Anda di halaman 1dari 27

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jantung adalah organ berupa otot berbentuk kerucut Fungsi utama
jantung adalah untuk memompa kan darah keseluruh tubuh dengan cara
mengembang dan menguncup yang disebabkan oleh karena adanya
rangsangan yang berasal dari saraf otonom. Penyakit jantung bawaan adalah
kelainans truktural jantung yang kemungkinan terjadi sejak lahir dan
beberapa waktu setelah bayi dilahirkan.
Salah satu jenis gangguan pada system kardiovaskuler yang dibahas
dalam makalah ini yakni VSD dan PJB.VSD (Ventricular Septal Defect)
adalah suatu penyakit kelainan pada jantung bawaan berupa lubang pada
septum interventrikuler, lubang tersebut dapat hanya satu atau lebih yang
terjadi akibat kegagalan fungsi septim interventrikuler semasa janin dalam
kandungan. Sedangkan PJB (Penyakit Jantung Bawaan) adalah penyakit
jantung yang dibawa sejak lahir, karena sudah terjadi ketika bayi masih
dalam kandungan. Pada akhir kehamilan 7 minggu, pembentukan jantung
sudah lengkap; jadi kelainan pembentukan jantung terjadi pada awal
kehamilan.

B. Rumusan masalah
Rumusan masalah yang muncul
1. Apa yang dimaksud proses anatomi fisiologi pada penyakit VSD?
2. Apa yang dimaksud dengan penyakit VSD?
3. Apa klasifikasi penyakit VSD?
4. Apa yang dimaksud manisfestasi klinis pada penyakit VSD?
5. Apa penyebab terjadinya penyakit VSD?
6. Bagaimana pathofisiologi pada penyakit VSD?
7. Bagaimana pohon masalah penyakit VSD?

1
8. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada penyakit VSD?
9. Bagaimana penatalaksanaan pada penyakit VSD?
10. Apa saja komplikasi pada penyakit VSD?
11. Bagaimana proses askep teori pada penyakit VSD?

C. Tujuan

Tujuan disusun makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Tujuan Umum
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Anak 2
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui anatomi fisiologi pada penyakit VSD
b. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penyakit VSD
c. Untuk mengetahui klasifikasi penyakit VSD
d. Untuk mengetahui manisfestasi klinis pada penyakit
e. Untuk mengetahui penyebab terjadinya penyakit VSD
f. Untuk mengetahui pathofisiologi pada penyakit VSD
g. Untuk mengetahui pohon masalah penyakit VSD
h. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada penyakit VSD
i. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada penyakit VSD
j. Untuk mengetahui komplikasi pada penyakit VSD
k. Untuk mengetahui proses askep teori pada penyakit VSD

D. Manfaat
Berkaitan dengan rumusan masalah dan tujuan dapat bermanfaat bagi :
1. Bagi Mahasiswa
Manfaat makalah ini bagi siswa, baik penyusun maupun pembaca adalah
untuk menambah wawasan terhadap seluk beluk tentang VSD
(Ventrikural Septal Defek)

2
2. Bagi institusi
Makalah ini bagi institusi pendidikan kesehatan adalah sebagai tambahan
referensi untuk menguji mahasiswa atau mahasiswinya tentang VSD
(Ventrikural Septal Defek)
3. Bagi Masyarakat
Makalah ini bagi masyarakat adalah sebagai penambah wawasan tentang
VSD (Ventrikural Septal Defek)

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi
Jantung adalah organ otot yang berongga dan berukuran sebesar
kepalan tangan. Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke pembuluh
darah dengan kontraksi ritmik dan berulang. Jantung normal terdiri dari empat
ruang, 2 ruang jantung atas dinamakan atrium dan 2 ruang jantung di
bawahnya dinamakan ventrikel, yang berfungsi sebagai pompa. Dinding yang
memisahkan kedua atrium dan ventrikel menjadi bagian kanan dan kiri
dinamakan septum.

Otot jantung terdiri atas 3 lapisan yaitu:

a. Lapisan pericardium yaitu merupakan lapisan bagian luar pada jantung.


Berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong pembungkus
jantung yang terletak di mediastinum minus dan di belakang korpus sterni dan
rawan iga II- IV yang terdiri dari 2 lapisan fibrosa dan serosa yaitu lapisan
parietal dan viseral. Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lender sebagai
pelicin untuk menjaga agar gesekan pericardium tidak mengganggu jantung.
b. Lapisan miokardium yaitu merupakan lapisan bagian tengah pada jantung.
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria.
c. Lapisan endokardium yaitu merupakan lapisan bagian dalam pada jantung.
Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membrane yang mengilat yang terdiri

4
dari jaringan endotel atau selaput lender endokardium kecuali aurikula dan
bagian depan sinus vena kava.
Jantung terdiri dari empat ruang yaitu:

1. Atrium dekstra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula di luar, bagian
dalamnya membentuk suatu rigi atau Krista terminalis.
2. Ventrikel dekstra: berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum
atrioventrikel dekstrum dan dengan traktus pulmonalis melalui osteum
pulmonalis.
3. Atrium sinistra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula
4. Ventrikel sinistra: Berhubungan dengan atrium sinistra melalui osteum
atrioventrikuler sinistra dan dengan aorta melalui osteum
Darah dipompakan melalui semua ruang jantung dengan bantuan
keempat katup yang mencegah agar darah tidak kembali ke belakang dan
menjaga agar darah tersebut mengalir ke tempat yang dituju. Keempat katup
ini adalah katup tricuspid yang terletak di antara atrium kanan dan ventrikel
kanan, katup pulmonal, terletak di antara ventrikel kanan dan arteri pulmonal,
katup mitral yang terletak di antara atrium kiri dan ventrikel kiri dan katup
aorta, terletak di antara ventrikel kiri dan aorta. Katup mitral memiliki 2 daun
(leaflet), yaitu leaflet anterior dan posterior. Katup lainnya memiliki tiga daun
(leaflet) .

B. Fisiologi
Jantung dapat dianggap sebagai 2 bagian pompa yang terpisah terkait
fungsinya sebagai pompa darah. Masing-masing terdiri dari satu atrium-
ventrikel kiri dan kanan. Berdasarkan sirkulasi dari kedua bagian pompa
jantung tersebut, pompa kanan berfungsi untuk sirkulasi paru sedangkan
bagian pompa jantung yang kiri berperan dalam sirkulasi sistemik untuk
seluruh tubuh. Kedua jenis sirkulasi yang dilakukan oleh jantung ini adalah
suatu proses yang berkesinambungan dan berkaitan sangat erat untuk asupan
oksigen manusia demi kelangsungan hidupnya.

5
Ada 5 pembuluh darah mayor yang mengalirkan darah dari dan ke
jantung. Vena cava inferior dan vena cava superior mengumpulkan darah dari
sirkulasi vena (disebut darah biru) dan mengalirkan darah biru tersebut ke
jantung sebelah kanan. Darah masuk ke atrium kanan, dan melalui katup
trikuspid menuju ventrikel kanan, kemudian ke paru-paru melalui katup
pulmonal. Darah yang biru tersebut melepaskan karbondioksida, mengalami
oksigenasi di paru-paru, selanjutnya darah ini menjadi berwarna merah.
Darah merah ini kemudian menuju atrium kiri melalui keempat vena
pulmonalis. Dari atrium kiri, darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katup
mitral dan selanjutnya dipompakan ke aorta.

Tekanan arteri yang dihasilkan dari kontraksi ventrikel kiri,


dinamakan tekanan darah sistolik. Setelah ventrikel kiri berkontraksi
maksimal, ventrikel ini mulai mengalami relaksasi dan darah dari atrium kiri
akan mengalir ke ventrikel ini. Tekanan dalam arteri akan segera turun saat
ventrikel terisi darah. Tekanan ini selanjutnya dinamakan tekanan darah
diastolik. Kedua atrium berkontraksi secara bersamaan, begitu pula dengan
kedua ventrikel.

C. Definisi
Ventrikel septum defek (VSD) atau defek septum ventrikular (DSV)
adalah lubang abnormal antara ventrikel kiri dan kanan. Defek ini dapat
bervariasi dalam ukuran, lokasi pada septum, dan jumlahnya (dapat terjadi
VSD multipel). DSV sering kali di kaitkan dengan defek lain yang lebih
komplek. Defek ini menyababkan pirau kiri ke kanan yang mengakibatkan
peningkatan aliran darah paru-paru karena adanya peningkatan tekanan
(Aston,2013).
Defek septum ventrikel (VSD) adalah bukaan di septum ventrikular
dan terjadi baik dalam isolasi dan bersama dengan defek jantung lainnya.

6
Ventrikel septum defect (VSD) adalah suatu keadaan abnormal yaitu
adanya pembukaan antara ventrikel kiri dan ventrikel
kanan(ritadansuriadi,2008)
Ventrikel septum defek (VSD)adalah kelainan jantung bawaan berupa
lubang pada septum interventrikuler,lubang tersebut hanya satu atau lebih
terjadi akibat kegagalan fungsi septum interventrikuler semasa janin dalam
kandungan.sehingga darah bisa mengalir dari ventrikel kiri ke kanan ataupun
sebaliknya.

D. Etiologi
1. Penyebab VSD (Ventricular Septal Defect):
Penyebab dari Ventricular Septal Defect (VSD) belum dapat
diketahui secara pasti. Namun, penyakit VSD lebih sering ditemukan
pada anak-anak dan seringkali merupakan suatu kelainan jantung
bawaan.
Pada anak-anak, lubangnya sangat kecil, tidak menimbulkan gejala
dan seringkali menutup dengan sendirinya sebelum anak berumur 18
tahun.
Pada kasus yang lebih berat, bisa terjadi kelainan fungsi ventrikel dan
gagal jantung.
VSD (Ventricular Septal Defect) bisa ditemukan bersamaan
dengan kelainan jantung lainnya.
1. Faktor prenatal yang mungkin berhubungan dengan VSD:
a. Rubella atau infeksi virus lainnya pada ibu hamil
b. Gizi ibu hamil yang buruk
c. Ibu yang alkoholik
d. Usia ibu diatas 40 tahun
e. Ibu menderita diabetes
2. Faktor genetic
a Anak yang lahir sebelumnya mendaerta pjb

7
b Ayah atau ibu menderita pjb
c Kelainan kromosom misalnya sindrom down
d Lahir dengan kelainan bawaan yang lain

E. Klasifikasi
Klasifikasi ventrikel septum defek dibagi menjadi kelainan
hemodinamik dan kelainan anatomik (markum,2002) :
1.Kelainan hemodinamik
a. Defek kecil dengan tahanan paru normal
b. Defek sedang dengan tahanan vaskular paru normal
c. Defek besar dengan hipertensi pulmonal hiperkinetik
d. Defek besar dengan penyakit obstruksi ventrikel paru

2. Kelainan anatomik
a. defek di daerah pars membranasea septum
yang disebut defek membran atau lebih baik perimembran (karena
hampir selalu mengenai jaringan di sekitarnya). Berdasarkan
perluasan (ekstensi) defeknya, defek perimembran ini dibagi lagi
dengan perluasan ke outlet, dengan perluasan ke inlet, dan defek
perimembran dengan perluasan ke daerah trabekular.
b. Defek muskular
Defek muskular, yang dapat dibagi lagi menjadi defek muskular
inlet, defek muskular outlet dan defek muskular trabekular.
c. Defek subarterial
Defek subarterial, terletak tepat dibawah kedua katup aorta dan
atrium pulmonalis, karena itu disebut pula doubly committed
subarterial VSD. Defek ini dahulu disebut defek suprakristal,
karena letaknya diatas krista supraventrikularis. Beberapa penulis
menyebutnya pula sebagai defek subpulmonik, atau defek oriental,
karena banyak terdapat di jepang dan negara-negara timur jauh.

8
Yang penting pada defek ini adalah bahwa katup aorta dan katup
aorta pulmonalis terletak pada ketinggian yang sama, dengan defek
septum ventrikel tepat berada di bawah katup tersebut (dalam
keadaan normal, katup pulmonal lebih tinggi daripada katup aorta,
sehingga pada defek perimembran lubang terletak tepat di bawah
katupaorta namun jauh dari katup pulmonal).

Klasifikasi anatomik ini dapat dibuat dengan pemeriksaan


ekokardiografi yang teliti. Klasifikasi ini penting, selain untuk memberi
informasi prakateterisasi, juga membantu ahli bedah untuk merencanakan
terapi bedah. Di samping itu, pada defek subarterial angka kejadian
insufisiensi aorta akibat prolaps daun katup aorta cukup tinggi.

F. Patofisologi
Defek septum ventrikular di tandai dengan adanya hubungan septal yang
memungkingkan darah mengalir langsung antar ventrikel biasanya dari kiri ke
kanan. Diameter defek ini bervariasi dari 0,5 sampai 3,0 cm kira kira 20 %
dari defek ini pada anak anak adlah defek sederhana (mis,kecil).banyak
diantara nya yang menutup secara spontan.kira kira 50 % samapai 60% anak
anak yang menderita defek ini memiliki defek sedang dan menunjukkan
gejalanya pada akhir masa kanak kanak.defek ini sering terjadi bersamaaan
dengan defek jantung lain. Perubahan fisiologi yang terjadi dapat dijelaskan
sebagai berikut
1. tekanan lebih tinggi dari pada ventrikel kiri dan meningkatkan
aliran darah kaya oksigen melalui defek tersebut ke ventrikel
kanan
2. volume darah yang meningkat dipompa kedalam paru,yang
akhirnya dipenuhi darah,dan dapat menyebabkan naiknya vaskular
pulmonal
3. jika tekanan pulmonal ini besar,tekanan ventrikel kanan
meningkat,menyebabkan pirau terbalik,mengalir darah miskin

9
oksigen dari ventrikel kanan dan kiri,menyebabkan sianosis
(sindrom eisenmenger)
pada anak dengan defek sentrum ventrikel sederhana,gambaran
klinisnya dapat murmur,intoleransi latihan
ringan,keletihan,dispnea selama beraktivitas dan infeksi saluran
nafas yang berulang ulang dan berat keseriusan gangguan ini
tergantung pada ukuran dan derajat hipertensi pulmonal jika anak
asimtomatik tidak diperlukan pengobatan tetapi jika timbul gagal
jantung kronik atau anak berisiko mengalami perubahan vaskular
paru atau menunjukkan adanya pirau yang berat diindikasikan
untuk penutupan defek tersebut. Resiko bedah kira kira 3% dan
usia ideal untuk pembedahan adalah sampai 3 sampai 5 tahun.
Dengan defek yang lebih besar,anak akan menunjukkan gejala
yang sama tetapi lebih hebat dan dapat timbul dalam bulan
pertama kehidupan.

10
G. Phatway
H. Manfestasi klinis
1. Tanda khas adalah murmur pansistolik keras dan kasar, umumnya
paling jelas terdengar pada tepi kiri bawah sternum.
2. Beban yang terlalu berat dari ventrikel kanan menyebabkan hipertrofi
dan pembesaran jantung yang nyata.
3. Dengan meningkatnya resistesnsi vaskular paru, sering terdapat dipneu
dan infeksi paru.
4. Mungkin dapat tanda-tanda sianosis, termasuk mengambil posisi
jongkok dan pengurangan aliran balik vena.
5. Pertumbuhan terganggu
6. Kesulitan makan
Gejala VSD (Ventricular Septal Defect):
Pada penyakit VSD (Ventrikular Septal Defect) ini, darah dari paru-
paru yang masuk ke jantung, kembali dialirkan ke paru-paru. Akibatnya
jumlah darah di dalam pembuluh darah paru-paru meningkat dan
menyebabkan:
a. Sesak nafas Bayi mengalami kesulitan ketika menyusu
b. Keringat yang berlebihan
c. Berat badan tidak bertambah.

I. Pemeriksaan penunjang
1. Kateterisasi jantung menunjukkan hubungan abnormal antar ventrikel.
Kateterisasi jantung ini dilakukan dengan cara pipa tipis berukuran
panjang yang dinamai kateter akan dimasukkan kedalam pembuluh darah
vena atau arteri yang ada di lipat paha, leher, atau lengan kemudian
diputar melalui pembuluh darah agar sampai ke jantung.
2. Elektrokardiogram (EKG) dan foto thorax menunjukkan hipertrofi
ventrikel kiri.

11
EKG adalah grafik yang dibuat oleh sebuah elektrokardiograf, yang
merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu.
Foto thorax digunakan untuk mendiagnosis banyak kondisi yang
melibatkan dinding thorax, tulang thorax, dan struktur yang berada di
dalam kavitas thorax termasuk paru-paru, jantung dan saluran-saluran
yang besar.
3. Hitung darah lengkap adalah uji prabedah rutin
Darah lengkap adalah mengukur angka sel darah merah dan sel darah
putih serta hemoglobin.
4. Uji masa protombin (PT) dan masa tromboplastik parsial (PTT) yang
dilakukan sebelum pembedahan dapat mengungkapkan kecenderungan
pendarahan (biasanya normal).
Uji masa protombin dilakukan untuk menilai kemampuan faktor koagulasi
jalur ekstrinsikdan jalur bersama yaitu : fibrinogen,
protombin,proakselerin, prokonvertin dan stuart.

J. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
Vasopresor atau vasodilator adalah obat-obat yang dipakai untuk anak
dengan defek septum ventrikular dan gagal jantung kronik berat
a. Dopamin (intropin) memiliki efek inotropik positif pada miokard,
menyebabkan peningkatan curah jantung dan peningkatan tekanan
sistolik serta tekanan nadi; sedikit sekali atau tidak ada efeknya pada
tekanan diastolik; digunakan untuk mengobati gangguan
hemodinamika yang disebabkan bedah jantung terbuka (dosis diatur
mempertahankan tekanan darah dan perfusi ginjal)
b. Isproterenol (isoprel) memiliki efek inutropik positif pada miokard,
menyebabkan peningkatan curah jantung dan kerja jantung ;
menurunkan tekanan diastolik dan tekanan rata-rata sambil
meningkatkan sistolik (Cecily,2002).

12
2. Penatalaksanaan bedah
Perbaikan defek septum ventrikular
perbaikan dini lebih disukai jika defeknya besar. Bayi dengan gagal
jantung kronik mungkin memerlukan pembedahan lengkap atau paliatif
dalam bentuk pengikatan atau penyatuan arteri pulmoner. Jika mereka
tidak dapat distabilkan secara medis, karena kerusakan irreversibel akibat
penyakit vaskular paru, pembedahan hendaknya tidak di tunda sampai
melewati usia prasekolah atau jika terdapat resistensi vaskuler pulmoner
progresif.
Dilakukan sternotomi median dan bypass kardiopulmoner dengan
penggunaan hipotermia pada beberapa bayi. Untuk defek membranosa
pada bagian atas septum, insisi atrium kanan memungkinkan dokter
bedahnya memperbaiki defek ini dengan bekerja melalui trikuspid. Jika
tidak diperlukan ventrikulotomi kanan atau kiri. Umumnya dacron atau
penambal perikat diletakkan diatas lesi, meskipun penjahitan langsung
juga dapat digunakan jika defek tersebut minimal. Pengikatan yang
dilakukan tadi diangkat dan setiap deformitas karenanya di perbaiki.
Respon bedah harus mencakup jantung yang secara hemodinamika
normal, meskipun kerusakan yang disebabkan hipertensi pulmoner itu
bersifat irreversibel (Cecilly,2002).

K. Komplikasi
1. Gagal jantung kronik, terutama pada anak dengan hipertensi pulmoner dan
ventrikulotomi kanan)
2. Perdarahan
3. Aritmia
Aritmia adalah suatu tanda atau gejala dari gangguan detak jantung atau
irama jantung.

13
4. Disfungsi ventrikel kiri
5. Curah jantung rendah
Curah jantung menurun dalah dimana darah yang tidak cukup dipompa
oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
6. Kerusakan miokardium
Kerusakan miokardium adalah penyumbatan otot jantung, jangkitan otot
jantung atau lebih dikenal dengan serangan jantung adalah kondisi
terhentinya aliran darah dari arteri koroner pada area yang terkena, yang
menyebabkan kekurangan oksigen (iskemia) lalu sel-sel jantung menjadi
mati (nekrosis miokard).
7. Edema pulmoner
Edema pulmoner adalah suatu kondisi yang ditandai dengan gejala sulit
bernafas akibat terjadinya penumpukan cairan di dalam kanting paru-paru
(alveoli).
8. Defek septum ventrikular residual jika perbaikannya tidak menyeluruh
karena adanya defek septum ventrikular multipel.

L. Asuhan keperawatan teori


1. Pengkajian
a. Identitas
Identitas pasien meliputi: nama, alamat, tanggal lahir,jenis kelamin,
umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, agama, suku, bangsa, tanggal
masuk rumah sakit, no.register/MRS, serta penanggung jawab.
b. Keluhan utama
keluhan orang tua pada waktu membawa anaknya ke dokter
tergantung dari jenis defek yang terjadi baik pada ventrikel maupun
atrium, tapi biasanya terjadi sesak, pembengkakan pada tungkai dan
berkeringat banyak
c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang

14
Biasanya mengalami sesak nafas berkeringat banyak
dan pembengkakan pada tungkai tapi biasanya tergantung pada
derajat dari defek yang terjadi.
2. Riwayat penyakit Dahulu
a. prenatal History
Diperkirakan adanya keabnormalan pada kehamilan ibu
(infeksi virus rubella), mungkin ada riwayat pengguanaan
alkoholdan obat-obatan serta penyakit DM pada ibu.
b. Intra natal
Riwayat kehamilan biasanya normal dan diinduksi.
c. Riwayat Neonatus
a) gangguan respirasi biasanya sesak, takipnea
b) Anak rewel dan kesakitan
c) Tumbuh kembang anak terhambat
d) Terdapat edema pada tungkai dan hepatomegaly
e) Sosial ekonomi keluarga yang rendah.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
a) Adanya keluarga apakah itu satu atau dua orang yang
mengalami kelainan defek jantung
b) penyakit keturunan atau diwariskan
c) penyakit congenital atau bawaan
2. Pola fungsi kesehatan
1. Pola Persepsi-Managemen Kesehatan
riwayat hipertensi, endocarditis, dan penyakit katup jantung
2. Pola Nurtisi –Metabolik
Menggambarkan masukan Nutrisi, balance cairan dan elektrolit nafsu
makan, pola makan, diet, fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir,
kesulitan menelan.
3. Pola Eliminasi

15
Menjelaskan pola Fungsi eksresi, kandung kemih dan Kulit
Kebiasaan defekasi, ada tidaknya masalah defekasi, masalah miksi
(oliguri,disuri dll), penggunaan kateter, frekuensi defekasi dan miksi,
Karakteristik urin dan feses, pola input cairan, infeksi saluran kemih,
masalah bau badan, perspirasi berlebih, dll
4. Pola Latihan-Aktivitas
Menggambarkan pola latihan, aktivitas, fungsi pernafasan dan
sirkulasi. Pentingnya latihan/gerak dalam keadaan sehat dan sakit
5. Pola Kognitif Perseptual
Menjelaskan Persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi sensori
meliputi pengkajian fungsi penglihatan,pendengaran,perasaan,pembau
dan kompensasinya terhadap tubuh.
6. Pola Istirahat-Tidur
Menggambarkan Pola Tidur,istirahat dan persepasi tentang energy.
Jumlah jam tidur pada siang dan malam, masalah selama tidur,
insomnia atau mimpi buruk, penggunaan obat, mengeluh letih
7. Pola Konsep Diri-persepsi Diri
Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap
kemampuan.Kemampuan konsep diri antara lain gambaran diri, harga
diri, peran, identitas dan ide diri sendiri.
8. Pola Peran dan Hubungan
Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap
anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal klien Pekerjaan.
9. Pola Reproduksi/Seksual
Menggambarkan kepuasan atau masalah yang actual atau dirasakan
dengan seksualitas. Dampak sakit terhadap seksualitas, riwayat
haid,pemeriksaan mamae sendiri, riwayat penyakit hub sex.
10. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres )

16
Menggambarkan kemampuan untuk menanngani stress dan
penggunaan system pendukung penggunaan obat untuk menangani
stress.
11. Pola Keyakinan Dan Nilai
Menggambarkan dan Menjelaskan pola nilai, keyakinan termasuk
spiritual. Menerangkan sikap dan keyakinan klien dalam
melaksanakan agama yang dipeluk dan konsekuensinya.
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien
b. Tingkat kesadaran : composmentis
c. Berat badan : Biasanya terjadi penurunan berat badan
d. Tanda-Tanda vital
 Tekanan darah : Biasanya tekanan darah klien meningkat
 Suhu : Biasanya suhu klien hipotermi
 Pernafasan : Biasanya pernafasan klien mengalami sesak nafas
 Nadi : Biasanya klien mengalami peningkatan denyut nadi
e. Kepala:
 Inspeksi: Mengamati bentuk kepala, adanya lesi, warna, kesimetrisan
 Palapasi : Adanya hematom/oedema, nyeri tekan
f. Rambut:
 Inspeksi: mengamati warna (hitam), kebersihan
 Palpasi: tekstur (lembut kasar, tebal tipis), kekuatan pada rambut
g. Wajah:
 Inspeksi: mengamati kesimetrisan wajah, lesi, bentuk wajah, pucat
 Palpasi: adanya nyeri tekan, oedema
h. Mata:
 Inspeksi: amati kesimitrisan, warna, lesi, sclera ikterik, pupil bulat,
konjungtiva pucat, sclera ikterik

17
 Palpasi: kekenyalan pada mata nyeri tekan, benjolan (dilakukan
dengan menutup mata)
i. Hidung:
 Inspeksi: amati adanya lesi, kesimetrisan, warna, bentuk khusus
hidung, adanya radang, adanya nafas cuping hidung
 Palpasi: keenturan hidung, nyeri tekan.
j. Mulut:
 Amati bibir: cyanosis, lesi, kering, sumbing.
 Buka mulut pasien: kebersihan, bau mulut, lesi mukosa
 Amati gigi: kebersihan gigi, karies gigi, gigi berlubang, gigi palsu
 Minta pasien menjulurkan lidah: amati kesimetrisan, warna, lesi
 Palpasi lidah: lakukan penekanan dengan menggunakan sudip lidah,
dengan meminta pasien membunyikan huruf “A”
k. Leher:.
 Inspeksi: amati bentuk, kesimetrisan, warna, lesi, biasanya tida adanya
pembesaran kelenjer thyroid
 Palpasi: perikasa adanya benjolan, ukuran, tanda oliver (pada saat
denyut trakea tertarik ke bawah)
l. Paru-paru
 Inspeksi : amati simetris kiri dan kanan, lesi, warna, frekuensi saat
bernafas (permenitnya) dan bentuk, sesak nafas, nafas cepat
 Palpasi : melakukan takstil fremitus dengan mengatakan 77
 Perkusi : terdapat bunyi sonor
 Auskultasi : tidak terdapat bunyi wheezing ,ronchi dll (bunyi
normalnya: trakeal, bronchial, bronkovasikyler, vasikuler)
m. Jantung
 Inspeksi : amati kesimitrisan pada kedua sisi, adanya lesi, warna
 Palpasi : adanya nyeri tekan atau tidak, terdapat pembesaran pada
jantung, tekanan arteri pulmonalis yang tinggi dan penutupan katup

18
pulmonalis teraba jelas pada sela iga ketiga kiri dekat sternum, dan
mungkin teraba getaran bising pada dinding dada, adanya retraksi otot
dada
 Perkusi : normalnya terdengar bunyi pekak saat diperkusi yang untuk
menentukan batas jantung
 auskultasi : terdengar suara murmur
n. Perut/Abdomen
 Inspeksi : warna, bentuk dan ukuran perut
 Auskultasi: dengarkan suara bising usus normlanya adalah sebanyak
8-35 per menit
 Palpasi : rasakan adanya nyeri tekan dan pembesaran hati
 Perkusi : untuk menentukan suara timpani
o. Genetalia
 Inspeksi: Biasanya keadaan dan kebersihan genetalia pasien baik..
p. Sistem integrumen (kulit dan kuku)
 Inspeksi: biasanya tidak terdapat odem saat di amati dan kuku tidak
cyanosis atau ikterik
 Palpasi: Rasakan adanya perubahan-perubahan pada kelembapan atau
turgor kulit serta lakukan CRT
q. Ekstermitas: kaji kekuatan otot .
4. Diagnosa keperawatan
a. Penurunan curah jantung
b. Intoleransi aktivitas
c. Gangguan tumbuh kembang
d. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

5. Intervensi
a. Penurunan curah jantung

19
Batasan karakteristik
1. Perubahan frekuensi/ irama jantung
1) Bradikardia
2) Palpitasi jantung
3) Takikardia
2. Perubahan preload
1) Distensi vena jugularis
2) Edema
3) Murmur jantung
4) Peningkatan CVP
3. Perubahan afterload
1) Dispnea
2) Kulit lembap
3) Pengisian kapiler memanjang

4. Perubahan kontraktilitas
1) Batuk
2) Bunyi napas tambahan
3) Ortopnea
NOC (Kriteria hasil)
Indikator Keterangan 1 2 3 4 5
040001 Tekanan darah siastol

040019 Tekanan darah diastole

040007 Ukuran jantung

040020 Urin output

20
040011 Suara jantung abnormal

Keterangan :
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang-kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Secara konsisten menunjukkan

NIC (Intervensi)
1. Terapi oksigen
1) Bersihkan mulut, hidung, dan sekresi trakea dengan tepat
2) Batasi (aktivitas) merokok
3) Pertahankan kepatenan jalan nafas
2. Pengurangan kecemasan
1) Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
2) Nyatakn dengan jelas harapan terhaap perilaku klien
3) Bantu klien mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
4) Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
3. Pemasangan infus
1) Beritahukan pasien mengenai prosedur
2) Berikan dukungan emosional yang tepat
3) Tempatkan pasien dalam posisi telentang
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
1) Batasan Karakteristik
a. Bising usus hiperaktif
b. Cepat kenyang setelah makan
c. Gangguan sensasi rasa
2) NOC(Status Nutrisi )

21
Indikator Keterangan 1 2 3 4 5
100401 Asupan Gizi
100402 Asupan Makanan
100408 Asupan Cairan
100403 Energi
100405 Rasio Berat badan / Tinggi
Badan
Keterangan:
1. Sangat menyimpang dari rentang normal
2. Banyak menimpang dari rentang normal
3.Cukup menyimpang dari rentang normal
4.Sedikit menyimpang dari rentang normal
5.Tidak menyimpang dari rentang normal
3) NIC
1. Terapi nutrisi
 Monitor intake makanan atau cairan dan hitunglah
masukan kalori perhari sesuai kebutuhan
 Pilih suplemen nutrisi sesuai kebutuhan
 Berikan nutrisi enteral,sesuai kebutuhan
2. Manajemen nutrisi
 Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien
untuk memenuhi kebutuhan gizi
 Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi
 Tentukan apa yang menjadi preferensi makanan bagi
pasien
3. Pengurangan Kecemasan
 Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan

22
 Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku
klien
 Berikan objek yang menunjukkan perasaan aman
4. Identifikasi resiko
 Pertahankan pencatatan dan statistik yang akurat
 Identifikasi strategi koping yang digunakan
 Pertimbangan fungsi di masa lalu dan saat ini
5. Manajemen berat badan
 Dorong pasienuntuk membuat grafik mingguan berat
badannya
 Dorong pasien untuk mengkonsumsi air yang cukup
setiap hari
 Informasikan pasien jika terdapat komunitas
manajemen berat badan
C. Intoleran aktivitas
1. batasan karakteristik :
a. Keletihan
b.Dyspnea setelah beraktivitas
c. Ketida nyamanan beraktivitas
2. Kriteria hasil (noc)
No. Indikator 1 2 3 4 5
1. Saturasi oksigen ketika beraktivitas
2. Frekuensi nadi ketika beraktivitas
3. Frekuensi pernapasan ketika beraktivitas
4. Kemudahan bernapas ketika beraktivitas
5. Tekanan darah sistolik ketika beraktivitas
6. Tekanan darah diastolik ketika beraktivitas
7. Temuan /hasil EKG (Elektrokardiogram)
8. Warna kulit

23
9. Kecepatan berjalan
10. Jalan berjarak
11. Toleransi dalam menaiki tangga
12. Kekuatan tubuh bagian atas
13. Kekuatan tubuh bagian bawah
Keterangan :
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu
3. Intervensi ( NIC):
1. Terapi aktivitas
a. Bantu pasien untuk mengeksplorasi tujuan personal dari
aktivitas-aktivitas yang biasa dilakukan (misalnya, bekerja) dan
aktivitas-aktivitas yang di sukai
b. Sarankan metode-metode untuk meningkatkan aktivitas fisik
yang tepat
c. Bantu pasien untuk memilih aktiviyas dan pecapain tujuan
melalui aktivitas yang konsisten dengan kemampuan fisik,
fisiologis dan sosial
2. Manajemen energi
a. Bantu pasien untuk memahami prinsip konservasi energi
(misalnya, kebutuhan untuk membatasi aktivitas dan tirah
baring)
b. Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan kelelahan sesuai
dengan konteks usia dan perkembangan
c. Konsulkan dengan ahli gizi mengenai carameningkatkan asupan
energidari makanan

24
3. Peningkatan latih
a) Lakukan latihan bersamaindividu, jika di perlukan
b) Instruksikan individu untuk melakukan pemanasan dan
pendinginan dengan cukup padasaat latihan
c) Instruksikan individu terkait teknik yang digunakan untuk
menghindari cedera selama latihan

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

25
Ventrikel septum defek (VSD) atau defek septum ventrikular (DSV)
adalah lubang abnormal antara ventrikel kiri dan kanan. Defek ini dapat
bervariasi dalam ukuran, lokasi pada septum, dan jumlahnya (dapat terjadi
VSD multipel). DSV sering kali di kaitkan dengan defek lain yang lebih
komplek.
B. Saran
Mahasiswa diharapkan lebih memahami konsep dari ventrikel septum
defek sebagai dasar dalam memberikan asuhan keperawatan yang
berkualitas.
Mahasiswa harus mampu memberikan penjelasan atas pemahaman
tentang penyakit kelainan pada jantung, khususnya pada kelainan VSD
(Ventrical Septum Defek).

DAFTAR PUSTKA

26
Syaifuddin, A. 2006.ANATOMI FISIOLOGI untukmahasiswakeperawatanedisi
3. Jakarta: EGC.
Markum,A.H., 2002. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : FKUI.
Betz,Cecily L. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatri E/3. Jakarta : ECG.
Aston, Sharon. 2013. Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik ED.3. jakarta :
ECG.
Moorhead, Marion Johnson & Sue. 20113. Nursing outcomes classification
(NOC). CV. Mocomedia: Elsevier inc
Bulechek, Gloria M. 2013. Nursing intervention classification. CV.
Mocomedia: Elsevier inc

27

Anda mungkin juga menyukai