Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi semasa hamil merupakan keadaan dimana tekanan
darah wanita hamil meningkat melebihi kadar normal. Tekanan darah tinggi semasa
hamil dikalangan wanita hamil, dengan menjalani pemeriksaan antenatal secara teratur,
maka dapat mengetahui secara dini. Hal ini akan berbahaya jika tidak diperiksa dan
dirawat. Namun jika diketahui lebih awal, keadaan ini dapat diawasi dan diberi
perawatan sehingga dapat menghindari komplikasi pada kehamilan (Laila, 2011).
Beberapa komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi pada kehamilan antara
lain: kekurangan cairan plasma akibat gangguan pembuluh darah, gangguan ginjal,
gangguan hematologis, gangguan kardiovaskular, gangguan hati, gangguan pernafasan,
sindrom hemolysis, elevated liver enzymes, low platelet count (HELLP), serta gangguan
pada janin seperti pertumbuhan terhambat, prematuritas hingga kematian dalam rahim
(Yudasmara, 2010).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hipertensi dalam kehamilan?
2. Bagaimana manajemen asuhan kebidanan pada hipertensi dalam kehamilan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui tentang hipertensi dalam kehamilan.
2. Untuk mengetahui tentang manajemen asuhan kebidanan pada hipertensi dalam
kehamilan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pregnancy Induced Hypertension ( PIH )

Pregnancy-induced hypertension (PIH) adalah sebutan dalam istilah kesehatan (medis) bagi
wanita hamil yang menderita hipertensi.PIH adalah Kenaikan nilai tekanan sistolik 30
mmHg/ lebih atau kenaikan tekanan distolik 15 mmHg di atas tekanan dasar.Peningkatan
darah terjadi minimal dengan 2 kali pemeriksaan ,jarak 4-6 jam ,dengan teknik dan alat yang
standar.Kondisi Hipertensi pada ibu hamil bisa sedang ataupun tergolong parah/berbahaya.
Seorang ibu hamil dengan tekanan darah tinggi bisa mengalami Preeclampsia/eklamsia
dimasa kehamilannya itu. Hipertensi yang diinduksi kehamilan (Pregnarcy-induced
hypertension, PIH) dahulu disebut tokesemia kehamilan atau pre eklampsia. PIH
merupakan 80 persen dari semua kasus hipertensi pada kehamilan dan mengenai antara 3-8
persen pasien, terutama primigravida, pada kehamilan trimester kedua.

B. Etiologi
Penyebab Penyebab PIH belum diketahui. Akan tetapi, penyebab telah dihubungkan dengan
kasus pembesaran plasenta, seperti molahidatidosa atau kehamilan ganda, atau 13 pada kasus
gangguan sirkulasi plasenta seperti pada diabetes. Akan tetapi, pada kebanyakan kasus,
penyebab hipertensi tersebut tidak diketahui pasti. Insidens hipertensi tersebut beragam
menurut ras dan wilayahnya dan lebih sering terjadi seiring bertambahnya usia. Karena
tekanan darah meningkat tanpa menjadi indikasi bahwa tubuh tidak lagi mampu
mengompensasi patologi sirkulasi yang berhubungan dengan hipertensi esensial dengan
vaskularisasi tambahan ke plasenta dan janin.

2. Tanda dan gejala


a. Tekanan diastolik 90-110 mmHg (2 kali Pengukuran berjarak 4 jam) pada kehamilan > 20
minggu b. Protein.

2
3. Diagnosis
Bila tekanan darah diastolik > 110 mmHg pada setiap pemeriksaan atau > 90 mmHg
pada dua kali atau lebih pemeriksaan, atau selang 4 jam, diagnosis dapat ditegakkan.
Tidak ditemukan adanya proteinuria.

4. Penatalaksanaan
Ibu yang mengalami PIH memerlukan pengawasan yang cermat. Pengkajian awal dapat
menentukan apakah telah terjadi komplikasi, termasuk memeriksa kondisi ibu dan janin.
a. Kondisi Ibu
Pemeriksaan fisik lengkap dapat dilakukan untuk menentukan penyebab peningkatan
tekanan darah yang tidak berhubungan dengan kehamilan. 14 Pengukuran tekanan darah
serial dilakukan berkali-kali untuk memperoleh indikasi keparahan hipertensi.
Pemeriksaan ultrasonografi dilakukan untuk menentukan adanya kehamilan molar.
Sampel darah dapat diambil untuk hitung darah lengkap, asam urat dan urea dan
elektrolit dalam serum. Urinalisis mengidentifikasikan komplikasi seperti
trombositopenia, kerusakan hati dan ginjal.
b. Kondisi Janin
Pemeriksaan abdomen dilakukan untuk menentukan pertumbuhan janin. Pemeriksaan
ultrasonografi dapat juga memberikan informasi mengenai hal tersebut. Kardiotokografi
dilakukan untuk mengkaji kesehatan janin dan mengidentifikasi dengan baik gerakan
janin. Bila tidak dapat indikasi komplikasi ibu dan janin, ibu dapat secara regular dikaji
kembali selama minggu-minggu kehamilan yang tersisa. Penatalaksanaan masalah pada
ibu dan janin akan dibahas nanti dengan lebih memfokuskan pada kondisi ibu dan janin
disbanding penyebab kondisi tersebut (Linda Wylie, 2010).

Faktor Resiko terhadap Hipertensi pada Kehamilan


1. Usia

Insidens tinggi pada primigravida muda, meningkat pada primigravida tua. Pada wanita
hamil berusia kurang dari 25 tahun insidens > 3 kali lipat, pada wanita hamil berusia lebih
dari 35 tahun, dapat terjadi hipertensi laten.

3
2. Paritas

a. Angka kejadian tinggi pada primigravida, muda maupun tua.

b. Primigravida tua resiko lebih tinggi untuk preeklamsia berat.

3. Ras/golongan etnik

Biasa (mungkin ada perbedaan perlakuan/ akses terhadap berbagai etnik di banyak negara).

4. Faktor keturunan

Jika ada riwayat hipertensi pre-eklampsia/eklampsia pada ibu/nenek penderita, faktor Resiko
meningkat sampai +25%.

5. Faktor gen

Diduga adanya suatu sifat resesif (recessive trait), yang ditentukan genotip ibu dan janin.

6. Diet/gizi

Tidak ada hubungan bermakna antara menu/ pola diet tertentu (WHO). Penelitian lain :
kekurangan kalsium berhubungan dengan angka kejadian yang tinggi. Angka kejadian juga
lebih tinggi pada ibu hamil yang overweight.

7. Iklim/musim

Di daerah tropis insidens lebih tinggi

8. Tingkah laku/sosioekonomi Kebiasaan merokok : insidens pada ibu perokok lebih rendah,
namun merokok selama hamil memiliki resiko kematian janin dan pertumbuhan janin
terhambat yang jauh lebih tinggi. Aktifitas fisik selama hamil : istirahat baring yang cukup
selama hamil mengurangi kemungkinan/ insidens hipertensi dalam kehamilan. 18

9. Hiperplasentosis Proteinuria dan hipertensi gravidarum lebih tinggi pada kehamilan


kembar, dizigotik lebih tinggi dari pada monozigotik.

4
Faktor- faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi dalam Kehamilan

- Paritas

Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI), paritas adalah keadaan kelahiran (partus)
atau jumlah anak yang dilahirkan baik lahir hidup, lahir mati,maupun abortus sampai saat
hamil terakhir. Paritas adalah jumlah berapa kali seorang wanita mengalami kehamilan
(Pusdiknakes WHO JHPIEGO, 2007). Pembagian paritas: primipara: jumlah anak satu orang,
multipara: jumlah anak 2-3 orang, grandemultipara: jumlah anak 4 orang atau lebih
(Sarwono, 2014). Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya
cukup akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak.
Lebihlebih kalau jarak anak terlalu dekat. Sedangkan pada keluarga dengan keadaan sosial
ekonomi yang kurang, jumlah anak yang banyak akan mengakibatkan selain kurangnya kasih
sayang dan perhatian pada anak, juga kebutuhan primer seperti makanan, sandang dan
perumahan pun tidak terpenuhi. Oleh karena itu Keluarga Berencana tetap diperlukan

- Umur

Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun.
Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih, matang dalam
berfikir dan bekerja. Umur merupakan periode terhadap pola pola kehidupan baru dan
harapan harapan baru. Semakin bertambahnya umur seseorang maka semakin banyak pula
ilmu pengetahuan yang dimiliki. 20 Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari kepercayaan masyarakat
seseorang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari yang belum cukup tinggi kedewasaannya.

5
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA

IBU HAMIL DENGAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN (PIH)

I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS/BIODATA
Umur
Insidens tinggi pada primigravida muda, meningkat pada primigravida tua. Pada wanita
hamil berusia kurang dari 25 tahun insidens > 3 kali lipat, pada wanita hamil berusia lebih
dari 35 tahun.
B. ANAMNESE (DATA SUBJEKTIF)
Pada Tanggal: Jam:
1. Alasan kunjungan saat ini : Kunjungan Ulang
2.Keluhan Utama : ibu mengatakan sakit kepala, nyeri perut di ulu hati,wajah
kemerahan,pandangan menjadi kabur
3. Riwayat menstruasi :
- Haid Pertama :
- Siklus :
- Banyaknya :
- Lamanya :
- Teratur/tidak :
- Sifat Darah :
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas tahun lalu
Jika ibu primigravida pada saat mengalami hipertensi dalam kehamilan , persalinan dan
nifas yang lalu juga akan beresiko untuk terjadi pada hipertensi pada saat ibu multigravida.
5. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. HPHT :
b. TP :
c. Trimester I : pusing,mual,sakit kepala,
d. Trimester II : penglihatan sering berkunang-kunang,pusing,letih
e. Trimester III :
penjelasan :

6
1. pandangan menjadi kabur karena adanya kerusakan pada otak,mata,jantung dan
ginjal.
2. Sakit kepala terutama area kuduk karena pengaliran darah yang kuat sehinga
pembuluh darah yang kecil tidak bisa menampungnya.
3. Oliguria : karena adanya gangguan pada sistem kerja ginjal
6.Pergerakan janin : 18 kali/menit
Penjelasan :
7. riwayat kontrasepsi yang lalu
ibu mengatakan sebelumya menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan.
Penjelasan :
1. karena kontrasepsi suntik adalah kontrasesi hormonal yang dapat memicu
peningkatan hormon sehingga terjadinya peningkatan tekanan darah dalam tubuh.
8. Riwayat Kesehatan ibu dan keluarga
- ibu mempunyai riwayat penyakit ginjal
-ibu mempunyai riwayat penyakit jantung
-ibu tidak mempunyai riwayat hipertensi sebelum hamil
Penjelasan :
1. gangguan pada ginjal : hormon renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah angiotensin
I yang terdapat di ginjal. Kemudian diubah lagi menjadi angiotensin II oleh ACE
(angiotensin converting enzyme) yang terdapat di paru-paru. Angiotensin II inilah
yang memiliki peranan dalam menaikkan tekanan darah.
2. gangguan fungsi kardiovaskular pada dasarnya berkaitan dengan meningkatnya
afterload jantung akibat hipertensi.selain itu terdapat juga perubahan hemodinamik,
perubahan volume darah berupa hemokonsentrasi.pembekuan darah terganggun
waktu trombin menjadi memanjang.
9. Riwayat Psikososial
- ibu merasa cemas dengan kehamilannya yang sekarang.
Penjelasan :
1. bertambahanya pemikiran ibu dengan kehamilannya semakin memicu kenaikan
tekanan darah
10. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
- Sebelum hamil : makan 3x sehari dengan porsi nasi, lauk, sayur dan buah serta ibu
minum + 7-8 gelas / hari.

7
- Saat hamil : ibu mengatakan pada awal kehamilan dan akhir kehamilan ini kurang nafsu
makan dan merasa cepat kenyang, dan ibu mengkonsumsi makanan dengan rendah
garam tinggi protein
b. Eliminasi
- Sebelum hamil : BAB = 1x sehari BAK = + 3 - 4 x / hari
- Saat hamil : BAB = 1x sehari BAK = + 8 - 9 x / hari
c. Istirahat
- Sebelum hamil : ibu tidur siang + 1 jam, tidur malam + 8 jam
- Saat hamil : ibu mengatakan kurang bisa tidur dan sering terbangun pada
malam hari karena sering BAK.
d.Personal Hygiene
Sebelum hamil dan saat hamil ibu mandi 2x sehari, ganti pakaian 2x sehari, keramas 2 hari
sekali.
e. Aktivitas / Olah Raga
Ibu hanya mengerjakan aktivitasnya sebagai ibu rumah tangga, ibu sering jalan-jalan pagi.
Penjelasan :
1. Bila ibu bekerja terlalu berat dapat mengakibatkan kelelahan dan pusingdan ibu
merasa pegal-pegal pada pinggang dan punggung.

11. Sexualitas
Tidak ada keluhan
12. Data psikologis
Ibu dan suami merasa cemas dengan kehamilannya dan berharap semuanya berjalan dengan
lancar.
C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)
Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
2. Kesadaran : samnolen
3. KU : sedang
4. BB : 73
5. BB sebelum hamil : 66
6. TB : 156
7. TTV :
TD sebelum hamil : 110/70 mmHg

8
TD : 140/90 Nadi : 84 x/menit

S : 365 oC RR : 20 x/menit

2. Pemeriksaan fisik
Kepala : Kulit kepala bersih, rambut bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe

Muka : Tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada odema

Mata : Sklera tidak icterus, conjungtiva anemis, dan tidak ada odema

Hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung tidak ada polip, tidak ada secret

Mulut/gigi : Tidak ada stomatitis, tidak ada gigi caries, tidak ada gigi palsu, mukosa bibir
lembab

Telinga : Simetris, tidak ada serumen, pendengaran baik

Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

Dada/payudara : Dada simetris, payudara simetris, payudara membesar, putting susu


menonjol, areola mamae hiperpigmentasi, colostrum belum keluar dan bersih

Abdomen : pembesaran perut tidak sesuai usia kehamilan, tidak ada bekas luka pada
abdomen, tidak ada striae,

Genetalia : Vulva bersih, tidak tampak flour albus, tidak oedem, tidak ada

Perineum : Ada bekas luka pada perineum

Anus : tidak ada hemoroid

Ekstremitas :

Atas: Simetris, kedua tangan tidak odem, tidak varises.

9
Bawah : Simetris, kedua kaki tidak odem, tidak varises.

3. Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari di atas pusat (25cm). UK 27 minggu pada fundus uteri teraba
kosong.

Leopold II : Disebelah kiri perut ibu teraba bagian bundar, lunak dan tidak melenting
kemungkinan bokong janin. Disebelah kanan perut ibu teraba bulat keras, kemungkinan
kepala janin.

Leopold III : Pada perut ibu bagian bawah teraba tonjolan kecil janin kemungkinan
ekstremitas janin.

Leopold IV : Kedua tangan konvergen, bagian terendah janin belum masuk PAP.

4. Auskultasi
Djj : (110 x/menit)

1. Ukuran panggul
Distansia spinarum :

Distansia cristarum :

Bodeloque :

Lingkar panggul :

1. Perkusi
Reflek patela : 1+ (hipoaktif)

4. Pemeriksaan penunjang
Hemoglobin : 9 gr%

Urin
Albumin : negatif

10
Reduksi : negatif

2. INTERPRETASI DATA DASAR


Data dasar yang sudah dikumpulkan pada ibu hamil dengan Hipertensi Dalam Kehamilan:
1. Umur :
2. Keluhan Utama : ibu mengatakan sakit kepala, nyeri perut di ulu hati,wajah
kemerahan,pandangan menjadi kabur
3. riwayat kontrasepsi yang lalu
ibu mengatakan sebelumya menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan.
4. Pembesaran perut tidak sesuai dengan usia kehamilan.
5. Ibu mempunyai riwayat penyakit ginjal dan jantung.
6. Ibu tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi sebelum hamil.
Dx : ibu hamil/tidak hamil, G..P..A..H.., UK ...minggu, tunggal/ganda, hidup/mati,
letli/kepala/bokong,intra/ekstreauterin,jalan lahir normal/tidak normal, KU ibu dan janin
baik/ kurang baik dengan Hipertensi Dalam Kehamilan.
Masalah : ibu mengatakan sakit kepala, nyeri perut,wajah kemerahan,pandangan menjadi
kabur

III. DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL


1. PEB dan Eklamsia
2. BBLR
3. Prematur
4. Terminasi kehamilan.
5. Pertumbuhan janin terhambat.
6. Solusio plasenta.

IV. IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA


1. Memasang infus .
2. Merujuk pasien ke rumah sakit.
3. Kolaborasi dengan dokter SPOG untuk pemberian terapi.

V. INTERVENSI
Tanggal : jam :

11
Tujuan:

Mencegah terjadinya pre-eklamsia

Kriteria

Tekanan darah tinggi

Gerakan janin kurang baik

Djj lemah dan tidak teratur

Intervensi

Tgl/jA Diagnosa Intervensi Rasional


m
Ibu hamil, 1. Jelaskan hasil 1. Agar ibu
G..P..A..H pemeriksaan saat ini mengetahuai
UK...minggu keadaannya saat ini
dengan hipertensi 2. Berikan KIE 2. Agar ibu
Induksi tentang dapat menjaga
kehamilan kesehatannya dan
janin
Tanda-tanda 3. Untuk
bahaya trimester II mendapatkan
penanganan dan terapi
yang tepat
Tanda-tanda 4. Untuk
pre eklamsi mengetahui
perkembangan kondisi
ibu dan janin dan
mendeteksi secara dini
adanya komplikasi

12
Tanda-tanda 5. Agar keadaan
janin hidup ibu janin lebih baik
Anjurkan ibu 6. Agar janin tidak
untuk miring ke kiri hipoksia
3. Anjurkan ibu 7. agar bisa
memeriksakan mendeteksi dini
kehamilannya secara kemungkinan yang
teratur akan terjadi
5. Anjurkan ibu 8 agar ibu tidak
untuk istirahat cukup kelelahan

VI.IMPLEMENTASI

Tanggal : Jam :

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan saat ini


TD sebelum hamil : 110/70 mmHg N : 84 x/mnt

TD sekarang : 140/90 mmHg RR : 20 x/mnt

Suhu : 365 oC

2. Memberikan KIE tentang :


Menjelaskan tanda-tanda bahaya dalam kehamilan

Sakit kepala berat


Mata kabur
Nyeri perut yang hebat
Perdarahan pervaginam
Tidak ada gerakan janin

13
Odem pada wajah dan tangan
Menjelaskan tanda-tanda preeklamsia

- Sakit kepala yang hebat


- Penglihatan kabur
- Protein urin +
- Nyeri ulu hati

Berat badan yang berlebihan

Edema

Saat istirahat ibu dengan posisi kaki lebih tinggi dari kepala agar tidak terjadi
penumpukan cairan di kaki.

Hipertensi

Sakit kepala di daerah frontal

Penglihatan kabur

nyeri di daerah PX

Mual atau muntah

Menjelaskan tanda-tanda hidup janin

-terasa/teraba pergerakan janin

-terdengar denyut jantung janin

Pergerakan janin : 18 kali/menit


Gerakan janin kurang baik
Menganjurkan ibu untuk tidur miring kekiri

14
3. Melakukan kolaborasi dengan Dokter Sp OG untuk pemberian terapi
4. Mengajurkan ibu memeriksakan kehamilan secara teratur
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup
6. Menganjurkan ibu untuk mengatur makanan rendah garam tetapi tinggi kalori dan
protein.

VII. EVALUASI
Tindakan yang telah direnacakan dengan perawatan yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan ibu seperti :
a. Ibu dan keluarga sudah mengetahui tentang hasil pemeriksaan dan keadaannya saat
ini.
b. Ibu sudah mengerti tentang KIE yang telah dijelaskan oleh bidan.
c. Ibu telah mengetahui bahwa bidan akan berkolaborasi dengan Dokter Sp OG.
d. Ibu mau melaksanakan anjuran dari bidan untuk memeriksakan kehamilan secara
teratur.
e. Ibu akan menguragi beban kerja dirumah dengan banyak istirahat.
f. Ibu mau melaksanakan anjuran dari bidan tentang mengatur makanan rendah garam
tetapi tinggi kalori dan protein.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hubungan umur dan riwayat kesehatan ibu menjadi acuan untuk terjadinya
hipertensi dalam kehamilan .

B. Saran

15
Diharapkan pada pengelola program kesehatan khususnya orogram kesehatan
ibu dan anak perlu strategi lain dalam merencanakan program penyuluhan kesehatan
pada umumnya, khususnya mengenai hipertensi dalam kehamilan agar ibu hami dapat
mewaspai hatl tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, S. 2014. Ilmu Kebidanan . Jakarta: Bina Pustaka

William F. Rayburn, J. Christopher Carey.2012.Obstetri Williams Edisi 23.Jakarta:EKG

16

Anda mungkin juga menyukai