Anda di halaman 1dari 46

PERAN DAN FUNGSI MAJELIS

PERTIMBANGAN KODE ETIK PROFESI


Erni Yohana
Farida Utami
Fitri Janear
Hana Mahsa Almira
Indah Elvia TINGKAT 2
Indri Dwi Pridayanti
Intan Anggraeni
REGULER
Juwita Ayu Lestari B
Khusnul Khotimah
Maharani Aprilia Sunevy
Mesty Indriyani
Mita Anggraini
Nida Firyal Syahira
DASAR MAJELIS DISIPLIN TENAGA
KESEHATAN (MDTK)
 Pasal 4 ayat 1 UUD 1945
 UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
 Keputusan Presiden tahun 1995 tentang
pembentukan MDTK
TUGAS MDTK
Meneliti dan menentukan ada atau
tidaknya kesalahan atau kelalaian
dalam menerapkan standar profesi
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
dalam memberikan pelayanan
kesehatan
MAJELIS ETIKA PROFESI BIDAN
DEFINISI

Merupakan badan perlindungan hukum


terhadap para bidan sehubungan
dengan adanya tuntutan dari klien
akibat pelayanan yang diberikan dan
tidak melakukan indikasi
penyimpangan hukum
REALISASI MAJELIS ETIKA
PROFESI BIDAN

 MPEB (Majelis Pertimbangan Etika


Bidan)
 MPA (Majelis Perlindungan Anggota)
LATAR BELAKANG
Kemajuan IPTEK

Mutu Yan Kebidanan

Tantangan bidan utk mengembangkan kompetensi &


profesionalisme dlm menjalankan praktek & memberikan
pelayanan

Pelaksanaan tugas bidan dibatasi norma, etika & agama


Diperlukan wadah utk menentukan standar profesi, prosedur
yg baku & kode etik

Majelis Etika Profesi Bidan


TUJUAN

Memberikan perlindungan yang seimbang


dan objektif kepada bidan dan penerima
pelayanan
LINGKUP MPEB
 Melaks peningkatan fungsi pengetahuan sesuai
standar profesi Yan bidan (Kep Men Kes
No.900/MenKes/SK/VII/tahun 2002).
 Melaksanakan supervisi lapangan, termasuk ttng
tehnis, & pelaks praktik, trmsuk penyimpangan yg
tjd. Apakah pelaks praktik bidan sesuai dgn
Standar Praktik Bidan, Standar Profesi dan
Standar Yan Kebidanan, juga batas–batas
kewenangan bidan.
.…Continue
 Membuat pertimbangan bila terjadi
kasus-kasus dalam praktik kebidanan.
 Melaksanakan pembinaan & pelatihan
tentang hukum kesehatan, khususnya
yang berkaitan atau melandasi praktik
bidan.
Pengorganisasian Majelis Etik
Kebidanan
 MEK merupakan lembaga organisasi yang mandiri,
otonom &non struktural
 MEK dibentuk ditingkat propinsi dan pusat
 MEK pusat berkedudukan di Ibukota Negara dan
 MEK propinsi berkedudukan di Ibukota propinsi
 MEK pusat dan propinsi dibantu oleh sekretaris
 Jumlah anggota masing-masing terdiri dari lima
orang
.…Continue
 Masa bakti anggota MEK selama 3
Tahun & sesudahnya, jika berdasarkan
evaluasi masih memenuhi ketentuan
yang berlaku, maka anggota tersebut
dapat dipilih kembali.
 Anggota MEK diangkat dan diberhentikan
oleh Menteri Kesehatan
.…Continue
Susunan Organisasi MEK terdiri dari :
 Ketua dengan kualifikasi mempunyai
kompetensi tambahan di bidang hukum.
 Sekretaris merangkap anggota
 Anggota Majelis Etika Bidan
Tugas Majelis Etika Kebidanan
Meneliti & menentukan ada dan
tidaknya kesalahan / kelalaian dalam
menerapkan standar profesi yang
dilakukan oleh bidan.
Penilaian didasarkan atas permintaan
pejabat, pasien dan keluarga yang
dirugikan oleh pelayanan kebidanan
Permohonan secara tertulis dan
diserta data-data
…Lanjutan
Keputusan tingkat provinsi bersifat
final dan bisa konsul keMEK pada
tingkat pusat,
Sidang MEK paling lambat 7 hari,
setelah diterima pengaduan.
Pelaksanaan sidang menghadirkan
dan minta keterangan dari bidan dan
saksi-saksi,
…Lanjutan
Keputusan paling lambat 60 hari
dan kemudian disampaikan secara
tertulis kepada pejabat yang
berwenang.
Biaya dibebankan pada anggaran
pimpinan pusat IBI atau pimpinan
daerah IBI di tingkat Propinsi.
ATTENTION

Dalam pelaksanaannya di lapangan


sekarang ini bahwa organisasi profesi
bidan IBI, telah melantik MPEB dan MPA,
namun dalam pelaksanaanya belum
terealisasi dengan baik
MPEB DAN MPA
MPEB/ MAJELIS PERTIMBANGAN ETIK
BIDAN DAN MPA/ MAJELIS
PEMBELAAN ANGGOTA

 MPEB dan MPA dibentuk merupakan


komponen dalam struktur organisasi IBI
berdasarkan AD/ART BAB III Pasal 9 Ayat C
 Dibentuk pada acara Kongres Nasional IBI di
Propinsi Bali tanggal 24 September 1998
Tujuan MPEB
 Mengupayakan peningkatan mutu pelayanan
yang diberikan oleh bidan dalam masyarakat
sesuai dengan mengamalkan ketentuan kode
etik Bidan Indonesia. Kode etik ini merupakan
norma yang berlaku bagi anggota IBI dalam
menjalankan praktek profesi sebagai bidan.
 Untuk dipatuhinya ketentuan dalam kode etik
bidan. peraturan dalan kode etik bidan perlu
dibentuk MPEB yang akan bertugas
melaksanakan praktek profesi
: Keberadaan MPEB bertujuan
 Meningkatkan citra IBI dalam meningkatkan mutu
pelayanan yang diberikan bidan
 Terbentuknya lembaga yang akan menilai ada atau
tidaknya pelanggaran terhadap Kode Etik Bidan
Indonesia
 Meningkatkan kepercayaan diri anggota IBI
 Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bidan
dalam memberikan pelayanan
Pertimbangan membuat MPEB dan MPA
 Karena :
 Bidan dalam melaksanakan tugas profesi nya
kadang kala diprotes oleh keluarganya atau
masyarakat bahwa bidan telah membuat kesalahan/
kelalaian yang mendatangkan kerugian bagi pasien
yang ditolongnya.
 Kemungkinan kesalahan dan kelalaian dari
keluarganya pasien itu sendiri seperti pertolongan
keluarga sebelum pergi ke bidan
 Perubahan norma sosial budaya dalam masyarakat
juga perkembangannya ilmu dan pengaruh
lingkungan akan merupakan faktor yang dapat
memacu timbulnya pelanggaran etik untuk mencegah
timbulnya pelanggaran etik profesi
Bidan harus mengetahui norma dalam
hidup dimasyarakat
 Norma Agama
 Norma Hukum
 Norma Etik yaitu norma , sopan santun, adat istiadat
 Tugas dan wewenang MPA dan MPEB adalah
memberikan bimbingan dan pembinaan serta
pengawasan etik profesi meneliti dan menentukan ada
atau terhadap kesalahan atau kelalaian bidan dalam
memberikan pelayanannya etika profesi ialah norma
yang berlaku bagi bidan dalam memberikan pelayanan
profesinya seperti yang tercantum dalam kode etik bidan
MPEB dan MPA Tingkat Nasional

1. Anggota MPEB MPA


 Mantan pengurus IBI yang potensial
 Anggota yang mempunyai perhatian tinggi
untuk mengkaji berbagai aspek dan
perubahan serta pelaksanaan kode etik
bidan, pembelaan anggota dan yang
menyangkut hak serta perlindungan
anggota
 Anggota yang berminat di bidang hukum
2. MPEB dan MPA merupakan majelis yang independen
yang berkonsultasi dan berkoordinasi dan Pengurus
Inti dalam organogram IBI tingkat Nasional
3. MPEB secara intern memberikan saran, pendapat
dan buah pikiran tentang masalah pelik yang sedang
dihadapi, khususnya yang menyangkut pelaksanaan
kode etik bidan dan pembelaan anggota
4. MPEB dan MPA bertugas untuk mengkaji, menangani
dan mendampingi anggota yang mengalami
permasalahan dalam praktek kebidanan dan masalah
hukum
5. Kepengurusan MPEB dan MPA terdiri dari
Ketua,Sekretaris, Bendahara dan Anggota
MPEB di Tingkat Nasional
 Mempelajari dan mengidentifikasi etika profesi, dan
kode etik bidan
 Menyusun pedoman pembinaan etik bagi bidan
 Meningkatkan penerapan kode etik bidan melalui
pelatihan dan seminar
 Membina, mengembangkan dan mengawasi penerapan
kode etik secara berkala/ berkesinambungan
 Mengkaji pelaksanaan etika profesi dan kode etik bidan
 Menindak lanjuti masalah yang tidak dapat diselesaikan
oleh MPEB provinsi
 Menelaah laporan penyimpangan kode etik bidan dari
PD/PC IBI
MPA di Tingkat Nasional
 Mempelajari Standar Pelayanan Kebidanan
 Mengidentifikasi dan mempelajari peraturan,
ketentuan kebijakan dibidang hukum yang
berkaitan dengan praktek bidan
 Memberikan perlindungan/pengayoman
kepada anggota IBI dari sanksi Hukum yang
tidak adil( melalui advokasi hukum dari sudut
pandang profesi)
 Meneliti dan mempelajari kasus yang dihadapi
anggota IBI untuk memberi pembelaan
 Mengidentifikasi dan bekerja sama
dengan pengacara yang memahami
pelaksanaan praktek kebidanan
 Melakukan pembelaan terhadap
anggota IBI yang tidak melanggar
ketentuan standar praktek kebidanan
 Menganalisa dan mendokumentasikan
laporan yang telah diselesaikan melalui
pengadilan
MPEB dan MPA di Tingkat Daerah
1. Anggota MPEB dan MPA Tingkat Daerah
adalah :
 Mantan pengurus IBI yang potensial
 Anggota yang mempunyai perhatian tinggi
untuk mengkaji berbagai aspek dan
perubahan serta pelaksanaan kode etik bidan
dan pembelaan anggota
2. MPEB dan MPA merupakan majelis yang
independen berada dibawah koordinasi
Pengurus Inti dalam organogram IBI
tingkat Daerah
3. MPEB secara intern memberikan saran,
pendapat dan buah pikiran tentang
masalah pelik yang sedang dihadapi,
khususnya yang menyangkut pelaksanaan
kode etik bidan dan pembelaan anggota
4. Kepengurusan MPEB dan MPA terdiri
dari Ketua, Sekretaris, Bendahara dan
Anggota
MPEB di Tingkat Daerah
 Mempelajari dan mengidentifikasi etika
profesi, dan kode etik bidan
 Meningkatkan penerapan kode etik bidan
melalui pelatihan dan seminar
 Membina, dan mengawasi penerapan kode
etik secara berkala/ berkesinambungan
 Bila terjadi penyimpangan pelaksanaan etika
profesi dan kode etik bidan, segera
melaporkan ke MPEB tingkat Pusat
MPA Di tingkat Daerah
 Mempelajari Standar Pelayanan Kebidanan
 Mengidentifikasi dan mempelajari peraturan,
ketentuan kebijakan dibidang hukum yang
berkaitan dengan praktek bidan
 Memberikan saran dan pendapat kepada Majelis
Pertimbangan Etik Bidan khususnya yang
menyangkut hak dan perlindungan anggota)
 Meneliti dan mempelajari kasus yang dihadapi
anggota IBI serta melaporkan ke MPA tingkat
Pusat
 Melakukan koordinasi dengan fihak terkait
 Menindak lanjuti kasus hukum sesuai dengan
kewenamgam dan kemampuan majelis
MPEB dan MPA di Tingkat Cabang
1. Anggota MPEB dan MPA Tingkat Cabang
adalah :
 Mantan pengurus IBI yaang potensial
 Anggota yang mempunyai perhatian tinggi
untuk mengkaji berbagai aspek dan
perubahan serta pelaksanaan kode etik bidan
dan pembelaan anggota
2. MPEB dan MPA merupakan majelis yang
independen berada dibawah koordinasi
Pengurus Inti dalam organogram IBI
tingkat Cabang
3. MPEB secara intern memberikan saran,
pendapat dan buah pikiran tentang
masalah pelik yang sedang dihadapi,
khususnya yang menyangkut pelaksanaan
kode etik bidan dan pembelaan anggota
4.Kepengurusan MPEB dan MPA terdiri dari
Ketua, Sekretaris, Bendahara dan
Anggota
MPEB Di Tingkat Cabang

 Mempelajari dan mengidentifikasi etika


profesi dan kode etik bidan
 Meningkatkan penerapan kode etik bidan
melalui pelatihan, seminar
 Membina, dan mengawasi penerapan kode
etik secara berkala/ berkesinambungan
 Bila terjadi penyimpangan pelaksanaan etika
profesi dan kode etik bidan, segera
melaporkan ke MPEB tingkat Pusat
MPA di Tingkat Cabang
 Mempelajari Standar Pelayanan Kebidanan
 Mengidentifikasi dan mempelajari peraturan,
ketentuan kebijakan dibidang hukum yang
berkaitan dengan praktek bidan
 Memberikan saran dan pendapat kepada Majelis
Pertimbangan Etik Bidan khususnya yang
menyangkut hak dan perlindungan anggota)
 Meneliti dan mempelajari kasus yang dihadapi
anggota IBI serta melaporkan ke MPA tingkat
Pusat
 Melakukan koordinasi dengan fihak terkait
 Menindak lanjuti kasus hukum sesuai dengan
kewenangan dan kemampuan majelis
BADAN KONSIL KEBIDANAN
 Dalam organisasi profesi bidan Indonesia hingga
saat ini belum terbentuk badan konsil
kebidanan.
 Secara konseptual badan konsil merupakan
badan yang dibentuk dalam rangka melindungi
masyarakat penerima jasa pelayanan dan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
 Konsil kebidanan Indonesia merupakan lembaga
otonom dan independent, bertanggung jawab
terhadap presiden sebagai Kepala Negara
TUGAS BADAN KONSIL KEBIDANAN

 Melakukan registrasi tenaga bidan


 Menetapkan standar pendidikan bidan
 Menapis dan merumuskan arah
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
 Melakukan pembinaan terhadap
pelanggaran praktik kebidanan
Konsil kebidanan Indonesia berfungsi
mengatur, menetapkan serta membina
tenaga bidan yang menjalankan praktik
kebidanan dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan
WEWENANG BADAN KONSIL
KEBIDANAN
 Menetapkan standar kompetensi bidan
 Menguji persyaratan registrasi bidan
 Menyetujui dan menolak permohonan registrasi
 Menerbitkan dan mencabut sertifikat registrasi
 Menetapkan teknologi kebidanan yang dapat
diterapkan di Indonesia
 Melakukan pembinaan bidan mengenai
pelaksanaan etika profesi yang ditetapkan
organisasi profesi
 Melakukan pencatatan bidan yang dikenakan
sanksi oleh organisasi profesi
KEANGGOTAAN KONSIL
KEBIDANAN
 Dari unsur DepKes 2 orang
 Lembaga konsumen 1 orang
 Bidan 10 orang
 Organisasi profesi terkait 4 orang
 Ahli hukum 1 orang
PERSYARATAN ANGGOTA KONSIL

 WNI
 Sehat jasmani dan rohani
 Berkelakuan baik
 Usia sekurangnya 40 tahun
 Pernah praktik kebidanan minimal 10
tahun
 Memiliki moral etika yang tinggi
KEANGGOTAAN KONSIL
Keanggotaan konsil berhenti karena:
1. Berakhir masa jabatan sebagai anggota
2. Meninggal dunia
3. Mengundurkan diri
4. Bertempat tinggal di luar wilayah RI
5. Gangguan kesehatan
6. Diberhentikan karena melanggar aturan
konsil
MEKANISME TATA KERJA KONSIL
 Memelihara dan menjaga registrasi bidan
 Mengadakan rapat pleno, dikatakan sah bila dihadiri
searuh tambah 1 unsur pimpinan harian
 Rapat pleno memutuskan:
1. Menolak permohonan registrasi
2. Membentuk sub-sub komite dan anggota
3. Menetapkan peraturan dan kebijakan
 Konsil kebidanan melakukan rapat pleno sekurang-
kurangnya 4 kali dalam setahun
 Konsil kebidanan daerah hanya mengambil
keputusan yang berkaitan dengan persoalan etika
profesi
 Ketua konsil, wakil ketua konsil, ketua komite
registrasi dan ketua komite peradilan profesi
merupakan unsur pimpinan harian konsil
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai