Anda di halaman 1dari 43

“OPTIMALISASI RESUSITASI NEONATUS DI

FASILITAS TERBATAS PADA ERA PANDEMI COVID-19”

I.Dewi Yunianti, dr, SpA


& Tim Neonatologi

RSUD Pambalah Batung


Amuntai
2022
ANGKA KEMATIAN NEONATAL

Neonatal
tetanus
Other
INDONESIA
2%
Pnemonia 7%
6%
Congenital
Prematurity
anomalies
11% 35%

Neonatal sepsis
15% Birth asphyxia
24%

2,6 juta neonatal meninggal per tahun atau 7000/hari


(WHO, 2016)
Setiap hari 200 bayi
98 % terjadi di negara berkembang, 77% di Asia dan Afrika meninggal
(Liu, L. et al, SDKI 2017

2010
MORBIDITAS
Cerebral palsy
• Angka Kejadian CP pada bayi Asfiksia lebih tinggi dibandingkan neonatal yang sehat,
yaitu: sebesar 20,3% pada 8 Penelitian RCT dan 22,2% didapatkan pada penelitian
observasional.
•Zhang, C. 2020. Birth Asphyxia Is Associated With Increased Risk of Cerebral Palsy: A Meta-Analysis ;

Bronchopulmonary Dysplasia
• Angka kejadian global BPD: 10-89% (10-73% di Eropa, 18-89% di Amerika Utara, 18-82% di
Asia, dan 30-62% di Oseania).

•Siffel, C. 2019. Global incidence of bronchopulmonary dysplasia among extremely preterm infants: a systematic literature review.

Retinopathy of Prematurity
• Penyebab utama kebutaan pada bayi premature dan BBLR
• 15 sampai 20% memiliki ROP.
• Frekuensi ini meningkat hingga 30% pada bayi dengan berat lahir 750 hingga 999 g.

•Ludwig CA, Chen TA, Hernandez-Boussard T, et al. The epidemiology of retinopathy of prematurity in the United States.
Ophthalmic Surg Lasers Imaging Retina. 2017;48:553-562.
PERSENTASI JUMLAH IBU
MELAHIRKAN POSITIF COVID-19 DI
DATA COVID-19 RSUD JAYAPURA TAHUN 2020

IBU POSITIF COVID-19 IBU NEGATIF COVID-19

Ibu hamil dan neonatal merupakan populasi yang 1,5%


rentan tertular infeksi COVID-19
Kasus covid-19 terkonfirmasi: 1.306.141 (+7.533) / 98,5%
24 Feb 2021, Papua 17.800 (+133) / 24 Feb 2021
(covid.go.id & satgas covid papua)
PERSENTASI STATUS COVID-19 BAYI
LAHIR DARI IBU POSITIF COVID-19 DI
Per tanggal 13 Feb 2021: 292 ibu hamil dengan COVID- RSUD JAYAPURA TAHUN 2020
19 ; Swab bayi: 9 positif COVID-19 (3%) di Provinsi Papua BAYI NEGATIF COVID-19

Di RSUD Jayapura: 31/2083 ibu hamil dengan COVID- BAYI POSITIF COVID-19

19 (11 spontan, 20 SC) ; Swab bayi: 1 positif COVID-19 3%


(lahir spontan) pada tahun 2020
97%
R E S U S I TAS I N EO NAT U S
Resusitasi adalah serangkaian upaya sistematis dan terkoodinir untuk
mengembalikan usaha bernapas dan sirkulasi bayi baru lahir sehingga terhindar dari
kematian ataupun cacat menetap.

WAJIB DIKETAHUI DAN DIPAHAMI SEBELUM MENOLONG PERSALINAN

ALUR RESUSITASI

PERSIAPAN RESUSITASI
A LU R R E S U S I TAS I

IDAI,2017
P E RS I A PA N R E S U S I TAS I
Identifikasi Faktor Risiko

Persiapan Tim Resusitasi

Persiapan Ruangan Resusitasi

Persiapan Alat Resusitasi

Pencegahan Infeksi Pada Saat Melakukan Resusitasi


I D E N T I F I K AS I FA K TO R R I S I KO
Faktor risiko pada ibu sebelum persalinan: Faktor risiko janin sebelum persalinan: Faktor risiko ibu pada waktu
persalinan (intrapartum):
• Ketuban pecah dini ≥ 18 jam • Kehamilan multiple
• Pola denyut jantung yang meragukan
• Perdarahan pada trimester 2 dan 3 • Prematur
pada kardiotokografi.
• Hipertensi dalam kehamilan • Lebih bulan (pada usia kehamilan >41 • Presentasi abnormal.
• Hipertensi kronik minggu) • Prolaps tali pusat.
• Penyalahgunaan obat • Besar masa kehamilan (large for gestational • Persalinan/kala 2 memanjang.
• Konsumsi obat (seperti litium, magnesium, age) • Persalinan yang sangat cepat.
penghambat adrenergik dan narkotika) • Pertumbuhan janin terhambat • Perdarahan antepartum (misal solusio
• Diabetes mellitus • Penyakit hemolitik aloimune (misalnya anti- plasenta, plasenta previa, vasa previa)
• Penyakit kronik (anemia, penyakit jantung D, anti-Kell, terutama jika terdapat • Ketuban bercampur meconium.
anemia/hidrops fetalis. • Pemberian obat narkotika untuk
bawaan sianotik)
mengurangi rasa nyeri ibu dalam 4
• Deman • Polihidramnion dan oligohidramnion.
jam proses persalinan.
• Infeksi •Gerakan janin berkurang sebelum
• Kelahiran dengan forseps.
• Korioamnionitis persalinan. • Kelahiran dengan vakum.
• Kematian janin sebelumnya • Kelainan kongenital yang mempengaruhi • Penerapan anastesi umum pada ibu.
•Tidak pernah melakukan pemeriksaan pernapasan, fungsi kardiovaskular, atau proses •Seksio sesaria emerjensi.
antenatal transisi lainnya.
• Infeksi intrauteri.
• Hidrops fetalis.
• Presentasi bokong.
• Distosia bahu.
P E RS I A PA N T I M R E S U S I TAS I

Setiap persalinan Perlu tim yang memiliki kemampuan


harus dianggap sebagai risiko tinggi melakukan resusitasi

• Komunikasi yang efektif antar tim


• Pembagian tugas dan peran tim

Mengurangi risiko kesalahan


resusitasi
P E R S I A PA N T I M R E S U S I TA S I
Di Era Pandemi Covid-19

Orang Pertama = Sebagai leader / pemimpin tim


• Posisi :Tepat di depan kepala bayi baru lahir
• Dianggap paling terampil dan paling mampu
• Tugas utama : airway dan breathing

Orang Kedua = Asisten sirkulasi, peralatan,


obat dan cairan
• Posisi : Sebelah kanan bayi baru lahir
• Tugas utama : sirkulasi, mendengarkan LDJ, mengatur PIP
dan FiO, melakukan pijat jantung
• Pemasangan umblikal kateter
• Pemasangan pulse oxymetri
• penyiapan alat, penyiapan obat dan cairan, mengukur suhu,
memasang skin probe suhu

Orang ketiga = Siaga diluar ruangan apabila


dibutuhkan
PERSIAPAN RUANGAN RESUSITASI

Suhu ruangan yang hangat : ≥260C.


Resusitasi dilakukan di tempat terpisah atau minimal berjarak > 2 meter dengan
pembatas
Ruangan untuk persalinan neonatus idealnya menggunakan ruangan bertekanan negatif
+ HEPA Filter
Di fasilitas terbatas → rekomendasi ruangan dengan ventilasi yang cukup + Exhaust Fan
Matikan AC
Pada kelahiran spontan direkomendasikan untuk menggunakan delivery chamber
Rekomendasi Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia (POGI) mengenai kesehatan ibu pada Pandemi Covid 19 European Resuscitation Council COVID-19 Guidelines. 24 April 2020 ;
CDC. Infection Prevention and Control During Health Care When Novel Coronavirus (nCoV) Infection is Suspected. 2020
PERSIAPAN ALAT RESUSITASI

1. Alat Termoregulasi
Siapkan infant warmer (Fasilitas
ideal) / Meja resusitasi dengan
lampu penghangat (Fasilitas
terbatas)
Siapkan kain hangat dan kering
Gunakan plastik pembungkus
bayi
Topi bayi
Penghangat bayi di
Infant fasilitas terbatas (diberi
Warmer
lampu 40/60/80 watt)
2. Alat Airway
Suction manual Kateter
pengisap, ukuran
De Lee
8, 10, 12, 14 Fr

Laringoskop No.0 Lampu & baterai


Laryngeal Mask Airway
(Prematur), No.1 cadangan untuk
(cukup bulan) laringoskop

Aspirator Suction mekanik


mekonium

Pipa ET: 2,5, 3, 3,5, Kain Pengganjal Bahu


4,0 mm
NGT Feeding Spuit 20 cc
Tube 8 Fr
3. Alat Breathing
Sungkup wajah berbagai ukuran Nasal kanul Single nasal prong
PEEP 7
Valve

Reservoir bag dengan berbagai


Balloo 6 White ukuran:
n Pipe 5 - 0,5 L (PIP max. 30 cm H2O)
8 T-connector
- 1 L (PIP max. > 30 cm H2O)
-2L
- 2,5 L
-3L

Manometer

1 Elbow
Green 4
pipe

2 Neonatal 3
Manometer facemask
BTMS (Balon Tidak Mengembang
Sendiri)
Jackson Rees
PEEP valve
PIP
PEEP
valve

1 4
selang
2
oksigen
Balon 250
ml

4
3 Katup
Sungkup PEEP
wajah

neonatus

BMS (Self Inflating Bag)


Self inflating bag with
reservoir
T-Piece Resusitator

Neopuff® Mix‐safe® Neo‐Tee®


SUMBER GAS
Untuk menghasilkan PIP atau PEEP membutuhkan sumber gas yang
berupa:
1. Oksigen: 2. Udara
O2 tabung Udara tabung
Oxygen Compressor
concentrator

Oxygen concentrator Oxygen concentrator


40% 90% -
96%
Penc ampuran Sumber G as
1.
Blender Oksigen
2. Tabung oksigen dan
udara dihubungkan ke
Y- 3
3. Connector
Venturi 1

Warna Flow (liter/min) FiO2 (%)

Biru 3 24
Putih 6 28
Kuning 12 35
Merah 15 40
2 Hijau 15 60
Penc ampuran Sumber G as
% Pressurized air (liters / min)
conc. O2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

31%
1 41% 37% 34% 32% 30% 29% 28%
41%
2 61% 53% 47% 44% 38% 37% 35% 34%
51%
3 80% 68% 61% 55% 47% 45% 43% 41% 39%
61%
4 84% 74% 66% 56% 52% 50% 47% 45% 44%
70%
5 86% 77% 65% 61% 57% 54% 51% 49% 47%
80%
6 88% 74% 68% 64% 61% 57% 54% 53% 51%
90%
7 82% 76% 71% 67% 64% 61% 58% 56% 54%

8 91% 84% 78% 74% 70% 66% 63% 61% 58% 56%
9 92% 86% 80% 76% 72% 68% 65% 63% 61% 58%
10 93% 87% 82% 77% 74% 70% 67% 65% 63% 61%
Tanpa Without
Tanpa OO2 2
sumber O2 reservoir
reservoir

Room
air
O2
21%

O2 21%
O2 40%

Dengan O2
Fasilitas terbatas : reservoir

Tidak ada blender O2

BMS tanpa PEEP 100%

Tidak ada T-piece


resusitator O2 reservoir

O2 90% -
100%
Alat Saturasi Oksigen
Infus set

4. Alat Circulation
kateter umbilikal pipa orogastric

Set umbilikal

Abocath 26G
5. Obat dan Cairan
Epinefrin

Ringer Laktat NaCl 0,9% Dextrose 10%


T I N DA K A N P E N C EGA H A N I N F E K S I
HAND HYGIENE

Handrub Handwash
Rekomendasi Alat Pelindung
Diri
(APD) – Berdasarkan CDC
ST E R I L I SAS I A L AT
Idealnya alat resusitasi
hanya digunakan satu kali
Untuk menghemat biaya
dan keterbatasan alat
maka dekontaminasi, desinfeksi
tingkat tinggi berbagai
instrumen diperbolehkan.
Proses pencucian, disinfeksi
dilakukan oleh pekerja kesehatan
kemudian dikeringkan dengan drying
cabinet
Langkah Resusitasi
Penilaian Awal

Langkah awal dan Airway

Breathing

Circulation

Drug and Fluid


RESUSITASI
NEONATAL PADA ERA
PANDEMI COVID-19

• Tidak ada penundaan


pemotongan tali pusat

• Tidak ada IMD (Kontak


kulit-kulit)

Chandrasekharan P, Vento M, Trevisanuto D, Partridge E, Underwood MA, Wiedeman J, et al. Neonatal Resuscitation and Postresuscitation Care of Infants Born to Mothers with Suspected or Confirmed SARS-
CoV-2 Infection. Am J Perinatol. 2020;37(8):813–24.
PENILAIAN AWAL, LANGKAH AWAL & AIRWAY

Apakah bayi baru lahir bernapas atau menangis ?


Apakah bayi baru lahir memiliki tonus otot baik ?

Membuka
jalan napas Mengeringkan
Memastikan bayi dengan bayi dan Mengatur
bayi tetap mengatur memberikan kembali posisi
hangat posisi dan stimulasi, kepala bayi.
membersihkan
jalan napas,
Memastikan bayi tetap hangat:
• Melakukan resusitasi dibawah pemancar panas / lampu
• Menggunakan plastik dan topi
Buka jalan nafas, beri ventilasi.
Untuk mendapatkan jalan napas yang terbuka dengan baik, maka bayi diposisikan dalam keadaan
setengah ekstensi (posisi menghidu)

Posisi ini Kesalahan pada Pada posisi ini


menunjukkan posisi posisi ini adalah tampak kepala bayi
yang baik untuk kepala bayi terlalu terlalu ekstensi
membuka jalan kurang ekstensi atau sehingga jalan napas
napas secara terlalu fleksi tertutup
optimal, yaitu
setengah ekstensi.
AIRWAY
Waspada kontak
aerosol
k e ti k a melakukan ti n d a k a n
Personel
sucti resusitasi
on dan intubasi
yang
paling berpengalaman yang
m e l a k u k a n ti n d a k a n i n t u b a s i
(Video Laringoskop) dan
prosedur jalan nafas lain
untuk mengurangi risiko
kontaminasi aerosol.
Chandrasekharan P, Vento M, Trevisanuto D, Partridge E, Underwood MA, Wiedeman J, et al. Neonatal Resuscitation and Postresuscitation Care of Infants Born to Mothers with Suspected or Confirmed SARS-
CoV-2 Infection. Am J Perinatol. 2020;37(8):813–24.
BREATHING

UKURAN SUNGKUP CARA MEMEGANG SUNGKUP

Keberhasilan pemberian bantuan napas pada bayi baru lahir


ditentukan oleh sungkup yang melekat rapat pada wajah bayi:

Cara memegang sungkup


Ukuran sungkup yang
yang benar
• Pastikan Perlekatan sungkup dengan baik, tepat
ketika melakukan tindakan VTP dan
CPAP.
• VTP dan CPAP dilakukan sesuai Jika perlekatan sungkup sudah benar maka
rekomendasi AAP dan NRP dengan lakukan ventilasi tekanan positif (VTP) 20 – 30
parameter dan target saturasi dengan x per 30 detik
oksigen suplemen
Chandrasekharan P, Vento M, Trevisanuto D, Partridge E, Underwood MA, Wiedeman J, et al. Neonatal Resuscitation and Postresuscitation Care of Infants Born to Mothers with Suspected or Confirmed SARS-
CoV-2 Infection. Am J Perinatol. 2020;37(8):813–24.
PRINSIP PEMBERIAN BANTUAN NAPAS

Tidak ada usaha napas


spontan atau megap Bernapas spontan
megap + distress nafas

Ventilasi tekanan CPAP dini


positif
PENGGUNAAN CPAP

Sungkup muka Single nasal prong / nasal kanul

• Selama resusitasi • Setelah resusitasi dan bayi


akan dilakukan transport
Apakah VTP efektif? Lanjutkan VTP
LJ naik Dada Lakukan penilaian kedua
mengembang (Second assesment) 15
detik
Penilaian awal VTP
(dilakukan setelah 15 detik VTP) Dada Lanjutkan VTP
mengembang Lakukan penilaian kedua
(Second assesment) 15
detik
LJ tidak
naik
Koreksi ventilasi (SR IBTA)
Dada tidak sampai dada
mengembang mengembang
Lanjutkan VTP
Lakukan penilaian kedua
Urutan“SR (Second assesment) 15
detik
IBTA”:
• Sungkup melekat rapat
• Reposisi jalan napas dengan memastikan kepala pada posisi semi-ekstensi
• Isap mulut dan hidung bila terdapat lendir
• Buka mulut bayi dan berikan ventilasi dengan mengangkat dagu bayi ke depan
• Tekanan dinaikkan secara bertahap serta pastikan gerakan dan suara napas di kedua paru
simetris
• Alternatif jalan nafas (intubasi endotrakeal atau LMA) dapat dipertimbangkan
Kemenkes, RI. 2019. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Asfiksia
Apakah VTP efektif?
Lanjutkan VTP 40-60 kali/menit
≥ 100
sampai ada usaha napas
kali/menit

Re-evaluasi
VTP
60-99 kali/menit
Penilaian kedua VTP Koreksi ventilasi bila diperlukan
(dilakukan setelah 30 detik
VTP yang mengembangkan
dada)
Re-evaluasi
VTP

Koreksi ventilasi bila diperlukan

<60 kali/menit

Intubasi (bila belum dilakukan

Bila tidak ada perbaikan, berikan


oksigen 100% dan mulai kompresi
dada

Kemenkes, RI. 2019. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Asfiksia
P E M A N TAUA N SAT U R AS I O K S I G E N

Penilaian terbaik saturasi oksigen menggunakan pulse


oxymetri, bukan penilaian visual
Waktu dari Target SpO2
lahir preduktal
REKOMENDASI WHO
1 menit 60-70%
Ventilasi harus dimulai dengan udara ruangan dan
O2 dipersiapkan untuk bayi dengan kondisi tidak membaik 2 menit 65-85%
3 menit 70-90%
Upaya yang baik terlihat ketika usaha napas baik dan laju 4 menit 75-90%
denyut jantung ≥100x / menit, pantau saturasi sesuai target
5 menit 80-90%
10 menit 85-90%
Apabila tidak ada usaha bernapas dan laju denyut jantung
turun maka berikan VTP dengan 100% oksigen, kemudian
dititrasi setelah saturasi mencapai target
C I RC U L AT I O N
INDIKASI MELAKUKAN
KOMPRESI DADA
Perlu melakukan
Laju denyut jantung < pompa jantung secara
60x/menit mekanis terus menerus
meskipun telah melakukan VTP sampai miokardium untuk
yang adekuat dengan O2 menjadi cukup oksigen yang
selama 30 detik Oksigen memulihkan fungsi
darah rendah adekuat
Miokardium tidak
mampu berkontraksi cukup
kuat untuk memompa darah ke
paru – paru
C I RC U L AT I O N
DUA TEKNIK KOMPRESI DADA

Teknik ibu jari Teknik dua jari


C I RC U L AT I O N
MELAKUKAN KOMPRESI DADA
TERKOORDINASI VTP

Kompresi dada
dilakukan terkoordinasi dengan VTP,
satu orang melakukan kompresi
dada dan satu orang melakukan
VTP.
Tempat kompresi di sepertiga
distal sternum. (tepat di
kaudal linea intermamillaria)
Kedalaman penekanan
sepertiga diameter
anteroposterior
RASIO = 3 : 1
D RUG S & F LUI D
PEMBERIAN OBAT DAN CAIRAN
TIDAK MENGHENTIKAN VTP DAN KOMPRESI
DADA

RUTE PEMBERIAN OBAT DAN CAIRAN

• Rute pemberian obat dan cairan : VENA


UMBILIKAL
• Rute alternatif : ETT dan VENA PERIFER

PEMASANGAN AKSES UMBILIKAL


R E S U S I TA S I T E R I N T E G R A S I
Berurutan Simultan Tepat Koordinasi Penilaian Sudah
waktu berulang optimal?

THERMOREGULASI AI R W AY BREATHING CI R CULATIO N DRUGS/FLUID

Airway and breathing merupakan komponen penting pada resusitasi

Efektif ventilasi adalah kunci keberhasilan resusitasi


neonatus
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai