kesga dan gizi masyarakat kabupaten banyumas menyampaikan bahwa AKI di kabupaten
banyumas hingga hari ini sudah mencapai 18 kasus. Adapun penyebab terbanyak disebabkan oleh
kasus preeklampsia sebanyak 10 kasus, perdarahan 7 kasus dan ileus 1 kasus. Upaya penurunan kasus
preeklampsia oleh bidan dan tenaga kesehatan di tingkat pelayanan primer/puskesmas adalah
meningkatkan deteksi dini komplikasi ibu hamil, bersalin, dan nifas dengan adanya kelas ibu hamil
sebagai upaya promotif dan melakukan deteksi resiko tinggi preeklampsia dimulai dari kehamilan
trimester I melalui pelayanan terpadu di tingkat Puskesmas.

Pemeriksaan penunjang dilaboratorium yang penting selama kehamilan, salah satunya adalah
pemeriksaan protein urin karena merupakan penanda penting pada preeklampsia. Adapun diagnosis
preeklampsia dapat diperoleh dengan adanya peningkatan tekanan darah sistolik (> 140 mmHg) dan
tekanan darah diastolik (>90 mmHg) pada kehamilan disertai dengan proteinuria ≥ 1+ dan ≥ 300
mg/24 jam.

Sebagai upaya mengurangi angka preeklampsia pada ibu hamil, salah satu caranya adalah
dengan melakukan pemeriksaan protein urin pada ibu hamiltrimester II dan III dimana dengan
dilakukan pemeriksaan tersebut dapat diketahui adanya kelainan atau komplikasipada waktu
kehamilan secara dini sehingga dapat dilakukan pencegahan agar tidak terjadi komplikasi yang lebih
berat dalam masa kehamilan. ‘Aisyiyah Ranting Talagening terdiri dari 15 orang pengurus dan anggota
sebanyak 30 orang. Pengurus ‘Aisyiyah Talagening merupakan ibu muda dengan usia 25-35 tahun.
Kegiatan Aisyiyah mencakup pertemuan rutin dan pengisian. AKI di Puskesmas Bobotsari dalam kurun
waktu 2014-2018 terdapat 30 kasus dengan preeklamsia. Kasus preeklampsia terbanyak pada tahun
2014 sebanyak 10 kasus dan tahun 2018 sebanyak 10 kasus.

Kesadaran ibu hamil terhadap preeklampsia sangat diperlukan, karena preeklamsia merupakan
silent killer. Dengan adanya deteksi dini sebagai upaya pencegahan terjadinya preeklamsia akan
sangat membantu masyarakat terutama ibu hamil terhadap kondisi kehamilannya sehingga
diharapkan apabila ibu hamil mengalami salah satu tanda gejala preeklamsia dapat segera
memeriksakan kehamilannya.

METODE
Kegiatan ini dilaksanakan melalui penyuluhan menggunakan media leaflet, power point, dan
demonstrasi. Metode yang digunakan dalam pelatihan meliputi ceramah, tanya jawab, diskusi,
praktek pada ibu hamil. Tahapan kegiatan akan dimulai dengan icebraking, pre test, penyampaian
materi, praktik pemeriksaan proteinurin menggunakan dipstik dan ditutup dengan post test.

Evaluasi kegiatan dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan dari program yang
ditawarkan, yang meliputi evaluasi pengetahuan serta pemahaman peserta/ mitra (knowledge) yang
dilakukan dengan cara pre test dan post test kepada seluruh peserta yang berjumlah 30 peserta

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan ibm dilaksanakan sesuai dengan tahapan yang terdiri dari kegiatan penyuluhan
deteksi dini preeklamsia pada ibu hamil serta evaluasi dan monitoring kegiatan.
Penyuluhan deteksi dini preeklamsia pada ibu hamil menggunakan media dalam bentuk
power point dan selanjutnya ibu hamil yang hadir dilakukan pemeriksaan rutin proteinurin
menggunakan dipstik.

Selama pemberian materi berlangsung, peserta aktif berpartisipasi dan bertanya hal-hal yang
tidak dipahami. Diskusi dan tanya jawab didampingi oleh Tim pengabdian. Proses diskusi membahas
hal yang berkaitan dengan kanker serviks. Kegiatan ini diakhiri dengan rencana tindak lanjut
penyuluhan deteksi dini preeklamsia pada ibu hamil.

Pemeriksaan proteinurin yang dilakukan pada ibu hamil untuk deteksi dini preeklamsia
merupakan tindak lanjut dari penyuluhan yang telah dilaksanakan dengan jumlah peserta 30 peserta,
terdiri dari ibu hamil di Desa Talagening yang hadir pada pertemuan tersebut. Kegiatan ini terdiri dari
tahapan sebagai berikut:

a. Pre Test
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan peserta sebelum
mengikuti kegiatan. Peserta diberikan soal terkait deteksi dini preeklamsia pada ibu hamil.
Alokasi waktu yang diberikan adalah 15 menit.

b. Penyampaian Materi
Materi yang disampaikan terdiri dari materi deteksi dini preeklamsia pada ibu hamil. Alokasi
waktu yang diberikan adalah 2 kali 30 menit, dilanjutkan dengan tanya jawab.

c. Pemeriksaan
Tim melakukan pemeriksaan pada ibu hamil di Desa Talagening yang hadir pada pertemuan
tersebut. Peserta sangat antusias memperhatikan hasil deteksi dini preeklamsia pada ibu hamil.

d. Post Test
Post test dilaksanakan di akhir kegiatan untuk mengetahui kemampuan peserta di akhir kegiatan.
Hasil post test menunjukan adanya peningkatan pengetahuan peserta. Evaluasi dilakukan untuk
mengukur tingkat keberhasilan dari program yang ditawarkan, yang meliputi :

1) Evaluasi pengetahuan dan pemahaman sasaran


Evaluasi untuk mengetahui aspek pengetahuan dan pemahaman (knowledge) dilakukan
dengan cara pre test dan post test kepada seluruh peserta pelatihan. Rentang nilai yang
dijadikan tolak ukur untuk evaluasi tersebut adalah :

− nilai < 55 : buruk

− nilai 56-75 : sedang

− nilai >75 : baik

2) Aspek Skill (ketrampilan) yang dinilai adalah ketrampilan mitra dalam mempraktikkan
deteksi dini pemeriksaan proteinurin.

Tabel 1. Indikator Capaian Kegiatan


Indikator Sebelum Setelah
Kegiatan Kegiatan
1. Pengetahuan dan pemahaman
mitra tentang preeklamsia pada 25 % 80 %
ibu hamil
2. Kemampuan keterampilan
pemeriksaan proteinurin pada ibu 25 % 80 %
hamil

KESIMPULAN
Terdapat peningkatan pengetahuan kader ‘Aisyiyah Ranting Talagening Kecamatan Bobotsari
Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah dalam deteksi dini dan pencegahan preeklamsia pada
ibu hamil serta terdapat peningkatan kesadaran dalam pemeriksaan proteinurin pada ibu hamil.

DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Dewi. 2017. Pengaruh Ekstrak Buah Delima Merah (Punica Granatum) terhadap
penurunan kadar TNF- α dan kadar IL-6 pada Kultur HUVECs yang Dipapar Plasma Penderita
Preeklampsia

Helen Varney, Kreibs, JanM,Gegor, Carolyn L. Buku ajar asuhan kebidanan. 2007. Jakarta: EGC

Manuaba. Pengantar Kuliah Obstetri. 2007. EGC Moleong LJ. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Edisi Revisi. Bandung: ROSDA.

Permenkes Nomer 28 Tahun 2017 tentang ijin dan penyelenggaraan praktik bidan

Wahyuningsih, HP dan Tyastuti, Siti. 2016. Modul Bahan Cetak Kebidanan, Praktikum Asuhan
Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Kemenkes RI

Ruth Jhonson, Wendy Tailor. Skill For Midwifery Practise Edisi Ke-3. 2010. Elsevier. Britis

Risanto Siswosudarmo, Ova Emilia. Obstetri Fisiologi. 2008. Pustaka Cendekia. Bagian Obsgyn FK
UGM

Saifuddin, AB. 2010. Ilmu Kebidanan,edisi 4. Jakarta: Bina Pustaka Prawiro Hardjo

Taslim, AUM. 2016. Identifikasi status protein urine pada ibu hamil di Puskesmas Unaaha
Kabupaten Konawe. http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/249/1/File%20PDF.pdf, diakses tanggal 10
Oktober 2018 Wiknjosastro, P. 2012. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta: Yayasan Bina Pustaka.
DAFTAR PUSTAKA
DETEKSI DINI PROTEIN URIN SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PREEKLAMSIA | Riani | PROSIDING
SEMINAR NASIONAL LPPM UMP

Anda mungkin juga menyukai