Anda di halaman 1dari 43

“RESUSITASI NEONATUS”

Dr James Thimoty, Mkes,


SpA(K)

Divisi Neonatologi –
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FK UNCEN – RSUD JAYAPURA
ANGKA KEMATIAN NEONATAL

Neonatal
tetanus INDONESIA
Other
Pnemonia
2% 7%
6%
Congenital
Prematurity
anomalies
11% 35%

Neonatal sepsis
15% Birth asphyxia
24%

2,6 juta neonatal meninggal per tahun atau 7000/hari


(WHO, 2016)
Setiap hari 200 bayi
98 % terjadi di negara berkembang, 77% di Asia dan Afrika
meninggal
(Liu, L. et al, 2010 SDKI 2017
MORBIDITAS
Cerebral palsy
• Angka Kejadian CP pada bayi Asfiksia lebih tinggi dibandingkan neonatal yang sehat, yaitu:
sebesar 20,3% pada 8 Penelitian RCT dan 22,2% didapatkan pada penelitian observasional.

•Zhang, C. 2020. Birth Asphyxia Is Associated With Increased Risk of Cerebral Palsy: A Meta-Analysis ;

Bronchopulmonary Dysplasia
• Angka kejadian global BPD: 10-89% (10-73% di Eropa, 18-89% di Amerika Utara, 18-82% di Asia,
dan 30-62% di Oseania).
•Siffel, C. 2019. Global incidence of bronchopulmonary dysplasia among extremely preterm infants: a systematic literature review.

Retinopathy of Prematurity
• Penyebab utama kebutaan pada bayi premature dan BBLR
• 15 sampai 20% memiliki ROP.
• Frekuensi ini meningkat hingga 30% pada bayi dengan berat lahir 750 hingga 999 g.

•Ludwig CA, Chen TA, Hernandez-Boussard T, et al. The epidemiology of retinopathy of prematurity in the United States.
Ophthalmic Surg Lasers Imaging Retina. 2017;48:553-562.
PERSENTASI JUMLAH IBU

DATA COVID-19
MELAHIRKAN POSITIF COVID-19 DI
RSUD JAYAPURA TAHUN 2020

IBU POSITIF COVID-19 IBU NEGATIF COVID-19

 Ibu hamil dan neonatal merupakan populasi yang rentan 1,5%


tertular infeksi COVID-19
 Kasus covid-19 terkonfirmasi: 1.306.141 (+7.533) / 24
98,5%
Feb 2021, Papua 17.800 (+133) / 24 Feb 2021 (covid.go.id &
satgas covid papua)
PERSENTASI STATUS COVID-19 BAYI
 Per tanggal 13 Feb 2021: 292 ibu hamil dengan COVID-19 LAHIR DARI IBU POSITIF COVID-19 DI
RSUD JAYAPURA TAHUN 2020
; Swab bayi: 9 positif COVID-19 (3%) di Provinsi Papua
BAYI NEGATIF COVID-19
 Di RSUD Jayapura: 31/2083 ibu hamil dengan COVID-19 BAYI POSITIF COVID-19
(11 spontan, 20 SC) ; Swab bayi: 1 positif COVID-19 (lahir 3%
spontan) pada tahun 2020
97%
RESUSITASI NEONATUS
Resusitasi adalah serangkaian upaya sistematis dan terkoodinir untuk
mengembalikan usaha bernapas dan sirkulasi bayi baru lahir sehingga terhindar dari
kematian ataupun cacat menetap.

WAJIB DIKETAHUI DAN DIPAHAMI SEBELUM MENOLONG PERSALINAN

ALUR RESUSITASI

PERSIAPAN RESUSITASI
ALUR RESUSITASI

IDAI,2017
PERSIAPAN RESUSITASI
Identifikasi Faktor Risiko

Persiapan Tim Resusitasi

Persiapan Ruangan Resusitasi

Persiapan Alat Resusitasi

Pencegahan Infeksi Pada Saat Melakukan Resusitasi


IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO
Faktor risiko pada ibu sebelum persalinan: Faktor risiko janin sebelum persalinan: Faktor risiko ibu pada waktu
persalinan (intrapartum):
•Ketuban pecah dini ≥ 18 jam •Kehamilan multiple
•Perdarahan pada trimester 2 dan 3 •Prematur •Pola denyut jantung yang meragukan
pada kardiotokografi.
•Hipertensi dalam kehamilan •Lebih bulan (pada usia kehamilan >41 •Presentasi abnormal.
•Hipertensi kronik minggu) •Prolaps tali pusat.
•Penyalahgunaan obat •Besar masa kehamilan (large for gestational •Persalinan/kala 2 memanjang.
•Konsumsi obat (seperti litium, magnesium, age) •Persalinan yang sangat cepat.
penghambat adrenergik dan narkotika) •Pertumbuhan janin terhambat •Perdarahan antepartum (misal solusio
•Diabetes mellitus •Penyakit hemolitik aloimune (misalnya anti- plasenta, plasenta previa, vasa previa)
•Penyakit kronik (anemia, penyakit jantung D, anti-Kell, terutama jika terdapat •Ketuban bercampur meconium.
bawaan sianotik) anemia/hidrops fetalis. •Pemberian obat narkotika untuk
•Deman •Polihidramnion dan oligohidramnion. mengurangi rasa nyeri ibu dalam 4 jam
proses persalinan.
•Infeksi •Gerakan janin berkurang sebelum •Kelahiran dengan forseps.
•Korioamnionitis persalinan. •Kelahiran dengan vakum.
•Kematian janin sebelumnya •Kelainan kongenital yang mempengaruhi •Penerapan anastesi umum pada ibu.
•Tidak pernah melakukan pemeriksaan pernapasan, fungsi kardiovaskular, atau proses •Seksio sesaria emerjensi.
antenatal transisi lainnya.
•Infeksi intrauteri.
•Hidrops fetalis.
•Presentasi bokong.
•Distosia bahu.
PERSIAPAN TIM RESUSITASI

Setiap persalinan Perlu tim yang memiliki kemampuan


harus dianggap sebagai risiko tinggi melakukan resusitasi

• Komunikasi yang efektif antar tim


• Pembagian tugas dan peran tim

Mengurangi risiko kesalahan resusitasi


PERSIAPAN TIM RESUSITASI
Di Era Pandemi Covid-19

Orang Pertama = Sebagai leader / pemimpin tim


• Posisi : Tepat di depan kepala bayi baru lahir
• Dianggap paling terampil dan paling mampu
• Tugas utama : airway dan breathing

Orang Kedua = Asisten sirkulasi, peralatan,


obat dan cairan
• Posisi : Sebelah kanan bayi baru lahir
• Tugas utama : sirkulasi, mendengarkan LDJ, mengatur PIP dan
FiO, melakukan pijat jantung
• Pemasangan umblikal kateter
• Pemasangan pulse oxymetri
• penyiapan alat, penyiapan obat dan cairan, mengukur suhu,
memasang skin probe suhu

Orang ketiga = Siaga diluar ruangan apabila


dibutuhkan
PERSIAPAN RUANGAN RESUSITASI

 Suhu ruangan yang hangat : ≥260C.


 Resusitasi dilakukan di tempat terpisah atau minimal berjarak > 2 meter dengan pembatas
 Ruangan untuk persalinan neonatus idealnya menggunakan ruangan bertekanan negatif +
H E PA F i l t e r
 Di fasilitas terbatas → rekomendasi ruangan dengan ventilasi yang cukup + Exhaust Fan
 Matikan AC
 Pada kelahiran spontan direkomendasikan untuk menggunakan delivery chamber

Rekomendasi Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia (POGI) mengenai kesehatan ibu pada Pandemi Covid 19 European Resuscitation Council COVID-19 Guidelines. 24 April 2020 ;
CDC. Infection Prevention and Control During Health Care When Novel Coronavirus (nCoV) Infection is Suspected. 2020
PERSIAPAN ALAT RESUSITASI

1. Alat Termoregulasi
 Siapkan infant warmer (Fasilitas
ideal) / Meja resusitasi dengan
lampu penghangat (Fasilitas
terbatas)
 Siapkan kain hangat dan kering
 Gunakan plastik pembungkus
bayi
 Topi bayi
Penghangat bayi di
Infant Warmer fasilitas terbatas (diberi
lampu 40/60/80 watt)
2. Alat Airway
Kateter
Suction manual
pengisap, ukuran
De Lee
8, 10, 12, 14 Fr

Laringoskop No.0 Lampu & baterai


Laryngeal Mask Airway (Prematur), No.1 cadangan untuk
(cukup bulan) laringoskop

Aspirator
Suction mekanik
mekonium

Pipa ET: 2,5, 3, 3,5,


Kain Pengganjal Bahu
4,0 mm
NGT Feeding
Spuit 20 cc
Tube 8 Fr
3. Alat Breathing
Sungkup wajah berbagai ukuran Nasal kanul Single nasal prong
PEEP Valve 7

Reservoir bag dengan berbagai


Balloon 6 White Pipe ukuran:
T-connector 5 - 0,5 L (PIP max. 30 cm H2O)
8 - 1 L (PIP max. > 30 cm H2O)
-2L
- 2,5 L
-3L

Manometer

1 Elbow
Green pipe 4

2 Neonatal 3
Manometer facemask
BTMS (Balon Tidak Mengembang Sendiri)
Jackson Rees
PEEP valve
PIP
PEEP
valve

1 4
selang oksigen
2
Balon 250 ml

4
3 Katup PEEP
Sungkup
wajah
neonatus

BMS (Self Inflating Bag)


Self inflating bag with reservoir
T-Piece Resusitator

Neopuff® Mix‐safe®  Neo‐Tee®


SUMBER GAS
Untuk menghasilkan PIP atau PEEP membutuhkan sumber gas yang berupa:
1. Oksigen: 2. Udara
 O2 tabung  Udara tabung
 Oxygen concentrator  Compressor

Oxygen concentrator Oxygen concentrator


40% 90% - 96%
Pencampuran Sumber Gas
1. Blender Oksigen
2. Tabung oksigen dan
udara dihubungkan ke Y-
Connector 3
3. Venturi
1

Warna Flow (liter/min) FiO2 (%)

Biru 3 24
Putih 6 28
Kuning 12 35
Merah 15 40
2 Hijau 15 60
Pencampuran Sumber Gas
% Pressurized air (liters / min)
conc. O2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 41% 37% 34% 32% 31% 30% 29% 28%

2 61% 53% 47% 44% 41% 38% 37% 35% 34%


3 80% 68% 61% 55% 51% 47% 45% 43% 41% 39%
4 84% 74% 66% 61% 56% 52% 50% 47% 45% 44%
5 86% 77% 70% 65% 61% 57% 54% 51% 49% 47%
6 88% 80% 74% 68% 64% 61% 57% 54% 53% 51%
7 90% 82% 76% 71% 67% 64% 61% 58% 56% 54%
8 91% 84% 78% 74% 70% 66% 63% 61% 58% 56%
9 92% 86% 80% 76% 72% 68% 65% 63% 61% 58%
10 93% 87% 82% 77% 74% 70% 67% 65% 63% 61%
Tanpa Tanpa OO22
Without
sumber O2 reservoir

o2

O2
21%

O2 21% O2 40%

Dengan O2
Fasilitas terbatas : reservoir

 Tidak ada blender O2


100%
 BMS tanpa PEEP
Tidak ada T-piece resusitator
O2 reservoir

O2 90% - 100%
Alat Saturasi Oksigen
Infus set

4. Alat Circulation
kateter umbilikal pipa orogastric

Set umbilikal

Abocath 26G
5. Obat dan Cairan
Epinefrin

Ringer Laktat NaCl 0,9% Dextrose 10%


TINDAKAN PENCEGAHAN INFEKSI
HAND HYGIENE

Handrub Handwash
Rekomendasi Alat Pelindung Diri
(APD) – Berdasarkan CDC
STERILISASI ALAT
 Idealnya alat resusitasi hanya
digunakan satu kali
 Untuk menghemat biaya dan
keterbatasan alat  maka
dekontaminasi, desinfeksi tingkat
tinggi berbagai instrumen
diperbolehkan.
 Proses pencucian, disinfeksi dilakukan
oleh pekerja kesehatan kemudian
dikeringkan dengan drying cabinet
Langkah Resusitasi
Penilaian Awal

Langkah awal dan Airway

Breathing

Circulation

Drug and Fluid


RESUSITASI
NEONATAL PADA ERA
PANDEMI COVID-19

• Tidak ada penundaan


pemotongan tali pusat

• Tidak ada IMD (Kontak


kulit-kulit)

Chandrasekharan P, Vento M, Trevisanuto D, Partridge E, Underwood MA, Wiedeman J, et al. Neonatal Resuscitation and Postresuscitation Care of Infants Born to Mothers with Suspected or Confirmed SARS-
CoV-2 Infection. Am J Perinatol. 2020;37(8):813–24.
PENILAIAN AWAL, LANGKAH AWAL & AIRWAY

Apakah bayi baru lahir bernapas atau menangis ?


Apakah bayi baru lahir memiliki tonus otot baik ?

Membuka
jalan napas
Mengeringkan
Memastikan bayi dengan Mengatur
bayi dan
bayi tetap mengatur kembali posisi
memberikan
hangat posisi dan kepala bayi.
stimulasi,
membersihkan
jalan napas,
Memastikan bayi tetap hangat:
• Melakukan resusitasi dibawah pemancar panas / lampu
• Menggunakan plastik dan topi
Buka jalan nafas, beri ventilasi.
Untuk mendapatkan jalan napas yang terbuka dengan baik, maka bayi diposisikan dalam keadaan setengah
ekstensi (posisi menghidu)

Posisi ini Kesalahan pada Pada posisi ini


menunjukkan posisi posisi ini adalah tampak kepala bayi
yang baik untuk kepala bayi terlalu terlalu ekstensi
membuka jalan kurang ekstensi atau sehingga jalan napas
napas secara terlalu fleksi tertutup
optimal, yaitu
setengah ekstensi.
AIRWAY
 Waspada kontak aerosol
ketika melakukan tindakan
suction dan intubasi
 Personel resusitasi yang
paling berpengalaman yang
melakukan tindakan intubasi
(Video Laringoskop) dan
prosedur jalan nafas lain
untuk mengurangi risiko
kontaminasi aerosol.

Chandrasekharan P, Vento M, Trevisanuto D, Partridge E, Underwood MA, Wiedeman J, et al. Neonatal Resuscitation and Postresuscitation Care of Infants Born to Mothers with Suspected or Confirmed SARS-
CoV-2 Infection. Am J Perinatol. 2020;37(8):813–24.
BREATHING

UKURAN SUNGKUP CARA MEMEGANG SUNGKUP

Keberhasilan pemberian bantuan napas pada bayi baru lahir


ditentukan oleh sungkup yang melekat rapat pada wajah bayi:
Cara memegang sungkup
Ukuran sungkup yang tepat
yang benar
• Pastikan Perlekatan sungkup dengan baik,
ketika melakukan tindakan VTP dan
CPAP.
• VTP dan CPAP dilakukan sesuai Jika perlekatan sungkup sudah benar maka
rekomendasi AAP dan NRP dengan lakukan ventilasi tekanan positif (VTP) 20 – 30 x
parameter dan target saturasi dengan per 30 detik
oksigen suplemen
Chandrasekharan P, Vento M, Trevisanuto D, Partridge E, Underwood MA, Wiedeman J, et al. Neonatal Resuscitation and Postresuscitation Care of Infants Born to Mothers with Suspected or Confirmed SARS-
CoV-2 Infection. Am J Perinatol. 2020;37(8):813–24.
PRINSIP PEMBERIAN BANTUAN NAPAS

Tidak ada usaha napas


Bernapas spontan +
spontan atau megap
distress nafas
megap

CPAP dini
Ventilasi tekanan positif

PENGGUNAAN CPAP

Sungkup muka Single nasal prong / nasal kanul

• Selama resusitasi • Setelah resusitasi dan bayi


akan dilakukan transport
Apakah VTP efektif? Lanjutkan VTP
LJ naik Dada mengembang Lakukan penilaian kedua
(Second assesment) 15 detik

Penilaian awal VTP Lanjutkan VTP


(dilakukan setelah 15 detik VTP) Dada mengembang Lakukan penilaian kedua
(Second assesment) 15 detik

LJ tidak naik
Koreksi ventilasi (SR IBTA)
sampai dada mengembang

Dada tidak mengembang


Lanjutkan VTP
Lakukan penilaian kedua
Urutan “SR IBTA”: (Second assesment) 15 detik

• Sungkup melekat rapat


• Reposisi jalan napas dengan memastikan kepala pada posisi semi-ekstensi
• Isap mulut dan hidung bila terdapat lendir
• Buka mulut bayi dan berikan ventilasi dengan mengangkat dagu bayi ke depan
• Tekanan dinaikkan secara bertahap serta pastikan gerakan dan suara napas di kedua paru simetris
• Alternatif jalan nafas (intubasi endotrakeal atau LMA) dapat dipertimbangkan

Kemenkes, RI. 2019. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Asfiksia
Apakah VTP efektif?
Lanjutkan VTP 40-60 kali/menit sampai
≥ 100 kali/menit
ada usaha napas

Re-evaluasi VTP
60-99 kali/menit
Penilaian kedua VTP Koreksi ventilasi bila diperlukan
(dilakukan setelah 30 detik VTP
yang mengembangkan dada)
Re-evaluasi VTP

Koreksi ventilasi bila diperlukan


<60 kali/menit
Intubasi (bila belum dilakukan

Bila tidak ada perbaikan, berikan


oksigen 100% dan mulai kompresi dada

Kemenkes, RI. 2019. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Asfiksia
PERBAIKAN SATURASI OKSIGEN
Penilaian terbaik saturasi oksigen menggunakan pulse oxymetri,
bukan penilaian visual
Waktu dari Target SpO2
lahir preduktal
REKOMENDASI WHO
1 menit 60-70%
Ventilasi harus dimulai dengan udara ruangan dan O2
dipersiapkan untuk bayi dengan kondisi tidak membaik 2 menit 65-85%
3 menit 70-90%
Upaya yang baik terlihat ketika usaha napas baik dan laju denyut 4 menit 75-90%
jantung ≥100x / menit, pantau saturasi sesuai target
5 menit 80-90%

Apabila tidak ada usaha bernapas dan laju denyut jantung turun 10 menit 85-90%
maka berikan VTP dengan 100% oksigen, kemudian dititrasi
setelah saturasi mencapai target
CIRCULATION
INDIKASI MELAKUKAN
KOMPRESI DADA
 Perlu melakukan pompa
 Laju denyut jantung < 60/menit jantung secara mekanis terus
meskipun telah melakukan VTP menerus sampai miokardium
yang adekuat dengan O2 menjadi cukup oksigen untuk
selama 30 detik  Oksigen memulihkan fungsi yang
darah rendah adekuat
 Miokardium tidak mampu
berkontraksi cukup kuat untuk
memompa darah ke paru –
paru
CIRCULATION
DUA TEKNIK KOMPRESI DADA

Teknik ibu jari Teknik dua jari


CIRCULATION
MELAKUKAN KOMPRESI DADA
TERKOORDINASI VTP

 Kompresi dada dilakukan


terkoordinasi dengan VTP, satu orang
melakukan kompresi dada dan satu
orang melakukan VTP.
 Tempat kompresi  di sepertiga
distal sternum. (tepat di kaudal
linea intermamillaria)
 Kedalaman penekanan sepertiga
diameter anteroposterior
 RASIO = 3 : 1
DRUGS & FLUID
PEMBERIAN OBAT DAN CAIRAN
TIDAK MENGHENTIKAN VTP DAN KOMPRESI DADA

RUTE PEMBERIAN OBAT DAN CAIRAN

• Rute pemberian obat dan cairan : VENA UMBILIKAL


• Rute alternatif : ETT dan VENA PERIFER

PEMASANGAN AKSES UMBILIKAL


RESUSITASI TERINTEGRASI
Tepat Penilaian Sudah
Berurutan Simultan Koordinasi
waktu berulang optimal?

THERMOREGULASI AIRWAY BREATHING CIRCULATION DRUGS/FLUID

Airway and breathing merupakan komponen penting pada resusitasi

Efektif ventilasi adalah kunci keberhasilan resusitasi


neonatus
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai