Anda di halaman 1dari 29

PRE-EKLAMPSIA

Pembimbing :

dr. Moch Maroef, Sp.OG


Oleh :
Sitti Khoirun Nisak
Fika Taslim
Maulana Saputra

SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RSU HAJI SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

IDENTITAS PASIEN

No RM
: 744388
Nama
: Ny. Alfinatun Nazula
Usia
: 40 tahun
Alamat
: Klampis Semalang 3/20 Surabaya
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
MKB
: 01-10-2015
Jam MRS
: 19:20 WIB

Anamnesis :
KU : Kencang-kencang
RPS : Pasie datang ke ruang bersalin RSU Haji Surabaya
jam 19:20 dengan keluhan kencang-kencang dirasakan
sejak 4 jam yanglalu. Pasien mengalami kencangkencang
sebentar-sebentar
hilang.
Kencangkencangnya hilang timbul. Dan tidak terlalu kuat.
Pasien juga megeluhkan kaki terasa bengkak sejak
hamil 5 bulan. Bengkak di kaki semakin hari semakin
berat. Bengkak di kaki menyebabkan pasie sulit
berjalan. Pasien merasakan kaki bengkak namun tidak
nyeri selama ini. Saat ini kaki terasa bengkak dan sakit
buat berjalan. Hingga akhirnya dibawa k ruang bersalin
RSU Haji Surabaya. 3 hari yang lalu pasie tensi
170/100mmHg. Sebelumnya pasie tidak pernah
megalami tensi tinggi. Keluar darah-, lendir-, air-.

RPD : Hipertensi (-)


Diabetes Melitus (-)
Asma (-)
Alergi (-)

RPK : Hipertensi (-)


Diabetes Melitus (-)
Asma (-)
Alergi (-)

Riw. Haid :
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 Hari, teratu
Lama : 6 hari
Dismenorhea : +
HPHT : 15-01-15
TP : 22- 10-15
Umur Kehamilan : 37/38 minggu

Riw. Perkawinan :
Menikah : 1 kali
Lama menikah : 17 tahun

Riw. Perkawinan :
1.
2.

Aterm 9 bulan/ Laki-laki/2800/16 tahun


Aterm 9 bulan/laki-laki/2200/9 tahun

Riw. ANC : 4x
Riw. KB : pil KB + sejak 9 tahun yang lalu

PEMERIKSAAN
FISIK
Status Generalis
KU: Cukup
Kesadaran: Composmentis
GCS : 456
VS : T : 180/140 mmHg, N : 84x/menit, RR : 18x/mnt, Tax: 36,7C
Kepala/leher : a/i/c/d : -/-/-/Cor/pulmo : dbn
Ekstremitas : edema (+)
Status Obstetri :
Leopold 1: TFU 26 cm, kesan bokong
Leopold 2: Punggung kanan, DJJ 12 11 11
Leopold 3: Kesan kepala
Leopold 4: 5/5
VT obs: pembukaan +/ eff 25%/ kepala /Sutura Sagitalis Melintang/ H5 selaput
ketuban +/ UPD normal

Diagnosa : GIII P2002 37/38 mngg THIU


+ Letkep+ Inpartu + PEB + TBJ 2000
Planning :
cek lab lengkap
Infus, kateter, oksigen masker
Nifedipin 3x 4g bila tekanan darah
lebih dari 160/100
Monitoring keluhan, vs, djj, his, tanda2
inpartu
Pro usg besok pagi

PENDAHULUAN
Indonesia Negara dengan angka kematian ibu
dan perinatal tertinggi.
WHO Indonesia kasus kematian ibu sebanyak 240
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2008.
SKDI 2007 AKI di Indonesia 228 per 100.000
kelahiran hidup.
SKDI 2012 AKI di Indonesia mengalami
peningkatan menjadi 359 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2012 masih jauh dari target
MDGs menurunkan AKI menjadi 102 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2015.
WHO (2005) penyebab perdarahan, infeksi,
eklampsia, persalinan macet, dan aborsi tidak
aman.
Penyebab utama AKI di Indonesia trias klasik
yakni perdarahan, peeklampsia/ eklampsia, dan
infeksi.

PENDAHULUAN
Preeklampsia komplikasi kehamilan
peningkatan tekanan darah disertai
proteinuria bumil sebelumnya tidak
mengalami hipertensi.
trimester kedua sampai ketiga kehamilan.
berkurang/menghilang setelah melahirkan
Preeklampsia berakibat buruk baik pada ibu
maupun janin

Angka kejadian preeklampsia berkisar antara


5-15 % dari seluruh kehamilan di seluruh
dunia.

Definisi
Preeklampsia dan eklampsia penyakit
hipertensi yang disebabkan oleh
kehamilan hipertensi, edema, dan
proteinuria setelah kehamilan minggu ke20

jika disertai kejang disebut eklampsia.


Preeklampsia berat adalah preeklampsia
dengan tekanan darah sistolik 160
mmHg dan tekanan darah diastolik 110
mmHg disertai proteinuria lebih 5 g/24
jam.5

Epidemiologi
Preeklampsia gangguan multisistem 3% -8%
mempersulit & morbiditas dan mortalitas di
seluruh dunia.
Secara keseluruhan 10% -15% AKI preeklamsia
dan eklampsia.
Genetik dan imunologi risiko preeklampsia 2
kali lipat menjadi 5 kali lipat lebih tinggi pada
wanita hamil dg riwayat ibu yg preeklampsia
3% - 7% nulipara
1% - 3% multipara
pasangan baru telah terbukti menjadi faktor
risiko penting dalam kejadian preeklampsia.

Etiologi
Preeklampsia dapat bermula pada masa
antenatal, intrapartum, atau postnatal.
faktor penunjang gizi buruk, kegemukan
dan gangguan aliran darah ke rahim.
Faktor risiko :
kehamilan yang pertama kali
kehamilan di usia remaja di < 20 tahun
dan usia >35 tahun
Obesitas
riwayat penyakit hipertensi, DM, kelainan
ginjal, lupus, atau rematoid arthritis

Patofisiologi
Belum jelas
Teori-teori :
1. Kelainan vaskularisasi plasenta
2. Iskemia plasenta, radikal bebas, disfungsi
endotel
3. Intoleransi imunologik antara ibu dan janin
4. Adaptasi kardiovaskular
5. Defisiensi gizi
6. Inflamasi

Patofisiologi

Diagnosis
Tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan
1.
darah diastolik 110 mmHg.
2.

Proteinuria > 5 g/24 jam atau 4+

3.

Oliguria produksi urin kurang dari 500 cc/24 jam.

4.

Kenaikan kadar kreatinin plasma.

Gangguan visus dan serebral yaitu penurunan


kesadaran, nyeri kepala, skotoma dan pandangan
5.
kabur.
Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan
6.
atas abdomen.

Diagnosis
7.

Edema paru-paru dan sianosis.

8.

Hemolisis mikroangiopatik.

Trombositopenia berat : 100.000 sel/mm3 atau


9.
penurunan trombosit dengan cepat.
Gangguan fungsi hepar : peningkatan kadar alanin
10.
dan aspartate aminotransferase.
11.

IUGR

12

Sindrom HELLP.

Preeklampsia
berat tanpa
impending
eclampsia

Preeklampsia
berat
dengan
impending
eclampsia.

PEB

impending
eclampsia nyeri
kepala hebat,
gangguan visus,
muntah-muntah,
nyeri epigastrium,
dan kenaikan
progresif tekanan
darah.

Diagnosis Banding

Penatalaksanaan

Sikap terhadap penyakit : pengobatan


medikamentosa
Sikap terhadap kehamilannya
Perawatan Aktif (agresif)
Konservatif (ekspektatif)

Penatalaksanaan

Sikap terhadap penyakit : pengobatan


medikamentosa
MRS
tirah baring miring ke satu sisi (kiri).
pengelolaan cairan karena penderita preeklampsia dan
eklampsia edema paru dan oliguria.
monitoring input dan output cairan
edema paru koreksi cairan Infus dekstrose 5% atau
ringer laktat (60-125 cc/ jam) 500 cc.
Dipasang Folley catheter 0 < 30 cc/ jam dam 2-3 jam
atau < 500 cc/ 24 jam.
Diet yang cukup protein, rendah karbohidrat, lemak, dan
garam.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan
Perawatan Aktif
kehamilan segera diakhiri/diterminasi bersamaan
dengan pemberian pengobatan medikamentosa.
Indikasi :
Ibu
batasan umur kehamilan 37.
Adanya tanda-tanda/ gejala-gejala Impending
Eclampsia.
Kegagalan perawatan konservatif, yaitu : keadaan
klinik dan laboratorium memburuk.
Diduga terjadi solusio plasenta.
Timbul onset persalinan, ketuban pecah, atau
perdarahan.
Janin
fetal distress.
IUGR
NST non reaktif dengan profil biofisik abnormal.
oligohidramnion.
Laboratorium
Sindroma HELLP khususnya menurunnya

Komplikasi
Ibu

Janin
Eklampsia
SSP : perdarahan
intrakranial,
edema serebri,
edema retina,
makular atau
retina
detachment dan
kebutaan korteks.
subkapsular
heamatoma
hepar, ruptur
kapsul hepar.
gagal ginjal akut,
nekrosis tubular
akut.
DIC,

Prematuritas
Intra Uterine
Growth
Restriction (IUGR)
Gawat janin
Kematian janin
dalam rahim Intra
Uterine Fetal
Death (IUFD)

Prognosis
Penentuan prognosis ibu dan janin
sangat bergantung pada umur
gestasi janin, ada tidaknya perbaikan
setelah perawatan, kapan dan
bagaimana proses bersalin
dilaksanakan, dan apakah terjadi
eklampsia.

Kematian ibu antara 9.8%-25.5%,


kematian bayi 42.2% -48.9%.2

EBM Preeklamsia

Daftar Pustaka

Nuryani, Ade Annisa M, Citrakesumasari, dkk. 2013. Hubungan


Pola Mkan, Sosial Ekonomi, Antenatal Care dan Karakteristik Ibu
Hamil dengan Kasus Preeklampsia. Dalam : Media Gizi
Masyarakat Indonesia. Vol. 2 No. 2. hal. 104-112.
Hanum Huda, Faridah. 20013. Faktor Risiko yang Berhubungan
dengan Kejadian Peeklampsia pada Ibu Bersalin. Dalam :
Poltekkes Kemenkes Jurusan Kebidanan Padang. hal. 1-9.
Wulandari Retno, Artika Fristi F. 2012. Faktor Risiko Kejadian
Preeklampsia Berat Pada Ibu Hamil. Dalam : Jurnal Kesehatan,
ISSN 1979-7621. Vol. 5. No.1. hal. 29-35.
Dharma Rahajuningsih, Noroyono Wibowo, Hessyani. 2005.
Disfungsi Endotel Pada Preeklampsia. Dalam : Makara
Kesehatan. Vol. 9. No. 2. hal. 63-69.
Dikman Angsar. 2011. Hipertensi Dalam Kehamilan. Dalam :
Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta : PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. hal. 530-561.
Jennifer Uzan, Marie Carbonnel, Olivier P., dkk. 2011. Preeclampsia : pathophysiology, diagnosis, and management.
Dalam : Vascular Health and Risk Management (7).

Daftar Pustaka

Felicia Devi, Felix Chikita F., William J, dkk. 2010.


Suplementasi Asam Folat sebagai Upaya Pencegahan
Preeklampsia pada Ibu Hamil di Indonesia. Dalam : Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia. Vol. 1. No. 1. hal. 3035.
Lana K, Wagner M.D. 2004. Diagnosis and Management of
Preeclampsia. Dalam : American Family Physician. Vol. 70. No.
12. hal. 2317-2324.
Cunningnam, Leveno, Bloom Hauth, dkk. 2013. Hipertensi
dalam Kehamilan. Dalam. Obstetri Williams, edisi 23, Vol. 2.
Jakarta : Kedokteran EGC. hal. 740-770.
Abadi Agus, Nadir Abdullah, Erry G, dkk. Preeklampsia Berat.
Dalam : Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/SMF Ilmu
Kebidanan dan Penyakit Kandungan. Edisi Ketiga. Surabaya :
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. 2008. hal. 83-87.
Kemenkes RI. 2013. Hipertensi dalam Kehamilan,
Preeklampsia dan Eklampsia. Dalam. Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.
Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. hal. 109-

Anda mungkin juga menyukai