MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Keperawatan Anak
Yang dibina oleh Ibu Dr. Erlina Suci Astuti, S.Kep., Ns., M.Kep
Oleh
Kelompok 15 :
1. Windri Shinta Dewi Sugainti (P17211191010)
2. Aisiyah Nur Luchmaniar (P17211193041)
0
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur dan ucapan terima kasih kami panjatkan kepada
kehadirat Tuhan yang maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa
kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak khususnya
dosen pembimbing yaitu Ibu Dr. Erlina Suci Astuti, S.Kep., Ns., M.Kep selaku
dosen pengajar mata kuliah keperawatan anak yang telah membimbing kami,
baik secara moral maupun materi, tidak lupa pula kami mengucapkan terimakasih
juga kepada teman-teman atas dukungan dan patisipasinya dalam pembuatan
makalah ini
Kami berharap semoga makalah yang berjudul "Asuhan keperawatan
dengan ganguan Thalasemia" ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna,
sehingga kami mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.4 Manfaat..............................................................................................................5
2.1.2 Etiologi.....................................................................................................6
2.1.3 Patogenesis...............................................................................................7
2
BAB IV PEMBAHASAN
4.2 Pengkajian.........................................................................................................16
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................42
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan
1.3.1 Umum:
Dapat melaksanakan Asuhan Keperawatan dengan Masalah
Thalasemia secara baik dan tepat agar teratasi.
1.3.2 Khusus:
1. Mengkaji pada pasien dengan masalah Thalasemia
2. Mengidentifikasi diagnosa pasien dengan masalah Thalasemia
3. Menentukan perencanaan pada pasien dengan Thalasemia
4. Menentukan tindakan keperawatan pada pasien dengan masalah
Thalasemia
5. Menentukan evaluasi pada pasien Thalasemia
1.4 Manfaat
Manfaat makalah ini di buat dengan tujuan agar mahasiswa, tenaga
kesehatan atau tenaga medis dapat memahami dan mudah
mengaplikasikannya dilapangan khususnya mengenai Asuhan keperawatan
dengan masalah thalasemia. Makalah ini di buat oleh kami agar meminimalisir
kesalahan dalam tindakan praktik keperawatan yang di sebabkan oleh ketidak
pahaman sehingga berpengaruh besar terhadap kehidupan klien maupun
tenaga kesehatan
5
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1.2 Etiologi
Faktor genetik.
Thalasemia bersifat primer dan sekunder:
o Primer: Berkurangnya sintesis Hb A dan Eritropoesis yang tidak efektif
disertai penghancuran sel-sel eritrosit intra medular.
Skunder: Defisiensi asam solat, bertambahnya volume plasma intra
vaskular yang mengakibatkan hemodilusi dan destruksi eritrosit oleh
sistem retikulo endotellal.
2.1.3 Patogenesis
Berkurangnya sitensis Hb dan eritropoesis yang telah efektif disertai
penghancuran sel-sel eritrosit intra medular. Juga bisa disebabkan karena
6
defisiensi asam folat, bertambahnya volume plasma intravaskuler yang
mengakibatkan hemodilusi dan distruksi eritrosit oleh sistem
retikuloendotelial dalam limpa hati.Penelitian biomolekuler menunjukkan
adanya mutasi DNA pada gen sehingga produksi rantai alfa/beta hemoglobin
berkurang.
Terjadinya hemosidrosis merupakan hasil kombinasi antara transufi
berulang peningkatan absorbsi besi dalam usus karena eritropoesis yang tidak
efektif, anemiakronis, serta proses hemolisis. (Mansjoer:2000:497)Akibat
penurunan pembentukan hemoglobin sel darah merah menjadi mikrosistik
dan hipokronik.
Pada keadaan normal disintesis hemoglobin A yang terdiri dari 2 rantai
alfa dan 2 rantai beta. Kadarnya mencapai lebih kurang 95% dari seluruh
hemoglobin. Sisanya terdiri dari hemoglobin A2 yang mempunyai 2 rantai
alfa dan 2 rantai sedangkan kadarnya tidak lebih dari 2% pada keadaan
normal. Hemoglobin F setelah lahirnya feotus senantiasa menurun dan pada
usia 6 bulan mencapai kadar seperti orang dewasa yaitu tidak lebih dari 4%.
Pada keadaan normal, hemoglobin F terdiri dari 2 ranti alfa dan 2 rantai
gama.
Pada Thalasemia satu atau lebih dari satu rantai globin kurang diproduksi
sehingga terdapat pembentukan hemoglobin normal orang dewasa (Hb A).
Kelebihan rantai globin yang tidak terpakai akan mengendap pada dinding
eritrosit. Keadaan ini menyebabkan eritropoesis tidak efektif dan eritrosit
memberikan gambaran anemia hipokrok mikrosfer.
Pada Thalasemia beta produksi rantai beta terganggu, mengakibatkan kadar
Hb menurun sedangkan Hb A2 atau Hb F tidak terganggu karena tidak
mengandung rantai beta dan berproduksi lebih banyak dari keadaan normal,
mungkin sebagai kompensasi.
Eritropoesis sangat giat, baik didalam sumsum tulang maupun
ekstramedular hati dan limpa. Destruksi eritrosit dan prekursornya dalam
sumsum tulang adalah luas (eritropoesis tidak efektif) dan masa hidup
eritrosit mendadak serta didapat pula tanda-tanda anemia hemolitik ringan.
7
Walaupun eritropoesis sangat giat. Hal ini tidak mampu mendewasakan
eritrosit secara efektif mungkin karena adanya presipitasi didalam eritrosit.
Defek gen-gen yang bersangkutan dalam produksi rantai globin berbeda-
beda dan kombinasi defek juga munkin.Maka dari itu ada fariasi yang luas
penyakit heterogen ini dan penggolongannya tidak semudah konsep
homozigot atau heterozigot. (Soeparman: 2012)
8
karena kelebihan cairan, perbesaran hati dan limpa. Janin ini biasanya
mengalami keguguran atau meninggal tidak lama setelah dilahirkan.
2. Thalasemia Beta
Thalasemia beta terjadi jika terdapat mutasi pada satu atau dua rantai
globin beta yang ada. Thalasemia beta terdiri dari :
a. Beta Thalasemia Trait.
Thalasemia jenis ini memiliki satu gen normal dan satu gen yang
bermutasi. Penderita mengalami anemia ringan yang ditandai dengan
sel darah merah yang mengecil (mikrositer).
b. Thalasemia Intermedia.
Kondisi ini kedua gen mengalami mutasi tetapi masih bisa produksi
sedikit rantai beta globin. Penderita mengalami anemia yang
derajatnya tergantung dari derajat mutasi gen yang terjadi. 10
c. Thalasemia Mayor.
Kondisi ini kedua gen mengalami mutasi sehingga tidak dapat
memproduksi rantai beta globin. Gejala muncul pada bayi ketika
berumur 3 bulan berupa anemia yang berat. Penderita thalasemia
mayor tidak dapat membentuk hemoglobin yang cukup sehingga
hampir tidak ada oksigen yang dapat disalurkan ke seluruh tubuh, yang
lama kelamaan akan menyebabkan kekurangan O2, gagal jantung
kongestif, maupun kematian. Penderita thalasemia mayor memerlukan
transfusi darah yang rutin dan perawatan medis demi kelangsungan
hidupnya (Dewi.S 2009 dan Yuki 2008).
9
splenomegali sebagai akibat terjadinya penumpukan Fe, kulit kehitaman
akibat dari meningkatnya produksi Fe, juga terjadi ikterus karena produksi
bilirubin meningkat. Gagal jantung disebabkan penumpukan Fe di otot
jantung, deformitas tulang muka, retrakdasi pertumbuhan, penuaan dini
(Herdata.N.H. 2008 dan Tamam. M. 2009)
1. Kelainan Tulang
10
2.1.7 Pathway Thalasemia
Tidak terbentuk HbA
Hemolisis
Pembentukan Hb
Anemia
11
hipokromik, sel target, anisositosis berat dengan makroovalositosis,
mikrosferosit, polikromasi, basophilic stippling, benda Howell-Jolly,
poikilositosis dan sel target. Pemeriksaan khusus juga diperlukan untuk
menegakkan diagnosis meliputi : Hb F meningkat 20%-90%, elektroforesis
Hb (Dewi.S. 2010 dan Herdata.H.N. 2010).
12
pigmentasi kulit, koreng pada tungkai, dan batu empedu. Pasien menjadi peka
terhadap infeksi terutama bila limpanya telah diangkat sebelum usia 5 tahun
dan mudah mengalami septisemia yang dapat mengakibatkan kematian.
Dapat timbul pensitopenia akibat hipersplenisme.
Hemosiderosis terjadi pada kelenjar endokrin (keterlambatan dan
gangguan perkembangan sifat seks sekunder), pancreas (diabetes), hati
(sirosis), otot jantung (aritmia, gangguan hantaran, gagal jantung), dan
pericardium (perikerditis).
13
f. Aktivitas/Istirahat
Gejalanya keletihan,kelemahan,penurunan semangat untuk
bekerja.Kebutuhan untuk tidur dab istirahat lebih banyak ditandai dengan
tatikardia/takipnea,dispnea pada kerja atau istrahat,lesu,kurang tertarik
pada sekitarnya.Kelemahan otak dan penurunan kekuatan
g. Sirkulasi
Gejala riwayat kehilangan darah kronis,misalanya mensturasi
perak dan CHF (akibat kerja jantung yang berlebihan) ditandai dengan
peningkatan tekanan darah,sistolik dan distolik stabildan tekanan nadi
melebar,takikardi (denyut jantung yang cepat),warna pucat pada kulit dan
membrane mukosa (kongjutiva,mulut dan bibir) dan pengisian kapiler
melambat.
h. Eliminasi
Penurunan pengeluaran urine dengan distensi abdomen.
i. Neurosensori
Biasanya sakit kepala,pusing dan ketidakmampuan
berkonsentrasi,mentalnya tidak mampu berespon,lambat.
2.Diagnosa Keperawatan.
1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan
konsentrasi hemoglobin dibuktikan dengan pasien pucat dan lemah,
penurunan Hb, akral dingin, dan pengisian kapiler >3 detik.
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan,
dibuktikan dengan pasien kurang nafsu makan, mual dan muntah saat
makan, hanya ingin minum susu, tampak kurus, dan frekuensi 3x sehari,
setiap makan habis 2-3 sendok, dan berat badan turun 4 kg dalam 6 bulan
terakhir.
3. Intoleransi aktivitas dibuktikan dengan kelemahan dibuktikan dengan
pasien tampak lemah, mudah sekali lelah saat beraktivitas, pasien tampak
pucat, HB
14
3. Intervensi
Diagnosa I : Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan
konsentrasi hemoglobin
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam
diharapkan perfusi jaringan tidak terjadi.
Kriteria hasil :
1. TTV normal
2. Hemoglobin : L :13,5-18gr/21, P : 12-16gr/21
3. Hematokrin : L : 40-54 , P : 38-47%
4. Leukosit : 5000-10.000 mm
5. Trombosit : 150.000- 400.000 mm
Intervensi :
1. Observasi
- Periksa sirkulasi perifer
- Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas
2. Terapeutik
- Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di daerah
keterbatasan perfusi
3. Edukasi
- Anjurkan transfuse
15
- Monitor berat badan
2. Terapeutik
- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
3. Edukasi
- Anjurkan diet yang di programkan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi utnuk menentukan jumlah kalori dan jenis
diet nutrisi.
4.Implementasi Keperawatan
Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana kepeawatan
yang telaah disusun.
16
5.Evaluasi Keperawatan
Setelah dilakukan tindakan keperwatan maka lakukan evaluasi
menggunakan evaluasi sumatif maupun formatif diharapkan :
1. Skala nyeri berkurang
2. Volume cairan terpenuhi
3. Tidak terjadinya injury atau komplikasi
4. Dapat melakukan aktifitas fisik
17
BAB III
KASUS
18
BAB IV
PEMBAHASAN
3.2 Pengkajian
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN DASAR
I. IDENTITAS
1. Nama Pasien : Nn. Dn
2. Umur : 4 tahun
3. Suku/ Bangsa : Indonesia
4. Agama : Katolik
5. Pendidikan : -
6. Pekerjaan :-
7. Alamat : di Jalan Pandeglang No.16, Penanggungan, Kecamatan Klojen,
Kota Malang
8. Sumber Biaya : Keluarga
19
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Ada penyakit keturunan dalam keluarga : Ya tidak
- Jenis : Keluarga yang sudah meninggal
- Genogram: Garis hubungan keluarga
yang serumah
: Pria
:wanita
:
meninggal
:thalasemia
:klien
Masalah Keperawatan :
Tidak terdapat masalah keperawatan
1. Sistem Pernafasan
a. RR: 19 x/menit
20
Keterangan : ...........................
Secret : ada tidak ada
Keterangan : ……………….
Penggunaan otot bantu nafas: ada tidak ada
Masalah Keperawatan :
Tidak terdapat masalah keperawatan
Masalah Keperawatan :
Tidak terdapat masalah keperawatan
3. Sistem Endokrin
a. Pembesaran tyroid : ya tidak
b. Pembesaran kelenjar getah bening: ya tidak
21
c. Hipoglikemia : ya tidak
d. Hiperglikemia : ya tidak
e. Masalah DM : ya tidak
Masalah Keperawatan :
Tidak terdapat masalah keperawatan
22
3. Keluhan lelah saat aktivitas : Ya ☐ tidak ☐
4. Kekuatan otot: 4 4
4 4
Masalah Keperawatan :
Intoleransi aktifitas
Perfusi jaringan tidak efektif
sebagian besar ☐
12. Jumlah cairan/minum : < 1 ltr/hari ☐ 1- 2 ltr/hari ☐ > 2 ltr/hari ☐
23
13. Suplemen cairan : tidak ada
14. Peristaltik : 20 x/menit
Masalah Keperawatan :
Defisit nutrisi
Gangguan tumbuh kembang
POLA ELIMINASI
1. BAB : 1x/hari ☐ Terakhir tanggal: 7 Februari 2020
2. Konsistensi : keras ☐ lunak ☐ cair ☐ lendir/darah ☐
3. Keluhan saat BAB : nyeri ☐ keluar darah ☐ lainnya : tidak ada
keluhan
4. Warna feces : kecoklatan
5. Colostomy : ya ☐ tidak ☐ keterangan : tidak ada
6. Kebiasaan BAK : 5x/hari jumlah : 250 cc/hari
7. Keluhan BAK : tidak ada
8. Warna Urin : kuning bening
9. Alat Bantu : folley kateter ☐ kondom keteter ☐ tidak ada ☐
10. Kondisi Generali :
a. Kebersihan genitalia : bersih ☐ kotor ☐
b. Sekret : ada ☐ tidak ada ☐
c. Utkus : ada ☐ tidak ada ☐
Masuk Keluar
Minum : 1200 cc BAK : 1250 cc
Makanan Cair : 50 cc BAB : 50 cc
Infus : 100 cc Muntah : 35 cc
Lainnya : tidak ada IWL : 31,25 cc
Lainnya : tidak ada
Jumlah : 1350 Jumlah : 1366,25
Kelebihan/Kekurangan : 16, 25 cc
24
Masalah Keperawatan :
Tidak terdapat masalah keperawatan
Masalah Keperawatan :
Tidak terdapat masalah keperawatan
POLA KOGNITIF-PERSEPTUAL
1. Keadaan mental : stabil ☐ afasis ☐ sukar bercerita ☐
disorientasi☐ kacau mental ☐
menyerang/agresif☐ tidak ada respon☐
2. Berbicara : normal ☐ bicara tidak jelas ☐ berbicara inkoheren ☐
tidak dapat berkomunikas ☐
Masalah Keperawatan :
Tidak terdapat masalah keperawatan
25
POLA TOLERANSI KOPING STRES/PERSEPI SIRI/KONSEP DIRI
1. Adanya ancaman perubahan penampilan : ya ☐ tidak ☐
2. Adanya penurunan harga diri : ya ☐ tidak ☐
3. Adakah takut akan kematian karena sakitnya : ya ☐ tidak ☐
4. Adakah hambatan terhadap kesembuhan penyakut : ya ☐ tidak ☐
sebutkan :....................................
5. Adakah masalah biaya perawatan di Rs : ya ☐ tidak ☐
6. Pola koping individual : tidak efektif ☐ Konstruktif/efektif ☐
7. Masalah psikologis lain : Kekhawatiran terhadap orang sekitar meligat
kondisi klien saat ini
8. Persepsi klien terhadap penyakitnya (tidak nyaman) :
Nn. D mengatakan bahwa klien tidak nyaman dengan kondisinya saat ini, karena
selai tidak dapat melaukan sesuatu dengan mandiri, klien juga merasa malu dan
menolak menilai positif dirinya sendiri
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
POLA SEKSUALITAS/REPRODUKSI
Masalah Keperawatan :
Tidak terdapat masalah keperawatan
26
3. Sistem pendukung : ☐ pasangan(istri) ☐ saudara/famili ☐Orang
tua/wali
☐ teman dekat ☐ tetangga
4. Interaksi dengan orang lain : ☐ baik ☐ ada masalah
5. Menutup diri : ☐ tidak ☐ iya
6. Mengisolasi diri dari orang lain: ☐ tidak ☐ iya
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
PENGKAJIAN SPIRITUAL
1. Kebiasaan beribadah
- Sebelum sakit: sering kadang- kadang tidak pernah
- Selama sakit : sering kadang- kadang tidak pernah
Masalah Keperawatan :
Tidak terdapat masalah keperawatan
09/0/2019
1. Leukosit : 17.000 sel/mm
2. Hemoglobin : 10,6 g/dl
3. Hematokrit : 36,2 %
4. Trombosit : 266.000/mm3
27
TERAPI
Infus pump PRC 90 cc
28
4.3 ANALISIS DATA
Hari/
DATA PENYEBAB MASALAH
Tgl/ Jam
Rabu/8 DS: kekurangan Perfisi perifer tidak
Februari - Ibu pasien pembentukan Hb efektif
2020/10.00 mengatakan
bahwa pasien
pucat dan lemah
Eritrosit mudah rusak
DO:
- Penurunan Hb
- Akral dingin
- Pengisian kapiler Ketidakmampuan
>3 detik untuk membawa
oksigen yang
secukupnya
29
Hari/
DATA PENYEBAB MASALAH
Tgl/ Jam
Rabu/ 8 DS: Hb menstimulus bone Intoleransi aktivitas
Februari - Ibu mengatakan marrow memproduksi
2020/10.10 pasien tampak lemah RBC yang lebih
- Ibu mengatakan
pasien mudah sekali
lelah saat
beraktivitas
- Ibu mengatakan Eristrosit yang rusak
pasien tampak pucat meninggalkan Fe
DO :
- HB 7,1 g/dl
- Pasien tampak lemah Penumpukan Fe di
- Nadi 80x/menit organ tubuh
- Pasien hanya
berbaring di tempat
tidur
Peningkatan Fe dalam
darah
30
Hari/
DATA PENYEBAB MASALAH
Tgl/ Jam
Rabu/ 8 DS : mual dan muntah saat Defisit nutrisi
Februari - Ibu mengatakan makan
2020/10.15 pasien kurang
nafsu makan
- Ibu mengatakan
pasien saat makan
mengalami mual nafsu makan kurang
dan muntah
- Ibu mengatakan
pasien hanya ingin
minum susu
asupan nutrisi kurang
DO :
- Pasien tampak
kurus
- Pasien hanya mau
minum susu saja
- frekuensi 3x
sehari, setiap
makan tidak habis
hanya 2-3 sendok
- berat badan turun
4 kg dalam 6
bulan terakhir.
31
Hari/
DATA PENYEBAB MASALAH
Tgl/ Jam
Rabu/ 8 mual dan muntah saat Gangguan tumbuh
Februari makan kembang
2020/10.20 DS :
- Ibu mengatakan
pasien tidak nafsu
makan
- Berat badan sulit nafsu makan kurang
naik
DO:
- Pasien terlihat
kurus asupan nutrisi kurang
- Pasien terlihat
lemah
BB turun
32
D.0019
4.4 DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
33
D.0106
34
4.5 RENCANA KEPERAWATAN
35
Hari/ Tgl/ DIAGNOSA SLKI SIKI
No.
Jam KEPERAWATAN (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
1. Kamis, 9 Perfusi perifer Setelah dilakukan intervensi selama 2x24 jam, maka Observasi
Februari tidak efektif Keadekuatan aliran darah pembuluh darah distal, - Periksa sirkulasi perifer
2020 / 09.00 berhubungan dengan kriteria hasil : - Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak
WIB dengan a. Denyut nadi perifer 5 pada ekstremitas
penurunan b. Warna kulit pucat 5
konsentrasi c. Parastesia 5 Terapeutik
hemoglobin d. Akral 5 - Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah
dibuktikan di daerah keterbatasan perfusi
dengan pasien
pucat dan lemah, Edukasi
penurunan Hb, - Anjurkan transfuse
akral dingin, dan
pengisian kapiler
>3 detik.
2. Kamis, 13 Defisit nutrisi Setelah dilakukan intervensi selama 2x24 jam, maka
Februari berhubungan keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi Observasi
2020 / 09.05 dengan kebutuhan metsbolisme membaik, dengan kriteria - Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
WIB kurangnya hasil: - Monitor berat badan
asupan makanan, a. Porsi makan dihabiskan 5
dibuktikan a. Sikap terhadap makakanan/minuman sesuai Terapeutik
dengan pasien dengan tujuan kesehatan5 - Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
kurang nafsu b. Nafsu makan 5 konstipasi
makan, mual dan c. Fekuensi makan 5
muntah saat Edukasi
makan, hanya - Anjurkan diet yang di programkan
ingin minum
susu, tampak Kolaborasi
kurus, dan 36 - Kolaborasi dengan ahli gizi utnuk menentukan
frekuensi 3x jumlah kalori dan jenis diet nutrisi.
sehari, setiap
makan habis 2-3
4.6 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
37
Kamis, 14
Mengidentifikasi alergi dan
Februari 14.00
intoleransi makanan:
2020 Ibu mengatakan pasien tidak ada
alergi makanan
Mengidentifikasi ganggguan
fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan:
Hb rendah
38
pasif:
Aktif=berjalan jalan kecil
Pasif=membaca buku dan melihat
Tv
39
1 Sabtu, 15 Perfusi perifer tidak S : Ibu mengatakan pasien
masih tampak pucat dan lemah
Februari efektif
O : warna kulit pucat
2020, 08.00 berhubungan
Pasien ampak lemah
WIB dengan penurunan
N: 82 x/menit
konsentrasi
CRT >3detik
hemoglobin
A : belum teratasi
dibuktikan dengan
P : melanjutkan intervensi
pasien pucat dan
Memonitor panas, kemerahan,
lemah, penurunan
nyeri, bengkak pada
Hb, akral dingin,
ekstremitas.
dan pengisian
Menghindari pemasangan
kapiler >3 detik.
infus atau megambil darah di
daerah keterbatasan perfusi
Menganjurkan transfusi
40
terakhir.
Menganjurkan diet yang di
programkan
41
pasien pucat dan CRT <3detik
lemah, penurunan A: masalah teratasi sebagian
Hb, akral dingin, P: intervensi masih dilanjutkan
dan pengisian
kapiler >3 detik.
42
tampak lemah, nadi
80x/menit, dan
pasien hanya
berbaring di tempat
tidur.
43
dalam 6 bulan
terakhir.
2. Evaluasi Sumatif
44
1. Senin, 17 Februari Perfusi perifer tidak efektif S : - Ibu mengatakan pasien
2020, 11. 00 WIB berhubungan dengan sudah tidak pucat dan sudah
penurunan konsentrasi kembali sehat
hemoglobin dibuktikan O : - Pasien tidak anemis -
dengan pasien pucat dan Akral hangat, CRT <2 detik,
lemah, penurunan Hb, akral kulit kemerahan
dingin, dan pengisian kapiler - N: 90x/m
>3 detik. - HB sekarang 10,3 g/dl
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang diturunkan secara genetik
yang terjadi karena kurangnya zat pembentuk hemoglobin, sehingga
mengakibatkan tubuh kurang mampu memproduksi sel darah merah yang normal.
46
Hemoglobin berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh
bagian tubuh untuk menghasilkan energi. Produksi hemoglobin yang kurang atau
tidak ada, mengakibatkan pasokan energi untuk tubuh tidak dapat terpenuhi dan
fungsi tubuh pun terganggu sehingga tidak mampu lagi menjalankan aktifitasnya
secara normal.
Pencegahan dari penyakit thalasemia harus dilakukan sedini mungkin
khususnya bagi pasangan yang ingin menikah atau penderitanya agar dapat
ditangani lebih cepat dan tidak menurunkan penyakit thalasemia kepada 2
keturunannya. Untuk itu diperlukan sebuah media dalam mempermudah
perhitungan resiko penyakit thalasemia untuk menentukan penguna menderita
penyakit thalsemia atau tidak dan memberikan informasi mengenai penyakit
thalasemia. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi dan informasi bagi
setiap oranguntuk mengetahui resiko penyakit thalasemia yang dimilikinya agar
dapat ditangani sedini mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta:Depan Pengurus
Pusat
Tim Pokja SIKI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta:Depan Pengurus
Pusat
47
Tim Pokja SLKI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta:Depan Pengurus
Pusat
https://id.scribd.com/document/346010059/askep-Thalasemia-docx
https://baixardoc.com/documents/askep-Thalasemiadocx-5c72fede5a6cf
48