Anda di halaman 1dari 54

Dr. dr. Monika Fitria Farid, Sp.OG., M.

Kes
Komplikasi Kehamilan

Komplikasi Medis Komplikasi Medis Komplikasi Komplikasi


Selama kehamilan Periode pre natal Kelahiran dan Periode pasca
Persalinan partum

•Perdarahan dalam kehamilan


•Masalah Sistem Kardiovaskular •Serviks Inkompeten •Komplikasi yang •Perdarahan pasca
•Masalah Traktus Respiraorius •Persalinan prematur berhubungan dengan partum lanjutan
•Masalah Traktus Urinarius •Presentasi abnormal pada kemajuan persalinan •Infeksi
•Masalah Endokrin term •Komplikasi yang •Inkontinensia
•Infeksi perinatal •Kehamilan lewat waktu berhubungan status Urin, Feses, Flatus
•Deviasi pada pertumbuhan ibu janin •Gangguan
janin kecil untuk usia gestasi psikologi pasca
•Deviasi pada pertumbuhan partum
janin besar untuk usia gestasi
•Aloimunisasi RH
•Inkompatibilitas ABO
Masalah Traktus Respiratorius : Masalah Traktus Urinarius :
* 1-4% kehamilan dikomplikasi oleh * berupa bakteriuria asimptomatis (1-
asma 1,5%); sistitis (0.3-1.3%); dan
* >> Kortisol dan histamin  pielonefritis (1-2%).
perbaikan asma * dapat menyebabkan bayi lahir
* Dikaitkan dengan kelahiran preterm, dengan berat badan rendah, kelahiran
berat badan lahir rendah, mortalitas premature, abortus dan kematian ibu
neonates, hiperemesis gravidarum, dan janin (Boekitwetan P., 2000)
perdarahan vaginal dan pre eklampsia

Komplikasi medis dlm


kehamilan

Infeksi perinatal : Masalah Endokrin :


meliputi infeksi vagina yang umum , * yang umum terjadi pada
Infeksi saluran kencing, Herpes kehamilan adalah diabetes mellitus
Simpleks, Infeksi HIV , Infeksi HPV, dan tiroid
Sifilis, Cytomegallovirus, dan * resistensi insulin o.k hormon
Tuberkulosis (Rayburn W. F., et. al., human Placenta lactogen, prolaktin,
2001). kortisol dan glukagon  DMG
• aborsi spontan,
kehamilan ektopik,
penyakit trofoblas • dilatasi serviks
gestational, plasenta yang tidak
previa dan solutio nyeri tanpa
plasenta kontraksi pada
Perdarahan trimester
dalam Serviks kedua
inkompeten
kehamilan

Kehamilan Persalinan
lewat waktu premature
• Fibronektin janin
• Infeksi bakteri IL 1,
• berlangsung 42 • IL 6, TNF,  PG E2 >>
minggu atau
lebih
PANGGUL SEMPIT
 Setiap kelainan pada diameter yang mengurangi
kapasitas panggul, sehingga dapat menimbulkan
Distosia Baru
 Klasifikasi :
a. Kesempitan pintu atas panggul
b. Kesempitan panggul tengah
c. Kesempitan pintu bawah panggul
Pengelolaan :
 Pada kesempitan panggul tengah dan pintu bawah
dilakukan seksio sesarea
 Pada panggung sempit relative dilakukan partus
percobaan untuk janin dengan letak belakang kepala
 Pada panggul sempit absolut, dilakukan seksio sesarea
PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT
 Terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam rahim sehingga beberapa parameter janin berada
dibawah 20 persentil (< 2 SD) dari umur kehamilan yang
seharusnya.
Faktor risiko yg mempengaruhi kejadian PJT
dibedakan atas:
 Faktor Plasenta :
 Infark plasenta
 Solusio plasenta
 Plasenta previa
 Kelainan pembuluh darah plasenta
 Insersi velamentosa
 Korioangioma
 Plasenta sirkumvalata
Faktor risiko yg mempengaruhi kejadian pertumbuhan
janin terhambat (PJT) dibedakan atas:
 Faktor Ibu :
 Faktor konstitusi
 Faktor nutrisi
 Kondisi hipoksia
 Problem vaskuler :
 Hipertensi kronis
 Preeklamsi
 Anti Phospolipid syndrome (APS)
 Insulin dependent diabetes mellitus (IDDM)
 Penyakit Kolagen
 Penyakit Ginjal
 Faktor Janin :
 Kelainan kromosom
 Trisomi 13, 18, dan 21
 Sindroma turner

 Malfomasi janin
 Anensefal

 Kelainan jantung

 Hernia diafragmatika

 Kelainan ginjal

 Kehamilan multifetus
 Infeksi janin :
 Rubela

 Cytomergalo virus (CMV)

 Varicella-zoste
Usia Kehamilan harus diketahui dengan pasti :

1. Anamnesis : ada riwayat/faktor risiko


 Hipertensi
 Penyakit paru kronis
 Penyakit jantung sianotik
 Pemakaian obat-obatan
 Merokok
 Infeksi jantung
Usia Kehamilan harus diketahui dengan pasti :

2. Pemeriksaan untuk mencari faktor risiko


3. Pemeriksaan klinis
4. USG
Pengelolaan PJT
1. Terapi kausal terhadap penyebab atau
penyakit yang mendasari
2. Konservatif
3. Terminasi kehamilan
Persalinan Preterm Kurang Bulan

Persalinan yg berlangsung antara umur


kehamilan 20-36 (+ 6hr) minggu dari HPHT
atau antara hari ke 140 dan 259
dgn berat lahir janin < 2500 gr
Faktor risiko terjadi persalinan preterm
1. KPSW, korioamnionitis, bakteriuri, kolonisasi,
mikroorganisme pada genital
2. Riwayat atau kontraksi persalinan preterm sebelumnya
3. Riwayat abortus sebelumnya (2x pada trimester ke 2)
4. Riwayat abortus iminens pada kehamilan ini
5. Perdarahan antepartum; plasenta previa/solusio plasenta
6. Hipertensi dalam kehamilan
7. Serviks kompeten atau riwayat tindakan konisasi
Faktor risiko terjadi persalinan preterm
8. Penyakit ibu terutama penyakit infeksi sistematik yg
berat
9. Kehamilan dgn AKDR insitu
10. Kehamilan ganda
11. Kelainan letak
12. DM
13. Penyalahgunaan NAZA
14. Trauma fisik/psikis
Diagnosis Banding

dibedakan dengan Kontraksi Braxton Hick yg


sifatnya tidak teratur, tidak ritmis, tidak begitu
sakit dan tidak menimbulkan perubahan
serviks
Letak Sungsang
Klasifikasi :
 Letak bokong murni
 Letak bokong kaki
 Letak kaki
Jenis Presentasi Bokong

Used with permission of Salus Global Corporation


Etiologi/predisposisi
 Multi paritas
 Bayi kembar
 Hidramnion
 Oligohidramnion
 Hidrosefal
 Anensefal
 Letak sungsang pd kehamilan sebelumnya
 Tumor dalam panggul
Identifikasi Presentasi Bukan Kepala
 Dengan manuver Leopold atau pemeriksaan
dalam vagina
 Pada minggu ke36 bila meragukan lakukan:
- USG
- X-ray abdomen jika USG tidak tersedia.
Manajemen Presentasi Bokong
 Versi Luar
 Bedah sesar
 Persalinan pervaginam
Pemeriksaan Penunjang
USG dilakukan pd usia kehamilan 32 - 34 mgg
untuk mengetahui :
 Kelainan janin yg menyebabkan letak sungsang
 Kelainan diluar janin yang menyebabkan letak
sungsang
Kontraindikasi persalinan
• Prolaps tali pusat
• Makrosomia

• Setiap presentasi selain dari presentasi bokong murni


atau lengkap dengan sikap kepala yang tertekuk atau
netral
• Pelvis maternal yang tidak memadai secara klinis

• Anomali janin tidak sesuai dengan persalinan


pervaginam
 Pertumbuhan janin terhambat
Manajemen persalinan
Dianjurkan untuk janin dengan berat antara 2500g hingga
4000g
 pemeriksaan pelvis
 USG persalinan awal
 EFM
 Pemeriksaan vagina dengan ROM
 Oksitosin (induksi tidak dianjurkan)
Manajemen Kala Dua
 Penyedia layanan kesehatan untuk melahirkan sungsang
yang direncanakan perlu memiliki keterampilan dan
pengalaman yang diperlukan.
 Personel NRP yang terlatih hadir untuk persalinan
Risiko/Komplikasi
 Skor Apgar satu menit pertama yang rendah
 Kepala janin terhambat
 Lengan menjungkit
 Trauma cervical
 Prolaps tali pusat
• Disease of theories
• Insiden: 16.3%, MM: 1.9%, MP: 9.9%
• Th/ Definitif: Lahirkan dengan segala risiko
• Pencegahan: upaya terbaik, hasil tidak
bermakna???????

Buku Tahunan 1993-1994, BMJ 2007;335(7627):974,


Hypertension 2007;49(5):1056-62, J Clin Endocrinol Metab
2006;91(4):1233-8
Contoh kasus
 Seorang wanita usia 25 thn G1P0 gravid 36
minggu, ANC teratur pada SpOG, dan
pemeriksaan terakhir 1 minggu yang lalu,
disampaikan bahwa kondisi ibu baik, tbj 2000g,
namun 1 minggu kemudian pasien ke SpOG lain,
didapatkan Tensi 220/150 Hg , tbj 1400 gr, dirujuk
ke RS Wahidin Sudirohusodo, dan diagnosis :
Preeklamsia berat (impending eklamsia)+
Pertumbuhan janin terhambat
 Tindakan : Seksio sesaria
 Bayi : 1345 gram, 42 cm, NA : 7/9
Kasus 2
 Ibu 28 th, infertil 6 thn, G1P0 gravid 36
minggu , dirujuk ke RS Wahidin
Sudirohusodo dengan T = 180/110
mmHg, D/ Preeklamsia berat + KJDR
 ANC di bidan desa, ketahuan hipertensi
sejak bulan lalu dan tidak dirujuk
 Tindakan : terminasi kehamilan
pervaginam
 Lahir bayi : 3000 gr, 48 cm, NA ; 0
Hipertensi
bukan
penyakit tapi
merupakan
reaksi tubuh

Implantasi
yang tak
sempurna

Hipertensi terjadi
sebagai
mekanisme
kompensasi
penuhi kebutuhan
Klasifikasi Hipertensi dalam
kehamilan ACOG 2013
 Preeklamsia - eklamsia
 Hipertensi kronis : Hipertensi yang terjadi
sebelum kehamilan atau sebelum UK 20 minggu
 Superimposed preeklamsia : Kondisi hipertensi
yang memberat setelah kehamilan 20 minggu
disertai tanda tanda preeklamsia
 Hipertensi gestational : hipertensi yang terjadi
sesudah usia kehamilan 20 minggu tanpa disertai
tanda-tanda preeklamsia
Klasifikasi preeklamsia yang baru

JANGAN
menganggap
preeklamsia :
RINGAN

 Preeklamsia dan preeklamsia berat


 Diagnosis preeklamsia tidak tergantung pada
proteinuria
 Preeklampsia : tekanan darah > 140/90
mmHg dan ada minimal 1 dari gejala
berikut :
 Protenuria : dipstick > +1 atau > 300
mg/24 jam
 Serum kreatinin > 1,1 mg/dL
 Edema paru
 Peningkatan fungsi hati > 2 kali
 Trombosit < 100.0000
 Nyeri kepala, nyeri epigastrium dan
gangguan penglihatan
Preklampsia berat jika ada salah satu dari :
Tekanan darah > 160/110 mmHg

Proteinuria > +2

Serum kreatinin > 1,1 mg/dl

Peningkatan enzim hati > 2 kali

Trombosit < 100.000

Edema paru

Nyeri kepala, gangguan penglihatan dan nyeri epigastrium


Anak:
Jangka Panjang:
Jangka Pendek: Cerebral Palsy
Gagal Ginjal DM tipe 2
HELLP, Kronik, Penyakit Kardio
CVD
Peny. Kardio Vaskular
Edema pulmonum, Vaskular, Obesitas
Eklamsia
DM tipe 2 PCO
Teratozoospermia

Preeklamsia: Tidak lagi semata-mata hanya penyakit


kehamilan
Hypertension 2007;49(5):1056-62, J Clin Endocrinol Metab 2006;91(4):1233-8
Screening
Maternal
biophysical
markers

Maternal
Maternal history biochemical
markers

Cell free DNA


Faktor – faktor risiko untuk kajian klinis risiko
preeklamsia (NICE)
Risiko Tinggi Risiko sedang
 Riwayat hipertensi pada • Primipara
kehamilan sebelumnya • Obesitas ( IMT > 35 kg /m2)
 Hipertensi kronik • Riwayat preeklamsia dalam keluarga
 Diabetes Melitus type 1 dan 2 • Usia ibu > 40 tahun
 Penyakit ginjal kronik • Jarak kehamilan sebelumnya > 10 thn
 Penyakit autoimun (SLE dan APS) • Kehamilan multipel

National Institute of Health and Care Excellence (NICE)


merekomendasikan pemberian aspirin bila ada > 1 faktor risiko tinggi
atau > 2 risiko sedang
DIAGNOSIS

 RIWAYAT PRIBADI : Usia, pekerjaan, status sosial


ekonomi
 RIWAYAT DIMASA LALU : pengobatan antihipertensi
sebelumnya, kerusakan ginjal sebelumnya, diabetes,
SLE
 RIWAYAT MENSTRUASI
 RIWAYAT OBSTETRIK : jml, cara & hasil akhir
persalinan sebelumnya, komplikasi terkait dgn pre-
eklampsia pd kehamilan sebelumya
 KELUHAN & RIWAYAT KEHAMILAN SAAT INI.
• Wanita yang pada dasarnya
akan menjadi PE akan
mengalami kenaikan TD pada
Tekanan trimester pertama dan
kedua.

Darah • MAP (Mean Arterial


Pressure) lebih baik daripada
sistolik atau diastolik dalam
memprediksi PE.
• Mean Arterial pressure = Tekanan arteri rata – rata

Sistol + 2x diastol
3

• Bila > 90 : risiko tinggi untuk Preeklamsia


• Seorang ibu hamil dengan Tekanan darah : 130 / 90

• MAP = 130 + (2 x 90 ) = 130 + 180 = 310 = 103,3


3 3 3
PENATALAKSANAAN PREEKLAMPSIA

Preeklampsia

Usia Usia
Kehamilan < Kehamilan ≥
37 mgg 37 mgg

Perawatan poliklinik
- Kontrol 2 kali perminggu
- Evaluasi gejala pemberatan preeklmapsia (tekanan darah, Terminasi
tanda impending, edemia paru Kehamilan
- Cek laboratorium (trombosit, serum kreatinin, albumin,
(AST/ALT) setiap minggu
- Evaluasi kondisi janin (hitung fetal kick count/hari,
kesejahteraan janin (NST dan USG) 2 kali/minggu, evaluasi
pertumbuhan janin setipa 2 minggu)

Perburukan kondisi maternal dan


janin/Preeklampsia Berat Usia
Kehamilan ≥ 37
mgg
Protokol Preeklampsia Berat
Pasien memenuhi persyaratan
perawatan konservatif
Preeklampsia dengan gejala berat

 Injeksi MgSO4 sesuai prosedur (Alternatif 1 / Alternatif 2 )


dilanjutkan hingga 24 jam
 Berikan pematangan paru (Dexamathason 2 x 6mg i.m
selama 2 hari atau bethametason 1 x 12 mg i.m selama 2
hari)
 Evaluasi keseimbangan cairan

Pindah ruangan, lakukan evaluasi ketat

MANAJEMEN Evaluasi Klinis Evaluasi Evaluasi Janin


KONSERVATIF  Kontrol tekanan darah Laboratorium  NST setiap minggu
 Evaluasi tanda  Trombosit, fungsi liver,  USG untuk evaluasi
PEB impending eklampsia fungsi ginjal, albumin kesejahteraan janin 2
(nyeri epigastrium, setiap minggu kali seminggu
nyeri kepala, mata  Evaluasi pertumbuhan
kabur) janin / 2 minggu

Semua parameter baik Salah satu parameter memburuk

Umur kehamilan ≥ 34 minggu Terminasi kehamilan


Terminasi kehamilan
PENATALAKSANAAN PREEKLAMPSIA BERAT
Preeklampsia dengan gejala berat
 MRS, Evaluasi gejala, DJJ, dan cek
laboratorium ≥ 34 minggu
 Stabilisasi, pemberian MgSO4
profilaksis
 Anti HT jika TD ≥ 160/110

< 34 minggu

Jika didapatkan :
 Eklampsa
Jika usia kehamilan ≥ 24
 Edema paru minggu, janin hidup :
 DIC Berikan pematangan
Terminasi
 HT berat, tidak terkontrol paru (dosis tidak harus
kehamilan setelah
 Gawat janin Iya selalu lengkap) tanpa
stabilisasi
 Solusio plasenta ida menunda terminasi
 IUFD
 Janin tidak viabel (tergantung kasus)

Tidak

Jika didapatkan : Jika usia kehamilan >


 Gejala persisten 24 minggu :
 Sindrom HELLP Pematangan paru
 Pertumbuhan janin terhambat (inj. dexamethason
 Severe olygohydramnion Iya IM 2x6 mg atau
 Reversed end diastolic flow betamethason IM
 Gangguan renal berat 1x12 mg) 2x24 jam

Tidak

Perawatan konservatif :
 Evaluasi di kamar bersalin selama 24-48 jam  Usia kehamilan ≥
 Rawat inap hingga terminasi 34 minggu
 Stop MgSO4, profilaksis (1x24 jam)  KPP atau inpartu
 Pemberian anti HT jika TD ≥ 160/110  Perburukan
 Pematangan paru 2x24 jam maternal - fetal
 Evaluasi maternal-fetal secara berkala
Magnesium Sulfat
 Direkomendasikan sebagai terapi lini
pertama preeklamsia / eklamsia
 Direkomendasikan sebagai profilaksis
terhadap eklamsia pada Pasien preeklamsia
berat (I/A)
 Merupakan pilihan utama pada Pasien
preeklamsia berat dibandingkan diazepam
atau fenitoin untuk mencegah terjadinya
kejang atau kejang berulang (1a/A)
Dosis dan cara pemberian MgSO4
 Loading dose : 4 g MgSO4 40% dalam 100 cc NaCL :
habis dalam 30 menit (73 tts / menit)
 Maintenance dose : 6 gr MgSO4 40% dalam 500 cc
Ringer Laktat selama 6 jam : (28 tts/menit)
 Awasi : volume urine, frekuensi nafas, dan reflex
patella setiap jam
 Pastikan tidak ada tanda-tanda intoksikasi
magnesium pada setiap pemberian MgSO4 ulangan
 Bila ada kejang ulangan : berikan 2g MgSO4 40%, IV
Anti hipertensi
 Indikasi utama pemberian anti hipertensi ada
kehamilan adalah untuk keselamatan ibu dan
mencegah penyakit serebrovaskuler
 Obat anti hipertensi diberikan bila tekanan
darah > 160/110 mmHg (II/A)
 Pemberian anti hipertensi pilihan pertama
adalah nifedipin oral , hydralazine, dan
labetalol parenteral (I/A)
 Alternatif anti hipertensi yang lain adalah :
nitrogliserin, metildopa, labetalol (I/B)
INDIKATOR KEPARAHAN PRE-EKLAMPSIA

 Keberadaan gejala
 TD diastolik ≥ 110 mmHg
 Proteinuria 2+ atau kadar protein total 2
gm/ltr
 Oliguria
 Lab abnormal, kreatinin serum,
trombositopenia, hiperbilirubinemia,
oligohidramnion, PJT
 Efek Neurologik : kejang-kejang eklampsia
(1% pasien pre eklampsia)
EKLAMSI
Kelainan akut pada preeklamsi ringan atau berat,
dalam kehamilan, persalinan atau nifas yg ditandai
dengan timbulnya kejang dengan atau tanpa
penurunan kesadaran (gangguan sistem syaraf
pusat).

Eclampsia sine eclampsia adalah eklamsi yg


ditandai oleh penurunan kesadaran tanpa kejang

Anda mungkin juga menyukai