Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL

DENGAN MASALAH PATOLOGIS


PREKLAMPSI BERAT

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Stase Keperawatan Maternitas yang diampu oleh
Ibu Eva Daniati, S.Kep.,Ns.,M.Pd

Disusun oleh:
Ezzy Muhammad Alfian
KHGD21004

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA


GARUT
2021 -2022
1. Definisi
Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan
tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, dan
perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilan sesuai dengan standar
pelayanan antenatal yang diterapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan
(Vika Sakinah, 2015).
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu yang
bersifat preventive care untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik
bagi ibu maupun janin. Pelayanan antenatal merupakan upaya kesehatan
perorangan yang memperhatikan precisi dan kualitas medis yang diberikan
(Vika Sakinah, 2015).
Preeklamsi merupakan sindrom pada kehamilan yang terutama
ditandai dengan hipertensi, proteinuria, dan edema. Preeklamsi tanpa
penanganan yang tepat dapat berkembang menjadi eklamsi yang merupakan
kondisi fatal berhubungan dengan kejang dan koma. Sekitar 5% keadaan
preeklamsi dapat berkembang menjadi eklamsi (Maria Burhanuddin et al.,
2018).
Subklasifikasi preeklamsi dapat dibagi menjadi preeklamsi awitan dini
(early-onset) dan preeklamsi awitan lambat (late-onset) berdasarkan saat
terdiagnosis secara klinis, dapat juga dibagi menjadi preeklamsi ringan dan
preeklamsi berat berdasarkan manifestasi klinis dan laboratoris serta
terdapatnya komplikasi. Preeklampsia awitan dini terjadi pada usia kehamilan
kurang dari 34 minggu, dan awitan lambat terjadi pada atau setelah usia
kehamilan 34 minggu. Preeklamsi awitan dini dan awitan lambat merupakan
konsep yang lebih modern, kedua entitas ini memiliki etiologi yang berbeda,
namun teori ini masih dalam tahap penelitian (Maria Burhanuddin et al.,
2018).
Preeklamsi-eklamsi dapat mengakibatkan komplikasi terhadap janin
maupun ibu. Komplikasi pada janin dapat berupa asfiksia berat, berat badan
lahir rendah, maupun preterm infant. Komplikasi juga dapat terjadi pada ibu
seperti HELLP (Hemolysis, Elevated Liver Enzymes, Low Platelet) syndrome,
cerebrospinal accident, Disseminata Intra-vascular Coagulation (DIC), gagal
jantung, edema paru, gangguan fungsi ginjal, dan kematian (Maria
Burhanuddin et al., 2018).

2. Etiologi
Penyebab preeklamsia sampai sekarang belum diketahui secara pasti,
tetapi dalam penelitian yang dilakukan oleh Situmorang et al. (2016)
mengatakan ada beberapa faktor yang dapat diperkirakan akan mempengaruhi
timbulnya preeklamsia yaitu sebagai berikut.
a. Umur Ibu
Umur berkaitan dengan peningkatan atau penurunan fungsi tubuh
sehingga mempengaruhi status kesehatan seseorang. Umur yang paling aman
dan baik untuk hamil dan melahirkan adalah 20-35 tahun. Sedangkan wanita
usia remaja yang hamil untuk pertama kali dan wanita yang hamil pada usia >
35 tahun akan mempunyai resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
preeklampsia. Wanita hamil tanpa hipertensi yang beresiko mengalami
preeklamsi adalah wanita yang berumur > 35 tahun. Kelompok umur > 35
tahun memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian preeklamsi.
b. Usia Kehamilan
Preeklampsia biasanya akan muncul setelah usia kehamilan minggu ke
20, gejalanya yaitu kenaikan tekanan darah. Jika terjadi di bawah usia
kehamilan 20 minggu, masih dikategorikan dalam hipertensi kronik. Sebagian
besar kasus preeklampsia terjadi pada minggu > 37 minggu dan semakin tua
usia kehamilan maka semakin berisiko terjadinya preeklampsia.
c. Pengetahuan
Pengetahuan tentang kehamilan dan masalah kehamilan sangat
penting, karena dengan memiliki pengetahuan tentang kesehatan merika dapat
mengetahui dan mengatasi tanda dan gejala serta cara mengatasi masalah
kesehatan yang menyertai kehamilannya, sehingga mereka tidak cemas dalam
menghadapi kehamilan dan segera melaporkan ke petugas kesehatan jika ada
masalah kesehatan yang menyertai kehamilannya.
d. Riwayat Hipertensi / Preeklamsia
Riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya adalah faktor
utama. Kehamilan pada wanita yang memiliki riwayat preeklampsia
sebelumnya berkaitan dengan tingginya kejadian preeklampsia berat,
preeklampsia onset dini, dan dampak perinatal yang buruk.
e. Genetik
Riwayat preeklampsia pada keluarga juga dapat meningkatkan risiko
hampir tiga kali lipat adanya riwayat preeklampsia. Pada ibu dapat
meningkatkan risiko sebanyak 3,6 kali lipat.
f. Penyakit Terdahulu (Diabetes Militus)
Jika sebelum hamil ibu sudah terdiagnosis diabetes, kemungkinan
akan terkena preeklampsia meningkat 4 kali lipat. Sedangkan untuk kasus
hipertensi, prevalensi preeklampsia pada ibu dengan hipertensi kronik lebih
tinggi dari pada ibu yang tidak menderita hipertensi kronik.
g. Obesitas
Terjadinya peningkatan risiko munculnya preeklampsia pada setiap
peningkatan indeks masa tubuh. Sebuah studi kohort mengemukakan bahwa
ibu dengan indeks masa tubuh >35 akan memiliki risiko mengalami
preeklampsia sebanyak 2 kali lipat.
3. Pathway
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
Pengkajian artinya adalah proses perolehan data. Autoanamese
adalah pengkajian langsung dan anamese adalah wawancara. Tujuan
utama pengkajian adalah untuk mengetahui data pasien seakurat-
akuratnya. Data yang harus di peroleh dalam pengkajian yaitu data dasar dan
data fokus (Manullang, 2019).
Melakukan pengkajian pada pasien dengan menanyakan nama, umur,
Pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, agama, suku, alamat, tanggal
masuk rumah sakit, (MRS), dan tanggal pengkajian, dan kaji identitas
penanggung jawab atas pasien.
2. Data riwayat kesehatan
Melakukan pengkajian keluhan utama pada pasien, keluhan yang
paling dirasakan pada pasien saat dilakukan pengkajian.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Pada preklampsia riwayat kesehatan dahulu :
- Kemungkinan ibu menderita penyakit hipertensi sebelum hamil.
- Kemungkinan ibu mempunyai riwayat preeklamsia pada kehamilan
terdahulu.
- Biasanya mudah terjadi pada ibu dengan obesitas.
- Ibu mungkin pernah menderita penyakit ginjal kronis.
4. Riwayat kesehatan sekarang
Pada preklampsia tanda yang dirasakan :
- Ibu merasa sakit kepala di daerah frontal.
- Terasa sakit di ulu hati/nyeri epigastrium.
- Gangguan virus: penglihatan kabur, scotoma, dan diplopia.
- Mual dan muntah, tidak ada nafsu makan.
- Edema pada ektremitas..
- Kenaikan berat badan mencapai 1 kg seminggu.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji riwayat penyakit pada pasien dan keluarganya, apakah
pasien dan keluarga memiliki penyakit keturunan seperti hipertensi, atau
dibetes melitus (DM) serta kemungkinan memiliki riwayat preeklamsia serta
eklamsia dalam keluarga.
6. Riwayat obstetrik dan ginekologi
Melakukan pengkajian pada pasien dengan menanyakan riwayat
menstruasi, riwayat pernikahan, riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang
lalu, riwayat kehamilannya saat ini, dan riwayat keluarga berencana.
7. Pola kebutuhan sehari-hari
Melakukan pengkajian pola kebutuhan sehari-hari pada pasien seperti:
- Pengkajian pada pernafasan,
- nutrisi (makan dan minum)
- Eliminasi (bab dan bak)
- Gerak badan atau aktivitas
- Istirahat tidur
- Berpakaian
- Rasa nyaman (pasien merasakan adanya dorongan meneran,
tekanan ke anus, perinium menonjol)
- Kebersihan diri, rasa aman, pola komunikasi atau hubungan pasien
dengan orang lain, ibadah, produktivitas, rekreasi, kebutuhan
belajar.
8. Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum: lemah.
- Kepala : sakit kepala, wajah edema.
- Mata : konjungtiva sedikit anemis, edema pada retina.
- Pencernaan abdomen : nyeri daerah epigastrium, anoreksia, mual, dan
muntah.
- Ektremitas : edema pada kaki, tangan, dan jari-jari.
- System pernafasan : hiper refleksia, klonus pada kaki.
- Genitourinaria : oliguria, proteinuria.
- Pemeriksaan janin : bunyi jantung janin tidak teratur, gerakan janin
melemah.
9. Pemeriksaan penunjang
Data penunjang dilakukan atas indikasi tertentu yang digunakan untuk
memperoleh keterangan yang lebih jelas. Pemeriksaan yang dilakukan untuk
16 mendapatkan data penunjuang seperti pemeriksaan laboratorium, dan
pemeriksaan ultrasonography (USG).
1) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah.
- Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin
untuk wanita hamil adalah 12-14 gr%).
- Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%)
- Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3).
2) Pemeriksaan fungsi hati.
- Bilirubin meningkat
- LDH (laktat dehydrogenase) meningkat.
- Serum glutamate oirufat transaminase (SGOT) meningkat.
- Total protein serum menurun.
3) Tes kimia darah
Asam urat meningkat.
4) Radiologi
- Ultrasonografi
Ditemukannya retardasi pertumbuhan janin intrauterus,
pernafasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, serta volume
cairan ketuban sedikit.
- Kardiotografi
Diketahui denyut jantung bayi lemah.
5) Data psikologis
Ibu preeklamsia berada dalam kondisi yang labil serta mudah
marah, ibu merasa khawatir dengan keadaan dirinya serta keadaan janin
dalam 17 kandungannya, karena ibu akan merasa takut dengan anaknya
akan lahir cacat atau meninggal dan takut untuk melahirkan.

10. Analisa data


Analisa data merupakan kemampuan berpikir kritis perawat dan alur
yang dibarengi dengan pengetahuan danpengalaman yang rasional. Data
yang telahdidapat kemudian dikaitkan berdasrkankonsep dan teori
(Sinulingga, 2019).

Data Etiologi Masalah


DO: Spasme pembuluh darah Perfusi perifer tidak
↓ efektif b.d aliran
- Pengisian kapiler >3 detik
Tekanan darah meningkat darah berkurang
- Nadi perifer menurun atau ↓
Perfusi ke jaringan
tidak teraba menurun
- Akral teraba dingin ↓
Aliran darah berkurang
- Warna kulit pucat CO2 menurun
- Turgor kulit menurun ↓
Gangguan Perfusi jaringan
- Edema
- Penyembuhan luka lambat
DO: Spasme pembuluh darah Resiko perdarahan
- Tekanan darah meningkat ↓ b.d pecahnya
- Hemoglobin menurun Iskemi pembuluh darah

hematokrit meningkat
Endhoteilosis
- Terdapat perdarahan ↓
Pecahnya pembuluh darah

Resiko perdarahan

DS: Kurang informasi yang Ansietas bd.


- merasa bingung adekuat Kurangnya
- khawatir terhadap kondisi ↓ informasi yang
yang dihadapi Ansietas adekuat
- sulit berkonsentrasi
DO:
- tampak gelisah
- tampak tegang
- sulit tidur
- frekuensi nafas meningkat
- frekuensi nadi meningkat
DO: Kurang informasi yang Defisit pengetahuan
- Khawatir terhadap adekuat b.d kurangnya
sesuatu yang dihadapi ↓ informasi yang
- Pertanyaan mengenai Defisit pengetahuan tidak adekuat
masalah yang diahadapi

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perfusi perifer tidak efektif b.d aliran darah berkurang
2. Resiko perdarahan b.d pecahnya pembuluh darah
3. Ansietas bd. Kurangnya informasi yang adekuat
4. Defisit pengetahuan b.d kurangnya informasi yang tidak adekuat

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

No
Diagnosa Tujuan Rencana Keperawatan
.
1. Perfusi Setelah dilakukan Observasi
perifer tidak tindakan keperawatan, 1. Periksa sirkulasi perifer
efektif b.d diharapkan perfusi 2. Idenftifikasi faktor resiko ganguan
aliran darah perifer meningkat sirkulasi
berkurang dengan kriteria hasil : 3. Monitor panas, kelmahan nyeri, atau
1. Pengisian kapiler bengkak pada ekstremitas
<2 detik Terpaetik :
2. Nadi perifer normal 4. Hindari pemasangan infus atau
3. Akral hangat pengambilan darah diarea keterbatasan
4. Warna normal perfusi
5. Turgor kulit normal 5. Hindari penekanan dan pemasangan
6. Tidak ada edema tourniquet pada daerah keterbasan
7. Penyembuhan luka perfusi
normal 6. Lakukan hidrasi
Edukasi
7. Anjurkan berhenti merokok
8. Anjurkan olahraga rutin
9. Anjurkan minum obat pengontro TD,
jika perlu
2. Resiko Setelah dilakukan Observasi
perdarahan tindakan keperawatan, 1. Monitor tanda perdarahan
b.d pecahnya diharapkan resiko 2. Monitor nilai hemoglobin /hematokat
pembuluh perdarahan berkurang sebelum dan setelah kehilangan darah
darah dengan kriteria hasil : 3. Monitor tanda-tanda vital
1. Tekanan darah 4. Monitor koagulasi
dalam batas normal Terapeutik
2. Heamoglobin 5. Batasi tindakan invasif, jika perlu
dalam batas normal 6. Pertahankan bedrest selama perdarahan
3. Hematokrit dalam 7. Gunakan kasur pencegah dekubitus
batas normal 8. Hindari pengukuran suhu rektal
4. Tidak ada Edukasi
perdarahan 9. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
10. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
untuk menghindari konstipasi
11. Anjurkan menghindari aspirin atau
antikoagulan
12. Anjurkan meningkatkan asupan makan
dan vitamin K
Kolaborasi
13. Kolaborasi pemberian obat pengontrol
perdarahan, jika perlu
14. Anjurkan pemberian produk darah, jika
perlu
3. Ansietas b.d Setelah dilakukan Observasi
kurangnya tindakan keperawatan, 1. Identifikasi saat tingkat ansietas
informasi diharapkan ansietas berubah
yang adekuat berkurang dengan 2. Identifikasi kemampuan mengambil
kriteria hasil : keputusan
1. Pasien tidak gelisah 3. Monitor tanda-tanda ansietas
2. Pasien tegang Terapeutik
3. Pasien tidak sulit 4. Ciptakan suasana teraupetik untuk
tidur menumbuhkan kepercayaan
4. Frekuensi nafas 5. Temani pasien untuk mengurangi
normal kecemasan jika memungkinkan
5. Frekuensi nadi 6. Pahami situasi yang membuat ansietas
normal 7. Dengarkan dengan penuh perhatian
8. Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
9. Identifikasi situasi yang memicu
kecemasan
Edukasi
10. Jelaskan prosedur, termaruk sensasi
yang mungkin dialami
11. Informasikan secara faktual mengenai
diagnosis, pengobatan dan prognosis
12. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien
13. Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
14. Latih teknik relaksasi
4. Defisit Setelah dilakukan Observasi
pengetahuan tindakan keperawatan, 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
b.d diharapkan pasien
kurangnya pengetahuan pasien 2. Identifikasi faktor faktor yang dapat
informasi meningkat dengan meningkatkan dan motivasi pelaku
yang tidak kriteria hasil : perilaku hidup bersih dan sehat
adekuat 1. Perilaku sesuai Terapeutik
anjuran meningkat 3. Sediakan materi dan media pendidikan
2. Kemampuan kesehatan
menjelaskan topik 4. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
meningkat kesepakatan
3. Pertanyaan tentang 5. Berikan kesempatan untuk bertanya
masalah yang Edukasi
dihadapi menurun 6. Jelaskan faktoris yang dapat
4. Perilaku hidup mempengaruhi kesehatan
sehat meningkat 7. Ajakan perilaku hidup bersih dan sehat
DAFTAR PUSTAKA

Manullang, P. S. (2019). Pengkajian Keperawatan Di Rumah Sakit.


https://osf.io/u9bnw
Maria Burhanuddin, S., Rifayani Krisnadi, S., & Pusianawati, D. (2018). Gambaran
Karakteristik dan Luaran pada Preeklamsi Awitan Dini dan Awitan Lanjut Di
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Indonesian Journal of Obstetrics &
Gynecology Science, 1(2), 117–124. https://doi.org/10.24198/obgynia.v1n2.12
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
(Edisi 1). DPP PPNI.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(Edisi 1). DPP PPNI.
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (Edisi
1). DPP PPNI.
Sinulingga, S. B. (2019). Pengkajian Keperawatan Dan Tahapannya Dalam Proses
Keperawatan. https://osf.io/f7ecw
Situmorang, T. ., Darmantalm, Y., Januarista, A., & Sukri. (2016). Faktor - Faktor
Yang Berhubungan Dengan Kejadian Rsu Anutapura Palu. Jurnal Kesehatan
Tadulako, 2(1), 1–75. hhttp;//jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/htj/article/view/21
Vika Sakinah, A. I. F. (2015). Upaya Peningkatan Pengetahuan, Sikap Dan
Kunjungan Antenatal Care (Anc) Ibu Hamil Melalui Pemberdayaan Kader Anc.
Unnes Journal of Public Health, 4(1), 54–60.
https://doi.org/10.15294/ujph.v4i1.4710

Anda mungkin juga menyukai