Anda di halaman 1dari 42

Pembinaan Profesi Bidan

Istri Yuliani
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
TENAGA KESEHATAN
(PP No 67 Tahun 2019)
Pasal 91
1. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah melakukan
pembinaan dan pengawasan kepada Tenaga Kesehatan.

2. Pembinaan dan Pengawasan tenaga kesehatan


sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan dengan
melibatkan konsil masing masing-masing tenaga
kesehatan dan organisasi profesi sesuai dengan
kewenangannya.
3. Pembinaan dan pengawasan sebagaimana ayat(1)
dan (2) diarahkan untuk:
a. Meningkankan mutu pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh Tenaga Kesehatan.
b. Melindungi penerima pelayanan kesehatan dan
masyarakat atas tindakan yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan, dan
c. Memberikan kepastian hukum bagi masyarakat dan
Tenaga Kesehatan
PEMBINAAN

Pasal 92
1. Pembinaan tenga kesehatan meliputi pembinaan:
a. Teknis
b. Keprofesian
2. Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) harus terkoordininasi.
Pasal 93

1. Pembinaan teknis tenaga kesehatan dilaksanakan


oleh:
a. Pemerintah Pusat
b. Pemerintah daerah provinsi; dan
c. pemerintah daerah kabupaten/kota
2. Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud ayat (1)
huruf a melakukan pembinaan teknis tenaga
kesehatan melalui monitoring dan evaluasi serta
penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria
3. Pemerintah daerah provinsi sebagaimana
dimaksud pada ayat(1) huruf b. Melakukan
pembinaan teknis terhadap tenaga Kesehatan
melalui monitoring dan evaluasi serta penetapan
norma, standar, prosedur, dan kriteria yang telah
ditetapkan oleh pemerintah pusat
3. Pemerintah Kabupaten/Kota sebagaimana
dimaksud pada ayat(1) huruf c melakukan
pembinaan teknis terhadap tenaga kesehatanmelalui
monitoring dan evaluasi dan penilaian dalam
pelaksanaan praktik.
Pasal 94

1. Pembinaan Keprofesian tenaga kesehatan


dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
daerah provinsi; dan pemerintah daerah
kabupaten/kota dengan melibatkan konsil tenaga
kesehatan masing-masing Tenaga kesehatan dan
Organisasi profesi sesuai kewenangan masing-
masing.
Pembinaan sebagai mana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui
a.bimbingan;
Peningkatan kompetensi bidang kesehatan;
Pengesahan standar kompetensi tenaga kesehatan;
dan
Sertifikasi profesi dan registrasi Tenaga Kesehatan
sesuai dengan ketentuan, sesuai dengan ketentuan
peraturan per undang-undangan.
PENGAWASAN

Pasal 95
Pemerintah Pusat, Pemerintah daerah , konsil masing-
masing Tenaga Kesehatan dan Organisasi profesi
melakukan pengawasan tenaga kesehatan sesuai
dengan kewenangan masing-masing melalui:
a. Sertifikasi tenaga kesehatan;
b. Registrasi Tenaga Kesehatan
c. Pemberian izin praktik tenaga kesehatan; dan
d. Pelaksanaan praktik Tenaga Kesehatan.
2. Pengawasan sebagaimana dimaksud ayat (1)
meliputi pengawasan atas:

a. Ketaan terhadap ketentua peraturan perundang-


undangan termasuk pelaksanaan norma, standar,
prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat
b. Dampak pelayanan oleh Tenaga kesehatan; dan
c. transparasi pelayanan kesehatan.
3. Dalam melaksanakan pengawasan Tenaga Kesehatan
sebagaimana di maksud pada ayat (1) dan ayat (2) ,
pemerintah pusatdan pemerintah daerah dapat
melibatkan peran serta masyarakat
4. Dalam rangka pengawasan pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dan masing-masing konsil
tenaga kesehatan sesuai kewenangannya dapat
mengenakan sanksi berupa penegakan disiplin dan
saknsi administratif
5. Penegakan disiplin oleh masing-masing tenaga
kesehatan dilaksanakan sesuai ketentuan
peraturan per undang-Undangan
6. Pengenaan sanksi administratif dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undanag
PEMBINAAN & PENGAWASAN
(UU No 4/2019)
ORGANISASI PROFESI BIDAN
DI INDONESIA (ibi)
Pengertian IBI

IBI (Ikatan Bidan Indonesia)


merupakan organisasi profesi
yang seluruh anggotanya terdiri
dari bidan dan merupakan satu
– satunya wadah persatuan
bidan Indonesia
IBI

Ikatan bidan indonesia sebagai satu –


satunya organisasi bidan yang bersifat
netral dijiwai oleh filosofi dan kode etik
bidan indonesia
Kode Etik Bidan

Kode Etik Bidan adl seperangkat


norma yang disepakai oleh
organidsasi profesi IBI untuk
anggotanya dalam melaksanakan
tugas Profesinya.
 Kode etik memberikan referensi
mengenai moral dan standar
etika, membentuk mindset, dan
membangun sebuah karakter
sehingga menciptakan sebuah
identitas.
Tujuan Kode Etik
 Menjunjung tinggi martabat
dan citra profesi, melindungi
masyarakat penerima
pelayanan, meningkatkat
pengabdian para anggota serta
meningkatkan kualitas
pelayanan profesi.
Fungsi Kode Etik

 Fungsi kode etik adalah untuk membangun


standar moral dan perilaku kerja yang
berbudaya positif.
 Semua profesi memiliki kode etik, semua pekerja
wajib mematuhi kode etik di kantornya masing-
masing.
KODE ETIK BIDAN INDONESIA
 BAB I KETENTUAN UMUM
 BAB II KEWAJIBAN UMUM BIDAN INDONESIA
 BAB III KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP KLIEN
 BAB IV KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP TUGAS
 BAB V KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP SEJAWAT
DAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA
 BAB VI KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP PROFESI
 BAB VII KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP DIRI
SENDIRI
 BAB VIII KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP
PEMERINTAH, BANGSA DAN TANAH AIR
 BAB IX PENUTUP
Prinsip Etik (Moral) Profesi Bidan
 Outonomy : Menghargai hak & otonomi klien
 Beneficence : Melakukan tindakan yang benar sesuai
standar, manfaat lebih besar dibanding mudharatnya
 Non maleficence : Mencegah tindakan yang dapat
merugikan klien
 Justice: Memberlakukan manusia secara adil, tidak
diskriminatif
 Veracity : Memberikan penjelasan dengan benar
 Fidelity: Menepati janji yang telah disepakati
 Confidentially : Menjaga kerahasiaan.

24
 Kode etik mengandung sanksi2 yang dikenakan
pada pelanggar.
 Kasus pelanggaran akan dinilai dan
ditindaklanjuti oleh suatu “ Majelis
Pertimbangan Etik Bidan ” yang dibentuk khusus
untuk mencegah perilaku yg tidak etis
Pelaksanaan Kode Etik Profesi

Sebagai kewajiban bagi profesi dalam memberikan pelayanan yang harus dilandasi pertimbangan moral untuk menghasilkan pelayanan yang bermutu tinggi.

Memerlukan pengawasan secara terus menerus

Majelis Pembinaan Etik Profesi Bidan


MAJELIS PERTIMBANGAN ETIK BIDAN
(MPEB)

 Majelis Pertimbangan Etik Bidan (MPEB)


merupakan suatu komponen dalam struktur
organisasi IBI yang fungsinya untuk membina
Etika dan Kode Etik Bidan.
Latar belakang dibentuknya Majelis Pertimbangan Etika Bidan
(MPEB) adalah adanya unsur-unsur pihak terkait:

1. Pemeriksa pelayanan untuk pasien


2. Sarana pelayanan kesehatan
3. Tenaga pemberi pelayanan, yaitu bidan

Pelaksanaan tugas bidan dibatasi oleh norma, etika, dan agama.


Tetapi apabila ada kesalahan dan menimbulkan konflik etik,
maka diperlukan wadah untuk menentukan standar profesi,
prosedur yang baku dan kode etik yang disepakati maka perlu
dibentuk Majelis Etika Bidan, yaitu MPEB dan MPO
Lingkup Majelis Etika Kebidanan, meliputi:

1. Melakukan peningkatan fungsi pengetahuan sesuai


standar profesi pelayanan bidan (Permekes No. 28
tahun 2017)

2. Melakukan supervisi lapangan, termasuk tentang


teknis, dan pelaksanaan praktik, termasuk
penyimpangan yg terjadi. Apakah pelaksanaan
praktik bidan seusai dg Standar Praktik Bidan,
Standar Profesi dan Standar Pelayanan Kebidanan,
dan batasan Kewenangan bidan
(Lanjut) Lingkup Majelis Etika Kebidanan, meliputi:

3. Membuat pertimbangan bila terjadi kasus-kasus


dalam praktik kebidanan

4. Melakukan pembinaan dan pelatihan tentang etika &


hukum kesehatan, khususnya yang berkaitan atau
melandasi praktik bidan.
Peran dan Tugas
Majelis Pertimbangan Etik Profesi.

Peran Majelis Pertimbangan Etik Bidan (MPEB) :


 Mengupayakan peningkatan mutu pelayanan yg diberikan
oleh bidan
 Meningkatkan citra IBI
 Menilai ada pelanggaran etik atau tidak
 Meningkatkan kepercayaan diri bidan
 Meningkatnya kepercayaan masyarakat
terhadap bidan
Tugas Majelis Pertimbangan Etik Bidan (MPEB), tk. PD
TugTugas Majelis Pertimbangan Etik Bidan (MPEB), tk. PD
Tugas Majelis Pertimbangan Etik Bidan (MPEB), tk. PD
 Merencanakan dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan
ketetapan pengurus pusat.
 Menyempurnakan pedoman penyelesaian masalah etika
 Merencanakan dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan
ketetapan pengurus pusat
 Memberikan saran dan pertimbangan yang perlu dalam rangka
tugas pengurus pusat.
 Membentuk tim sesuai kebutuhan masalah etik bidan
 Melakukan kegiatan dalam rangka pembinaan etika dan
kode etik bidan
 Memberikan solusi/saran berkenaan dengan etik dan kode
etik bidan
 Penanganan masalah berkenaan dengan praktik bidan.
 Melaporkan hasil kegiatan di bidang tugasnya, secara
berkala.
KONSIL TENAGA KESEHATAN
Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.
Konsil Tenaga Kesehatan
Indonesia
 Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI)
adalah lembaga yang melaksanakan tugas
secara independen yang terdiri atas konsil
masing-masing tenaga kesehatan. (Perpres No
86 tahun 2019, perubahan atas Perpres No 90
tahun 2017)
Konsil masing-masing tenaga kesehatan
terdiri atas:
 a. Konsil Psikologi Klinis  g. Konsil Gizi
 b. Konsil Keperawatan  h. Konsil Keterapian Fisik
 c. Konsil Kebidanan  i. Konsil Keteknisian
 d. Konsil Kefarmasian Medis
 e.Konsil Kesehatan  j. Konsil Teknik
Masyarakat Biomedika
 f. Konsil Kesehatan  k. Konsil Kesehatan
Lingkungan Tradisional.
Konsil Kebidanan

Konsil Kebidanan menaungi dan membina bidan.


Konsil Kebidanan Indonesia

1) Konsil Kebidanan Indonesia merupakan Lembaga yang


melaksanakan tugas secara independent berkedudukan di
ibu kota negara Republik Indonesi
2) Konsil kebidanan Indonesia dibentuk untuk
meningkatkan mutu praktik bidan serta untuk
memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada
bidan dan masyarakat
3) PP-IBI menunjuk perwakilan IBI di konsil sesuai
ketentuan yang berlaku.
4) Ketentuan tentang Konsil Kebidanan Indonesia diatur
melalui peraturan perundangan undangan tersendiri
Tugas Konsil Kebidanan
 melakukan registrasi Tenaga Bidan
 melakukan pembinaan Bidan dalam menjalankan praktik
kebidanan
 menyusun Standar Nasional Pendidikan Bidan
 menyusun standar praktik dan standar kompetensi bidan
 menegakkan disiplin praktik bidan.
Anggota Konsil Kebidanan terdiri atas unsur:

a. kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang


kesehatan sebanyak 1(satu) orang
b. kementerian yang menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang
pendidikan tinggi sebanyak 1 (satu) orang
c. organisasi profesi kebidanan sebanyak 1 (satu)orang
d. kolegium kebidanan sebanyak 1 (satu) orang
e. asosiasi institusi pendidikan kebidanan sebanyak 1 (satu) orang
f. asosiasi fasilitas pelayanan kesehatan sebanyak1 (satu) orang
g. tokoh masyarakat sebanyak 1 (satu) orang.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai