Anda di halaman 1dari 8

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN LAWANG

FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN

PREEKLAMSIA PADA IBU HAMIL

I. DEFINISI

Preeklamsia adalah kelainan multiorgan spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan
adanya hipertensi, edema dan proteinuria tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan
vaskuler atau hipertensi sebelumnya, adapun gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan
berumur 20 minggu (Obgynacea, 2009)

Preeklamsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai


dengan proteinuria, penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ketiga dalam kehamilan,
atau segera setelah persalinan. ( Prawirohardjo, 2008)

II. PATOFISIOLOGI (POHON MASALAH)

Faktor resiko

Preeklamsia Kurangnya paparan info yang adekuat

Spasme pembuluh
Tidak mengerti penyakit
darah

KURANG PENGETAHUAN
Suplai darah ke plasma
menurun

Maladaptasi Hipoksia plasenta Prostaglandin


uterus plasenta menurun

Gangguan pertumbuhan plasenta Suplai O² dan nutrisi pada janin


menurun

Lahir prematur RESIKO TINGGI


CEDERA JANIN
III. ETIOLOGI

Penyebab preeklamsia sampai sekarang belum diketahui secara pasti, tetapi Pada
umumnya disebabkan oleh (vasopasme arteriola). Faktor – faktor lain yang dapat
mempengaruhi timbulnya preeklamsia yaitu sebagai berikut (sutrimah, 2015).

A. Usia Ibu Usia


merupakan usia individu terhitung mulai saat individu dilahirkan sampai saat berulang
tahun,. Insiden tertinggi pada kasus preeklampsia pada usia remaja atau awal usia 20
tahun, namun prevalensinya meningkat pada wanita dengan usia diatas 35 tahun. .
B. Usia Kehamilan
Preeklampsia biasanya akan muncul setelah usia kehamilan minggu ke 20, gejalanya
yaitu kenaikan tekanan darah. Sebagian besar kasus preeklampsia terjadi pada minggu
> 37 minggu dan semakin tua usia kehamilan maka semakin berisiko terjadinya
preeklampsia.
C. Paritas
Paritas merupakan keadaan seorang ibu yang melahirkan janin lebih dari satu.
D. Riwayat Hipertensi / preeklamsia
Riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya adalah faktor utama. berkaitan
dengan tingginya kejadian preeklampsia berat, preeklampsia onset dini, dan dampak
perinatal yang buruk (Lalenoh, 2018).
E. Genetik Riwayat
Preeklampsia pada keluarga juga dapat meningkatkan risiko hampir 3x lipat adanya
riwayat preeklampsia. Pada ibu dapat meningkatkan risiko sebanyak 3,6 kali lipat
(Lalenoh, 2018). F
F. Penyakit Terdahulu (Diabetes Militus)
Jika sebelum hamil ibu sudah terdiagnosis diabetes, kemungkinan akan terkena
preeklampsia meningkat 4 kali lipat.
G. Obesitas
Terjadinya peningkatan risiko munculnya preeklampsia pada setiap peningkatan
indeks masa tubuh. Ibu dengan indeks masa tubuh >35 akan memiliki risiko
mengalami preeklampsia sebanyak 2 kali lipat.
H. Bad Obstetrik History
Ibu hamil yang pernah mempunyai riwayat preeklampsia, kehamilan molahidatidosa,
dan kehamilan ganda kemungkinan akan mengalami preeklampsia pada kehamilan
selanjutnya, terutama jika diluar kehamilan menderita tekanan darah tinggi menahun
IV. GEJALA/ TANDA

Tanda klinis utama dari preeklampsia adalah tekanan darah yang terus meningkat,
peningkatan tekanan darah mencapai 140/90 mm Hg atau lebih atau sering ditemukan nilai
tekanan darah yang tinggi dalam 2 kali pemeriksaan rutin yang terpisah. Selain hipertensi,
tanda klinis dan gejala lainnya dari preeklamsia adalah :

1. Tekanan darah sekurang-kurangnya 160 mmHg sistolik atau 110 mmHg diastolik pada dua
kali pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan lengan yang sama.
2. Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter. 10
3. Nyeri di daerah epigastrik / regio kanan atas abdomen.
4. Edema Paru.
5. Didapatkan gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus.
6. Oligohidramnion
V. MASALAH KEPERAWATAN

1. Risiko Cedera Pada Janin (D.0138)


Definisi : beresiko mengalami bahaya atau kerusakan fisik pada janin selama proses
kehamilan dan persalinan
Faktor resiko :
1. Besarnya ukuran janin
2. Malposisi janin
3. Induksi persalinan
4. Persalinan lama kala I, II dan III
5. Disfungsi uterus
6. Kecemasan yang berlebihan tentang proses persalinan
7. Riwayat persalinan sebelumnya
8. Usia ibu (<15 tahun atau >35 tahun)
9. Paritas banyak
10. Efek metode/intervensi bedah selama persalinan
11. Nyeri pada abdomen
12. Nyeri pada jalan lahir
13. Penggunaan alat bantu persalinan
14. Kelelahan
15. Merokok
16. Efek agen farmakologis
17. Pengaruh budaya
18. Pola makan yang tidak sehat
19. Faktor ekonomi
20. Konsumsi alkohol
21. Terpapar agen teratogen
Kondisi klinis terkait
1. Ketuban Pecah Sebelum waktunya (KPSW)
2. Infeksi
3. Penyakit penyerta: Asma, hipertensi, penyakit menular sek
4. Masalah kontraksi
5. Efek pengobatan pada ibu
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Diagnostik Hasil
1. Cardiotocography (CTG) 1. Menilai adanya gawat janin
2. USG (monitoring janin)
3. Ultrasonografi 2. Menilai adanya IUGR (Intrauterine Grow
Restriction)
3. Ditemukannya retardasi pertumbuhan
janin intrauterus, pernafasan
intrauterus lambat, aktivitas janin
lambat, serta volume cairan ketuban sedikit

VII. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanan Medis

Menurut (Pratiwi, 2017) penatalaksanaan pada preeklampsi adalah sebagai berikut :

1. Tirah Baring miring ke satu posisi.


2. Monitor tanda-tanda vital, refleks dan DJJ. 15
3. Diet tinggi kalori, tinggi protein, rendah karbohidrat lemak dan garam.
4. Pemenuhan kebutuhan cairan : Jika jumlah urine < 30 ml/jam pemberian
cairan infus Ringer Laktat 60-125 ml/jam.
5. Pemberian obat-obatan sedative, anti hypertensi dan diuretik.
6. Monitor keadaan janin ( Aminoscopy, Ultrasografi). Monitor tanda-tanda
kelahiran persiapan kelahiran dengan induksi partus pada usia kehamilan
diatas 37 minggu

VIII. ASUHAN KEPERAWATAN


a. Pengkajian Fokus (sesuai kasus)
1. Identitas pasien
Melakukan pengkajian pada pasien dengan menanyakan nama, umur, Pendidikan,
pekerjaan, status perkawinan, agama, suku, alamat, nomer rekam 14 medis (RM),
tanggal masuk rumah sakit, (MRS), dan tanggal pengkajian, dan kaji identitas
penanggung jawab atas pasien.

2. Data riwayat kesehatan


Melakukan pengkajian keluhan utama pada pasien, keluhan yang paling dirasakan pada
pasien saat dilakukan pengkajian.
A. Riwayat kesehatan dahulu
1. Kemungkinan ibu menderita penyakit hipertensi sebelum hamil.
2. Kemungkinan ibu mempunyai riwayat preeklamsia pada kehamilan terdahulu.
3. Biasanya mudah terjadi pada ibu dengan obesitas.
4. Ibu mungkin pernah menderita penyakit ginjal kronis.
B. Riwayat kesehatan sekarang
1. Ibu merasa sakit kepala di daerah frontal.
2. Terasa sakit di ulu hati/nyeri epigastrium.
3. Gangguan virus: penglihatan kabur, scotoma, dan diplopia.
4. Mual dan muntah, tidak ada nafsu makan.
5. Gangguan serebral lainnya: terhuyung-huyung, reflex tinggi, dan tidak tenang
6. Edema pada ektremitas.
7. Tengkuk terasa berat.
8. Kenaikan berat badan mencapai 1 kg seminggu.
C. Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji riwayat penyakit pada pasien dan keluarganya, apakah pasien dan
keluarga memiliki penyakit keturunan seperti hipertensi, atau dibetes melitus (DM)
serta kemungkinan memiliki riwayat preeklamsia serta eklamsia dalam keluarga.
D. Riwayat obstetrik dan ginekologi
Melakukan pengkajian pada pasien dengan menanyakan riwayat menstruasi, riwayat
pernikahan, riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu, riwayat kehamilannya
saat ini, dan riwayat keluarga berencana.
E. Pola kebutuhan sehari-hari
Melakukan pengkajian pola kebutuhan sehari-hari pada pasien seperti pengkajian
pada pernafasan, nutrisi (makan dan minum), eliminasi (BAB dan BAK), gerak
badan atau aktivitas, istirahat tidur, berpakaian, rasa nyaman (pasien merasakan
adanya dorongan meneran, tekanan ke anus, perinium menonjol). Kebersihan diri,
rasa aman, pola komunikasi atau hubungan pasien dengan orang lain, ibadah,
produktivitas, rekreasi, kebutuhan belajar.

3. Pemeriksaan fisik biologis


A. Keadaan umum: lemah.
B. Kepala: sakit kepala, wajah edema.
C. Mata: konjungtiva sedikit anemis, edema pada retina.
D. Pencernaan abdomen: nyeri daerah epigastrium, anoreksia, mual, dan muntah.
E. Ektremitas: edema pada kaki, tangan, dan jari-jari.
F. System pernafasan: hiper refleksia, klonus pada kaki.
G. Genitourinaria: oliguria, proteinuria.
H. Pemeriksaan janin: bunyi jantung janin tidak teratur, gerakan janin melemah.

b. Diagnosa yang mungkin muncul


1. Risiko Cedera Pada Janin (D.0138)
Definisi : beresiko mengalami bahaya atau kerusakan fisik pada janin selama proses
kehamilan dan persalinan
2. Pola Nafas Tidak Efektif (D.0005)
Definisi : indpirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat
3. Ansietas (D.0080)
Definisi : kondisi emosi dan pengalamn sibyektif individu terhadap objek yang tidak
jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan
tindakan untuk menghadapi ancaman
4. Intoleransi aktivitas (D.0056)
Definisi : ketidakcukupan energy untuk melakukan aktivitas sehari-hari

c. Rencana Keperawatan
Intervensi : Pemantauan Denyut Jantung Janin
- Observasi
a. Identifikasi status obstetrik
b. Identifikasi riwayat obstetric
c. Identifikasi adanya penggunaan obat, diet dan merokok
d. Identifikasi pemeriksaan kehamilan sebelumnya
e. Periksa denyut jantung janin selama 1 menit
f. Monitor tanda vital ibu

- Terapeutik
a. Atur posisi pasien
b. Lakukan maneuver leopold untuk menentukan posisi janin
- Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
b. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

Malang,10 Agustus 2021


Mahasiswa

(Aisiyah Nur Luchmaniar)


NIM:P17211193041

Anda mungkin juga menyukai