Anda di halaman 1dari 42

“OPTIMALISASI RESUSITASI NEONATUS DI

FASILITAS TERBATAS PADA ERA PANDEMI COVID-19”

Dicky Iskandar Nadeak


ANGKA KEMATIAN NEONATAL

Neonata
l Other
I NDO NES IA
tetanus
Pnemonia
2% 7%
6%
Congenita Prematurity
l
anomalies 35%
11%

Neonatal
sepsis Birth asphyxia
15% 24%

(WHO, 2016)
Setiap hari 200
bayi meninggal
SDKI 2017
MORBIDITAS
Cerebral palsy
• Angka Kejadian CP pada bayi Asfiksia lebih tinggi dibandingkan neonatal yang sehat,
yaitu: sebesar 20,3% pada 8 Penelitian RCT dan 22,2% didapatkan pada penelitian
observasional.

• Zhang, C. 2020. Birth Asphyxia Is Associated With Increased Risk of Cerebral Palsy: A Meta-Analysis ;

Bronchopulmonary Dysplasia
• Angka kejadian global BPD: 10-89% (10-73% di Eropa, 18-89% di Amerika Utara, 18-82% di
Asia, dan 30-62% di Oseania).
• Siffel, C. 2019. Global incidence of bronchopulmonary dysplasia among extremely preterm infants: a systematic literature
review.

Retinopathy of Prematurity
• Penyebab utama kebutaan pada bayi premature dan BBLR
• 15 sampai 20% memiliki RO P.
• Frekuensi ini meningkat hingga 30% pada bayi dengan berat lahir 750 hingga 999 g.
• Ludwig CA, Chen TA, Hernandez-Boussard T, et al. The epidemiology of retinopathy of prematurity in the United
States. Ophthalmic Surg Lasers Imaging Retina. 2017;48:553-562.
RESUSITASI NEONATUS
Resusitasi adalah serangkaian upaya sistematis dan terkoodinir untuk
mengembalikan usaha bernapas dan sirkulasi bayi baru lahir sehingga terhindar
dari kematian ataupun cacat menetap.

WAJIB DIKETAHUI DAN DIPAHAMI SEBELUM MENOLONG PERSALINAN

ALUR RESUSITASI

PERSIAPAN RESUSITASI
ALUR RESUSITASI

IDAI,201
7
PERSIAPAN RESUSITASI
Identifikasi Faktor Risiko

Persiapan Tim Resusitasi

Persiapan Ruangan Resusitasi

Persiapan Alat Resusitasi

Pencegahan Infeksi Pada Saat


Melakukan Resusitasi
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO
Faktorrisikopadaibusebelumpersalinan: Faktor risiko janin sebelum Faktor risiko ibu pada
persalinan: waktu persalinan
• Ketuban pecah dini ≥ 18 jam • Kehamilan multiple (intrapartum):
• Perdarahan pada trimester 2 dan 3 • Prematur
•Pola denyut jantung yang
• Hipertensi dalam kehamilan •Lebih bulan (pada usia kehamilan
meragukan pada kardiotokografi.
• Hipertensi kronik >41 minggu) • Presentasi abnormal.
• Penyalahgunaan obat •Besar masa kehamilan (large for • Prolaps tali pusat.
•Konsumsi obat (seperti litium, gestational age) • Persalinan/kala 2 memanjang.
magnesium, penghambat adrenergik • Pertumbuhan janin terhambat • Persalinan yang sangat cepat.
dan narkotika) •Penyakit hemolitik aloimune (misalnya •Perdarahan antepartum (misal
• Diabetes mellitus anti- D, anti-Kell, terutama jika solusio plasenta, plasenta previa,
•Penyakit kronik (anemia, penyakit terdapat anemia/hidrops fetalis. vasa previa)
• Ketuban bercampur meconium.
jantung bawaan sianotik) • Polihidramnion dan oligohidramnion.
•Pemberian obat narkotika untuk
• Deman •Gerakan janin berkurang
mengurangi rasa nyeriibu dalam 4
• Infeksi sebelum persalinan. jam proses persalinan.
• Korioamnionitis •Kelainan kongenital yang mempengaruhi • Kelahiran dengan forseps.
• Kematian janin sebelumnya pernapasan, fungsi kardiovaskular, atau • Kelahiran dengan vakum.
•Tidak pernah melakukan proses transisi lainnya. • Penerapan anastesi umum pada
pemeriksaan antenatal • Infeksi intrauteri. ibu.
• Hidrops fetalis. • Seksio sesaria emerjensi.
• Presentasi bokong.
• Distosia bahu.
PERSIAPAN TIM RESUSITASI

Setiap persalinan Perlu tim yang memiliki kemampuan


harus dianggap sebagai risiko tinggi melakukan resusitasi

Komunikasi yang efektif antar


tim Pembagian tugas dan peran
tim

Mengurangi risiko kesalahan resusitasi


PERSIAPAN TIM RESUSITASI
Di Era Pandemi Covid-19

Orang Pertama = Sebagai leader

pemimpin tim
• Posisi :Tepat di depan kepala bayi baru lahir
• Dianggap paling terampil dan paling mampu
• Tugas utama : airway dan breathing

Orang Kedua = Asisten sirkulasi, peralatan,


obat dan cairan
• Posisi : Sebelah kanan bayi baru lahir
• Tugas utama : sirkulasi, mendengarkan LDJ, mengatur PIP
dan FiO, melakukan pijat jantung
• Pemasangan umblikal kateter
• Pemasangan pulse oxymetri
• penyiapan alat, penyiapan obat dan cairan, mengukur
suhu, memasang skin probe suhu
Orang ketiga = Siaga diluar ruangan apabila
dibutuhkan
PERSIAPAN RUANGAN RESUSITASI

Suhu ruangan yang hangat :≥260C.


Resusitasi dilakukan di tempat terpisah atau minimal berjarak > 2 meter dengan
pembatas

HE PA Filter
Di fasilitas terbatas → rekomendasiruangan dengan ventilasi yang cukup + Exhaust
Fan

Pada kelahiranRekomendasi
spontan direkomendasikan untuk menggunakan delivery chamber
Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia (POGI) mengenai kesehatan ibu pada Pandemi Covid 19 European Resuscitation Council COVID-19 Guidelines. 24 April
2020 ;
CDC. Infection Prevention and Control During Health Care When Novel Coronavirus (nCoV) Infection is Suspected. 2020
PERSIAPAN ALAT RESUSITASI

1. Alat Termoregulasi
Siapkan infant warmer (Fasilitas
ideal) / Meja resusitasi
dengan lampu penghangat
(Fasilitas terbatas)
Siapkan kain hangat dan
kering Gunakan plastik
pembungkus bayi
Topi bayi
Penghangat bayi di
Infant fasilitas terbatas
Warmer lampu 40/60/80
(diberi
watt)
2. Alat Airway
Kateter
De Lee
8, 10, 12, 14
Fr

(cukup bulan) laringoskop

Aspirator
Suction mekanik

4,0 mm
NGT Spuit 20
Feeding
Tube 8 Fr cc
3. Alat Breathing
Nasal kanul
PEEPValve 7

Reservoir bag dengan berbagai


Balloo 6 White Pipe ukuran:
n T- 5 - 0,5 L (PIP max. 30 cm H2O)
8 - 1 L (PIP max. > 30 cm H2O)
connector
-2L
- 2,5 L
-3L

Manometer

1 Elbo
Green w
4
pipe

2
Manometer
Neonatal 3
facemask
BTMS (Balon Tidak Mengembang
Jackson Rees Sendiri)
PEEP valve
PIP
PEEP
valve

wajah

BMS (Self Inflating


Bag)
T-Piece Resusitator

Mix‐ Neo‐
safe® Tee®
SUMBER GAS
Untuk menghasilkan PIP atau PEEP membutuhkan sumber gas yang
berupa:
1. Oksigen: 2. Udara
O2 tabung Udara
Oxygen tabung
concentra Compressor
tor

Oxygen concentrator Oxygen concentrator


40% 90% - 96%
Pencampuran Sumber Gas
1. Blender Oksigen
2. Tabung oksigen
dan
Connector
3. Venturi

Flow (liter/min)

Biru 24
Putih 28
Kuning 12 35
Merah 15 40
Hijau 15 60
Pencampuran Sumber Gas
% Pressurized air (liters / min)
conc. O2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 41% 37% 34% 32% 31% 30% 29% 28%

2 61% 53% 47% 44% 41% 38% 37% 35% 34%


3 80% 68% 61% 55% 51% 47% 45% 43% 41% 39%
4 84% 74% 66% 61% 56% 52% 50% 47% 45% 44%
5 86% 77% 70% 65% 61% 57% 54% 51% 49% 47%
6 88% 80% 74% 68% 64% 61% 57% 54% 53% 51%
7 90% 82% 76% 71% 67% 64% 61% 58% 56% 54%
8 91% 84% 78% 74% 70% 66% 63% 61% 58% 56%
9 92% 86% 80% 76% 72% 68% 65% 63% 61% 58%
10 93% 87% 82% 77% 74% 70% 67% 65% 63% 61%
Without
Tanpa OO
Tanpa 2
2
reservoir
reservoir
sumber O2

Room
air
O2
21%

O2 21% O2 40%

Dengan O2
Fasilitas terbatas : reservoir

 Tidak ada blender O2


100%
 BMS tanpa PEEP
 Tidak ada T-piece
resusitator O2 reservoir

O2 90% - 100%
Alat Saturasi Oksigen
Infus set

4. Alat Circulation

kateter pipa orogastric


umbilikal

Set
umbilikal
Abocath 26G
5. Obat dan Cairan
Epinefrin

Ringer NaCl 0,9% Dextrose 10%


Laktat
TINDAKAN PENCEGAHAN INFEKSI
HAND HYGIENE

Handru Handwash
b
RekomendasiAlat
PelindungDiri (APD) –
Berdasarkan CDC
STERILISASI ALAT
Idealnya alat resusitasi hanya
digunakan satu kali
Untuk menghemat biaya dan
keterbatasan alat  maka
dekontaminasi, desinfeksi tingkat
tinggi berbagai instrumen
diperbolehkan.
Proses pencucian, disinfeksi
dilakukan oleh pekerja
kesehatan kemudian dikeringkan
dengan dryingcabinet
Langkah Resusitasi
Penilaian Awal

Langkah awal dan Airway


Tidak ada IMD
(Kontak kulit-kulit)

Chandrasekharan P, Vento M, Trevisanuto D, Partridge E, Underwood MA, Wiedeman J, et al. Neonatal Resuscitation and Postresuscitation Care of Infants Born to Mothers with Suspected or
Confirmed SARS-
CoV-2 Infection. Am J Perinatol. 2020;37(8):813–24.
PENILAIAN AWAL, LANGKAH AWAL & AIRWAY

Apakah bayi baru lahir bernapas atau menangis ?


Apakah bayi baru lahir memiliki tonus otot baik?

Membuka

mengatur bayi dan


hangat posisi
dan
Memastikan bayi tetap hangat:
Melakukan resusitasi dibawah pemancar panas /
lampu Menggunakan plastik dan topi
Buka jalan nafas, beri ventilasi.
Untuk mendapatkan jalan napas yang terbuka dengan
baik, maka bayi diposisikan dalam keadaan setengah
ekstensi (posisi menghidu)

Posisi ini Kesalahan pada Pada posisi ini


menunjukkan posisi ini adalah tampak
posisi yang baik kepala bayi kepalabayi
untuk membuka terlalu kurang terlalu ekstensi
jalan napas ekstensi atau sehingga jalan
optimal,
secara yaitu terlalu fleksi napas tertutup
setengah ekstensi.
AIRWAY
Waspada aeroso
kontak melakukan l
ketika
suction dan intubasi tindakan
Personel yan
paling berpengalaman g
resusitasi
yang melakukan tindakan
intubasi
(Video Laringoskop)
prosedur dan
jalan nafas lain
untuk mengurangi risiko
kontaminasi aerosol.

Chandrasekharan P, Vento M, Trevisanuto D, Partridge E, Underwood MA, Wiedeman J, et al. Neonatal Resuscitation and Postresuscitation Care of Infants Born to Mothers with Suspected or
Confirmed SARS-
CoV-2 Infection. Am J Perinatol. 2020;37(8):813–24.
BREATHING

UKURAN SUNGKUP CARA MEMEGANG SUNGKUP

Keberhasilan pemberian bantuan napas pada bayi baru lahir


ditentukan oleh sungkup yang melekat rapat pada wajah
bayi: Cara memegangsungkup
Ukuran sungkup yang
yang benar
• Pastikan Perlekatan sungkup dengan baik, tepat
ketika melakukan tindakan VTP dan CPAP.
• VTP dan CPAP sesuai
dilakukan rekomendasi AAP Jika perlekatan sungkup sudah benar maka
parameter
dan dan target saturasi dengan
NRP dengan lakukan ventilasi tekanan positif (VTP) 20 –
30 x per 30 detik
oksigen suplemen
Chandrasekharan P, Vento M, Trevisanuto D, Partridge E, Underwood MA, Wiedeman J, et al. Neonatal Resuscitation and Postresuscitation Care of Infants Born to Mothers with Suspected or Confirmed
SARS-
CoV-2 Infection. Am J Perinatol. 2020;37(8):813–24.
PRINSIP PEMBERIAN BANTUAN NAPAS

Tidak ada usaha


Bernapas spontan
napas spontan atau
+ distress
megap megap
nafas
CPAP dini
Ventilasi tekanan
positif

PENGGUNAAN CPAP

Sungkup muka

Selama resusitasi Setelah resusitasi danbayi


akan dilakukan transport
Lanjutkan VTP

Lanjutkan VTP

• Sungkup melekat rapat


• Reposisi jalan napas dengan memastikan kepala pada posisi semi-ekstensi
• Isap mulut dan hidung bila terdapat lendir
• Buka mulut bayi dan berikan ventilasi dengan mengangkat dagu bayi ke depan
• Tekanan dinaikkan secara bertahap serta pastikan gerakan dan suara napas di kedua paru
simetris
• Alternatif jalan nafas (intubasi endotrakeal atau LMA) dapat dipertimbangkan
Kemenkes, RI. 2019. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Asfiksia
ada usaha
napas

yang
mengembangkandada)

Bila tidak ada perbaikan,


berikan

Kemenkes, RI. 2019. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Asfiksia
PEMANTAUAN SATURASI OKSIGEN

Waktu dari Target SpO2


lahir preduktal
1 menit 60-70%
harus dengan udara ruangan dan O2
dipersiapkan untuk bayi dengan kondisi tidak 2 menit 65-85%
membaik
3 menit 70-90%
4 menit 75-90%
5 menit 80-90%
10 menit 85-90%
maka berikan VTP dengan 100% oksigen, kemudian
dititrasi setelah saturasi mencapai target
CIRCULATION

secara
cukup oksigen
30  Oksigen darah
detik adekuat
rendah
cukup kuat
memompa darah ke paru
paru
CIRCULATION
D U A T E K N IK K O M P R E SI DA DA

Teknik ibu Teknik dua


jari jari
CIRCULATION
MELAKUKAN KOMPRESIDADA
TERKOORDINASIVTP

Kompresi dada dilakukan


terkoordinasi dengan VTP, satu
orang melakukan kompresi dada
dan satu orang melakukanVTP.
Tempat kompresi  di sepertiga
distal sternum. (tepat di kaudal
linea intermamillaria)
Kedalaman penekanan sepertiga
diameter anteroposterior
RASIO = 3 : 1
DRUGS & FLUID

Rute pemberian obat dan cairan : VENA


UMBILIKAL
Rute alternatif : ETT dan VENA PERIFER

PEMASANGAN AKSES UMBILIKAL


RESUSITASI TERINTEGRASI
Sudah

DRUGS/FLUID

Airway and breathing merupakan komponen penting pada


resusitasi

Efektif ventilasi adalah kunci keberhasilan


resusitasi
neonatus
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai